2020
SEKAPUR SIRIH
Assamua’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita sampaikan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala semoga kita dalam
menjalankan amanah masing-masing senantiasa mendapat rahmat dan ridhonya, sholawat dan salam
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Solallahualaihi wassalam.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur memiliki Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi,
Fakultas Sains Tekhnologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora serta Fakultas Pendidikan. Dalam
memenuhi kebutuhan pembelajaran UMKT mempunyai Laboratorium Terpadu untuk menunjang
pelaksanaan tridama perguruan tinggi, yang khususnya memfasilitasi pembelajaran keahlian
mahasiswa melalui praktikum, penelitian dan pengabdian masyarakat. Laboratorium terpadu
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur senantiasa mengikuti perkembangan issue terkini/up
date tentang ilmu pengetahuan yang dipelajari dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran praktikum
sebaik mungkin melalui upaya menyiapkan laboran, alat-alat dan bahan serta panduan praktikum
sesuai dengan kebutuhan pada setiap kelompok keilmuan.
Pembelajaran praktikum membutuhkan Panduan Praktikum / modul agar praktikum dapat
dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Modul ini secara prinsip berisi tentang acuan baku bagi
Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium Univeristas Muhammadiyah
Kalimantan Timur. Dengan adanya Panduan Praktikum di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah
Kalimantan Timur ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktikum dengan baik dan
benar.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Panduan Praktikum / modul di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah Kalimantan
Timur.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
A. KEWAJIBAN
1. Mahasiswa wajib mengontrak laboratorium dan mengisi silarium untuk peminjaman
alat yang akan digunakan ketika praktikum
2. Mengisi Silarium dilakukan maksimal 3 hari sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Setiap mahasiswa yang akan praktik harus memasuki laboratorium 15 menit
sebelum praktik.
4. Mahasiswa selama praktik harus menggunakan APD sesuai dengan per-
Laboratorium yang berlaku.
5. Mahasiswa wajib mengisi absensi ( daftar hadir )
6. Mahasiswa memperhatikan materi simulasi / praktek yang diberikan oleh dosen
pembimbing
7. Mahasiswa wajib mengisi log book pada saat sebelum dan sesudah menggunakan
alat ketika praktikum
8. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketenangan selama dan sesudah praktik di
laboratorium
9. Wajib membersihkan dan merapikan alat kembali saat selesai praktikum.
B. HAK
1. Mahasiswa melakukan praktik laboratorium sesuai jadwal yang ditentukan
2. Jika diluar jadwal mahasiswa harus melapor kepada petugas laboratorium 1 hari
sebelum praktik dan mengisi peminjaman lab serta alat.
3. Mahasiswa berhak mendapatkan materi dari dosen pembimbing
4. Mahasiswa berhak meminjam dan memakai alat laboratorium untuk kepentingan
praktek belajar lapangan / magang sesuai ketentuan yang ada.
C. LARANGAN
1. Menggunakan sepatu didalam ruangan laboratorium
2. Makan, minum dan merokok selama kegiatan praktikum berlangsung
3. Duduk / berbaring di laboratorium
4. Membuat keributan dan membuang sampah sembarangan
5. Melanggar tata tertib laboratorium yang ada
6. Menggunakan Handphone saat praktik berlangsung
D. SANKSI
1. Mahasiswa/i yang melanggar kewajiban dan larangan diatas berhak dikeluarkan dari
laboratorium oleh dosen pembimbing
2. Apabila alat yang digunakan /dipinjam rusak, pecah, hilang maka mahasiswa/i yang
bersangkutan harus mengganti dengan jenis alat dan jumlah yang sama sesuai batas
waktu yang ditentukan
3. Keterlambatan dalam pengembalian alat yang dipinjam akan kena denda SBB:
Instrument alat Rp.10.000/ alat/hari
Baju/tenun Rp.5000/baju/tenun/hari
3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
PROSES Ka Prodi
Ketua prodi menyampaikan jadwal pembelajaran praktikum Lab
kepada masing-masing dosen dan mahasiswa
SELESAI Laboran
Laboran mengecek kondisi alat dan ruangan setelah praktikum
selesai
4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
MULAI MAHASISWA
Mengajukan peminjaman peralatan yang akan digunakan
menggunakan silarium
LABORAN
1. Menyetujui pengajuan peminjaman alat yang diajukan
PROSES oleh mahasiswa
2. laboran mengecek kesiapan kelayakan alat kemudian
Laboran menyerahkan alat kepada ketua /kelompok
mahasiswa Dosen penanggung jawab mengisi berita
acara praktikum
SELESAI LABORAN
Laboran mengecek kelengkapan dan kondisi alat yang sudah
selesai digunakan
5
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB I
PRAKTIKUM SISTEM SISTEM ENDOKRIN
Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh.
Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan
sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
Faktor Risiko Gangguan Sistem Endokrin
Ada banyak faktor risiko yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin, yaitu:
1. Meningkatnya kadar kolesterol.
2. Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.
3. Inaktivitas.
4. Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.
5. Pola makan yang tidak baik.
6. Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).
7. Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.
Penyebab Gangguan Sistem Endokrin
Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:
1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang
disebut ketidakseimbangan hormon.
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau
tidak memengaruhi kadar hormon.
1. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi
ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:
1. Haus atau lapar yang berlebih.
2. Kelelahan.
3. Sering buang air kecil.
4. Mual dan muntah.
5. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
6. Perubahan pada penglihatan.
2. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama
pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:
1. Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.
2. Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
7
3. Perubahan struktur tulang muka.
4. Nyeri pada tubuh dan sendi.
5. Suara yang dalam.
6. Kelelahan dan kelemahan.
7. Sakit kepala.
8. Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
9. Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
10. Sleep apnea.
11. Gangguan pada penglihatan.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan
aldosteron akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya
meliputi:
1. Depresi.
2. Diare.
3. Kelelahan.
4. Sakit kepala.
5. Hiperpigmentasi pada kulit.
6. Hipoglikemia.
7. Nafsu makan rendah.
8. Tekanan darah rendah.
9. Periode menstruasi yang terlewat.
10. Mual dengan atau tanpa muntah.
11. Ingin mengonsumsi garam.
12. Penurunan berat badan.
13. Kelemahan.
4. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:
1. Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).
2. Diskolorasi kulit seperti memar.
3. Kelelahan.
4. Merasa sangat haus.
5. Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
6. Sering buang air kecil.
7. Gula darah tinggi (hiperglikemia).
8. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
9. Mudah marah dan perubahan mood.
10. Obesitas pada bagian atas tubuh.
8
11. Wajah bundar.
12. Kelemahan.
5. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang
mengakibatkan produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:
1. Mata menonjol.
2. Diare.
3. Kesulitan tidur.
4. Kelelahan dan kelemahan.
5. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
6. Intoleransi terhadap panas.
7. Detak jantung yang tidak teratur.
8. Mudah marah dan perubahan mood.
9. Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
10. Kulit yang tebal atau merah pada betis.
11. Tremor.
12. Penurunan berat badan.
6. Hashimoto’s Thyroiditis
Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem
imun yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.
Gejalanya meliputi:
1. Intoleransi terhadap dingin.
2. Konstipasi.
3. Rambut kering dan rontok.
4. Kelelahan.
5. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
6. Nyeri sendi dan otot.
7. Periode menstruasi yang terlewat.
8. Detak jantung yang melambat.
9. Pertambahan berat badan.
7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang
overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:
1. Diare.
2. Kesulitan tidur.
3. Kelelahan.
4. Goiter.
5. Intoleransi terhadap panas.
9
6. Mudah marah dan perubahan mood.
7. Detak jantung yang cepat (takikardia).
8. Tremor.
9. Penurunan berat badan tanpa penyebab.
10. Kelemahan.
8. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:
1. Intoleransi terhadap dingin.
2. Sembelit.
3. Menurunnya produksi keringat.
4. Rambut kering.
5. Kelelahan.
6. Goiter.
7. Nyeri pada sendi dan otot.
8. Periode menstruasi yang terlewat.
9. Detak jantung yang melambat.
10. Muka membengkak.
11. Kenaikan berat badan.
9. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan hormon
prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat menyebabkan berbagai
gejala, seperti:
1. Disfungsi ereksi.
2. Kemandulan.
3. Kehilangan libido.
4. Periode menstruasi yang terlewat.
5. Produksi ASI tanpa penyebab.
Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin
Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk
menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat
dilakukan untuk membantu menunjukkan lokasi bintil atau tumor.
10
5. Kerusakan saraf
6. Kerusakan atau gagal pada organ
7. Kualitas hidup yang tidak baik.
11
SOP TINDAKAN PEMERIKSAAN GULA DARAH KAPILER
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Merupakan tindakan untuk proses pemeriksaan gula darah klien yang diambil pada bagian
pembuluh darah kapiler
Nama Mahasiswa:
Pengkajian
12
5 Kaji kesiapan perawat
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
16 Mengucapkan basmalah
a. Nyalakan mesin
b. Bandingkan jumlah/kode pada mesin dengan jumlah
pada botol strip tes
c. Persiapkan mesin untuk digunakan; lihat buku petunjuk
penggunaan untuk mengetahui langkah-langkah dan
kesiapan indikator
d. Validasikan keakuratan mesin setiap hari atau sesuai
dengan kebijakan institusi dengan menggunakan
contoh larutan glukosa yang rendah dan tinggi
13
18 Ambil strip kimia dari wadah dan letakkan di dalam mesin
pemeriksa glukosa (sesuai dengan instruksi pabrik)
21 Pegang jari yang telah dipilih dan tekan kuat dari arah bawah
sampai ujung jari, atau bungkus jari dalam kain basah yang
hangat selama 30 detik atau lebih, (jika menggunakan alat
lenset lengan, juntaikan lengan selama 1 menit)
Fase Terminasi
29 Membaca hamdalah
14
31 Mengevaluasi respon klien
35 Merapikan alat
Evaluasi
Tidak = 0 Ya = 1
Evaluasi Diri/Penguji
15
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
16
SOP TINDAKAN PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka DM dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan luka dari jaringan nekrotik, slough untuk
mencegah terjadinya infeksi dan untuk mempercepat proses penyembuhan luka DM
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
17
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
Plester/hipafik
NaCl
Bak instrument berisi (gunting debridement steril dan
2 pingset anatomis)
Kasa steril
Gunting
Handscoon (bersih dan steril)
Bengkok
Perlak
Kantong plastic
baskom
Penggaris
Lidi kapas
Penggaris
Kom yang sudah berisi Nacl (clensing setelah
debridement)
kassa gulung
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca basmalah
14 Berikan privasi pada klien : tutup pintu kamar dan pasang tirai
18
diganjal, perlak dihubungkan dengan baskom
Cleansing
19
23 Memakai handscoon steril
Debridement
30 Lepas handscoon
32 Rapikan alat
Fase Terminasi
34 Membaca hamdalah
20
37 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
39 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
21
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
22
SOP TINDAKAN PEMBERIAN INSULIN
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemberian insulin SC dengan benar
Tujuan Khusus
Pengertian
Pemberian obat melalui parenteral (pemberian obat melalui jaringan tubuh) yang disuntikan
ke lapisan lemak melalui jaringan antara otot dan kulit.
Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
23
9 Tanggal kadaluarsa obat
11 Mencuci tangan
12 Mempersiapkan alat
14 Memperkenalkan diri
15 Melakukan kontrak
Fase Kerja
19 Membaca basmalah
22 Pilih area injeksi di lengan atas atau abdomen dan jauh dari
area injeksi sebelumnya.
24
25 Buka kap penutup jarum
26 Pegang kira- kira 2,5 cm kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari
dan jari
Siapkan obat baru, mulai dari langkah 1, dan pilih area injeksi
yang baru
34 Bersihkan area injeksi dengan kapas alcohol yang baru dan pijat
ringan
Fase Terminasi
39 Membaca hamdalah
25
41 Memberi reinforcement positif
44 Merapikan alat
45 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
48 Nama obat
26
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
27
BAB II
PRAKTIKUM SISTEM SISTEM PERKEMIHAN
Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga
uretra (saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki fungsi dan
peranannya masing-masing. Melalui saluran kemih, urine yang membawa limbah dan racun
akan dikeluarkan dari dalam tubuh
Bagian dari Sistem Urinaria dan Fungsinya
Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat sisa metabolisme tubuh,
seperti urea dan asam urat. Agar proses berkemih atau buang air kecil berlangsung normal,
semua bagian dalam sistem urinaria perlu bekerja dengan baik.
Berikut ini adalah organ-organ yang tergolong dalam sistem urinaria beserta
fungsinya:
1. Ginjal
Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di area punggung kiri dan kanan,
tepat di bawah tulang rusuk bagian belakang. Masing-masing ginjal memiliki ukuran
sebesar kepalan tangan orang dewasa dan berbentuk menyerupai kacang.
Fungsi utama ginjal adalah mengatur jumlah air dalam darah, menyaring zat limbah
atau sisa metabolisme tubuh, menghasilkan hormon yang berfungsi untuk
mengendalikan tekanan darah dan produksi sel darah merah, serta mengatur pH atau
tingkat keasaman darah.
2. Ureter
Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk menyerupai saluran pipa atau
tabung. Ureter berfungsi untuk mengalirkan urine dari masing-masing ginjal untuk
ditampung di kandung kemih.
3. Kandung kemih
Organ yang berada di dalam perut bagian bawah ini bertugas menyimpan urine.
Jika kandung kemih sudah terisi penuh oleh urine, akan timbul dorongan untuk buang
air kecil. Kandung kemih orang dewasa mampung menampung urine hingga 300–500
ml.
4. Uretra
Uretra atau saluran kencing adalah saluran yang menghubungkan antara kandung
kemih ke lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.
Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm, sedangkan uretra pada wanita
hanya sekitar 4 cm saja. Pada bagian antara kandung kemih dan uretra terdapat cincin
otot atau sfingter yang bertugas menjaga urine agar tidak bocor.
28
Berbagai Penyakit pada Sistem Urinaria ,
Gangguan pada sistem urinaria dapat terdeteksi dari perubahan warna urine. Urine yang
sehat dan normal umumya berwarna jernih, kekuningan, hingga kuning keemasan. Warna
urine tersebut berasal dari zat yang disebut urokrom. Namun, konsumsi makanan dan obat
tertentu terkadang juga dapat mengubah warna urine. Adanya masalah pada sistem urinaria
atau saluran kemih tidak hanya ditandai dengan perubahan warna urine. Berikut ini adalah
beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem urinaria:
1. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana pun dari sistem
urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih. Wanita berisiko lebih besar terkena ISK
dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan jarak antara lubang saluran kemih dan anus
pada wanita lebih dekat.
2. Batu saluran kemih
Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu di sistem urinaria,
seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung kemih. Ukuran batu umumnya
bervariasi. Semakin besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula risiko batu
tersebut menyumbat aliran urine dan menimbulkan penyakit.
3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada kandung dan
saluran kemih mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mengendalikan proses
buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat batuk atau
bersin. Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, namun tidak menutup
kemungkinan orang yang lebih muda juga mengalaminya.
4. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi
bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk
lebih sering buang air kecil.
5. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil
di ginjal yang berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom
nefrotik dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa, kelelahan,
tidak nafsu makan, serta pembengkakan di kaki, wajah, dan berbagai bagian tubuh,
seperti wajah dan sekitar mata.
29
6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering dan terasa nyeri, urine tampak
keruh atau kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan
kaki. Jika tidak segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan membuang cairan
serta zat limbah tubuh.
Kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal,
mulai dari efek samping obat-obatan, cedera berat pada ginjal, dehidrasi, hingga penyakit
tertentu, seperti hipertensi dan diabetes menahun yang tidak ditangani dengan baik.
Ketika mengalami gagal ginjal, seseorang akan mengalami beberapa gejala seperti
berkurangnya jumlah urine, tidak buang air kecil sama sekali selama berhari-hari,
pembengkakan di kaki, sesak napas, lemas, hingga pucat.
Jika Anda mengalami masalah pada sistem urinaria, terlebih jika disertai keluhan seperti
demam, nyeri pinggang atau punggung yang sangat berat, nyeri saat berkemih, dan
terdapat darah atau nanah pada urine, segera konsultasikan ke dokter urologi untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah kerusakan sistem urinaria,
sehingga kondisi tersebut dapat diobati dengan baik. Hal ini penting dilakukan guna
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut akibat kerusakan berat pada sistem urinaria
berat.
30
SOP TINDAKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH
Tujuan umum
Mahasiswa mampu irigasi kandung kemih dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
1 Kaji bledder
Nyeri akut
Gangguan rasa nyaman
31
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
Fase Kerja
13 Membaca basmalah
32
20 Usap por irigasi dari cateter berlumen tripel atau hubungkan
konektor Y ke kateter lumen ganda (pastikan terhubung kuat)
Terminasi
25 Membaca hamdalah
33
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
34
SOP TINDAKAN BLADDER TRAINING
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melatih bladder training dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih agar fungsinya kembali
normal dengan cara menstimulasi atau menghambat penegluaran air kemih.
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
Inkontinensia urin
Kurang perawatan diri : toileting
35
Fase pre interaksi
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
Klem
Sarung tangan bersih jika perlu
Catatan keperawatan
Fase Orientasi
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
Fase Kerja
13 Membaca basmalah
16 Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00
sampai dengan jam 19.00.
36
20 Pada malam hari setelah jam 20.00 klem kateter dibiarkan
terbuka dan klien boleh minum tanpa ketentuan yang berlaku
22 Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00
sampai dengan jam 19.00.
Bebas Kateter
Prosedur dilaksanakan apabila prosedur 1 sudah berjalan lancer selama 3-7 hari
28 Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00
hingga jam 19.00, lalu kandung kemih dikosongkan
29 Melepas kateter
32
Berikan minum terakhir jam 19.00, tidak boleh diberi minum
37
sampai jam 07.00 pagi untuk menghindarkan klien dari
basahnya urin pada malam hari
Terminasi
37 Membaca hamdalah
42 Mencuci tangan
Evaluasi
38
untuk berkemih)
44 Keberhasilan prosedur
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
39
BAB III
PRAKTIKUM SISTEM SISTEM MUSKULOSKELETAL
40
6. Hilangnya fungsi.
7. Kesemutan.
8. Mati rasa atau kekakuan.
9. Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.
Diagnosis Gangguan Muskuloskeletal
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara menyeluruh untuk
mengetahui penyebab pasti dari rasa sakit. Kemudian, dokter mungkin menguji otot dan
sendi untuk mengetahui:
1. Kelemahan atau degenerasi
2. Setiap kedutan yang dapat menunjukkan kerusakan saraf
3. Pembengkakan atau kemerahan
Maka dokter mungkin melakukan tes pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis jika terdapat
gangguan tertentu. Lalu, melakukan rontgen untuk melihat tulang atau tes darah
mengetahui penyakit rematik.
Pengobatan Gangguan Muskuloskeletal
Untuk nyeri ringan atau sesekali, kamu bisa mendapatkan obat pereda nyeri yang
dijual bebas. Sementara untuk sakit yang lebih parah, kamu mungkin perlu penghilang rasa
sakit yang lebih kuat yang akan memerlukan resep dari dokter. Untuk nyeri yang
berhubungan dengan pekerjaan, maka terapi fisik dapat membantu kamu menghindari
kerusakan lebih lanjut dan mengontrol rasa sakit. Terapi manual atau mobilisasi dapat
digunakan untuk mengobati masalah dengan keselarasan tulang belakang.
Pengobatan lain mungkin termasuk:
1. teknik relaksasi
2. terapi pijat
3. suntikan dengan obat anestesi atau anti-inflamasi
4. penguatan otot dan latihan peregangan
Jika tidak ditangani dengan baik, komplikasi, atau efek gangguan muskuloskeletal bisa
menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal
Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu mencegah:
1. Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan kamu dan mudah diraih untuk
menghindari peregangan berlebih pada lengan.
2. Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli dan bukan
menjinjing tas belanja jika memang belanjaan kamu banyak atau menggunakan alat-
alat listrik bukan alat-alat tangan.
3. Jika kamu perlu duduk untuk waktu yang lama, sebaiknya gunakan kursi yang
empuk.
41
4. Mengatur meja kerja kamu secara efektif, seperti menempatkan pulpen dan telepon
di sebelah kiri atau kanan tergantung dari posisi tangan.
5. Pertimbangkan menggunakan headset untuk ponsel jika kamu sering membuat
panggilan telepon.
6. Batasi mengangkat beban yang berat.
7. Menggunakan desain alat yang berbeda yang menurunkan kekuatan dan mudah
digenggam.
8. Beristirahat singkat saat melakukan kegiatan yang berulang atau dalam jangka
panjang.
42
SOP TINDAKAN RANGE OF MOTION (ROM)
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan range of motion (ROM) dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena
penyakit, disabilitas, atau trauma, di mana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif maupun pasif
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
Fase Orientasi
43
7 Memperkenalkan diri
8 Melakukan kontrak
11 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca “basmalah”
a. Rotasi lateral
Letakkan kedua telapak tangan pada pipi kanan dan kiri
klien
Palingkan muka ke arah samping kanan dan kiri bergantian
b. Fleksi ekstensi
Pegang tangan klien di bawah siku dengan satu tangan,
sementara tangan lain memegang pergelangan tangan
Angkat tangan ke atas hingga mencapai bagian kepala
tempat tidur, kembalikan ke posisi semula
c. Abduksi
Angkat tangan klien ke samping hingga mencapai kepala
bagian tempat tidur
d. Adduksi anterior dan posterior
Gerakkan tangan klien melewati tubuh hingga mencapai
tangan klien yang lain, kembalikan ke posisi semula
e. Rotasi internal dan eksternal bahu
Gerakkan tangan ke samping setinggi bahu hingga
membentuk sudut 900 dengan tubuh. Tekuk sendi siku
sehingga jari-jari menghadap ke atas
Gerakkan tangan ke arah bawah sehingga telapak tangan
44
menyentuh tempat tidur. Naikkan tangan hingga
punggung telapak tangan menyentuh tempat tidur
18 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah siku
a. Fleksi eksternal
Tekuk siku hingga jari-jari menyentuh dagu dan kemudian
luruskan
b. Supinasi-pronasi
Putar lengan bawah ke arah luar sehingga telapak tangan
menghadap ke atas
Putar lengan bawah ke arah sebaliknya sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah
19 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah
pergelangan tangan
a. Fleksi-ekstensi
Tekuk telapak tangan ke arah bagian dalam lengan bawah
dan kemudian luruskan telapak tangan sehingga sebidang
dengan lengan bawah
b. Abduksi/fleksi radial/deviasi radial
Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah ibu jari
dan luruskan kembali
c. Adduksi/fleksi/deviasi ulnar
Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah kelingking
dan luruskan kembali
d. Sirkumduksi
Putar telapak tangan dengan pergelangan tangan sebagai
poros
20 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah jari-jari
tangan dan ibu jari
a. Fleksi-ekstensi
Kepalkan jari-jari tangan klien dna kemudian luruskan
kembali
b. Hiperekstensi
Bengkokkan jari-jari ke belakang sejauh mungkin
c. Abduksi-adduksi
Kembangkan jari-jari tangan dan kemudian rapatkan
kembali
d. Oposisi
Sentuhkan ujung ibu jari dengan jari-jari lainnya secara
bergantian
e. Sirkumduksi
Putar ibu jari klien dengan sumbu sendi metakarpal
45
f. Abduksi-adduksi
Rentangkan ibu jari ke samping. Dekatkan kembali dengan
jari lain
21 Melatih pergerakan otot dan persendian pada panggul
a. Fleksi-ekstensi
Angkat kaki dan tekuk lutut
Gerakkan lutut ke arah dada sejauh mungkin
Turunkan kaki, luruskan, dan kembalikan ke posisi semula
b. Abduksi-adduksi
Gerakkan kaki ke samping menjauhi sumbu tubuh dan ke
arah sebaliknya hingga menyilang kaki lainnya di depan
c. Rotasi internal
Putar kaki ke arah dalam
d. Rotasi eksternal
Putar kaki ke arah samping tubuh
22 Melatih pergerakan otot dan persendian pada lutut
a. Fleksi-ekstensi
Dilakukan bersamaan dengan fleksi-ekstensi panggul
23 Melatih pergerakan otot dan persendian pada pergelangan kaki
a. Dorso fleksi
Dorong telapak kaki ke arah kaki dan kembalikan ke posisi
semula
b. Plantar fleksi
Dorong telapak kaki ke arah bawah dan kembalikan ke
posisi semula
c. Eversi
Putar telapak kaki ke arah luar
d. Inversi
Putar telapak kaki ke arah dalam
e. Sirkumduksi
Putar telapak kaki dengan poros pada sendi tumit
24 Melatih pergerakan otot dan persendian pada jari-jari kaki
a. Fleksi-ekstensi
Letakkan jari-jair tangan perawat di bawah jari-jari klien
Dorong jari-jari ke arah atas dan kemudian ke arah bawah
b. Abduksi-adduksi
Lebarkan jari-jari kaki bersama-sama
Dekatkan jari kaki bersama-sama
Fase Terminasi
46
26 Mengumpulkan dan membersihkan alat
28 Membaca hamdalah
33 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
38 Catat sendi yang dilatih, adanya edema, nyeri yang timbul saat
latihan, adanya batasan ROM, dan toleransi klien terhadap latihan
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
47
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
48
BAB IV
PRAKTIKUM SISTEM PERSARAFAN
Sistem saraf manusia memiliki peran yang penting, khususnya dalam pengaturan
dan pengendalian seluruh aktifitas tubuh setiap saat.
Sistem saraf berperan dalam penghantaran impuls (rangsangan) ke susunan saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang), pemprosesan impuls, dan perintah untuk memberikan
tanggapan rangsangan kepada otot dan kelenjar.
Sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur pendukung mekanisme kerja saraf harus
dapat berfungsi dengan baik.
Apabila salah satu komponen dalam sistem saraf terganggu, maka akan menghambat
mekanisme kerja dalam sistem saraf tersebut.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kerusakan dari sistem saraf manusia.
Faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri manusia itu sendiri maupun dari luar.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rusak atau berkurangnya kerja sistem
saraf manusia sebagai berikut.
1. Luka, sehingga sistem saraf menjadi rusak
2. Serangan virus dan bakteri pada otak
3. Kerusakan genetikal (akibat faktor genetis)
4. Penggunaan obat-obatan
5. Benturan dengan benda keras
6. Kelainan dan penyakit pada sistem saraf.
Berikut ini macam-macam gangguan dan penyakit pada sistem saraf manusia.
1. Stroke
Stroke adalah penyakit pada otak akibat dari tersumbat atau pecahnya pembuluh darah
pada otak.
Penyempitan pembuluh darah adalah penyebab dari terjadinya penyakit ini. Penderita
stroke memiliki wajah yang asimetri.
2. Hilang Ingatan (Amnesia)
Para penderita amnesia, akan mengalami kesulitan mengingat dan kebingungan.
Penyakit ini dapat bersifat sementara sehingga ingatannya menjadi pulih, atau dapat juga
permanen.
Kondisi penderita amnesia tergantung dari parah atau tidaknya trauma otak.
Trauma pada otak ini biasanya disebabkan oleh benturan atau kecelakaan.
3. Epilepsi
49
Epilesi atau ayan adalah gangguan pada sistem saraf sehingga menyebabkan kejang
(kontaksi keras pada otot tubuh).
Kejang pada penderita epilepsi disebabkan aktivitas listrik yang tidak normal pada otak.
Kejang ini akan disertai dengan busa dan dapat terjadi secara mendadak serta berulang-
ulang. Banyak penyebab dari epilepsi, diantaranya infeksi, cedera otak, dan juga tumor
otak.
4. Neuritis
Neuritis adalah kelainan pada sistem saraf karena adanya tekanan, pukulan, keracunan,
patah tulang serta kekurangan vitamin B komplek (B1, B6, B12).
Penderita neuritis akan lebih sering mengalami kesemutan pada sekujur tubuhnyam
terutama tangan dan kaki.
5. Parkinson
Parkinson merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion.
Ciri-ciri dari penderita Parkinson yang tampak jelas, antara lain tangan gemetaran waktu
istirahat, susah bergerak, mata sulit berkedip, otot terasa kaku. Kondisi yang demikian
menyebabkan kaki menjadi kaku saat bergerak dan berjalan.
6. Meningitis
Meningitis atau dikenal dengan radang selaput otak merupakan infeksi pada selaput yang
menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala umum dari meningitis, antara lain badan demam, sakit kepala yang berlebihan,
leher terasa kaku dan adanya ruam-ruam pada kulit.
Meningitis dapat disebabkan oleh serangan virus atau bakteri. Meningitis akibat serangan
bakteri akan jauh lebih serius, karena dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan
kematian.
7. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penyakit pada otak yang terjadi akibat penumpukan cairan di
dalam otak, sehingga menyebabkan pembengkakan di dalam otak dan kepala tampak
semakin membesar.
Penumpukan ini menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak, sehingga akan
menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pada pusat-pusat saraf vital.
8. Migrain
Migrain adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan rasa nyeri kepala
berdenyut yang disertai mual dan muntah.
Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya aktivitas berlebih impuls listrik otak yang
meningkatkan aliran darah di otak.
50
Aktivitas tersebut mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak dan juga
peradangan.
12. Radang Otak
Radang otak merupakan peradangan akut pada otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Gejala radang otak, antara lain demam yang tinggi, sakit kepala, merasa ngantuk, dan
sering bingung.
Respon sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus ini justru dapat menyebabkan
pembengkakan di otak.
Akibatnya, semakin lama tidak ada ruang untuk berkembang dan otak akan mendorong
tengkorak kepala, sehingg otak terluka dan meradang.
13. Tumor Otak
Tumor pada otak dapat disebabkan oleh pertumbuhan tak terkendali pada sel-sel di
dalam jaringan otak. Terdapat dua jenis tumor pada otak.
Tumor yang tumbuh langsung di otak disebut tumor otak primer, sedangkan tumor yang
tumbuh di bagian lain dari tubuh dan menyebar hingga ke otak dinamakan tumor otak
sekunder (metastatik).
14. Polio
Polio terjadi karena adanya infeksi virus polio pada bagian sumsum tulang belakang.
Penyakit ini lebih sering menyerang pada anak-anak.
Penderita folio dapat mengalami demam, kelumpuhan, dan sakit kepala yang berakhir
pada hilangnya refleks. Polio dapat dicegah dengan imunisasi polio.
15. Alzheimer
Alzhaimer atau kepikunan disebabkan oleh perubahan abnormal di otak, sehingga fungsi
otak sebagaian besar hilang.
Penderita Alzheimer akan mengalami kepikunan, kebingungam, perubahan suasana hati
dengan cepat, dan hilangnya kontrol terhadap kemampuan fisik dan mental.
51
SOP TINDAKAN PEMERIKSAAN GLACGOW COMA SCALE (GCS)
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan GCS dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
Fase pre interaksi
3 Mencuci tangan
4 Mempersiapkan alat
6 Memperkenalkan diri
7 Melakukan kontrak
52
8 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
10 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
11 Membaca basmalah
12 Memasang tirai/penutup
Mata
15 Tekan kuku jari atau periorbiotal, jika ada reaksi beri angka 2, jika
tidak ada reaksi beri nilai 1
Verbal
Motorik
20 Minta klien untuk mangangkat tangan atau organ tubuh lainnya (Pak
coba angkat tangan), jika klien mampu mengikuti perintah, nilai 6,
jika klien tidak mampu mengikuti perintah, lanjutkan untuk instruksi
selanjutnya
53
22 Jika ada respon menghindar dengan teknik tersebut, beri nilai 4,
namun jika tidak ada reaksi tersebut, lakukan instruksi selanjutnya
Fase Terminasi
25 Membaca hamdalah
26 Merapikan klien
31 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
54
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
55
SOP TINDAKAN PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan saraf kranial dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
Fase pre interaksi
4 Mencuci tangan
5 Mempersiapkan alat
56
Jam dengan detik
Garputala
Tongspatel
kapas
Fase Orientasi
7 Memperkenalkan diri
8 Melakukan kontrak
11 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca basmalah
14 Memasang tirai/penutup
N I (Nervus Olfaktorius)
18 Meminta klien untuk menutup mata dan salah satu lubang hidung
N II (Nervus Optikus)
57
peradangan pada mata (iritis, uveitis), glaucoma, korpus alienum
32 Jika klien tidak dapat menyebutkan jumlah jari dengan benar, maka
pemeriksa menggunakan lambaian tangan dan meminta klien
menentukan arah gerakan tangan pemeriksa
34 Saat memeriksa mata kanan klien, minta mata kiri ditutup dengan
tangan atau kertas, dan sebaliknya, sedangkan pemeriksa menutup
mata kanan dan sebaliknya
35 Minta klien memfiksasi (melihat terus) pada mata kiri pemeriksa dan
pemeriksa selalu melihat mata kanan klien
N III
58
38 Menyinari senter ke dalam tiap pupil. Mulai menyinari dari arah
belakang dari sisi klien, sinari satu mata dan perhatikan kontriksi pupil
yang terkena sinar
N IV
N VI
43 Minta klien untuk melihat ke arah kiri dan kanan tanpa menengok
N V (Nervus Trigeminus)
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Sensorik
50 Usap pula dengan pilinan kapas pada maxilla dan mandibula dengan
mata klien tertutup. Dan perhatikan apakah klien merasakan adanya
sentuhan
53
Menyentuh kornea dengan ujung kapas (normal klien akan menutup
59
mata/berkedip)
57 Mengetok jari telunjuk kiri pemeiksa dengan jari tengah tangan kanan
pemeriksa atau dengan palu refleks
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan sensorik
67 Meletakkan gula, asam garam, atau sesuatu yang pahit pada sebelah
kiri dan kanan dari 2/3 bagian depan lidah
60
69 Melaporkan hasil pemeriksaan n. facialis
Pemeriksaan Weber
Pada keadaan normal kiri dan kanan sama keras (klien tidak dapat
menentukan di mana yang lebih keras)
72 Bila terdapat tuli konduksi di sebelah kanan, misal oleh karena otitis
media, pada tes weber terdengar kiri lebih besar. Bila terdapat tuli
konduksi di sebelah kiri, maka pada tes weber terdengar lebih besar di
kanan
Pemeriksaan Rinne
75 Pada orang normal atau tuli persepsi, tes Rinne ini positif. Pada tuli
konduksi tes Rinne negatif
Pemeriksaan Schwabach
Tes Romberg
61
81 Minta tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki lainnya
(tandem)
82 Lengan dilipat pada dada, dan mata terpejam dan nilai kemampuan
klien berdiri selama 30 detik atau lebih
Stepping Test
Refleks Menelan
Refleks Wahing
N XI (Nervus Accessorius)
62
92 Minta klien menoleh ke samping melaan tahanan. Apakah
sternokleidomastodeus dapat terlihat ? Apakah atropi ? Kemudian
palpasi kekuatannya
Atau
98 Minta klien untuk mendorong pipi dalam (bucal) pada sisi kiri dan
kanan secara bergantian
Fase Terminasi
63
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
64
BAB V
PRAKTIKUM SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorinya, termasuk rambut, kuku, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf
khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Fungsi dari sistem integumen sendiri adalah melindungi struktur internal, mencegah
masuknya kuman penyebab penyakit, mengatur suhu tubuh, melakukan proses ekskresi
melalui keringat, melindungi bahaya sinar matahari, dan juga memproduksi vitamin D.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari anatomi fisiologi sistem integumen.
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Kulit luar ini jika dikumpulkan akan menjadi
organ terbesar dari tubuh. Luas permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter persegi.
Epidermis memiliki beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel, yaitu :
a.Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti,
inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
b. Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat
disebut stratum lusidum.
c. Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri
dari 5-8 lapisan. sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop,
sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai
tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar.
Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau
menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
65
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada
hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan
interselular.
e. Stratum Basal/Germinativum.
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir
yang halus disebut butir melanin warna.
Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran
basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis.
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen (protein penguat), serat retikuler (serat protein yang
berfungsi sebagai penyokong), dan serat elastis (protein yang berperan dalam
elastisitas kulit).
ermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini
tidak jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
1. Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
2. Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke
subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu
serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk
memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar
dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.
a) Unsur sel dermis
Unsure utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang
berkelompok. Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen
pada lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola
mammae dan sekitar anus.
b) Serat otot
66
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan
dengan folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam
jumlah yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum dan sebagian
perenium.
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan
antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot dan tulang. Terdapat
pembuluh darah, saraf dan limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak.
Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas dan menyediakan penyangga bagi
lapisan kulit diatasnya.
Pembuluh darah kulit terdiri dari Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-
sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.
Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga
membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada
tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama
(berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker (pegas) bila tekanan
trauma mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di
bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
Jaringan kulit.
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu
jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang)
yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar kulit
1. Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel
rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung ke
permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar
tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan.
Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di
bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat untuk
pemeliharaan kesehatan kulit.
2. Kelenjar keringat
67
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang, terdapat pada
seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang telinga.
Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian sekretorisnya
terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan
epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya
disebut pori keringat. Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin
dan apokrin.
a. Kelenjar keringat ekrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga
luar, telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara
perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar
dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.
b. Kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit
puting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan
saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara
pada folikel rambut.
3. Kelenjar payudara (glandula mamae)
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal yang
secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis
superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan
lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu (papila
mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan ligamentum
suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea
montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan
putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan tidak
menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil,
alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.
Pigmentasi kulit.
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen)
darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan kandungan
pigmen melanin memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat oleh
epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan
68
lapis taju dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit
disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam keratinosit.
Pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan
lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormone
pemacu malanosit MSH (melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan
melanosom ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor
lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta
meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit
menjadi coklat.
Pembuluh Darah
1) Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini
berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
2) Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.
Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-
cabang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat
pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah
balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah balik
yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5
dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat
cepat menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit,
nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.
Saraf kulit.
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri
dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,
sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau
kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan
untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di
epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah
merupakan suatu organ.
69
Pelengkap kulit
1. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan dorsal
falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan
epidermis.
Struktur kuku.
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya
menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit
yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu
erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan
karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasar kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebgai
epikondrium atau kutikula.
Pertumbuhan kuku.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran lambat
lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm perminggu.
2. Rambut.
Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis dan tersebar
disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal falang distal,
lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan
akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang bersal dari
epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat).
a) Struktur rambut
Medula. Merupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel
kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.
Korteks. Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel
gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.
Kutikula. Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti,
kecuali yang terdapat pada akar rambut.
b) Folikel rambut.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian luar
(sarang akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam
berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung membentuk bulbus rambut dan
berhubungan dengan papilla di tempat persatuan akar rambut dan selubungnya.
c) Sarung akar asal dermis.
70
Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan reticular dermis.
Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan dalam
berupa sabk homogeny sempit yang disebut glassy, membrane basal di bawah
epidermis. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel polygonal yang
menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung berat tanduk yang
membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga
ditemukan pada epidermis
.
71
SOP TINDAKAN PERAWATAN LUKA (UMUM)
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Perawatan luka yang disertai penggantian balutan untuk membantu proses penyembuhan luka.
Tujuan
1. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dari jaringan mati pada luka dan insisi
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka/insisi
3. Membantu penyembuhan luka
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
72
Risiko infeksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
18
Membuka set instrumen steril dan atur posisi alat dengan
73
korentang
Fase Terminasi
32 Membaca hamdalah
74
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
75
SOP TINDAKAN PERAWATAN LUKA BAKAR
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Perawatan luka yang disertai penggantian balutan untuk membantu proses penyembuhan luka.
Tujuan
1. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dari jaringan mati pada luka dan insisi
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka/insisi
3. Membantu penyembuhan luka
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
76
Risiko infeksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
77
18 Membuka set instrumen steril dan atur posisi alat dengan
korentang
Fase Terminasi
32 Membaca hamdalah
78
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
79
SOP TINDAKAN PERAWATAN LUKA DENGAN DRAIN
Tujuan umum
Mahasiswa mampu merawat luka dengan drain dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Merawat luka klien dengan menggunakan drain yang berfungsi untuk mengeluarkan sekresi luka
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
80
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
81
25 Membersihkan luka sesuai dengan kondisi luka dari daerah
bersih ke kotor
28 Memasang plester
Fase Terminasi
29 Membaca hamdalah
Evaluasi
Dokumentasi
82
43 Cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
83
PENUTUP
Demikian panduan praktikum sistem integumen ini semoga bermanfaat bagi Anda
mahasiswa dan dapat dijadikan pedoman praktikum di laboratorium guna mendapat
pengalaman pembelajaran tentang prosedur tindakan perawatan luka bakar sehingga
bermanfaat nanti ketika Anda praktek maupun bekerja di tatanan pelayanan kesehatan yang
nyata.
Penyusun Penyusun
84
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta EGC
Grace, P., & Baerly,N. (2007). At A Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta :Erlangga.
85