Anda di halaman 1dari 55

PENERAPAN R NCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PADA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA KEDIRI


AHUN 2014-2019

LAPORAN
PRAK IK KERJA LAPANGAN
(PKL)

Disusun oleh

ANDESI RATNA SARI


PM. 12.1.02.01.0245

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

F KULTAS EKONOMI

UNIVERSIT AS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2015

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun laporan PKL ini
tepat pada waktunya. Laporan PKL ini adalah hasil dari praktik kerja lapangan di
Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri yang dimulai dari tanggal 02 s/d 31 Maret
2015.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,


arahan serta petunjuk sehingga laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. H. Samari, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Nusantara PGRI Kediri.
2. Dra. Sri Aliami, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Nusantara PGRI Kediri.
3. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
4. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
untuk memberikan bimbingan, membina, memberi saran, dan mengarahkan
penulis sehingga laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasannya secara ikhlas di
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
6. Hariyono, SKM., M.Sc selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
kesempatan dan petunjuk pelaksanaan kerja praktik yang penulis laksanakan di
Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri.
7. Seluruh Staff dan karyawan pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri.
8. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan doa dan
dorongan baik moril maupun materiil demi kelancaran kuliah bagi penulis.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


9. Untuk sahabat-sahabat penulis kelas 3MA semuanya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas segala kebaikannya.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa


laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan laporan kerja praktik ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak lain untuk masa yang akan
datang sebagai bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan kerja praktik atau
pembuatan laporan kerja praktik.

Kediri, 07 April 2015


Penulis

ANDESI RATNASARI
NPM. 12.1.02.01.0245

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1


B. Tujuan PKL .......................................................................... 2
C. Manfaat PKL ........................................................................ 3
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ................................... 3

BAB II : TEMUAN DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi ....................................... 4


1. Gambaran Umum Kantor Lingkungan Hidup Kota
Kediri ............................................................................... 4
2. Visi dan Misi ................................................................... 5
3. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi .................. 5
4. Strategi dan Kebijakan ..................................................... 13
5. Renstra SKPD 2014 – 2019 .............................................. 15
B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial ............................. 23
1. Pengenaan PPh 21 Atas Honorarium ................................ 23

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


BAB III : ANALISIS DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi ....................................... 25


1. Organisasi Sektor Publik .................................................. 25
2. Perumusan Strategi dan Kebijakan SKPD ........................ 27
3. Renstra SKPD .................................................................. 28
B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial ............................. 41
1. Pengenaan PPh Pasal 21 Atas Honorarium ....................... 41

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 48
B. Saran .................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Penetapan Strategi Organisasi

Matrik SWOT Kantor Lingkungan Hidup ................................. 14

Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Kantor Lingkungan Hidup .......................... 16

Tabel 2.3 Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok

Sasaran dan Pendanaan Kantor Lingkungan Hidup .................... 18

Tabel 2.4 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada

Tujuan dan Sasaran Kantor Lingkungan Hidup ......................... 20

Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

Kantor Lingkungan Hidup ......................................................... 21

Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Kantor Lingkungan

Hidup Kota Kediri ..................................................................... 22

Tabel 2.7 Daftar Honorarium Panitia Pelaksanaan Kegiatan ..................... 24

Tabel 3.1 Tarif PPh Pasal 21 atas Honorarium .......................................... 43

Tabel 3.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Kantor Lingkunan Hidup .................. 43

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup .......................... 12

Gambar 3.1 Proses Perumusan Strategi ........................................................ 27

Gambar 3.2 Alur Perencanaan Pembangunan Daerah menurut

UU 25/2004 .............................................................................. 30

Gambar 3.3 Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan

Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik ......................... 32

Gambar 3.4 Skema Keterkaitan Instrumen-Instrumen dalam

Sistem ABK .............................................................................. 34

Gambar 3.5 Bentuk Pengisian SSP ............................................................... 45

Gambar 3.6 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas Honorarium ..................... 46

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan dari Kantor Lingkungan Hidup

Kota Kediri

2. Foto saat PKL bersama Staf Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

3. Daftar Hadir dan Kegiatan Harian PKL Mahasiswa

4. Kegiatan Mingguan PKL Mahasiswa

5. Lembar Penilaian Penampilan Kerja Mahasiswa

6. Lembar Penilaian Laporan PKL

7. Lembar Penilaian Ujian PKL

8. Hasil Akhir Penilaian PKL

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi,


maka kita memerlukan peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia
yang handal dan kompeten. Dengan demikian banyak lembaga pendidikan
atau universitas menerapkan suatu sistem yang dapat menciptakan tenaga
kerja yang kompeten dalam mengaplikasikan ilmunya di lapangan pekerjaan
yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara kita.
Melihat situasi dan kondisi yang sekarang ini, kita dituntut untuk bisa
menguasai ilmu yang kita terima didunia pendidikan dan dapat
mengaplikasikannya didunia bisnis atau kerja. Dalam mengaplikasikan
pengetahuannya mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan praktik kerja
langsung ke perusahaan yang biasa disebut Praktik Kerja Lapangan.

Praktik Kerja Lapangan adalah penerapan pelajaran yang sudah ada


dilingkungan fakultas, kemudian dipraktikkan dilapangan dalam hal ini dunia
kerja nyata. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan berisikan unsur-unsur
pendidikan dan penelitian. Pendidikan dilakukan dengan cara
memperkenalkan mahasiswa dengan dunia kerja kantor yang diperkenalkan
secara langsung oleh orang yang sudah berpengalaman di dalam kantor
tersebut. Praktik Kerja Lapangan adalah suatu mata kuliah dengan beban 4
SKS (sistem kredit semester), dan wajib dilaksanakan mahasiswa/i Strata I
(SI) yang telah memenuhi syarat tertentu serta juga telah menyelesaikan
jumlah SKS yang telah ditentukan.

Dunia usaha membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,


jujur dan memuaskan, cerdik dan pintar serta mempunyai latar belakang
pendidikan yang baik, maka dalam hal ini Universitas Nusantara PGRI Kediri
menjadikan program Praktik Kerja Lapangan ini menjadi suatu keharusan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan bidang studinya. Program yang
telah direncanakan pihak universitas untuk dapat menghasilkan dan
menciptakan hubungan timbal balik antar dunia usaha sebagai pencipta
kesempatan kerja dengan dunia pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja
terdidik. Selain itu juga dalam Praktik Kerja Lapangan diupayakan agar
mahasiswa/i benar-benar mengerti tentang tanggung jawab yang harus
dilaksanakan dalam dunia kerja.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Dengan Praktik Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan mampu


menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dunia kerja dan
mendapatkan ilmu serta pengalaman baru dalam dunia kerja. Tujuan dari
pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan
menerapkannya dalam dunia kerja.
2. Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab dan
berpikir maju.
3. Untuk mengembangkan cara berfikir mahasiswa/i agar bisa lebih cepat
dalam mengembangkan kemampuan diri.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik kerja Lapangan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi


mahasiswa, perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat. Adapun manfaat
Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain:
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang
diperoleh dibangku perkuliahan.
b. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia kerja.
c. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang
praktik.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a. Terjalinnya kerjasama “bilateral” antara universitas dengan instansi.
b. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman praktik kerja lapangan.
3. Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat membantu meringankan tugas-tugas karyawan.
b. Dapat bertukar ilmu dengan mahasiswa yang melakukan praktik kerja
lapangan.
c. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan atau perguruan
tinggi.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di Kantor Lingkungan

Hidup Kota Kediri yang berlokasi di Jalan Veteran No. 8 Kota Kediri.
Adapun pelaksanaan praktik kerja lapangan ini dilakukan selama 1 (satu)
bulan dimulai tanggal 02 Maret 2015 sampai dengan 31 Maret 2015 dengan 5
(lima) hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari jumat dan jam kerja
dimulai dari jam 08.00 – 14.00.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


BAB II

TEMUAN DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi


1. Gambaran Umum Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

Didalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 5 Tahun 2008


tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor
Lingkungan Hidup Kota Kediri merupakan unsur pendukung Walikota
Kediri yang mempunyai tugas penyusunan dan penyelenggaraan urusan di
Seksi Lingkungan Hidup, meliputi Perencanaan, Pengelolaan, Pencegahan,
Penangguhan, Pemulihan Kualitas Lingkungan serta Pelaksanaan
Pengendalian Pelayanan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Lingkungan Hidup Kota


Kediri menyelenggarakan fungsi, yaitu:

a. Melaksanakan penyusunan rencana program pada Kantor lingkungan


hidup;
b. Melaksanakan kebijakan pengelolaan lingkungan, pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan kualitas lingkungan;
c. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembenahan teknis
pencegahan, penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan
pemulihan kualitas lingkungan;
d. Memberikan pembinaan teknis mengenai analisis dampak lingkungan;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota yang
sesuai dengan tupoksinya.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


2. Visi dan Misi
Visi:
“ Terwujudnya Masyarakat Kota Kediri berwawasan lingkungan yang

nyaman dan sehat ”.

Makna dari Visi:

Sesuai tupoksi maka Kantor Lingkungan Hidup menjadikan


penggerak dalam perwujudan kondisi lingkungan nyaman dan sehat.
Makna dari nyaman adalah lingkungan yang segar dan sehat adalah
terhindarnya dari pencemaran lingkungan.

Dalam rangka mencapai visi tersebut diatas maka perlu ditetapkan


adanya misi sebagai dasar untuk membangun pondasi yang kuat dalam
menetapkan arah dan tujuan pembangunan. Maka misi Kantor Lingkungan
Hidup yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan sumber daya aparatur pemerintahan dan sarana prasarana


yang baik;
b. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;
c. Mewujudkan peningkatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam dan lingkungan hidup.

3. Tugas Pokok, Fungsi dan Stuktur Organisasi

Secara rinci tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor, Kasubag Tata
Usaha dan masing-masing Seksi (sebagaimana Peraturan Walikota Kediri
Nomor 51 Tahun 2008 tentang Tupoksi Kantor Lingkungan Hidup) dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Kepala Kantor

Kepala Kantor mempunyai tugas memimpin selama pelaksanaan


tugas, fungsi dan memberdayakan bawahannya dalam rangka
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi; serta

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

b. Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan


perencanaan bidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

1) Pelaksana koordinasi penyusunan program kerja Kantor


Lingkungan Hidup;
2) Pelaksanaan penyusunan anggaran rutin/pembangunan kantor
lingkungan hidup;
3) Pelaksanaan pengelolaan keuangan/anggaran;
4) Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan dan protokol;
5) Pengumpulan dan mensistimasikan data untuk penyusunan
program dan proyek Kantor Lingkungan Hidup;
6) Pelaksanaan analisis dan evaluasi serta pengendalian dalam
pelaksanaan program;
7) Pengawasan dan pengendalian anggaran Kantor Lingkungan
Hidup;
8) Pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan realisasi
APBD serta laporan pertanggungjawaban;
9) Pengurusan keuangan perjalanan dinas menyelesaikan tuntutan
ganti rugi, serta biaya lain sebagai pengeluaran Kantor
Lingkungan Hidup;
10) Penyusunan rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan tata usaha serta pemeliharaan perlengkapan dan
peralatan Kantor Lingkungan Hidup;
11) Penyusunan perencanaan dan mengurus pemeliharaan, kebersihan
dan keamanan kantor serta perjalanan dinas;

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


12) Pemrosesan tentang kedudukan hukum pegawai dan
mensejahterakan pegawai;
13) Penyiapan bahan untuk menyusun dan menyempurnakan
organisasi, tata laksana, kegiatan dokumentasi serta mengelola
perpustakaan Kantor Lingkungan Hidup; dan
14) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Pemulihan Kualitas dan Pengembangan Lingkungan

Seksi Pemulihan Kualitas dan Pengembangan Lingkungan


mempunyai tugas:

1) Melaksanakan pembinaan teknis pemulihan kualitas dan


pengembangan lingkungan;
2) Melaksanakan pemeliharaan kualitas dan pengembangan
lingkungan;
3) Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap kualitas lingkungan;
4) Melaksanakan pengembangan dan kapasitas lingkungan;
5) Pengelolaan kualitas air skala daerah;
6) Penerapan kelas air pada sumber air skala daerah;
7) Pemantauan kualitas air pada sumber air skala daerah;
8) Pengendalian pencemaran air pada sumber air skala daerah;
9) Pengawasan terhadap penataan persyaratan yang tercantum dalam
izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
10) Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap
penanggulangan pencemaran air skala kota pada keadaan darurat
dan / atau keadaan yang tidak terduga lainnya;
11) Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air skala daerah;
12) Perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
13) Perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


tanah;
14) Pemantauan kualitas udara ambien, emisi, sumber gerak dan tidak
bergerak skala daerah;
15) Pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor
lama secara berkala;
16) Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala
kota;
17) Pengawasan terhadap pentaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak skala
daerah;
18) Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan;
19) Koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman
hayati skala daerah;
20) Penetapan dan pelaksanaan kebijakan konservasi dan
pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati skala daerah;
21) Penetapan dan pelaksanaan pengendalian kemerosotan
keanekaragaman hayati skala daerah;
22) Pemanfaatan dan pengawasan pelaksanaan konservasi
keanekaragaman hayati skala daerah;
23) Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati
skala daerah;
24) Pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan
database kenekaragaman hayati skala daerah.

d. Seksi Pegawasan dan Pengendalian

Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas:

1) Melaksanakan pembinaan teknis pengendalian lingkungan;


2) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap lingkungan;
3) Melaksanakan peningkatan kapasitas pengendalian lingkungan;

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


4) Pengaturan terhadap pencegahan pencemaran dan perusakan
wilayah skala daerah;
5) Pengaturan terhadap pengendalian pencemaran dan/atau
perusakan wilayah skala daerah;
6) Penetapan lokasi pengelolaan konservasi wilayah daerah;
7) Pengawasan penataan instrumen pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan skala daerah;
8) Pemantauan kualitas lingkungan wilayah skala daerah;
9) Pengaturan pelaksanaan terhadap monitoring kualitas lingkungan
skala daerah;
10) Penegakan hukum terhadap peraturan pengendalian pencemaran
dan kerusakan yang dikeluarkan oleh daerah yang di limpahkan
kewenangannya oleh pemerintah;
11) Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala
daerah yang berkaitan dengan kebakaran dan/atau lahan;
12) Penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala daerah;
13) Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan
dan/atau lahan yang berdampak skala daerah;
14) Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup
yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan skala
daerah;
15) Penetapan kriteria kota baku kerusakan lahan dan/atau tanah kota
untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman
berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional;
16) Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah
akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat
berdampak skala daerah;
17) Pengawasan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomassa skala daerah;
18) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


akibat bencana skala daerah;
19) Penetapan kawasan beresiko rawan bencana skala daerah;
20) Penetapan kawasan yang berisiko menimbulkan bencana
lingkungan skala daerah;
21) Pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar
kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada
skala daerah;
22) Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang
bersangkutan;
23) Penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya
alam lingkungan.

e. Seksi Analisa Dampak Lingkungan

Seksi Analisa Dampak Lingkungan mempunyai tugas:

1) Melaksanakan pembinaan teknis analisa dampak lingkungan;


2) Melaksanakan pemantauan terhadap analisis dampak lingkungan;
3) Melaksanakan sosialisasi terhadap dampak lingkungan;
4) Pengendalian, pengelolaan dan pengawasan dampak lingkungan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
5) Izin pengumpulan limbah B3 pada skala kota kecuali minyak
pelumas/oli;
6) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah
B3 skala daerah;
7) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala daerah;
8) Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3
skala daerah;
9) Izin lokasi pengelolaan limbah B3;
10) Izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha
suatu kegiatan;

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


11) Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan di kota yang sesuai standar, norma
dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah;
12) Pemberian rekomendasi UKL dan UPL;
13) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi AMDAL dalam wilayah daerah; dan
14) Pengawasan terhadap pelaksanaaan pengelolaan dan pemantuan
lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan di
luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi AMDAL
dalam wilayah daerah.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


KEPALA KANTOR
Drs. NUGROHO HADI, MM
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19601108 198701 1 002

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA


ACHMAD SUWARNO
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19600925 198603 1 006

KASI PENGAWASAN DAN KASI PEMULIHAN KUALITAS DAN KASI ANALISA DAMPAK
PENGENGALIAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
RIDWAN, SKM. MM HARIYONO, SKM. M.Sc SENTOT ISWANTO, Spt. MMA
Penata Tk. I (III/b) Penata Tk. I (III/b) Penata Tk. I (III/b)
NIP. 19730922 200012 1 001 NIP. 19720409 199703 1 004 NIP. 19770505 200112 1 005

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


4. Strategi dan Kebijakan

Untuk lebih memfokuskan strategis Kantor Lingkungan Hidup


Kota Kediri dalam pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien,
diperlukan analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
dan kegagalan dengan menghitung nilai-nilai yang berkembang dalam
organisasi serta situasi dan kondisi.

Dalam merumuskan lingkungan strategis tersebut, Kantor


Lingkungan Hidup Kota Kediri menggunakan metode atau teknik analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threath) atau analisis
faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis tersebut
disajikan dalam tabel 2.1 dibawah ini.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 2.1

Analisis Penetapan Strategi Organisasi Matrik SWOT

STRENGTH WEAKNESS
1. Memiliki kewenangan 1. Jumlah dan kapasitas
FAKTOR dalam pengelolaan SDM
Lingkungan Hidup 2. Alokasi dana
INTERNAL 2. Komitmen dan operasional serta sarana
konsistensi pimpinan dan prasarana
organisasi 3. Koordinasi dengan
FAKTOR 3. Aparat yang komitmen instansi lain
EKSTERNAL 4. Perangkat organisasi 4. Pola pembinaan aparat
yang solid
5. Pola kerja yang baku
OPPORTUNITY S-O W-O
1. Undang-undang Nomor 1. Membangun sistem 1. Membangun sistem
32 Tahun 2009 tentang pelayanan prima mekanisme prosedur dan
Perlindungan dan 2. Membangun komitmen pilar kerja yang efektif
Pengelolaan Lingkungan seluruh aparatur dalam serta efisien untuk
2. Tuntutan akuntabilitas TUPOKSI untuk mewujudkan pelayanan
3. Perkembangan IPTEK mewujudkan prima
dan peran serta akuntanbilitas 2. Menambah jumlah
masyarakat SDM yang sesuai
dengan kebutuhan
organisasi
3. Membangun
profesionalisme aparatur
Kantor Lingkungan
Hidup untuk mendorong
peningkatan kerja
THREAT S-T S-W
1. Adanya sanksi pidana 1. Pendayagunaan sistem 1. Menerapkan pola kerja
bagi aparat informasi dan mediasi dan pola pembinaan
2. Kebijaksanaan yang antara BPLHD Jabar aparat yang serasi
tidak konsisten dan tidak dengan Kantor dengan potensi yang ada.
proporsional Lingkungan Hidup
dalam membangun
kebersamaan dan
kesatuan tindakan
dalam pengelolaan
lingkungan hidup
2. Meningkatkan
komitmen dan kinerja
aparatur
Sumber : KLH Kota Kediri 2015

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


5. Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

a. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Kantor


Lingkungan Hidup beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel
2.2 yang berisi mengenai hal-hal yang akan dicapai untuk 5 tahun ke
depan.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 2.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
TARGET KINERJA SASARAN PADA
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TAHUN KE-
1 2 3 4 5
1. Mewujudkan pelayanan prima Terciptanya kapasitas kelembagaan dan SD Terciptanya kapasitas sumber daya aparatur
90% 90% 90% 90% 90%
aparatur menuju tata pemerintahan yang baik yang profesional
dan profesional Terciptanya pelayanan administrasi yang
88% 90% 90% 90% 90%
berkualitas
Meningkatnya sarana prasarana kantor 88% 89% 90% 90% 90%
Terciptanya konsistensi sistem pelaporan
90% 90% 90% 90% 90%
capaian kinerja
2. Meningkatkan kualitas Meningkatnya pengendalian pencemaran dan Terciptanya pengelolaan persampahan 90% 90% 90% 90% 90%
lingkungan hidup melalui upaya kerusakan Linggkungan Hidup dengan Terciptanya pengendalian lingkungan sosial 90% 90% 90% 90% 90%
penegakan hukum lingkungan AMDAL Terciptanya pengendalian polusi 90% 90% 90% 90% 90%
serta pengendalian pencemaran Meningkatnya kepatuhan penegakan hukum Terciptanya pengendalian lingkungan hidup 90% 90% 90% 90% 90%
dan perusakan lingkungan hidup lingkungan dalam pengendalian pencemaran Terciptanya peningkatan kualitas dan akses
90% 90% 90% 90% 90%
dan kerusakan Lingkungan Hidup ingormasi SDA dan LH
3. Meningkatkan kelestarian Meningkatnya kelestarian kualitas dan fungsi Terciptanya perlindingan dan konservasi SDA 90% 90% 90% 90% 90%
kualitas dan fungsi lingkungan lingkungan Terciptanya RTH 90% 90% 90% 90% 90%
Sumber : KLH Kota Kediri 2015

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


a. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, dan
Pendanaan Indikatif
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif pada
Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri. Adapun penyajiannya pada
Tabel 2.3.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 2.4

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Kondisi Kinerja
Kondisi
pada awal Target Capaian Setiap Tahun
Kinerja pada
No Indikator periode RPJMD
akhir periode
Tahun1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Tahun 0 RPJMD
(2015) (2016) (2017) (2018) (2019)
Tingkat pencemaran udara,
1 12,36 % 11% 9% 9% 8% 7% 6%
air dan tanah
Persentase ketaatan pelaku
2 usaha terhadap peraturan 20 % 20 % 30 % 30 % 35 % 40 % 45 %
lingkungan
Cakupan Konservasi
3 (penghijauan sumber mata 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon
air/titik)

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 2.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri
Rasio antara Realisasi dan
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
Uraian Program Anggaran
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Pelayanan Administrasi
Rp. 265.245.400 Rp. 303.502.750 Rp. 251.725.203 Rp. 265.211.328 95 % 87%
Perkantoran
Peningkatan Sarana dan
Rp. 20.901.500 Rp. 42.840.250 Rp. 18.563.132 Rp. 32.141.132 89% 75%
Prasarana Aparatur
Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Rp. 900.000 Rp. 2.750.000 Rp. 900.000 Rp. 2.750.000 100 % 100 %
Kinerja dan Keuangan
Pengembangan Kinerja
- Rp. 671.110.100 - Rp. 636.615.100 - 95%
Pengelolaan Persampahan
Pengendalian Pencemaran dan
Rp. 282.213.600 Rp. 719.879.800 Rp. 276.108.777 Rp. 685.515.800 98 % 95 %
Perusakan Lingkungan Hidup
Perlindungan dan Konservasi
- Rp. 266.515.000 - Rp. 263.089.000 - 99 %
Sumber Daya Alam (SDA)
Peningkatan Kualitas dan Akses
Inforamsi SDA dan Lingkungan - Rp. 50.000.000 - Rp. 48.511.700 - 97 %
Hidup
Peningkatan Pengendalian Polusi Rp. 180.000.000 Rp. 428.030.500 Rp. 173.217.250 Rp. 417.172.040 96 % 97 %
Pengendalian RTH Rp. 197.786.400 Rp. 200.494.600 Rp. 183.806.900 Rp. 198.874.600 95% 99%

Sumber : KLH Kota Kediri 2015

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial
1. Pengenaan PPh Pasal 21 atas Honorarium Panitia Pelaksana
Kegiatan

Setiap kegiatan dalam bagian tahun anggaran, Kantor Lingkungan


Hidup membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) dalam hal pengenaan
PPh Pasal 21 atas honorarium panitia pelaksana kegiatan. Dalam tabel 2.7
disajikan perhitungan PPH Pasal 21 atas honorarium untuk kegiatan
penyediaaan jasa administrasi keuangan tahun anggaran 2015.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 2.7
Daftar Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

Kegiatan : Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan


Tahun Anggaran : 2015
Kode Rekening : 1.08.1.08.01.01.07.5.2.1.01.01
Bulan : Januari dan Februari

Honor PPh 21 Penerimaan


No. Nama Jabatan Pangkat/Golongan Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)

1. Drs. Nugroho Hadi, MM Pengguna Anggaran Pembina Tk. I, IV/b 650.000 x 2 Bulan 1.300.000,00 195.000,00 1.105.000,00

2. Achmad Suwarno, BA PPK Penata Tk. I, III/d 400.000 x 2 Bulan 800.000,00 40.000,00 760.000,00

3. Nasrudin Rozaq, ST Pembantu PPK Penata, III/c 300.000 x 2 Bulan 600.000,00 30.000,00 570.000,00

4. Mar’atus Sholikhah, SKM Bendahara Pengeluaran Penata, III.c 450.000 x 2 Bulan 900.000,00 45.000,00 885.000,00

Pembantu Bendahara
5. Niam Fathoni, ST Penata Muda Tk. I, III/b 425.000 x 2 Bulan 850.000,00 42.500,00 807.500,00
Pengeluaran

6. Samsul Ma’arif Pengurus Barang Pengatur, II/c 225.000 x 2 Bulan 450.000,00 - 450.000,00

7. Sutrisno Penyimpan Barang Pengatur Muda Tk. I, II/b 225.000 x 2 Bulan 450.000,00 - 450.000,00

Jumlah 5.350.000,00 352.500,00 4.997.500,00

Sumber : KLH Kota Kediri 2015

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


BAB III

ANALISIS DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi


1. Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik memiliki tujuan, karakteristik, struktur


dan proses, serta lingkungan yang khas dan membedakannya dengan
sektor privat. Tujuan organisasi publik mempengaruhi misi, strategi, dan
program yang akan dilaksanakan. Masalah yang dihadapi sektor publik
dalam hal ini adalah tujuan yang tidak jelas dan samar-samar, karena
keluarannya tidak seluruhnya dapat diukur secara handal, karena pada
organisasi sektor publik tidak berorientasi pada memaksimalkan laba
1
sebagaimana yang menjadi tujuan organisasi bisnis.

Dari segi proses dalam organisasinya, organisasi sektor publik


lebih bernuansa politis dibandingkan pada organisasi bisnis, sehingga
pelaku di dalamnya juga dituntut memiliki kemampuan berpolitik selain
kemampuan profesionalitas sebagaimana di sektor swasta. Politik dapat
didefinisikan sebagai upaya yang terdiri atas penempatan masalah pada
agenda publik. Setelah diterima sebagai tanggung jawab publik yang
mengikat, pengelola organisasi publik menyelenggarakan kegiatan rutin.
Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut diperlukan alokasi sumber
daya secara tepat, mengenai subjek partisipan, objek, waktu, dan
anggaran dananya. Dalam kesuksesan pengelolaan organisasi publik,
para manajer dan pengambil keputusan membutuhkan keahlian negosiasi
dan politis yang tinggi dikarenakan sifat dari lingkungan organisasi
dengan pemangku kepentingannya yang kompleks dan mengandung
potensi konflik kepentingan yang besar.

1
Halim, Abdul. Syam Kusyufi. Akuntansi Sektor Publik , Jilid 1.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Proses penentuan kebijakan dalam sektor publik melibatkan
seluruh komponen masyarakat, untuk mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat luas, yang terdiri atas anggota dewan, organisasi
sosial dan politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM, akademisi,
yayasan, dan masyarakat umum). Proses ini merupakan proses
penjaringan aspirasi publik, yang tidak ada dalam mekanisme penentuan
kebijakan pada sektor swasta/privat/bisinis. Untuk pelaksanaan kegiatan,
organisasi sektor publik menggunakan dana yang berasal dari publik.
Oleh karena itu manajer organisasi sektor publik wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatannya secara vertikal
kepada otoritas yang lebih tinggi serta secara horizontal kepada
masyarakat (publik).

Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Kediri dalam penerapan


organisasi mulai dari fungsi, tugas, struktur dan kegiatan merujuk pada
Permendagri No. 13 tahun 2006 sesuai dengan intruksi dari Pemerintah
Daerah mengenai pelaksanaan organisasi pada SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah).

2. Perumusan Strategi dan Kebijakan SKPD

Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab


manajemen puncak di dalam proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,
target, arah, dan kebijakan, serta strategi organisasi. Salah satu metode
untuk menentukan strategi adalah dengan analisis SWOT yang
menganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan
peluang. Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen
strategis untuk menentukan kekuatan ( strenght), kelemahan (weakness),
kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat) dalam organisasi.
Analisis SWOT diperlukan untuk menentukan strategi terbaik bagi
organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, analisis
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Gambar 3.1. Proses Perumusan Strategi

Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana tersebut di atas,


dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi, di antaranya:

a. Rumusan per asalahan strategis yang dihadapi masa kini.


Terjadinya peru bahan terhadap undang-undang lingkungan hid up
yang belum diikuti dengan peraturan pendukung lain ya
mengakibatkan akan terjadinya keterlambatan dalam penyusun an
Rencana Peraturan Daerah tentang lingkungan hidup di Kota Ked iri.
Selain itu banya nya instrumen baru dalam undang-undang terse ut
mengakibatkan perlunya perencanaan yang matang dal m
pelaksanaan kewenangan di bidang lingkungan hidup.
b. Rumusan peruba han, kecenderungan masa depan berpengaruh pa da
tupoksi. Adanya aturan hukum baru akan berpengaruh pa da
pelaksanaan tup ksi dari masing-masing unsur kantor.
c. Rumusan perubahan internal yang perlu dilakukan:
1) Penyusunan analisis kompetensi jabatan untuk penempa an
jabatan struktural berstandar sebagai salah satu upaya reformasi
birokrasi;
2) Penyusunan r ncana pembagian tugas staf;
3) Penataan sist m informasi lingkungan;

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


4) Evaluasi dan peningkatan mutu penyelenggaraan pada integritas
di lingkungan Kantor Lingkungan Hidup;
5) Peningkatan kualitas aparatur Kantor Lingkungan Hidup melalui
peningkatan kualifikasi pendidikan maupun kompetensi;
6) Peningkatan pelayanan di bidang lingkungan hidup terhadap
seluruh lapisan masyarakat.

Strategi secara umum yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan


Hidup Kota Kediri, antara lain:

a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang


dicapai dengan arah kebijakan melaksanakan pengendalian dan
pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat
menurunkan kualitas SDA melalui pengawasan pelaksanaan AMDAL.
b. Meningkatkan ketaatan penegakan hukum lingkungan yang dicapai
dengan arah kebijakan melaksanakan penegakan hukum lingkungan
melalui ketaatan pelaku usaha dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan penyelesaian
kasus lingkungan hidup.
c. Rehabilitasi lahan kritis dan pengelolaan kawasan lindung yang
dicapai dengan arah kebijakan asilitasi rehabilitasi lahan kritis dan
peningkatan pengelolaan kawasan langsung dengan tetap
mempertahankan kelestarian sumber daya alam.

3. Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah


(SKPD)
a. Implementasi Strategi pada Sektor Publik

Implementasi strategi pada organisasi sektor publik tidak bisa


lepas dari proses manajemen strategis. Proses manajemen strategis
pada organisasi pemerintahan diatur dan tertuang dalam UU Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan. Tahapan
perencanaan pembangunan meliputi berikut ini:

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


1) Tahap Penyusunan Rencana
Pada tahap ini organisasi sektor publik dalam hal ini adalah
pemerintah, merumuskan arah dan misi organisasi, sekaligus juga
melakukan analisis SWOT untuk memahami lingkungan internal
dan eksternal. Pada tahap ini pemerintah sekaligus melakukan
formulasi strategis. Formulasi strategis bersifat permanen dan
jangka panjang, yaitu lebih dari 5 tahun sampai 25 tahun. Menurut
UU Nomor 25 Tahun 2004, perumusan strategis pada organisasi
pemerintah dilakukan dalam penyusunan rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP) yang berlaku selama 25 tahun dan
dijabarkan dalam rencana pembagunan jangka menengah (RPJM)
yang berlaku selama 5 tahunan.

Selain penyusunan dokumen perencanaan strategis di atas,


masing-masing unit kerja dalam hal ini kementerian/lembaga
negara (K/L) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menyusun
rencana strategis (Renstra) yang berjangka waktu 5 tahunan dan
rencana kerja (Renja) yang berjangka waktu 1 tahun. Renstra K/L
atau Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas, pokok,
dan fungsi K/L atau SKPD dan memuat prioritas pembangunan dan
pagu indikatif. Penyususan Renstra dan Renja K/L dan SKPD
merupakan bentuk pelaksanaan unit business level strategy pada
perusahaan.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Gambar 3.2. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah menurut
UU 25/2004

2) Tahap Penetapan Rencana


Pada tahap ini lebih pada bagaimana dokumen
perencanaaan seperti RPJP, RPJM, RKP (daerah), Renstra, dan
Renja ditetapkan. Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2004, RPJP
dan RPJM Nasional ditetapkan dengan undang-undang dan RPJP
Daerah dan RPJM Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah.
Sedangkan Renstra dan Renja ditetapkan dengan peraturan
pimpinan instansi yaitu Menteri K/L atau Kepala SKPD.

3) Tahap Pelaksanaan Rencana


Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi
strategi. Berdasarkan proses manajemen strategi, tahapan ini
disebutkan bahwa organisasi diharapkan menetapkan atau
merumuskan tujuan organisasi tahunan. Dalam konteks
pemerintahan, tahapan implementasi strategi merupakan tahapan
pelaksanaan rencana hasil dari proses perencanaan strategis yang
menghasilkan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan.
Dari rencana tahunan, yaitu RKP atau RKP Daerah, pemerintah
daerah utamanya, menyusun kebijakan umum APBD serta prioritas

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


dan plafon anggaran sementara (PPAS). Hasil dari KUA dan PPAS
akan dirincikan di dalam rencana kerja anggaran (RKA) yang
merupakan dasar untuk menyusun rancangan APBD. Pada RKA
inilah SKPD harus mampu memerincikan program dan kegiatan ke
dalam rincian belanja, sumber pendanaan, target, sasaran, dan hasil
yang diinginkan. Apabila RAPBD telah disahkan menjadi Perda
APBD dan Perkada Penjabaran APBD maka dolumen RKA akan
menjadi dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Dari DPA inilah
proses penatausahaan dan akuntansi mulai berjalan. Pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing
pimpinan K/L dan SKPD.

4) Tahap Evaluasi Pelaksanaan Rencana


Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa
evaluasi kinerja dan evaluasi strategi. Evaluasi kinerja dilakukan
untuk membandingkan antara target dengan hasil yang dicapai.
Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi hasil secara
keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor internal dan
eksternal. Evaluasi kinerja yang lebih pada pengendalian
operasional dilakukan oleh pimpinan masing-masing K/L dan
Kepala SKPD membuat Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP).

Integrasi sistem manajemen kinerja dengan proses


pengendalian manajemen dapat digambarkan pada Gambar 3.3

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Gambar 3.3. Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan Pro es
Pengendalian Ma ajemen pada Organisasi Sektor Publik

Peranan sistem manajemen kinerja tampak pada tahap


perencanaan strat gis, implementasi, dan evaluasi kinerja. Tolok u ur
kinerja pada prog am dan pelaksanaan anggaran harus sesuai deng an
rancangan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan pada renca na
strategis, yang erupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan
strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Rencana strate is
berisi tentang sasaran strategis yang akan dicapai oleh organisasi, hasil
(outcome) dan in ikator kinerja, inisiatif strategis serta target kine ja.
Pada tahap implementasi, organisasi melakukan pengukuran kinerja
untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi dalam mencapai tuju an
organisasi. Ukura kinerja pada tahap implementasi harus mengacu
pada ukuran kiner ja yang ditetapkan pada tahap perencanaan strate is
agar tidak terjadi enyimpangan dan ketidakadilan dalam memberik an
penilaian terhadap kinerja manajer.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


b. Implementasi Pengukuran Kinerja SKPD

Manajemen kinerja yang terintegrasi terdiri atas dua bagian


utama, yaitu perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja.
Perencanaan kinerja terdiri atas empat tahap, yaitu:

1) Penentuan visi, misi, dan tujuan serta strategi


2) Penerjemahan visi, misi, dan tujuan, serta strategi ke dalam:
a) Sasaran strategis
b) Inisiatif strategis
c) Indikator kinerja
d) Target kinerja
3) Penyusunan program
4) Penyusunan anggaran

Sementara itu, pengukuran kinerja value for money dibangun


atas tiga komponen utama yaitu:

1) Komponen visi, misi, sasaran, dan target;


2) Komponen input, proses, output, dan outcome;
3) Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Tahap perencanaan kinerja dimulai dengan tahap menentukan


visi, misi, tujuan, sasaran, dan target. Pada gambar 3.4, tahap ini
dituangkan dalam dokumen rencana strategis (renstra). Renstra
dihasilkan melalui kombinasi dua pendekatan, yaitu pendekatan top
down dan bottom up. Renstra yang dihasilkan dari pendekatan top
down merupakan inisiatif dari pemerintah yang merupakan penjabaran
dari visi dan misi kepala daerah. Dari renstra kemudian diterjemahkan
dalam rencana kerja.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Gambar 3.4. Skema Keterkaitan Instrumen-instrumen dalam Sist m
ABK

Sedangkan, renstra yang berasal dari pendekatan bottom up


merupakan hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat ya ng
diwujudkan dala bentuk pelayanan publik. Pelayanan publik ya ng
harus disediakan pemerintah kemudian dapat berbentuk standaris asi
yang tertuang dal m SPM maupun tidak. SPM merupakan pelayan an
dasar yang disel nggarakan pemerintah secara tepat syarat hingga
menghasilkan utu tertentu. Standarisasi pelayanan terse ut
kemudian dijabar an dalam standar belanja yang disebut dengan ASB,
program dan kegiatan yang di dalamnya dicantumkan tolok u ur
kinerjanya. ASB dan tolok ukur kinerja menjadi instrumen penti ng
dalam ABK yang berbentuk rencana kerja. Rencana kerja yang ber isi
kegiatan, tolok u ur kinerja, jenis indikator, target kinerja, sasa an
kegiatan, dan usulan anggaran disebut dengan rencana kerja angga an
(RKA). RKA m rupakan dokumen yang mengaitkan penguku an
kinerja melalui i dikator input, output, dan outcome dengan ni lai
usulan anggaran. entuk dari dokumen RKA pada Kantor Lingkungan
Hidup dapat dilihat pada tabel 2.3.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur
ekonomi, efektivitas dan efisiensi kinerja program, kegiatan, dan
organisasi. Konsep value for money (VFM) adalah konsep yang
penting dalam organisasi sektor publik dalam pengukuran kinerja
sektor publik. VFM juga mengandung arti sebagai penghargaan
terhadap nilai uang. Hal ini berarti setiap rupiah harus dihargai secara
layak dan digunakan sebagaimana mestinya. Konsep VFM ini
berorientasi pada pengembangan indikator kinerja yang seimbang
yaitu tidak hanya mengembangkan indikator kinerja keuangan saja,
melainkan juga indikator kinerja non keuangan, antara indikator hasil
dengan indikator proses, dan antara indikator kuantitatif dengan
indikator kualitatif. Indikator keuangan hanya menekankan pada input
dan output yang terbatas pada anggaran dan realisasinya. Sementara
indikator non keuangan lebih menekankan pada outcome, seperti
kepuasan pelanggan, kualitas layanan, cakupan layanan. Pengukuran
kinerja VFM dapat membuat keseimbangan antara pengukuran hasil
dengan pengukuran proses. Indikator efektivitas dalam VFM
berorientasi pada hasil dan lebih bersifat kualitatif, sedangkan
indikator ekonomi dan efisiensi lebih berorientasi pada proses dan
lebih bersifat kuantitatif. Berikut penjelasannya masing-masing
pengukutan VFM.

1) Pengukuran Ekonomi
Dalam konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi
berupa berapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai
aktivitas tertentu. Apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di
bawah anggaran maka terjadi penghematan, sedangkan sebaliknya,
apabila di atas anggaran maka terjadi pemborosan. Sehingga pada
pengukuran ekonomi berhubungan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut.
a) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan
oleh organisasi?

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


b) Apakah biaya organisasi lebih besar dari biaya organisasi lain
yang sejenis yang dapat diperbandingkan?
c) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya
keuangannya secara optimal?

2) Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan. Ukuran produktivitas atau efisensi belum
mengindikasikan efektivitas. Ukuran efisiensi lebih bersifat relatif.
Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu
produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan
sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Indikator efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu
organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran
yang dihasilkan indikator tersebut memberikan informasi tentang
konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisien dari proses
internal).

3) Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan
efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau
kegiatan telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan.
Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari suatu pelayanan
dikaitkan dengan hasilnya.

Indikator efektivitas menggambarakan jangkauan akibat


dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam
mencapai tujuan program. Semakin kontribusi ouput yang
dihasilkan berperan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.
Suatu pelayanan mungkin dilakukan secara efisien, namun belum
tentu efektif jika pelayanan tersebut tidak menambah nilai bagi
pelanggan. Oleh karena itu, indikator efisiensi dn efektivitas harus
digunakan secara bersama-sama. Jika suatu program dinyatakan
efektif dan efisien, maka program tersebut dapat dikatakan cost
effectiveness.

c. Evaluasi Pelaksanaan Rencana


1) Realisasi Anggaran Pendanaan Pelayanan SKPD

Dari temuan data pada tabel 2.3 mengenai anggaran dan


realisasi pendanaan pelayanan Kantor Lingkungan Hidup Kota
Kediri terdapat beberapa indikator penjelasan yang saling berkaitan
yaitu program kegiatan, tahun anggaran 2012 dan 2013, realisasi
anggaran, rasio antara realisasi dan anggaran dan rata-rata
pertumbuhan. Dari beberapa indikator tersebut terlihat bahwa
bentuk penyusunannya merupakan penyusunan anggaran untuk
akuntansi sektor publik. Anggaran sektor publik merupakan suatu
dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu
organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja
2
dan aktivitas dalam pemerintahan.

Oleh karena anggaran sebagai instrumen mekanisme


birokrasi, maka anggaran merupakan alat akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang
dibiayai dengan uang publik. Selain itu juga, karena sebagai alat
untuk mengalokasikan sumber daya untuk setiap program maupun
aktivitas, maka penganggaran juga merupakan aktivitas yang
penting.

2
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik , Edisi Satu.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


a) Sistem Penganggaran
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor
publik telah mengalami banyak perkembangan. Dalam
perkembangannya tersebut, anggaran sektor publik telah
menjadi instrumen kebijakan multifungsi yang digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini tercermin
dalam komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan publik yang
diharapkan. Anggaran sebagai perencanaan kegiatan publik
yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem
anggaran serta pencatatannya harus dilakukan dengan cermat
dan sistematis.

Pada dasarnya terdapat beberapa jenis dalam


perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Jenis-jenis
anggaran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Tradisional
a. Line Item Budgeting
b. Incremental Budgeting
2. New Public Management
a. Planning Programming Budgeting System (PPBS)
b. Zero Based Budgeting (ZBB)
c. Performance Budgeting
d. Anggaran Kinerja

Dilihat dari bentuk penyusunan anggaran dan


realisasinya, Kantor Lingkungan Hidup menggunakan sistem
penganggaran berbasis kinerja sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010. Sistem penganggaran berbasis kinerja lebih
merasionalkan pada proses pembuatan anggaran dengan cara

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


menjabarkan rencana jangka panjang ke dalam program-program,
sub-program, serta berbagai proyek untuk mencapai tujuan
3
tertentu.

Proses implementasi dalam anggaran kinerja adalah


sebagai berikut:

a. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan


memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran
dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dan keluaran tersebut.
b. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan
indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap
program dan jenis kegiatan.
c. Tingkat keluaran kegiatan yang direncanakan dan biaya satuan
keluaran menjadi dasar bagi alokasi anggaran dan prakiraan
maju pada program yang bersangkutan.

Realisasi anggaran merupakan sesuatu yang dihasilkan


dari pengalokasian anggaran yang telah direncanakan sebelumnya
oleh organisasi sektor publik. Dengan kata lain, realisasi anggaran
merupakan proses pelaksanaan dalam mencapai tujuannya melalui
penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien. Dalam
siklus realisasi anggaran terdapat 3 tahapan kegiatan, yakni
pencairan anggaran (pengeluaran), realisasi pendapatan, dan
pelaksanaan.

Kegiatan utama yang pertama, yakni pencairan


anggaran (pengeluaran), dimulai dengan tahap persiapan yang
terdiri dari kegiatan pembuatan prosedur dan formulir serta
pembuatan anggaran kas; tahap proses pelaksanaan terdiri dari
kegiatan belanja barang, jasa dan modal; dan tahap penyelesaian

3
Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik, Jilid dua.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


terdiri dari kegiatan pengumpulan bukti untuk pencatatan,
penyelesaian tata prosedur pencatatan barang dan modal serta
pelaporan aktivitas jasa.

Kegiatan utama yang kedua, yakni realisasi pendapatan,


dimulai dengan tahapan persiapan yang terdiri dari kegiatan
menghitung potensi dan membuat regulasi untuk prosedur serta
formulir, tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan penagihan
dan pengumpulan pendapatan; dan tahap penyelesaian terdiri dari
kegiatan rekapitulasi realisasi pendapatan serta pengenaan sanksi
dan insentif.

Sementara kegiatan utama yang ketiga, yakni


pelaksanan program, dimulai dengan tahapan persiapan yang terdiri
dari kegiatan pembentukan tim dan membuat tata aturan serta
pembagian beban kerja. Tahap proses pelaksanaan terdiri dari
kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sementara tahap penyelesaian
terdiri dari kegiatan finalisasi produk dan pembuatan laporan.

2) Pencapaian Kinerja SKPD

Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa


evaluasi kinerja dan evaluasi strategi. Dalam evaluasi pencapaian
kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dengan
hasil yang dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi
hasil secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor
internal dan eksternal. Evalulasi kinerja yang lebih pada
pengendalian operasional dilakukan oleh pimpinan masing K/L
atau Kepala SKPD. Pada tiap tahunnya pimpinan K/L atau SKPD
membuat Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP). Berdasarkan pengukuran berbasis value for money yang
terdiri dari 3 komponen, pencapaian kinerja Kantor Lingkungan
Hidup yang terlihat pada tabel 2.6 bisa dikatakan masih dalam
proses peningkatan dalam pencapaian target dan realisasi.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial
1. Pengenaan PPh Pasal 21 atas Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan


kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Dalam
Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, merupakan pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang
4
Pribadi Dalam Negeri.

Honorarium adalah pembayaran atas jasa yang diberikan pada


suatu kegiatan tertentu. Honorarium yang diterima PNS/Anggota
TNI/POLRI atas penghasilan bruto yang sumber dananya berasal dari
keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan kepada
PNS golongan IId ke bawah dan anggota TNI/POLRI berpangkat
Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke
bawah dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 15% dan bersifat final.

Honorarium termasuk dalam penghasilan yang dipotong PPh


Pasal 21 bersifat final, artinya bahwa seluruh pajak yang telah
dipotong/dipungut oleh pihak pemotong/pemungut dianggap final (telah
selesai) tanpa harus menunggu perhitungan dari pihak fiskus, atau dapat
dikatakan pajak yang telah dipotong atau dibayar dianggap telah selesai
penghitungannya walaupun surat ketetapan pajak belum ada. Dalam
pengertian yang lebih spesifik, pemungutan PPh bersifat final berarti
jumlah pajak yang telah dibayarkan dalam tahun berjalan melalui
pemotongan (oleh pemberi kerja atau pemotong yang lain) tidak dapat
dikreditkan dari total PPh yang terutang pada akhir suatu tahun saat
mengisi Surat Pemberitahuan (SPT).

4
Resmi, Siti. Perpajakan, Edisi 8.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Beberapa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat
final adalah:

a. Penghasilan berupa uang pesangon yang dibayar sekaligus oleh dana


pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
b. Penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau
jaminan hari tua, yang dibayarkan sekaligus oleh Badan
Penyelenggara Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
c. Penghasilan berupa honorarium, uang perangsang, uang sidang, uang
hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja, dan imbalan lain dengan
nama apa pun yang diterima oleh pejabat negara, Pegawai Negeri
Sipil, anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari
keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan
kepada Pegawai Negeri Sipil golongan II/d ke bawah dan anggota
TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun
Inspektur Tingkat Satu ke bawah.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor


36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21, Honorarium Pegawai
Negeri Sipil dikenakan tarif khusus. Tarif khusus ini diterapkan atas
penghasilan yang bersumber dari APBN/APBD yang diterima oleh
Pejabat PNS, anggota TNI/POLRI, dan pensiunan. Berikut disajikan tarif
khusus penghasilan berupa honorarium:

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 3.1

Tarif PPh Pasal 21 atas Honorarium

Tarif Keterangan
0% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan
I dan Golongan II, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat
Perwira Tamtama dan Bintara, dan pensiunannya.
5% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan
III, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira
Pertama, dan pensiunannya
15% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan
IV, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira
Menengah dan Tinggi dan pensiunannya.

Berdasarkan tarif diatas, penghitungan pengenaan pajak atas


honorarium pada Kantor Lingkungan Hidup maka jika dihitung
penyajiannya seperti dibawah ini.
Tabel 3.2
Perhitungan PPh Pasal 21 Kantor Lingkungan Hidup
Pangkat/ PPh 21
Nama Honorarium Tarif
Golongan (cxd)
a b c D e
Drs. Nugroho Hadi, MM IV/b Rp. 1.300.000,00 15 % Rp.195.000,00
Achmad Suwarno, BA III/d Rp. 800.000,00 5% Rp. 40.000,00
Nasrudin Rozaq, ST III/c Rp. 600.000,00 5% Rp. 30.000,00
Mar’atus Sholikhah, SKM III/c Rp. 900.000,00 5% Rp. 45.000,00
Niam Fathoni, ST III/b Rp. 850.000,00 5% Rp. 42.500,00
Samsul Ma’arif II/c Rp. 450.000,00 0% -
Sutrisno II/b Rp. 450.000,00 0% -
JUMLAH Rp. 5.350.000,00 Rp.352.500,00

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Dari perhitungan PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima
Pegawai di Kantor Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa PPh Pasal 21
didapatkan dari jumlah honorarium yang diterima dikalikan dengan tarif
sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008. Pengenaan PPh Pasal 21 atas honorarium sebagai panitia pelaksana
kegiatan pada Kantor Lingkungan Hidup ini tidak ditanggung pemerintah
dan dipotong final sesuai yang disebutkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Dalam pelaporan dan pembayaran
PPh Pasal 21 atas honorarium ini, Bendahara SKPD yang membayarkan
honorarium ini wajib:

a. Memotong PPh Pasal 21 Final dan menyetorkannya ke bank persepsi


atau Kantor Pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP);

Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib


Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran.
Kantor Penerima Pembayaran adalah Kantor Pos dan atau bank
BUMN atau bank BUMD atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan sebagai penerima pembayaran atau setoran
pajak. Surat setoran pajak dapat berupa: SSP Standar, SSP Khusus,
SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka
Impor), dan SSCP (Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan
PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri. Sedangkan untuk PPh
Pasal 21 menggunakan SSP standar dan dibuat dalam rangkap 4
(empat) dengan peruntukan sebagai berikut:

1) Lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak.


2) Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
3) Lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak.
4) Lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Dalam hal diperlukan, SSP dapat dibuat dalam rangkap 5
(lima) dengan peruntukan lembar ke-5 untuk arsip Wajib Pungut atau
pihak lain sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Dibawah ini (Gambar 3.5) disajikan bentuk ilustrasi SSP


pada pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium Kantor Lingkungan
Hidup.

Gambar 3.5. Bentuk Pengisian SSP

b. Membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir


bulan dilakukan pembayaran;

Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada


pembayaran bulanan yang dilakukan dengan mekanisme
pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada PPh
Pasal 21, pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ketiga atas
penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


(seperti gaji yang diterima oleh pegawai dipotong oleh tempat
pegawai tersebut bekerja). Pihak ketiga pada Kantor Lingkungan
Hidup dalam hal ini adalah Bendahara SKPD. Bendahara wajib
membuat bukti potong PPh Pasal 21 atas honorarium sejumlah dengan
penerima honorarium, dalam arti semua penerima dibuatkan bukti
potong kecuali yang tidak dikenakan PPh Pasal 21. Berikut ini
disajikan ilustrasi bukti pemotongan atas PPh Pasal 21 honorarium
yang diterima salah satu PNS pada Kantor Lingkungan hidup.

Gambar 3.6. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium

c. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 Final melalui penyampaian


SPT Masa PPh Pasal 21.

Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana bagi Wajib


Pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban
perpajakan. Batas waktu pembayaran PPh pasal 21 adalah tanggal 10
bulan berikutnya dan 20 hari setelah akhir masa pajak untuk batas

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


waktu pelaporan. Fungsi SPT bagi wajib pajak adalah sebagai saran
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri


dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1
(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
2) Penghasilan yang merupakan Objek Pajak dan/atau bukan Objek
Pajak;
3) Harta dan kewajiban; dan/atau
4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan data yang dikumpulkan dan analisis yang


dilakukan oleh penulis selama praktik kerja lapangan, maka sebagai akhir dari
penulisan laporan praktik kerja lapangan ini penulis dapat menyimpulkan
bahwa:

1. Manajemen strategis sektor publik merupakan salah satu jalan yang


terbaik untuk mencapai tata kelola yang baik ( good governance).
Manajemen strategis sektor publik mengarahkan organisasi sektor publik
untuk melakukan perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan
dengan baik faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam organisasi
melalui salah satu alat manajemen strategis yaitu analisis SWOT. Dari
analisis SWOT tersebut diterjemahkan ke dalam suatu strategi utama
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Begitu pun yang
dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri dalam
mewujudkan good governance dengan membuat rencana strategis satuan
kerja perangkat daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5 tahun kedepan.
2. Pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang bersumber dari
APBN/APBD yang diterima oleh pejabat PNS, anggota TNI/Polri, dan
pensiunannya ini tidak ditanggung pemerintah dan pemotongannya
bersifat final. Dalam hal ini tarif yang digunakan adalah tarif khusus yang
berbeda dengan pengenaan PPh Pasal 21 untuk penghasilan yang bukan
berasal dari APBN/APBD. Untuk prosedur pembayaran PPh Pasal 21 atas
honorarium, Bendahara SKPD wajib membuat surat setoran pajak (SSP)
dan menyetorkan ke bank persepsi/kantor pos, membuat bukti
pemotongan PPh Pasal 21 final, dan melaporkan pemotongan PPh Pasal
21 final melalui penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


B. Saran

Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis dari pelaksanaan


praktik kerja lapangan ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang
bersifat membangun, dengan harapan dapat menjadi masukan yang berguna
bagi semua pihak sebagai akhir dari penulisan laporan praktik kerja lapangan
ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam pencapaian target dan sasaran kinerja yang tertuang dalam tahap
evaluasi Renstra SKPD pada Kantor Lingkungan Hidup, diharapkan untuk
lebih dioptimalkan pencapaiannya. Dalam beberapa aspek kinerja
sebenarnya sudah sangat baik sesuai dengan target yang direncanakan
namun terdapat beberapa aspek lainnya yang masih jauh dari target yang
direncanakan dalam pencapaian kinerja 5 tahunan. Dan dalam evaluasi
realisasi anggaran sebaiknya Kantor Lingkungan Hidup meminimalisir
SiLPA (Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran) sehingga pengalokasian
anggaran yang telah direncanakan sebelumnya dapat digunakan secara
optimal.
2. Prosedur pengenaan PPh pasal 21 atas wajib pajak pada Kantor
Lingkungan Hidup dapat dikatakan telah dilakukan dengan baik. Namun
demikian, yang penting adalah Bendahara SKPD sebaiknya senantiasa
mengikuti perkembangan peraturan-peraturan perpajakan atau pun isu-isu
yang terkait dengan perpajakan agar dapat melakukan perencanaan pajak
dengan efektif dan efisien.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga

Halim, Abdul. Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi ke-8. Jakarta: Salemba
Empat.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai