MAKALAH
oleh:
BANDUNG
2019
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Pengenalan Model
Manajemen Stratejik, Perencanaan Strategik dan Program Strategik, serta Politik
Perencanaan Pendidikan”.
Salawat serta salam tidak lupa dihaturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad saw yang telah menyampaikan petunjukan Allah Swt., untuk kita
semua.
Tak pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Ibu Dr. Taufani Chusnul, M.Si. dan Dr. Nani Hartini, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang
selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ i
A. Simpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan , dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif.
B. Rumusan Masalah
1
8. Apa itu politik perencanaan pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan konsep strategik
2. Untuk mendeskripsikan konsep manajemen strategik
3. Untuk mendeskripsikan model manajemen strategik
4. Untuk mendeskripsikan definisi perencanaan strategik
5. Untuk mendeskripsikan komponen perencanaan strategik
6. Untuk mendeskripsikan definisi politik
7. Untuk mendeskripsikan definisi politik pendidikan
8. Untuk mendeskripsikan politik perencanaan pendidikan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fungsi Strategik
Menurut Assauri (2011:7) pada dasarnya fungsi dari strategi adalah berupaya
agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu,
terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu :
3
4. Menghasilkan dan membandingkan sumber-sumber daya yang lebih banyak
dari yang digunakan sekarang
5. Mengkoordinasikan dan mengerahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke
depan
6. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang
waktu
4
2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan
kemampuan perusahaan.
3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal.
4. Melakukan analisis terhadap alternatif pilihan strategi
5. Melakukan identifikasi terhadap alternatif pilihan strategi yang
diinginkan
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama
7. Membuat tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang
mendukung pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama
8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi
sumber daya yang dibutuhkan
9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi
sebagai input yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan di
masa mendatang.
5
7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
8. Sifat untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
1) Pengamatan Lingkungan
a. Analisis eksternal.
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel yang berada di luar organisasi
dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manejemen
puncak. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan
lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok
yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh opearasi-operasi utama
organisasi. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi
dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
b. Analisis Internal
2) Perumusan Strategi
6
3) Implementasi Strategi
7
mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta
menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja organisasi.
Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari
manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi
para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah
diformulasikan menjadi aksi.
8
konstituennya dengan janji “pendidikan gratis.” Apabila prioritas
penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan dasar telah terpenuhi, maka
prioritas akan bergeser pada perluasan dan peningkatan mutu pendidikan
menengah.
G. Komponen Perencanaan Strategik
9
berbagai “hasil karya” atau (tujuan strategik) yang harus dicapai, serta berbagai
metode (strategi) untuk mencapai “hasil karya” tersebut.
3. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan (kegiatan) secara cermat menjabarkan bagaimana
tujuan-tujuan strategik akan dicapai, yang dinyatakan berupa sasaran-sasaran
khusus atau hasil tertentu, dari setiap tujuan strategik. Perencanaan tindakan
(kegiatan) juga mencakup penetapan tanggung jawab dan batas waktu dari setiap
sasaran. Jelasnya penetapan siapa yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
tertentu dan kapan harus dikerjakan. Di dalam perencanaan tindakan ternyatakan
pula metode untuk memonitor (memantau) dan mengevaluasi pelaksanaan
perencanaan tersebut yang menegaskan cara bagaimana organisasai bisa
mengetahui siapa yang telah melaksanakan kegiatan tertentu dan kapan kegiatan
tersebut terlaksanakan.
H. Definisi Politik
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa yunani Politeia, yang akar
katanya adalah polis , berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri yaitu Negara
dan teia berrati urusan. Dalam bahasa Inggris , Politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip) , keadaan cara , dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau
tujuan tertentu. Sedangkan policy yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
sebagai kebijaksanaan yaitu penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang
dianggap dapat lebih menjamin terlaksananya suatu usaha , cita-cita atau tujuan
yang dikehendaki , pengambilan kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin . Jadi dapat disimpulkan Politik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya, pelaksanaan tujuan itu
memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut
pengaturan , pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. (S Sumarso , 2001
hlm137)
I. Politik Pendidikan
Ada empat definisi mengenai politik pendidikan. pertama politik pendidikan
adalah metode memengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan pendidikan, kedua
politik pendidikan lebih berorientasi pada bagaimana tujuan pendidikan dapat
dicapai, ketiga politik pendidikan berbicara mengenai metode untuk mencapai
tujuan pendidikan misalnya anggaran pendidikan, kebijakan pemerintah, partisipasi
masyarakat dan sebagainya. Keempat politik pendidikan berbicara mengenai sejauh
mana pencapaian pendidikan sebagai pembentuk manusia Indonesia yang
berkualitas, penyangga ekonomi nasional, pembentuk bangsa yang berkarakter
10
Politik pendidikan bertujuan untuk memperjelas arah kemajuan pendidikan demi
pembangunan bangsa yang lebih baik ke depan nya. Dengan adaya politik
pendidikan yang jelas, maka konsep pendidikan yang akan dibentuk dan dicapai
akan berada dalam bangunan konsep yang tepat, kuat dan kokoh. semua itu
melahirkan produk-produk pendidikan yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara intelektual maupun sosial bagi pemerintah
selaku pemegang kebijakan pendidikan. (Supriyoko dalam Ali Mahmudi Amnur,
2007 hlm.5)
Indonesia dalam era reformasi saat ini, dunia pendidikan dan dunia politik saling
berinteraksi bahkan dunia pendidikan telah menjadi arah kepentingan politik, baik
di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun satuan pendidikan.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemajuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional; Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Apabila dilihat rumusan tersebut di atas,
kelihatannya sudah jelas dan sistematik serta merupakan kerangka acuan bagi
politik pendidikan nasional dalam semua aspek pendidikan. Sebenarnya rumusan
ini merupakan penjabaran dari politik ideologi nasional ke dalam sektor pendidikan.
Pada dasarnya pembangunan dalam sektor pendidikan adalah aspek dari
pembangunan politik bangsa, yang tidak lain sebagai konsistensi antara arah politik
dengan cetak biru pembangunan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 (HAR. Tilaar, 2003:161).
Tujuan nasional sebagai ideologi dasar dari masyarakat dan bangsa kita
menjiwai terbentuknya masyarakat industri modern, ideologi pembangunan dan
politik pendidikan nasional. Ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi sangat
menentukannya, karena perlu diketahui oleh masyarakat dalam rangka
berkembangnya kehidupan demokrasi. Maka demokrasi modern memerlukan
rakyat yang selain berpaham nasionalis itu juga berwatak demokrat. Baik paham
nasionalisme maupun watak demokrat tidaklah tumbuh sendiri, melainkan harus
dididikan melalui proses sosialisasi pendidikan politik.
Dengan demikian, masyarakat industri modern adalah masyarakat yang
mengacu pada kualitas dalam segala aspek kehidupan, kualitas tersebut akan hidup
dalam masyarakat yang tinggi disiplinnya. Justru itu masyarakat industri modern
yang diinginkan tidak dapat dilepaskan dari dasar Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 serta GBHN, dengan intinya adalah pemerataan, kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat Indonesia dan pembangunan yang berbudaya nasional.
11
Salah satu unsur politik pendidikan yang menunjang kehidupan masyarakat
industri modern ialah pendidikan yang memperioritaskan kepada kualitas.
Pemberian prioritas kepada kualaitas bukan berarsi suatu sistem pendidikan yang
elitis tetapi yang memberi kesempatan kepada setiap orang mengembangkan bakat
sesuai kemampuannya dengan. Pendidikan yang selektif untuk rogram yang
relevan, pendidikan untuk anak pintar, merupakan program yang perlu
dilaksanakan.
Politik pendidikan dengan sadar menyiapkan tenaga yang cukup jumlahnya dan
terampil untuk mendukung masyarakat industri perlu dengan sungguh-sungguh
disiapkan. Persoalannya ialah masyarakat industri modern yang akan kita bina
adalah masyarakat yang adil dan makmur.
Oleh karena itu pendidikan merupakan landasan utama bagi tumbuhnya rasa
nasionalisme yang positif. Usaha ini tentu saja harus mendapat perhatian utama
dalam pendidikan dasar 9 tahun. Pelaksanaan politik pendidikan ini menuntut cara
penyajian yang efektif sesuai dengan taraf pendidikan rakyat dan tumbuhnya
kehidupan yang terbuka. Untuk itu metodologi yang rasional dan kritis sangat
diperlukan sehingga mampu mengolah berbagai bentuk arus globalisasi.
12
Oleh karena itu perencanaan pendidikan merupakan suatu kegiatan politik yang
sentral. Dalam negara yang sedang berkembang yang rencana pendidikannya
merupakan suatu bagian yang vital dari rencana nasional untuk pengembangan
ekonomi adalah mutlak. Perencana pendidikan sebagai kegiatan politik patut
dirumuskan seolah-olah politik itu adalah the art of the possible (seni dari apa yang
mungkin). Perencana tanpa pengetahuan tentang unsur-unsur politik di dalam
lingkungan yang rencananya harus dilaksanakan, jelas tidak ada artinya, tetapi
pandangan ini kadang-kadang diabaikan.
Perencana menghadapi suatu paradoks yaitu bahwa setiap perencana pendidikan
akan menjadi sasaran dari tekanan-tenakanan, dan pelaksanaannya menjadi sumber
perselisihan bagi semua yang terpengaruhi. Ada yang mempunyai alasan sendiri
yang taraf kehidupannya tergantung dari perencana pendidikan. Ada yang ingin
menggunakan uangnya untuk keperluan lain selain pendidikan. Ada organisasi
yang mempunyai perhatian khusus terhadap pendidikan, misalnya pengusaha, para
guru, badan-badan keagamaan, mereka yang berminat pada segi bahasa dan
sebagainya. ( Rowley,C.D 1982 hlm.5-8).
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Dari makalah ini, kami berharap para pembaca mampu memanfaatkannya sebagai
sumber untuk menambah wawasan serta pengetahuan. Tak lupa kritik dan saran
agar penulisan makalah kami menjadi lebih baik untuk kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
library.binus.ac.id
15