Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang bersifat khusus. Hal ini didasarkan pada hakikat mata pelajaran dan guru itu sendiri. Karena itu, cara menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang bersifat khusus tersebut menunjuk sifat hakiki mata pelajaran PKn sebagai pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa. (Hamka, 1994: 559). Kekhasan mata pelajaran dan guru termasuk di dalamnya berbagai ajaran tentang kehidupan bermasyarakat yang khusus diperuntukkan untuk para siswa, dalam proses pengembangan dan pembentuk manusia melalui tuntutan dan petunjuk yang tepat dalam menghadapi kehidupannya dimasa mendatang, melalui berbagai upaya yaitu melalui lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya dalam usaha melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Upaya ini akan berhasil apabila setiap guru mampu mendorong dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengembangkan kreatifitas, pengetahuan dan ketrampilannya. Di antara

beban tugas guru adalah pembentukan sikap, pembinaan perilaku, yaitu pembinaan kepribadian pelajar seutuhnya. Untuk melaksanakan fungsinya, sangat diperlukan guru yang mempunyai kompetensi pendidik guna membekali anak didiknya dengan pengetahuan serta mampu membina kepribadian mereka menjadi pribadi pelajar yang dikehendaki oleh keluarga dan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, diperlukan kerjasama antara guru dengan guru lainnya serta berbagai bentuk media dan model pembelajannya, bentuk media dan model

pembelajaran sangatlah beragam contohnya media televisi, karena proses belajar mengajar di sekolah buka hanya diberikan oleh guru PKn saja, tetapi juga bisa melalui media pembelajaran. Menjadi guru tidak mudah, karena setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional, seperti kompetensi personal, kompetensi dalam memberikan pelayanan pendidikan, dan kompetensi sosial. Di samping itu seorang guru juga harus mengerti dan memahami ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan khusus untuk guru PKn harus mengerti ilmu kependudukan dan kewarganageraan. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa mendidik peserta didik pada berbagai tingkat tentulah tidak sama, karena perbedaan perkembangan kecerdasan, usia, pengalaman dan sebagainya. Apa

yang dulu pada masa kanak-kanak dapat diterimanya tanpa bertanya, tapi pada umur ini, mereka sering bertanya atau minta penjelasan yang masuk akal, karena mereka tidak dapat menerima apa yang tidak dapat dimengertinya. Dari uraian di atas jelaslah bahwa guru PKn seyogianya mengerti dan memahami perkembangan jiwa siswa, sehingga dapat memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan mereka. Guru PKn memerlukan pemahaman perkembangan jiwa anakanak, masalah-masalah dan cita-cita yang sedang mereka rasakan, agar dapat membimbing dan membantu mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Tugas guru tidak hanya mengajarkan bidang studi/pengetahuan saja, tetapi ia juga mendidik dan membina kepribadian anak. Tugas ini merupakan faktor yang penting dalam terlaksanannya proses pendidikan. Untuk bisa menunaikan tugasnya ini, guru PKn wajib memiliki segala sesuatu yang berguna demi tugasnya. Tuntutan inilah yang membatasi kedudukannya, sehingga akibatnya tidak sembarang orang dapat atau berhak menjadi guru PKn. Terbentuknya kepribadian pelajar merupakan tujuan akhir dari pendidikan PKn. Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu dilaksanakan proses pendidikan dan pengajaran yang hasilnya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek /cosrA?#//(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomo-tor (pengamalan).

Dari ketiga aspek tersebut, aspek afektif dan psikomotor biasanya kurang mendapat perhatian dan kurang tercapai dengan baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan-keterbatasan sarana atau fasilitas yang menunjang tujuan pendidikan PKn. Di samping itu banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan guru di sekolah, sehingga banyak kesulitan yang dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa. Hal ini mengakibatkan tujuan pendidikan PKn kurang tercapai dengan baik. Di sinilah pentingnya kompetensi guru agar tujuan pendidikan PKn dapat tercapai dengan baik. Salah satu kompetensi guru adalah bagaimana menciptakan model pembelajaran yang bisa menarik minat siswa untuk selalu berperan aktif mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya, salah satunya adalah dengan metode permainan (Game), metode permainan adalah suatu kegiatan yang menimbulkan keasyikan dan kesenangan yang dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan rasa tanggung jawab, dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir yang dicapai. (Subiyanto (1990; 40) Terkait dengan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dalam penelitian skripsi ini penulis tZertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Upaya Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I Jakarta Selatan".

B. Identifikasi Masalah Terkait dengan latar belakang masalah maka dalam penelitian ini masalah yang ingin dipecahkan atau dicarikan solusi pemecahan adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya daya serap siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran PKn yang diterapkan dengan menggunakan metode permainan (Game). 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan (Game) dapat meningkatkan minat belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan. 3. Kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran PPKn pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan 4. Siswa merasa bosan dengan mated mata pelajaran PPKn yang diberikan guru 5. Adanya hambatan dalam penyediaan alat bermain yang

mendukung proses pembelajaran materi PPKn 6. Tidak adanya dukungan dari pihak sekolah dengan metode yang diterapkan guru pada materi pembelajaran PPKn 7. Kurangnya tenaga pengajar yang mampu menguasai metode bermain 8. Adanya dukungan dari pihak orang tua dengan metode belajar dengan metode bermain

9. Siswa merasa senang dengan metode bermain yang diterapkan karena tidak membosankan 10. Mahalnya peralatan yang digunakan dalam mendukung metode bermain

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada : 1. permainan adalah menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). 2. Minat belajar yang dimaksud adalah arahan perhatian,

perasaan senang, perasaan tertarik dalam minat-bakat siswa. 3. Sekolah Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan adalah unit pendidikan yang bertempat di Jl. Limau No.31, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana daya serap siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran PKn yang diterapkan dengan menggunakan metode permainan (Game). 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode

permainan (Game) dapat meningkatkan minat belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan. 3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan (Game) dengan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui daya scrap siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran PKn yang diterapkan dengan menggunakan metode

permainan (Game). b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan (Game) dapat meningkatkan minat belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan. c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan (Game) dengan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Mahasiswa Untuk menyelesaikan memenuhi tugas akhir sebahagian program syarat Sarjana dalam Strata-1

Universitas Pamulang yang akan menyelesaikan studi guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). b. Bagi Guru 1) Membantu terselenggaranya proses kegiatan belajar mengajar agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 2) Meningkatkan peranan guru dalam memotivasi dan menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya. 3) Meningkatkan kesadaran belajar siswa akan perlunya media dan metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar pada siswa/siswinya. 2) Memberikan sumbangan dalam menentukan kebijakan sekolah dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengadaan sarana dan prasarana yang memadai khususnya mata pelajaran PKn.

3)

Sebagai pedoman dan acuan dalam menentukan langkahlangkah yang upaya mengajar. guru harus diambil untuk mendukung

dalam melaksanakan kegiatan belajar

d. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature/ acuan pada peneliti selanjutnya terkait dengan peningkatan minat belajar siswa.

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA SELATAN

Dosen : Drs. H. Dayat Hidayat, MM

Tugas Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Disusun Oleh : WIDA RETNA KUSUMAH 2008150075

JURUSAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG 2011

Anda mungkin juga menyukai