ELIS RUAMIAWATI
C1AB19003
KOTA SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat Akademik dalam menempuh
Sukabumi. Untuk memenuhi syarat tersebut, maka penulis menyusun makalah ini
dapat diatasi berkat kemauan yang keras dan tekad yang kuat dan juga bantuan
bimbingan serta dukungan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
ini.
penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
Akhir kata kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
2
Sukabumi, April 2020
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................7
A. Latar Belakang.......................................................................................................7
B. Tujuan..................................................................................................................10
C. Metode Penulisan.................................................................................................11
D. Sistematika Penulisan...........................................................................................11
BAB II TINJAUAN TEORITIS...................................................................................12
A. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Keperawatan......................................12
1. Pengertian Manajemen.....................................................................................12
2. Fungsi-fungsi Manajemen Keperawatan..........................................................13
3. Prinsip-prinsip Manajemen Keperawatan.........................................................14
4. Proses Manajemen Keperawatan......................................................................15
5. Lingkup Manajemen Keperawatan...................................................................16
B. Pengertian Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).......................17
1. Tujuan MPKP...................................................................................................18
2. Macam – Macam Metode MPKP.....................................................................18
C. Metode Primer....................................................................................................33
1. Pengertian Metode Primer................................................................................33
2. Kelebihan.........................................................................................................33
3. Kekurangan......................................................................................................34
4. Diagram............................................................................................................35
5. Peran dari Pembagian Tugas Modifikasi Tim Metode Kasus...........................36
D. Manajemen Ruang Keperawatan Penyakit dalam..........................................40
1. Perspektif Keperawatan Penyakit dalam..........................................................40
2. Keperawatan AnakDalam Konteks Keluarga...................................................49
E. Manajemen Ruang Perawatan Penyakit dalams dengan Pendekatan Metode
MPKP..........................................................................................................................56
1. Fungsi Perencanaan.......................................................................................56
2. Fungsi Pengorganisasian..................................................................................65
4
3. Fungsi Pengarahan...........................................................................................72
4. Fungsi Pengendalian dan Pengawasan.............................................................77
BAB III MANAJEMEN RUANGAN...........................................................................84
A. Gambaran Rsud. R. Syamsudin, Sh Kota Sukabumi......................................84
B. Tinjauan Ruangan HMM LT 3.........................................................................89
C. Hasil Kajian Situasional di Ruang HMM LT 3 RSUD. R. Syamsudin, SH...90
2. Man (Manusia).................................................................................................90
3. METHODE......................................................................................................93
4. Material..........................................................................................................101
5. Money............................................................................................................105
6. Market............................................................................................................106
D. Analisa SWOT...........................................................................................................110
E. ISU AKTUAL..............................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................133
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nasional.
2003 telah ditetapkan SPM yang menjadi indikator atau tolak ukur dalam
terhadap masyarakat.
6
Dalam memasuki pembangunan jangka panjang tahap kedua dalam
efek samping karena penggunaan kemajuan ilmu dan teknologi, juga akan
visi dan misi, rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen. Manajemen
7
yang efektif dan efisien melalui suatu proses manajerial yang disebut
manajemen keperawatan.
melakukan suatu proses manajerial yang meliputi lima fungsi utama yaitu
8
Saat ini dunia keperawatan di Indonesia sedang mengalami
dengan pertumbuhan yang luar biasa dan dengan sendirinya kebutuhan akan
Namun, di sisi lain perkembangan ini juga merupakan tantangan bagi insan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
profesional.
2. Tujuan Khusus
mampu :
9
b. Berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam
tingkat dasar.
keperawatan.
C. Metode Penulisan
aktif dan wawancara dengan kepala ruangan, staf dan pasien/keluarga pasien
D. Sistematika Penulisan
10
BAB II Konsep Dasar Manajmemen Ruangan, terdiri dari Tinjauan Umum
Pendekatan MPKP.
BAB III Manajemen Ruangan, terdiri dari Gambaran Umum Rumah Sakit,
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Manajemen
O’Donnel, 2012).
11
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
organisasi.
masyarakat.
masyrakat.
12
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak
saja
13
b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
kepadanya.
c. Dicipline (disiplin)
sistem manajemen.
telah dilakukan.
sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output,
14
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan
15
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan
meliputi:
oleh perawat
16
pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan
1. Tujuan MPKP
keputusan
a. Model Kasus
17
dibutuhkan pasien. Pada model ini perawat memberikan asuhan
banyak.
b. Model Fungsional
keperawatan.
18
semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Seorang perawat
terbatas, sehingga tidak ada satu perawat yang mengetahui tentang satu
diberikan.
19
Kepala Ruangan lah yang bertanggung jawab dalam membuat laporan
pasien.
asuhan keperawatan.
tugas bila jumlah staf sedikit, namun pasien selalu tidak mendapat
c. Model Tim
20
Setelah bertahun-tahun menggunakan Model Fungsional,
keperawatan.
pasien.
21
bermutu. Potensi setiap anggota tim saling komplementer menjadi
1) Kepemimpinan
secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre atau post conference
22
Pengajaran dan bimbingan secara insidental perlu dilakukan
cara ini Ketua Tim membantu semua anggota tim untuk belajar apa
Tim, yaitu :
23
Model Tim akan berhasil baik bila didukung oleh Kepala
keperawatan.
mengembangkan kepemimpinan.
asuhan keperawatan.
keperawatan.
semua staf.
keperawatan.
medik.
24
c) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
post conference.
kaku. Model tim dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan
satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk 10-20 pasien.
25
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
d. Model Primer
Nurse”.
Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke rumah
26
keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse.
27
dengan lembaga sosial masyarakat, membuat jadual perjanjian klinik,
berkualitas tinggi.
28
akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai
e. Model Modular
29
Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3
dengan beban kasus, sejak pasien masuk, pulang dan setelah pulang
serta asuhan lanjutan kembali ke rumah sakit. Agar model ini efektif
penuh untuk mengelola 8-12 kasus. Seperti pada model primer, tugas
tim keperawatan ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift) sore-
30
secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada. Tujuan dari
31
Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari
C. Metode Primer
keperawatan pasien. Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai
ii. Kelebihan
32
melaksanakannya sebagai kesatuan antara pasien dan pekerja
kesehatan lain.
pasien langsung.
iii. Kekurangan
kesehatan/kedokteran.
33
iv. Diagram
Perawat Primer
Pasien
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Jika diperlukan
(Night)
(Evening)
(Days)
Diagram sistem Asuhan Keperawatan primer (Marquis dan Huston, 1998 :138
dalam Nursalam, 2015)
34
v. Peran dari Pembagian Tugas Modifikasi Tim Metode
Kasus
saat bertugas.
adminisrasi.
resume keperawatan.
asosiet.
kompetensi kompleks.
dibuat PA.
35
14) Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan
b) Perawat Asosiet
36
9) Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga
ramah
dan keluarga.
rawat.
siap dipakai.
13) Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh
kepala ruangan.
14) Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP
15) Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada.
setiap shif
c) Pembantu Perawat
1) Membersihkan meja.
2) Menyediakan alat.
37
7) Membantu klien kekamar mandi
d) Perawat Pelaksana
1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Implementasi
kesehatan lain
lainnya
38
g) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan
4) Evaluasi
klien.
keperawatan.
1) Manusia
39
tiga komponen body, mind, dan spirit yang saling berpengaruh.
40
keseimbangan terhadap lingkungan disekitarnya melalui proses
adaptasi.
2) Lingkungan
41
terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi derajat
kesehatannya.
3) Sehat
secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat yaitu
4) Keperawatan
42
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
pendidikan.
5) Manajemen kasus
dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun kronis.
43
b. Prinsip–Prinsip Keperawatan Anak
44
c. Paradigma Keperawatan Anak
1) Klien
2) Keluarga Pasien
sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
45
waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan
seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya perawat
4) Lingkungan
5) Keperawatan
46
adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan
dengan kebutuhan.
a) Pemberi perawatan
c) Pencegahan penyakit
d) Pendidikan
e) Konseling
f) Kolaborasi
h) Peneliti.
47
2. Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga
Klien :
perkembangan.
masyarakat
c. Konsep diri
d. Pola koping
e. Perilaku social
ekonomi tetapi klien adalah makhluk yang unik dan utuh, biopsiko-
Keluarga :
48
yang berpengaruh dan terpengaruh oleh anggota keluarga
2) Semua diperhatikan.
3) Unit.
perry, 2002)
49
c. Prinsip Perawatan Klien
lingkungannya.
dengan bayi dan anak serta dapat menciptakan suatu kondisi bagi
5) Berpikir kritis.
50
11) Pelayanan keanakberorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
sakit.
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk
masyarakat.
51
b) Perawat bertanggungjawab untuk memastikan bahwa keluarga
kesehatan.
antisipatoring guidence.
masalah.
3) Health teaching
52
b) Menyarankan orang tua untuk memberikan kesempatan pada
c) Perawat sebagai role model bagi orang tua dan anakà bagaiman
landasan konseling.
5) Terapeutik role
keamanan social.
53
6) Koordinasi atau kolaborasi
pemenuhan kebutuhan.
54
pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
untuk dapat secara efisien dan efektif bagi seorang perawat dalam
1. Fungsi Perencanaan
dasar atau titik tolak dari kegiatan-kegiatan pelaksanaan tertentu dalam upaya
baik, maka akan menjamin pelaksanaan kegiatan akan baik pula, sehingga
dapat mencapai tujuan organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
55
secara maksimal kepada klien dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang
Tabel 2.1
Jenis
No
Perencanaa Penanggung jawab Isi
.
n
56
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana aktivitas pada tiap shift oleh
perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang ujung genteng. Pada
pedoman ini akan diuraikan tentang metode perencanaan harian untuk
kepala ruang ujung genteng, ketua tim/perawat primer dan perawat
asosiat/perawat pelaksana.
57
Rencana harian perawat asosiet/perawat pelaksana (PA/PP)
shift sore dan malam agak berbeda. Jika hanya satu orang dalam
satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan
PA/PP, sehingga tidak ada kegiatan pre-conference dan post-
conference.
Tabel 2.2
Melakukan pengkajian A – B – C
(Kolaborasi dengan tim kesehatan lain)
Operan
58
Isi rencana harian ketua tim adalah penyelenggaraan asuhan
keperawatan klien di timnya, melakukan supervisi perawat
pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak
langsung, serta kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya yang menangani klien dalam timnya. Berikut contoh
rencana harian ketua tim dapat terlihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3
Rencana Harian Ketua Tim Di Ruang Perawatan Anak
Nama Perawat : Tanggal :
Nama Klien :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Wakt
Kegiatan Keterangan
u
59
tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruang
perawatan anak sebagai narasumber utama/ konsultan untuk
menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim
ruang perawatan penyakit dalam, secara rinci dapat dilihat pada
tabel 2.4
Tabel 2 4
Nama : Tanggal :
07.30 Operan
Perawat 1 : ……………(nama)
…………………………(tindakan)
Perawat 2 : ……………(nama)
………………………….(tindakan)
Perawat 3 : ……………(nama)
60
………………………….(tindakan)
13.00 Istirahat
14.00 Operan
Post conference
Tabel 2.5
Dilakuka Tidak
No. Aspek Penilaian Ket
n Dilakukan
61
8 Menulis di format keterangan jika terjadi
kesalahan/perubahan kegiatan
∑ Dilakukan x 100 %
Skor Penilaian : 8
b. Rencana Bulanan
Kepala ruang perawatan anakdan ketua tim membuat rencana
bulanan yang berhubungan dengan peningkatan asuhan keperawatan
dan pelayanan keperawatan
Tabel 2.6
Bulan : ……………………..
62
Yang tidak
Yang Membuat
No Perawat Jumlah % Membuat %
Rencana Harian
Rencana Harian
1 Ketua Tim
2 Perawat
Pelaksana
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian tenaga dalam lingkup MPKP menggunakan
pendekatan sistem/ metode penugasan modifikasi keperawatan tim-primer
dan SDM perawat diorganisir dengan menggunakan metode penugasan
perawat primer dan tim keperawatan yang dimodifikasi.
a. Struktur Organisasi
63
(terkoordinasi). Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan.
64
h. Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat asosiet karena
kondisi tertentu, dapat memindahkan perawat asosiet dari satu tim
ke tim yang mengalami kekurangan anggota.
i. Pada shift malam dimana perawat yang bertugas berasal dari 2 tim,
maka klien dari tim yang anggotanya tidak sedang bertugas
dititipkan kepada anggota tim yang sedang bertugas.
j. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dilakukan oleh perawat
primer (ketua tim). Bila perawat primer karena sesuatu hal tidak
sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada
perawat yang paling mahir yang ada didalam tim.
k. Masing-masing tim mempunyai buku laporan tim yang merupakan
buku komunikasi untuk masing-masing tim.
l. Kepala ruang paviliun anak menunjuk penanggung jawab shift
untuk masing-masing shift bila karena sesuatu hal kepala ruang
anak sedang tidak bertugas.
65
a) Depkes 2005
Tabel 2.7
Rata-Rata Jam Perawatan Pasien Per hari
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut
Depkes 2005
Jumlah Total
Kategori Rata-Rata
Jam Jumlah Jam
No Tingkat Jumlah Pasien
Perawatan Perawatan/
Ketergantungan Per Hari*)
/Hari Hari
1 Askep Minimal 8 2 16
2 Askep Sedang 10 3.08 30.8
Askep Agak
8 4.15 33.2
3 Berat
Askep
4 6.16 24.64
4 Maksimal
Jumlah 30 15.39 104,64
Keterangan : *) Berdasarkan Penelitian di Luar Negeri
66
Askep maksimal, kriteria :
(1) Segala akifitas diberikan oleh perawat
(2) Posisi diatur. Observasi ttv setiap 2 jam
(3) Makan memerlukan NGT. Terapi intravena
(4) Penggunaan suction
(5) Gelisah/disorientasi.
b) Douglas
Perhitungan laindari formula Douglas (1992), ini
mengacu pada klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungan sebgai berikut7:
Tabel 2.8
Rata-Rata Jam Perawatan Pasien Per hari
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Douglas
Klasfikasi
Pagi Sore Malam
Pasien
Jmlh Pasien Jmlh Pasien Jmlh Pasien
Minimal Care
x 0,17 x 0,14 x 0,07
Jmlh Pasien Jmlh Pasien Jmlh Pasien
Partial Care
x 0,27 x 0,15 x 0,10
Jmlh Pasien Jmlh Pasien Jmlh Pasien
Total Care
x 0,36 x 0,30 x 0,20
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Perawat setiap Perawat Perawat Shift Perawat
Shift Shift Pagi Sore Shift Malam
Total Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 24 Jam adalah
= ∑Perawat Shift Pagi + ∑ Perawat Shift Sore + ∑ Perawat
Shift Malam
Tabel 2.9
Rata-Rata Jam Perawatan Pasien Per hari di Ruang
Lukmanul Hakim Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan
Klasfikasi Pasien Pagi Sore Malam
Minimal Care 13 x 0,17 13 x 0,14 13 x 0,07
Partial Care 8 x 0,27 8 x 0,15 8 x 0,10
Total Care 2 x 0,36 2 x 0,30 2 x 0,20
∑Perawat setiap Shift 5,09 3,62 2,11
Total Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 24 Jam adalah
67
= ∑Perawat Shift Pagi + ∑ Perawat Shift Sore + ∑ Perawat
Shift Malam∿ 5,09 + 3,62 + 2,11
= 10,82 = 11 Perawat
b. Pasien
1) Tingkat Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg,
1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai
berikut:
a) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-
2 jam/hari
(1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
(2) makanan dan minum dilakukan sendiri
(3) ambulasi dengan pengawasan
(4) observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
(5) pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
(6) perawatan luka sederhana.
b) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan
waktu 3-4 jam/hari
(1) kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
(2) observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
(3) ambulasi dibantu
(4) pengobatan dengan injeksi
68
(5) klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran
dicatat, klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6
jam/hari
(1) semua kebutuhan klien dibantu
(2) perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
(3) observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam7.
Tabel 2.10
1 (Kepala Ruang
LH)
TIM I
2 P
69
No Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
3 P
4 M
5 S
6 M
7 S
8 L
TIM II
s.d
15
a. Daftar klien
Daftar klien adalah daftar sejumlah klien yang menjadi tanggung jawab
tiap tim selama 24 jam. Secara individu, setiap klien mempunyai perawat
yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift
dinas. Hal ini menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat atas asuhan keperawatan klien sehingga terwujudlah keperawatan
klien yang holistik. Daftar klien juga memberi informasi bagi kolega
kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan
dan perawatan klien. Daftar klien ruang paviliun anak diisi oleh Ketua tim
sebelum operan dengan dinas berikutnya, Contoh daftar klien dapat
dilihat pada tabel 2.8 dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Tabel 2.8
70
N Nama Dokte PP/Ketua PA/P Pagi Sore Malam
o Klien r tim P Tanggal
dst
TIM III
3. Fungsi Pengarahan
Pengarahan dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu program
motivasi, manajemen konflik, dan supervise. Program motivasi dimulai
dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan
mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) kepada setiap orang
yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi
merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing
anggota, dalam pelatihan program motivasi tidak secara implisit terdapat
tetapi para peserta dapat dengan mandiri untuk dapat memotivasi baik
dirinya maupun rekan sejawatnya.
71
dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan terkait juga
dengan penilaian kinerja dan kompetensi perawat, yang akan berguna
dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak
langsung dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan
tindakan atau kegiatan yang telah dilakukan.
Tabel 2.11
72
No Nama perawat Kasus/Masalah
Tanggal
Keperawatan
Dst
Keterangan :
73
a. Pendelegasian tugas kepala unit Anak kepada ketua tim yang
kompeten untuk menggantikan sementara tugas kepala unit
Anakkarena alasan-alasan tertentu.
b. Pendelegasian tugas kepala unit Anak kepada penanggung jawab shift.
c. Pendelegasian Perawat Primer kepada perawat asosiet dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan oleh
perawat primer.
a) Bila kepala ruang Anak berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu
ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruang penyakit dalam
b) Bila ketua tim berhalangan hadir maka kepala ruang Anak menunjuk
salah satu anggota tim yang paling kompeten untuk menggantikan
tugas ketua tim tersebut.
c) Bila perawat asosiet berhalangan hadir, sehingga satu tim kurang
personil, maka kepala unit gawat darurat/penanggung jawab shift
berwenang untuk memindahkan perawat asosiet dari tim lain untuk
masuk ke tim yang kekurangan personil.
74
d) Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitasn yang
dihadapi.
e) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksannakan dan hasilnya.
Tabel 2.12
Dilakuka Ke
Evaluasi & Hasil Penilaian Tdk Dilakukan
n t
Total skor
Keterangan : - Dilakukan =1
- Tidak dilakukan =0
Total Skor
Nilai = X 100 %
- 7
75
Sukabumi , ……………………
Supervisor
( )
1) Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung
agar pelayanan dilakukan sesuai dengan yang seharusnya
a) Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung dilakukan oleh kepala ruang anak,
dilakukan langsung kepada ketua tim/ perawat primer dan perawat
asosiet dengan langsung mengobservasi kegiatan asuhan
76
keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan perawat
asosiet tersebut.
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu diterapkan di unit AnakMPKP dilakukan
secara rutin untuk mendapatkan gambaran perkembangan mutu asuhan
dan pelayanan keperawatan
a) Indikator Mutu
(1) Indikator Proses : Angka prosentase dokumen proses
keperawatan
(2) Indikator Output :
(a) Tingkat Kepuasan Klien dan Keluarga
(b) Tingkat kepuasan perawat
(c) Tingkat kepuasan tenaga lain
(d) Lama hari rawat
(e) Angka pengekangan klien
b) Kegiatan Mutu
77
(f) Audit dokumentasi proses keperawatan dilaksanakan 3
bulan sekali
(g) Survey kepuasan klien dan keluarga setiap klien pulang
(h) Survey kepuasan perawat tiap 6 bulan
(i) Survey kepuasan tenaga kesehatan lain (Tim Kesehatan
Jiwa)
(j) Penghitungan lama hari rawat klin (Length of Stay)
c) Tindak Lanjut
Setelah ada hasil didapatkan maka dilakukan langkah-langkah
perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan.
Tabel 2.13
No Keteranga
Aspek Yang Dinilai Kode Rekam Medik Klien
. n
A. Pengkajian
78
No Keteranga
Aspek Yang Dinilai Kode Rekam Medik Klien
. n
kehidupan
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTANSE
B. Diagnosa
2. Diagnosa keperawatan
mencerminkan PE/PES
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTASE
C. Perencanaan
79
No Keteranga
Aspek Yang Dinilai Kode Rekam Medik Klien
. n
lain
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTASE
D. Tindakan
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTASE
E. Evaluasi
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTASE
80
No Keteranga
Aspek Yang Dinilai Kode Rekam Medik Klien
. n
SUBTOTAL
TOTAL
PROSENTASE
Survei masalah klien yang diambil dari klien baru yang dirawat pada bulan
bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat
standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan
oleh kepala ruang Anakdalam menilai pencapaian kegiatan MPKP. Contoh
survey masalah keperawatan terlihat pada tabel 2.13
Tabel 2.14
T Bulan …………..
Dst
81
Jumlah klien baru pada bulan ………………….. = .......... orang
1…………..
2…………..
3…………..
4…………..
BAB III
MANAJEMEN RUANGAN
Sakit Umum Daerah Jampangkulon atas dasar tuntutan dari masyarakat yang
geografis maupun demografis jarak menuju rumah sakit lain di wilayah Sukabumi
terlalu jauh sekitar 100 km dengan jarak tempuh 3–4 jam. Dan sekarang sebagai
82
pemerintah daerah, penyelenggaraan administrasi pemerintah, pengelolaan
sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana serta membina hubungan
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Nomor 608 Tahun 2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Jampangkulon Kabupaten Sukabumi,
2002 dan Nomor 608 Tahun 2004. Rumah Sakit Umum Daerah Jampangkulon
bidang pelayanan kesehatan, dan dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah
a. Tugas Pokok
83
Rumah Sakit Umum Daerah Jampangkulon mempunyai Tugas Pokok
Pelayanan Kesehatan
b. Fungsi
pelayanan kesehatan.
Daerah.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya
c. Dasar Hukum
3) Keputusan Bupati Nomor 608 Tahun 2002, tentang Organisasi dan Tata
84
d. Rumusan Visi dan Misi RSUD Jampangkulon
arah dan tujuan yang akan di capai sangat jelas dan dapat diketahui oleh
kompetensi, maka
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Sakit yang didalamnya
85
Anak, Bedah, Penyakit Dalam, dan lainnya dengan dukungan penduduk yang
tersebut.
Kuantitas
Strategi Umum
86
2) Kerja Sama dengan Instansi Kesehatan/Nonkesehatan Pemerintah maupun
Swasta.
f. Kebijakan Strategis
87
b. Kapasitas unit
Ruang anak berkapasitas 16 TT
1. Ruang dispensing obat
2. Ruang perawatan
a) Kamar kelas 3 dengan kapasitas 16 TT
3. Pendaftaran ( Nurse station )
4. Kamar mandi
5. Pantry
6. Spool hool
c. Tingkat kunjungan klien ruang anak
Jumlah kunjungan yang dirawat inap di ruang anak adalah 14
pasien setiap harinya.
1. Hasil Kajian Situasional di Ruang Ujung genteng
1. Man (Manusia)
a. SDM Perawat Ruang Ujung genteng Tahun 2020
Tabel 3.1
Jumlah Ketenagaan Perawat Ruang Ujung Genteng
Pelatihan
Masa Yang
No Nama Pddkn Jabatan
kerja Pernah
Diikuti
1. Rita Uminarsih S1, Ners Karu Lampiran
2. Indah Fitriani S1, Ners Tim 1
3. Lismayanti D3 Tim 11
4. Rina Noviani D3 PP IV
5. Nora D3 PP V
6. Rindy D3 PP VI
7. Senja D3 PK
8. Novita D3 PK
9. Indrian D3 PK
10. Dewi D3 PK
11. Savira D3 PK
12. Kestie D3 PK
13. Marthia D3 PK
14. Andri D3 PK
88
Berdasarkan Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah total
tenaga keperawatan di ruang ujung genteng yaitu sebanyak 14 orang
perawat yang terdiri atas 1 orang kepala keluarga, 2 orang ketua tim, 11
orang perawat fungsional. Untuk jenis pelatihan yang pernah diikuti
terlampir pada lampiran.
Tabel 3.2
Jumlah Perawat Menurut Status
No Status Pegawai Januari 2018 %
1. PNS 5 orang 27
2. TKK 9 orang 73
Jumlah 14 orang 100
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, menunjukkan bahwa terdapat5 orang
(27%) pegawai negeri sipil, dan 9 orang (73%) TKK.
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Jumlah Perawat AnakBerdasarkan Tingkat Usia
89
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, menunjukkan bahwa berdasarkan
tingkat usia, perawat di ruang ujng genteng berada pada usia reproduktif
yaitu pada usia >21-30 tahun sebanyak 11 orang (80 %)
Tabel 3.5
Jumlah Perawat Berdasarkan masa kerja
Tabel 3.6
Jumlah Perawat Ujung Genteng Berdasarkan Jabatan
Tabel 3.7
Pengembangan SDM Keperawatan
(Daftar Perkembangan Perawat Terlatih/Mahir)
N DATA Januari
%
o PELATIHAN 2018
1. Menjahit Luka 1 orang 1,6
2. CI 1 orang 1,6
3. Code Blue 2 orang 12,5
4. Hecting 1 orang 1,6
5. Manajemen bangsal 1 orang 1,6
90
6. BTCLS 10 orang 62,5
38544
∑ Perawat=
2044
∑ Perawat=19 Perawat
91
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang anak
menurut Formula Gillies (1989) adalah sejumlah 19 Perawat.
2. Methode
a. Struktur Organisasi Ruang Ujung genteng
Struktur organisasi dapat dilihat pada BAB II laporan ini.
Struktur organisasi diruangan yang terdiri dari Direktur Rumah Sakit,
kepala ruangan, keti=ua tim dan perawat fungsional, bagan struktur
organisasi di ruang ujung genteng sudah ada di ruangan perawat.
b. Penentuan metode keperawatan
1) Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimipinan yang diterapkan berdasarkan quisioner
yang dibagikan pada 36 perawat, dimana ditemukan sebanyak 56%
menjawab sering, 40 % menjawab selalu dan 4% menjawab jarang
(mendelegasikan wewenang, komunikasi, motivasi dan
koordinasi), sehingga dapat kita simpulkan bahwa tipe
kepemimpinan yang diterapkan adalah demokratis, dimana dalam
mendelegasikan wewenang, berkomunikasi, memotivasi, dan
melakukan koordinasi lebih cenderung ditetapkan secara bersama-
sama dengan anggota perawat lain.
2) Model MPKP
Model MPKP yang digunakan adalah metode modifikasi
Model Praktek Keperawatan Profesional tim, yaitu 1 kepala
ruangan, 2 ketua tim dan 11 perawat fungsional.
3) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan MPKP di tiap zona yang dilakukan oleh
case manejer keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim 1 dan ruang
ujung genteng, mengatakan bahwa ronde asuhan keperawatan
belum pernah dilakukan.
92
4) Discharge Planning
Perencanaan pulang akan menghasilkan sebuah hubungan
yang terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu
di rumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah pasien
pulang.
5) Supervisi
Supervisi adalah merencanakan ,mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana.
93
genteng mencapai presentase 96%, hal ini dilihat dari
pendokumentasian keperawatan yang dilakukan masih kurang
efektif, dimana pengisian format dokumentasi belum sesuai dengan
ketentuan penilaian yang dilakukan oleh ketua tim.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala tim
ujung genteng, Ia mengatakan bahwa tekhnik pendokumentasian
akan dikembalikan ke format menurut kasus pasien. Hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan dalam penegakkan diagnose
berdasarkan teory dari kasusnya, sehingga pengangkatan dignosa
dan rencana keperawatan dapat mencapai tujuan dan memudahkan
dalam proses pendokumentasian asuhan keperawatannya. Hal lain
yang mempengaruhi proses pendokumentasian oleh katim adalah
keterbatasan waktu katim, dimana katim terkadang juga merangkap
menjadi PA.
7) Efektifitas komunikasi terapeutik
Komunikasi sudah cukup baik, namun hubungan terapeutik
belum dibangun dengan sempurna.
8) Efektfitas universal precaution
Kewaspadaan Universal atau Kewaspadaan Umum (KU)
atau Universal Precautions (UP) adalah suatu cara untuk mencegah
penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke petugas
kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien lainnya (Dr.
Akhmad Wiryawan, 2007). Menurut Prof. Dr. Sulianti Saroso
(2006), Kewaspadaan Universal adalah suatu cara penanganan baru
untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua
pasien, tanpa memperdulikan status infeksi2.
Berikut adalah hasil observasi tentang pelaksanan universal
precaution di Ruang HMM LT 3 :
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Pengedaan Kelengkapan
Universal Precaution Pada Perawat di Ruang ujung genteng
No Komponen Ya Tidak
94
1. Sarung tangan tersedia/mudah didapat √
2. Masker tersedia/mudah didapat √
3. Baju pelindung/baju kerja tersedia √
4. Tempat sampah medis tersedia √
5. Tempat sampah non medis tersedia √
6. Tempat sampah benda tajam √
7. Tempat plabot infuse √
8. Protap pembuangan sampah medis, non medis
√
tersedia (mudah dibaca oleh setiap petugas)
9. Wadah tempat merendam instrument bekas
√
pakai tersedia
10. Protap pencucian alat/instrument bekas pakai
√
tersedia (mudah dibaca oleh setiap petugas)
11. Larutan klorin/desinfektan /sabun cuci tangan
√
tersedia.
12. Tempat cuci tangan dengan air mengalir
√
tersedia
13 Protap mencuci tangan tersedia (mudah
√
dibaca oleh setiap petugas)
14 Protap dari tindakan –tindakan keperawatan
telah menggambarkan prinsip universal √
precaution
Total 11 3
11
Presentase Total x 100 %=78,5 %
14
Ket :
Tinggi: Jika Nilai ≥ 60
Rendah: Jika Nilai < 60
95
tanda berikut yang jelas : tanda-tanda kanul
a. Sedikit nyeri dekat IV pertama
line flebitis
b. Sedikit kemerahan
dekat IV line
Dua dari tanda-tanda 2 Tahap awal Pindahkan
berikut : flebitis kanul
a. Nyeri pada IV line
b. Kemerahan
c. Pembengkakan
Semua tanda-tanda 3 Tahap Pindahkan
berikut adalah nyata: menengah kanul,
a. Nyeri sepanjang kanul flebitis pertimbangkan
b. Kemerahan perawatan
c. Pembengkakan infeksi
Semua tanda-tanda 4 Tahap lanjut Pindahkan
berikut adalah nyata: flebitis atau kanul,
a. Nyeri sepanjang kanul awal pertimbangkan
b. Kemerahan tromboflebitis perawatan
c. Pembengkakan infeksi
d. Vena teraba keras
Semua tanda-tanda 5 Stadium lanjut Memulai
berikut adalah nyata: tromboflebitis perawatan
a. Nyeri sepanjang kanul infeksi.
b. Kemerahan
c. Pembengkakan
d. Vena teraba keras
e. Pireksia
96
Pasien dikategorikan beresiko jatuh pasien apabila
mempunyai satu atau lebih factor beresiko jatuh pada saat
pengkajian7:
(1) Faktor resiko intrinsic, antara lain:
1. Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
2. Diagnosis/perubahan fisik
3. Mediasi dan interaksi obat.
(2) Factor ekstrinsik (lingkungan), antara lain :
(a) Tingkat pencahayaan
(b) Permukaan lantai
(c) Furniture
(d) Ketinggian tempat tidur, kunci tempat tidur
(e) Call bell
(f) Penggunaan alat bantu
(g) Lama rawat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan katim yang
bertanggung jawab dengan mutu pelayanan, katim mengatakan
bahwa dalam 3 bulan terakhir tidak terdapat pasien jatuh.
d) Angka infeksi karena dower kateter
Berdasarkan hasil wawancara, dalam 3 bulan terakhir
tidak ada kejadian infeksi karena dower kateter.
10) Orientasi Pasien Baru
97
dan sebanyak 5 orang (16%) menyatakan sering tidak melakukan
asuhan keperaawatn sesuai IK.
3.Material
a) Sarana dan Prasarana
Tabel 3.26
Sarana dan Prasarna yang tersedia di Ruang ujung genteng
Sarana dan Prasarana yang ada di Ruangan
No Keterangan
Jenis Sarana dan Prasarana Ada Tidak Ada
98
1. Nurse Station √
2. Meja dan Kursi √
3. Alat Tulis Kerja √
4. Tempat Istrahat Perawat √
5. Tempat Istrahat Dokter √
6. Tempat Untuk Sholat √
7. Kamar Mandi √
8. Tempat Cuci tangan √
9. Ruang Ganti Perawat √ Gbg dgn
10. Telpon Ruangan √ ruang sholat
11. Form Inventaris alat di tiap √
ruangan
Hasil analisa : dari hasil observasi, meja dan kursi di nurse station
sudah sesuai dengan kuantitas perawat dalam satu shift. Berdasarkan
hasil observasi pula, tidak ditemukan ruang sholat khusus keluarga
pasien .
99
14. Rak handuk √
15. Kesed √
16. Kaligrafi √
17. Jam dinding √
(Standar Depkes RI tahun 2006)
Hasil analisa :Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat identitas
pasien pada setiap kamar tidur pasien. Identitas pasien menggunakan
peneng pasien , karena dapat meminimalkan terjadinya eror human,
atau kesalahan perawat dalam melakukan tindaktidak ada nan. Tetapi
untuk kamar mandi pasien jarak dari tempat tidur pasien . selain itu
tidak adanya sentral oksiogen pada setiap tempat tidur pasien
sehingga resiko tabung terjatuh sangat tinggi walaupun di setiap
tabung oksigen terdapat sabuk pengaman.
c) Sarana dan prasarana alat kesehatan
1) Alat Medis Keperawatan
Tabel 3.28
Alat Medis Keperawatan
100
No Nama barang Jml Kondisi
yang ada
1. Ambu bag 1 Baik
dewasa
2. Pispot 5 Baik
3. Urinal 5 Baik
4. Sputum pot - -
5. Wwz/buli-buli 4 Baik
6. Stetoskop 2 Baik
7. Gerusan obat - -
8. Tongue spatel 2 Baik
9. Tromol kassa - -
sedang
10. Tromol kassa 1 Cukup baik
besar
11. Bak spuit kecil 3 Baik
12. Kom tertutup - -
13. Korentang + 1 Baik
tempat
14. Tromol kassa - -
kecil
15. Kom kecil 3 Baik
16. Pinset anatomis 4 Baik
17. Gunting hecting 1 Baik
18. Gunting biasa 1 Cukup baik
19. Bak instrumen 3 Baik
kecil
20. Bak istrumen 3 Baik
besar
21. Bak instrumen 4 Baik
sedang
22. Gunting verban 1 Baik
23. Reflek hamer 1 Baik
24. Dorongan 1 Baik
oksigen
25. Tensimeter 3 Baik
mobile
26. Stetoskop 2 Cukup baik
27. Alat huknah - -
28. Lampu baca foto 1 Cukup Baik
29. Set GV 1 Baik
30. Nebulizer 1 Baik
31. Trolley EKG - -
32. Bedside monitor 1 Baik
33. Oximetri 1 Baik
34. Timbangan BB 1 Baik
35. Kursi roda 2 1 Baik
36. Penlight 2 Baik
37. Regulator O2 14 Baik
38. Blankar 1 Baik
39. Tabung O2 kecil 1 Baik
40. Standar infus 30 Baik
41. Sampiran 2 Baik
42. Tempat tidur 30 Baik
43. Lemari pasien 30
101 Baik
44. Kasur busa 28 Baik
45. Lemari 1 Baik
instrumen
46. Instrumen troley 1 Baik
Hasil analisa data : Berdasarkan data yang ada, diperoleh hasil
bahwa alat medis keperawatan di ruang ujung genteng sudah sesuai
dengan satandar Depkes dan layak pakai.
102
dan melakukan pengajuan ke Rumah Sakit. Untuk pengajuan dana sendiri
tergantung sesuai dengan berapa banyak permintaan dana yang dibutuhkan
oleh ruangan.
Sumber dana tetap (gaji) untuk karyawan didapatkan setiap bulan
di Rumah Sakit, dimana Rumah Sakit mendapatkan dana tersebut dari
hasil pelayanan Rumah Sakit yang dikelolah sendiri. Berdasarkan DPA
yang sudah ditetapkan intensif diberikan satu bulan sekali bagi perawat
sesuai golongan, masa kerja, jabatan, status kepegawaian (Kontrak,
Magang, Karyawan tetap), yaitu dikelolah oleh SDM. Sedangkan intensife
berdasarkan jasa tindakan perawat yaitu setiap tanggal 17 diberikan oleh
pihak rumah sakit.Untuk fasilitas kesehatan pasien sendiri dikelolah oleh
rumah sakit.
2. Market
a) Pengertian Marketing (Pemasaran)
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk
sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan.Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
103
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam suatu organisasi. Pada pengertian ini struktur organisasi menunjukan
adanya pembagian kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-
kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (terkoordinasi). Selain itu
struktur organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi pada umumnya digambarkan dalam suatu bagan yang
disebut dengan bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur
organisasi yang formal dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis yang
menunjukan kewenangan dan hubungan komunikasi formal yang tersusun secara
hierarkis. Pada ruangan perawatan neurologi, MPKP struktur organisasi ini di
rancang oleh kepala ruang perawatan neurologi yang disetujui oleh kepala bidang
keperawatan.
Ronde keperawatan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan MPKP di tiap zona yang dilakukan oleh case manajer keperawatan.
Penerimaan pasien baru merupakan suatu tata cara ataupun pedoman dalam
104
menerima pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan suatu prosedur
yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang ke sebuah ruangan
rawat inap, baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari rumah sakit atau
puskesmas sebelumnya yang menjadi tempat berobat. Selain itu bahwa
penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan sebab
sebelum melakukan pemeriksaan awal, perawat terlebih dahulu mengetahui
identitas pasien yang di peroleh ketika perawat menerima pasien baru baik
rujukan dari rumah maupun rujukan dari lembaga kesehatan sebelumnya seperti
rumah sakit atau puskesmas.
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan dan adalah bagian
dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada
pasen. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status
kesehatan pasen, kebutuhan pasen, kegiatan asuhan keperawatan serta respons
pasen terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi
keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasen yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan
koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk
mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung jawabkan. Dokumentasi
asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang
dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan
dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi
setiap tenaga keperawatan agar mampu membuat dokumentasi keperawatan
secara baik dan benar.
Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan
sumberdaya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia (Notoatmojo, 2012). Pendidikan (formal) adalah suatu
proses pengembangan kea rah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Pelatihan dibidang keperawatan merupakan salah satu kegiatan pengembangan
staf yang bertujuan untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia (perawat)
(Gillies, 2012). Pelatihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau
105
kecakapan yang menurut kamus besar bahasa Indonesia bertujuan untuk
membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. Untuk mencari prestasi yang
baik diperlukan latihan yang terus menerus dan secara continue. Pelatihan adalah
merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan khusus seseorang atau kelompok
orang. Pelatihan adalah proses membantu pegawai- pegawai untuk memperoleh
efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui
pengembangan kebiasaan fikiran dan tindakan kecakapan, pengetahuan dan sikap.
B. Saran
1. Pihak Rumah sakit atau pemerintah
Rumah sakit hendaknya selalu memperhatikan pengelolaan kebutuhan
SDM perawat, peningkatan kualitas asuhan keperawatan neurologi dengan
mengikutsertakan perawatan dalan pelatihan pelatihan yang berhubungan dengan
keperawatan neurologi. Selain itu, sarana dan prasarana di ruang perawatan
khususnya pada ruang melati untuk lebih diperhatikan karena akan mmpengaruhi
dengan tingkat kepusan pasien rawat inap.
2. Perawat
Perawat untuk lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
khususnya keperawatan neurologi dan lebih mengoptimalkan orientasi pasien baru
untuk meningkatkan sosialisasi ruangan dari perawat kepada pasien dan keluarga.
Selain itu, perawat untuk lebih dioptimalkan dalam memanajemen pengelolaan
alat tenun.
106
DAFTAR PUSTAKA
107
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik
keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Nursalam.
(2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik
keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Rohmah, S. P. (2012) Perilaku Organisasi. Buku kedua, Edisi ke -12. Penerbit :
Salemba Medika. Jakarta.
108