Anda di halaman 1dari 18

Pengenalan Model Manajemen Strategik, Perencanaan Stratejik dan

Program Strategik, serta Politik Perencanaan Pendidikan

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar


Perencanaan Pendidikan yang diampu oleh

Dr. Taufani Chusnul, M.Si. dan Dr. Nani Hartini, M.Pd.

oleh:

Nida Alya Luqiana (NIM 1801023)

Fitria Handayani (NIM 1801186)

Fratiwi Eva Nurhasanah (NIM 1807476)

Imam Prasetyo (NIM 1807067)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Pengenalan Model
Manajemen Stratejik, Perencanaan Strategik dan Program Strategik, serta Politik
Perencanaan Pendidikan”.

Salawat serta salam tidak lupa dihaturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad saw yang telah menyampaikan petunjukan Allah Swt., untuk kita
semua.
Tak pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Ibu Dr. Taufani Chusnul, M.Si. dan Dr. Nani Hartini, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang
selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Bandung, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
D. Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Konsep Strategik ............................................................................................ 3


B. Konsep Manajemen Strategik ........................................................................ 4
C. Model Manajemen Strategik .......................................................................... 6
D. Definisi Perencanaan Strategik ...................................................................... 8
E. Komponen Perencanaan Strategik ................................................................. 9
F. Definisi Politik ............................................................................................. 10
G. Politik Pendidikan ........................................................................................ 10
H. Politik Perencanaan Pendidikan ................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 14

A. Simpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan , dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif.

Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu penyusunan , penerapan, dan


pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fugsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut , serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategi merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya


disuusn oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif
organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk
perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Inti dari manajemen strategi adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber


dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada terssebut dapat digunakan secara
efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategi memberikan fondasi
dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah yang


akan dikaji sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep strategik?


2. Bagaimana konsep manajemen strategik?
3. Bagaiaman model manajemen strategik?
4. Apa definisi perencanaan strategik?
5. Apa saja komponen perencanaan strategik?
6. Apa definisi politik?
7. Apa itu politik pendidikan?

1
8. Apa itu politik perencanaan pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan konsep strategik
2. Untuk mendeskripsikan konsep manajemen strategik
3. Untuk mendeskripsikan model manajemen strategik
4. Untuk mendeskripsikan definisi perencanaan strategik
5. Untuk mendeskripsikan komponen perencanaan strategik
6. Untuk mendeskripsikan definisi politik
7. Untuk mendeskripsikan definisi politik pendidikan
8. Untuk mendeskripsikan politik perencanaan pendidikan

D. Manfaat

Adapun manfaat berdasarkan tujuan diatas, sebagai berikut.

1. Mengetahui konsep strategik


2. Mengetahui konsep manajemen strategik
3. Mengetahui model manajemen strategik
4. Mengetahui definisi perencanaan strategik
5. Mengetahui komponen perencanaan strategik
6. Mengetahui definisi politik
7. Mengetahui definisi politik pendidikan
8. Mengetahui definisi politik perencanaan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Strategik


1. Definisi Strategik

Rangkuti (2013:3-4) mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, di


antaranya :

1) Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan


dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya.
2) Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi merupakan alat untuk
menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus
strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.
3) Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi merupakan respons secara
terusmenerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta
kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.
4) Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing.
5) Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders,
seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen,
komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun
tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh
semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian rancangan jangka panjang


yang diimplementasikan dalam seluruh proses organisasi untuk menghadapi
persaingan dan mencapai visi.

2. Fungsi Strategik

Menurut Assauri (2011:7) pada dasarnya fungsi dari strategi adalah berupaya
agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu,
terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu :

1. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang


lain.
2. Menghubungkan atau mengkaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi
dengan peluang dari lingkungannya
3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang
didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru

3
4. Menghasilkan dan membandingkan sumber-sumber daya yang lebih banyak
dari yang digunakan sekarang
5. Mengkoordinasikan dan mengerahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke
depan
6. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang
waktu

B. Konsep Dasar Manajemen Strategik


1. Definisi Manajemen Strategik

Menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan


Kebijakan Perusahaan, 1998), menulis,Manajemen Strategik adalah sejumlah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau
sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
Menurut Wheelan dan Hunger (Strategic Manajemen and Business Policy
Massachuset, 1995) : Manajemen strategik adalah suatu kesatuan rangkaian
keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang.

Menurut pendapat Hitt et al yang dikutip dalam Rangkuti (201 1:197),


manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin dicapai, dan bagaimana seharusnya mencapai hasil
yang bernilai. Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses,
seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan
untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat
untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan Penggunaan
tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar dipengaruhi oleh
kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat
dipelajari dan dikaji kebenarannya (Athoillah, 2010).

Dapat disimpulkan bahwa manajemen strategik adalah suatu proses kegiatan


secara sistematis yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan untuk menyusun strategi secara jangka panjang dalam mencapai tujuan
sesuai visi dan misi.

2. Tugas dalam Manajemen Strategik


Pearce dan Robinson (dalam Solihin, 2002, hlm.71) mengemukakan bahwa
terdapat sembilan tugas penting dalam menerapkan proses manajemen
strategic, yaitu:
1. Menyusun misi perusahaan, termasuk maksud dan tujuan.

4
2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan
kemampuan perusahaan.
3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal.
4. Melakukan analisis terhadap alternatif pilihan strategi
5. Melakukan identifikasi terhadap alternatif pilihan strategi yang
diinginkan
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama
7. Membuat tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang
mendukung pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama
8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi
sumber daya yang dibutuhkan
9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi
sebagai input yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan di
masa mendatang.

3. Manfaat Manajemen Strategik

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja


(frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategik di dalam perusahaan,
terutama yang berkaitan dengan persaingan, maka para manajer diajak untuk
berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun
dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka


menerapkan manajemen strategik, yaitu :

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.


2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang
terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya masalah dimasa datang.
6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya.

5
7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
8. Sifat untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

C. Model Manajemen Strategik


1. Model Manajemen Strategik Hunger J.David & Thomas L. Wheelen

1) Pengamatan Lingkungan
a. Analisis eksternal.
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel yang berada di luar organisasi
dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manejemen
puncak. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan
lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok
yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh opearasi-operasi utama
organisasi. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi
dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.

b. Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)


yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel itu membentuk suasana di mana
pekerjaan itu dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur , budaya, dan
sumber daya organisasi.

2) Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk


manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi
perusahaan, menentukan tujuan-atujuan yang dapat dicapai, dan penetapan
pedoman keabijakan.

6
3) Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strategi


dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan
prosedur. Proses tersebut meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur
dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.

4) Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivita-aktivitas


perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan
informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan
masalah.80 Evaluasi dan pengendalian merupakan elemen utama yang terakhir
manajemen srategis. Meskipun demikian elemen ini dapat menunjukan secara tepat
kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong
proses keseluruhan dimulai kembali.

2. Model Manajemen Strategik Fred R. David

Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi,


mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut
pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki
organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka panjang,
membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan
dicapai.

Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak


yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada
tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan
struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,

7
mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta
menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja organisasi.
Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari
manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi
para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah
diformulasikan menjadi aksi.

Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis.


Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah
diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas
yang fundamental, yaitu mereview faktor-faktor internal dan eksternal yang
menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah
korektif.

D. Definisi Perencanaan Strategik


E. Perencanaan strategik dirumuskan Mc Namara (1999) sebagai penetapan
arah kemana sesuatu organisasi pada tahun mendatang dan tahun-tahun
selanjutnya menuju, disertai dengan penetapan cara bagaimana organisasi
tersebut akan sampai ke tujuan di maksud.
F. Perencanaan Strategis (Strategic Planning) yaitu perencanaan yang disusun
berdasarkan skala prioritas, sehingga berbagai sumber daya yang ada dapat
diatur dan dimanfaatkan secermat dan seefisien mungkin. Perencanaan
Strategis (Strategic Planning) di bidang pendidikan mengutamakan pada
adanya prioritas dalam penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan.
Contoh: Prioritas pendidikan diletakkan pada pendidikan dasar. Sebagai
bukti bahwa pendidikan dasar mendapatkan prioritas dalam pembangunan
pendidikan adalah besarnya biaya pendidikan yang dialokasikan untuk
membiayai penyelenggaraan pendidikan dasar. Argumentasi bahwa
pendidikan dasar dijadikan prioritas didasarkan pada kenyataan bahwa mutu
pendidikan dasar masih belum menggembirakan padahal mutu pendidikan
dasar akan menjadi fondasai bagi jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan dasar juga merupakan hak setiap warga Negara untuk
mendapatkannya. Hal tersebut dibuktikan dengan ditetapkannya kebijakan
wajib belajar pendidikan dasar dan kebijakan pembebasan biaya pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar yang pada sebagaian kasus sering dijadikan
ikon unggulan cakada (calon kepala daerah) dalam meraih simpati

8
konstituennya dengan janji “pendidikan gratis.” Apabila prioritas
penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan dasar telah terpenuhi, maka
prioritas akan bergeser pada perluasan dan peningkatan mutu pendidikan
menengah.
G. Komponen Perencanaan Strategik

Komponen kegiatan utama perencanaan strategik menurut Mc Namara


(1999) terdiri atas:
1. Melakukan analisis strategik
Analisis (kajian) strategik merupakan kegiatan semacam “pencermatan” terhadap
keaadaan lingkungan organisasi. Lingkungan mencakup lingkungan luar
(eksternal) dan dalam (internal). Salah satu alat (instrumen) yang sangat populer
untuk melakukan analisis strategik adalah analisis SWOT (ada yang menyebutnya
dengan TOWS, OTSW, dan WOTS).
SWOT merupakan akronim dari strenght (kekuatan-keunggulan), weekness
(kelemahan-kekurangan), opportunities (peluang-kesempatan), dan treath
(ancaman-rintangan). Kekuatan-keunggulan dan kelemahan-kekurangan
merupakan keadaan internal organisasi, sedangkan peluang-kesempatan dan
ancaman-tantangan merupakan keadaan eksternal organisasi.
Kekuatan-keunggulan adalah sumber-sumber dan kemampuan yang dapat
dimanfaatkan sebagai basis (modal dasar) untuk mengembangkan keunggulan
kompetitif.
Kelemahan-kekurangan adalah ketiadaan kekuatan-keunggulanb yang
mrerupakan sifat keadaan yang bisa menghalangi (menyulitkan) untuk bisa
memanfaatkan berbagai peluang dan mengurangi dampak negatif berbagai
rintangan. Peluang merupakan faktor (keadaan-keadaan) luar yang bisa
dimanfaatkan organisasi untuk mengembangkan diri, sedangkan ancaman-
rintangan merupakan faktor-faktor yang dapat menghalangi (menyulitkan)
kemungkinan organisasi untuk mengembangkan diri.
2. Penetapan arah dan tujuan strategik
Komponen kegiatan utama perencanaan strategik lainnya adalah penetapan
arah dan tujuan strategik, yaitu “apa yang harus dilakukan terkaitb dengan berbagai
permasalahan (isu-isu) penting dan peluang yang dihadapi” yang mencakup

9
berbagai “hasil karya” atau (tujuan strategik) yang harus dicapai, serta berbagai
metode (strategi) untuk mencapai “hasil karya” tersebut.
3. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan (kegiatan) secara cermat menjabarkan bagaimana
tujuan-tujuan strategik akan dicapai, yang dinyatakan berupa sasaran-sasaran
khusus atau hasil tertentu, dari setiap tujuan strategik. Perencanaan tindakan
(kegiatan) juga mencakup penetapan tanggung jawab dan batas waktu dari setiap
sasaran. Jelasnya penetapan siapa yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
tertentu dan kapan harus dikerjakan. Di dalam perencanaan tindakan ternyatakan
pula metode untuk memonitor (memantau) dan mengevaluasi pelaksanaan
perencanaan tersebut yang menegaskan cara bagaimana organisasai bisa
mengetahui siapa yang telah melaksanakan kegiatan tertentu dan kapan kegiatan
tersebut terlaksanakan.
H. Definisi Politik

Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa yunani Politeia, yang akar
katanya adalah polis , berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri yaitu Negara
dan teia berrati urusan. Dalam bahasa Inggris , Politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip) , keadaan cara , dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau
tujuan tertentu. Sedangkan policy yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
sebagai kebijaksanaan yaitu penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang
dianggap dapat lebih menjamin terlaksananya suatu usaha , cita-cita atau tujuan
yang dikehendaki , pengambilan kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin . Jadi dapat disimpulkan Politik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya, pelaksanaan tujuan itu
memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut
pengaturan , pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. (S Sumarso , 2001
hlm137)

I. Politik Pendidikan
Ada empat definisi mengenai politik pendidikan. pertama politik pendidikan
adalah metode memengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan pendidikan, kedua
politik pendidikan lebih berorientasi pada bagaimana tujuan pendidikan dapat
dicapai, ketiga politik pendidikan berbicara mengenai metode untuk mencapai
tujuan pendidikan misalnya anggaran pendidikan, kebijakan pemerintah, partisipasi
masyarakat dan sebagainya. Keempat politik pendidikan berbicara mengenai sejauh
mana pencapaian pendidikan sebagai pembentuk manusia Indonesia yang
berkualitas, penyangga ekonomi nasional, pembentuk bangsa yang berkarakter

10
Politik pendidikan bertujuan untuk memperjelas arah kemajuan pendidikan demi
pembangunan bangsa yang lebih baik ke depan nya. Dengan adaya politik
pendidikan yang jelas, maka konsep pendidikan yang akan dibentuk dan dicapai
akan berada dalam bangunan konsep yang tepat, kuat dan kokoh. semua itu
melahirkan produk-produk pendidikan yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara intelektual maupun sosial bagi pemerintah
selaku pemegang kebijakan pendidikan. (Supriyoko dalam Ali Mahmudi Amnur,
2007 hlm.5)

Indonesia dalam era reformasi saat ini, dunia pendidikan dan dunia politik saling
berinteraksi bahkan dunia pendidikan telah menjadi arah kepentingan politik, baik
di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun satuan pendidikan.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemajuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional; Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Apabila dilihat rumusan tersebut di atas,
kelihatannya sudah jelas dan sistematik serta merupakan kerangka acuan bagi
politik pendidikan nasional dalam semua aspek pendidikan. Sebenarnya rumusan
ini merupakan penjabaran dari politik ideologi nasional ke dalam sektor pendidikan.
Pada dasarnya pembangunan dalam sektor pendidikan adalah aspek dari
pembangunan politik bangsa, yang tidak lain sebagai konsistensi antara arah politik
dengan cetak biru pembangunan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 (HAR. Tilaar, 2003:161).
Tujuan nasional sebagai ideologi dasar dari masyarakat dan bangsa kita
menjiwai terbentuknya masyarakat industri modern, ideologi pembangunan dan
politik pendidikan nasional. Ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi sangat
menentukannya, karena perlu diketahui oleh masyarakat dalam rangka
berkembangnya kehidupan demokrasi. Maka demokrasi modern memerlukan
rakyat yang selain berpaham nasionalis itu juga berwatak demokrat. Baik paham
nasionalisme maupun watak demokrat tidaklah tumbuh sendiri, melainkan harus
dididikan melalui proses sosialisasi pendidikan politik.
Dengan demikian, masyarakat industri modern adalah masyarakat yang
mengacu pada kualitas dalam segala aspek kehidupan, kualitas tersebut akan hidup
dalam masyarakat yang tinggi disiplinnya. Justru itu masyarakat industri modern
yang diinginkan tidak dapat dilepaskan dari dasar Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 serta GBHN, dengan intinya adalah pemerataan, kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat Indonesia dan pembangunan yang berbudaya nasional.

11
Salah satu unsur politik pendidikan yang menunjang kehidupan masyarakat
industri modern ialah pendidikan yang memperioritaskan kepada kualitas.
Pemberian prioritas kepada kualaitas bukan berarsi suatu sistem pendidikan yang
elitis tetapi yang memberi kesempatan kepada setiap orang mengembangkan bakat
sesuai kemampuannya dengan. Pendidikan yang selektif untuk rogram yang
relevan, pendidikan untuk anak pintar, merupakan program yang perlu
dilaksanakan.
Politik pendidikan dengan sadar menyiapkan tenaga yang cukup jumlahnya dan
terampil untuk mendukung masyarakat industri perlu dengan sungguh-sungguh
disiapkan. Persoalannya ialah masyarakat industri modern yang akan kita bina
adalah masyarakat yang adil dan makmur.
Oleh karena itu pendidikan merupakan landasan utama bagi tumbuhnya rasa
nasionalisme yang positif. Usaha ini tentu saja harus mendapat perhatian utama
dalam pendidikan dasar 9 tahun. Pelaksanaan politik pendidikan ini menuntut cara
penyajian yang efektif sesuai dengan taraf pendidikan rakyat dan tumbuhnya
kehidupan yang terbuka. Untuk itu metodologi yang rasional dan kritis sangat
diperlukan sehingga mampu mengolah berbagai bentuk arus globalisasi.

J. Politik Perencanaan Pendidikan


Pendidikan diarikan sebagai kegiatan yang diorganisir untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan atau untuk mengadakan siatuasi belajar. Politik pengembangan
sangat memperhatikan pengaruh dan perencanaan pendidikan terhadap
pengembangan politik terhadap proses dan tanggung jawab perencanaan
pendidikan.
Perencanaan pendidikan dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang,
yang keputusan politis dan administrative harus memperhitungkan ketidaksesuaian
antar system tradisional dan modern (barat) di bidang pendidikan dan
kemasyarakatan. Ketidak sesuaian ini memcerminkan pertentangan yang lebih
mendalam antara system politik dan ekomoni barat dan tradisional, suatu pertentang
yang karena perubahan sosial berlajan terus, memperngaruhi kegiatan sehari-hari
dan kepentingan orang-orang yang jumlahnya makin meningkat, sehingga dilemma
bagi individu mencerminkan dilemma dalam seluruh system politik-ekonomi.
Politik menyangkut penggunaan dan pengaturan kekuasaan, pengaruh dan
pengawasan, terutama dalam alokasi materi yang diinginkan oleh rakyat. Tidak ada
suatu kelompok manusia yang dapat lama hidup bersama tanpa pengaturan
kekuasaan yang efektif.
Seperti seorang politikus, maka seorang perencana pendidikan dinilai melalui
akibat dari pekerjaannya. Ia tidak dapat menghindari pertanggung jawab ini dan
mengharapkan dinilai sebagai pengarang naskah yang bermutu dan menarik.
Perencana seharusnya meliputi kepentingan yang saling bertentangan dan
mempertimbangkan apa yang mungkin dan yang diinginkan.

12
Oleh karena itu perencanaan pendidikan merupakan suatu kegiatan politik yang
sentral. Dalam negara yang sedang berkembang yang rencana pendidikannya
merupakan suatu bagian yang vital dari rencana nasional untuk pengembangan
ekonomi adalah mutlak. Perencana pendidikan sebagai kegiatan politik patut
dirumuskan seolah-olah politik itu adalah the art of the possible (seni dari apa yang
mungkin). Perencana tanpa pengetahuan tentang unsur-unsur politik di dalam
lingkungan yang rencananya harus dilaksanakan, jelas tidak ada artinya, tetapi
pandangan ini kadang-kadang diabaikan.
Perencana menghadapi suatu paradoks yaitu bahwa setiap perencana pendidikan
akan menjadi sasaran dari tekanan-tenakanan, dan pelaksanaannya menjadi sumber
perselisihan bagi semua yang terpengaruhi. Ada yang mempunyai alasan sendiri
yang taraf kehidupannya tergantung dari perencana pendidikan. Ada yang ingin
menggunakan uangnya untuk keperluan lain selain pendidikan. Ada organisasi
yang mempunyai perhatian khusus terhadap pendidikan, misalnya pengusaha, para
guru, badan-badan keagamaan, mereka yang berminat pada segi bahasa dan
sebagainya. ( Rowley,C.D 1982 hlm.5-8).

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan manajemen strategik adalah suatu


proses kegiatan secara sistematis yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan untuk menyusun strategi yang efektif dalam mencapai tujuan.

B. Saran

Dari makalah ini, kami berharap para pembaca mampu memanfaatkannya sebagai
sumber untuk menambah wawasan serta pengetahuan. Tak lupa kritik dan saran
agar penulisan makalah kami menjadi lebih baik untuk kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mahmudi Amnur. (2007). Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional.


Yogyakarta: Pustaka Fahirna.

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Bandung:Erlangga

Hafidh, N. (2016). Diakses dari:


http://eprints.stainkudus.ac.id/384/5/6.%20BAB%20%20II.pdf

Munandar, H. (2013). Manajemen Strategis Berdasarkan Konsep Fred R. David.


Diakses dari: http://harismunandar.com/manajemen-strategis-berdasarkan-konsep-
fred-r-david/

Rowley.C.D.(1982).Politik Perencanaan Pendidikan di Negara


Berkembang.Jakarta: BHRATARA KARYA AKSARA

S,Sumarso.(2001).Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:PT Gramedia Pustaka


Utama

library.binus.ac.id

15

Anda mungkin juga menyukai