Anda di halaman 1dari 42

NASKAH AKADEMIK

PROFIL PELAJAR PANCASILA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020

Draf untuk bahan diskusi 0


Tidak untuk disebarluaskan
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Pelajar Indonesia adalah pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas). Ia mengamalkan nilai-nilai agama dan kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya.
Kerangka konsep dimensi ini sejalan dengan nilai religius yang telah dikembangkan dalam Penguatan
Pendidikan Karakter, di mana muatannya meliputi hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama dan individu dengan alam semesta.

Pelajar Indonesia percaya akan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, ia menghayati hubungan cinta kasih
dan tanggung jawabnya kepada Tuhan YME. Pelajar Indonesia yang bertakwa adalah pelajar yang
menghayati keberadaan Tuhan dan selalu berupaya mentaati perintah serta menjauhi larangan sesuai
dengan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya. Keimanan dan ketakwaan ini terejawantahkan
dalam akhlaknya yang mulia. Pelajar Indonesia menyadari bahwa proses belajarnya ditujukan untuk
perbaikan akhlak pribadinya.

Pelajar Indonesia senantiasa memperdalam pemahamannya akan ajaran agama dan kepercayaannya
serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Pelajar Indonesia juga
berakhlak mulia pada dirinya sendiri. Ia selalu menjaga integritas dan merawat dirinya sendiri baik
secara fisik, mental, maupun spiritual. Pelajar Indonesia juga selalu berperilaku mulia terhadap sesama
manusia. Ia mengutamakan persamaan di atas perbedaan dan menghargai perbedaan yang ada. Pelajar
Indonesia menyikapi keragaman dan perbedaan dengan bijaksana dan penuh welas asih.

Sikap dan perilaku Pelajar Indonesia terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya merupakan
cerminan dari iman dan ketakwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan nilai-nilai luhur yang
dibawa oleh agama atau kepercayaannya, pelajar Indonesia menyadari bahwa dirinya mempunyai
tanggung jawab dalam menjaga kelestarian hubungan sosialnya dengan sesama saudaranya dan juga
dalam menjaga kelestarian alam sekitarnya serta melindunginya dari berbagai perilaku yang merusak.
Sebagaimana diajarkan dalam agama atau kepercayaannya, Pelajar Indonesia juga memiliki kesadaran
tentang pentingnya berpartisipasi dalam membangun bangsa Indonesia dan menjaga
kesejahteraannya. Ia memahami pentingnya menunaikan hak dan kewajiban sebagai warga negara
sebagai bentuk partisipasinya dalam membangun dan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.

Draf untuk bahan diskusi 2


Tidak untuk disebarluaskan
Elemen-elemen kunci dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah:

• Akhlak beragama. Pelajar Indonesia mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari
sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga
sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang Elemen dan Sub-elemen Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan YME, dan
mendapatkan amanah dari Tuhan sebagai
Berakhlak Mulia
pemimpin di muka Bumi yang mempunyai
• Akhlak beragama
tanggung jawab untuk mengasihi dan o Mengenal dan mencintai
menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, Tuhan Yang Maha Esa
o Pemahaman
serta menjalankan perintah dan menjauhi agama/kepercayaan
larangan-Nya. Pelajar Indonesia senantiasa o Pelaksanaan ajaran
agama/kepercayaan
menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi
• Akhlak pribadi
tersebut dalam perilakunya di kehidupan sehari- o Integritas
o Merawat diri secara fisik,
hari. Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan ini juga
mental, dan spiritual
menjadi landasan dalam pelaksanaan ritual • Akhlak kepada manusia
o Mengutamakan
ibadah atau sembahyangnya sepanjang hayat.
persamaan dengan orang
Pelajar Indonesia juga aktif mengikuti acara- lain dan menghargai
perbedaan
acara keagamaan dan ia terus mengeksplorasi
o Berempati kepada orang
guna memahami secara mendalam ajaran, lain
• Akhlak kepada alam
simbol, kesakralan, struktur keagamaan,
o Menjaga lingkungan
sejarah, tokoh penting dalam agama dan o Memahami
keterhubungan ekosistem
kepercayaannya serta kontribusi hal-hal
Bumi
tersebut bagi peradaban dunia. • Akhlak bernegara
o Melaksanakan hak dan
kewajiban sebagai warga
negara Indonesia

• Akhlak pribadi. Akhlak yang mulia diwujudkan


dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga
dan merawat diri penting dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan
lingkungan sekitarnya. Rasa sayang, hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap
integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan
dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, Pelajar Indonesia bersikap jujur, adil, rendah
hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat. Ia selalu berupaya mengembangkan
dan mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Sebagai wujud
merawat dirinya, Pelajar Indonesia juga senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan
spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah sesuai dengan
Draf untuk bahan diskusi 3
Tidak untuk disebarluaskan
agama dan kepercayaan masing-masing. Karena karakternya ini, ia menjadi orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta berkomitmen untuk setia
pada ajaran agama dan kepercayaannya serta nilai-nilai kemanusiaan.

• Akhlak kepada manusia. Sebagai anggota masyarakat, pelajar Indonesia menyadari bahwa
semua manusia setara di hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya tercermin dalam rasa
sayangnya pada diri sendiri tetapi juga pada sesama manusia. Dengan demikian ia
mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan
yang ada dengan orang lain. Pelajar Indonesia mengidentifikasi persamaan dan menjadikannya
sebagai pemersatu ketika ada perdebatan
atau konflik. Ia juga mendengarkan dengan Dimensi “Beriman, Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia” ini
baik pendapat yang berbeda dari menyiratkan kualitas keimanan dan
pendapatnya, menghargainya, dan ketakwaan pelajar Indonesia kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang tercermin dalam sikap
menganalisanya secara kritis tanpa dan perilaku yang dapat diamati
memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar (observable).

Indonesia adalah pelajar yang moderat dalam Sebagai bentuk akhlaknya yang mulia,
beragama. Ia menghindari pemahaman pelajar Indonesia secara aktif menentang
intoleransi, stereotip, dan diskriminasi
keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif berbasis suku, agama, ras, dan
dan ekstrim, sehingga ia menolak prasangka antargolongan (SARA). Hal ini tidak lepas
dari terbangunnya dimensi “berkebinekaan
buruk, diskriminasi, intoleransi, dan global”, di mana kepedulian dan kemauan
kekerasan terhadap sesama manusia baik untuk mewujudkan keadilan sosial.

karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun Iman dan akhlak pelajar Indonesia juga
berperan penting dalam melatih
agama.
kemampuan untuk mengendalikan emosi
Pelajar Indonesia bertoleransi dan dirinya, yang merupakan salah satu elemen
penting dalam dimensi “mandiri”.
menghormati penganut agama/kepercayaan
lain. Ia menjaga kerukunan hidup sesama
umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing, tidak memberikan label negatif pada penganut agama dan
kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakan agama dan kepercayaannya
kepada orang lain. Pelajar Indonesia juga senantiasa berempati dan welas asih kepada orang
lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas. Dengan demikian, ia selalu berupaya aktif
menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan solusi terbaik untuk mendukung
keberlangsungan kehidupan mereka. Pelajar Indonesia juga senantiasa mengapresiasi
kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam mengembangkan kelebihan itu.

Draf untuk bahan diskusi 4


Tidak untuk disebarluaskan
• Akhlak kepada alam. Sebagai bagian dari lingkungannya, Pelajar Indonesia mengejawantahkan
akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa sayang dan pedulinya terhadap lingkungan alam
sekitar. Pelajar Indonesia menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara bagian-bagian
dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari bahwa sebagai manusia, ia
mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Hal tersebut
membuatnya menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga ia menjaga agar
alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Ia
tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil peran untuk
menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan lingkungan alam. Pelajar
Indonesia juga senantiasa reflektif, memikirkan dan membangun kesadaran tentang
konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya ini
menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli lingkungan, sehingga ia
secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungannya.

• Akhlak bernegara. Pelajar Indonesia memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Ia
menempatkan kemanusiaan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya mendorong
Pelajar Indonesia untuk peduli dan membantu sesama, untuk bergotong-royong. Ia juga
mengutamakan musyawarah dalam
Pelajar yang beriman dan bertakwa
mengambil keputusan untuk kepentingan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah
bersama, sebagai dampak dari akhlak pelajar yang cinta tanah air.

pribadinya dan juga akhlaknya terhadap Mereka paham bahwa rasa nasionalisme
sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga dan keimanan bukanlah hal yang
bertentangan. Sebaliknya, ia memahami
mendorongnya untuk serta secara aktif bagaimana menjadi warga negara yang
menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh baik adalah bagian dari tugas yang perlu
ia jalani sebagai umat beragama.
rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang
Dengan demikian pelajar Indonesia yang
dimilikinya untuk negara.
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia tidak
merasa bimbang dengan kemajemukan
identitas dirinya baik sebagai bagian dari
umat suatu agama atau kepercayaan,
sekaligus sebagai bagian dari bangsa
Indonesia.

Draf untuk bahan diskusi 5


Tidak untuk disebarluaskan
Alur Perkembangan Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1- Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak 2, usia 6-8 tahun) pelajar 3-4, usia 8-10 tahun), usia 10-12 tahun), pelajar SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18
pelajar pelajar tahun) pelajar

Elemen akhlak beragama

Mengenal dan Mengenali adanya Mengenali sifat-sifat Memahami sifat-sifat Memahami berbagai Memahami kehadiran Menerapkan
Mencintai Tuhan melalui sifat- utama Tuhan bahwa Ia Tuhan utama lainnya kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan pemahamannya tentang
Tuhan Yang sifat-Nya Maha Esa dan Ia adalah dan mengaitkan Tuhan yang diutarakan sehari-hari serta kualitas atau sifat-sifat
Maha Esa Sang Pencipta yang sifat-sifat tersebut dalam kitab suci agama mengaitkan Tuhan dalam ritual
Maha Pengasih dan dengan konsep masing-masing dan pemahamannya tentang ibadahnya baik ibadah
Maha Penyayang dan dirinya dan ciptaan- menghubungkan kualitas- kualitas atau sifat-sifat yang bersifat personal
mengenali kebaikan Nya kualitas positif Tuhan Tuhan dengan konsep maupun sosial.
dirinya sebagai dengan sikap pribadinya, peran manusia di bumi
cerminan sifat Tuhan serta meyakini firman sebagai makhluk Tuhan
Tuhan sebagai kebenaran. yang bertanggung jawab.

Mengenali simbol- Mengenali unsur-unsur Mengenali unsur- Memahami unsur-unsur Memahami makna dan Memahami struktur
Pemahaman simbol dan ekspresi utama unsur utama utama fungsi, unsur-unsur utama organisasi, unsur-unsur
Agama/ keagamaan yang agama/kepercayaan agama/kepercayaan agama/kepercayaan, dan agama /kepercayaan dalam utama agama
Kepercayaan konkrit (ajaran, ritual (simbol-simbol mengenali peran konteks Indonesia, /kepercayaan dalam
keagamaan, kitab suci, keagamaan dan agama/kepercayaan membaca kitab suci, serta konteks Indonesia,
dan orang suci/utusan sejarah dalam kehidupan serta memahami ajaran agama/ memahami kontribusi
Tuhan YME). agama/kepercayaan) memahami ajaran moral kepercayaan terkait agama/kepercayaan
agama. hubungan sesama manusia terhadap peradaban
dan alam semesta. dunia.

Draf untuk bahan diskusi 6


Tidak untuk disebarluaskan
Mulai mencontoh Terbiasa melaksanakan Terbiasa Melaksanakan ibadah Melaksanakan ibadah Melaksanakan ibadah
Pelaksanaan kebiasaan ibadah sesuai ajaran melaksanakan secara rutin sesuai secara rutin dan mandiri secara rutin dan mandiri
Ritual Ibadah pelaksanaan ibadah agama/kepercayaannya ibadah wajib sesuai dengan tuntunan sesuai dengan tuntunan serta menyadari arti
sesuai tuntunan agama/kepercayaan, agama/kepercayaan, serta penting ibadah tersebut
agama/kepercayaan agama/kepercayaan berdoa mandiri, berpartisipasi pada dan berpartisipasi aktif
nya nya merayakan, dan perayaan hari-hari pada kegiatan keagamaan
memahami makna hari- besarnya atau kepercayaan
hari besarnya

Elemen Akhlak Pribadi

Mulai membiasakan Membiasakan bersikap Membiasakan Berani dan konsisten Berani dan konsisten Menyadari bahwa aturan
Integritas bersikap jujur dan jujur terhadap diri melakukan refleksi menyampaikan menyampaikan kebenaran agama dan sosial
berani sendiri dan orang lain tentang pentingnya kebenaran atau fakta atau fakta serta memahami merupakan aturan yang
menyampaikan dan berani bersikap jujur dan serta memahami konsekuensi- baik dan menjadi bagian
kebenaran atau menyampaikan berani konsekuensi- konsekuensinya untuk diri dari diri sehingga bisa
fakta kebenaran atau fakta menyampaikan konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain menerapkannya secara
kebenaran atau fakta sendiri bijak dan kontekstual

Membiasakan diri Memiliki rutinitas Mulai membiasakan Memperhatikan Mengidentifikasi Melakukan aktivitas fisik,
Merawat Diri untuk sederhana yang diatur diri untuk disiplin, kesehatan jasmani, pentingnya menjaga sosial, dan ibadah secara
secara Fisik, membersihkan, secara mandiri dan rapi, membersihkan mental, dan rohani keseimbangan kesehatan seimbang.
Mental, dan merawat tubuh dijalankan sehari-hari dan merawat tubuh, dengan melakukan jasmani, mental, dan
Spiritual serta menjaga serta menjaga menjaga tingkah laku aktivitas fisik, sosial, dan rohani serta berupaya
keselamatan/keama keselamatan/keamanan dan perkataan dalam ibadah. menyeimbangkan aktivitas
nan diri dalam diri dalam semua semua aktivitas fisik, sosial dan ibadah.
semua aktivitas aktivitas kesehariannya. kesehariannya
kesehariannya

Elemen akhlak kepada manusia

Draf untuk bahan diskusi 7


Tidak untuk disebarluaskan
Mengutamaka Mengenali hal-hal Mengenali hal-hal Terbiasa Mengidentifikasi Mengenal perspektif dan Mengidentifikasi hal yang
n persamaan yang sama dan yang sama dan mengidentifikasi hal- kesamaan dengan orang emosi/perasaan dari sudut menjadi permasalahan
dengan orang berbeda yang dimiliki berbeda yang dimiliki hal yang sama dan lain sebagai perekat pandang orang atau bersama, memberikan
lain dan diri dan temannya diri dan temannya berbeda yang hubungan sosial dan kelompok lain yang tidak alternatif solusi untuk
menghargai dalam berbagai hal. dalam berbagai hal, dimiliki diri dan mewujudkannya dalam pernah dijumpai atau menjembatani perbedaan
perbedaan Membiasakan serta memberikan temannya dalam aktivitas kelompok. Mulai dikenalnya. dengan mengutamakan
mendengarkan respon secara positif. berbagai hal serta mengenal berbagai Mengutamakan persamaan kemanusiaan.
pendapat temannya, memberikan respon kemungkinan interpretasi dan menghargai
baik itu sama ataupun secara positif. dan cara pandang yang perbedaan sebagai alat
berbeda dengan berbeda ketika pemersatu dalam keadaan
pendapat yang dihadapkan dengan konflik atau perdebatan.
dimilikinya dan dilema.
mengekspresikannya
secara wajar.

Berempati Mengenali emosi, Mengidentifikasi Terbiasa Mulai memandang Memahami perasaan dan Memahami dan
kepada orang minat, dan kebutuhan emosi, minat dan memberikan sesuatu dari perspektif sudut pandang orang menghargai perasaan dan
lain orang-orang terdekat kebutuhan orang- apresiasi di orang lain serta dan/atau kelompok lain sudut pandang orang
dan membiasakan orang terdekat dan lingkungan sekolah mengidentifikasi kebaikan yang tidak pernah dan/atau kelompok lain.
meresponnya secara meresponnya secara dan masyarakat dan kelebihan orang dikenalnya.
positif. positif. sekitarnya.

Elemen akhlak kepada alam

Memahami Mengenal Mengidentifikasi Memahami Memahami konsep Memahami konsep sebab- Mengidentifikasi masalah
Keterhubungan berbagai ciptaan berbagai ciptaan keterhubungan antara harmoni dan akibat di antara berbagai lingkungan hidup di
Ekosistem Bumi Tuhan Tuhan satu ciptaan dengan mengidentifikasi adanya ciptaan Tuhan dan tempat ia tinggal dan
saling ketergantungan mengidentifikasi berbagai melakukan langkah-

Draf untuk bahan diskusi 8


Tidak untuk disebarluaskan
ciptaan Tuhan yang antara berbagai ciptaan sebab yang mempunyai langkah konkrit yang bisa
lainnya Tuhan dampak baik atau buruk, dilakukan untuk
langsung maupun tidak menghindari kerusakan
langsung, terhadap alam dan menjaga
semesta. keharmonisan ekosistem
yang ada di
lingkungannya.

Menjaga Membiasakan Membiasakan Terbiasa memahami Mewujudkan rasa syukur Mewujudkan rasa syukur Mewujudkan rasa syukur
Lingkungan Alam bersyukur atas bersyukur atas tindakan-tindakan yang dengan terbiasa dengan berinisiatif untuk dengan membangun
Sekitar karunia lingkungan alam ramah dan tidak ramah berperilaku ramah menyelesaikan kesadaran peduli
lingkungan alam sekitar dan berlatih lingkungan serta lingkungan dan permasalahan lingkungan lingkungan alam dengan
sekitar dengan untuk menjaganya membiasakan diri untuk memahami akibat alam sekitarnya dengan menciptakan dan
menjaga berperilaku ramah perbuatan tidak ramah mengajukan alternatif mengimplementasikan
kebersihan dan lingkungan lingkungan dalam lingkup solusi dan mulai solusi dari permasalahan
merawat kecil maupun besar. menerapkan solusi lingkungan yang ada.
lingkungan alam tersebut.
sekitarnya.

Elemen akhlak bernegara

Melaksanakan Mengenali hak dan Mengidentifikasi hak Mengidentifikasi hak Mengidentifikasi dan Menganalisa peran, hak, Memperoleh hak dan
Hak dan tanggungjawabnya dan tanggung jawabnya dan tanggung jawab memahami peran, hak, dan kewajiban sebagai melaksanakan kewajiban
Kewajiban di rumah dan di rumah, sekolah, dan orang-orang di dan kewajiban dasar warga negara, memahami kewarganegaraan dan
sebagai Warga sekolah, serta lingkungan sekitar serta sekitarnya serta sebagai warga negara perlunya mengutamakan terbiasa mendahulukan
Negara kaitannya dengan kaitannya dengan kaitannya dengan serta kaitannya dengan kepentingan umum di atas kepentingan umum di atas
Indonesia keimanan kepada keimanan kepada Tuhan keimanan kepada keimanan kepada Tuhan kepentingan pribadi kepentingan pribadi
Tuhan YME. YME. Tuhan YME. YME dan secara sadar sebagai wujud dari sebagai wujud dari
mempraktikkannya dalam keimanannya kepada keimanannya kepada
kehidupan sehari-hari. Tuhan YME. Tuhan YME.

Draf untuk bahan diskusi 9


Tidak untuk disebarluaskan
Berkebinekaan Global

Indonesia adalah negara yang majemuk dari


segi etnis, suku, bahasa, agama dan Elemen dan Sub-elemen Berkebinekaan Global

kepercayaan, serta kelompok identitas dan • Mengenal dan menghargai budaya


kelas sosial lainnya, termasuk jenis kelamin, o Mendalami budaya dan identitas
budaya
pekerjaan, dan status ekonomi sosial. Pelajar o Mengeksplorasi dan
Indonesia sebagai bagian dari kemajemukan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta
tersebut menyadari bahwa keragaman praktiknya
adalah kenyataan hidup yang tak bisa o Menumbuhkan rasa
menghormati terhadap
dihindari. Ia mengakui dan menyadari bahwa keanekaragaman budaya
dirinya berbeda dengan orang lain dari satu • Komunikasi dan interaksi antar budaya
o Berkomunikasi antar budaya
atau beberapa aspek identitas. Ia o Mempertimbangkan dan
menanamkan nilai dan kesadaran akan menumbuhkan berbagai
perspektif
kebinekaan ini pada dirinya. Pelajar Indonesia
• Refleksi dan tanggung jawab terhadap
tidak menganggap kebinekaan sebagai pengalaman kebinekaan
o Refleksi terhadap pengalaman
ancaman. Sebaliknya, ia memandangnya
kebinekaan
sebagai kekayaan budaya untuk dieksplorasi, o Menghilangkan stereotip dan
prasangka
diapresiasi, dan terus dikembangkan. Ia juga
o Menyelaraskan perbedaan
melihat kebinekaan sebagai kesempatan budaya
untuk berkontribusi, mengamalkan ilmu
• Berkeadilan sosial
o Aktif membangun masyarakat
pengetahuan mereka untuk berpartisipasi yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan
dalam membangun hubungan antar
o Berpartisipasi dalam proses
kelompok sosial budaya yang lebih harmonis, pengambilan keputusan bersama
o Memahami peran individu dalam
demokratis, dan berkeadilan sosial.
demokrasi

Berkebinekaan dalam konteks ini merupakan


himpunan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pelajar Indonesia terkait keberadaan dirinya,
kelompoknya, budayanya, di lingkungan lokal dan global yang majemuk. Pelajar Indonesia yang
berkebinekaan global adalah pelajar yang memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan
dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, sekaligus memiliki wawasan atau pemahaman
yang kuat serta keterbukaan tentang eksistensi ragam budaya daerah, nasional, dan global. Ia mampu
berinteraksi secara positif antar sesama, memiliki kemampuan komunikasi interkultural, serta secara
reflektif menjadikan pengalamannya dalam kehidupan di lingkungan majemuk sebagai kesempatan
belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan welas asih.

Draf untuk bahan diskusi 10


Tidak untuk disebarluaskan
Menyadari adanya kesenjangan antar kelompok sosial, pelajar Indonesia yang berkebinekaan global
juga terdorong untuk mengambil peran dalam mewujudkan dan membangun masyarakat yang inklusif
dan berkeadilan sosial, termasuk keadilan gender. Ia percaya diri dan reflektif sehingga mampu melihat
potensi dirinya untuk turut serta mewujudkan dan membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memperkuat pengetahuan dan kemampuan personal,
interpersonal, dan sosial pelajar Indonesia.

Pelajar Indonesia menyadari kebinekaan global


Kebinekaan global merupakan modal penting merupakan modal penting hidup bersama orang
untuk hidup bersama dengan orang dan
kelompok lain secara damai, baik dalam konteks lain secara damai di dunia yang saling terhubung,
lokal, nasional, maupun dalam dunia yang saling baik terhubung secara fisik maupun secara
terhubung.
maya. Kebinekaan global mendorong pelajar
Berkembangnya dimensi kebinekaan global
Indonesia untuk tetap mempertahankan budaya
dalam diri pelajar Indonesia diawali dengan
pengenalan identitasnya yang multifaset, sebagai luhur, lokalitas dan identitasnya pada satu sisi,
seseorang yang beriman pada Tuhan Yang Maha
dan pada sisi lain berpikiran terbuka dan
Esa, sebagai warga negara Indonesia, sekaligus
juga sebagai warga dunia. berinteraksi dengan budaya lain secara global
dengan penuh penghargaan dan kesetaraan,
Kematangan pemahaman akan keberagaman
identitas budaya mendukung kemampuan serta membuka kemungkinan terbentuknya
pelajar Indonesia untuk menghargai dan
budaya baru yang positif dan tidak bertentangan
mempertahankan budaya dan tradisi luhur,
lokalitas dan identitasnya pada satu sisi, dan dengan budaya luhur bangsa Indonesia.
berpikiran terbuka, berkomunikasi dan
Pengalaman kebinekaannya akan menuntun
berinteraksi dengan masyarakat global dengan
penuh penghargaan dan kesetaraan. pelajar Indonesia terhindar dari prasangka dan

Pengalaman dalam kebinekaan secara reflektif stereotip, perundungan, intoleransi dan


akan memberi kesempatan pelajar Indonesia kekerasan terhadap budaya dan kelompok yang
untuk lebih bijaksana dan welas asih. Kebinekaan
global ini juga akan menuntun pelajar Indonesia berbeda, untuk kemudian secara aktif
untuk bertanggungjawab dan memiliki komitmen berpartisipasi dalam mewujudkan masyakat
yang tinggi untuk mewujudkan masyarakat yang
adil, inklusif dan berkelanjutan. Hal ini berkaitan yang adil, demokratis, inklusif dan berkelanjutan.
pula dengan perkembangan dimensi lainnya
dalam Profil Pelajar Pancasila. Berikut elemen-elemen kunci dari
berkebinekaan global:

● Mengenal dan menghargai budaya. Pelajar Indonesia mengenali, mengidentifikasi, dan


mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara
komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan
kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal,
regional, nasional, dan global.

Draf untuk bahan diskusi 11


Tidak untuk disebarluaskan
● Komunikasi dan interaksi antar budaya. Pelajar Indonesia berkomunikasi dengan budaya yang
berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima
keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan
perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.

● Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Pelajar Indonesia secara
reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari
prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, termasuk perundungan, intoleransi
dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman budaya dan mendapatkan pengalaman dalam
kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan
yang setara dan harmonis antar sesama;

● Berkeadilan Sosial. Pelajar Indonesia peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan
keadilan sosial baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Ia percaya akan kekuatan dan
potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif
membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada
pembangunan yang berkelanjutan.

Draf untuk bahan diskusi 12


Tidak untuk disebarluaskan
Alur Perkembangan Dimensi Berkebinekaan Global

Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

Elemen mengenal dan menghargai budaya

Mendalami budaya Mengenali identitas Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan Menjelaskan perubahan Menganalisis pengaruh
dan identitas diri dan kebiasaan- mendeskripsikan ide-ide mendeskripsikan ide-ide mendeskripsikan budaya seiring waktu dan keanggotaan kelompok
budaya kebiasaan budaya tentang dirinya dan tentang dirinya dan keragaman budaya di sesuai konteks, baik lokal, regional, nasional,
dalam keluarga beberapa macam berbagai macam sekitarnya; serta dalam skala lokal, dan global terhadap
kelompok di lingkungan kelompok di lingkungan menjelaskan peran regional, dan nasional. pembentukan identitas,
sekitarnya sekitarnya, serta cara budaya dan Bahasa Menjelaskan identitas termasuk identitas
orang lain berperilaku dalam membentuk diri yang terbentuk dari dirinya. Mulai
dan berkomunikasi identitas dirinya. budaya bangsa. menginternalisasi
dengannya. identitas diri sebagai
bagian dari budaya
bangsa.

Mengeksplorasi dan Mengenali identitas Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan dan Memahami dinamika Menganalisis dinamika
membandingkan orang lain dan mendeskripsikan praktik membandingkan praktik membandingkan budaya yang mencakup budaya yang mencakup
pengetahuan kebiasaan- keseharian diri dan keseharian diri dan pengetahuan, pemahaman, pemahaman,
budaya, kebiasaannya budayanya budayanya dengan orang kepercayaan, dan praktik kepercayaan, dan praktik kepercayaan, dan praktik
kepercayaan, serta lain di tempat dan dari berbagai kelompok keseharian dalam keseharian dalam
praktiknya waktu/era yang berbeda. budaya. konteks personal dan rentang waktu yang
sosial. panjang dan konteks
yang luas.

Menumbuhkan rasa Membiasakan Mendeskripsikan Memahami bahwa Mengidentifikasi peluang Memahami pentingnya Memahami pentingnya
menghormati untuk menyayangi pengalaman dan kemajemukan dapat dan tantangan yang melestarikan dan saling menghormati

Draf untuk bahan diskusi 13


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

terhadap dan menghormati pemahaman hidup memberikan kesempatan muncul dari keragaman merayakan tradisi dalam mempromosikan
keanekaragaman budaya-budaya bersama-sama dalam untuk mendapatkan budaya di Indonesia. budaya untuk pertukaran budaya dan
budaya yang berbeda dari kemajemukan. pengalaman dan mengembangkan kolaborasi dalam dunia
dirinya. pemahaman yang baru. identitas pribadi, sosial, yang saling terhubung
dan bangsa Indonesia serta menunjukkannya
serta mulai berupaya dalam perilaku.
melestarikan budaya
dalam kehidupan sehari-
hari.

Elemen komunikasi dan interaksi antar budaya

Berkomunikasi Menggunakan Mengenali bahwa diri Mendeskripsikan Memahami persamaan Mengeksplorasi Menganalisis hubungan
antar budaya berbagai macam dan orang lain penggunaan kata, tulisan dan perbedaan cara pengaruh budaya antara bahasa, pikiran,
cara yang menggunakan kata, dan bahasa tubuh yang komunikasi baik di dalam terhadap penggunaan dan konteks untuk
bermakna untuk gambar, dan bahasa memiliki makna yang maupun antar kelompok bahasa serta dapat memahami dan
mengungkapkan tubuh yang dapat berbeda di lingkungan budaya. mengenali risiko dalam meningkatkan
perasaan dan memiliki makna yang sekitarnya dan dalam berkomunikasi antar komunikasi antar budaya
pikiran. berbeda di lingkungan suatu budaya tertentu. budaya. yang berbeda-beda.
sekitarnya

Draf untuk bahan diskusi 14


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

Mempertimbangkan Menjalin interaksi Mengekspresikan Mengekspresikan Membandingkan Menjelaskan asumsi- Menyajikan pandangan
dan menumbuhkan sosial yang positif pandangannya terhadap pandangannya terhadap beragam perspektif asumsi yang mendasari yang seimbang mengenai
berbagai perspektif dalam lingkungan topik yang umum dan topik yang umum dan untuk memahami perspektif tertentu. permasalahan yang
keluarga dan mendengarkan sudut dapat mengidentifikasi permasalahan sehari- Membayangkan dan dapat menimbulkan
sekolah pandang orang lain yang sudut pandang orang hari. Membayangkan dan mendeskripsikan pertentangan pendapat.
berbeda dari dirinya lain. Mendengarkan dan mendeskripsikan situasi perasaan serta motivasi Memperlakukan orang
dalam lingkungan membayangkan sudut komunitas yang berbeda komunitas yang berbeda lain dan budaya yang
keluarga dan sekolah pandang orang lain yang dengan dirinya ke dalam dengan dirinya yang berbeda darinya dalam
berbeda dari dirinya situasi dirinya dalam berada dalam situasi posisi setara dengan diri
pada situasi di ranah konteks lokal dan yang sulit. dan budayanya, serta
sekolah, keluarga, dan regional. bersedia memberikan
lingkungan sekitar. pertolongan ketika orang
lain berada dalam situasi
sulit.

Elemen refleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Draf untuk bahan diskusi 15


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

Refleksi terhadap Menunjukkan Menyebutkan apa yang Menyebutkan apa yang Menjelaskan apa yang Merefleksikan secara Merefleksikan secara
pengalaman kesadaran untuk telah dipelajari tentang telah dipelajari tentang telah dipelajari dari kritis gambaran berbagai kritis dampak dari
kebinekaan menerima teman orang lain dari orang lain dari interaksi dan kelompok budaya yang pengalaman hidup di
yang berbeda interaksinya dengan interaksinya dengan pengalaman dirinya ditemui dan cara lingkungan yang
budaya dengan kemajemukan budaya di kemajemukan budaya di dalam lingkungan yang meresponnya. beragam terkait dengan
bermain bersama. lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. beragam. perilaku, kepercayaan
rumah serta tindakannya
terhadap orang lain.

Menghilangkan Mengenali orang- mengenali perbedaan Mengkonfirmasi dan Mengkonfirmasi dan Mengkonfirmasi, Mengkritik dan menolak
stereotip dan orang di sekitarnya tiap orang atau mengklarifikasi stereotip mengklarifikasi stereotip mengklarifikasi dan stereotip serta prasangka
prasangka berdasarkan ciri-ciri kelompok dan dan prasangka yang dan prasangka yang menunjukkan tentang gambaran
atau atribut menganggapnya sebagai dimilikinya tentang orang dimilikinya tentang orang sikapmenolak stereotip identitas kelompok dan
tertentu kewajaran atau kelompokdi atau kelompok di serta prasangka tentang suku bangsa serta
sekitarnya untuk sekitarnya untuk gambaran identitas berinisiatif mengajak
mendapatkan mendapatkan kelompok dan suku orang lain untuk menolak
pemahaman yang lebih pemahaman yang lebih bangsa. stereotip dan prasangka.
baik baik serta
mengidentifikasi
pengaruhnya terhadap
individu dan kelompok di
lingkungan sekitarnya

Draf untuk bahan diskusi 16


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

Menyelaraskan Mengetahui adanya Mengidentifikasi Mengenali bahwa Mencari titik temu nilai Mengidentifikasi dan Mengetahui tantangan
perbedaan budaya budaya-budaya perbedaan-perbedaan perbedaan budaya budaya yang beragam menyampaikan isu-isu dan keuntungan hidup
yang berbeda di budaya yang konkrit di mempengaruhi untuk menyelesaikan tentang penghargaan dalam lingkungan
lingkungan sekitar. lingkungan sekitar pemahaman permasalahan bersama. terhadap keragaman dan dengan budaya yang
antarindividu. kesetaraan budaya. beragam, serta
memahami pentingnya
kerukunan antar budaya
dalam kehidupan
bersama yang harmonis.

Elemen Berkeadilan Sosial

Aktif membangun Menjalin Menjalin pertemanan Mengidentifikasi cara Membandingkan Mengidentifikasi masalah Berinisiatif melakukan
masyarakat yang pertemanan tanpa tanpa memandang berkontribusi terhadap beberapa tindakan dan yang ada di sekitarnya suatu tindakan
inklusif, adil, dan memandang perbedaan agama, suku, lingkungan sekolah, praktik perbaikan sebagai akibat dari berdasarkan identifikasi
berkelanjutan perbedaan diri dan ras, jenis kelamin, dan rumah dan lingkungan lingkungan sekolah yang pilihan yang dilakukan masalah untuk
temannya perbedaan lainnya, dan sekitarnya yang inklusif, inklusif, adil, dan oleh manusia, serta mempromosikan
mengenal masalah- adil dan berkelanjutan berkelanjutan, dengan dampak masalah keadilan, keamanan
masalah sosial, ekonomi, mempertimbangkan tersebut terhadap sistem ekonomi, menopang
dan lingkungan di dampaknya secara ekonomi, sosial dan ekologi dan demokrasi
lingkungan sekitarnya jangka panjang terhadap lingkungan, serta sambil menghindari
manusia, alam, dan mencari solusi yang kerugian jangka panjang
masyarakat memperhatikan prinsip- terhadap manusia, alam
prinsip keadilan terhadap ataupun masyarakat.
manusia, alam dan
masyarakat

Draf untuk bahan diskusi 17


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas 1-2, Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak usia 6-8 tahun), pelajar usia 8-10 tahun), pelajar Usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA, Usia 16-18 tahun)
pelajar pelajar pelajar

Berpartisipasi dalam Mulai berpartisipasi Mengidentifikasi pilihan- Berpartisipasi Berpartisipasi dalam Berpartisipasi dalam Berpartisipasi
proses pengambilan menentukan pilihan berdasarkan menentukan beberapa menentukan kriteria menentukan kriteria dan menentukan pilihan dan
keputusan bersama beberapa pilihan kebutuhan dirinya dan pilihan untuk keperluan yang disepakati bersama metode yang disepakati keputusan untuk
untuk keperluan orang lain ketika bersama berdasarkan untuk menentukan bersama untuk kepentingan bersama
bersama dalam membuat keputusan kriteria sederhana pilihan dan keputusan menentukan pilihan dan melalui proses bertukar
lingkungan kecil untuk kepentingan keputusan untuk pikiran secara cermat
bersama kepentingan bersama dan terbuka secara
melalui proses bertukar mandiri
pikiran secara cermat
dan terbuka dengan
panduan pendidik

Memahami peran Mulai mengenali Mengidentifikasi peran, Memahami konsep hak Memahami konsep hak Memahami konsep hak Memahami konsep hak
individu dalam keberadaan dan hak dan kewajiban warga dan kewajiban, serta dan kewajiban, serta dan kewajiban serta dan kewajiban, serta
demokrasi perannya dalam dalam masyarakat implikasinya terhadap implikasinya terhadap implikasinya terhadap implikasinya terhadap
lingkungan demokratis perilakunya. perilakunya. ekspresi dan perilakunya. ekspresi dan perilakunya.
keluarga dan Menggunakan konsep ini Mulai aktif mengambil Mulai mencari solusi
sekolah untuk menjelaskan sikap dan langkah untuk untuk dilema terkait
perilaku diri dan orang melindungi hak konsep hak dan
sekitarnya orang/kelompok lain. kewajibannya.

Draf untuk bahan diskusi 18


Tidak untuk disebarluaskan
Bergotong-royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong-royong,


Elemen dan Sub-elemen Bergotong-
yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara royong:
bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang
• Kolaborasi
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan. o Kerja sama
Kemampuan itu didasari oleh di antaranya sifat adil, o Komunikasi untuk
mencapai tujuan
hormat kepada sesama manusia, bisa diandalkan, bersama
bertanggung jawab, peduli, welas asih, murah hati. o Saling-
ketergantungan
Kemampuan gotong royong pada Pelajar Indonesia positif
membuatnya berkolaborasi dengan pelajar lainnya untuk o Koordinasi sosial
• Kepedulian
memikirkan dan mengupayakan pencapaian o Tanggap terhadap
kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada lingkungan
o Persepsi sosial
dalam masyarakatnya. Ia juga menyadari bahwa
• Berbagi
keberhasilan dirinya tidak dapat dicapai tanpa peran
orang lain. Kemampuan gotong royong Pelajar Indonesia menunjukkan bahwa ia peduli terhadap
lingkungannya dan ingin berbagi dengan anggota komunitasnya untuk saling meringankan beban dan
menghasilkan mutu kehidupan yang lebih baik.

Pelajar Indonesia memiliki kesadaran bahwa sebagai bagian dari kelompok ia perlu terlibat, bekerja
sama, dan saling membantu dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mensejahterakan dan
membahagiakan masyarakat. Ia sadar bahwa manusia tidak hidup sendiri dan hanya dapat hidup layak
jika bersama dengan orang lain dalam lingkungan sosial, sehingga ia memahami bahwa tindak-tanduk
dirinya akan berdampak pada orang lain. Lebih jauh lagi, ia sadar bahwa manusia dapat memiliki
kehidupan yang baik hanya jika saling berbagi. Hal ini membuatnya menjaga hubungan baik dan
menyesuaikan diri dengan orang lain dalam masyarakat.

Didorong oleh kemauannya bergotong-royong, Pelajar Indonesia selalu berusaha melihat kekuatan-
kekuatan yang dimiliki setiap orang di sekitarnya, yang dapat memberi manfaat bersama. Ia mencegah
terjadinya konflik dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Ia berusaha menemukan titik
temu di antara pihak-pihak yang bertikai. Ia menghindari pembahasan atau pertentangan untuk hal-hal
kecil, sebaliknya mencari hal-hal yang dapat dipertemukan dan dipadukan dari berbagai pihak guna
memperoleh hasil yang lebih baik. Ia juga tidak berlebihan dan berusaha menempatkan segala sesuatu
sesuai tempat dan porsinya. Pelajar Indonesia menghargai pencapaian dan kontribusi orang lain. Ia
menghargai keputusan bersama dan berusaha untuk membuat keputusan melalui musyawarah untuk
mufakat. Ia percaya ada maksud baik orang lain dan menghindarkan dirinya dari prasangka buruk. Ia
Draf untuk bahan diskusi 19
Tidak untuk disebarluaskan
juga menaati kesepakatan bersama, saling percaya, mau melayani dan menerima pelayanan orang lain,
serta berusaha membangun atmosfer yang menyenangkan.

Elemen-elemen kunci dari bergotong-royong adalah:


Kemampuan dan kemauan untuk
bergotong-royong sangat erat
• Kolaborasi. Pelajar Indonesia memiliki kaitannya dengan dimensi-dimensi
kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan untuk lainnya.

bekerja bersama dengan orang lain disertai Gotong-royong perlu dibangun atas
perasaan senang ketika berada bersama dengan dasar rasa kemanusiaan dan
kepedulian terhadap sesama, yang
orang lain dan menunjukkan sikap positif terbangun atas keimanan, ketakwaan
terhadap orang lain. Ia terampil untuk bekerja kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain
itu, sebagai pelajar yang mampu
sama dan melakukan koordinasi demi mencapai bernalar kritis, pelajar Indonesia juga
tujuan bersama dengan mempertimbangkan menyadari bahwa banyak tantangan di
Abad 21 yang membutuhkan peran
keragaman latar belakang setiap anggota aktif dirinya, berkolaborasi dalam
kelompok. Ia mampu merumuskan tujuan suatu komunitas yang berupaya untuk
mewujudkan pembangunan yang lebih
bersama, menelaah kembali tujuan yang telah berkeadilan dan berkelanjutan.
dirumuskan, dan mengevaluasi tujuan selama
proses bekerja sama. Ia juga memiliki kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar
dan menyimak pesan dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif,
mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara kritis dan
positif. Pelajar Indonesia juga menyadari bahwa ada saling-ketergantungan yang positif antar-
orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal untuk meraih tujuan bersama.
Ia menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya semaksimal mungkin dan mengapresiasi
upaya yang telah dilakukan anggota lain dalam kelompoknya.
• Kepedulian. Pelajar Indonesia memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di
lingkungan fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat
untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Ia merasakan dan memahami apa yang dirasakan
orang lain, memahami perspektif mereka, dan menumbuhkan hubungan dengan orang dari
beragam budaya yang menjadi bagian penting dari kebinekaan global. Ia memiliki persepsi
sosial yang baik sehingga ia memahami mengapa orang lain bereaksi tertentu dan melakukan
tindakan tertentu. Ia memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, serta menghasilkan
situasi sosial yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian
tujuan.
• Berbagi. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima segala
hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani

Draf untuk bahan diskusi 20


Tidak untuk disebarluaskan
kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang
ada di masyarakat secara sehat. Melalui kemampuan berbagi, ia mampu dan mau memberi
serta menerima hal yang dianggap berharga kepada/dari teman sebaya, orang-orang di
lingkungan sekitarnya, dan lingkungan yang lebih luas. Ia mengupayakan diri dan kelompoknya
untuk memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan baik di lingkungannya maupun di masyarakat yang lebih luas (negara dan dunia).

Draf untuk bahan diskusi 21


Tidak untuk disebarluaskan
Alur Perkembangan Dimensi Bergotong-royong

Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas 3- Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak 1-2, usia 6-8 tahun) 4, usia 8-10 tahun), usia 10-12 tahun), pelajar SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18
pelajar pelajar pelajar tahun) pelajar

Elemen kolaborasi

Kerja sama Terbiasa bekerja Menerima dan Menampilkan tindakan Menunjukkan ekspektasi Menyelaraskan tindakan Membangun tim dan
bersama dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan (harapan) positif kepada sendiri dengan tindakan mengelola kerjasama
melakukah kegiatan serta peran yang harapan dan tujuan orang lain dalam rangka orang lain untuk untuk mencapai tujuan
dengan kelompok diberikan kelompok kelompok. mencapai tujuan kelompok melaksanakan kegiatan bersama sesuai dengan
(melibatkan dua dalam sebuah kegiatan di lingkungan sekitar dan mencapai tujuan target yang sudah
atau lebih orang). bersama. (sekolah dan rumah). kelompok di lingkungan ditentukan.
sekitar, serta memberi
semangat kepada orang
lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan
bersama.

Komunikasi Menyimak Memahami informasi Memahami informasi Memahami informasi dari Memahami informasi, Aktif menyimak untuk
untuk mencapai informasi sederhana dari orang yang disampaikan berbagai sumber dan gagasan, emosi, memahami dan
tujuan bersama sederhana dan lain dan menyampaikan (ungkapan pikiran, menyampaikan pesan keterampilan dan menganalisis informasi,
mengungkapkannya informasi sederhana perasaan, dan menggunakan berbagai keprihatinan yang gagasan, emosi,
dalam bahasa lisan kepada orang lain keprihatinan) orang lain simbol dan media secara diungkapkan oleh orang keterampilan dan
menggunakan kata- dan menyampaikan efektif kepada orang lain lain menggunakan keprihatinan yang
katanya sendiri. informasi secara akurat untuk mencapai tujuan berbagai simbol dan disampaikan oleh orang
menggunakan berbagai bersama media secara efektif, lain dan kelompok
simbol dan media serta memanfaatkannya menggunakan berbagai
untuk meningkatkan simbol dan media secara
kualitas hubungan efektif, serta
Draf untuk bahan diskusi 22
Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas 3- Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak 1-2, usia 6-8 tahun) 4, usia 8-10 tahun), usia 10-12 tahun), pelajar SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18
pelajar pelajar pelajar tahun) pelajar

interpersonal guna menggunakan berbagai


mencapai tujuan strategi komunikasi
bersama. untuk menyelesaikan
masalah guna mencapai
berbagai tujuan
bersama.

Saling- Mengenali dan Mengenali kebutuhan- Menyadari bahwa setiap Menyadari bahwa Mendemonstrasikan Menyelaraskan kapasitas
ketergantungan menyampaikan kebutuhan diri sendiri orang membutuhkan meskipun setiap orang kegiatan kelompok yang kelompok agar para
positif kebutuhan- yang memerlukan orang lain dalam memiliki otonominya menunjukkan bahwa anggota kelompok dapat
kebutuhan diri orang lain dalam memenuhi masing-masing, setiap anggota kelompok saling membantu satu
sendiri dan orang pemenuhannya. kebutuhannya dan orang membutuhkan dengan kelebihan dan sama lain memenuhi
lain perlunya saling orang lain dalam kekurangannya masing- kebutuhan mereka baik
membantu memenuhi kebutuhannya. masing perlu dan dapat secara individual maupun
saling membantu kolektif.
memenuhi kebutuhan.

Koordinasi Melaksanakan Melaksanakan aktivitas Menyadari bahwa dirinya Menyelaraskan Membagi peran dan Menyelaraskan dan
Sosial aktivitas bermain kelompok sesuai memiliki peran yang tindakannya sesuai dengan menyelaraskan tindakan menjaga tindakan diri
sesuai dengan dengan kesepakatan berbeda dengan orang perannya dan dalam kelompok serta dan anggota
kesepakatan bersama dengan lain/temannya, serta mempertimbangkan peran menjaga tindakan agar kelompok agar sesuai
bersama dan saling bimbingan, dan saling mengetahui konsekuensi orang lain untuk mencapai selaras untuk mencapai antara satu dengan
mengingatkan mengingatkan adanya perannya terhadap tujuan bersama. tujuan bersama. lainnya serta menerima
adanya kesepakatan tersebut. ketercapaian tujuan. konsekuensi tindakannya
kesepakatan dalam rangka mencapai
tersebut. tujuan bersama.

Draf untuk bahan diskusi 23


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas 3- Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak 1-2, usia 6-8 tahun) 4, usia 8-10 tahun), usia 10-12 tahun), pelajar SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18
pelajar pelajar pelajar tahun) pelajar

Elemen kepedulian

Tanggap Mulai mengenali Peka dan Peka dan mengapresiasi Tanggap terhadap Tanggap terhadap Tanggap terhadap
terhadap dan mengapresiasi mengapresiasi orang- orang-orang di lingkungan sosial sesuai lingkungan sosial sesuai lingkungan sosial sesuai
lingkungan orang-orang di orang di lingkungan lingkungan sekitar, dengan tuntutan peran dengan tuntutan peran dengan tuntutan peran
Sosial rumah dan sekolah, sekitar, kemudian kemudian melakukan sosialnya dan menjaga sosialnya dan sosialnya dan
untuk merespon melakukan tindakan tindakan untuk menjaga keselarasan dalam berelasi berkontribusi sesuai berkontribusi sesuai
kebutuhan di sederhana untuk keselarasan dalam dengan orang lain. dengan kebutuhan dengan kebutuhan
rumah dan sekolah. mengungkapkannya. berelasi dengan orang masyarakat. masyarakat untuk
lain. menghasilkan keadaan
yang lebih baik.

Persepsi sosial Mengenali berbagai Mengenali berbagai Memahami berbagai Menerapkan pengetahuan Menggunakan Melakukan tindakan
reaksi orang lain di reaksi orang lain di alasan orang lain mengenai berbagai reaksi pengetahuan tentang yang tepat agar orang
lingkungan sekitar. lingkungan sekitar dan menampilkan respon orang lain dan sebab dan alasan orang lain merespon sesuai
penyebabnya. tertentu penyebabnya dalam lain menampilkan reaksi dengan yang diharapkan
konteks keluarga, sekolah, tertentu untuk dalam rangka
serta pertemanan dengan menentukan tindakan penyelesaian pekerjaan
sebaya. yang tepat agar orang dan pencapaian tujuan.
lain menampilkan respon
yang diharapkan.

Elemen Berbagi

Draf untuk bahan diskusi 24


Tidak untuk disebarluaskan
Sub-elemen Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas 3- Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
anak 1-2, usia 6-8 tahun) 4, usia 8-10 tahun), usia 10-12 tahun), pelajar SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18
pelajar pelajar pelajar tahun) pelajar

Mulai membiasakan Memberi dan Memberi dan menerima Memberi dan menerima Mengupayakan memberi Mengupayakan memberi
untuk berbagi menerima hal yang hal yang dianggap hal yang dianggap penting hal yang dianggap hal yang dianggap
kepada orangorang dianggap berharga dan penting dan berharga dan berharga kepada/dari penting dan berharga penting dan berharga
di sekitar. penting kepada/dari kepada/dari orang-orang orang-orang di lingkungan kepada masyarakat yang kepada orang-orang yang
orang-orang di di lingkungan sekitar baik luas/masyarakat baik yang membutuhkan bantuan membutuhkan di
lingkungan sekitar. yang dikenal maupun dikenal maupun tidak di sekitar tempat tinggal masyarakat yang lebih
tidak dikenal. dikenal. luas (negara, dunia).

Draf untuk bahan diskusi 25


Tidak untuk disebarluaskan
Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu Elemen dan Sub-elemen Mandiri
• Pemahaman diri dan situasi
pelajar yang memiliki prakarsa atas pengembangan
o Mengenali kualitas dan minat
dirinya dengan didasari pada pengenalan akan diri serta tantangan yang
dihadapi
kekuatan maupun keterbatasan dirinya serta situasi
o Mengembangkan refleksi diri
yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses • Regulasi diri
dan hasil belajarnya. Pelajar Indonesia mampu o Regulasi emosi
o Penetapan tujuan dan
menetapkan tujuan pengembangan dirinya secara rencana strategis
realistis dan menyusun rencana strategis untuk pengembangan diri
o Memiliki inisiatif dan bekerja
mencapainya, serta melakukan tindakan belajar atas secara mandiri
prakarsa yang muncul dari dirinya sendiri tanpa o Mengembangkan kendali dan
disiplin diri
perasaan terpaksa karena adanya tuntutan atau o Percaya diri, resilien dan
desakan dari orang lain. adaptif

Pelajar yang mandiri mampu mengelola pikiran, perasaan, dan tindakannya agar tetap optimal untuk
mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama-
sama dengan orang lain. Pelajar mandiri senantiasa melakukan evaluasi atas kemampuan dirinya dan
berkomitmen untuk terus mengembangkan dirinya agar dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai
tantangan yang dihadapinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada lingkup
lokal maupun global.

Pelajar mandiri memiliki dorongan belajar yang berasal dari dalam dirinya sehingga akan merasakan
beberapa keuntungan, seperti performa belajarnya yang baik, terlibat secara penuh dalam aktivitas
belajar, merasakan emosi positif dalam belajar, mempersepsikan dirinya kompeten, dan berorientasi
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Pelajar mandiri proaktif membuat
pilihan berdasarkan realita menurut pandangan mereka, bukan hanya sebagai penerima yang pasif.
Pelajar mandiri juga mampu membuat keputusan selama aktivitas belajar, dimulai dari menetapkan
tujuan belajar, memilih metode belajar, memaknakan materi yang dipelajari dan kemajuan yang
dicapainya, memantau prosedur belajar, serta mengevaluasi usaha belajarnya.

Elemen-elemen kunci dari mandiri adalah:


• Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi.

26
Pelajar Indonesia yang mandiri senantiasa
melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya Pelajar mandiri menekankan pada prakarsa
dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi dan tanggung jawab atas pembelajaran dan
pengembangan dirinya dengan
terhadap kondisi diri, baik kelebihan mempertimbangkan potensi, minat, situasi dan
maupun keterbatasan dirinya, serta situasi tuntutan perkembangan.

yang dihadapi. Hal ini akan membuat ia Pelajar yang mandiri mampu mengelola
mengenali dan menyadari kebutuhan pikiran, perasaan, dan tindakannya agar tetap
optimal untuk mencapai tujuan belajar dan
pengembangan dirinya yang sesuai dengan pengembangan dirinya, baik yang dilakukan
perubahan dan perkembangan yang terjadi. sendiri maupun bersama-sama dengan orang
lain.
Kesadaran tersebut akan membantunya
untuk dapat menetapkan tujuan belajar dan Pelajar yang mandiri mampu menetapkan
tujuan belajar dan pengembangan dirinya dan
pengembangan diri yang sesuai dengan
merencanakan langkah-langkah strategi untuk
kondisi diri dan situasi yang dihadapi, mencapainya, senantiasa memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil belajarnya.
memilih strategi belajar yang sesuai, serta
mengantisipasi tantangan dan hambatan Ketika menemui hambatan, pelajar mandiri
tidak mudah menyerah dan akan berusaha
yang mungkin terjadi.
mencari atau memodifikasi strategi/metode
• Regulasi diri. belajar yang lebih sesuai, serta
mengidentifikasi sumber-sumber bantuan
Pelajar Indonesia yang mandiri mampu Ketika diperlukan
mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku
dirinya untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang akademik
maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan belajar dan pengembangan dirinya
serta merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan
dirinya dan tuntutan situasi yang dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dapat
dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan semangat belajar agar tetap optimal
untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa memantau dan mengevaluasi upaya
belajar yang dilakukan dan hasil belajar yang dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam
belajar, ia tidak mudah menyerah dan akan berusaha mencari strategi atau metode yang lebih
sesuai untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan belajarnya.

27
Alur Perkembangan Dimensi Mandiri

Sub-elemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A Di Akhir Fase B Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Jenjang Di Akhir Fase E (Jenjang
PAUD, anak (Kelas 1-2, usia (Kelas 3-4, usia 8-10 5-6, usia 10-12 tahun), SMP, usia 13-15 tahun), SMA/SMK, usia 16-18 tahun)
6-8 tahun) tahun), pelajar pelajar pelajar pelajar
pelajar

Elemen Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi

Mengenali Mengenali Mengidentifikasi Mengidentifikasi Menggambarkan Membuat penilaian Mengidentifikasi kekuatan dan
kualitas dan kemampuan dan dan kemampuan, pengaruh kualitas yang realistis terhadap tantangan-tantangan yang
minat diri serta minat/kesukaan menggambarkan prestasi, dan dirinya terhadap kemampuan dan minat , akan dihadapi pada konteks
tantangan yang diri serta kemampuan, ketertarikannya pelaksanaan dan hasil serta prioritas pembelajaran, sosial dan
dihadapi menerima prestasi, dan serta tantangan belajar; serta pengembangan diri pekerjaan yang akan dipilihnya
keberadaaan dan ketertarikannya yang dihadapi mengidentifikasi berdasarkan di masa depan.
keunikan diri secara subjektif berdasarkan kemampuan yang ingin pengalaman belajar dan
sendiri kejadian-kejadian dikembangkan dengan aktivitas lain yang
yang dialaminya mempertimbangkan dilakukannya.
dalam kehidupan tantangan yang
sehari-hari. dihadapinya dan
umpan balik dari
orang dewasa

28
Mengembangka Menceritakan Melakukan Melakukan refleksi Melakukan refleksi Memonitor kemajuan Melakukan refleksi terhadap
n refleksi diri pengalaman refleksi untuk untuk untuk mengidentifikasi belajar yang dicapai umpan balik dari teman, guru,
belajarnya di mengidentifikasi mengidentifikasi faktor-faktor di dalam serta memprediksi dan orang dewasa lainnya,
rumah maupun di kekuatan dan kekuatan, maupun di luar dirinya tantangan pribadi dan serta informasi-informasi karir
sekolah. kelemahan, kelemahan, dan yang dapat akademik yang akan yang akan dipilihnya untuk
serta prestasi prestasi dirinya, mendukung/mengham muncul berlandaskan menganalisis karakteristik dan
dirinya. serta situasi yang batnya dalam belajar pada pengalamannya keterampilan yang dibutuhkan
dapat mendukung dan mengembangkan untuk dalam menunjang atau
dan menghambat diri; serta mempertimbangkan menghambat karirnya di masa
pembelajaran dan mengidentifikasi cara- strategi belajar yang depan.
pengembangan cara untuk mengatasi sesuai.
dirinya kekurangannya.

Elemen Regulasi Diri

Regulasi emosi Mengenali emosi- Mengidentifikasi Mengetahui adanya Memahami perbedaan Memahami dan Mengendalikan dan
emosi yang perbedaan pengaruh orang emosi yang dirasakan memprediksi menyesuaikan emosi yang
dirasakan dan emosi yang lain, situasi, dan dan dampaknya konsekuensi dari emosi dirasakannya secara tepat
situasi yang dirasakannya peristiwa yang terhadap proses dan pengekspresiannya ketika menghadapi situasi yang
menyebabkannya dan situasi- terjadi terhadap belajar dan dan menyusun langkah- menantang dan menekan pada
, serta mulai situasi yang emosi yang interaksinya dengan langkah untuk konteks belajar, relasi, dan
belajar menyebabkanny dirasakannya; serta orang lain; serta mengelola emosinya pekerjaan.
mengeskpresikan a; serta berupaya untuk mencoba cara-cara dalam pelaksanaan
emosi secara mengekspresika mengekspresikan yang sesuai untuk belajar dan berinteraksi
wajar n secara wajar emosi secara tepat mengelola emosi agar dengan orang lain.
dengan dapat menunjang
mempertimbangkan aktivitas belajar dan
perasaan dan interaksinya dengan
kebutuhan orang orang lain.
lain disekitarnya

29
Penetapan Menceritakan Menetapkan Menjelaskan Menilai faktor-faktor Merancang strategi Mengevaluasi efektivitas
tujuan dan aktivitas yang target belajar pentingnya memiliki (kekuatan dan yang sesuai untuk strategi pembelajaran
rencana akan dilakukan dan tujuan dan kelemahan) yang ada menunjang pencapaian digunakannya, serta
strategis untuk merencanakan berkomitmen dalam pada dirinya dalam tujuan belajar dan menetapkan tujuan
pengembangan menyelesaikan waktu dan mencapainya serta upaya mencapai tujuan pengembangan diri pengembangan diri secara
diri tugas yang tindakan belajar mengeksplorasi belajar dan dengan spesifik dan merancang
diberikan yang akan langkah-langkah pengembangan dirinya mempertimbangkan strategi yang sesuai untuk
dilakukannya. yang sesuai untuk dan mencoba berbagai kekuatan dan menghadapi tantangan-
mencapainya strategi untuk kelemahan dirinya, serta tantangan yang akan dihadapi
mencapainya. situasi yang dihadapi. pada konteks pembelajaran,
sosial dan pekerjaan yang akan
dipilihnya di masa depan.

Menunjukkan Mencoba Berinisiatif Mempertimbangka Memahami arti Mengkritisi efektivitas Menentukan prioritas pribadi,
inisiatif dan mengerjakan untuk n, memilih dan penting bekerja secara dirinya dalam bekerja berinisiatif mencari dan
bekerja secara berbagai tugas mengerjakan mengadopsi mandiri serta inisiatif secara mandiri dengan mengembangkan pengetahuan
mandiri sederhana tugas-tugas berbagai strategi untuk melakukannya mengidentifikasi hal-hal dan keterampilan yang spesifik
dengan rutin secara dan dalam menunjang yang menunjang sesuai tujuan di masa depan.
pengawasan dan mandiri dibawah mengidentifikasi pembelajaran dan maupun menghambat
dukungan orang pengawasan dan sumber bantuan pengembangan dirinya dalam mencapai tujuan.
dewasa dukungan orang yang diperlukan
dewasa serta berinisiatif
menjalankannya
untuk mendapatkan
hasil belajar yang
diinginkan.

Mengembangka Mengatur diri Melaksanakan Menjelaskan Mengidentifikasi Berkomitmen dan Melakukan tindakan-tindakan
n pengendalian agar dapat kegiatan belajar pentingnya faktor-faktor yang menjaga konsistensi secara konsisten guna
dan disiplin diri menyelesaikan di kelas dan mengatur diri dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang mencapai tujuan karir dan
menyelesaikan secara mandiri dan kemampuan dalam telah direncanakannya pengembangan dirinya di masa

30
kegiatannya tugas-tugas mulai menjalankan mengelola diri dalam untuk mencapai tujuan depan, serta berusaha
hingga tuntas. dalam waktu kegiatan dan tugas pelaksanaan aktivitas belajar dan mencari dan melakukan
yang telah yang telah sepakati belajar dan pengembangan diri yang alternatif tindakan lain yang
disepakati. secara mandiri pengembangan dirinya. diharapkannya dapat dilakukan ketika
menemui hambatan.

Percaya diri, Berani mencoba, Berani mencoba Tetap bertahan Menyusun, Membuat rencana baru Menyesuaikan dan mulai
resilien, dan adaptif dalam dan adaptif mengerjakan tugas menyesuaikan, dan dengan mengadaptasi, menjalankan rencana dan
adaptif situasi baru, dan menghadapi ketika dihadapkan mengujicobakan dan memodifikasi strategi pengembangan dirinya
mencoba untuk situasi baru dengan tantangan berbagai strategi dan strategi yang sudah dengan mempertimbangkan
tidak mudah serta bertahan dan berusaha cara kerjanya untuk dibuat ketika upaya minat dan tuntutan pada
menyerah saat mengerjakan menyesuaikan membantu dirinya sebelumnya tidak konteks belajar maupun
mendapatkan tugas-tugas yang strateginya ketika dalam penyelesaian berhasil, serta pekerjaan yang akan
tantangan disepakati upaya sebelumnya tugas yang menantang menjalankan kembali dijalaninya di masa depan,
hingga tuntas tidak berhasil. tugasnya dengan serta berusaha untuk
keyakinan baru. mengatasi tantangan-
tantangan yang ditemui.

31
Bernalar kritis

Pelajar Indonesia bernalar secara kritis dalam upaya


Elemen dan Sub-elemen Bernalar
Kritis mengembangkan dirinya dan menghadapi tantangan,
• Memperoleh dan terutama tantangan di abad 21. Pelajar Indonesia yang
memproses informasi dan bernalar kritis berpikir secara adil sehingga dapat
gagasan
membuat keputusan yang tepat dengan
o Mengajukan
pertanyaan mempertimbangkan banyak hal berdasarkan data dan
o Mengidentifikasi, fakta yang mendukung. Pelajar Indonesia yang bernalar
mengklarifikasi, dan
kritis mampu memproses informasi baik kualitatif
mengolah informasi
dan gagasan maupun kuantitatif secara objektif, membangun
• Menganalisis dan keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
mengevaluasi penalaran dan
informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Selain
prosedurnya
• Refleksi pemikiran dan itu, pelajar yang bernalar kritis memiliki kemampuan
proses berpikir literasi, numerasi, serta memanfaatkan teknologi
informasi. Hal ini membuat Pelajar Indonesia mampu
mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan. Berbekal kemampuan nalar kritis, pelajar
Indonesia mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi pelbagai persoalan yang
dihadapi, baik di lingkungan belajar maupun di kehidupan nyata.

Lebih jauh lagi, pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu melihat suatu hal dari berbagai
perspektif dan terbuka terhadap pembuktian baru, termasuk pembuktian yang dapat
menggugurkan pendapat yang semula diyakini. Kemampuan ini dapat mengarahkan pelajar
Indonesia menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka sehingga ia mau memperbaiki pendapat
serta selalu menghargai orang lain. Selain itu, pelajar Indonesia yang bernalar kritis dapat berpikir
secara sistematis dan saintifik, menarik kesimpulan dari fakta yang ada, dan memecahkan masalah.
Kemampuan ini mengarahkan pelajar Indonesia menjadi pribadi yang bertanggung jawab penuh
terhadap keputusan yang diambil dengan tepat dan senantiasa berkontribusi aktif dalam mencari
solusi suatu permasalahan. Hal ini dilakukan juga dengan memperkuat pengetahuan dan
kemampuan (di berbagai disiplin ilmu) Bahasa, ilmu alam, dan sosial.

Elemen-elemen kunci dari bernalar kritis adalah:

32
• Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan. Pelajar Indonesia memproses
Pendidikan di era Revolusi Industri 4.0
gagasan dan informasi, baik dengan data bukan saja perlu mendorong pelajar
kualitatif maupun kuantitatif. Ia memiliki rasa mengembangkan pemahaman dan
keterampilan untuk melakukan
keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang kegiatan yang dapat dilakukan
relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi menggunakan teknologi; tetapi juga
memahami apa yang tidak dapat
gagasan dan informasi yang diperoleh, serta dilakukan teknologi, yaitu kemampuan
mengolah informasi tersebut. Ia juga mampu bernalar kritis sesuai konteks
kehidupan nyata yang kompleks, serta
membedakan antara isi informasi atau kemampuan berpikir kreatif.
gagasan dari penyampainya. Selain itu, ia
Teknologi beroperasi dan memprediksi
memiliki kemauan untuk mengumpulkan suatu kejadian berdasarkan asumsi-
data atau fakta yang berpotensi asumsi. Namun dalam melakukan hal
yang sama, manusia punya
menggugurkan opini atau keyakinan pribadi. kemampuan untuk berpikir,
Berbekal kemampuan tersebut, Pelajar “bagaimana jika kali ini berbeda dari
pola sebelumnya?” Manusia, apabila
Indonesia dapat mengambil keputusan dilatih nalarnya, dapat peka terhadap
dengan tepat berdasarkan informasi dari situasi emosi dan budaya dalam
mengambil keputusan. Hal ini tidak
berbagai sumber yang relevan dan akurat. dapat, atau belum dapat, dilakukan
• Menganalisis dan mengevaluasi penalaran. oleh mesin atau teknologi.

Pelajar Indonesia menggunakan nalarnya Pelajar Indonesia yang bernalar kritis


sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam bukan pelajar yang berkompetisi
dengan teknologi. Mereka tidak cemas
pengambilan keputusan dan tindakan dan bimbang dengan perkembangan
dengan melakukan analisis serta evaluasi dari teknologi, dan justru menggunakannya
untuk meningkatkan kualitas hidup
gagasan dan informasi yang ia dapatkan. Ia dirinya, masyarakat, lingkungan
juga mampu membedakan komponen- sekitarnya dan juga lingkungan global.

komponen dalam setiap pengambilan


keputusan, seperti pertimbangan akan
faktor-faktor eksternal, risiko, dan tujuan.
• Merefleksi pemikiran dan proses berpikir. Pelajar Indonesia melakukan refleksi terhadap
berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir
tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta
putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari perkembangan serta keterbatasan daya
pikirnya. Hal ini membuatnya menyadari bahwa ia dapat terus mengembangkan kapasitas
dirinya melalui proses refleksi, usaha memperbaiki strategi, dan gigih dalam mengujicoba

33
berbagai alternatif solusi (merupakan bagian dari growth mindset). Selain itu, ia memiliki
kemauan untuk mengubah opini atau keyakinan pribadi tersebut jika memang
bertentangan dengan bukti yang ada.

34
Alur Perkembangan Dimensi Bernalar Kritis

Sub-elemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A Di Akhir Fase B Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D Di Akhir Fase E (Jenjang SMA/SMK,
PAUD, anak (Kelas 1-2, usia (Kelas 3-4, usia 8- 5-6, usia 10-12 (Jenjang SMP, usia 13- usia 16-18 tahun) pelajar
6-8 tahun) 10 tahun), pelajar tahun), pelajar 15 tahun), pelajar
pelajar

Elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

Mengajukan Bertanya untuk Mengajukan Mengajukan Mengajukan Mengajukan Mengajukan pertanyaan untuk
pertanyaan memenuhi pertanyaan untuk pertanyaan untuk pertanyaan untuk pertanyaan untuk menganalisis secara kritis
rasa ingin tahu menjawab mengidentifikasi membandingkan klarifikasi dan permasalahan yang kompleks dan
terhadap diri keingintahuannya suatu berbagai informasi interpretasi informasi, abstrak.
dan dan untuk permasalahan dan dan untuk menambah serta mencari tahu
lingkungannya. mengidentifikasi mengkonfirmasi pengetahuannya. penyebab dan
suatu pemahaman konsekuensi dari
permasalahan terhadap suatu informasi tersebut.
mengenai dirinya permasalahan
dan lingkungan mengenai dirinya
sekitarnya. dan lingkungan
sekitarnya.

35
Mengidentifikasi, Mengidentifika Mengidentifikasi Mengumpulkan, Mengumpulkan, Mengidentifikasi, Secara kritis mengklarifikasi serta
mengklarifikasi, si dan dan mengolah mengklasifikasikan, mengklasifikasikan, mengklarifikasi, dan menganalisis gagasan dan informasi
dan mengolah mengolah informasi dan membandingkan membandingkan, dan menganalisis informasi yang kompleks dan abstrak dari
informasi dan informasi dan gagasan dan memilih memilih informasi dari yang relevan serta berbagai sumber. Memprioritaskan
gagasan gagasan informasi dan berbagai sumber, memprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan
sederhana. gagasan dari serta memperjelas beberapa gagasan dari hasil klarifikasi dan analisis.
berbagai sumber. informasi dengan tertentu.
bimbingan orang
dewasa.

Elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya

Menyebutkan Melakukan Menjelaskan Menjelaskan alasan Membuktikan Menganalisis dan mengevaluasi


alasan dari penalaran konkrit alasan yang yang relevan dan penalaran dengan penalaran yang digunakannya dalam
pilihan atau dan memberikan relevan dalam akurat dalam berbagai argumen menemukan dan mencari solusi serta
keputusannya alasan dalam penyelesaian penyelesaian masalah dalam mengambil mengambil keputusan.
menyelesaikan masalah dan dan pengambilan suatu simpulan atau
masalah dan pengambilan keputusan keputusan.
mengambil keputusan
keputusan

Elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir

36
Merefleksi dan Menyampaika Menyampaikan Menyampaikan Memberikan alasan Menjelaskan asumsi Menjelaskan alasan untuk
mengevaluasi n apa yang apa yang sedang apa yang sedang dari hal yang yang digunakan, mendukung pemikirannya dan
pemikirannya dipikirkan dipikirkan secara dipikirkan dan dipikirkan, serta menyadari memikirkan pandangan yang
sendiri dengan singkat terperinci menjelaskan menyadari kecenderungan dan mungkin berlawanan dengan
alasan dari hal kemungkinan adanya konsekuensi bias pada pemikirannya dan mengubah
yang dipikirkan bias pada pemikirannya, serta pemikirannya jika diperlukan.
pemikirannya sendiri berusaha
mempertimbangkan
perspektif yang
berbeda.

37
Kreatif

Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang kreatif. Ia Elemen dan Sub-elemen Kreatif
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, • Menghasilkan gagasan yang
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Keorisinalan, orisinal
• Menghasilkan karya dan tindakan
kebermaknaan, kebermanfaatan, dan dampak ini dapat
yang orisinal
berupa hal yang personal hanya untuk dirinya maupun • Memiliki keluwesan berpikir
lebih luas ke orang lain dan lingkungan. Sesuatu yang dalam mencari alternatif solusi
permasalahan
dihasilkan ini dapat berupa gagasan, tindakan, dan karya
nyata. Pelajar yang kreatif menggunakan imajinasi dan
pengalamannya secara bebas dalam berkreasi untuk mengembangkan diri, menemukan kebahagiaan,
hingga memecahkan pelbagai persoalan. Ia juga selalu berupaya untuk mewujudkan gagasan atau
idenya menjadi suatu tindakan atau karya nyata dan cenderung berani mengambil risiko dalam
berkreasi.

Pelajar Indonesia mengembangkan kemampuan kreatifnya dengan memahami dan mengekspresikan


emosi dan perasaan dirinya, melakukan refleksi, dan melakukan proses berpikir kreatif. Berpikir kreatif
yang dimaksud adalah proses berpikir yang memunculkan gagasan baru dan pertanyaan-pertanyaan,
mencoba berbagai alternatif pilihan, mengevaluasi gagasan dengan menggunakan imajinasinya, dan
memiliki keluwesan berpikir. Keluarga, guru, dan sekolah memiliki peranan penting dalam mendorong
pelajar Indonesia untuk memaksimalkan proses berpikir kreatifnya, sehingga ia dapat menjadi pribadi
yang kreatif.

Pelajar Indonesia yang kreatif memiliki sensitivitas tinggi dalam menghadapi suatu persoalan.
Sensitivitas ini membuatnya mampu mengidentifikasi dan mencari solusi alternatif saat pendekatan
yang diambilnya belum berhasil serta bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif ketika
menghadapi perubahan situasi dan kondisi. Pengembangan kreativitas dilakukan Pelajar Indonesia
untuk mengekspresikan diri, mengembangkan diri, dan menghadapi berbagai tantangan seperti
perubahan dunia yang begitu cepat dan ketidakpastian masa depan. Berbekal kemampuan kreatif,
Pelajar Indonesia mampu merespon dan menanggapi hal-hal baru, melakukan hal yang diminati dan
membahagiakan dirinya, hingga sanggup memecahkan pelbagai persoalan. Pada akhirnya, ia tampil
menjadi sosok yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi tinggi dalam menghadapi segala tantangan.

38
Pengembangan kreativitas dilakukan Pelajar

Kemampuan memecahkan dan menyelesaikan Indonesia untuk mengekspresikan diri,


masalah (problem solving) akan terbangun ketika mengembangkan diri, dan menghadapi
dua dimensi utama pembentuknya, yaitu
bernalar kritis dan kreatif, berkembang secara berbagai tantangan seperti perubahan dunia
optimal. Mengidentifikasi masalah yang begitu cepat dan ketidakpastian masa
membutuhkan penalaran kritis, sementara ide-
ide sebagai jalan keluar dari masalah itu lahir depan. Berbekal kemampuan kreatif, Pelajar
dari proses berpikir kreatif. Indonesia mampu merespon dan

Proses penyelesaian masalah tidak hanya menanggapi hal-hal baru, melakukan hal
bergantung pada kemampuan berpikir, namun yang diminati dan membahagiakan dirinya,
juga berempati pada pemangku kepentingan.
Kepekaan seseorang terhadap lingkungan hingga sanggup memecahkan pelbagai
sekitarnya, kemauan untuk mengeksplorasi persoalan. Pada akhirnya, ia tampil menjadi
kebutuhan masyarakat, sehingga ia mampu
merancang jalan keluar sesuai dengan harapan sosok yang memiliki kepercayaan diri dan
masyarakat dan berdampak baik pada motivasi tinggi dalam menghadapi segala
lingkungan.
tantangan.

Elemen-elemen kunci dari kreatif adalah:

● Menghasilkan gagasan yang orisinal. Pelajar yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang
orisinal. Gagasan ini terbentuk dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran dan/atau
perasaan sampai dengan gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya
dengan perasaan dan emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar
tersebut sepanjang hidupnya. Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan berpikir kreatif,
dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dengan perspektif
yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada, mengaplikasikan ide baru sesuai
dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan memunculkan berbagai alternatif
penyelesaian.
● Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Pelajar yang kreatif menghasilkan karya dan
tindakan yang orisinal berupa representasi kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran
digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Ia menghasilkan karya dan melakukan tindakan
didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pelajar yang
kreatif cenderung berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan tindakan.

39
● Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan. Pelajar yang
kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan yang ia
hadapi. Ia mampu menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif
kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu mengidentifikasi,
membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi alternatif saat pendekatan
yang diambilnya tidak berhasil. Pada akhirnya, pelajar kreatif mampu bereksperimen dengan
berbagai pilihan secara kreatif Ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi.

40
Alur Perkembangan Dimensi Kreatif

Sub- Di Akhir Fase PAUD, Di Akhir Fase A (Usia Di Akhir Fase B (Usia Di Akhir Fase B (Usia Di Akhir Fase C (Usia Di Akhir Fase D (Usia 16-
elemen anak 7-8 tahun), pelajar 9-10 tahun), pelajar 11-12 tahun), pelajar 13-15 tahun), pelajar 18 tahun) pelajar

Elemen menghasilkan gagasan yang orisinal

Menggabungkan Menggabungkan Memunculkan Mengembangkan Menghubungkan Menghasilkan gagasan


beberapa gagasan beberapa gagasan gagasan imajinatif gagasan yang ia miliki gagasan yang ia miliki yang beragam untuk
menjadi ide atau menjadi ide atau baru yang bermakna untuk membuat dengan informasi mengekspresikan pikiran
gagasan sederhana gagasan imajinatif yang dari beberapa kombinasi hal yang atau gagasan baru dan/atau perasaannya,
dan imajinatif yang bermakna untuk gagasan yang baru dan imajinatif untuk menghasilkan menilai gagasannya,
bermakna untuk mengekspresikan berbeda sebagai untuk kombinasi gagasan serta memikirkan segala
mengekspresikan pikiran dan/atau ekspresi pikiran mengekspresikan baru dan imajinatif risikonya dengan
pikiran dan/atau perasaannya. dan/atau pikiran dan/atau untuk mempertimbangkan
perasaannya. perasaannya. perasaannya. mengekspresikan banyak perspektif
pikiran dan/atau seperti etika dan nilai
perasaannya. kemanusiaan ketika
gagasannya
direalisasikan.

Elemen menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan
mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan pikiran
pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau dan/atau perasaannya
perasaannya dalam perasaannya dalam perasaannya sesuai perasaannya sesuai perasaannya dalam dalam bentuk karya
bentuk karya dan/atau bentuk karya dan/atau dengan minat dan dengan minat dan bentuk karya dan/atau tindakan, serta
tindakan sederhana tindakan serta kesukaannya dalam kesukaannya dalam dan/atau tindakan, mengevaluasinya

41
serta mengapresiasi mengapresiasi karya bentuk karya bentuk karya dan/atau serta dan mempertimbangkan
karya dan tindakan dan tindakan yang dan/atau tindakan tindakan serta mengevaluasinya dampak dan risikonya
yang dihasilkan dihasilkan serta mengapresiasi mengapresiasi dan dan mempertimbang bagi diri dan
karya dan tindakan mengkritik karya dan kan dampaknya bagi lingkungannya dengan
yang dihasilkan tindakan yang orang lain menggunakan berbagai
dihasilkan perspektif.

Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menentukan pilihan Mengidentifikasi Membandingkan berupaya mencari Menghasilkan Bereksperimen


dari beberapa gagasan-gagasan gagasan-gagasan solusi alternatif saat solusi alternatif dengan berbagai
alternatif yang kreatif untuk kreatif untuk pendekatan yang dengan pilihan secara kreatif
diberikan menghadapi situasi menghadapi situasi diambil tidak mengadaptasi untuk memodifikasi
dan permasalahan. dan permasalahan. berhasil berdasarkan berbagai gagasan gagasan sesuai dengan
identifikasi terhadap dan umpan balik perubahan situasi.
situasi untuk menghadapi
situasi dan
permasalahan

42

Anda mungkin juga menyukai