Anda di halaman 1dari 44

Merdeka Belajar di Sekolah Dasar:

Konsep, Inovasi, dan


Impelementasi

Disampaikan pada Webinar Nasional Universitas Halu Oleo, 27 Oktober 2021

Farid Ahmadi
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Paradigma Perubahan

• Alam: Berubah → Keniscayaan


• Perubahan: Kebaruan
• Kebaruan: Proses Kreatif
• Kreativitas: Penyesuaian terhadap
Situasi dan Kondisi
Merespon Masa Depan
1. Komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital
skills.
2. Selalu mencoba menerapkan prototype teknologi terbaru,
learning by doing!
3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi
atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill.
4. Dilakukannya kolaborasi untuk mengidentifikasi permintaan
dan ketersediaan skill bagi era digital
5. Menyusun kurikulum pendidikan telah memasukan materi
terkait human-digital skills.
Revolusi Industri
dengan Edukasi

Edukasi 4.0
Fleksibilitas dan
Edukasi 3.0 kreativitas, lintas bidang
Kolaborasi dan saling secara jarak jauh (Tele
Edukasi 2.0 mencari tahu, tenaga Learning)
Tukar pikiran dengan profesional, ahli di
Edukasi 1.0 bidangnya, bakat kedepan
siswa, Interaksi lebih luas
Guru sebagai pusat (guru vs murid, murid vs
pengetahuan dan buku
murid, guru vs ahli, murid
pelajaran sumber
materi vs ahli)
Mengapa
Merdeka
Belajar?
#Merdeka Belajar (Sistem Among)
Sistem Among menitikberatkan pada potensi dan
bakat peserta didik karena mereka memiliki
potensinya masing-masing.

Manusia adalah makhluk yang memiliki


daya jiwa yaitu Cipta, Karya, dan Karsa.

Guru adalah kunci berkembangnya peserta didik;


mereka diberi kebebasan untuk bisa berkembang
dan menemukan pengalamannya sendiri.
“...kemerdekaan hendaknya dikenakan
terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu
jangan selalu "dipelopori”, atau disuruh
mengakui buah pikiran orang lain, akan
tetapi biasakanlah anak-anak mencari
sendiri segala pengetahaun dengan
menggunakan pikirannya sendiri…”

Ki Hadjar Dewantara (Peringatan Taman-Siswa 30 Tahun, 1922-1952)


Merdeka Belajar
Orang yang mengatur sendiri tujuan,
cara dan penilaian belajarnya

Self Regulated Learning Self-Regulated


Learning
4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar

Merdeka Belajar
Niat Kuat , Kemandirian,
Upaya Pengalaman Hidup
Hasil Gemilang

Prosesnya Hasilnya
Mengindra, Berfikir, Menguji,
Perubahan Perilaku Positif
Meyakini
Konsep Merdeka Belajar

Berbasis Proyek, siswa diajak menerapkan


Beragam waktu dan tempat, proses belajar bukan hanya keterampilan yang ia sudah pelajari dalam berbagai
di ruang kelas, durasi di kelas jadi berkurang, banyak waktu situasi. Seperti belajar bagaimana cara instalasi komputer,
belajar di waktu serta ruang berbeda, sistem belajar memecahkan kode struktur, dan coding. Jadi
dibalik : teoritis lebih banyak di luar kelas sedangkan pengalamannya akan terasa untuk nantinya diterapkan
praktis di dalam kelas. dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya.

Pengalaman Lapangan, link and match di dunia


Free Choice, dipilih siswa sesuai perangkat,
program/teknik belajar sesuai siswa,
mempraktikkan cara belajar yang paling ia
Merdeka pekerjaan sangatlah penting. Saat ini banyak
sekali materi yang diajarkan di bangku
sekolah dan perkuliahan yang tidak
rasa nyaman sehingga kemampuannya
terus terasah. Belajar nyambung dengan dunia kerja. Pada Edukasi
4.0 akan banyak pengalaman lapangan saat
masih di sekolah
dipraktikkan di dunia kerja.

Personalized Learning, menyesuaikan si pelajar Interpretasi Data, Setiap siswa akan lebih
dalam memahami materi, memecahkan jawaban banyak tahu mengenai komputer dan analisa data.
sesuai dengan kemampuannya, Ibarat bermain game Mengingat di era Revin 4.0 sangat banyak
: mampu memecahkan tantangan akan cepat bersinggungan dengan data. Peran Big Data sangat
naik level jadi bukan lagi cara pukul rata sentral dalam memecahkan masalah yang ada. Data
kemampuan siswa. tersebut bisa digunakan sesuai kebutuhan dan
menganalisa sejumlah masalah jadi solusi akhir.
Perubahan Paradigma Pendidik

Pendidik meminimalkan peran sebagai learning


material provider

Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor,


penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi
peserta didik untuk “merdeka belajar”.

Pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya


kreatifitas peserta didik
Karakteristik Revolusi Industri 4.0
& Merdeka Belajar
Edukasi pada Revolusi Industri 4.0

Proses Merdeka Belajar


Sesuai Zaman.
PENERAPAN MERDEKA BELAJAR

Pengetahuan : bisa melampaui, akses informasi


tanpa batas.

Peran guru : mentoring berkelanjutan,


kemampuan memecahkan masalah, teamwork

Penilaian : bukan menitikberatkan pada nilai


tapi proses berjuang.
PENERAPAN MERDEKA BELAJAR

Ujian : online, webcam dan sensor,


kecurangan, tekanan, rasa jujur.

Teknologi IoT (Internet of Things) :


presensi, motivasi, mood, tugas,
report.
PENERAPAN MERDEKA BELAJAR

E-certificate : Kecurangan, Ijazah


Palsu, Pemalsuan Data, Kepercayaan,
dan Transparansi.

Karakter : Jujur, Disiplin, Toleran, Komit,


Integritas.
HEUTAGOGI
(SELF-DETERMINED LEARNING)

Heutagogi menawarkan
kebebasan kepada pebelajar
(learner) untuk menetukan
(determine) sendiri belajarnya.
STUDENT CENTERED LEARNING

Pendekatan pembelajaran yang


menempatkan peserta didik
sebagai pusat dari proses belajar.
STUDENT CENTERED LEARNING

Positive Relationship
• Pembelajaran membangun hubungan baik antar peserta didik serta antara guru dan peserta didik

Foundational Needs Met


• Peserta didik didukung dalam memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan keselamatan yang
mendasar.
Positive Identity
• Peserta didik sepenuhnya dianut untuk siapa mereka, dalam kontekS komunitas dan budaya
mereka, dan merasa bahwa mereka milik.
STUDENT CENTERED LEARNING
Student Ownership & Agency
• Peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran mereka.

Real-World Relevant
• Peserta didik memecahkan masalah yang ada di dunia nyata, keterampilan dan pengetahuan dalam
konteks multidisiplin yang akan mereka gunakan dalam kehidupan dan karier masa depan mereka.

Competency-Based
• Peserta didik maju dengan menunjukkan penguasaan tujuan pembelajaran yang diartikulasikan
dengan jelas.

Anytime, Anywhere
• Peserta didik memiliki fleksibilitas kapan dan di mana mereka belajar di sekolah, serta tempat- tempat
di luar sekolah.
PRINSIP STUDENT CENTERED LEARNING
Tanggung jawab

Peran serta

Keadilan

Mandiri

Berpikir kritis dan kreatif

Komunikatif

Kerja sama

Integritas
Transformasi Pembelajaran

Belajar lebih fleksibel Peserta didik dapat Peserta didik belajar lebih
dengan memanfaatkan berinteraksi dengan individual/personal sesuai
ragam sumber belajar. narasumber lain selain dengan bakat dan minat.
pendidik.

Ruang kelas dapat Belajar dapat dilakukan


terjadi di mana saja, di mana saja.
selain di sekolah.
TREND LEARNING MEDIA
PEMBELAJARAN ERA DIGITAL
DI SEKOLAH DASAR
PRINSIP PEMBELAJARAN
MERDEKA BELAJAR
DI ERA DIGITAL
Learning is open

Learning is social

Learning is personal

Learning is augmented

Learning is mobile

Learning is multi represented


BENTUK PEMBELAJARAN
MERDEKA BELAJAR SD
DI ERA DIGITAL
INOVASI KEGIATAN
MERDEKA BELAJAR SD
DI ERA DIGITAL
INOVASI KEGIATAN
MERDEKA BELAJAR SD
DI ERA DIGITAL
MANFAAT BLENDED LEARNING

Mendorong pesertadidik menggunakan


memanfaatkan TI.

Peningkatan kompetensi abad ke-21.

Mendorong pembelajaran sepanjang hayat.

Perkembangan pengetahuan, teknologi,


dan inovasi yang semakin pesat, dll.
SEKOLAH PENGGERAK
Gambaran Akhir Sekolah
Sekolah Penggerak Penggerak Secara Umum
sebagai katalis
Hasil Belajar :
Di atas level yang diharapkan
Sekolah Penggerak adalah katalis
untuk mewujudkan visi pendidikan
Indonesia Lingkungan Belajar:
• Sekolah yang berfokus pada Aman, nyaman, inklusif, dan
menyenangkan
pengembangan hasil belajar
siswa secara holistik dengan
Pembelajaran:
mewujudkan Profil Pelajar Berpusat pada murid
Pancasila
• Diawali dengan SDM yang
unggul (kepala sekolah dan Refleksi diri dan pengimbasan:
Perencanaan program dan anggaran
guru) berbasis refleksi diri
Refleksi guru dan perbaikan
pembelajaran terjadi
Sekolah melakukan pengimbasan
Program Sekolah Penggerak merupakan
penyempurnaan program transformasi
sekolah sebelumnya

Program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah Daerah di


mana komitmen Pemda menjadi kunci utama
Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari SDM sekolah,
pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan
Pemerintah Daerah
Memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi
sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja, baik negeri
dan swasta
Pendampingan dilakukan selama 3 tahun ajaran dan sekolah
melanjutkan upaya transformasi secara mandiri

Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh


sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak
5 INTERVENSI PROGRAM
SEKOLAH PENGGERAK

Profil Pelajar
Pancasila
Penguatan SDM Pembelajaran dengan Perencanaan Digitalisasi
sekolah paradigma baru berbasis data sekolah
Penguatan Kepala Sekolah, Pembelajaran yang
Pengawas Sekolah, Penilik, berorientasi pada penguatan Manajemen berbasis Penggunaan berbagai
dan Guru melalui program kompetensi dan platform digital bertujuan
pengembangan karakter yang sekolah: perencanaan
pelatihan dan pendampingan berdasarkan refleksi diri mengurangi kompleksitas,
sesuai nilai-nilai Pancasila, meningkatkan efisiensi,
intensif (coaching one to melalui kegiatan pembelajaran satuan pendidikan
one) dengan pelatih ahli menambah inspirasi, dan
di dalam dan luar kelas.
yang disediakan oleh pendekatan yang disesuaikan
Kemdikbud.

Pendampingan konsultatif dan asimetris


Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah di mana Kemendikbud memberikan pendampingan
implementasi Sekolah Penggerak
1 Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana
Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah
Penggerak

Kemdikbud melalui UPT di masing UPT Kemdikbud di masing masing provinsi


masing provinsi akan memberikan akan memberikan pendampingan Pemda
pendampingan bagi pemda provinsi selama implementasi Sekolah Penggerak
dan kab/kota dalam perencanaan seperti fasilitasi Pemda dalam sosialisasi
Program Sekolah Penggerak. terhadap pihak pihak yang dibutuhkan hingga
mencarikan solusi terhadap kendala lapangan
pada waktu implementasi
2 Penguatan SDM sekolah
Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui
program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) one to one
dengan pelatih ahli

Pelatihan untuk KS, Pendampingan untuk


Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Pengawas Implementasi
Penilik, dan Guru Teknologi
Sekolah, Penilik, dan Guru
• Pelatihan implementasi
pembelajaran dengan paradigma 1. In-house training 1. Literasi Teknologi 2.Platform
baru bagi kepala sekolah, 2. Lokakarya tingkat Kabupaten/Kota Guru : Profil dan
pengawas, penilik, dan guru 3. Komunitas Belajar / Praktisi Pengembangan Kompetensi
• Pelatihan kepemimpinan (Kelompok Mapel) 3.Platform Guru :
pembelajaran bagi kepala 4. Program Pendampingan / Coaching Pembelajaran 4.Platform
sekolah, pengawas, penilik A. 1-on-1 dengan kepala
Sumber Daya
sekolah
Dilakukan 1 kali/tahun selama Sekolah
'
B. Bermitra dengan kepala sekolah,
program.
guru dilatih nasional untuk 5.Platform Rapor Pendidikan
Latihan nasional untuk perwakilan guru.
Kemdikbud melalui UPT di masing UPT Kemdikbud di masing masing provinsi
pendampingan berkelompok dgn
Sementara guru lain dilatih oleh in-house
masing provinsi akan memberikan
training guru akan memberikan pendampingan Pemda
pendampingan bagi pemda provinsi selama
Dilakukan secara berkala 2-4 minggu sekali implementasi Sekolah Penggerak
selama
program
dan kab/kota dalam perencanaan seperti fasilitasi Pemda dalam sosialisasi
Program Sekolah Penggerak. terhadap pihak pihak yang dibutuhkan hingga
mencarikan solusi terhadap kendala lapangan
1 pelatih ahli untuk 5-7 kepala sekolah. Pelatih ahli akanpada mendampingi guru sekolah secara
waktu implementasi
berkelompok
3 Pembelajaran dengan paradigma baru
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip
pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.

PROGRAM INTRAKULIKULER
Beriman,
bertakwa kepada Berkebinekaan Pembelajaran terdiferensiasi
Tuhan YME dan Global
Capaian pembelajaran disederhanakan Siswa
berakhlak
mulia memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi
Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan

PELAJAR Dipelajari
melalui
PANCASIL Bergotong-
Mandiri Royong
A PROGRAM KOKURIKULER
Lintas mata pelajaran Berorientasi pada
Kemdikbud melalui UPT di masing pengembangan karakter dan kompetensi
umum
masing provinsi akan memberikan Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan
pendampingan bagi pemda provinsi kelas
Melibatkan masyarakat
dan kab/kota Bernalar
dalam perencanaan Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
Program SekolahKritis
Penggerak. Kreatif nasional dan global
4 Perencanaan berbasis data
Manajemen berbasis sekolah: perencanaan berdasarkan refleksi diri satuan
pendidikan

Laporan* potret kondisi


mutu pendidikan

Pendampingan oleh UPT dan Bahan untuk


atau pelatih ahli refleksi diri

Perencanaan *dikumpulkan dari


berbagai sumber data
program perbaikan
5 Digitalisasi sekolah
Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas,
meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang
customized

Platform Guru: Alat bantu Guru untuk meningkatkan kompetensi


Profil dan Pengembangan Kompetensi melalui pembelajaran berbasis microlearning dan
habituasi
Alat bantu Guru untuk menjalankan
pembelajaran kompetensi holistik dan
Platform Guru: Pembelajaran pembelajaran terdiferensiasi
Meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan
akuntabilitas dalam manajemen sumber daya
Platform Sumber Daya Sekolah sekolah
Memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat
dan otomatis. Dirujuk untuk evaluasi dan
Dashboard Rapor Pendidikan perencanaan
Guru Penggerak
Mengambil tindakan tanpa
disuruh

Inisiatif untuk melakukan Terus berinovasi


perubahan pada muridnya

Keberpihakan
Mengutamakan murid kepada murid
dibandingkan dirinya

“Banyak orang mengira, reformasi pendidikan suatu


hal yang dilakukan pemerintah saja, berdasarkan
kurikulum saja, kebijakan atau anggaran. Itu
dampaknya sangat kecil jika dibandingkan hal ini
menjadi gerakan di setiap sekolah, gerakan guru
penggerak yang berbeda dari yang lain” (Nadiem,
2019)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai