Anda di halaman 1dari 75

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

PUSAT BIAYA DALAM MENINGKATKAN KINERJA MANAJER


PADA PT. TRIMITRA SWADAYA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh

JESICA BR GINTING

NPM : 17510335
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
2021
ABSTRAK

JESICA BR GINTING, NPM : 17510335. Analisis Penerapan Akuntansi


Pertanggungjawaban Pusat Biaya Dalam Peningkatan Kinerja Manajer
Pada PT. Trimitra Swadaya Medan. Skripsi, tahun 2021.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis
pemanfaatan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer pusat
biaya serta untuk mengetahui penyebab terjadinya realisasi yang diperolehtidak
sesuai dengan target yang dianggarkan perusahaan. Sedangkan rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Mengapa terjadi selisih merugikan yang cukup besar?,
dan Apakah akuntansipertanggungjawaban telah digunakan sebagai alat penilaian
kinerja manajer pusat biaya pada PT. Trimitra Swadaya Medan?. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi
dokumentasi dan wawancara, sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu
metode analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya dalam penilaian
kinerja manajer pada PT. Trimitra Swadaya Medan masih belum dilaksanakan
secara maksimal, hal ini diketahui masih terjadi selisih yang cukup besar antara
realisasi dan anggaran dari tahun 2015 sampai tahun 2020 yang berkisar 2.04%
sampai 25,14%. Selain itu akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya dalam
penilaian kinerja manajer pada PT. Trimitra Swadaya Medan masih belum
dilaksanakan secara maksimal dimana pengeluaran biaya secara keseluruhan dari
tahun 2015 sampai tahun 2020 ternyata memberikan pengeluaran biayayang belum
sesuai target bagi perusahaan.

Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban dan Kinerja Manajer Pusat Biaya

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Pusat Biaya Dalam Peningkatan Kinerja Manajer

Pada PT. Trimitra Swadaya Medan.” Ini guna melengkapi tugas-tugas serta

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharmawangsa - Medan.

Peneliti menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum

sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman

yang peneliti miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati yang sangat

tulus peneliti menerima kritik dan saran serta masukan yang membangun dari para

pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Zamakhsyari bin Hasbullah Thaib, Lc, MA selaku Rektor pada

Universitas Dharmawangsa Medan

2. Bapak Sahnan Rangkuti, SE, MAP selaku Dekan pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Dharmawangsa.

3. Bapak Lukman Hakim Siregar, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharmawangsa.

ii
4. Bapak Drs. M. Iqbal, Ak, MM selaku Dosen Pembimbing I penulisan skripsi

ini.

5. Ibu Zuliana Zulkarnain, SE, Ak, M.Si selaku Dosen Pembimbing II penulisan

skripsi ini.

6. Seluruh Staf / Dosen Pengajar dan Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Dharmawangsa.

7. Bapak Adi Mulyono selaku Manager Area dan Ibu Vivi Romadona selaku

Kabag. Keuangan PT. Trimitra Swadaya Medan yang telah memberikan

kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengasuh dan membesarkan penulis

dengan penuh rasa cinta dan kasih saying yang tulus, yang memberikan

dorongan kepada penulis dan hanya doa yang dapat peneliti panjatkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, semoga kelak peneliti menjadi manusia yang berguna

bagi agama, keluarga, dan seluruh masyarakat.

9. Juga buat seluruh Keluarga Besar yang turut mendukung dan selalu menjadi

penyemangat bagi penulis selama menjalani perkuliahan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

10. Juga buat semua teman mahasiswa Universitas Dharmawangsa yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu, semoga sukses selalu untuk kita semua serta

tercapai cita-cita yang diinginkan dan terima kasih atas kebersamaan selama ini

yang menjadi bagian kehidupan yang tidak akan terlupakan.


Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang turut andil dalam penulisan skripsi ini dengan bantuan yang telah

peneliti dapatkan dari para pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi

ini, akhirnya dapat selesai dengan baik dengan menyerahkan diri dan senantiasa

memohon petunjuk serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa semoga amalan

dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula. Amen.

iii
Medan, November 2021

Peneliti

JESICA BR GINTING
NPM : 17510335
DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………..............................………… i

KATA PENGANTAR ……………....................................................................... ii

DAFTAR ISI…………………............................................................................... v

DAFTAR TABEL ………………………………..........................……………… viii

DAFTAR GAMBAR ………………....................................................………….. ix

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……….………......................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……………………......................................... 3

1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 4

1.4 Rumusan Masalah.............................………....................………… 4

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.6 Manfaat Penelitian …………........................................................... 5

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1. Uraian Teoritis..........................................................……............ 6

2.1.1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban …...................... 6

2.1.2. Pembagian Pusat Pertanggungjawaban ……......................... 7

2.1.3. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban …..….. 9

2.1.4. Sistem Pelaporan Dalam Akuntansi Pertanggung Jawaban.... 12

2.1.5. Kriteria Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pertanggung

Jawaban.................................................................................. 16

2.1.6. Pengertian dan Jenis Pusat Pertanggungjawaban Biaya ….... 21

2.1.7. Anggaran Biaya Sebagai Tolak ukur Pengendalian Biaya...... 23


2.1.8. Laporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya ........................... 24

2.1.9. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya ................................. 26

2.2. Penelitan Terdahulu …………………………..........……………. 28

2.3. Kerangka Pemikiran...................................................................... 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian……………………………..…………..…. 31

3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………….. 31

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ………….…………………............ 32

3.4. Jenis dan Sumber Data………………..…...........………………... 33

3.5. Teknik Pengumpulan Data…………………….…........……..…… 33

3.6. Teknik Analisis Data………………………………………....…... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan……………………..…………..…. 35

4.1.1 Sejarah Singkat dan Bidang Usaha Perusahaan……............ 35

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................... 37

4.1.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ............................ 37

4.2. Anggaran dan Realisasi Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya

Medan............................................................................................. 42

4.3. Pemanfaatan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai

Kinerja Manajer Pusat Biaya.......................................................... 46

4.4. Pembahasan……………………………………………………….. 51

4.4.1. Pemanfaatan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai

Kinerja Manajer Pusat Biaya............................................... 51


4.4.2. Penyebab Tidak Efisiennya Pengeluaran Biaya

Perusahaan ................................................................... 54

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………..………………………..…………..…. 59

B. Saran ………………………………………………………………. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Data Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya Medan Tahun

2015 sampai Tahun 2020………………........................…………. 2

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu……………………………………………… 28

Tabel 2.2 : Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang... 29

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian…………………………………………………. 32

Tabel 4.1 : Data Laporan Keuangan PT. Trimitra Swadaya Medan Tahun

2015 sampai Tahun 2020…........................................................… 50

Tabel 4.2 : Data Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya Medan Tahun

2015 sampai Tahun 2020……........................................................ 55


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………… 30

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Trimitra Swadaya Medan……………. 39


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu proses pengumpulan dan

pencatatan serta penyajian laporan yang berkaitan dengan data keuangan yang

terjadi dalam sebuah perusahaan. Pada hakekatnya laporan yang disajikan dapat

digunakan untuk membantu manajemen dalam memperoleh informasi akuntansi

yang berhubungan dengan pendapatan dan biaya sebagai ukuran kegiatan yang

telah dilaksanakan berdasarkan tanggung jawab yang telah ditetapkan.

Demikian juga dengan PT. Trimitra Swadaya Medan yang merupakan

perusahaan swasta bergerak dalam bidang distributor alat tulis kantor dan

perlengakapan pengemasan, yangdalam pemanfaatan sarana pembukuan kewajiban

fokus biaya untuk bekerja pada pameran kepala. Penggunaan pembukuan

kewajiban fokus biaya dilakukan dengan membandingkan rencana keuangan untuk

konsumsi dan pengakuannya,

Berdasarkan informasi dari perusahaan dengan asumsi bahwa perbedaan

yang tidak bersahabat terjadi di bawah 5%. Ini menunjukkan tanggung jawab yang

besar, namun dengan asumsi ada perbedaan yang cukup besar maka itu

menunjukkan tanggung jawab direktur keuangan tidak besar. Untuk jelasnya

berikut akan disajikan data penelitian berdasarkan laporan keuangan dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2020.

1
2

Tabel I.1
Data Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya Medan
Tahun 2015 sampai Tahun 2020

Anggaran Realisasi
Tahun %
Pengeluaran Biaya Pengeluaran Biaya
2015 148,739,838 156,568,250 5.26
2016 159,237,750 189,655,000 19.10
2017 192,802,440 209,022,000 8.41
2018 58,173,780 59,361,000 2.04
2019 96,336,240 105,631,000 9.65
2020 90,825,000 105,665,000 3.3%
Sumber : PT. Trimitra Swadaya Medan, 2021.

Data tersebut menunjukkan pengeluaran biaya yang mengalami penurunan

dan kenaikan, dimana pada tahun 2015 pengeluaran biaya yang dikeluarkan sebesar

Rp. 156,568,250. Pada tahun 2016 jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp. 189,655,000, sehingga terjadi peningkatan pengeluaran biaya sebesar

Rp. 209,022,000 atau peningkatan biaya sebesar 8,41%. Jumlah pengeluaran biaya

pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 59,361,000 sehingga terjadi peningkatan

pengeluaran biaya sebesar Rp. 2,04%.

Selanjutnya jumlah pengeluaran biaya pada tahun 2019 yaitu sebesar

Rp. 105,631,000 sehingga terjadi peningkatan pengeluaran biaya sebesar 9,65%.

Begitu juga dengan tahun 2020 jumlah pengeluaran biaya yaitu sebesar

Rp. 105,665,000 sehingga terjadi peningkatan pengeluaran biaya sebesar 3,30%.

Hal ini memberikan kesan bahwa kinerja manajer pusat biaya yangdalam halini

pengelola keuangan dalam mengelola keuangan kurang baik dan tidak ada

perbaikan selama 6 tahun terakhir.


3

Pentingnya akuntansi pertanggungjawabaan terhadap keuangan perusahaan,

maka akan dilakukan penelitian dengan judul Analisis Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Pusat Biaya Dalam Meningkatkan Kinerja Manajer

Pada PT. Trimitra Swadaya Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada maka permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Realisasi selisih anggaran dan realisasi di atas 5%

2. Akuntansi pertanggungjawaban belum digunakan dalam mengukur efisiensi

biaya.

3. Kinerja manajer pusat biaya belum sesuai dengan target perusahaan.

1.3. Batasan Masalah

Adapun penelitian ini hanya pada masalah analisis penerapan akuntansi

pertanggungjawaban pusat biaya terhadap kinerja manajer pada PT. Trimitra

Swadaya Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apa yang menyebabkan selisih yang ada di antara anggaran dan realisasi cukup

besar?.
4

2. Apakah akuntansi pertanggungjawaban telah digunakan sebagai perangkat

ujian eksekusi komunitas biaya pada PT. Trimitra Swadaya Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis selisih yang terjadi antara anggaran dan

realisasi cukup besar.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan akuntansi

pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya pada

PT. Trimitra Swadaya Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan tentang analisis penerapan

akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya terhadap kinerja manajer pada

PT. Trimitra Swadaya Medan.

2. Bagi Perusahaan, untuk perbaikan kinerja keuangan dimasa mendatang.

3. Bagi Universitas Dharmawangsa, dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa Dharmawangsa yang meneliti masalah yang sama.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Akuntansi Pertanggungjawaban

2.1.1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban sangat penting peranannya dalam penilaian

kinerja manajer. Dalam penerapannya akuntansi pertanggungjawaban

menghasilkan informasi yang sangat dibutuhkan bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan keuangan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban

merupakan informasi aktiva, pendapatan atau biaya yang dihubungkan dengan

manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggung jawaban tertentu.

Pengambilan keputusan keuangan memerlukan informasi akuntansi guna

memantau sampai seberapa jauh setiap manajer melaksanakan rencananya.

Akuntansi pertanggung jawaban merupakan keluaran sistem akuntansi

pertanggung jawaban. Menurut Gudono (2010: 222) ”Pada hakikatnya akuntansi

pertanggung jawaban adalah aspek sistem pengendalian manajemen, yang

berkaitan dengan pemberian informasi untuk memudahkan manajemen

mengendalikan kegiatan operasional dan mengevaluasi prestasi”.

Menurut Anthony, dkk (2011:.196) “Akuntansi pertanggungjawaban

adalah suatu organisasi yang dikepalai oleh manajer yang bertanggung jawab”.

Dalam kaitan ini, suatu organisasi diumpamakan sebagai kumpulan dari beberapa

pusat pertanggung jawaban yang digambarkan sebagai kotak-kotak dalam bagan

organisasi. Akuntansi pertanggung jawaban adalah bentuk akuntansi khusus yang

dipakai untuk mengevaluasi kinerja segmen bisnis.

6
7

Menurut Charles T. Horngren (2010:307) yang mendefinisikan bahwa:

Akuntansi pertanggung jawaban yaitu akuntansi pertanggung jawaban


adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat
pertanggung jawaban pada keseluruhan organisasi itu dan mencerminkan
rencana dan tindakan setiap pusat itu dengan menetapkan penghasilan
dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang
bersangkutan.

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang ada dalam

suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat pengawasan manajemen. Selain itu

sistem akuntansi yang menyusun dan melaporkan pendapatan serta biaya untuk

pusat pertanggung jawaban.

2.1.2. Pembagian Pusat Pertanggungjawaban

Bila masing-masing manajer bertanggungjawab atas wewenang dan tugas

yang dibebankan, mereka harus mengetahui dengan jelas wilayah di mana mereka

memiliki kebebasan untuk menjalankan wewenang dan tanggung jawab itu.

Wilayah itu mungkin berupa unit organisasi, sekumpulan kegiatan, atau departemen

tertentu. Dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban, wilayah dimana manajer

terikat oleh tanggung jawab tertentu, dan dimana manajer mempunyai kebebasan

tertentu untuk melakukan tanggung jawab itu disebut pusat pertanggung jawaban.

Menurut Mulyadi (2011:425) bahwa:

Pusat pertanggung jawaban dapat dibagi 4 (empat) tipe yaitu :


a. Pusat Biaya
b. Pusat Pendapatan
c. Pusat Laba
d. Pusat Investasi.
8

Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan pembagian pusat pertanggung

jawaban secara satu persatu.

a. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah bagian yang dalam aktivitasnya menjadi tanggungjawab

manajer yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja manajer dengan

membandingkan antara pengeluaran biaya yang dianggarkan dengan realisasi

pengeluaran biaya dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan adalah bagian yang manajernya diukur dengan besarnya

penghasilan yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pengeluaran biaya

yang ada.

c. Pusat Laba

Pusat laba adalah bagian yang manajernya diukur prestasi dengan banyaknya

laba yang diperoleh dari penghasilan setelah dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan.

d. Pusat Investasi

Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasi dengan

menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawban tersebut dengan

investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa

rasio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba

tersebut.
9

Pusat pertanggung jawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai suatu

sasaran tertentu, baik hal itu merupakan sasaran tunggal ataupun sasaran majemuk.

Sasaran-sasaran tersebut sering pula disebut sebagai objektif yang harus dicapai.

Dalam kaitan ini, dapat dimengerti apabila sasaran dari masing-masing individu

dalam tiap-tiap pusat pertanggung jawaban itu harus selaras, serasi dan seimbang

dalam usaha mencapai sasaran dari organisasi secara keseluruhan. Sasaran umum

organisasi biasanya diputuskan dalam suatu proses perencanaan strategis yang

dalam hal ini diasumsikan telah ditetapkan sebelum awal proses pengendalian

dimulai.

2.1.3. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggung jawaban memerlukan data yang diproses sehingga

dapat menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai informasi tersebut. Data

yang digunakan pada sistem akuntansi pertanggung jawaban dapat dibedakan atas

dua jenis yaitu data historis dan data taksiran (estimasi) berdasarkan kepada dua

jenis data yang dipergunakan maka informasi yang dihasilkan akuntansi

pertanggungjawaban adalah informasi historis (masa lalu) dan informasi masa yang

akan datang. Informasi yang akan datang digunakan dalam proses perencanaan,

khususnya dalam perencanaan anggaran.

Mulyadi (2011:174) menyatakan bahwa “Informasi akuntansi pertanggung

jawaban yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat dalam

penyusunan anggaran dan informasi masa lalu bermanfaat untuk menilai kinerja

pusat pertanggung jawaban dan memotivasi manajer tersebut”. Dari kutipan diatas

dapat dikemukakan bahwa manfaat dari informasi akuntansi pertanggungjawaban


10

ada 3 (tiga) yaitu menyusun anggaran, menilai prestasi manajer dan pemotivasi

manajer.

Berikut penjelasan ketiga manfaat dari informasi akuntansi pertanggung

jawaban tersebut.

a. Menyusun anggaran

Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan

dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan

ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk

memungkinkan melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk

memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan

tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.

Penyusunan anggaran dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggung

jawaban, yang mengukur nilai sumber daya yang disediakan selama tahun

anggaran.

Adapun definisi anggaran menurut Nafarin (2015: 11) sebagai berikut:

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun

berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana

tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif

untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi

dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban

yang mengukur nilai sumber daya disediakan selama tahun anggaran bagi

manajer untuk mencapai sasaran yang mencakup jangka panjang waktu satu tahun.
11

b. Menilai prestasi manajer

Informasi akuntansi pertanggung jawaban merupakan informasi yang penting

dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi karena informasi

tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung

jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan

dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan

pendapatan dan biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan

informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang

bertanggung jawab.

Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggung jawaban mencerminkan

nilai yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya

untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan.

c. Pemotivasi manajer

Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan

bertujuan. Pemotivasi adalah suatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya

prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Orang

akan memiliki motivasi untuk berusaha jika ia memiliki nilai penghargaan yang

tinggi. Jika dalam struktur penghargaan perusahaan, informasi akuntansi

merupakan bagian yang signifikan, maka informasi akuntansi ini akan berdampak

terhadap motivasi manajer melalui dua jalur berikut ini :

1). Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan

mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Jika struktur

penghargaan sebagian didasarkan atas informasi akuntansi, maka manajer


12

akan memiliki keyakinan bahwa kinerjanya yang diukur dengan informasi

akuntansi pertanggung jawaban akan diberi penghargaan yang sebagian besar

didasarkan atas informasi akuntansi. Kemungkinan kinerja akan memperoleh

penghargaan inilah yang memotivasi manajer untuk meningkatkan usaha.

2). Secara tidak langsung informasi akuntansi pertanggung jawaban berdampak

terhadap motivasi melalui nilai penghargaan. informasi akuntansi pertanggung

jawaban digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Jika struktur

penghargaan sebagian besar didasarkan atas informasi akuntansi, manajer akan

memperoleh kepuasan. Kepuasan manajer atas penghargaan yang diterimanya

dipengaruhi oleh penilaian manajer atas kepantasan tersebut. Tinggi rendahnya

kepuasan manajer atas penghargaan yang diterimanya berdampak atas tinggi

rendahnya nilai penghargaan. Faktor yang terakhir ini berdampak terhadap

motivasi manajer untuk berusaha.

2.1.4. Sistem Pelaporan Dalam Akuntansi Pertanggung Jawaban

Penyajian laporan pertanggung jawaban dimaksudkan untuk memungkinkan

setiap manajer melakukan pengolahan keuangan yang ada di perusahaan. Setiap

manajer mempunyai wewenang untuk mengawasi atau memantau terhadap

pengelolaan keuangan yang ada. Laporan pertanggung jawaban merupakan suatu

alat pertanggung jawaban bagi tiap-tiap pusat pertanggung jawaban yang

bersangkutan. Laporan kepada berbagai tingkat manajemen dapat dibagi atas

laporan kerja dan laporan informasi. Pemisahan yang jelas karena masing-masing
13

mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda. Menurut Sumarsan (2017: 81)

laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kerja mempunyai tujuan :

a. Menyusun perencanaan, proses pelaksanaan, alat pengendalian, dan


penilaian kinerja perusahaan.
b. Menyusun tugas dan tanggung jawab yang jelas antara karyawan dan
departemen dalam perusahaan.
c. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan dan
departemen yang memiliki keahlian dan kompetensi.
d. Memudahkan untuk mencapai sasaran organisasi.
e. Menumbuhkan motivasi terhadap unit bisnis untuk meningkatkan
kreativitas dan inovatif.
f. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan strategi manajemen secara
efektif.

Laporan informasi disusun dengan maksud agar para manajer dapat

memperoleh informasi yang relevan dengan bidang mereka, walaupun tidak perlu

berkaitan langsung dengan tanggung jawab spesifik atas prestasi mereka. Laporan

informasi mencakup bidang sasaran yang berbeda dan lebih luas dari pada laporan

prestasi kerja.

Menurut Mulyadi (2011:391) laporan akuntansi pertanggung jawaban

disusun dengan dasar sebagai berikut :

a. Jenjang terbawah yang diberi laporan pertanggung jawaban biaya


adalah tingkat manajer bagian.
b. Manajer jenjang terbawah yang diberi laporan pertanggung jawaban
biaya adalah biaya yang berisi rincian realisasi biaya dibandingkan
dengan anggaran biaya yang disesuaikan.
c. Manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai biaya
pertanggung jawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang
dikeluarkan oleh manajer-manajer yang berada dibawah
wewenangnya yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan
anggaran biaya yang disusun untuk masing-masing manajer yang
bersangkutan.
d. Semakin keatas laporan pertanggung jawaban biaya disajikan
semakin ringkas.
14

Menurut Matz dan Usry (2010:274) bahwa “Laporan yang dihasilkan oleh

fungsi akuntansi pendapatan dan biaya pada perusahaan yaitu : Laporan neraca,

Laporan laba rugi, dan Ratio-ratio yang digunakan”.

Dalam merancang sistem pelaporan pertanggung jawaban, langkah pertama

yang harus diperhatikan adalah pembentukan garis wewenang dan tanggung jawab

yang terlihat dalam bagan organisasi. Laporan informasi mencakup bidang sasaran

yang berbeda dan lebih luas daripada laporan pelaksanaan kerja. Dalam jangka

pendek, laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kerja lebih penting ketimbang

laporan informasi karena adanya kebutuhan langsung dan mendesak agar

perusahaan berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi untuk jangka panjang,

laporan informasi yang berkaitan dengan kemajuan dan pertumbuhan usaha juga

penting.

Tujuan dari laporan pertanggung jawaban pusat investasi adalah mendorong

para manajer untuk meningkatkan pendapatan atau laba dengan sumber data atau

biaya yang ada. Dengan demikian bahwa laporan pertanggung jawaban investasi

mempunyai dua pertanggung jawaban yaitu terhadap biaya dan juga terhadap

pendapatan. Dalam mempertanggung jawabkan pendapatan manajer harus

meningkatkannya dengan modal yang ada dan dalam mempertanggungjawabkan

biaya atau sumber dana.

Setiap pusat pertanggung jawaban dalam perusahaan menjalankan peranan

yang telah ditentukan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama laporan

kinerja adalah untuk menyampaikan pengukuran hasil kerja, hasil aktual dan

penyimpangan yang terjadi. Selain itu laporan kinerja juga memberikan


15

pendalaman yang penting pada manajemen mengenai segala efisiensi operasional

adalah sampai berapa jauh laporan kinerja memenuhi kebutuhan untuk melakukan

pengukuran dan pengambilan keputusan para pemakai laporan tersebut.

Komunikasi merupakan suatu masalah yang rumit dihadapi oleh manajemen

dan masalah tersebut banyak dapat diperingan oleh laporan kinerja, jika kebutuhan

dan pengalaman yang berlainan dari pemakaiannya ikut dipertimbangkan. Laporan

kinerja mengungkapkan masalah perilaku yang penting karena inefisiensi maupun

efisiensi perorangan dapat ditetapkan dan dilaporkan. Laporan kinerja harus dibuat

sesuai dengan karakteristik lingkungan perusahaan. Menurut Matz dan Usry

(2010: 272) laporan harus berlandaskan pada mutu dan ciri-ciri pokok sebagai

berikut :

a. Laporan harus sesuai dengan bagan organsiasi.


b. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan.
c. Laporan harus cepat dan tepat waktu.
d. Laporan harus diterbitkan secara teratur.
e. Laporan harus mudah dimengerti.
f. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak
berlebihan.
g. Laporan harus memberikan angka-angka yang dapat
diperbandingkan.
h. Laporan harus membuat analisis.
i. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam
unit fisik maupun dalam nilai uang.
j. Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisienan dan ketidak
efisienan dalam departemen.

Dari uraian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu laporan yang

baik adalah apabila laporan tersebut memenuhi kriteria atau ciri-ciri pokok yang

diantaranya sesuai dengan bagan organsiasi, isi laporan harus konsisten setiap kali

diterbitkan, cepat dan tepat waktu, diterbitkan secara teratur, memberikan perincian
16

yang cukup namun tidak berlebihan, untuk manajemen operasi harus dinyatakan

baik dalam unit fisik maupun dalam nilai uang.

2.1.5. Kriteria Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pertanggung Jawaban

Setiap organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia sebagai penggerak

organisasi, tanpa adanya manusia organisasi tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya. Untuk itu semua manajer harus mampu mengefektifkan semua sumber

daya yang dimilikinya. Menurut Charles T. Horngren (2010:324) menyatakan

bahwa “Kinerja adalah suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang diazaskan atas

kecakapan (pengalaman dan kesungguhan) serta waktu.” Dari pengertian kinerja

diatas dijelaskan untuk memperoleh kinerja yang baik, seorang manajer harus

mampu melaksanakan segala tugas yang telah dibebankan dan bertanggung jawab

terhadap hasil yang diperoleh, sehingga memberikan motivasi yang cukup kuat dan

efektif yang akan saat berarti bagi organisasi.

Menurut Mulyadi (2011:416) yang menyatakan bahwa “Penilaian kinerja

adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya”. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku

yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik dari hasil kinerja pada waktunya atas

penghargaan.
17

Menurut Mulyadi (2011:416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh

manajemen untuk :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisiensi melalui


pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atas mereka menilai kinerja manajer.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Menurut Mulyadi (2011:420) penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua

tahap, yaitu :

a. Tahap persiapan ada tiga tahap rinci


1). Penentuan daerah pertanggung jawaban dan manejer yang
bertanggung jawab
2). Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
3). Pengukuran kinerja sesungguhnya .
b. Tahap penilaian terdiri dari empat rinci
1). Pembanding kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2). Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
3). Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang
digunakan.
4). Untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Dengan mengevaluasi penilaian kinerja manajer pusat pertanggung jawaban

ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Menurut

Anthony (2011:300) mengemukakan bahwa : “Efisiensi merupakan perbandingan

antara keluaran dengan masukan atau jumlah keluaran yang menghasilkan dari satu

input yang kita pergunakan.”


18

Dengan kata lain efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu

kegiatan atau pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematika, atau

merupakan perhitungan rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input).

Sedangkan pengertian efektivitas menurut Anthony (2011:201) adalah “Hubungan

antara keluaran suatu pusat pertanggung jawaban dengan sasaran yang

harus dicapai.” Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang

tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu berhubungan erat dengan tujuan organisasi, sedangkan efisiensi

tidak ekonomis dimaksudkan sebagai penggunaan sumber daya ekonomis atau

seminimal mungkin. Suatu pusat pertanggung jawaban dalam melaksanakan harus

memenuhi ketiga kriteria tersebut diatas.

Penilaian manajer yang beroperasi di perusahaan menggunakan

perbandingan realisasi dan prestasi kerja di perusahaan tersebut. Informasi

akuntansi yang dipakai dalam pengukuran kinerja manajer adalah dana atau modal

yaitu sebagai masukan (input) dan laba yang dihasilkan (output). Menurut Anthony

(2011:387) menyatakan bahwa “Pada suatu pusat pertanggungjawaban, laba ini

dibandingkan dengan dana operasi yang ditanamkan untuk dihasilkan“. Manajer

dituntut untuk meningkatkan laba atau mendapatkan laba dengan modal atau dana

yang ditanamkannya. Dalam hal ini menurut Anthony (2011:387) ada beberapa

cara untuk menilai kinerja manajer dalam suatu perusahaan, yaitu dengan

menggunakan :

a. Persentase hasil atas investasi (return on investment) atau ROI

b. Pendapatan residu (residual income)


19

Berikut penjelasannya.

a. Persentase hasil atas investasi (return on investment) atau ROI

Metode ini adalah suatu cara yang digunakan untuk melihat keberhasilan atau

berhasil tidaknya seorang manajer dalam menjalankan tugasnya. Dengan metode

ini pendapatan atau laba akan dibandingkan dengan dana yang ditanamkan.

Menurut Anthony (2011:389) menyatakan bahwa “ROI adalah sebuah rasio

pembilangnya adalah laba, seperti yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba

penyebutnya adalah dana operasi”. Adapun rumus Return On Investment (ROI)

adalah sebagai berikut :

Laba operasi
ROI = x 100 %
Aktiva operasi
Dimana :

Laba operasi = Laba sebelum bunga dan pajak

Aktiva operasi = Seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi.

Dengan adanya metode ini para manajer akan mengetahui seberapa tinggi

tingkat keberhasilan yang dicapainya dan mendorong para manajer untuk

meningkatkan prestasinya, yaitu dengan meningkatkan laba dengan modal yang ada

dan hal ini yang berhubungan dengan kelangsungan hidup dan peningkatan

perusahaan. Menurut Anthony (2011:388) menyatakan bahwa “Pada umumnya

manajer divisi mempunyai sasaran prestasi pertama, mareka harus menghasilkan

laba yang memadai dari sumber daya yang disediakan bagi mereka (tergantung juga

pada kendala-kendala hukum dan sosial), kedua mereka hanya dapat hasil

pengembalian yang memadai”.


20

Keunggulan dalam menggunakan ROI (Return On Investement) menurut

Anthony (2011:389) adalah sebagai berikut :

1). Mendorong manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara


penjualan, beban, dan investasi, sebagaimana diharapkan dari
seorang manajer pusat investasi.
2). Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi
3). Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi.

Sedangkan kelemahan dalam menggunakan ROI (Return On Investment)

menurut Anthony (2011:390) adalah sebagai berikut :

1). ROI mengakibatkan munculnya perhatian kepada profitabilitas


divisional yang sempit atas beban profitabilitas keseluruhan
perusahaan.
2). ROI mendorong para manajer untuk memperhatikan kepentingan
jangka pendek atas beban jangka panjang.

b. Pendapatan residu (residual income)

Metode ini bukan merupakan rasio perbandingan, namun metode ini dihitung

dengan mengurangkan biaya modal yang ada dari laba yang dilaporkan. Metode ini

jarang digunakan atau dipakai pada suatu perusahaan dalam menilai prestasi

manajer. Penilaian kinerja manajer pertanggung jawaban dimaksudkan untuk

mengetahui kerja atau untuk menilai prestasi para manajer dalam menjalankan

kegiatannya dalam rangka mendapatkan atau meningkatkan laba dengan modal

yang tersedia dalam perusahaan. Penilaian kinerja ini menghasilkan informasi yang

disampaikan kepada manajer berupa imbalan yang memadai dengan maksud agar

prestasi tersebut diulangi pada periode berikutnya sesuai dengan tujuan perusahaan.

Jika hasil yang dicapai tidak memuaskan, maka ada dua macam informasi

yang mungkin disampaikan, yaitu agar manajer yang bersangkutan melakukan

tindakan koreksi atau melakukan perbaikan atas rencana semula. Namun prestasi
21

yang baik tidak harus selalu merupakan prestasi yang sesuai dengan

rencana. Prestasi yang baik adalah prestasi yang konsisten dengan tujuan

perusahaan.

2.1.6. Pengertian dan Jenis Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Banyak jenis informasi dan data yang digunakan dalam pengambilan

keputusan, mengukur prestasi dan membantu manajer dalam mendayagunakan

sumber daya perusahaan secara efektif. Sehubungan dengan pertanggung jawaban

pusat biaya, maka informasi biaya yang diperlukan.Menurut Sofyan Syafri Harahap

(2011:38), mendefinisikan biaya yaitu “Cost adalah suatu jumlah tertentu yang

diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan atau barang lain yang

diserahkan, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang

yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau akan

diterima”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2011:427) mendefinisikan pusat biaya adalah

“Pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur diatas biayanya (nilai

masukannya)”. Eldon S. Hendriksen (2012:259) mendefinisikan pusat biaya adalah

“Suatu pusat pertangggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggungjawab

untuk biaya“

Dari kedua definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pusat

pertanggungjawaban biaya merupakan suatu unit organisasi dimana manajernya

dinilai berdasarkan biaya yang dikeluarkan pusat pertanggungjawaban. Seluruh

biaya yang terjadi atau seluruh kegiatan yang menyebabkan terjadinya biaya
22

tersebut dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban biaya.

Setiap masukan diukur dengan uang, sedangkan keluarannya diukur dengan satuan

uang. Dalam pusat biaya, manajer divisi atau depertemen diberikan tanggungjawab

untuk mengendalikan biaya yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan yang

mempengaruhi biaya tersebut. Namun biaya dalam pusat pertanggungjawaban

biaya tidak seluruhnya dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan, maka

dalam pengumpulan dan pelaporan biaya harus dipisahkan antara biaya yang

dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan.

Menurut Mulyadi (2011:166) “Biaya terkendali adalah biaya yang dapat

secara signifikan dipengaruhi oleh manajer dalam jangka waktu tertentu “. Istilah

signifikan tersebut adalah bahwa manajer dapat mempengaruhi biaya tidak secara

penuh (100%). Biaya yang dikendalikan hanya dapat dipengaruhi secara signifikan

(80% atau lebih) dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Mulyadi

(2011:167) mendefinisikan biaya tidak terkendali merupakan biaya yang tidak

dapat dikendalikan oleh manajer yang tidak bertanggungjawab atas biaya

pengeluaran. Akan tetapi biaya ini akan dapat dikendalikan oleh manajer diatasnya

atau manajer lainnya dalam organisasi. Istilah yang dapat menggambarkan

terkendali atau tidaknya biaya adalah terkendalinya seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa biaya

terdiri dari dua jenis bila dilihat dari bentuknya, yaitu biaya terkendali dan biaya

yang tidak terkendali.


23

Pusat biaya menurut Mulyadi (2011:82) dikelompokkan atas “Pusat Biaya

Enjiner (Engineer Expense Center) dan Pusat Biaya Diskresionary (Discretionary

Expense Center)”. Berikut penjelasannya:

1. Pusat Biaya Enjiner (Engineer Expense Center).

Menurut Bambang Supomo (2012:123) “ Pusat biaya enjiner adalah pusat

yang sebahagian masukannya mempunyai hubungan yang jelas dengan

keluarannya“. Contoh dari pusat biaya enjiner ini adalah bagian produksi yang

mengolah masukan berupa bahan baku dan tenaga kerja yang mempunyai

hubungan secara fisik dengan produksi atau jasa yang dihasilkan.

2. Pusat Biaya Diskresionary (Discretionary Expense Center).

Menurut Bambang Supomo (2012:123) “Pusat biaya discretionary

merupakan biaya yang sebahagian besar masukannya tidak mempunyai

hubungan yang jelas dengan keluarannya, karena sulit untuk

dikualifikasikan“. Misalnya adalah pengeluaran pada bagian akuntansi,

bagian personalia, bagian hubungan masyarakat, bagian riset dan

pengembangan serta bagian hukum dan keluaran dari bagian tersebut sulit

diukur dengan satuan uang dan tidak mempunyai hubungan fisik dengan

masukan.

2.1.7. Anggaran Biaya Sebagai Tolak ukur Pengendalian Biaya

Untuk tujuan pengendalian biaya, organisasi harus disusun sedemikian rupa.

Sehingga wewenang dan tanggungjawab manajer menjadi jelas. Anggaran

menghendaki adanya organisasi yang baik, dimana tiap – tiap manajer mengetahui
24

wewenang dan tanggungjawabnya. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu yang

tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran, maka akan mudah ditunjuk

siapa yang bertanggungjawab.

Menurut Garisson dan Norren (2010:344) mengemukakan bahwa “Setiap

permasalahan dalam anggaran menjadi tanggungjawab salah seorang manajer dan

manajer harus bertanggungjawab atas penyimpangan antara realisasi dengan tujuan

yang dianggarkan“. Pengendalian biaya harus disusun dengan tingkat manajemen

dalam organisasi.

Tiap manajer harus mengajukan rancangan anggaran biaya yang berada

ditanggungjawabnya, maka harus dirundingkan dengan memberitahukan kepada

manajer penyusunan anggaran biaya. Akan tetapi biaya ini akan dapat dikendalikan

oleh manajer lainnya dalam organisasi. Sehingga menciptakan peran serta dan

komitmen dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

2.1.8. Laporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Laporan pertanggungjawaban harus dirancang sedemikaian rupa yaitu

dengan dibentuknya garis–garis wewenang dan tanggungjawab yang terlihat

dalam organisasi setiap organisasi mewakili suatu bagian yang menyediakan

fakta–fakta yang diperlukan untuk semua tingkatan manajemen yaitu berupa

laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban merupakan suatu

program yang meliputi semua manajemen operasi dengan dibantu divisi akuntansi

biaya atau anggaran yang menyediakan laporan dalam bentuk harian, mingguan
25

dan bulanan. Menurut Eldon S. Hendriksen (2012:124) prinsip yang harus

diperhatikan dalam menyatakan laporan informasi pertanggungjawaban :

1. Konsep pertanggungjawaban harus diterapkan bahwa setiap


laporan biaya untuk seorang pejabat harus betul–betul merupakan
tanggungjawab pejabat yang bersangkutan.
2. Prinsip penyimpangan harus diterapkan untuk menghemat waktu,
tenaga dan biaya, maka setiap laporan hanya diarahkan untuk
menyortir hal–hal yang menyimpang dari rencana saja sehingga
dengan demikian maka manajemen hanya memusatkan
perhatiannya pada hal–hal yang penting saja.
3. Angka–angka harus disajikan dalam bentuk perbandingan,
perbandingan dilakukan antara pelaksanaan yang sesungguhnya
dengan budget atau ukuran lain yang logis untuk memudahkan
melihat terjadinya penyimpangan.
4. Laporan dikembangkan dalam bentuk ikhtisar untuk setiap tingkat
pimpinan yang lebih tinggi. Laporan yang ringkas dengan
jangkauan yang luas dan meliputi keadaan seluruh perusahaan.
5. Harus disertai keterangan yang jelas, atau sebaliknya menyertai
setiap laporan sehingga pembaca laporan akan mudah memahami
data yang disajikan dan mengarahkan perhatian pada hal yang
penting.

Menurut Gudono (2010:71) laporan pertanggungjawaban biaya disusun

dengan dasar sebagai berikut :

1. Jenjang terbawah diberi laporan atau tingkatan manajer bagian.


2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban
biaya yang berisi rincian realisasi biaya dibandingkan dengan biaya
yang disusunnya.
3. Manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai biaya pusat
pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang
dikeluarkan oleh manajer yang dibawah wewenangnya yang
disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang
disusun oleh masing–masing manajer yang bersangkutan.
4. Semakin ke atas laporan pertanggungjawaban biaya disajikan
semakin ringkas.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa laporan

pertanggungjawaban biaya disusun dengan dasar wewenang yang ada di

perusahaan disesuaikan dengan bentuk struktur organisasi perusahaan.


26

2.1.9. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya

Menurut Mulyadi (2011:132) “Penilaian kinerja adalah penentuan secara

periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya“. Penilaian pelaksana pekerjaan atau penilaian prestasi menunjukkan

suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang

karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing–masing secara keseluruhan.

Menurut Mulyadi (2011:416) manfaat penilaian kinerja meliputi :

1. Mengelola observasi organisasi secara efektif dan efisien melalui


pemotivasian karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
karyawan, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik pada karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

biaya kriteria yang digunakan adalah efisiensi dan efektivitas. Menurut Harahap

(2011:200) “Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau

pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep perhitungan ratio antara keluaran

(output) dengan masukan (input) “.

Pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan

antara kenyataan biaya yang dipergunakan dengan standar pembiayaan yang telah

ditetapkan yaitu gambaran tentang tingkat biaya tertentu yang diperlukan untuk

dapat menghasilkan sejumlah keluaran yang diperlukan untuk dapat menghasilkan

sejumlah keluaran tertentu.


27

Sedangkan menurut Harahap (2011:201) “Efektivitas merupakan kemampuan

untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan“. Pusat pertanggungjawaban biaya dikatakan efektif jika

mampu menggunakan sedikit masukan atau biaya – biaya untuk mencapai suatu

tingkatan keluaran tertentu, tetapi jika tinggal keluaran dari pertanggungjawaban

pusat biaya tidak atau kurang efektif. Pada pusat biaya membandingkan angka–

angka realisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Selisih antara angka

realisasi dengan anggaran kemudian diberi identitas yaitu berupa selisih yang

menguntungkan (favorable) dan selisih yang merugikan (unfavorable), selanjutnya

dianalisis penyebab terjadinya. Penilaian kinerja atau pengukuran prestasi manajer

menghasilkan informasi lain sebagai umpan balik. Prestasi yang baik yaituprestasi

yang konsisten dengan tujuan organisasi.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang

dibutuhkan oleh manajemen puncak untuk mengukur data menilai prestasi kinerja

manajernya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan untuk

mengukur prestasi manajernya adalah informasi akuntansi pertanggung jawaban

masa lalu. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2011:174) “ Informasi

akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi dimasa lalu bermanfaat

sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan memotivasi

manajer“. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang dipakai sebagai ukuran

kinerja manajer pusat biaya adalah biaya banyak masalah yang timbul dalam

pengukuran biaya sebagai ukuran kinerja, karena tidak ada akan biaya yang
28

seratus persen dapat dikendalikan oleh manajer yang memiliki wewenang

mengendalikan pusat biaya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu sehubungan dengan analisis penerapan akuntansi

pertanggungjawaban pusat biaya terhadap kinerja manajer akan disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Variabel Perbedaan
Nama Judul Penelitian Persamaan
Penelitian
Rudiyanto Analisis Penerapan Anggaran Sama-sama Membahas
(2012), Informasi Akuntansi Biaya dan membandingkan informasi
Fakultas Pertanggungjawaban Realisasi anggaran dan realisasi akuntansi
Ekonomi dan Pusat Biaya Pada Biaya biaya pertanggung
Bisnis- PT. Musim Mas jawaban pusat
Universitas Medan biaya
Dharmawangsa.
Yogi Setiyo Penerapan Informasi Informasi Sama-sama Membahas alat
(2017), Akuntansi Akuntansi membandingkan penilaian kinerja
Fakultas Pertanggungjawaban Pertanggung anggaran dan realisasi pusat biaya
Ekonomi dan Sebagai Alat jawaban dan biaya
Bisnis- Penilaian Kinerja Pusat Biaya

Universitas Pusat Biaya pada PT.

Dharmawangsa. Bangun Kubah


Sarana Medan
29

Stefanly (2017), Penerapan Akuntansi Sama-sama Membahas biaya


Fakultas Akuntansi Pertanggung membandingkan terkendali dan
Ekonomi dan Pertanggungjawaban jawaban dan anggaran dan realisasi tidak terkendali
Bisnis- Dengan Anggaran Pengendalian biaya
Universitas sebagai Alat Biaya
Dharmawangsa Pengendalian Biaya
Pada PT Gotrans
Logistic Cabang
Medan

2.3 Kerangka Berpikir

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu pertanggungjawaban atas

pusat laba, pusat aktiva, pusat pendapatan dan pusat biaya yang dibutuhkan dengan

manajer yang bertanggung jawab atas pertanggung jawaban dan dibantu divisi

akuntansi yang menyediakan laporan dalam bentuk harian, mingguan atau bulanan.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yang berupa informasi biaya

masa lalu bermanfaat sebagai penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

dan memotivasi manajer pusat biaya.

Akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan untuk mengukur prestasi

manajer pusat biaya adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya

masa lalu. Akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yang berupa

pertanggungjawaban pengeluaran biaya masa lalu bermanfaat sebagai penilaian

kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan memotivasi manajer pusat biaya.

Informasi biaya memberikan ukuran berapa jumlah biaya yang akan dikeluarkan,

sedangkan jumlah pendapatan yang memberikan ukuran penghematan biaya yang


30

diperoleh dengan adanya perolehan pendapatan yang didasarkan pada

pertimbangan kenaikan produktivitas.

Untuk jelasnya keterkaitan analisis penerapan akuntansi pertanggung

jawaban pusat biaya terhadap kinerja manajer dapat digambarkan berikut ini :

Akuntansi pertanggung jawaban


Pusat biaya

Anggaran Biaya Realisasi Biaya

Selisih Anggaran Dan Realisasi


Biaya

Menilai Kinerja
Manajer Pusat Biaya

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan

pendekatan penelitian yaitu pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan variabel yang

diteliti sehingga diperoleh kesimpulan yang berlaku secara umum. (Sugiyono,

2012: 11).

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Adapun definisi operasional penelitian dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya menurut Gudono (2010:222)

adalah aspek sistem pengendalian manajemen, yang berkaitan dengan

pemberian informasi untuk memudahkan manajemen mengendalikan kegiatan

operasional dan mengevaluasi prestasi.

2. Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2011:132) adalah penentuan secara

periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.

31
32

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian sudah tentu memiliki objek, agar penelitian dapat

terlaksana. Sesuai dengan hal tersebut, maka menetapkan objek pada PT. Trimitra

Swadaya Medan merupakan perusahaanswasta dalam bidang distributor alat-alat

tulis kantor dan perlengkapan pengemasan yang beralamat di Jl.Sisingamangaraja

KM. 10,8 Komp. Amplas Trade Center Blok E No. 2 Medan.

3.3.2. Waktu Penelitian

Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai

dilaksanakan pada bulan Juli 2021 sampai dengan selesainya dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Tahun 2021

Juli Agustus September Oktober Nopember


No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Pengumpulan Data

5. Penulisan Laporan/Skripsi

6. Bimbingan Skripsi

7. Ujian Meja Hijau


33

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam

bentuk keterangan serta dokumen yang diperlukan dalam penelitian sesuai dengan

topik penelitian seperti sejarah perusahaan, Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi

PT. Trimitra Swadaya Medan.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian yaitu data primer dan sekunder. Data

primer menurut Sugiyono (2012:137) “Data primer merupakan sumber data yang

lansgung memberikan data kepada pengumpul data”. Data sekunder menurut

Sugiyono (2012:137) “Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder

apabila peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak

lain”.

Data primer yang diperoleh langsungdari tempatpenelitian yang dalam hal

ini data-data Laporan Laba Rugi yang berkaitan dengan penerapan akuntansi

pertanggungjawaban pusat biaya dalam meningkatkan kinerja manajer pada

PT. Trimitra Swadaya Medan. Data sekunder yang merupakan data pendukung dari

objek penelitian berupa buku-buku, dokumen serta arsip yang bersangkutan dengan

penelitian.
34

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan

pegawai yang berwenang di perusahaan dan berkaitan langsung dengan topik

penelitian yaitu mengenai analisis penerapan akuntansi pertanggungjawaban

pusat biaya dalam meningkatkan kinerja manajer pada PT. Trimitra Swadaya

Medan.

2. Observasi.

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian yang

dilakukan langsung ke lapangan.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi menjelaskan cara sistem bekerja, termasuk apa, siapa, kapan, di

mana, mengapa, dan bagaimana entri data, pengelolaan data, sejarah singkat dan

struktur organisasi perusahaan.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis

deskiptif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara mengumpulkan, mengklarifikasi

data yang relevan dengan masalah yang diteliti untuk kemudian mengambil

kesimpulan dari hasil yang diteliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Trimitra Swadaya Medan

PT. Trimitra Swadaya Medan merupakan perusahaan distributor bagi

produk bahan-bahan packing dan ATK beralamat di Jl Sisingamangaraja KM 10,8

Komp. Amplas Trade Center Blok E No. 2 Medan. Perusahaan ini merupakan

perusahaan swasta yang didirikan dihadapan Notaris Merryana Suryana dengan

Akta nomor 27 pada tanggal 16 Agustus 2015. Seiring berkembangnya usaha ini

dan semakin meningkatnya penjualan produk bahan-bahan packing dan ATK, maka

pada tahun 1984 diangkat sebagai distributor yang akhirnya berganti nama menjadi

PT. Trimitra Swadaya Medan pada tanggal 1 Oktober 1989.

PT. Trimitra Swadaya Medan yang telah meraih dan mengikuti standar kerja

ISO (International Organization of Standardization) 9091 bekerja dengan

berpedoman pada visi dan misi perusahaan. Tujuan didirikannya PT. Trimitra

Swadaya Medan ini adalah sebagai profit oriented, artinya PT. Trimitra Swadaya

Medan merupakan jasa perantara antara Pihak Principle (Pabrik) dengan grosir,

karena Pihak Principle tidak boleh langsung untuk memasarkan produk hasil

produksinya kepada grosir (konsumen) harus melalui Pihak Distributor. Fungsi PT.

Trimitra Swadaya Medan sebagai media perantara dan hanya menghitung profit

berdasarkan selisih margin saja.

PT. Trimitra Swadaya Medan mendistribusikan produk-produk dari Pihak

Principle yang berada di Jakarta, Tangerang, Bandung, Solo, Malang. Adapun

35
35
36

ruang lingkup PT. Trimitra Swadaya Medan memiliki daerah pemasaran (coverage

area) meliputi Sumut, Nangroe Aceh Darussalam dan Riau. Untuk menunjang

operasional perusahaan, COO (Chief Operational Officer) mempunyai bawahan

yang memegang tanggung jawab masing-masing dengan bidangnya seperti :

1. Internal Audit

2. Kepala Bagian Administrasi

3. Kepala Bagian Gudang atau Logistik

4. Kepala Bagian Sales atau Supervisor

Di samping bagian-bagian tersebut, ada juga seksi-seksi atau urusan-urusan

lainnya yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, masing-masing penerapan

fungsi-fungsi tersebut merupakan pencapaian tujuan yang diharapkan oleh

perusahaan.

Perusahaan ini selalu berupaya menciptakan :

1. Kesempatan dan lapangan kerja seluas-luasnya serta membantu meningkatkan

kesejahteraan karyawan dan masyarakat.

2. Sistem kerja yang lebih profesional dan terlaksana dengan baik serta

berkesinambungan dan dilakukan sesuai kaidah-kaidah ekologi dan perhatian

serta kepedulian terhadap masyarakat.

3. Operasional perusahaan secara lebih efektif, efisien, profesional dan

diselenggarakan dengan tata cara yang baik sesuai dengan prinsip pengolahan

atau manajerial perusahaan yang baik dengan memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.


37

4.1.2. Visi dan Misi PT. Trimitra Swadaya Medan

1. Visi

Visi dari perusahaan adalah peningkatan penjualan plastik kemasan dan

alat-alat perlengkapan kantor agar terus dapat bersaing pada masa yang akan

datang. Dan juga ikut membantu pemerintah dalam memerangi pengangguran

dengan ikut sertanya masyarakat sebagai tenaga kerja di PT. Trimitra Swadaya

Medan.

2. Misi

Sedangkan misi dari PT. Trimitra Swadaya Medan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan nilai tambah kepada stakeholder untuk meraih pertumbuhan

individu dan kelompok yang berkesinambungan.

b. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya

secara optimal.

c. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi

para karyawan.

d. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

e. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Trimitra Swadaya Medan

PT. Trimitra Swadaya Medan adalah suatu perusahaan swasta yang

bergerak dalam bidang distribusi plastik Polyethylene Foam (PE Foam), Bubble

Pack, Stretch Film (Stretch Wrap), BOPP Tape (Lakban), Spunbond (kain furing,

bahan lakert), PE Plastik Pembungkus, Strapping Bond dan kebutuhan pengemasan


38

serta pengepakan barang lainnya. PT. Trimitra Swadaya Medan terus mengalami

kemajuan dan melakukan perluasan operasi dengan memperbanyak produknya.

Organisasi merupakan wadah dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi suatu sistem dari

aktivitas kerjasama yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih

memadai.

Struktur organisasi bagi perusahaan tidak selalu sama dengan perusahaan

lainnya walaupun sejenis, karena organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan

bentuk dan seluruh kegiatan perusahaan. Dalam menjalankan roda organisasi

perusahaan, PT. Trimitra Swadaya Medan menjalankan struktur organisasi garis

dan staf. Dalam struktur organisasi ini dikenal satu garis komando dimana para

bawahan melaksanakan tugasnya dan bertanggungjawab kepada atasannya.

Struktur organisasi menggambarkan pola hubungan antara dua orang atau

lebih dalam suatu wadah dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah

digariskan dalam struktur organisasi PT. Trimitra Swadaya Medan merupakan

sistem organisasi bentuk garis untuk menjamin kesatuan perintah dari Pimpinan

Perusahaan agar berjalan dengan cepat dan baik karena pada bentuk sistem

organisasi seperti ini jumlah orang yang diajak untuk berkonsultasi oleh Pimpinan

Perusahaan adalah relatif sedikit atau tidak sama sekali.

Berikut akan disajikan gambar dari struktur organisasi PT. Trimitra

Swadaya Medan.
39

GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. TRIMITRA SWADAYA MEDAN

DIREKTUR

WAKIL
DIREKTUR

CHIEF SALES MANAGER MANAGER


ACCOUNTING MANAGER TRANSPORTASI PERSONALIA
DAN LOGISTIK DAN UMUM

STAF GUDANG MEKANIK


ACCOUNTING

SUPERVISOR ADM UMUM PERSONALIA

Sumber : PT. Trimitra Swadaya Medan, tahun 2021.


40

Uraian Tugas

Secara umum dapat diberikan bentuk organisasi perusahaan dan uraian

tugas pada PT. Trimitra Swadaya Medan sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur mempunyai tugas

a. Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan

penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan di perusahaan.

b. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama

kepada produsen dan mitra salur.

c. Menentukan garis kebijakan umum dari program kerja perusahaan.

d. Mengarahkan dan meneliti kegiatan operasional perusahaan.

e. Melakukan evaluasi atas performance dan memberikan pengarahan dalam

penyusunan program-program untuk meningkatkan performance sesuai

target yang telah dibuat.

2. Wakil Direktur

Wakil Direktur mempunyai tugas

a. Membantu tugas Direktur dan mewakilinya apabila diperlukan.

b. Menyebarkan dan menerapkan kebijaksanaan serta mengawasi

pelaksanaannya.

c. Melaksanakan kontrak kerja dengan pihak luar

d. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada

setiap manajer dan menjalin hubungan kerja yang baik.


41

e. Memberikan laporan atau masukan tentang kinerja pejabat dan kegiatan

operasional kepada Direktur.

3. Kepala Keuangan

Kepala Keuangan mempunyai tugas

a. Membuat laporan keuangan kepada atasan secara berkala tentang

penggunaan uang.

b. Menyimpan atau menyetor uang ke bank setiap hari kerja

c. Mengendalikan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan sesuai

dengan hasil yang diharapkan

d. Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan, seperti biaya

operasional dan biaya administrasi.

4. Manajer Penjualan

Manajer Penjualan mempunyai tugas

a. Merumuskan kebijaksaaan yang berhubungan dengan bidang pemasaran

serta melakukan koordinasi dan pengawasan pelaksanaannya.

b. Mengatur distribusi produk sesuai dengan daerah pemasaran yang telah

ditentukan dan mencatat hasil penjualan.

c. Melakukan analisa pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan

perubahan permintaan.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran arus distribusi produk.

5. Manajer Transportasi dan Logistik

Manajer Transportasi dan Logistik mempunyai tugas

a. Mengkoordinir serta mengawasi segala urusan logistik.


42

b. Mengontrol persediaan barang

c. Membuat laporan permintaan persediaan dan pendistribusian barang di

gudang.

d. Bertanggung jawab atas pengadaan sarana transportasi untuk

pendistribusian barang.

6. Manajer Personalia dan Bagian Umum

Manajer Personalia dan Bagian Umum mempunyai tugas

a. Melakukan administrasi karyawan dan mengajukan usul-usul mengenai

karyawan sesuai ketentuan yang berlaku

b. Merekrut dan melatih karyawan baru yang dibutuhkan perusahaan.

c. Mengerjakan administrasi karyawan.

d. Pengadaan dan pengawasan penggunaan barang dan peralatan inventaris

perusahaan pada masing-masing departemen.

e. Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan gedung atau

inventaris dan keamanan kantor.

f. Mengawasi kegiatan keluar dan masuk, izin, mempersiapkan penggajian,

upah, cuti, pinjaman, angsuran dan lain-lain keperluan karyawan.

g. Memonitor dan melaksanakan pengiriman surat.

4.2. Anggaran dan Realisasi Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya Medan

PT. Trimitra Swadaya Medan adalah perusahaan swasta yang bergerak

dalam bidang industri ATK dan perlengkapan pengemasan, dimana

keseluruhan operasinya melakukan penjualan produk. Pemilik perusahaan bisa


43

melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang diterima

dan dapat melihat seberapa besar hubungan antara pendapatan dan biaya dalam

menghasilkan laba.

PT. Trimitra Swadaya Medan menggunakan pendekatan buttom up dalam

menyusun anggaran dimana anggaran disusun terlebih dahulu oleh manajer

kemudian diajukan ke tingkat manajemen atas yakni pengurus, kemudian

dibahas dalam rapat yang bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang

akan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Setelah

susunan anggaran disetujui oleh pengurus maka susunan anggaran segera

dijalankan.

Mencermati informasi laporan moneter tahun 2015 sampai dengan tahun

2019 disadari bahwa terdapat perbedaan yang terjadi cukup besar antara anggaran

dan realisasi pengeluaran biaya operasional perusahaan. Berdasarkan data dapat

diketahui bahwa pengeluaran biaya operasional yang dianggarkan ternyata lebih

besar dibandingkan dengan realisasinya. Dimana realisasi pengeluaran biaya

operasional dari tahun 2015–2019 sebagian besar melebihi jumlah yang

dianggarkan perusahaan. Di mana kepala komunitas pengeluaran dialokasikan

untuk memikul tugas mengatur konsumsi operasional dan pendapatan agar

diperoleh laba yang sesuai dengan yang diharapkan, yang disajikan dalam bentuk

anggaran.

Dengan tidak sesuainya jumlah pengeluaran biaya operasional yang

dianggarkan dalam realisasinya, hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajer pusat

biaya yang bertanggungjawab terhadap pengeluaran biaya operasional dalam


44

mengelola keuangan belum maksimal. Maka manajer harus mengambil keputusan

agar pengeluaran biaya operasional yang dianggarkan sesuai dengan realisasi

pengeluaran biaya operasional.

4.3. Pemanfaatan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menilai Kinerja

Manajer Pusat Biaya

Pemanfaatan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer

pusat biaya dilakukan dengan laporan anggaran pengeluaran biaya operasional.

Dimana salah satu hal yang cukup penting adalah pertanggung jawaban pusat biaya

yang diterapkan perusahaan. Demikian juga PT. Trimitra Swadaya Medan dalam

hal ini memanfaatkan rencana pengeluaran sebagai alat pengungkapan,

pemeriksaan pelaksanaan dan pengawasan biaya kerja yang direncanakan oleh

organisasi.

Dengan adanya keputusan mengenai pengawasan yang dicapai perusahaa,

untuk periode tahun berjalan perusahaan ini melakukan pengawasan dengan sistem

departementalisas. Selanjutnya cara pelaksanaan pengawasan pengeluaran biaya

operasional pada bagian keuangan adalah dengan menetapkan staf di setiap

departemen yang bertanggung jawab dan menyerahkan laporan setiap akhir bulan

kepada bagian penjualan.

Dalam menilai estimasi pameran pengawas fokus kewajiban biaya, standar

yang digunakan adalah meminimalisir pengeluaran biaya operasional serta

menelaah besar selisih anggaran dan realisasi pengeluaran biaya operasional.


45

Ada perbedaan yang sangat besar antara pengakuan dan rencana keuangan

dari 2015 hingga baru-baru ini di tahun 2020. PT. Trimitra Swadaya Medan

menilaipresentasi kepala pusat dengan membandingkan rencana keuangan dan

pengakuan yang terjadi, khususnya biaya kerja. Korelasi antara pengakuan dan

rencana pengeluaran akan mencerminkan efektivitas biaya dan pelaksanaan

supervisor fokus.

Berikut dapat dilihat selisih antara realisasi dan anggaran dari tahun 2015

sampai tahun 2020.

Tabel 4.2
Data Anggaran dan Realisasi Pengeluaran Biaya
PT. Trimitra Swadaya Medan
Tahun 2015 - 2020.

Tahun Anggaran Biaya Realisasi Biaya Selisih


2015 148,739,838 156,568,250 7,828,413
2016 159,237,750 189,655,000 30,417,250
2017 192,802,440 209,022,000 16,219,560
2018 58,173,780 59,361,000 1,187,220
2019 96,336,240 105,631,000 9,294,760
2020 90,825,000 95,631,000 4,806,000
Sumber : PT. Trimitra Swadaya Medan, 2021.

Perbandingan yang selisih menunjukkanPenggunaan rencana pengeluaran

sebagai pedoman kerja akan mencerminkan tampilan besar dan mengerikan para

pelopor pusat biaya. Jadi pengenalan biaya eksekutif daerah bergantung pada

tampilan tabel pemborosan biaya. Untuk kesempatan itu, sejauh mana pertunjukan

eksekutif itu hebat atau tidak, adalah kesalahan kecil antara rencana pengeluaran

dan pengakuan. Misalnya, semakin mudah kesalahan antara rencana penggunaan

dan pengakuan, semakin baik pameran pelopor otoritatif.


46

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pemanfaatan Akuntansi Pertanggung-jawaban dalam Menilai Kinerja

Manajer Pusat Biaya

Sesuai dari efek lanjutan dari pertemuan yang diarahkan dengan staf

accounting PT. Trimitra swadaya Medan, disadari bahwa masih terdapat perbedaan

yang besar antara rencana pengeluaran dan pengakuan pengeluaran. Dengan asumsi

ada selisih yang cukup besar, pameran pengawas moneter harus ditingkatkan

dengan melihat kesiapan rencana belanja tahun berikutnya. Selain itu, pembukuan

tanggung jawab digunakan dalam penilaian kinerja keuangan, yang berguna untuk

membatasi pengeluaran dan untuk mendapatkan penilaian kinerja administrator

keuangan yang baik.

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan memadai karena

telah memenuhi syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban. Dilihat dari syarat

yang pertama, yaitu struktur organisasi. Hasil penelitian menunjukkan

PT. Trimitra Swadaya Medan secara tegas telah menetapkan wewenang dan

tanggung jawab tiap tingkatan manajemen. Struktur organisasi yang dimiliki oleh

PT. Trimitra Swadaya Medan ini menganut sistem organisasi garis. Dimana dalam

bagan organisasinya terlihat ada kesatuan komando karena kepemimpinan berada

ditangan satu orang dan setiap bawahannya hanya bertanggungjawab terhadap satu

orang pemimpin saja.

Sesuai Dengan sasaran fungsional tersebut, para pimpinan yang terbantu

dengan kumpul-kumpulnya menyampaikan proposisi rencana belanja yang

diharapkan dapat melakukan latihan fungsional. Dengan adanya kerjasama


47

administrasi tingkat bawah dalam sistem perencanaan, maka perencanaan keuangan

yang dihasilkan akan menjadi lebih baik mengingat disesuaikan dengan kondisi di

lapangan sehingga dapat diandalkan untuk lebih mengembangkan pengendalian.

Dengan ini, terlihat bahwa PT. Trimitra Swadaya Medan telah menetapkan

anggaran dalam penyusunan rencana kerja.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan informasi akuntansi pertangung

jawaban pada PT. Trimitra Swadaya Medan diketahui masih tidak bekerja dengan

cara yang baik. Pemanfaatan data pembukuan pertanggungjawaban dapat dikatakan

baik apabila telah memenuhi kewajiban. Dalam percakapan ini, sangat mungkin

terlihat bahwa organisasi tidak memiliki pilihan untuk membatasi biaya sesuai

dengan jumlah yang dianggarkan. Hasil penelitian menunjukkan PT. Trimitra

Swadaya Medan telah melakukan pengkodean akun di setiap setiap biaya yang

ditimbulkan Susunan dan kode akun. PT. Trimitra Swadaya Medan sudah terkait

dengan kewajiban masyarakat dalam organisasi. Dengan ini, kode akun yang ada

telah mencerminkan otoritas komunitas kewajiban dan dapat memberikan

informasi mengenai pengeluaran biaya tersebut. Selain itu di dalam penggunaan

pembukuan pertanggungjawaban adalah laporan pertanggungjawaban PT. Trimitra

Swadaya Medan dalam hal ini menunjuk pada manajer pusat biaya telah

menjalankan tugas dan kerja dengan baik.

Hasil pemeriksaan dari evaluasi pelaksanaan bisa dikatakan kurang baik. Hal

tersebut dikarenakan PT. Trimitra Swadaya Medan belum menerapkan sistem

reward dan punishment yang jelas terhadap manajer pusat biaya, sehingga kinerja
48

dari manajer baik mengalami peningkatan maupun penurunan, perusahaan tidak

membuat suatu tindakan apa-apa terhadapnya.

4.4.2. Penyebab Tidak Efisiennya Pengeluaran Biaya Perusahaan

Terjadi selisih merugikan yang cukup besar antara realisasi dan anggaran

biaya dari tahun 2015 sampai tahun 2019 diakibatkan peningkatan biaya dalam

operasional perusahaan khususnya dalam proses pemasaran produk. Jadi secara

umum disimpulkan bahwa pameran keuangan organisasi dapat dilihat dari

perbedaan antara rencana pengeluaran dan pengakuan pengeluaran masih buruk.

Pemeriksaan besar-besaran perbedaan antara rencana keuangan dan pengakuan

biaya menunjukkan bahwa presentasi benar-benar harus ditingkatkan.

Berikut adalah data pengeluaran biaya pada PT. Trimitra Swadaya Medan

dari tahun 2015 sampai tahun 2020.

Tabel 4.3
Data Pengeluaran Biaya PT. Trimitra Swadaya Medan
Tahun 2015 sampai Tahun 2020

Anggaran Realisasi
Tahun Persentase
Pengeluaran Biaya Pengeluaran Biaya
2015 148,739,838 156,568,250 5,26%
2016 159,237,750 189,655,000 19,10%
2017 192,802,440 209,022,000 8,41%
2018 58,173,780 59,361,000 2,04%
2019 96,336,240 105,631,000 9,65%
2020 90,825,000 95,631,000 5,29%
Sumber : PT. Trimitra Swadaya Medan, 2021.
49

Data tersebut menunjukkan pengeluaran biaya yang mengalami penurunan

dan kenaikan, dimana pada tahun 2015 jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp. 148,739,838. Pada tahun 2016 jumlah pengeluaran biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 189,655,000 sehingga terjadi peningkatan pengeluaran

biaya sebesar 19,10 % yang disebabkan meningkatnya pengeluaran biaya

operasional perusahaan yang sesuai dengan bertambahnya operasional perusahaan.

Selanjutnya tahun 2017 jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 209,022,000

sehingga terjadi peningkatan pengeluaran biaya sebesar 8,41% yang disebabkan

bertambahnya operasional perusahaan. Hal ini dapat terjadi disebabkan

peningkatan pada aktivitas operasi normal perusahaan sehingga berdampak pada

peningkatan pengeluaran biaya.

Berdasarkan data juga dapat diketahui bahwa jumlah pengeluaran biaya pada

tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 59,361,000 sehingga terjadi peningkatan pengeluaran

biaya sebesar 2,04% yang disebabkan menurunnya aktivitas operasional

perusahaan. Selanjutnya jumlah pengeluaran biaya pada tahun 2019 yaitu sebesar

Rp. 105,631,000 sehingga terjadi peningkatan pengeluaran biaya sebesar 9,65%

yang disebabkan bertambahnya operasional perusahaan. Hal ini dapat terjadi

disebabkan peningkatan pada aktivitas operasi normal perusahaan sehingga

berdampak pada peningkatan pengeluaran biaya. Begitu juga dengan tahun 2020

jumlah pengeluaran biaya yaitu sebesar Rp. 105,665,000 sehingga terjadi

peningkatan pengeluaran biaya sebesar 5,29% yang disebabkan bertambahnya

operasional perusahaan. Hal ini dapat terjadi disebabkan peningkatan pada aktivitas

operasi perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan pengeluaran biaya.


50

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Trimitra Swadaya Medan

telah memadai, hal ini bisa dilihat dari syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban

yang telah diterapkan dengan baik yang berupa adanya struktur organisasi,

penyusunan anggaran yang menggunakan metode buttom up, pemisahan biaya

terkendali dan tidak terkendali, adanya klasifikasi kode rekening pada pencatatan

neraca dan laba rugi, serta adanya laporan pertanggungjawaban yang dihasilkan

oleh manajer berkaitan dengan pengeluaran biaya yang dianggarkan, realisasi serta

selisihnya.

Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban digunakan sebagai tolak ukur

kinerja manajer pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya. Sudah memiliki

standar yang ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manjer pusat

pertanggungjwaban. Adanya perbandingan antara realisasi dan anggaran untuk

mengukur prestasi manajer, dan memberikan penghargaan kepada manajer apabila

kinerjanya baik berupa bonus dan promosi jabatan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa akuntansi

pertanggungjawaban pusat biaya telah diterapkan di perusahaan, dimana yang

menjadi dasar dalam analisis akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yaitu

selisih antara target dan realisasi biaya. Hal ini menjawab rumusan masalah pertama

dalam penelitian ini bahwa perusahaan telah melakukan pemanfaatan akuntansi

pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer pusat biaya. Hal ini juga

berdasarkan hasil wawancara yang diketahui bahwa anggaran dengan pengeluaran

biaya merupakan dasar dalam analisis akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya.


51

Berdasarkan hasil wawancara juga dapat menjawab rumusan masalah kedua

yaitu faktor penyebab tidak mencapai target biaya perusahaan, dimana masih

adanya pengeluaran biaya yang melebihi jumlah yang telah dianggarkan

sebelumnya diantaranya akibat kenaikan harga dan sebagainya. Selain itu

perusahaan telah melakukan evaluasi yang efektif berkaitan dengan

pencapaian realisasi biaya dan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya

membantu dalam peningkatan dan pengoptimalan perolehan realisasi biaya telah

berhasil.

Pemanfaatan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer

pusat biaya dan faktor penyebab tidak mencapai target biaya perusahaan ini sesuai

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Raymond (2012) yang

menyimpulkan bahwa analisis penerapan informasi akuntansi pertanggung jawaban

pusat biaya telah diterapkan dengan baik terlihat dari sedikitnya selisih antara

anggaran dan realisasi biaya perusahaan.


52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Mengingat klarifikasi tentang analisis penerapan akuntansi

pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer pusat biaya pada PT. Trimitra

Swadaya Medan, kemudian, pada saat itu, pencipta memberikan tujuan dan ide.

5.1. Kesimpulan

Dilihat dari konsekuensi eksplorasi pada bagian sebelumnya, cenderung

untuk menyelesaikan beberapa hal, untuk lebih spesifik:

1. Pemanfaat akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya dalam penilaian kinerja

manajer pada PT. Trimitra Swadaya Medan masih belum dilaksanakan secara

maksimal, hal ini diketahui terjadi selisih yang cukup besar antara realisasi dan

anggaran dari tahun 2015 sampai tahun 2020 yang berubah dari 2,04% menjadi

25,14%.

2. Pengawas keuangan tidak berhati-hati dalam memprediksi pengeluaran biaya

hingga masih ada perbedaan yang cukup besar.

3. Akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya dalam penilaian kinerja manajer

pada PT. Trimitra Swadaya Medan masih belum terlaksana secara ideal dimana

pengeluaran biaya secara keseluruhan dari tahun 2015 sampai tahun 2020

ternyata memberikan pengeluaran biaya yang belum sesuai target bagi

perusahaan.

52
53

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka akan disajikan beberapa saran

yaitu :

1. PT. Trimitra Swadaya Medan hendaknya dapat menyajikan informasi

akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat biaya yang lebih

memadai agar dapat memberikan informasi yang transparan tentang kondisi

keuangan perusahaan untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

2. PT. Trimitra Swadaya Medan diharapkan dapat meminimalkan penyimpangan

yang terjadi antara anggaran dan realisasi biaya agar diperoleh efisiensi biaya

yang maksimal.

3. Pengelola yang fokus biaya harus lebih teliti dalam memutuskan biaya Kepala

komunitas harus lebih berhati-hati dalam memutuskan anggaran biaya agar

dalam realisasinya mampu mencapai target biaya yang diharapkan serta untuk

penelitian berikutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan dalam perbaikan kinerja manajer pusat biaya.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anthony, Dearden, dan Vijay Govindarajan. (2011). Sistem Pengendalian


Manajemen (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.

Bambang Supomo, 2012. Sistem Akuntansi Biaya (Edisi 3). Yogyakarta: Balai
Penerbitan Fakultas Ekonomi–Universitas Gadjah Mada.

Charles T. Horngren. (2010). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Eldon S. Hendriksen, 2012. Teori Akuntansi. Edisi Keempat, Jilid 1. Teremahan


Marianus Sinaga. Jakarta: Erlangga.

Garisson dan Norren, 2010. Manajerial Accounting. Edisi 14, Buku II, Terjemahan
Gunawan Hutagalung. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Gudono. (2010). Akuntansi Perencanaan dan Pengendalian. (Edisi 10) (Jilid 2).
Jakarta: Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Teori Akuntansi. Edisi: Revisi 2011, Jakarta:
RajaGrafindo Persada

Machfoedz. (2010). Anggaran Perusahaan, Pendekatan Kuantitatif (Buku 1) (Edisi


1). Yogyakarta: Balai Penerbitan Fakultas Ekonomi–Universitas Gadjah
Mada.

Matz, Adolf., & Usry, Milton. (2010).Akuntansi Laba Perencanaan dan


Pengendalian. (Edisi 8) (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. (2011). Akuntansi Biaya (Edisi 5). Yogyakarta: Aditya Media.

Nafarin, M. (2015). Penganggaran Perusahaan (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.

Raymond. (2012). Akuntansi Perencanaan dan Pengendalian (Edisi 10) (Jilid 2).
Jakarta: Erlangga.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-18, Penerbit Alfabeta,


Bandung

Sumarsan, T. (2017). Sistem Pengendalian Manajemen (Konsep, Aplikasi dan


Pengukuran Kinerja). Jakarta: Indeks.
Skripsi:

Rudiyanto, 2012. Analisis Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


Pusat Biaya Pada PT. Musim Mas Medan. Medan : Fakultas Ekonomi dan
Bisnis - Dharmawangsa

Stefanly, 2017. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran


Sebagai Alat Pengendalian Bi.aya Pada PT Gotrans Logistic Cabang
Medan. Medan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Dharmawangsa

Yogi Setiyo, 2017. Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai


Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya pada PT. Bangun Kubah Sarana
Medan. Medan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Dharmawangsa.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : JESICA BR GINTING

Tempat / tanggal lahir : Medan, 22 November 1999

Alamat : Jl. Platina I Link. IX - Titi Papan

Agama : Kristen Protestan

Jenis Kelamin : Perempuan

Nomor HP / Telp : 0813 7063 8438

Nama OrangTua :

1. Ayah : Adil Ginting

2. Ibu : Mastarina Maha

Pendidikan : 1. Tahun 2011 lulus SD Negeri 064010 – Kota Bangun

2. Tahun 2014 lulus SMP Negeri 32 Medan

3. Tahun 2017 lulus SMA Swasta Brigjend Katamso II

Medan.

4. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Dharmawangsa hingga saat ini.

Medan, Desember 2021


Penulis

JESICA BR GINTING
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : JESICA BR GINTING


NPM : 17510335
Program Studi : AKUNTANSI

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang


berjudul :

Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya Dalam


Peningkatan Kinerja Manajer Pada PT. Trimitra Swadaya
Medan.

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah
usulan penelitian skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Medan, Desember 2021


Yang membuat pernyataan,

Materai
Rp.10.000

JESICA BR GINTING

Anda mungkin juga menyukai