ISSN 2503-1481 53
Ahmad Fauzi
Dosen Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto
Alfauz57@gmail.com
Abstract
Leadership becomes the main determinant of the process of the birth of the
dynamics of an education and the effectiveness of leadership. It is mutlaq needed to build
and encourage the achievement of the quality of education. Effective leadership is the
realization of a blend of talent and experience in changing circumstances as it takes place
through the interaction between fellow human beings. Because the findings in the field to
interpret the success in leadership related 3 indicators are: (1) Quality Leadership of
Madrasah Principals in the Development of Islamic Education Institutions, (2) Leadership
Efforts Heads of Madrasahs in Development of Islamic Education Institutions, (3)
Supporting Factors And Inhibitors Leadership Madrasahs in the Development of Islamic
Education Institutions.
1 3
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Mastuhu, Pemberdayaan Sistem Pendidikan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 4. Islam, Strategi Budaya Menuju Budaya Akademik
2
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Jakarta: Logos, 1999), 34.
(Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001), 94.
4 6
Ma’mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,1.
7
(Jakarta: Widjaya, 1993), 14. Triyo Suppriyatno Marno, Manajemen dan
5
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika
(Jakarta: Rajawali, 1990), 1. Aditma, 2008), 30.
terbuka dimana tuntutan kualitas pelayanan tidak bisa ditawarkan lagi dan harus
berbeda dengan masyarakat sebelumnya.8 diwujudkan.
Berdasarkan tantangan dan ancaman B. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam persaingan global yang terus mengalami Kualitas Kepemimpinan Kepala Madrasah
dinamika saat ini kepemimpinan kepala Dalam Pengembangan Lembaga
madrasah sangatlah dibutuhkan untuk Pendidikan Islam
berperan aktif dalam mempersiapkan generasi Kualitas kepemimpinan seorang
perubahan zaman. Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam suatu organisasi sangat
pemimpin pendidikan tidak saja dituntut menentukan berhasil tidaknya organisasi
menguasai teori kepemimpinan, tetapi ia harus tersebut dalam mencapai tujuan yang
terampil menerapkan dalam situasi praktis di ditetapkan. Tugas terpenting dan terutama dari
arena kerja dalam membentuk budaya kerja seseorang pemimpin ialah memimpin orang,
yang aktif dan menciptakan iklim kerja yang memimpin pelaksanaan pekerjaan dan
efektif dan efisien. menggerakkan sumber-sumber material.
Lembaga pendidikan telah mengusahakan Kualitas kepemimpinan harus
agar “Pendidikan bermutu” (Quality dilaksanakan melalui pengembangan
Educaion). Berarti Madrasah tersebut kemampuan dalam berfikir dan tetap dalam
melaksanakan “Generasi Education” yaitu kendali iman . Peningkatan kemampuan
mengajarkan hal-hal yang bersifat mendasar berfikir itu secara langsung berpengaruh pada
(The Basic), dan mengembangkan pendidikan kemampuan menetapkan keputusan yang akan
yang mengarah ke hal-hal yang penting. mewarnai kualitas kegiatan setiap orang yang
Pendidikan yang menekankan hal-hal yang akan memimpin bawahannya, disamping itu
mendasar ini sangat diperlukan untuk juga harus diiringi dengan peningkatan
menempuh kemampuan para siswa mengikuti kemampuan berkomunikasi agar mampu
pendidikan tambahan atau pelatihan ulang mewarnai dan mempengaruhi cara berfikir dan
(Retrainability) dan ketrampilan (Skill). berperilaku orang-orang yang dipimpinnya.
Tujuan sekolah menerapkan ini agar anaknya Peningkatan kemampuan berfikir dan
kelak mempunyai bekal yang cukup secara kemampuan berkomunikasi akan
agama dan pengetahuan umum sehingga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat
melanjutkan pendidikan ditengah-tengah dalam memecahkan masalah secara efektif dan
masyarakat, sebagai sosok generasi yang bersifat aplikatif. 9
utuh.. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat
Kepala madrasah sebagai pemimpin disimpulkan bahwa kelebihan kepemimpinan
lembaga pendidikan dengan berbagai fungsi kepala madrasah yang dapat dijadikan
dan perannya, tentunya orang yang penting indikator-indikator kualitas kepemimpinan
bertanggung jawab atas segala aktifitasnya kepala madrasah diantaranya yaitu kepala
serta maju atau mundur, baik atau jelek, madrasah memiliki kondisi fisik yang sehat
kualitas atau tidaknya sebuah pendidikan yang sesuai dengan tugasnya, berpengetahuan luas ,
dipimpinnya. Maka tidak mengherankan bila mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan
dia di sebut sebagai orang pertama dan utama berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan
atas eksistensinya serta mutu pendidikan yang melalui bakat-bakat kepemimpinannya,
dipimpinnya. Apalagi sampai kini kita masih Memberikan semangat kepada bawahannya
kesulitan untuk menghilangkan kesan, dan selalu berpijak bahwa manusia itu
anggapan dan image masyarakat, bahwa makhluk yang paling mulia dan mempunyai
sekolah yang berlebel Islam di sebut tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-
pendidikan kedua “second claas” dan tugas yang diberikan terhadap bawahannya.
bukannya lembaga First class atau lembaga Selain itu juga mampu memberlakukan
unggulan yang benar-benar dibutuhkan bawahan terhadap kesan dan tugas yang
masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan diberikan mempunyai arti penting terhadap
langkah-langkah inovasi pendidikan yang tujuan institusional.
8 9
Imam Suprayogo, Pendidikan Berparadigma Al- Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut
Qur’an, (Malang: Aditya Media Bekerjasama Islam,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
Dengan UIN Malang Press, 2004), 212. 1993), 154-155.
Selanjutnya dijelaskan terkait kelemahan 4) Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan
atau kekurangan kepemimpinan kepala kompleksitas dari pada tujuan yang
madrasah yang dapat penulis disripsikan hendak dicapai
bahwa masih dijumpai sebagian guru dan 5) Memiliki stamina (daya kerja) dan
karyawan yang menyatakan bahwa sikap entusiasme yang besar
kepala Madrasah kurang memperhatikan 6) Gemar dan cepat mengambil kepuusan
terhadap bawahan yang cakap dan kreatif, 7) Objektif dalam bersikap
serta sikap bergaul yang ramah dan memahami 8) Mengedepankan keadilan dalam
harapan bawahan. Disamping itu juga kepala memperlakukan bawahan
madrasah kurang dalam memberikan teguran 9) Menguasai prinsip-prinsip human
dan bimbingan terhadap bawahan yang kurang relations
mampu bekerja. 10) Menguasai teknik-teknik berkomunikasi
Setelah diketahui kelebihan dan 11) Dapat dan mampu bertindak sebagai
kekurangan kepemimpinan kepala madrasah penasehat, guru dan kepala terhadap
langkah selanjutnya adalah menentukan bawahannya tergantung atas situasi dan
tingkat kualitas dan tidaknya kepemimpinan masalah yang dihadapi
kepala madrasah tersebut. Untuk menunjang 12) Mempu mendeskripsikan terkait semua
penelitian tersebut peneliti melakukan aspek kegiatan organisasi.10
penilaian terhadap angket kepala madrasah, Usaha-Usaha Kepemimpinan Kepala
interview guru dan karyawan mengenai Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga
seputar kemampuan dan ketrampilannya yang Pendidikan Islam
dijadikan sebagai indikator tindakan-tindakan Kepemimpinan kepala madrasah
di dalam melaksanakan tugas sebagai merupakan elemen paling esensial dalam
“Educational Leader”. sebuah lembaga pendidikan sebab mempunyai
Dengan demikian sesuai pembahasan tanggung jawab sebagai mediator,
sebelumnya dapat dianalisa bahwa dinamisator, katalisator, motivator maupun
kepemimpinan kepala madrasah dalam sebagai motor penggerak bagi komunitas yang
menjalankan pendidikan dan pengajaran di dipimpinnya. Selain itu peningkatan laju
madrasah dalam kategori baik dengan di pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
dukung berbagai aspek dan unsur yang terkait semata-mata tergantung kepada kualitas
seperti adanya bawahan yang kreatif kepemimpinannya. Adapun usaha
memberikan kritik membangun demi kepemimpinan kepala madrasah dalam
tercapainya tujuan bersama yaitu tujuan mengembangkan lembaga pendidikan Islam
institusional lembaga pendidikan madrasah. dapat diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan paparan diatas terkait kualitas 1) Pengembangan Administrasi Kurikulum
kepemimpinan kepala madrasah di lembaga Kurilukum merupakan bagian dari proses
pendidikan islam sangat relevan dengan belajar mengajar oleh sebab itu dalam proses
pendapat Sondang P. Siagian yang belajar mengajar hendaknya madrasah
menyatakan bahwa Untuk melaksanakan tugas memilih strategi, metode dan tehnik-tehnik
itu dengan baik, seorang pemimpin harus pembelajaran dan pengajaran yang paling
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: efektif yang sesuai dengan karakteristik mata
1) Memiliki kondisi fisik yang sehat pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik
sehingga selaras dengan tugasnya guru, dan kondisi nyata sumber daya yang
2) Mempunyai pengetahuan yang sangat tersedia di sekolah serta mampu mengaktifkan
luas siswa (Student Centered).
3) Mempunyai keyakinan bahwa organisasi Paparan diatas sesuai dengan pendapat
akan berhasil mencapai tujuan yang telah Ngalim Purwanto yang mengatakan bahwa
ditentukan melalui bakat administrasi kurikulum harus mencakup tiga
kepemimpinannya kompunen yaitu (1) penyusunan kurikulum,
(2) pembinaan kurikulum, (3)pelaksanaan
kurikulum yang dapat dioprasionalkan dengan
10
Sondang P.Siagian, Filsafat Administrasi,
(Jakarta: Gunung Agung, 1982), 39.
cara: (1) pembagian tugas mengajar pada guru, kompunen pendidikan yang sangat penting
(2) penyusunan silabus, (3) rencana dalam menunjang keberhasilan pendidikan.
pengajaran harian dan mingguan. Kegiatan Oleh sebab itu perlu sekali adanya pengelolaan
administrasi kurikulum secara rinci dapat pendidikan yang sangat baik dari semua pihak
dikerjakan dalam kegiatan sebagai berikut: sebagaimana dikatakan bahwa suatu sekolah
a) Kegiatan yang berhubungan dengan dapat berhasil atau berjalan dengan baik dan
tugas guru, meliputi: lancar apabila pengelolaan sarana dan
1) Pembagian tugas mengajar prasarana baik pula.12
2) Pembagian tugas dalam Selain itu menurut Tim Dosen IKIP
pengembagan ekstrakurikuler Malang, agar sekolah itu dapat melaksanakan
3) Koordinasi penyusunan kegiatan-kegiatan dalam rangka menunjang
persiapan mengajar proses belajar dan mengajar dengan baik
b) Kegiatan yang berkaitan dengan diharuskan memiliki sarana dan prasarana
proses belajar mengajar, meliputi: sebagai berikut:
1) Penyusunan jadwal mengajar a) Ruang belajar
2) Penyusunan program b) Ruang perpustakaan
berdasarkan satuan waktu (catur c) Ruang laboratorium
wulan, semester, tahunan) d) Ruang ketrampilan
3) Penyusunan daftar kemajuan e) Ruang kesenian
murid f) Ruang usaha kesehatan sekolah
4) Penyelenggaraan evaluasi (UKS)
belajar g) Fasilitas olah raga
5) Laporan evaluasi h) Ruang bimbingan dan penyuluhan
6) Program bimbingan dan (BP)
penyuluhan11 i) Ruang kepala sekolah
Dari hasil penemuan yang dilakukan j) Ruang administrasi
peneliti jika dikaitkan dengan pendapat k) Ruang guru
Ngalim Purwanto maka dapat l) Ruang koperasi, kafetaria, serta
diinterpretasikan bahwa tidak hanya tugas m) Ruang-ruang yang dapat menunjang
guru dan kepala madrasah yang berusaha kebutuhan sekolah. 13
memperbaiki mutu pendidikan akan tetapi juga Berdasarkan penemuan peneliti
merupakan tugas dari pada bagian kurikulum dilapangan jika dikaitkan dengan beberapa
sebagai pengendali PBM, dan juga pengatur pendapat diatas maka dapat diinterpretasikan
jalannya pembelajaran. Selain itu dalam bahwa sarana dan prasarana merupakan hal
penerapan kurikulum harus sesuai dengan yang sangat vital dalam proses belajar
perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan mengajar serta sebagai salah satu penunjang
masyarakat saat ini seperti implementasi kesuksesan siswa dalam belajarnya.
kurikulum baru-baru ini yaitu kurikulum 2013 3) Pengembangan Sumber Daya Manusia
. Sumber daya manusia merupakan
2) Pengembangan Sarana dan Prasarana komponen yang terpenting dalam upaya
Sarana prasarana merupakan hal yang peningkatan kualitas dan memerlukan
sangat sentral dalam melaksanakan kegiatan perhatian yang khusus. Sebab dalam dunia
proses belajar mengajar sebab tanpa adanya pendidikan menyangkut masalah manusia
sarana prasarana yang menunjang PMB tidak yang selalu mengalami dinamika dalam situasi
dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan kondisi. Terlebih sebagai makhluk sosial
pendidikan. Hal ini sangat bersinergi dengan manusia memiliki kecenderungan secara
pendapat Oteng Sutrisna yang menyatakan kodrati untuk selalu berkelompok, dari
bahwa sarana dan prasarana merupakan kelompok inilah dinamisasi manusia akan
11 12
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan
Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta: Bina dasar Teori untuk Praktek Profesional, (Bandung:
aksara, 1984), 3. angkasa, 1987), 77.
13
Tim Dosen IKIP Jurusan, Administrasi
Pendidikan, (Malang: FIK IKIP, 1998), 138-139.
14
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan
Islam, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1993), 159.
15
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:Bumi Aksara,
(Jakarta: Mutiara, 1984), 190. 2002), 20.
16 17
Thorndika dan Hagen yang dikutip oleh Tim Dosen IKIP Malang, Administrasi
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan , 138-139.
tenaga sekolah yang berkwalitas. Secara nahwu shorof, aqidatul awwam dan lain
kwalitas, baik guru maupun pegawai yang sebagainya. disamping itu para siswa berasal
tetap atau tidak tetap kurang lebih berjumlah dari berbagai daerah di sekitar maupun di luar
42 0rang dan hampir semuanya tenaga kota serta dengan latar belakang profesi
edukatif yang masih dalam proses pendidikan keluarga yang beragam pula yaitu dari
maupun yang sudah bergelar S-2, selain itu keluarga petani, PNS, wiraswata dan lain-lain.
untuk menunjang kemajuan madrasah kepala Hal ini berkaitan dengan pendapat seluruh
madrasah, wakamad, serta beberapa guru telah dosen IKIP Malang yang menyatakan bahwa
mengikuti comperatif study, short course. dalam mengembangkan lembaga pendidikan
Dengan bermodalkan kualitas SDM yang Islam tidak tepas dari beberapa unsur yang
dimiliki, pasti akan memberi pengaruh yang mendukungnya salah satu diantaranya yaitu
besar bagi perkembangan madrasah selain itu peserta didik. Peserta didik merupakan
beberapa guru menyatakan bahwa untuk individu yang terus mengalami perkembangan
meningkatkan profesionalisme guru di . Untuk itu agar proses belajar mengajar dapat
madrasah ini kepala sekolah mengikutsertakan berjalan secara aktif manakala pendidik sacara
pelatihan-pelatihan seperti MGMP, seminar , serius memahami hakikat peserta didik
workshop dan pelatihan dari kampus. Dari sehingga dalam implementasi dilapangan tidak
hasil penemuan tersebut sesuai dengan mengalami kesulitan. Sehingga usaha-usaha
pendapat Soekarno Indrafachrudi yang yang harus dilakukan adalah membuat
menyatakan bahwa dalam meningkatkan mutu skanario pembelajaran yang dapat
pekerjaan setidaknya memberi kesempatan mengaktifkan peserta didik, membentuk
kepada Guru untuk mengikuti penataran- kelompok-kelompok belajar dan
penataran guna untuk meningkatkan mutu mengembangkan ekstra kurikuler guna
madrasah. Penataran semacam ini merupakan meningkatkan keterampilan peserta didik serta
suatu unit dan suatu "Team-Working" untuk menciptakan pembelajaran berbasis
mencapai tujuan bersama yang sudah pengalaman langsung. 19
ditetapkan oleh lembaga.18 b) Kurangnya Keterlibatan Masyarakat
2) Faktor Penghambat Terkait dengan rendahnya tingkat
a) Kemampuan dan Jiwa Psikologis apresiasi dan partisipasi masyarakat dalam
Siswa Beragam usaha pengembangan madrasah jika ditelusuri
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih lanjut disebabkan oleh kurangnya
di kelas guru mengalami kesulitan karena informasi yang menyuarakan madrasah. Tidak
tingkat kecerdasan dan jiwa psikologis siswa heran jika saat ini madrasah menjadi barang
satu sama lainnya berbeda-beda. Oleh sebab asing dan kurang akrab dengan masyarakat.
itu dalam setiap pembelajaran guru harus Berdasarkan hasil penemuan dilapangan
menanamkan jiwa psikologis pada siswa Madrasah masih dianggapnya sebagai sekolah
sehingga siswa dapat menerima materi nomor dua dan tempat anak-anak pinggiran ,
pelajaran dengan baik selain itu bagi siswa sukar maju dan kurang menarik di mata
yang kemampuannya kurang diperlukan masyarakat sebab jarang berprestasi dibidang
penambahan jam khusus untuk pelajaran umum seperti cabang lomba O2SN
menjelaskannya. namun sebenarnya madrasah tidak seburuk itu
Berdasarkan penemuan peneliti justru saat era globlalisasi saat ini madrasah
dilapangan kepala madrasah menyatakan mengalami banyak perubahan dan
bahwa siswa di madrasah ini terdiri dari bertransformasi menjadi sekolah islam modern
berbagai karakter dan latar belakang yang sangat maju bahkan banyak juga yang
pendidikan serta sosial yang beragam sehingga sudah mengalahkan sekolah umum.
apabila ada pelajaran bahasa Arab maupun Hal ini terbukti dengan banyaknya
pelajaran agama Islam guru harus madrasah unggul , modern dan bercirikan
memberikan tambahan pelajaran dasar yang islam dengan konsep integrasi keilmuan
menjadi pondasi pelajaran tersebut seperti agama dan umum bahkan sampai
18 19
Soekarto Indrafachrudi, Pengantar Tim Dosen IKIP Malang, Administrasi
Bagaimana Memimpin Kependidikan, Pendidikan, 138.
(Jakarta:Ghalia Indonesia, 1994), 91.
20
E. Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional
Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), 172.
21 22
E. Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional E.Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional
Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, 203 Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, 131.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1993.
Daud, Ma’mur. Terjemah Hadits Shahih Muslim. Jakarta: Widjaya, 1993.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2002.
Indrafachrudi, Soekarto. Pengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik. JKT:
Ghalia Indonesia, 1994.
Kartono, Kartini. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali, 1986.
Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung:
Refika Aditma, 2008.
Mastuhu. Pemberdayaan Sistem Pendidikan Islam, Strategi Budaya Menuju Budaya
Akademik. Jakarta: Logos, 1999.
Mulyasa.E. Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Nawawi, Hadari. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada. University
Press, 1993.
Purwanto, Ngalim. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara, 1984.
P.Siagian, Sondang. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung, 1982.
Subroto, Suryo. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Bina
Aksara,1984.
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teori Untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa, 1987.
Suprayogo, Imam. Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an Cet I. Malang: Aditya Media
Bekerja Sama Dengan UIN Malang Press, 2004.
Tim Dosen IKIP Jurusan Administrasi Pendidikan. FIP IKIP Malang.
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001.