i
TIM PENYUSUN
Tim Penyusun :
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................96
LAMPIRAN
1. Contoh Format Evaluasi Kurikulum.................................................................................97
2. Contoh Kriteria Penilaian Tugas Mahasiswa................................................................. 103
3. Format RPS di UMKT..................................................................................................... 106
4. Template Kurikulum Program Studi..............................................................................108
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 3.2 Mata Kuliah Pengukur Capaian Pembelajaran Lulusan ........................................... 84
Tabel 3.3 Matriks Untuk Pengukur CPL MK 21 ........................................................................84
Tabel 3.4 Matriks Untuk Pengukur CPL MK 22........................................................................85
Tabel 3.5 Skoring Rata-Rata Untuk CPL MK 21........................................................................85
Tabel 3.6 Skoring Rata-Rata Untuk CPL MK 22........................................................................85
Tabel 3.7 Nilai Rata-Rata CPL 1 ...............................................................................................86
Tabel 3.8 Contoh Perhitungan Nilai CPMK Untuk CPL 1 MK 21 .............................................87
Tabel 3.9 Contoh Perhitungan Nilai CPMK Untuk CPL 1 MK 22 .............................................87
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur merupakan salah satu dari
ratusan Perguruan Tinggi yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang
eksistensinya telah dimulai dari dua perguruan tinggi swasta di Samarinda milik
Persyarikatan yang telah mendapatkan ijin penggabungan yaitu Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Samarinda dan Sekolah TInggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Samarinda, disamping itu cikal bakal UMKT juga tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak khususnya Universitas Muhammmadiyah Surakarta.
Saat ini UMKT telah memiliki 8 Fakultas yakni Fakultas Ilmu Keperawatan
terdiri dari 3 program studi yaitu (1) S-1 Keperawatan, (2) Profesi Ners, dan (3)
Diploma III Keperawatan; Fakultas Ekonomi Bisnis dan Politik terdiri dari 3 program
studi, yaitu (1) S-1 Manajemen, (2) S-1 Hubungan Internasional, (3) Program Pasca
Sarjana Manajemen; Fakultas Kesehatan Masyarakat terdiri dari 3 program studi,
yaitu (1) S-1 Kesehatan Masyarakat, (2) S1 Kesehatan Lingkungan, (3) Diploma 3
Kesehatan Lngkungan; Fakultas Farmasi terdiri dari (1) S-1 Prodi Farmasi; Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdiri dari 2 program studi yaitu (1) S-1 Pendidikan
Olahraga, (2) S-1 Pendidikan Bahasa Inggris; Fakultas Sains dan Terknologi terdiri
dari 4 program studi, yaitu (1) S-1 Teknik Informatika, (2) Teknik Mesin, (3) Teknik
Sipil, (4) Teknik Geologi; Fakultas Hukum terdiri dari 1 program studi yaitu (1) Prodi
S1 Hukum; dan Fakultas Psikologi terdiri dari 1 program studi yaitu (1) Prodi S1
Psikologi. Total program studi yang ada di UMKT saat ini berjumah 18 program studi.
Perkembangan jumlah program studi di Universitas Muhammadiyah
Kaimantan Timur membutuhkan upaya untuk meningkatkan kualitas lulusanyang
baik yakni lulusan yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai dasar pengembangan
UMKT, lulusan yang memiliki soft skill dan kompetensi yang sesuai dengan
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga lulusan tidak hanya
menjadi tenaga kerja yang profesional yang dibutuhkan oleh bangsa tetapi juga
1
menjadi tenaga kerja yang memberi manfaat bagi masyarakat. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur untuk meningkatkan
kualitas lulusannya adalah dengan pengembangan kurikulum mata untuk
meningkatkan keberhasilan sistem pendidikan secara menyeluruh. Kurikulum
sebagai jantung proses pendidikan yang ada di UMKT dirancang dan disempurnakan
untuk menghasilkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memilki
daya saing dalam berbagai bidang. dengan menitik beratkan pada pembentukan
karakter yang berpijak pada nilai-nilai dasar islam, meningkatkan wawasan
lingkungan, nasional, internasional dan memiliki keunggulan/ berkemajuan dalam
memanfaatkan tekhnologi informasi serta menyelenggarakan penjaminan mutu agar
lulusannya memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dalam jenjang
tertentu dan setara dengan jenjang karir di dunia kerja, baik secara nasional maupun
internasional.
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan Peraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) untuk penyusunan kurikulum program studi di area Pendidikan
Tinggi. Konsep yang dikembangkan dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) adalah
bahwa lulusan dari setiap program studi di Indonesia diukur berdasarkan capaian
pembelajaran yang ditetapkan daam KKNI dan SNPT (Standar Nasional Pendidikan
Tinggi) serta kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dalam konsep ini,
pembelajaran di era modern dapat berlangsung di mana saja dan tidak hanya
terbatas di ruang kelas, perpustakaan, maupun laboratorium. Pengalaman
pembelajaran berkembang di masyarakat, industri, tempat kerja, pusat penelitian,
dan lokasi pengabdian, serta mitra-mitra yang memungkinan peserta didikr mampu
mengasah pengalaman yang bisa disetarakan dengan satuan kredit belajar.
Sejalan dengan perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang
berlaku, maka Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur menyambut baik
langkah pemerintah menetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia
yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan
2
dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan
kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan.
Tantangan yang dihadapi oleh UMKT dalam pengembangan kurikulum di era
industri 4.0 dan society 5.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan
literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang
berakhlak mulia berdasarkan pemahaman keyakinan agama sehingga UMKT perlu
melakukan reorientasi pengembangan kurikulum yang mampu menjawab tantangan
tersebut. Evaluasi kurikulum secara berkala dan terencana merupakan keniscayaan
untuk melakukan perbaikan peran perguruan tinggi yang diakibatkan tuntutan
kebutuhan masyarakat dan industri yang sangat dinamis.
Pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan kebutuhan pendidikan
yang dapat memberi kesempatan dan pengalaman kepada peserta didik
mengembangkan segenap potensi diri yang dimiiknya agan menjadi capaian orestasi
yang unggul. Proses pendidikan harus memperhatikan tingkat perkembangan
berpikir, minat, motivasi, dan segenap karakteristik yang dimiliki peserta didik.
Pendidikan harus mampu memfasilitasi bertumbuhkembangnya kecerdasan spiritual,
sosial, emosional, dan intelektual secara berimbang. Proses pendidikan harus
memperhatikan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
Dengan demikian, pendidikan diharapkan akan mampu menghasilkan
kecemerlangan akademik dan non-akademik peserta didik. Pengembangan
kurikulum harus pula memperhatikan kebutuhan pembelajaran Era Industri 4.0 dan
Society 5.0, Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Kurikulum pendidikan tinggi semestinya juga dikembangkan
dengan mengacu pada teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based
education) atau pendidikan berbasis capaian (outcome-based education) dan
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum) atau kuriklulum
berbasis capaian (outcome-based curriculum).
Buku pedoman ini disusun bertujuan untuk memberikan panduan mengenai
prinsip dasar dan tata cara penyusunan atau restrukturisasi kurikulum program studi
di lingkungan UMKT. Tahap-tahap yang perlu dilaksanakan dalam penyusunan
dan/atau pengembangan kurikulum telah dirancang dan disesuaikan dengan
3
kerangka OBE, dan mengakomodasi program MBKM yang dicanangkan oleh
Kemendikbudristek.
4
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 Tahun 2020 tentang
Pendirian Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,
Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
5
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan Menteri. Dalam Pasal 29 UU
Pendidikan Tinggi, dinyatakan acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan
Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, dan Pendidikan Profesi adalah Kerangka
KUalifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI telah diatur melalui Peraturan Presiden
No. Tahun 2012. Pengembangan kurikulum juga mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan
kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Pada saat ini Standar
Nasional Pendidikan Tinggi yang berlaku adalah Permendikbud No. 03 Tahun 2020
menggantikan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015. Gambar 1.1 di atas
menunjukkan rangkaian landasan hukum, kebijakan nasional dan institusional
pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi.
6
Gambar 1.2 Perkembangan Revolusi Industri
Society 5.0 sendiri baru diresmikan pada 21 Januari 2019 dan dibuat
sebagai solusi atas Revolusi Industri 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi
umat manusia. Untuk mewujudkan konsep pendidikan 4.0 dan Society 5.0,
hendaknya lembaga pendidikan di Tanah Air mengembangkan tiga langkah
strategis dan inovasi yang meliputi :
a. Implementasi menyeluruh Outcome Based Education (OBE)
Pembelajaran yang dikembangkan melalui kurikulum digunakan untuk
menghasilkan profil lulusan dengan kompetensi yang mampu menjawab
kebutuhan pengguna (graduate employability). Penerapan pembelajaran
berbasis luaran (outcome based education) menjadi sebuah keharusan untuk
memberikan ruang dalam merumuskan capaian pembelajaran (learning
outcome); desain ulang kurikulum, pengembangan karakter dan kreativitas
siswa/mahasiswa, keselarasan yang konstruktif antarkompetensi, metode
pembelajaran, hingga sistem penilaian.
8
b. Pengembangan Motode dan Konten Pembelajaran, melalui empat model
Pertama, Student Centered Learning. Paradigma pembelajaran
diarahkan dengan mengganti peran dosen/guru menjadi fasilitator dalam
proses pembelajaran. Implementasi student centered learning (SCL) yang
dikombinasikan dengan Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR).
Metode yang harus digunakan adalah experience based learning, experiment
based learning, project based learning, dan flipped learning.
Kedua, implementasi Blended Learning. Blended learning merupakan
pembelajaran yang dilakukan dengan mengkombinasikan pelaksanaan
pembelajaran secara tatap muka di kelas dengan pembelajaran interaktif
dalam jaringan (daring). Metode ini mendorong siswa/mahasiswa
menggunakan sumber belajar internal dan eksternal dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Ketiga, Visual Based Learning. Konten pengetahuan
harus dikuatkan menggunakan bentuk visual media berbasis TI berupa video,
grafik, simbol, kata kunci, animasi,dan lain-lain. Keempat, desiminasi
Pengetahuan Melalui Kanal Pengetahuan dan Menara Ilmu. Pemanfaatan
produk desiminasi pengetahuan melalui kanal pengetahuan dan menara ilmu
berpotensi menjadi pelengkap sumber belajar eksternal. Kanal pengetahuan
harus dikembangkan untuk mewadahi berbagai bentuk desiminasi
pengetahuan yang dikemas dalam menara ilmu, video dokumenter,
webinar, Massive Open Online Corse (MOOC) dan berbagai bentuk desiminasi
lain yang harsu dikembangkan, semisal academic production house, sebagai
pusat pengembangan dan produksi konten-konten berbasis audio visual
pendukung sumber belajar dan desiminasi pengetahuan.
c. Penyediaan Learning Space Pendukung
Karakteristik generasi Y dan Z yang akrab dengan dunia digital
memudahkan mereka dalam membangun jaringan sosial (social nerwork),
mengeksplorasi sumber belajar, berani menerima tantangan (risk taker),
berkolaborasi lintas disiplin (borderless of sciences), dan selalu berambisi
menghasilkan sesuatu hal yang baru dan berbeda. Fasilitas proses dan
metode pembelajaran yang fleksibel, kreatif, berbasis capaian, dan
9
berorientasi pada hasil/prestasi dengan menyedikan ruang-ruang terbuka
yang saling berjejaring dan kerja bersama (co-working space) menjadi sebuah
kebutuhan yang harus disediakan.
Era revolusi industri 4.0 belum dirasa terselesaikan, tetapi masyarakat
dikejutkan kembali dengan perubahan era baru yaitu era society 5.0. Di dalam
era society 5.0 di bidang pendidikan difokuskan dalam keahlian 4C, yaitu Critical
Thinking (keterampilan berpikir kritis), Creativity (keterampilan berpikir kreatif),
Collaboration (keterampilan bekerja sama atau berkolaborasi), dan
Communication (keterampilan berkomunikasi). Selain keahlian ada pula
kemampuan yang mengharuskan dimiliki pada era society 5.0 ini, yaitu
kepemimpinan (leadership), literasi digital (digital literacy), komunikasi
(communication), kecerdasan emosional (emotional intellegency),
kewirausahaan (enterpreneurship), pemecahan masalah (problem solving), kerja
tim (team work).
Era Society 5.0 lanjutan dari era revolusi industry 4.0, telah menyebabkan
terjadinya perubahan dan pergeseran dalam dunia pendidikan. Ke depan dapat
diprediksikan bahwa pendidikan akan menjadi dinamis terbuka yang
memungkinkan bisa dijangkau oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
Pendidikan masa depan lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi
sehingga memungkinkan setiap orang dapat berinteraksi, bertukar informasi,
dan berkolaborasi. Dengan demikian, setiap peserta didik dan dosen memiliki
keleluasaan dan kemerdekaan untuk belajar dan berinovasi serta berkreasi
guna meningkatkan kualitas pendidikan.
10
seperti pendidikan karakter, pendidikan antikorupsi, SDGs, dan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).
Saat ini dunia pendidikan mengalami tantangan besar dengan adanya
“tiga dosa besar”, yaitu intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual.
Ketiganya berdampak pada terhambatnya perwujudan lingkungan belajar yang
baik, juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup
seorang anak. Intoleransi adalah praktik sosial yang sampai saat ini masih
menjadi penyebab tindakan-tindakan amoral lainnya. Misalnya perisakan,
konflik, hingga kekerasan. Menurut KBBI, intoleransi adalah ketiadaan tenggang
rasa. Di mana, keadaan seperti ini dapat diartikan sebagai sikap yang tidak
menghargai dan menghormati orang lain. Terkhusus yang terjadi di dunia
pendidikan Indonesia, kasus-kasus intoleransi ini lebih mengarah kepada ihwal
keagamaan.
Perundungan atau perisakan ialah hal yang hampir terjadi di setiap
sekolah, baik itu dalam skala yang kecil, sedang, hingga besar/ berat.
Berdasarkan KBBI, perundungan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan
merundung. Merundung (KBBI) juga diartikan sebagai perbuatan yang
menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan
verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu. Misalnya
memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul,
mendorong, menyebar rumor, mengancam, atau merongrong. Aksi kekerasan
(KBBI) merupakan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan
fisik atau barang orang lain. Awalnya aksi ini adalah praktik intoleransi,
kemudian menjadi perisakan, berlanjut pada kekerasan, dan akhirnya berujung
pada luka bahkan kematian. Kekerasan tidak hanya dalam kategori fisik dan
verbal, namun ada pula kekerasan seksual.
Terdapat dua aturan yang memberikan panduan pencegahan dan
penanganan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan, yaitu Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan
11
Pendidikan serta Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Melalui adanya
program-program pendidikan karakter pada kurikulum pendidikan tinggi
diharapkan dapat membasmi tiga dosa besar dalam sistem pendidikan nasional
Indonesia.
Pengarusutamaan pendidikan karakter dalam semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan merupakan keniscayaan. Hal mendasar dari pendidikan
karakter adalah mendidik dan memberdayakan peserta didik agar mereka
memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya. Pentingnya tiga
komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu
pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral
feeling), dan perbuatan atau perilaku moral (moral action). Dengan perkataan
lain, pendidikan karakter diperlukan agar peserta didik dapat memahami,
merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan.
Era revolusi industri 4.0 memberikan banyak dampak perubahan pada
berbagai hal, termasuk dalam perubahan karakter mahasiswa. Oleh sebab itu
penguatan pendidikan karakter merupakan suatu hal yang penting untuk
dilakukan pada saat ini. Kelima nilai utama karakter seperti nilai religious,
nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain,
yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai
utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan perguruan tinggi
perlu mengembangkan nilai-nilai utama tersebut baik secara konseptual dan
operasional.
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjujung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi
tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu
12
dengan sesama dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter
religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai relligus antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan dan melindungi
yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.
menempatkan kepentingan bangsa dan negara atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaang budaya bangsa, rela berkorban unggul dan berprestasi,
cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku dan agama.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian dan menjadi pemebelajar sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada
orangorang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai,
kerjasama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan dan sikap
kerelawanan.
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
13
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Secara lebih komprehensif, dalam kaitannya dengan Sustainable
Development Goals (SDGs) terdapat kerangka kerja kurikulum yang
dikembangkan oleh The Commonwealth sebagai pedoman pendidikan sehingga
memungkinkan SDGs dapat terwujud dengan baik. Kerangka kurikulum ini
diorientasikan pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, nilai, serta sikap
dari siswa.
Pendidikan yang diorientasikan pada pencapaian sustainable
development ini terdiri dari 17 unsur yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa
Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5)
Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan
Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi
dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman
yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13)
Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan;
(16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan
untuk Mencapai Tujuan (dapat dilihat pada Gambar 1.4).
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi
global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna
mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
Implementasi sustainable development di perguruan tinggi ini didorong dengan
mekanisme impact ranking seperti The Times Higher Education (THE) yang
menilai kinerja universitas di dunia dalam kaitannya dengan the United Nations’
Sustainable Development Goals (SDGs) yang diharapkan terwujud pada 2030.
THE memberikan indikator penilaian SDGs secara detail namun komprehensif
sehingga setiap Perguruan Tinggi dapat menginterpretasi dan mengadopsinya
14
secara jelas. THE menjadikan 17 goals sustainable development sebagai basis
penilaian.
15
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Memperhatikan dampak negatif yang sangat besar dari tindakan korupsi
bagi kehidupan bangsa dan bernegara ini, perlu segera dicarikan solusi mengatasi
problem bangsa ini. Salah satu alternatif yang harus ditempuh adalah melalui
jalur pendidikan anti korupsi dengan penerapan hidden Curriculum (kurikulum
tersembunyi) dan pendidikan moral.
Pendidikan anti korupsi, sebagai bagian dari pendidikan karakter
merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini,
seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan
perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila;
bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya
kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan
melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025).
Dengan hidden curriculum ini, tidak perlu ada materi khusus
pembelajaran anti korupsi dalam kurikulum di kampus. Karena pendidikan anti
korupsi dapat diberikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler atau dengan
menanamkan (menyisipkan) nilai-nilai pembelajaran anti korupsi secara
terintegrasi dalam mata pelajaran yang sudah ada. Pendidikan anti korupsi tidak
akan dimasukkan dalam mata pelajaran sendiri, mengingat kurikulum pendidikan
saat ini sudah sarat beban sehingga tidak mungkin untuk menambah mata
pelajaran baru anti korupsi. Pendidikan Anti Korupsi tidak harus formal, tidak
harus diajarkan oleh petugas kepolisian atau kejaksaan, tetapi cukup seorang
pendidik yang memiliki komitmen moral dan etik serta kepedulian sosial yang
luas dan empatik. Ini penting guna menumbuhkan the great person (pribadi
agung) para peserta didik.
Selama ini merosotnya kualitas pendidikan nasional hanya terfokus pada
persoalan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing di era pasar
global, sehingga yang disorot hanyalah dari hasil kelulusan (output) belaka.
16
Sementara penanaman moral dan pencapaian tujuan pendidikan nasional untuk
mampu mencetak generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi
juga cerdas secara emosional dan spiritual menjadi terlupakan. Disinilah perlu
adanya pembenahan dalam pembentukan moralitas pendidikan yang secara
praksisnya termuat secara tersembunyi di dalam kurikulum (hidden curriculum).
Untuk efektifitas pendidikan anti korupsi melalui hidden curriculum,
Perguruan Tinggi harus mampu menjadikan korupsi sebagai isu sentral di dalam
menyampaikan pesan moral selama proses pembelajaran. Pesan moral bisa
dilakukan setiap saat, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta melalui
mata kuliah apa saja. Oleh karena peserta didik tidak belajar tentang nilai dari
“apa yang kita katakan, tetapi dari apa yang kita lakukan”.
Pendidikan antikorupsi sebagai pendidikan moral harus dapat
memberikan moral knowing tentang korupsi, yaitu moral awareness (kesadaran
moral) terhadap bahaya korupsi, knowing moral values (pengetahuan nilai-nilai
moral), moral reasoning (alasan moral) mengapa korupsi harus ditolak, decision
making (mengambil keputusan moral) untuk melawan dan memberantas korupsi
dan selfknowledge (pengetahuan diri) untuk tidak menjadi koruptor. Desain
pendidikan anti korupsi sebagai bagian dari pendidikan karakter dalam kurikulum
Perguruan Tinggi dapat dilihat pada gambar 1.5 di bawah ini.
17
Pendidikan anti korupsi sebagai pendidikan moral juga harus dapat
memberikan moral feeling terhadap korupsi, yaitu kesadaran bahwa korupsi
adalah termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, kepercayaan diri untuk hidup
bersih tanpa korupsi, empathy merasakan penderitaan orang lain sehingga
merasakan penderitaan yang ditimbulkan akibat perilaku korupsi, loving the
good (cinta terhadap kebaikan), self-control (kontrol diri) dengan cara
mengendalikan diri agar tidak terjebak konsumerisme dan keserakahan, humility
(kerendahan hati). Pendidikan anti korupsi melalui hidden curriculum dan
pendidikan moral akan memberikan implikasi pedagogi yang sangat besar di
masa kini dan akan datang.
Salah satu tujuan penguatan pendidikan karakter untuk membangun
dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia 2045 dengan jiwa
pancasila serta pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan. Dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2020 disebutkan salah
satunya tentang kurikulum pendidikan bermuatan P4GN (pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba) di lingkungan
pendidikan.
Pembersihan narkoba di lingkungan perguruan tinggi melalui kurikulum
sebagai bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni melalui
Pencegahan, Pemberantas, dan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika
(P4GN). Menanamkan pemahaman terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba
melalui kurikulum pendidikan berbasiskan Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) sangat penting,
mengingat penyalahgunaan narkoba kerap terjadi pada kalangan anak muda,
dalam rentang usia pelajar dan mahasiswa. Maka dari itu, pendidikan anti NAPZA
merupakan unsur penting dalam membangun generasi muda yang sehat tanpa
NAPZA.
18
D. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi dalam Konteks Kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka
Perguruan tinggi pada era revolusi industri 4.0 ini harus mampu mendisrupsi
diri dan menyiapkan mahasiswa sebagai pembelajar sepanjang hayat yang responsif
dan adaptif terhadap perubahan zaman. Untuk itu kampus perlu membuka
kesempatan setiap mahasiswa untuk mengembangkan potensi sesuai peminatan
masing-masing mahasiswa melalui pembelajaran berbasis pengalaman
atau experience learning. Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan
tnggi harus merujuk kepada standar nasional pendidikan tinggi (SN-Dikti)
sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor: 3 Tahun 2020 Tanggal 24
Januari 2020 tentang Sandar Nasional Pendidikan Tinggi khususnya Pasal 18 Ayat (3)
yang telah dioperasionalkan sebagai “kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM)”. Panduan MBKM telah dterbitkan berupa dokumen Buku Saku Panduan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020.
Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MB-KM) merupakan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk
menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Program
ini relevan dan sejalan dengan laju pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) saat ini, yang kita sadari telah membawa dampak dalam berbagai
ranah kehidupan. Salah satu dampak perkembangan IPTEK adalah berubahnya
banyak jenis pekerjaan; banyak lapangan pekerjaan hilang, tapi sebaliknya berbagai
jenis pekerjaan baru bermunculan. Fenomena ini menuntut dunia pendidikan tinggi
melakukan transformasi dalam praktik pendidikan dan pembelajaran agar dapat
menghasilkan lulusan yang dan responsif terhadap tantangan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
Program MB-KM memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga
pendidikan, merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit,
serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka minati.
Kampus merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom
19
dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Bentuk Kegiatan Pembelajaran MBKM merupakan salah satu perwujudan
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang
sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti
persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen
diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.
Implementasi Kampus Merdeka di Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur (UMKT) dilakukan dengan pembelajaran di dalam dan luar universitas. Melalui
MBKM, mahasiswa memiliki kesempatan 1 (satu) semester atau setara dengan 20
(dua puluh) sks untuk menempuh pembelajaran di luar program studi pada
perguruan tinggi yang sama dan paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40
(empat puluh) sks menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di
perguruan tinggi yang berbeda, dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan
yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau
menciptakan lapangan kerja baru.
Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, diantaranya
melakukan magang/praktik kerja di industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan
proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan,
mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan
kewirausahaan, membuat studi atau proyek independen, dan mengikuti program
kemanusiaan.
Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan
dengan baik, maka hard skills dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan
bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) untuk menghasilkan
20
lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha
dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.
Kebijakan Kampus Merdeka diyakini merupakan salah satu cara membongkar
birokrasi administrasi di perguruan tinggi. Kebijakan Kampus Merdeka akan
membawa sivitas akademika di perguruan tinggi seperti dosen dan mahasiswa
memiliki kemerdekaan dalam proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Oleh karena itu, mereka memiliki akses yang luas untuk belajar
mendapatkan ilmu di program studi baik di dalam dan luar kampus. Desain
pengembangan kurikulum MBKM dapat dilihat pada gambar 1.6.
Dosen berperan sebagai fasilitator dalam proses pertukaran ilmu, menyusun
kurikulum yang berorientasi dan berbasis pada proyek keilmuan, kelompok
mahasiswa berbasis proyek keilmuan, partisipasi dalam debat studi kasus, dan
lainnya. Perubahan ini bertujuan menghasilkan lulusan yang mampu bertahan,
beradaptasi, dan memiliki kemampuan non-teknis untuk hidup dan bekerja dalam
masyarakat. Lulusan memerlukan modal bagi kehidupan mereka di masa depan,
bukan di kehidupan saat ini saja.
Profil lulusan dalam peta jalan pendidikan Indonesia, mencakup enam profil,
antara lain: 1) berintegritas spiritualitas, 2) berwawasan kebhinekaan, 3) mandiri, 4)
gotong royong, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Pendidikan tinggi harus mampu
mendorong orang bukan hanya bisa dalam bidang apa, melainkan orang ini punya
kemampuan dan kemauan terus belajar seumur hidup sesuai dengan akselerasi
perubahan ekonomi, adaptif, kolaboratif, kreatif, dan berpikiran terbuka.
21
BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM UMKT
22
Gambar 2.1 Korelasi SN-Dikti dengan Pengembangan dan
Pelaksanaan Kurikulum
23
Paradigma OBE yang digunakan dalam pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Outcome Based Curriculum (OBC), pengembangan kurikulum yang didasarkan
pada profil dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Berlandaskan CPL ini
kemudian diturunkan bahan kajian (body of knowledge), pembentukan mata
kuliah beserta bobot sks nya, peta kurikulum, desain pembelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk Rencana Pembelajaran Semester (RPS),
mengembangkan bahan ajar, serta mengembangkan instrumen penilaian dan
evaluasi.
b. Outcome Based Learning and Teaching (OBLT), pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang didefinisikan sebagai interaksi dalam kegiatan belajar antara
dosen, mahasiswa, dan sumber belajar. Salah satu prinsip penting OBLT adalah
ketepatan pemilihan bentuk dan metode pembelajaran yang akan dilakukan
oleh mahasiswa wajib mengacu dan sesuai dengan CPL. Bentuk pembelajaran
termasuk, bentuk pembelajaran di luar prodi atau kampus pada program
Merdeka Belajar–Kampus Merdeka.
c. Outcome Based Assessment and Evaluation (OBAE), pendekatan penilaian dan
evaluasi yang dilakukan pada pencapaian CPL dalam rangka untuk peningkatan
kualitas pembelajaran yang berkelanjutan. Penilaian dilakukan pada proses
pembelajaran dan pada hasil pencapaian CPL. Demikian juga evaluasi kurikulum
dilakukan pada pencapaian CPL Program Studi, dan hasilnya digunakan untuk
perbaikan berkelanjutan.
Dapat disimpulkan paradigma atau pendekatan OBE, pertama sangat sesuai
dengan SN-Dikti. Kedua, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berfokus
pada pencapaian CPL. Ketiga, dalam implementasinya untuk kerperluan akreditasi
nasional maupun internasional pelaksanaan OBE sangat di perlukan dukungan
dokumen atau data-data yang sahih sebagai bukti.
24
Lulusan dan Standar Isi Pembelajaran. Berikut ketentuan pengembangan kurikulum
UMKT:
5. Mata kuliah penciri universitas untuk level diploma dan sarjana dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Mata Kuliah Penciri Universitas
25
8. Total sks untuk setiap jenjang diatur sebagai berikut:
a. Jumlah sks 108 – 116 untuk program Diploma III
b. Jumlah sks 144 – 147 untuk program Sarjana
c. Jumlah sks 24 – 36 untuk Profesi 1 tahun
d. Jumlah sks 36 – 48 untuk program Magister
9. Struktur kurikulum program studi harus memuat keterkaitan antara mata kuliah
dengan capaian pembelajaran lulusan yang digambarkan dalam peta kurikulum
yang jelas, capaian pembelajaran lulusan dipenuhi oleh seluruh capaian
pembelajaran matakuliah, serta tidak ada capaian pembelajaran matakuliah yang
tidak mendukung capaian pembelajaran lulusan.
10. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap program
pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran
lulusan dari KKNI:
a. Lulusan program diploma tiga paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum.
b. Lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu.
c. Lulusan program magister, magister terapan, dan spesialis paling sedikit
menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu
11. Kurikulum program studi harus memfasilitasi pelaksanaan Merdeka Belajar
Kampus Merdeka di luar program studi dengan ketentuan:
a. Paling sedikit 4 (empat) semester dan paling lama 11 (sebelas) semester
merupakan Pembelajaran di dalam Program Studi
b. 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester
merupakan Pembelajaran di luar Program Studi pada Perguruan Tinggi yang
sama
c. Paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) satuan
kredit semester merupakan:
Pembelajaran pada Program Studi yang sama di Perguruan Tinggi yang
berbeda
26
Pembelajaran pada Program Studi yang berbeda di Perguruan Tinggi
yang berbeda
Dan atau pembelajaran di luar Perguruan Tinggi.
Hal-hal yang bersifat spesifik yang belum diatur dalam panduan ini akan
diatur dalam dokumen tersendiri.
1. Visi Keilmuan
Visi keilmuan (scientific vision) merupakan pandangan atau pendapat para
pakar atau kelompok pengajar yang berwawasan jauh kedepan, pandangan
tersebut kelak akan mampu menduga kemampuan lulusan bidang ilmu tertentu
yang diperlukan di dunia kerja dimasa yang akan datang berdasarkan pada
perkembangan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.
27
Contoh 1:
Pada tahun 2037, menjadi pusat pengembangan keilmuan keperawatan
gawatdarurat dan bencana berbasis teknologi informasi untuk penyelesaian
masalah masyarakat dan lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai Islami.
Contoh 2:
Pada tahun 2037, menjadi pusat pengembangan keilmuan Teknik Industri
berbasis industri kreatif berkemajuan dengan berlandaskan nilai-nilai ke-Islaman.
2. Profil Lulusan
Profil lulusan adalah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di bidang
keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan studinya. Profil dapat
ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja yang
dibutuhkan pemerintah dan dunia usaha maupun industri, serta kebutuhan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seyogyanya profil
lulusan program studi disusun oleh kelompok program studi sejenis atau asosiasi,
sehingga terjadi kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara
nasional. Contoh:
28
3. Tujuan Pendidikan Program/Program Educational Objective (PEO)
a. Rumusan PEO
Tujuan pendidikan program/ Program Educational Objective (PEO)
atau Profil Profesional Mandiri (PPM) merupakan penjelasan harapan tentang
pencapaian dan karir professional yang akan dimiliki oleh lulusan 3-5 tahun
setelah lulus dari program studi. PEO dirumuskan dengan memperhatikan
gambaran profil lulusan, visi keilmuan program studi, Analisis SWOT, survei
kepuasan (mahasiswa, dosen, alumni dan stakeholder), analisis kebutuhan
stakeholder baik pada lingkup nasional maupun internasional. PEO inilah
nantinya akan menjadi dasar penetapan rumusan capaian pembelajaran
(CPL).
PEO atau Profil Profesional mandiri dapat dibagi dalam tiga domain/
ranah yaitu Professionalism yang menunjukkan kemampuan bekerja di
berbagai bidang dengan memanfaatkan disiplin keilmuan yang dimiliki.
Personal Development yang menunjukkan kemampuan lulusan untuk mampu
belajar sepanjang hayat, fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan yang akan semakin kuat di masa-masa mendatang, serta
Societal Engagement yang menunjukkan kemampuan lulusan menjadi bagian
dari agen-agen perubahan di masyarakat. Contoh rumusan PEO dapat dilihat
pada tabel 2.4 dan 2.5, sedangkan contoh rumusan indikator dan target
pencapaian PEO pada tabel 2.6 dan 2.7 di bawah ini.
29
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
3 Societal PEO-3 Lulusan TI-UMKT mampu berperan aktif dan
Engagement berkontribusi positif pada lingkungan,
masyarakat, negara dan agama Islam
Tabel 2.6 Contoh Rumusan Indikator dan Target Pencapaian PEO Prodi
Teknik Industri
30
mengembangkan sumber pembelajaran lain
pengetahuan tentang atau berpartisipasi dalam
Islam dan kegiatan pengembangan
mengaplikasikannya keterampilan
dalam kehidupan. d. Melanjutkan studi ke jenjang
lebih tinggi
e. Melakukan publikasi tulisan di
dalam jurnal /prosiding/
majalah atau di media massa
PEO-3 Lulusan TI-UMKT a. Berperan aktif dalam kegiatan Minimal 50%
mampu berperan aktif kemasyarakatan dan atau alumni TI-
dan berkontribusi kemanusiaan (wajib) UMKT
positif pada lingkungan, b. Menjadi pengurus dalam memenuhi
masyarakat dan agama organisasi masyarakat yang satu di
Islam sesuai dengan nilai-nilai Al antara
Islam dan indikator
Kemuhammadiyahan
c. Menjadi tokoh, rujukan, atau
influencer dalam masyarakat
d. Menjadi khatib atau
pendakwah agama Islam
31
pengetahuan tentang berpartisipasi dalam kegiatan
Islam dan pengembangan keterampilan
mengaplikasikannya d. Melakukan studi lanjut
pada kehidupan. e. Melakukan publikasi tulisan di
dalam media massa/
elektronik.
32
4. Capaian Pembelajaran Lulusan
a. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) adalah suatu pernyataan tentang
apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pembelajar pada akhir periode
pembelajaran. Capaian pembelajaran lulusan (CPL) disusun sebagai turunan
dari PEO. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh program studi dalam
merumuskan CPL.
1) Rumusan CPL telah didasarkan pada hasil penelusuran lulusan,
masukan pemangku kepentingan, pengguna lulusan, asosiasi profesi,
konsorsium keilmuan, hasil evaluasi kurikulum program studi melalui
pengukuran ketercapaian CPL kurikulum yang sedang berjalan. Evaluasi
kurikulum juga mengkaji perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang yang relevan, kebutuhan pasar kerja, serta visi dan nilai- nilai
yang dikembangkan oleh UMKT.
2) Rumusan CPL pada era sekarang ini sebaiknya memuat kemampuan yang
diperlukan dalam era industri 4.0 yang meliputi literasi data (yaitu
kemampuan pemahaman untuk membaca, menganalisis, menggunakan
data dan informasi (big data) di dunia digital, literasi teknologi (yaitu
kemampuan memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding,
artificial intelligence, dan engineering principle), dan literasi manusia
(yaitu kemampuan pemahaman tentang humanitas, komunikasi, dan
desain), serta keterampilan abad 21 yang menumbuhkan higher order
thinking skills (HOTS) yang meliputi Communication, Collaboration,
Critical Thinking, Creative Thinking, Computational Logic, Compassion dan
Civic Responsibility. Selain itu proyeksi terhadap terjadinya era society 5.0,
juga perlu dipertimbangkan. Era society 5.0 diilustrasikan sebagai
kolaborasi antara manusia dan sistem yang cerdas yang berbasis pada
internet of thinks (IoT) atau sistem fisik cyber, dengan kemampuan
memanfaatkan mesin-mesin cerdas lebih efisien dengan lingkungan yang
lebih bersinergi.
33
3) Rumusan CPL program studi harus mengacu pada SN-Dikti dan deskriptor
KKNI sesuai dengan jenjang pendidikannya.
4) Rumusan CPL disarankan untuk memuat kemampuan yang diperlukan
dalam era industri 4.0 tentang literasi data, literasi teknologi, dan literasi
manusia, serta kemampuan memandang tanda-tanda perkembangannya.
Dengan berkembangnya teknologi yang berbasis internet of things (IoT)
dan cyber maka CPL perlu dikembangkan untuk menghadapi society 5.0.
Disamping kompetensi-kompetensi global tersebut, program studi perlu
memasukkan koherensi CPL dengan program MBKM dan kompetensi
holistik yang terdiri dari kompetensi personal dan kompetensi
metakoginisi.
5) Rumusan CPL mengandung kompetensi-kompetensi yang dapat dicapai
melalui kegiatan-kegiatan di luar prodi melalui program MBKM.
6) Rumusan CPL perlu mengakomodir konteks isu terkini terkait pendidikan
karakter, Sustainable Development Goals (SDGs), NAPZA dan pendidikan
anti korupsi.
7) Program studi yang akan melakukan akreditasi internasional perlu juga
memperhatikan standar CPL yang ditentukan oleh lembaga
pengakreditasi.
8) Rumusan CPL juga mengandung kemampuan-kemampuan yang
mencerminkan keunikan UMKT dan visi keilmuan.
CPL dikelompokkan ke dalam 3 ranah yakni Cognitive (C),
Psychomotor (P), dan Affective (A) dengan level kedalaman berdasarkan
Taksonomi Bloom, yakni C1-C6 untuk ranah Kognitif (dapat dilihat pada
gambar 2.4), A1-A5 untuk ranah Afektif (dapat dilihat pada gambar 2.5), dan
P1-P5 untuk ranah Psikomotorik (dapat dilihat pada gambar 2.6). Level
kedalaman ini sebagai acuan dalam untuk merumuskan pernyataan CPL agar
sesuai jenjang pendidikan.
34
Perilaku : Menampilkan pemikiran kreatif,
6. Kreasi Mengembangkan konsep atau pendekatan baru.
35
5. Perilaku : Penguasaan aktivitas secara otomatis
Pengalamiahan dan tidak disadari pada tingkat strategis
36
2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral dan etika (derivasi dari nilai amanah, ‘adl,
khalifah, dan ibadah).
3) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila
(derivasi dari nilai ‘adl, khalifah, istishlah, ibadah, dan wawaasan
keindonesiaan).
4) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa (derivasi
dari nilai khalifah, wawasan keindonesiaan, dan life-skills).
5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan
kepercayaan serta pendapat/temuan orisinal orang lain (derivasi dari ‘ilm,
istishlah, khalifah, life- skill, dan wawasan keindonesiaan).
6) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial, serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan (derivasi dari nilai-nilai khalifah, istishlah, life-
skill).
7) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
(derivasi dari nilai ‘adl, khalifah, dan life-skills).
8) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik (derivasi dari nilai
tauhid, ‘ilm, amanah, dan‘adl).
9) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri (derivasi dari nilai amanah, dan life-skills).
10) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
(derivasi dari nilai khalifah, amanah, dan life skills).
11) Ihsan dan fastabiqul khairot (derivasi dari istishlah dan ‘ibadah)
37
1) Sikap merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari
internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam
kehidupan spiritual dan sosial melaui proses pembelajaran, pengalaman
kerja mahasiswa, penelitian dan/ atau pengabdian kepada masyarakat
yang terkait pembelajaran.
38
Gambar 2.7 Rumusan Capaian Pembelajaran (CPL) Program Studi
Rumusan Sikap 1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius (derivasi dari nilai ibadah
dan amanah). (ST01)
2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan
etika (derivasi dari nilai amanah, ‘adl, khalifah, dan
ibadah). (ST02)
3) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila (derivasi dari nilai
‘adl, khalifah, istishlah, ibadah, dan wawaasan
39
keindonesiaan). (ST03)
4) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
tanggung jawab pada negara dan bangsa (derivasi
dari nilai khalifah, wawasan keindonesiaan, dan life-
skills). (ST04)
5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
agama dan kepercayaan serta pendapat/temuan
orisinal orang lain (derivasi dari ‘ilm, istishlah,
khalifah, life- skill, dan wawasan keindonesiaan).
(ST050
6) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial, serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
(derivasi dari nilai-nilai khalifah, istishlah, life-skill).
(ST06)
7) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara (derivasi dari nilai ‘adl,
khalifah, dan life-skills). (ST07)
8) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
(derivasi dari nilai tauhid, ‘ilm, amanah, dan ‘adl).
(ST080)
9) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas
pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
(derivasi dari nilai amanah, dan life-skills). (ST09)
40
jawabnya, dan mengelola pengembangan
kompetensi kerja secara mandiri (KUD307)
8) mampu mendokumentasi - kan, menyimpan,
mengamankan, dan menemukan kembali data untuk
menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
(KUD308)
Keterampilan Umum 1) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis,
Jenjang 6 (Sarjana) sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya. (KUS101)
2) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan
terukur. (KUS102)
3) Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata
cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
solusi, gagasan, desain atau kritik seni. (KUS103)
4) Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir dan
mengunggahnya ke laman perguruan tinggi.(KUS104)
5) Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam
konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data.
(KUS105)
6) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan
kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di
dalam maupun di luar lembaganya. (KUS106)
7) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil
kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan
kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya. (KUS107)
8) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap
kelompok kerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran
secara mandiri. (KUS108)
9) Mampu mendokumentasikan, m e ny i m p a n,
mengamankan dan menemukan kembali data untuk
menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi (KUS108)
41
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif. (KUP02)
3) Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau
menghasilkan karya desain di bidang keahliannya
berdasarkan kaidah rancangan, prosedur baku, dan
kode etik profesi yang dapat diakses oleh masyarakat
akademik. (KUP03)
4) Mampu mengkomunikasikan pemikiran/ argumen
atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
etika profesi, kepada masyarakat terutama
masyarakat profesinya. (KUP04)
5) Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap
hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam
melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan
oleh sejawat. (KUP05)
6) Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada
bidang yang khusus melalui pelatihan dan
pengalaman kerja.
7) Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk
pengembangan program strategis organisasi. (KUP06)
8) Mampu memimpin suatu tim kerja untuk
memecahkan masalah pada bidang profesinya.
(KUP07)
9) Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang
sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
bidang profesinya. (KUP08)
10)Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan
kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya.
(KUP08)
11)Mampu bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
profesinya sesuai dengan kode etik profesinya.
(KUP09)
12)Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara
mandiri.(KUP10)
13)Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau
pengembangan kebijakan nasional dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan profesi atau
pengembangan kebijakan nasional pada bidang
profesinya. (KUP11)
14)Mampu mendokumentasikan, menyimpan,
mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali
data dan informasi untuk keperluan pengembangan
hasil kerja profesinya (KUP12)
Keterampilan Umum 1) Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,
Jenjang 8 (Magister) sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah,
penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang
keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil
kajiannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika
42
ilmiah dalam bentuk tesis, dan mempublikasikan
tulisan dalam jurnal ilmiah terakreditasi tingkat
nasional dan mendapatkan pengakuan internasional
berbentuk presentasi ilmiah atau yang setara.
(KUMA01)
2) Mampu melakukan validasi akademik atau kajian
sesuai bidang keahliannya dalam menyelesaikan
masalah di masyarakat atau industri yang relevan
melalui pengembangan pengetahuan dan
keahliannya. (KUMA02)
3) Mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen
saintifik secara bertanggung jawab dan berdasarkan
etika akademik, serta mengkomunikasikannya
melalui media kepada masyarakat akademik dan
masyarakat luas. (KUMA03)
4) Mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang
menjadi objek penelitiannya dan memosisikan ke
dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan
melalui pendekatan interdisiplin atau multidisiplin.
(KUMA04)
5) Mampu mengambil keputusan dalam konteks
menyelesaikan masalah pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian
analisis atau eksperimental terhadap informasi dan
data. (KUMA05)
6) Mampu mengelola, mengembangkan dan
memelihara jaringan kerja dengan kolega, sejawat di
dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih
luas. (KUMA06)
7) Mampu meningkatkan kapasitas pembelajran secara
mandiri. (KUMA07)
8) Mampu mendokumentasikan, menyimpan,
mengamankan dan menemukan kembali data hasil
penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan
mencegah plagiasi (KUMA08)
43
mempunyai pengalaman kerja atau memiliki capaian pembelajaran dari
pendidikan nonformal atau pendidikan informal untuk :
1) Menempuh pendidikan formal ke jenjang/tingkat yang lebih tinggi
dan/atau
2) Mendapatkan pengakuan kualifikasi lulusan jenis pendidikan tertentu dari
perguruan tinggi
Jenjang KKNI terdiri dari sembilan jenjang kualifikasi, dimulai dari
kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan kualifikasi 9 sebagai kualifikasi
tertinggi. Penyetaraan capaian pembelajaran pada pendidikan tinggi dimulai
dari jenjang kualifikasi 3 (terendah) sampai jenjang kualifikasi 9 (tertinggi).
1) Lulusan diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3
2) Lulusan diploma 2 paling rendah setara jenjang 4
3) Lulusan diploma 3 paling rendah setara jenjang 5
4) Lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan sarjana paling rendah setara
dengan jenjang 6
5) Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8
6) Lulusan magister terapan dan magister paling rendah setara dengan
jenjang 8
7) Lulusan doktor terapan dan doktor setara dengan jenjang 9.
8) Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9
Kompetensi lulusan terkait dengan keterampilan khusus program
studi mengacu pada keterampilan khusus yang disusun asosiasi program
studi sejenis dengan memberikan keunggulan dan kekhasan program studi
yang tertera pada tabel 2.10 dan 2.11.
Tabel 2.10 Kata Kunci Tingkat Keterampilan dalam Deksripsi KKNI
44
mengevaluasi, pengembangan strategis
organisasi
6 Mengaplikasikan, mengkaji, membuat Sarjana
desain, memanfaatkan IPTEKS,
menyelesaikan masalah
5 Menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, Diploma 3
memilih berbagai metode, memformulasi
penyelesaian masalah prosedural.
45
4) Rumusan CPL program studi sejenis yang memiliki reputasi baik di dalam
dan luar negeri, sehingga diperlukan benchmarking
5) Standar akreditasi baik dari dalam maupun luar negeri, dan dari sumber
lain yang pernah ditulis, misalnya dari jurnal Pendidikan
6) Probabililtas bergesernya kompetensi kerja pada jangka pendek dan
menengah
7) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perkembangan
sistem pembelajaran baru
Mengingat saat ini telah memasuki era industri 4.0 maka rumusan CPL
(sikap, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan umum serta khusus)
sebaiknya memuat kemampuan yang diperlukan dalam era industri 4.0 dan
menyongsong hadirnya era society 5.0. Kemampuan-kemampuan tersebut
meliputi:
1) Literasi data, kemampuan pemahaman untuk membaca, menganalisis,
menggunakan data dan informasi (big data) di dunia digital
2) Literasi teknologi, kemampuan memahami cara kerja mesin, aplikasi
teknologi (coding, artificial intelligance, dan engineering principle)
46
3) Rumusan CPL mencakup domain/ranah yang di adaptasi dari asosiasi
program studi lingkup Nasional/ Internasional (ex. Washington Accord
untuk enginering , ANA untuk Keperawatan ,dll)
47
Tabel 2.12 Keterkaitan Antara PEO dan Capaian Pembelajaran Lulusan
Untuk Setiap Program Studi
48
Tabel 2.13 Keterkaitan Antara CPL Masing-Masing Program Studi dengan
KKNI Jenjang Sarjana
KKNI 01 : Mampu
mengaplikasikan
bidang keahliannya dan
memanfaatkan ilmu
pengetahuan,
teknologi, dan/atau √ √ √ √
seni pada bidangnya
dalam menyelesaikan
masalah serta mampu
beradaptasi terhadap
situasi yang dihadapi
KKNI 02 : Menguasai
konsep teoritis bidang
pengetahuan tertentu
secara umum dan
konsep teoritis bagian
khusus dalam bidang
√ √ √
pengetahuan tersebut
secara mendalam,
serta mampu
memformulasikan
penyelesaian masalah
prosedural
KKNI 03 : Mampu
mengambil keputusan
yang tepat berdasarkan
analisis informasi dan
data, dan mampu
√ √ √ √
memberikan petunjuk
dalam memilih
berbagai alternative
solusi secara mandiri
dan kelompok
KKNI 04 : Bertanggung
jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat
√ √ √ √
diberi tanggung jawab
atas pencapaian hasil
kerja organisasi
49
Keterangan : Isian pada kolom CPL dalam matriks CPL-KKNI hanya ilustrasi/contoh,
Program Studi dapat menyusun sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 2.14 Keterkaitan Antara CPL Sikap dan Tata Nilai Masing-Masing
Program Studi dengan SN Dikti Jenjang Sarjana
ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST
CPL
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
CPL 01:
Engineering &
Social Knowledge
CPL 02:
Engineering
Knowledge
CPL 05:
Investigations
CPL n: ……. √
Keterangan : Isian pada kolom CPL dalam matriks CPL-SN Dikti hanya ilustrasi/contoh,
Program Studi dapat menyusun sesuai dengan kebutuhan.
50
Tabel 2.15 Keterkaitan Antara CPL Keterampilan Umum Masing-Masing
Program Studi dengan SN Dikti Jenjang Sarjana
KU KU KU KU KU KU KU KU KU
CPL
01 02 03 04 05 06 07 08 09
CPL 01:
Engineering &
Social Knowledge
CPL 02:
Engineering
Knowledge
CPL 05:
√
Investigations
CPL n: √ √ √
Keterangan : Isian pada kolom CPL dalam matriks CPL-SN Dikti hanya ilustrasi/contoh,
Program Studi dapat menyusun sesuai dengan kebutuhan.
51
Tabel 2.16 Keterkaitan Antara CPL Pada Masing-Masing Program Studi dengan CPL yang
Ditetapkan Oleh Asosiasi Progam Studi Sejenis
52
CPL 05: Mampu meneliti
dan menyelidiki masalah
rekayasa kompleks pada
sistem terintegrasi
menggunakan dasar-
dasar prinsip-prinsip √
rekayasa dan dengan
melaksanakan riset,
analisis, intepretasi data
dan sintesa informasi
untuk memberikan solusi
CPL n: … √
Keterangan : Isian pada kolom CPL dalam matriks CPL- ketentuan Asosiasi Program Studi Sejenis
hanya ilustrasi/contoh, Program Studi dapat menyusun sesuai dengan kebutuhan.
53
5) Matriks keterkaitan antara CPL - ketentuan standar internasional untuk
bidang studi sejenis (IA)
Tabel 2.17 Keterkaitan Antara CPL Pada Ketentuan Standar Internasional Untuk Bidang
Studi Sejenis (IA)
IA IA IA IA IA IA IA IA IA
CPL
01 02 03 04 05 06 07 08 09
CPL 02: … √
CPL 03: … √
CPL 04: … √
CPL 05: … √
CPL 06: … √
CPL 07: … √
CPL 08: … √
CPL n: … √
Keterangan : Isian pada kolom CPL dalam matriks CPL- ketentuan Standar Internasional untuk
Bidang Studi Sejenis, hanya ilustrasi/contoh, Program Studi dapat menyusun sesuai
dengan kebutuhan.
54
pembelajaran pada setiap mata kuliah. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada
gambar 2.8 di bawah ini.
55
berdasarkan penetapan bahan kajian dapat dimulai dengan merumuskan
keterkaitan antara CPL dengan bahan kajian sebagaimana contoh pada
matriks kaitan antara CPL dan Bahan Kajian dapat dilihat pada gambar 2.18 di
bawah ini.
56
5. BK 5 Quality and Realibility Engineering
6. BK 6 Ergonomics and Human Factors
7. BK 7 Operations Engineering and Management
8. BK 8 Supplay Chain Management
9. BK 9 Engineering Management
10. BK 10 Safety
11. BK 11 Information Engineering
12. BK 12 Design and Manufacturing Engineering
13. BK 13 Product Design and Development
14. BK 14 System Design and Engineering
15. BK 15 Math and Statistics
16. BK 16 Basic Science
17. BK 17 Social Science
18. BK n… Agama, Bahasa dan Kepribadian
57
Tabel 2.20 Matriks Pembentukan Mata Kuliah berdasarkan Evaluasi pada
Kurikulum
Matriks di atas terdiri dari dua bagian utama yakni kolom yang
berisi sajian seluruh mata kuliah untuk kurikulum yang sedang berjalan dan
kolom yang berisi komponen CPL Program Studi (Sikap, Pengetahuan,
Keterampilan Umum dan Keterampilan Khusus). Upaya penentuan mata
kuliah melalui mekanisme evaluasi kurikulum dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
a) Setiap mata kuliah yang memiliki keterkaitan dengan beberapa butir
CPL Program Studi dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari
kurikulum baru. Pemberian tanda pada mata kuliah yang memiliki
keterkaitan secara tepat dengan setiap butir CPL Program Studi
bermakna terdapat bahan kajian yang harus dipelajarai dan dikuasi
oleh mahasiswa guna mencapai kompetensi sesuai dengan butir CPL
yang dibebakan pada mata kuliah yang direkosntruksi sesuai hasil
evaluasi.
b) Jika terdapat mata kuliah yang tidak memiliki keterkaitan secara tepat
dengan CPL Program Studi, maka mata kuliah tersebut dapat
dieliminasi/dihapus atau diintegrasikan dengan mata kuliah lain yang
memiliki rujukan bahan kajian yang sama dan berkontribusi dalam
pemenuhan CPL. Selanjutnta, juka terdapat butir CPL yang belum
58
terikat dengan mata kuliah apapun, maka dapat diusulkan sebagai
dasar pembentukan mata kuliah baru.
2) Pembentukan Mata Kuliah berdasarkan CPL
Pembentukan mata kuliah dapat didasarkan pada beberapa butir CPL
Prodi yang dibebankan pada setiap mata kuliah baru.Adapun mekanisme
pembentukan mata kuliah dengan dasar CPL dapat dilihat pada tabel
matriks 2.21 di bawah ini.
59
mata kuliah dapat dilihat pada kolom paling kanan dalam tabel
matriks.
Setelah butir-butir CPL terdistribusi sebagai beban dari setiap mata
kuliah, lakukan kalkulasi estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
CPL yang dibebankan pada setiap mata kuliah. Estimasi waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai CPL juga menjadi acuan bagi konversi besaran
sks pada setiap mata kuliah. (Lihat baris dua terakhir pada tabel matriks).
Selanjutnya, guna mengetahui bagaimana setiap mata kuliah
berperan dalam mencapai CPL Program Studi, perlu dilakukan
pembebanan mata kuliah terhadap CPL. Adapun setiap mata kuliah dapat
dibebani paling banyak 3 (tiga) s.d 5 (lima) CPL. Untuk lebih jelas, setiap
Program Studi dapat menyajikan level pembebanan CPL terhadap mata
kuliah dalam bentuk matriks sebagaimana tabel di bawah ini:
3 MK 3 1 1 1 1 2 1
4 MK 4 4 1 1 2 1
5 MK 5 2 1 1 1 1 1
6 MK 6 2 1 1 2
7 MK 7 4 1 1 1
Kelompok MK Semester II 18
1 MK 1 4 1 1 1 1
2 MK 2 2 1 1 1 1
3 MK 3 2 1 1 2 1
4 MK 4 4 1 1 1 2
5 MK 5 1 1 1 1 1
60
6 MK 6 2 1 1 1 1 2
7 MK 7 3 1 1 1 1
Kelompok MK Semester 11
III
1 MK 1 2 1 1 2 1
2 MK 2 1 1 1 2 1 1
3 MK 3 2 1 2 2 1 1 1
4 MK 4 2 1 1 2 1 2
5 MK 5 2 2 1 2 2
6 MK 6 2 2 1 1 2
Kelompok MK Semester 10
IV
1 MK 1 2 2 2 2
2 MK 2 2 2 2 2 1 2
3 MK 3 2 2 2 2 2 2
4 MK 4 2 2 2 2
5 MK 5 2 2 2
Kelompok MK Semester V 10
1 MK 1 3 2 2 2 2
2 MK 2 2 2 2 2 2 2
3 MK 3 1 2 2 3 2
4 MK 4 2 2 2 2 2
5 MK 5 2 2 2 2
Kelompok MK Semester 12
VI
1 MK 1 3 2 2 2 2 2
2 MK 2 3 3 3 2 2 2 2 3
3 MK 3 2 3 2 3 3 2 2
4 MK 4 3 3 3 2 2 3 2
5 MK 5 1 3 3
Kelompok MK Semester 10
VII
1 MK 1 2 3 2 3 3
61
2 MK 2 2 3 3 2 2 3
3 MK 3 1 3 3 3 3
4 MK 4 3 3 3 3
5 MK 5 2 3 3 3
Kelompok MK Semester 9
VIII
1 MK 1 3 2 3 2 3 3 2
2 MK 2 3 3 3 3 3 2 3 2
3 MK 3 3 2 3 3 3
Total sks* … … … … … … … …
* Total sks untuk seluruh MK yang memiliki beban pemenuhan CPL (penjumlahan
secara vertikal)
Keterangan:
Angka 1 (Introductory) : Peran MK dalam memenuhi ketercapaian/kemampuan CPL
Angka 2 (Reinforcement) : Peran MK dalam memenuhi ketercapaiani/kemampuan CPL
Angka 3 (Mastery) : Peran MK dalam memenuhi ketercapaian/kemampuan CPL
62
dasar untuk menentukan jenis evaluasi untuk setiap jenjang semester
berdasarkan level pembebana pada CPL. Selain itu, matriks pembebanan
CPL-MK juga berfungi menjelaskan keterkaitan CPL-MK secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal, Program Studi dapat menunjukkan
tanggung jawab setiap mata kuliah terhadap pemenuhan kemampuan CPL.
Sedangkan secara vertikal, Program Studi dapat menunjukkan kronologi
pemenuhan terhadap kemampuan CPL yang dibangun secara sistematis
dari kemampuan dasar, penguatan hingga penguasaan di setiap tingkatan
(semester).
3) Penetapan Besarnya Bobot sks Mata Kuliah
Besarnya bobot sks suatu mata kuliah dimaknai sebagai waktu yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat memiliki kemampuan yang
dirumuskan dalam sebuah mata kuliah tersebut. Unsur penentu perkiraan
besaran bobot sks adalah:
a) Tingkat kemampuan yang harus dicapai (CPL yang dibebankan pada
mata kuliah) yang direpresentasikan dalam CPMK
b) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang harus dikuasai
c) Metode atau strategi pembelajaran yang dipilih
d) Cara/strategi pembelajaran yang akan diterapkan
Contoh penetapan besar bobot sks suatu mata kuliah dapat dilihat pada
tabel 2.23 di bawah ini.
Jam = 60 menit
sks per
Bentuk lain
Mata Kuliah Bahan Kajian sks Mata
Teori Praktikum (seminar,
Kuliah
magang)
Konsep dan
Prinsip kebutuhan
cairan elektrolit 12 - 3 15.5
dan keseimbangan
MK1
cairan elektrolit
Kebutuhan 2. 092
Teknik dan
Dasar
prosedur
pelaksanaan 10 5 - 13.8
asuhan/praktik
keperawatan
63
untuk memenuhi
kebutuhan cairan
elektrolit dan
keseimbangan
cairan elektrolit
Komunikasi dalam
konteks sosial dan
latar belakang 8 - - 9.6
budaya serta
MK2
keyakinan
Komunikasi 1.37
Karakteristik
Keperawatan
perawat yang
memfasilitasi 8 - - 9.6
hubungan
terapeutik
Manajemen kasus
pada gangguan
sistem endokrin,
5 2 4 8.1
imunologi,
pencernaan dan
perkemihan
Manajemen kasus
pada gangguan
MK3 sistem
5 2 2 7.4
Keperawatan pernafasan, 1.92
Medikal Bedah kardiovaskuler,
dan hematologi
Manajemen kasus
pada gangguan
sistem integument
8 3 2 11.4
musculoskeletal,
persepsi sensori
dan persarafan
64
�����ℎ ��� � 60 �����
sks = ��� ��� ������ (�����=50;�������=170;������=170; �������=100)
e) Contoh perhitungan untuk Bahan Kajian Konsep dan prinsip kebutuhan cairan
elektrolit dan keseimbangan cairan elektrolit sebagai berikut:
12 � 60 �����
sks Teori = 50 �����
= 14.4
3 � 60 �����
sks Magang = 170 �����
= 1.1
f) Menuliskan hasil perhitungan sks per metode di kolom sks. Cara menghitung
sebagai berikut:
g) Menentukan sks per Mata Kuliah dengan cara menjumlahkan beban sks
seluruh Bahan Kajian disetiap mata kuliah dan dibagi 14 pertemuan.
Contoh perhitungan untuk MK1 Kebutuhan Dasar:
15.5+13.8
sks per Mata Kuliah = 14 ���������
= 2.092
66
mata kuliah dalam struktur kurikulum secara konsep dibentuk berdasarkan
organisasi horizontal dan organisasi vertikal yang contohnya dapat dilihat
pada gambar 2.10 dibawah ini.
Gambar 2.10 Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Garis Horizontal dan Vertikal
67
b. Skema MBKM dalam Kurikulum
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan
program yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai
bekal untuk memasuki dunia kerja. Kebijakan ini memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses
pembelajaran pada program studi lain di perguruan tinggi yang sama; atau
pada program studi yang sama atau berbeda pada perguruan tinggi lain; atau
pada proses pembelajaran di luar perguruan tinggi. Program studi perlu
merancang secara cermat kesesuaian CPL dengan mata kuliah pada program
studi dan kegiatan dalam program MBKM yang dilaksanakan dengan mitra
melalui kesepakatan kerja sama. Gambar 2.12 di bawah ini merupakan
contoh peta kurikulum Prgram Studi S1 yang mengimplementasikan Program
MBKM.
68
b. Mata kuliah unggulan program studi merupakan mata kuliah yang
menjadi penerjemah visi program studi;
c. Penempatan mata kuliah yang menjadi unggulan MBKM diletakkan di
semester 3-7.
Tabel 2.25 berikut adalah contoh implementasi sebaran mata kuliah program
MBKM di program studi.
69
Tabel. 2.25 Distribusi Mata Kuliah Program MBKM di Program Studi
No Kode Nama Mata Kuliah sks MBKM Dalam Keterangan
Semester 1 20 / Luar
71
6 xxxxx Material Teknik 2 T - Reguler
7 xxxxx Programa Komputer 1 T - Reguler
8 xxxxx Praktikum Pemrograman Komputer 2 T - Reguler
9 xxxxx Statistika I 2 T - Reguler
10 xxxxx Ergonomi 2 T - Reguler
11 xxxxx Ilmu Alamiah Dasar 2 T - Reguler
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 3 21
1 UMS30182 Islam dan Ipteks 2 Y Dalam Ditempuh di luar PS
2 TEK30232 Konsep Rekayasa 2 Y Fak. Ditempuh di luar PS (Satu Fakultas)
3 TIN30332 Mekanika Teknik 2 T - Reguler
4 TIN30452 Proses Manufaktur 2 T - Reguler
5 TIN30514 Statistika II 4 T - Reguler
6 TIN30611 Praktikum Statistika 1 T - Reguler
7 TIN30712 Aljabar Linier 2 T - Reguler
8 TIN30852 Penelitian Operasional I 2 T - Reguler
9 TIN30952 Perancangan Sistem Kerja 2 T - Reguler
10 TIN31072 Prakt. Perancangan Teknik Industri I 2 T - Reguler
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 4 21
72
1 UMS40182 Kemuhammadiyahan 2 Y Dalam Reguler
2 TIN40242 Pengantar Ilmu Ekonomi 2 T - Reguler
3 TIN40313 Matematika Optimisasi 3 T - Reguler
4 TIN40452 Perencanaan & Pengendalian Produksi 2 T - Reguler
5 TIN40552 Sistem Produksi 2 T - Reguler
6 TIN40654 Penelitian Operasional II 4 T - Reguler
7 TIN40742 Psikologi Industri 2 T - Reguler
8 TIN40872 Prakt. Perancangan Teknik Industri II 2 T - Reguler
9 TIN40952 Pemodelan Sistem 2 T - Reguler
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 5 21
1 UMS50182 Pancasila 2 Y Dalam Ditempuh di luar PS
2 UMS50282 Bahasa Indonesia 2 Y Dalam Ditempuh di luar PS
3 TIN50342 Analisis dan Estimasi Biaya 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
4 TIN50442 Organisasi dan Manajemen Perusahaan Industri 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
5 TIN50552 Otomasi Industri 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
6 TIN50653 Pengendalian dan Penjaminan Kualitas 3 Y Luar Magang, riset, SI, PM
7 TIN50752 Ekonomi Teknik 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
8 TIN50872 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
9 TIN50972 Prakt. Perancangan Teknik Industri III 2 T - Reguler
73
10 TIN51052 Logistik dan Rantai Pasok 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 6 20
1 UMS60182 Pendidikan Kewarganegaraan 2 Y Dalam
2 TIN60272 Perancangan Tata Letak Fasilitas 2 Y Luar PM
3 TIN60373 Analisis dan Perancangan Perusahaan 3 Y Luar Kewirausahaan, SI, PM
4 TIN60453 Simulasi Komputer 3 Y Luar Magang, riset, SI, PM
5 TIN60562 Sistem Lingkungan Industri 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
6 TIN60672 Perancangan & Pengembangan Produk 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
7 TIN60772 Prakt. Desain Produk Industri Kreatif 2 T - Reguler
8 TIN60872 Prakt. Perancangan Teknik Industri IV 2 T - Reguler
9 TIN60952 Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan Kerja 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 7 13
1 TIN70142 Kewirausahaan 2 Y Luar Kewirausahaan
2 TIN70272 Metodologi Penelitian 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
3 TIN70372 Kerja Praktek 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
4 TIN70472 Usulan Penelitian 2 Y Luar Magang, riset, SI, PM
5 TIN70553 Mata Kuliah Pilihan I 3 Y Luar Magang, riset, SI, PM
6 TIN70682 Pilihan III (Bahasa Asing) 2 Y Luar SI, PM
74
No Kode Nama Mata Kuliah sks
Semester 8 13
1 TIN80183 Ketrampilan Berkehidupan 3 Y Luar 8 Aktivitas
2 TIN80274 Tugas Akhir 4 Y Luar Magang, riset
3 - Mata Kuliah Pilihan II 3 Y Luar Magang, riset, SI, PM
TOTAL 146
75
c. Kode Mata Kuliah
Kode mata kuliah dimaksudkan untuk memudahkan penyelenggaraan
administrasi akademik. Pengkodean mata kuliah dimaksudkan untuk
memberikan kode yang bersifat unik dan membedakan satu mata kuliah
dengan mata kuliah yang lain. Kode mata kuliah Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur ditetapkan berdasarkan sistem pengkodean sesuai tabel
2.26 berikut.
Tabel 2.26 Pengkodean Mata Kuliah
76
BAB III
EVALUASI PENCAPAIAN LEARNING OUTCOMES
A. Pengantar
Sistem penjaminan mutu pencapaian learning outcomes mengikuti siklus PPEPP,
yakni: Penetapan kurikulum (P), Pelaksanaan Kurikulum (P), Evaluasi Kurikulum (E),
Pengendalian Kurikulum (P), dan Peningkatan Kurikulum (P). Pada tahap Penetapan,
kurikulum akan dirumuskan dengan menggunakan dasar pertanyaan sebagai berikut:
1. Kemampuan atau keterampilan apa yang kita inginkan dari mahasiswa?
2. Bagaimana membuat mahasiswa mencapai outcome?
3. Bagaimana mengukur apa yang telah dicapai oleh mahasiswa?
4. Mengapa mahasiswa tidak dapat mencapai outcomes?
Perancangan kurikulum berbasis OBE dijabarkan dalam siklus yang mencakup
empat tahapan seperti yang dijelaskan dalam Gambar 3.1.
77
Untuk menjawab pertanyaan seperti yang tercantum pada siklus di atas, maka:
1. Outcome Based Education (OBE)
Fakultas dan Program studi merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
Program Studi (TPP)/ Programme Educational Objectives (PEO)
2. Outcome Based Curriculum (OBC)
Fakultas dan Program studi membuat kurikulum yang berisi Capaian
Pembelajaran Lulusan berbasis KKNI, Penyusunan Mata Kuliah yang dirumuskan
berdasarkan bahan kajian sesuai dengan Profil Lulusan, dan Menetapkan alat
pelaksanaan kurikulum dalam bentuk Rencana Pembelajaran Semester, Modul,
dan Bahan Ajar.
3. Outcome Based Learning and Teaching (OBLT)
a. Dosen melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan kompetensinya
masing-masing.
b. Dosen melakukan PBM berdasarkan kurikulum dan sarana prasarana yang
memadai.
c. Dosen melakukan penilaian terhadap hasil proses belajar dan mengajar
mahasiswa selama semester berjalan berupa quiz, tes, penugasan,
presentasi, dll.
4. Outcome Based Assessment (OBA)
a. Dosen membuat strategi dan desain asesmen pembelajaran sesuai dengan
rubrik penilaian pada akhir semester berupa tes, ujian, tugas akhir, PBL, dll.
b. Dosen melakukan evaluasi ketercapaian CPL/PLO dan CPM/CLO mahasiswa
pada matakuliah yang diampu.
c. Penilaian terhadap ketercapaian CPL/PLO dan CPM/CLO dapat diperoleh
dari luar proses pembelajaran seperti Kerja Praktik/Magang, Masukan
Industri/stakeholder, Penilai eksternal (advisory committee), survey alumni,
survey pengguna lulusan, dll.
5. Outcome Based Quality Improvement (OBQI)
Hasil dari penilaian ketercapaian outcomes akan digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk perbaikan kurikulum secara berkelanjutan (Continuous Quality
Improvement)
78
Berdasarkan bagan di atas, penekanan pada bab ini terletak pada Outcome
Based Assessment (OBA) yaitu pengukuran terhadap pencapaian kompetensi
pembelajaran mahasiswa. Pengukuran pencapaian dilakukan terhadap (i)
Program Educational Objectives (PEO), (ii) Program Learning Outcomes (PLO),
dan Course Learning Outcomes (CLO), sebagai bahan untuk evaluasi terhadap
pencapaian kompetensi pembelajaran. Hasil dari penilaian tersebut
ditindaklanjuti sebagai bagian dari CQI (Continuous Quality Improvement).
Secara umum terdapat dua teknik pengukuran yang dapat digunakan yakni
pengukuran langsung (direct assessment) dan pengukuran tak langsung (indirect
assessment). Teknik-teknik pengukuran langsung antara lain: (a) Kuis, Ujian
Tertulis (UTS/ UAS), (b) Tugas, Projects, (c) Tugas Akhir atau Desain proyek, (d)
Percobaan laboratorium, (e) Exit interview/ observasi/ peer review. Sementara
itu, teknik-teknik pengukuran tidak langsung meliputi: (i) Industrial Training, (a)
Industrial Advisors, (b) External Examiner, (b) Student Exit Survey, (c) Survei
alumni dan (d) Survei pengguna lulusan.
79
Gambar 3.2 Siklus Penjaminan Mutu Pencapaian Learning Outcomes
80
Adapun mekanisme evaluasi dan perbaikan untuk PEO adalah sebagai berikut:
Terdapat dua metode asesmen untuk mengukur PEO, yaitu:
a) Pengukuran Tidak Langsung (Indirect Measurement)
Yaitu pengukuran yang dilakukan berdasarkan persepsi responden
terhadap alumni. Pengukuran tidak langsung ini dilakukan dengan 2 cara,
yaitu (1) Employer Survey dan (2) Survey Alumni. Pada pengukuran tidak
langsung ini, responden diminta untuk memberikan umpan balik tentang
pencapaian PEO lulusan dan kontribusi alumni terhadap organisasi
tempat mereka bekerja.
b) Pengukuran Langsung (Direct Measurement)
Yaitu pengukuran yang mengacu pada pencapaian alumni secara nyata
berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) dari PEO yang telah
ditetapkan. Contoh Pengukuran langsung pencapaian KPI dari PEO
disajikan pada tabel 3.1.
81
mengaplikasikannya dalam media massa/ elektronik.
pada kehidupan.
PEO-3 Lulusan D-3 a. Berperan aktif dalam kegiatan Minimal 50%
Keperawatan kemasyarakatan dan atau alumni
mampu kemanusiaan Keperawatan
berkontribusi dan b. Menjadi pengurus dalam organisasi UMKT
memberikan masyarakat yang sesuai dengan memenuhi
sumbangan yang nilai-nilai Al Islam dan satu di antara
nyata bagi Kemuhammadiyahan indikator
masyarakat, bangsa c. Menjadi pendakwah agama Islam
dan agama. d. Menjadi tokoh dalam masyarakat
82
Asesmen CPL/PLO dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu Penilaian Tidak Langsung
dan Penilaian Langsung.
1) Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode Penilaian Tidak Langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu:
a) Survey Industri
Yaitu alat untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kesenjangan
keterampilan di industri berdasarkan persepsi kebutuhan pemberi kerja
dalam hal kemampuan mahasiswa untuk mencapai PLO. Pelaksanaan
survey industri dilakukan setiap 1 tahun sekali. Responden dari survei
industri adalah pengguna tempat di mana mahasiswa menjalani
pembelajaran magang/praktek belajar lapangan (PBL)/praktik industri, dll.
b) Exit Survey
Yaitu metode pengukuran tidak langsung dari evaluasi alumni terhadap
kualitas pembelajaran seperti yang ditentukan dalam CPL/PLO, yang
dilakukan setelah baru saja dinyatakan lulus oleh program studi. Lulusan
diminta untuk menilai diri mereka sendiri berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan seperti yang dijelaskan dalam kuesioner.
c) Assessment by External Examiners (Penilai Luar)
Review dari External Examiners atau penilai luar lainnya (seperti Adjunct
Professor, Visiting Professors, dll) mengenai kesesuaian CPL/PLO Fakultas
selama periode review melalui berbagai pertemuan.
2) Metode Penilaian Langsung
Program studi menentukan 10-15 mata kuliah yang digunakan untuk
mengukur capaian pembelajaran lulusan dengan menggunakan metode
direct assessment. Mata kuliah pengukur tersebut terkait erat dengan CPL/
PLO dengan beban berbanding lurus dengan beban sks. Mata kuliah yang
dijadikan sebagai pengukur hanya mata kuliah yang memiliki level mastery
atau memiliki keterkaitan kuat dengan CPL. Contoh Mata Kuliah pengukur
CPL dapat dilihat pada Tabel 3.2.
83
Tabel 3.2 Mata Kuliah Pengukur Capaian Pembelajaran Lulusan
5 MK 15 3 √
6 MK 6 2 √ √
7 MK 27 3 √
8 MK 18 3 √
9 MK 22 3 √ √
10 MK 10 3 √ √
Tabel 3.3
Matriks Pengukur CPL Untuk MK 21
CPL 1 X X
CPL 3 X
CPL 4 X X
84
Tabel 3.4 Matriks Pengukur CPL Untuk MK 22
CPL 1 X X
CPL 2 X
Langkah 2. Setelah matriks pengukur CPL -CPMK dibuat, maka dibuat tabel
skoring CPL untuk masing-masing mata kuliah (dalam kasus ini, CPL yang diukur
adalah CPL MK 21 dan MK 22) seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.5 dan Tabel
3.6.
CPL 1 85 90 87,5
CPL 3 75 75
CPL 4 85 70 77,5
CPMK
CPL Skor Rata-rata CPL
CPMK 1 CPMK 2 CPMK 3 CPMK 4
CPL 1 90 80 85
CPL 2 70 70
85
Langkah 3. Setelah didapatkan hasil dari masing-masing nilai CPL tiap mata
kuliah, maka nilai rata-rata CPL 1 dapat dihitung sesuai dengan yang tersaji
dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Nilai Rata-Rata CPL 1
Capaian
Pembelajaran Nama Mata Kuliah Skor Rata-rata
Lulusan
CPL 1 MK 21 87,5
MK 22 85
Berdasarkan tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari Capaian
Pembelajaran Lulusan 1 (CPL 1) yang terdiri dari 2 mata kuliah (MK 21 dan MK
22) adalah 86,25.
86
Asesmen CPMK/CLO juga dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu penilaian
langsung dan penilaian tidak langsung. Pada penilaian langsung, asesmen dilakukan
dengan melakukan evaluasi pencapaian mahasiswa melalui (i) penilaian formatif saat
perkuliahan berlangsung, (ii) penilaian sumatif pada saat akhir semester, dan (iii)
self-assessment mahasiswa (pertanyaan terhadap mahasiswa terkait penguasaan
CPMK).
Adapun penilaian tidak langsung dari Asesment CPM/CLO dilakukan dengan
evaluasi PBM melalui evaluasi CPA (Cognitive, Psychomotor, dan Affective)
mahasiswa oleh dosen pengampu mata kuliah masing-masing dan melalui survey
PBM dan Peer Assessment. Hasil penilaian dan evaluasi ini kemudian dijadikan
sebagai bahan CQI agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dari waktu ke
waktu.
Sebagai contoh, perhitungan nilai CPMK untuk CPL 1 MK 21 dan MK 22
(lanjutan poin B di atas) dapat dilihat pada Tabel 3.8. dan Tabel 3.9.
87
Dapat disimpulkan bahwa nilai CPMK 1 untuk CPL 1 MK 21 adalah 85 dan nilai
CPMK CPMK 1 untuk CPL 1 MK 22 adalah 90. Domain penilaian memang terdiri dari 3
aspek CPA (Cognitive, Psychomotor, dan Affective), namun dosen pengampu tidak
wajib untuk menggunakan semua aspek tersebut dalam evaluasi dan dapat memilih
satu atau dua aspek saja yang relevan dengan penilaian mata kuliah yang diampu.
88
BAB IV
EVALUASI DAN PEMUTAKHIRAN KURIKULUM
89
asesmen, dan persiapan penyelenggaraan pada semester berikutnya. Instrumen
utama yang digunakan dalam evaluasi adalah portofolio mata kuliah.
Pemutakhiran kurikulum dilakukan setelah kurikulum tersebut di evaluasi dan
memerlukan pemutakhiran. Pemutakhiran kurikulum dapat berupa:
1. Pemutakhiran profil lulusan, pemutakhiran ini dilakukan apabila pemangku
kepentingan mengharapkan kompetensi tambahan selain kompetensi yang
telah ditetapkan.
2. Pemutakhiran capaian pembelajaran, pemutakhiran ini dilakukan apabila
berdasarkan kajian, capaian pembelajaran dari profil yang ditetapkan
membutuhkan kemampuan lain.
3. Pemutakhiran mata kuliah, pemutakhiran ini dilakukan apabila berdasarkan
kajian materi yang ditetapkan dibutuhkan perubahan.
4. Pemutakhiran kurikulum Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun.
90
perkembangan ilmu dan teknologi (studi literatur, rekomendasi asosiasi profesi,
dan diskusi dengan pakar).
Keluaran dari evaluasi jangka panjang ini setidaknya adalah mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Analisis efektifitas kurikulum yang antara lain didapat dari umpan balik
pengguna lulusan dan efisiensi implementasi kurikulum yang terkait operasional
program studi dan aspek pendukungnya.
2. Analisis Strength–Weakness–Opportunity–Threat (SWOT) terhadap kemampuan
program studi.
3. Analisis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan pengguna lulusan di masa yang akan datang.
4. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan terhadap kurikulum.
Evaluasi kurikulum jangka panjang juga melibatkan proses-proses review oleh para
pakar eksternal, yaitu dengan kriteria kualifikasi sebagai berikut:
1. Guru Besar dan/atau pakar kurikulum pada program studi di perguruan tinggi
dengan akreditasi nasional dan/atau internasional sangat baik.
2. Akademisi senior yang dikenal sangat memahami kurikulum dan memiliki afiliasi
pada asosiasi program studi/perguruan tinggi yang sesuai.
3. Akademisi/Praktisi senior yang memiliki afiliasi pada asosiasi profesi dan/atau
asosiasi industri yang terkait dengan program studi.
Hasil evaluasi berjangka panjang, menengah, dan pendek secara bersama sama
memberikan kontribusi terhadap proses penyusunan kurikulum berikutnya. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan kebutuhan cakupan bidang
ilmu di masing -masing program studi, analisis dan evaluasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan komponen-komponen pokok isi kurikulum. Beberapa komponen
evaluasi kurikulum di antaranya:
1. Kelengkapan dokumen kurikulum yang meliputi : (1) Visi, Misi dan Profil Lulusan;
(2) Learning Outcome; (3) Bahan Kajian; (4) Metode Pembelajaran; (5)
Assessment
91
2. Tujuan, isi dan pengorganisasian kurikulum yang meliputi: (1) Visi, Misi dan
Profil Lulusan; (2) Learning Outcome; (3) Bahan Kajian; (4) Metode
Pembelajaran; (5) Assessment
3. Implementasi kurikulum yang meliputi: (1) Visi, Misi dan Profil Lulusan; (2)
Learning Outcome; (3) Bahan Kajian; (4) Metode Pembelajaran; (5) Assessment
4. Kekuatan dan kelemahan kurikulum yang meliputi kelebihan dan keterbatasan
pada komponen – komponen berikut: (1) Visi, Misi dan Profil Lulusan; (2)
Learning Outcome; (3) Bahan Kajian; (4) Metode Pembelajaran; (5) Assessment.
Desain evaluasi kurikulum berdasarkan jangka waktunya dapat dilihat pada gambar
4.1 di bawah ini.
92
sedang berlaku. Hasil pemantauan dan evaluasi panjang terhadap kurikulum yang
saat ini sedang berlaku hendaknya menjadi acuan bagi penyusunan kurikulum yang
akan datang.
1. Evaluasi Kurikulum Jangka Pendek
Evaluasi kurikulum jangka pendek mengkaji metode pembelajaran suatu
materi ajar per mata kuliah pada kurikulum yang sedang berjalan. Evaluasi
kurikulum jangka pendek dilakukan oleh tim dosen yang tergabung dalam
Kelompok Bidang Keahlian masing-masing, untuk merespon dinamika proses
pembelajaran dalam satu semester. Evaluasi ini dilakukan sesuai kebutuhan
dapat dalam periode harian, mingguan atau bulanan yang dipicu oleh statistik
pencapaian nilai tugas, kuis, ujian dan lain-lain. Hasil evaluasi kurikulum jangka
pendek adalah rencana metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi
kelas dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran.
Evaluasi jangka pendek terdiri dari proses evaluasi dan penyesuaian
metode pembelajaran yang dilakukan untuk merespon dinamika proses
pembelajaran dalam satu semester penyelenggaraan suatu mata kuliah.
Evaluasi ini dilakukan oleh tim dosen mata kuliah dalam periode harian,
mingguan, atau bulanan (sesuai kebutuhan, dan dapat dipicu oleh statistik
pencapaian nilai tugas, kuis, ujian dll., atau kecenderungan pola belajar dan
interaksi di dalam kelas). Evaluasi dapat dilakukan terhadap satu atau
sekelompok bahan kajian dalam satu mata kuliah. Keluaran utama dari evaluasi
jangka pendek adalah rencana metoda pembelajaran yang lebih sesuai dengan
kondisi kelas dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran.
2. Evaluasi Kurikulum Jangka Menengah
Evaluasi berjangka menengah (tahunan) adalah evaluasi yang dilakukan
sebagai bagian dari siklus tahunan mata kuliah dalam rangka peninjauan
kebaruan bahan kajian tiap mata kuliah dengan perkembangan terkini,
kesesuaian metoda pembelajaran dengan karakteristik mata kuliah dan sumber
daya program studi, serta ketepatan pemilihan model asesmen dengan jenis
dan tingkat kompetensi yang dituju tiap mata kuliah. Evaluasi kurikulum jangka
menengah dilakukan oleh tim dosen yang tergabung dalam Kelompok Bidang
93
Keahlian masing-masing yang berkoordinasi dengan Tim Kurikulum Program
Studi. Hasil evaluasi kurikulum jangka menengah pada akhir semester
digunakan sebagai masukan perbaikan materi, pemilihan metode pembelajaran,
penyesuaian model asesmen dan persiapan penyelenggaraan semester
berikutnya. Instrumen yang digunakan dalam evaluasi jangka menengah adalah
portofolio mata kuliah yang berisi:
1. Rencana pembelajaran (learning outcomes, RPS, daftar referensi, model
asesmen, dll)
2. Materi utama dan pendukung pembelajaran.
3. Contoh soal dan solusi ujian, kuis, tugas, lembar kerja terdahulu, dll.
4. Soal ujian, kuis, tugas, lembar kerja dll.
5. Contoh hasil pekerjaan mahasiswa (kuis, tugas, ujian dll.) dari yang terbaik,
menengah, hingga yang terendah.
6. Pencapaian mahasiswa (daftar nilai dan hasil exit survey)
7. Refleksi dan evaluasi terhadap penyelenggaraan proses pembelajaran
sepanjang satu semester.
Mekanisme evaluasi kurikulum diformalkan dalam bentuk rapat
koordinasi evaluasi perkuliahan menjelang akhir semester dan/atau
menjelang awal semester penyelenggaraan satu mata kuliah. Keluaran utama
dari evaluasi jangka menengah ini adalah rencana penyelenggaraan
pembelajaran yang lebih baik untuk tiap mata kuliah, yang setidaknya
meliputi: RPS, metode pembelajaran, model asesmen, dan materi pendukung
pembelajaran (dapat dilihat pada gambar 4.2)
94
PENUTUP
95
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, Prosedur. Jakarta : PT Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara
Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 Untuk Mendukung
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia bidang Pendidikan Tinggi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika Tahun 2020-2024
96
Lampiran 1
98
B. Curriculum proper: berhubungan dengan pertanyaan apa tujuan dan isi kurikulum serta bagaimana cara pengorganisasian
kurikulum
1. Visi, misi, dan a. Terdapat penciri dari prodi
profil lulusan institusi tersebut
b. Jelas dan realistis keterkaitan
antara visi, misi, tujuan dan
LO
c. Terdapat rentang waktu yang
jelas
99
4. Metode a. Penerapan TCL ke SCL yang
pembelajaran telah disesuikan dengan LO.
100
batasan 10 tahun ke belakang
D. Curriculum critique : berhubungan dengan pertanyaan apakah kekuatan atau kelebihan dan keterbatasan atau kelemahan
kurikulum.
1. Visi, misi, dan a. Kelebihan dan kekurangan
profil lulusan komponen di atas
101
2. Learning a. Kelebihan dan kekurangan
outcome komponen di atas
102
Lampiran 2
Tabel 2. Contoh Kriteria Penilaian Tugas Mahasiswa
Jenis E D C BC B AB A
evaluasi < 50% 50% - 55% 56% - 60% 61% - 65% 65% -70% 71% - 80% 81% - 100%
Laporan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan penulisan Mengikuti Mengikuti
(written penulisan yang penulisan yang penulisan yang penulisan yang yang berulang standard standard
report) fatal, tulisan tidak berulang (sangat berulang (sering), berulang (medium), penulisan yang penulisan yang
jelas dengan sering), tulisan tulisan kurang (medium), tulisan kemampuan baik (kesalahan baik, tata tulis
struktur yang tidak jelas dengan jelas dengan kurang jelas menjelaskan minor), mampu terstruktur,
susah dipahami, struktur yang susah struktur yang dengan struktur argumentasi menulis dengan gaya
konten laporan dipahami, konten susah dipahami, yang susah argumentasi yang argumentasi bahasa dan
tidak sesuai laporan sangat konten laporan dipahami, konten kurang dan dengan baik atau argumentasi
dengan tidak sesuai tidak lengkap laporan tidak cenderung penulisan hal-hal yang jelas,
penugasan, ide sebagaimana sebagaimana lengkap simplifikasi, kurang teknis dengan menyertakan ide
dan teknik solusi diminta dalam diminta dalam sebagaimana terstuktur dengan baik (tetapi tidak teknik solusi yang
tidak tepat, penugasan, ide dan penugasan, ide diminta dalam baik. Konten laporan keduanya), cukup sesuai dan tepat
disertai dengan teknik solusi sangat dan teknik solusi penugasan, ide tidak sepenuhnya terstruktur. dengan masalah,
nihilnya analisa meragukan dan meragukan dan dan teknik solusi memenuhi aspek- Laporan disertai dengan
dan teori tidak berdasar. tidak berdasar. meragukan dan aspek yang diminta mengandung ide data dan analisa
pendukung. tidak berdasar. dalam penugasan, teknik solusi yang yang mendalam.
telah merumuskan sesuai dan tepat
ide dan teknik solusi, dengan masalah.
tapi masih
meragukan untuk
bisa menjawab
masalah.
103
Jenis E D C BC B AB A
evaluasi < 50% 50% - 55% 56% - 60% 61% - 65% 65% -70% 71% - 80% 81% - 100%
Presentasi Tidak melakukan Presentasi sangat Presentasi kurang Presentasi kurang Presentasi biasa- Mampu Mampu
presentasi, atau jelek, dan tidak bisa baik, dan baik, dan biasa saja, dengan presentasi dengan presentasi
sama sekali tidak menjawab cenderung tidak cenderung tidak kemampuan cukup baik, dengan singkat,
menunjukkan pertanyaan dan bisa menjawab bisa menjawab argumentasi yang namun kurang padat dan jelas
keaktifan dalam tidak bisa pertanyaan dan pertanyaan dan kurang kuat dan kuat dalam dengan tingkat
presentasi. menyampaikan tidak bisa menyampaikan cenderung gagal menjelaskan keyakinan diri
argumen. menyampaikan argumen yang memahami alasan, teori, dan yang tinggi dan
argumen. sangat lemah. pertanyaan atau kondisi praktis mampu
menjawab dengan dari menjelaskan
jawaban yang kurang permasalahan/top alasan, konsep
relevan. ic yang teori, dan kondisi
disampaikan. yang terkait
dengan
permasalahan/to
pic yang
disampaikan
Ujian Salah dalam Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Konsep dasar Konsep dasar Konsep dasar
tertulis menjelaskan konsep dasar konsep dasar konsep dasar dijelaskan dengan dijelaskan dengan didefinisikan
konsep sesuai pertanyaan, sesuai sesuai benar, penjelasan benar, deskripsi dengan tepat;
dasar/definisi dari penjelasan tidak pertanyaan, pertanyaan, sedikit; sedikit cukup lengkap penjelasan
materi yang cukup; tidak ada penjelasan tidak penjelasan tidak contoh/detail; dan benar; ada lengkap dan
ditanyakan. contoh/detail; cukup; tidak ada cukup; tidak ada penjelasan mudah beberapa benar; detail dan
penjelasan sulit contoh/detail; contoh/detail; dipahami. contoh/detail; contoh
dipahami. penjelasan sulit penjelasan sulit penjelasan mudah lengkap/banyak;
dipahami. dipahami. dipahami. dan penjelasan
mudah untuk
dipahami.
104
Jenis E D C BC B AB A
evaluasi < 50% 50% - 55% 56% - 60% 61% - 65% 65% -70% 71% - 80% 81% - 100%
Praktikum Tidak mengikuti Mengikuti tidak Mengikuti Mengikuti seluruh Mengikuti seluruh Mengikuti seluruh Mengikuti
praktikum seluruh kegiatan seluruh kegiatan kegiatan kegiatan praktikum kegiatan seluruh kegiatan
sebanyak praktikum (kurang praktikum praktikum dengan hasil test praktikum dengan praktikum
maksimum 30% 100% tapi lebih dengan hasil test dengan hasil test modul yang baik hasil test modul dengan hasil test
dari 70%) modul yang kurag modul yang baik serta pelaporan yang yang sangat baik modul yang
baik serta serta pelaporan baik serta melakukan serta pelaporan sangat baik serta
pelaporan yang yang kurang asistensi secara yang baik serta pelaporan yang
kurang lengkap lengkap serta disiplin melakukan sangat baik serta
serta melakukan melakukan asistensi secara melakukan
asistensi kurang asistensi kurang disiplin asistensi secara
disiplin disiplin disiplin
105
Lampiran 3
RENCANA PEMBELAJARAN
MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
Capaian CPL-PRODI
Pembelajaran (CP) Capaian Pembelajaran Program Studi …………………………….yang terkait mata kuliah:
A. CP-ST (Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai)
B. CP-KU (Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum)
C. CP-KK (Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus)
D. CP-PP (Capaian Pembelajaran Penguasaaan Pengetahuan)
CP-MK
Diskripsi Singkat
MK
Pokok Bahasan /
Bahan Kajian
Pustaka Utama :
106
Pendukung :
-
Media Perangkat lunak : Perangkat keras :
Pembelajaran
Team Teaching
Penilaian
Mata kuliah syarat -
Mg Sub-CP-MK Indikator Kriteria & Bentuk Metode Materi Pembelajaran Bobot Penilaian
Ke- Penilaian Pembelajaran [Pustaka] (%)
(2) (3) (4) [ Estimasi (6) (7)
(1) Waktu]
(5)
1
2-4
5-7
8-9
10 UTS
11
12
13
14
15
16 UAS
107
Lampiran 4 Template Kurikulum Program Studi
Logo PTM
KURIKULUM
Fakultas………………….
108
SK REKTOR
(SK PEMBERLAKUAN)
109
ST TIM PENYUSUN
110
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
FAKULTAS :
PROGRAM STUDI :
AKREDITASI :
JENJANG PENDIDIKAN :
GELAR LULUSAN :
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikologis
4. Landasan Historis
5. Landasan Yuridis
111
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
NO PROFILProfil
LULUSAN
Lulusan DESKRIPSI PROFIL
2
3
dst
112
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
113
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
JAM = 60 MENIT
sks PER
BENTUK LAIN
MATA KULIAH BAHAN KAJIAN sks MATA
TEORI PRAKTIKUM (SEMINAR,
KULIAH
MAGANG,DLL)
MK 1
MK 2
MK 3
MK 4
MK 5
dst
114
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
PROGRAM MB-KM
SEMESTER PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM PRODI DALAM PT NON-
PT LAIN PT
VIII
VII
VI
V
IV
III
II
I
Total
Kelompok MK Semester I
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
Kelompok MK Semester II
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
2 MK 2
3 dst
Kelompok MK Semester IV
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
115
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
Kelompok MK Semester V
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
Kelompok MK Semester VI
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
Kelompok MK Semester VII
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
1 MK 1
2 MK 2
3 dst
Total sks* … … … … … … … …
Semester 1 …
1 xxxxx MK …
2 xxxxx MK …
3 xxxxx MK …
4 xxxxx MK …
5 xxxxx MK …
Semester 2 …
1 xxxxx MK …
116
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
2 xxxxx MK …
3 xxxxx MK …
4 xxxxx MK …
5 xxxxx MK …
2 xxxxx MK …
3 xxxxx MK …
dst
117
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
118
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
119
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)
Kurikulum Prodi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX UMKT
120
www.prodi xxxx.umkt.ac.id (cantumkan alamat email prodi)