Anda di halaman 1dari 36

Bimtek

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Bagi Wakamad Bidang Kurikulum dan


Guru RA, MI, MTs, dan MA
Majalengka, 13 – 16 Juni 2023

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Siapa Rahmat Saleh?
• Guru Bahasa Indonesia di SMKN 1 Majalengka
• Baru 43 tahun usianya
• Baru 20 tahun mengajar
• Baru 36 kali menjadi peserta pelatihan kurikulum sejak 2004
s.d. 2023
• Baru 15 kali menjadi Narsum tentang kurikulum
• Baru 22 kali menulis artikel
• Baru 10 buku yang ditulis ber-ISBN
• Baru 4 tahun menjadi anggota Tim Penggembang Kurikulum
(TPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah

• Pahami Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia Nomor 347 Tahun
2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, berisi:
1) Standar Kelulusan
2) Standar Isi
3) Standar Kurikulum
4) Implementasi Kurikulum di Madrasah
5) Pembelajaran dan Asesmen
6) Penguatan Profil Pelajar Pancasila
7) Kurikulum Operasional Madrasah
8) Monev Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Madrasah
9) Sosialisasi dan Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah
10) Capaian Pembelajaran
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi
yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk
memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai menjadi
tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang
dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase.
Proses berpikir dalam merencanakan pembelajaran ditunjukkan dalam
gambar di bawah ini.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika
dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum
dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase).
Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

FASE KURIKULUM
MERDEKA

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran
dalam perencanaan pembelajaran:
• Pembelajaran yang fleksibel, Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode
(misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang
untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi
pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
• Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik, Fase belajar seorang peserta didik
menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya.
Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi
pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya.
Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
• Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif, Satu fase biasanya, lintas kelas, misalnya CP
Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun
ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi
tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga
perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas
VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan
pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi
dari capaian untuk setiap mata pelajaran.
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang
memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk
belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan
dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah.
• CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme
dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by
Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam
kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun
melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada
mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu
fenomena.
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase.
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Penjelasan Aspek Pemahaman
• Penjelasan (Explanation)
Segi penjelasan meminta peserta untuk mengatakan ide besar dengan kata-kata mereka sendiri, membuat koneksi,
menunjukkan pekerjaan mereka, menjelaskan reaksi mereka, dan mendorong pemahaman teori dari data.
• Interpretasi (Interpretation)
Interpretasi menuntut siswa atau peserta didik untuk memahami cerita, karya seni, data, situasi, atau klaim kebenaran.
Intepretasi juga melibatkan penerjemahan ide, perasaan, atau pekerjaan yang dilakukan dalam satu media ke media lainnya.
• Aplikasi (Application)
Siswa atau peserta didik yang memahami dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam situasi baru dan
menekankan pada aplikasi dalam konteks otentik dengan situasi yang nyata atau disimulasikan.
• Perspektif (Perspective)
Perspektif ditunjukkan Ketika siswa atau peserta didik dapat melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda, mengartikulasikan
sisi lain dari suatu permasalahan, melihat gambaran besar, mengenali asumsi yang mendasarinya, dan mengambil sikap kritis.
• Empati (Emphaty)
Imajinasi intelektual sangat penting bagi peserta didik untuk memahami dan memanifestasikan dirinya tidak hanya dalam seni
dan sastra tetapi lebih umum melalui kemampuan untuk menghargai orang-orang yang berpikir dan bertindak secara berbeda
dari mereka.
• Pengetahuan Mandiri (Self Knowledge)
Melalui penilaian diri sendiri, peserta didik akan memperoleh pengetahuan mandiri berupa wawasan lengkap tentang seberapa
batasan yang bisa mereka lakukan di dunia nyata, seberapa kapasitas mereka dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan
kemungkinan apa yang harus mereka kuasai untuk berkembang lebih jauh lagi.
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap pendidik perlu
familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah mereka akan
mengembangkan kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau
tidak.

Kompetensi apa
saja yang perlu
dimiliki peserta Apakah capaian
Kata-kata kunci Apakah ada hal-
didik untuk yang ditargetkan
apa yang penting hal yang sulit
sampai di sudah biasa saya
dalam CP? saya pahami?
capaian ajarkan?
pembelajaran
akhir fase?

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa
yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini,
pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang
telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan
pembelajaran.
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum
mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan
belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu.
Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP). Dengan demikian, pendidik dapat melakukan
proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Untuk memahami kaitan dan posisi
Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan
Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dalam Kurikulum
Operasional, mari kita memahami
terlebih dahulu konsep Backward
Design.

Dengan demikian, harapannya satuan


pendidikan dapat merumuskan TP dan
ATP secara mandiri, sesuai karakteristik
dan situasi masing-masing.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Pendekaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Backward Design

Pendekatan yang
Tujuan lebih disengaja dan
Pembelajaran terencana untuk
mencapai hasil yang
diinginkan lebih
efektif
Asesmen

Aktivitas Belajar

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Maksud pendidikan itu adalah menuntun


segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia,
maupun anggota masyarakat
(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4)

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Mari kita pahami penjelasan di bawah ini!

•https://youtu.be/R3jMf0-SzCI

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Agar berpihak pada anak dan menuntun mereka pada
kekuatan kodratnya, Tujuan Pembelajaran harus
memperhatikan tahap perkembangan anak.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Capaian Pembelajaran (CP), terdiri dari:
Kompetensi kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
Konten ilmu pengetahuan inti / konsep utama / lingkup
materi yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Contoh : Pada Bidang Studi PPKn

KOMPETENSI KONTEN
Mengidentifikasi • keanggotaan kelompok lokal, nasional, regional, dan global
Memahami • pengaruh keanggotaan terhadap pembentukan identitas
Mengkaji • pertukaran budaya, kolaborasi, kebhinekaan
• kearifan lokal, identitas, produk dalam negri

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Rumusan Tujuan Pembelajaran
KOMPETENSI KONTEN
Mengidentifikasi • keanggotaan kelompok lokal, nasional, regional, dan global
Memahami • pengaruh keanggotaan terhadap pembentukan identitas
Mengkaji • pertukaran budaya, kolaborasi, kebhinekaan
• kearifan lokal, identitas, produk dalam negri

Tujuan Pembelajaran:
1. Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan di berbagai level (lokal - global) terhadap pembentukan
identitas
2. Mengevaluasi pembentukan identitas suatu negara
3. Menyampaikan hasil evaluasinya dalam bentuk presentasi dengan data yang relevan

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Contoh : Pada Matematika Fase E
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen), serta
menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam bunga tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat
menggunakan sistem persamaan linear tiga variabel, sistem pertidaksamaan linear dua variabel, persamaan dan fungsi
kuadrat dan persamaan dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan
perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat
menginterpretasi dan membandingkan himpunan data berdasarkan distribusi data, menggunakan diagram pencar untuk
menyelidiki hubungan data numerik, dan mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang
dan menentukan frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas.

KOMPETENSI KONTEN

Menggeneralisasi 1. Sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen)


Menggunakan 2. Barisan dan deret
Menentukan 3. Persamaan linier , Fungsi kuadrat, eksponensial
4. Perbandingan Trigonometri
Memecahkan masalah 5. Himpunan Data
Menginterpretasi 6. Diagram pencar dan laopran statistika
Membandingkan 7. Peluang dan Frekuensi harapan
Mengevaluasi
Menjelaskan
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Rumusan Tujuan Pembelajaran
KOMPETENSI KONTEN

Menggeneralisasi 1. Sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen)


Menggunakan 2. Barisan dan deret
Menentukan 3. Persamaan linier , Fungsi kuadrat, eksponensial
Memecahkan masalah 4. Perbandingan Trigonometri
Menginterpretasi 5. Himpunan Data
Membandingkan 6. Diagram pencar dan laopran statistika
Mengevaluasi 7. Peluang dan Frekuensi harapan
Menjelaskan

Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu memahami sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen)
2. Peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen)
3. Peserta didik mampu menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen)

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
LEMBAR KERJA 1 : MERUMUSKAN KOMPETENSI DAN KONTEN DALAM CAPAIAN PEMBELAJARAN

CP Lihat di Lampiran SK BSKAP Nomor 033/H/KR/2022 CAPAIAN PEMBELAJARAN

ELEMEN KALIMAT CP KOMPETENSI KONTEN

Rumusan Kalimat TP hasil analisis CP :


1. ................................
2. ................................
3. ................................
4. Dst.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa


dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk
perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu tahun.

ATP merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis


menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu kegiatan.

ATP merupakan rangkaian unit-unit kompetensi yang akan dipelajari


dalam satu mapel

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan:

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran
harian (goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran.
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan
khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit,
7. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila
dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai
cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open
and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007;
Reigeluth & Keller, 2009):

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap kotak tujuan
pembelajaran merupakan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
dan alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan pembelajaran yang telah disusun.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Contoh Format ATP (Standar Minimal)
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Contoh ATP :
https://static.perangkat-ajar.belajar.id/SMK.F.MNJ.ARS.1.pdf

Setelah membuat ATP (Alur Tujuan Pembelajaran) guru selanjutnya membuat Modul Ajar (MA), dalam
tuntutan pengembangannya perlu dibuatkan terlebih dahulu KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran) KKTP merupakan turunan secara lebih detail/khusus dari tujuan pembelajaran yang
selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan asesmen pembelajaran.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Pendekatan 2: menggunakan rubrik
Contoh: Tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan
dan penulisan
Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak, cakap, dan mahir. Dalam setiap
tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa peserta didik.
Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh peserta didik.

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
Lembar Kerja 2: Pembuatan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

CP TP ATP
1 1.1 Tahap 1
1.2 1.1
1.3 1.2
2.2
2 2.1
2.2 Tahap 2
2.3 1.3
2.4 2.1
3.1
3 3.1 4.1
3.2
Tahap 3
4 4.1 2.3
4.2 2.4
4.3 3.2
4.2
4.3

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT
TERIMA KASIH,

TIM PENGEMBANG KURIKULUM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT

TIM PENGEMBANG KURIKULUM Sekertariat: Jl. Dr. Rajiman No.6 Bandung, Jawa Barat
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROVINSI JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai