Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SIMDIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


BIDANG AKADEMIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen


Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Noor Miyono, M.Si.

Oleh:
1. AKHYAT HIDAYAT (20510184)
2. ARI BUDIANTO (20510183)
3. DHARMIASTUTI (20510185)
4. TOTOK BUDIANTO (20510180)
5. YUNIDA (20510162)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN S2


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021

i
DAFTAR ISI

Hal
Bab I Pendahuluan…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 3
C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………….. 3
Bab II Pembahasan dan Kajian Kritis 4
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)……………….. 4
B. Pengertian Pengambilan Keputusan……………………………. 7
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan 10
Keputusan……………………………………………………….
D. Model-Model Pengambilan Keputusan………………………… 11
E. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan……………………………. 12
F. Sistem Informasi Fungsional Manajemen Pendidikan…………. 13
G. Peran Simdik Dalam Pengambilan Keputusan…………………. 16
Bab III Simpulan dan Saran…………………………………………….. 19
A. Simpulan………………………………………………………... 19
B. Saran……………………………………………………………. 19
Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini tujuan pendidikan adalah menghasilkan orang orang yang terdidik,
orang yang memenuhi berbagai kriteria perkembangan intelektual, moral, atau
pemberian suatu apresiasi terhadap mode mode pemikiran ilmiah atau matematikal
tapi semua tujuan tersebut bersama sama menuju tujuan akhir yaitu membentuk
jenis pribadi tertentu.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam
kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun
dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar
ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu.   
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah atau tempat
proses pendidikan dilakukan. Sekolah memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.
Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempatyang bukan hanya sekedar tempat
berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang saling
berkait, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang
membutuhkan pengelolaan.
SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatuo rganisasi karena
sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap
organisasi baik organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem
informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi
pada organisasi tersebut. SIMDIK dalam lembaga pendidikan berfungsi sebagai
sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa, pemerintah
maupun masyarakat. Sistem informasi manajemen dapat menunjang kelancaran
dalam kegiatan administrasi sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas manajemen sekolah.
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin
banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
1
sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan- keputusan strategis sangat
terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan
lingkungan pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan
fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa
keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan
informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus
member manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapa tbekerja secara efisien
dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat
ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi.
Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan tidak adanya penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu suatu sistem
yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi da nmemberikan
kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu
membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih
tepat dan akurat. Setiap orang dalam organisasi pendidikan berusaha untuk dapat
memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
Seorang guru membutuhkan data akurat untuk melakukan penilaian, bagian
administrasi menggunakan informasi yang lengkap untuk mengelola data sekolah,
terlebih lagi kepala sekolah sebagai manajer membutuhkan data-data untuk
pengambilan kebijakan. Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah,
dan informasi digunakan dalam membuat keputusan. Informasi disajikan dalam
bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi.
Akan tetapi banyak sekolah yang belum mampu menerapkan SIMDIK dengan
baik seperti SMKN 1 Kedungwuni dan SMKN 1 Sragi karena hal yang sama yaitu
kurangnya sarana penunjang, maupun pengelolaan SIMDIK yang kurang karena
minimnya pengetahuan maupun keterampilan pengelolanya, selain itu kurangnya
pemahaman tentang peran SIMDIK dalam mengambil keputusan sehingga peran dan
tujuan SIMDIK dalam membantu pengambilan keputusan belum efektif.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimanakah konsep pengambilan keputusan dalam SIMDIK?
2. Bagaimanakah peranan SIMDIK dalam pengambilan keputusan bidang
akademik?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui konsep-konsep pengambilan keputusan dalam SIMDIK
2. Untuk mengetahui peranan SIMDIK dalam pengambilan keputusan bidang
akademik.
D. Manfaat Penulisan Makalah
1. Dapat mengetahui konsep-konsep pengambilan keputusan dalam sistem
pendidikan.
2. Dapat mengetahui peranan SIMDIK dalam pengambilan keputusan yang tepat
dan akurat.
3. Dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu organisasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN DANKAJIAN KRITIS

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)


Sistem informasi manajemen sering sekali disebut dengan SIM, hasil dari SIM
umumnya selalu menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dalam
suatu organisasi. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, berbagai
macam pekerjaan yang ada hubungannya dengan analisis manajemen selalu
bisa diselesaikan dengan cepat. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian sistem informasi manajemen, antara lain :
1. David Kroenke menyatakan bahwa Sistem informasi manajemen adalah
pengembangan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam
organisasi-organisasi.
2. Mc.Leod mendefiniskan sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai
yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan
atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi dimasa lalu,
apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan
output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun
staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
3. Stoner berpendapat bahwa sistem informasi manajemen merupakan metode
formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada
manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat
organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan
pengendalian.
4. Ibnu Syamsi mengungkapkan sistem informasi manajemena adalah jaringan
informasi yang diperlukan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama
dalam mengambil keputusan, dimana sistem informasi manajemen disamping
diperlukan oleh pimpinan, juga dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang
dipimpinnya.
5. Hershner Cross mengatakan sistem informasi manajemen yang terpadu
merupakan gabungan yang amat teratur dari pegawai, perlengkapan dan
fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpanan, pengambilan, pengolahan,
pengiriman dan peragaan data yang semuanya sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi
dalam perusahaan.
6. Sherman Blumenthal mendefinisikan sebagai sesuatu sistem keterangan yang
mencangkup sarana-sarana untuk menghimpun, menyimpan, memperbaharui
dan mengambil data maupun berbagai sarana untuk mengubah data menjadi
informasi untuk dipergunakan manusia.
7. Alterdalam Effendy (1989:11), menyatakan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalamsebuah organisasi.
8. Wilkinson, mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah kerangka kerja
yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
9. Komaruddin dalam Effendy (1989:111) SIM adalah pendekatan yang
terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang
tepat yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan
dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk member data kepada
manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.
Data tersebut diolah untuk menjadi sebuah informasi.
SIMDIK atau yang disebut Sistem Informasi Pendidikan adalah suatu sistem
datas ekolah berbasis ITC dimana segala data base sekolah bias tersimpan dengan
aman serta dapat terkoneksi melalui suatu server.
SIMDIK merujuk pada perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi
teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali
data dalam rangka mendukung kembali proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan. Data-data tersebut adalah data empiris atau data/fakta sebenarnya yang
benar-benar ada dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Definisi SIMDIK atau EMIS menurut Charles C. Villanueva (2003) dalam
bukunya Education Management Information Sistem (EMIS) And The Formulation
Of Education For All (EFA) Plan Of Action, EMIS is anorganized group ofi
information and documentation services that collects, stores processes analyzes and
disseminates information for educational planning and management.
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung
pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Transaction Processing Sistems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan
untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin
sepertidaftar gajidan inventarisasi.
2. Office Automation Sistems (OAS) dan Knowledge Work Sistems (KWS)
OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian
rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-
cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi
dan luar organisasi. KWS mendukung para pekerja profesional membantu
menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikan- nya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM tidak menggantikan TPS, tetapi mendukung spectrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan
pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi
informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Sistems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai
sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi
mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan
actual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara
cerdas. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk
menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis secara
efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk
menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Komponen dasar
sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang
menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan
lewat bahasa terstruktur dan antarmuka pengguna.
6. Group Decision Support Sistems (GDSS) dan Computer-Support
Collaborative Work Sistems (CSCW)
Group Decision support sistems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan
untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan
member bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario.
GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak
yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui computer yang
terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Sistems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM. ESS
membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal
dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-
tempat yang bias diakses seperti kantor.

B. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengambilan keputusan mempunyai peranan penting dalam manajemen karena
keputusan yang diambil oleh manajer merupakan keputusan akhir yang harus
dilaksanakan dalam organisasi-nya atau bisnis yang dijalankannya.
Secara etimologis kata decide berasal dari bahasa latin de yang berarti off dan
kata caedo yang berarti to cut. Hal ini berarti proses kognitif cut off sebagai
tindakan mimilih diantara beberapa alternatif kemungkinan. Ada beberapa
pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu :
1. Max (1972), Decision Making is commanly difined as choosing from among
alernatives (pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa
alternatif).
2. Shull (1970:67) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan
proses kesadaran manusia terhadap fonumena individual maupun sosial
berdasarkan kejadian factual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas
perilaku pemilihan satu atau bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
3. George R Terry dalam Igbal Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada.
4. S.P Siagian dalam Iqbal Hasan (2002:10), Pengambilan keputusan adalah
suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi
dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah,
jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hokum situasi, dan merupakan pemilihan
dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran
tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan
keputusan adalah keputusan (decision). Pengambilan keputusan menurut George R.
Terry dalam Iqbal Hasan (2002:6) didasarkan pada lima (5) hal yaitu:
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain :
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relative lebih pendek
b. Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut
sangat berperan.
Kelemahan dari intuisi adalah :
a. Keputusan yang diambil relatif kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu serta dapat memperhitungkan untung ruginya
dan baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena pengalaman
seseorang dapat menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihats epintas
saja sudah menemukan cara penyelesaiannya.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap
pengambil keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang dapat menerima
keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pemimpin terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah kedudukannya.
Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahan dari pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :
a. Dapat menimbulkan sifatrutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
meninmbulkan kekaburan.
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN


KEPUTUSAN
Dalam proses pengambilan keputusan, suatu organisasi maupun lembaga
pendidikan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu
sebagaiberikut:
1. Keadaan internal organisasi
Keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organisasi
tersebut yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia,
kemampuan karyawan, kelengkapan dan peralatan organisasi dan struktur
organisasi.
2. Keadaan eksternal organisasi
Keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada di luar organisasi,
seperti keadaan ekonomi, social politik, hukum dan budaya.
3. Tersedianya informasi yang diperlukan,
Informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat
tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat berkualitas dan baik.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
Hal ini meliputi kebutuhan, intelegensi, keterampilan dan kapasitas
penilaian.
Sedangkan menurut Azhar kasim (1995:17) faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan meliputi hal-hal berikut:
1. Pria dan wanita
Pria umumnya bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil
keputusan, dan wanita umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.
2. Peranan pengambil keputusan
Peranan pengambil keputusan mencakup kemampuan mengumpulkan
informasi, kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan
menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia dan
memperkirakan hari depan yang lebih baik.
3. Keterbatasan kemampuan
Adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan di
bidang manajemen yang bersifat institusional maupun bersifat pribadi.

D. MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Lembaga pendidikan atau organisasi dapat menerapkan atau mengadopsi
model-model pengambilan keputusan sebagaiberikut:
1. Rational Model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidak pastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja
program (March, Simon,1992) dan standar operasional (cyert, 1992, march,
1976) yang disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah
dipelajari sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
2. Political Model
Ketika tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan
kepastian teknis tinggi dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan
hasil tawar menawar antara kelompok yang mengejar kepentingan mereka dan
manipulasi instrumen pengaruh yangtersedia.
3. Hiearchy Model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidak pastian teknis tinggi (Marchdan Olsen, 1992).
4. Process model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
rendah, sedangkan ketidak pastian teknisnya tinggi (Mintzberg, Raisinghani
dan Theoret, 1996).
Mengenai klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang
bias digunakan antara lain :
1. Model kuantitatif.
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian
asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis
yang pasti.
2. Model kualitatif.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang
jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang
lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya
dibuatkan model.
3. Model probabilitas.
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi
dalam suatu peristiwa tertentu.
4. Model matriks.
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil
yang diharapkan.
5. Model pohon keputusan.
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana
yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan
dihadapi ke dalam komponen-komponenyang kemudian dibuatkan alternatif-
alternatif pemecahan serta konsekuensi masing-masing.
6. Model simulasi komputer.
Model ini merupakan tiruan darip ermasalahan yang sebenarnya.

E. JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Jenis-jenis keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang dan
secara garis besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu:
1. Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan
Pada umumnya sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan memiliki
hirarki manajemen. Hirarki ini terbagi atas tiga tingkatan yaitu manajemen
puncak, manajemen menengah dan manajemen tingkat bawah. Manajemen
tingkat puncak berkaitan dengan perencanaan yang bersifat strategis (Strategic
Planning). Manajemen tingkat menengah menangani masalah pengawasan dan
kegiatannya lebih banyak bersifat administrasi. Manajemen tingakat bawah
yaitu manajemen operasional, berkaitan dengan kegitan operasi sehari-hari.
2. Keputusan berdasarkan Regulitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (1995) dibagi menjadi
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.
a. Keputusan terprogram, keputusan ini bersifat rutinitas dan berulang-ulang
dengan cara penanggulangan yang telah ditentukan untuk menyelesaikan
masalah melalui prosedur, aturan dan kebijakan.
b. Keputusan tidak terprogram, keputusan ini bersifat tidak rutinitas dan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
3. Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan ini dibedakan menjadi empat kelompok berikut:
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Tahapan pengambilan keputusan menurut Herbet A. Simon dalam Onongn
Uchayana Efendi, 1996:161 meliputi hal-hal berikut:
a. Tahap Inteligensi (inteligence),
Yaitu menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam mengambil keputusan,
data mentah diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk dapat
mengidentifikasi masalah.
b. Tahap Rancangan (design),
Yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisis kegiatan yang
mungkin dilakukan.
c. Tahap Pilihan (choice),
Yaitu memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara-cara yang telah
diperoleh, suatu pilihan diambil dan dilaksanakan.
d. Tahap Implementasi (implementation),
Yaitu pelaksanaan tindakan setelah memperoleh pilihan atas berbagai
alternatif kegiatan yang telah ditentukan.

F. SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan terdiri dari SIM Keuangan,
SIM Operasi, SIM SDM dan SIM Pemasaran. Disamping sub sistem informasi
manajemen di atas terdapat subsistem lainnya dalam proses pengambilan keputusan
yaitu sistem informasi akuntansi, sistem pendukung keputusan, fakta (fenomena)
yang ada di lapangan, dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh pengambil
keputusan (decision maker). Sistem informasi fungsional manajemen
pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Pendidikan
Aplikasi sistem informasi manajemen keuangan digunakan untuk
membantu proses pengolahan data keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan berdasarkan sistem pencatatan yang disebut akuntasi. Kebutuhan
akan sistem informasi keuangan berawal dari subsistem input yang meliputi
sistem informasi akuntansi, subsistem pemeriksaan internal, dan subsistem
penyelidikan keuangan. Ketiga unsur tersebut berperan sebagai database yang
berasal dari sumber internal organisasi pendidikan dan sumber lingkungan.
Kemudian database diolah menjadi sub sistem output untuk dapat
memperkirakan berapa besarnya anggaran pendidikan yang akan dialokasikan,
berapa biaya yang harus dikeluarkan dan bagaimana pola pengendalian biaya
yang telah dikeluarkan, hal ini merupakan bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan keuangan atau biaya pendidikan.
2. Sistem Informasi Manajemen Operasi dalam Pendidikan
Menurut Lovelock (2003:31), pendidikan (education) merupakan jenis jasa
yang diciptakan oleh penyedia jasa untuk disampaikan secara langsung pada
pola piker seseorang (peoplemind). Dari ungkapant ersebut dapat diuraikan
bahwa jasa pendidikan disajikan untuk mengisi pola pikir seseorang. Oleh
karena itu, operasi jasa pendidikan lebih menekankan pada bagaimana
menyajikan jasa pendidikan agar dapat diterima dengan mudah oleh konsumen
atau pengguna jasa pendidikan (siswa/mahasiswa).
3. Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
Sistem informasi pemasaran bermanfaat untuk mengatur arus informasi
pemasaran jasa pendidikan, karena tingkat persaingan jasa pendidikan saat ini
sangat ketat. Terjadinya persaingan yang sanagat ketat antar jasa pendidikan
merupan dampak dari banyaknya jasa pendidikan yang ditawarkan oleh
penyedia jasa. Untuk menganalisis perkembangan pemasaran jasa pendidikan,
para pengambil kebijakan bidang pendidikan memerlukan informasi mengenai
perkembangan maupun lingkungan pemasaran jasa pendidikan agar situasi
persaingan jasa pendidikan dapat dianalisis lebih awal.

4. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan


Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan
merupakan sebuah prosedur sistematis pengumpulan, penyimpanan,
pemeliharaan, validasi, serta pengambilan kembali data sumber daya manusia
yang dibutuhkan lembaga pendidikan dalam melaksanakan kegiatan fungsi
SDM dan karakteristik satuan kerja. SIM pendidikan digunakan untuk
mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan SDM pendidikan. Contoh
secara umum penyediaan data tentang jumlah tenaga kependidikan dan
pendidik, dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi baik swasta maupun
negeri.
Dari uraian keempat sistem informasi fungsional manajemen pendidikan,
menurut Lovelock (2003) tugas fungsi manajemen merupakan peran sentral
dalam melayani konsumen (penggguna jasa pendidikan). Ketiga fungsi sentral
manajemen tersebut dimainkan oleh manajemen operasi, manajemen SDM dan
manajemen pemasaran. Karena ketiga fungsi manajemen tersebut langsung
berhadapan dengan pengguna jasa pendidikan (konsumen). Ketiga dimensi
manajemen yang harus diimplementasikan dalam sebuah organisasi.
Manajemen operasi yang mengatur operasional lembaga pendidikan dan proses
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pengadaan sumber daya manusia.
Hal ini disebabkan operasional lembaga pendidikan tanpa didukung oleh
sumber daya manusia yang handal akan menghadapi kendala, baik kendala
kompetensi, keterampilan, maupun kualitas layanan yang diberikan kepada
siswa/mahasiswa (masyarakat) sebagai konsumen lembaga pendidikan.
Manajemen pemasaran jasa lembaga pendidikan dengan sendirinya akan
menyesuaikan dengan sistem sumber daya manusia maupun operasional
lembaga pendidikan yang ada. Kalaupun penerapan strategi pemasaran sangat
baik tetapi pola kerja sumber daya manusia dan operasional lembaga
pendidikan tidak berkualitas, hal itu berpengaruh besar terhadap citra
konsumen (masyarakat) pengguna jasa pendidikan.

G. PERAN SIMDIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Peranan Sistem Informasi merupakan alat bantu untuk mempermudah
manajemen dalam menentukan pengambilan suatu keputusan, namun tidak
menggantikannya. Karena manajemenlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah
keputusan. Sistem Informasi membantu manajerd alam hal ini Kepala Sekolah
dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan tidak hanya dibutuhkan informasi dari SIM
yang tergolong dalam bidang pengambilan keputusan tetapi juga informasi yang
terdapat pada SIM yang termasuk bidang lain atau dengan kata lain kebutuhan
informasi tidak melulu dari satu sumber bidang melainkan dibutuhkan juga
informasi yang relevan dan berkaitan dari bidang yang lainnya. Hal ini dimaksudkan
untuk memperkaya wawasan kepala sekolah untuk membuat sebuah pertimbangan
yang nantinya akan menghasilkan alternatif terbaik dan pada akhirnya akan
menghasilkan keputusan yang tepat
Sistem informasi manajemen pendidikan yang digunakan dalam menyelesaikan
tugas pada bidang-bidang di sekolah memberikan dampak yang besar atas pencapaian
tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Pada akhirnya, peranan tersebut juga
akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Hal ini disebabkan karena segala keputusan yang lahir dalam ruang lingkup sekolah
akan mengarah kepada pengambil keputusan tertinggi dalam hal ini ialah kepala
sekolah
Wahjomumijo dalam Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yaitu kepribadian, keahlian dasar,
pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan. Dari beberapa karakter tersebut peranan sistem informasi yang dapat
mendukung kepala sekolah dalam fungsi sebagai pemimpin sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan ialah sebagai berikut:
1. Menambah Pengetahuan Kepala Sekolah
Sistem informasi manajemen membantu kepala sekolah dalam
menyediakan informasi terkait kondisi tenaga kependidikan, kondisi dan
karakteristik peserta didik. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui masukan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya
dan menyusun program tenaga kependidikan dan program lainnya. Kepala
sekolah akan bertambah pengetahuannya melalui informasi yang disampaikan
kepadanya. Pengetahuan ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk setiap
langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.
2. Membantu Pemahaman Terhadap Visi dan Misi Sekolah
Sistem informasi manajemen membantu kepala sekolah dalam
mengembangkan visi dan misi sekolah melalui program-program tertentu.
Untuk membuat program tersebut dibutuhkan informasi yang memadai guna
dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun program yang diinginkan.
Selain itu kepala sekolah juga dapat menilai apakah jalannya program tersebut
sudah mengarah kepada pencapaian visi dan misi sekolah atau malah
melenceng. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman kepala sekolah terhadap
visi dan misi sekolah dapat didukung oleh informasi yang disajikan oleh sistem
informasi manajemen yang ada di sekolah.
3. Mendukung Pengambilan Keputusan
Kepala Sekolah sebagai pemimpin dituntut untuk dapat mengambil
keputusan yang menyangkut urusan sekolah. Setidaknya ada tiga keputusan
yang diambil dalam rangka menjalankan fungsi kepemimpinan kepala sekolah
yaitu mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan disekolah,
mengambil keputusan untuk internal sekolah dan mengambil keputusan untuk
kepentingan eksternal sekolah. Setiap keputusan yang diambil tentunya
membutuhkan informasi yang relevan dan informasi yang relevan ini didapat
dari pemanfaatan sistem informasi manajemen.
4. Mendukung Komunikasi yang Efektif dengan Berbagai Pihak
Seorang pemimpin juga dituntut untuk dapatmenjalin komunikasi yang
efektif dan menuangkan gagasan kepada berbagai pihak. Hal ini perlu
diperhatikan kepala sekolah mengingat fungsinya sebagai pemimpin akan
menjadi tuntunan dan sosok yang selalu diberi kepercayaan dari berbagai
pihak. Adapun pihak yang dimaksud yaitu tenaga kependidikan, peserta didik,
dan orang tua serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Kepala sekolah
dapat melakukan pendekatan pemecahan masalah yang terjadi kepada pihak-
pihak yang ada sesuai dengan informasi yang dikantongi kepala sekolah.
Karena setiap pihak tentunya memiliki kondisi yang berbeda. Begitu juga
dengan pencarian jalan keluarnya, harus disesuaikan dengan kondisi yang
melatar belakanginya.
BAB III
SIMPULAN DANSARAN

A. SIMPULAN
1. Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada organisasi yang
dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa
datang. Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai
alternatif solusi terhadap permasalahan organisasi.
2. Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi oleh organisasi.
3. Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan menurut Lovelock (2003)
ada empat (4) yaitu SIM Keuangan dalam pendidikan, SIM Operasi dalam
pendidikan, SIM Pemasaran dalam pendidikan dan SIM SDM dalam
pendidikan. Dari keempat sistemin formasi fungsional tersebut tiga fungsi
merupakan peran sentral dalam melayani konsumen (pengguna jasa
pendidikan). Ketiga fungsi sentral tersebut dimainkan oleh manajemen operasi,
manajemen SDM dan manajemen pemasaran.
4. Efektivitas pengambilan keputusan penting untuk diketahui. Untuk itu upaya
mengetahui nilai efektivitas tersebut secara cermat dapat dilakukan kepala
sekolah dengan menganalisis implementasi dari sebuah keputusan. SIMDIK
dapat digunkan sebagai alat bantu dalam melakukan perencanaan samapai
dengan menganalisis pengambilan keputusan.

B. SARAN
1. Bagi Pendidikan
Pengambilan keputusan yang tepat dan akurat dalam penggunaan sistem
informasi manajemen dan pendidikan harus disederhanakan lagi agar tidak
membuat bingung bagi pihak yang akan mengambil keputusan.
2. Bagi Sekolah
Dengan adanya sistem informasi manajemen dan pendidikan semua kegiatan
sekolah dapat dipantau secara transparan sehingga semua warga sekolah
dapat mengakses dengan baik.
3. Bagi Individu
Kesempatan untuk mempelajari simdik dan pengambilan keputusan untuk
kemajuan sekolah sangat dibutuhkan untuk setiap guru.
DAFTARPUSTAKA

Dewi Jannah, Hand Out Sistem Informasi Manajemen, 2009.

Effendy, Onong Uchjana. (1989). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar


maju

Handoko, T.Hani (2003) Manajemen(Edisi2). BPFE-Yogyakarta


http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7274/5/BAB%20II.pdf, diakses 3
Mei2021

Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2000.

J. Supranto, Teknik PengambilanKeputusan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Kadir, Abdul (2003) Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Jakarta: Balai Pustaka.

LeodJr., Raymond Mc (1996) Sistem Informasi Manajemen, Jilid I. PT. Bhuana Ilmu
Populer, Jakarta.

Manullang, M. (2005) Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Mulyasa, Enco (2011) Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosdakarya

Rochaety, Eti, Rahayuningsih, Pontjorini, Gusti Yanti, Prima (2003). Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: BumiAksara.

Siagian, Sondang (2006). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Siagian, Sondang. Manajemen Abad 21, PT. BumiAksara, Jakarta, 2000.

Sudibyo, Placidus (2001) Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Sutanta, Edhy (2003) Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Tata Sutabri (2005) Sistem Informasi Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai