Anda di halaman 1dari 5

THE MULTI TALENT SCHOOL OF JOGJA UNTUK MENJADIKAN SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA

BERKARAKTER DAN BERPRESTASI


Rudy Prakanto
SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA
rprakanto@yahoo.com
1. Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia, pada sejarah perkembangannya, senantiasa berorientasi kepada tiga
hal; Pertama, terhadap upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, penyiapan tenaga kerja
terdidik, terampil, dan profesional sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dalam masyarakat
industri. Ketiga, penyiapan penguasaan iptek yang dapat digunakan untuk bersaing di dunia. Ke tiga
orientasi tersebut pada hakekatnya bersifat akademis berarti menjanjikan prestasi akademik siswa
sebagai tolak ukurnya, dan bersifat keterampilan hidup essensial yang berarti dapat membuat siswa
bertahan (survive) di kehidupan nyata, termasuk kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship).
Di SMA Negeri 1 Yogyakarta hasil dari tes psikologi terdapat siswa yang memiliki kecerdasan dan
bakat istimewa. Oleh karena itu perlu adanya layanan khusus untuk mengoptimalkan kemampuan
mereka melalui sistem pendidikan keberbakatan. Di samping itu capaian prestasi yang diraih oleh
siswa di sekolah juga sangat potensial untuk terus dikembangkan. Selama ini capaian tersebut masih
memiliki kekurangan terutama dalam aktivitas berskala Nasional dan Internasional sehingga perlu
ada setrategi lebih tepat untuk mengoptimalkan prestasi tersebut.
Siswa di SMA Negeri 1 Yogyakarta selama ini memiliki karakter yang sangat positif terutama
dalam aspek pengembangan akademik. Hal yang belum terlihat adalah dalam aspek pengembangan
ketrampilan hidup (soft skill). Penguatan karakter ini dapat dilakukan dengan memberi kesempatan
pada siswa untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh karena itu perlu adanya
layanan khusus yang sesuai dengan bakat minat mereka (PP No. 72/1991; 5).
Menurut UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak Sistem pendidikan keberbakatan sendiri
merupakan sebuah sistem pendidikan khusus bagi peserta didik berbakat intelektual yang dihimpun
dari siswa di sekolah melalui sebuah proses seleksi yang ketat. Pembentukan kelas yang melayani
kecerdasan dan keberbakatan istimewa ini diharapkan akan menghasilkan kualitas dan prestasi
puncak pada siswa.
Untuk itu masalah yang ingin di pecahkan adalah; 1) bagaimanakah perencanaan dan
pengembangan “The Multi Talent School of Jogja” untuk menjadikan SMA Negeri 1 Yogyakarta zero
perkelahian pelajar, dan berprestasi, 2) Apa capaian dari penerapan dan pengembangan “The Multi
Talent School of Jogja” untuk menjadikan SMA Negeri 1 Yogyakarta zero perkelahian pelajar, kreatif
dan berprestasi.
2. Strategi Pemecahan Masalah
a. Kerangka Konseptual
Sebagai konsekuensi paradigma pendidikan modern maka para guru harus memiliki
kualifikasi dan kemampuan baru. Lebih dari itu diperlukan para kepala sekolah yang dapat
mendaya gunakan semua potensi untuk suatu visi dan misi sekolah, sehingga terwujud sekolah
sebagai taman yang menyenangkan, dikarenakan sering kepala sekolah dianggap atau identik
dengan wajah sekolah itu sendiri(Ace Suryadi, 2003; 15)
Apresiasi masyarakat dan dunia pendidikan, termasuk birokrasi, pada peran keberbakatan
siswa masih rendah karena pendidikan nasional gagal membangun kapasitas kreatif sumberdaya
manusia. Banyak sekolah sekarang ini merupakan ladang pemasungan kreativitas dan bukan
tempat yang ramah dan menyenangkan bagi siswa untuk melakukan eksperimentasi, berinovasi
dan menjajagi gagasan-gagasan baru.
b. Analisis Potensi Sekolah

1
Input siswa terbaik dari raihan Nilai Ujian Nasional SMP di DIY ada di SMA Negeri 1
Yogyakarta. Setiap tahun siswa baru di adakan tes potensi akademik maupun tes keberbakatan
oleh psikolog yang bekerja sama dengan sekolah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa IQ
rata – rata siswa pada skala 120. Beberapa siswa memiliki IQ lebih dari 140. Ini merupakan
potensi yang harus dikembangkan secara optimal oleh sekolah.
Siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta memiliki prestasi ditingkat Kota, Provinsi, Nasional dan
Internasional dalam berbagai bidang lomba. Bahkan untuk Olimpiade Sains selalu mewakili Kota
Yogyakarta dalam jumlah yang signifikan di tingkat Nasional berhasil meraih medali emas, perak
ataupun perunggu. Demikian pula untuk lomba riset, dalam berbagai ajang kejuaraan tingkat lokal,
regional, nasional maupun internasional seperti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI),
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Indonesian Science Project Olympiade (ISPO), Intel
International Science Engineering Fair (Intel-ISEF) meraih medali emas, perak maupun perunggu.
Merupakan potensi yang harus terus dipupuk, dikembangkan dan diteruskan. SMA Negeri 1
Yogyakarta ditunjuk sebagai (CIE) Cambridge International Examination Center.
c. Langkah Manajerial di SMA Negeri 1 Yogyakarta
Kepala sekolah bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
menyenangkan, harus memiliki kemampuan 4M yaitu mempengaruhi, menggerakkan,
mengembangkan, dan memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki oleh sekolah.
Selama ini arah pengembangan di SMA Negeri 1 Yogyakarta belum terencana dengan rapi dan
masih bersifat sporadis, sesaat menjelang adanya lomba – lomba tersebut. Hal ini perlu dilakukan
pembenahan sehingga penulis sebagai Kepala Sekolah memutuskan melakukan perubahan dengan
Pengembangan Multi Talent pada siswa melalui “The Multi Talent School of Jogja”.
d. Definisi Operasional
Mutu pendidikan diasumsikan sebagai pemenuhan selera kebutuan dari stakeholder dengan
sebaik-baiknya. Jika stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sekolah, maka
proses pembelajaran dalam rangka mendidik siswa dapat dikatakan bermutu.
Pengembangan Multi Talent merupakan kebiasaan atau perilaku yang menunjukkan bakat,
aktif melakukan kegiatan ilmiah. Kualitas Kepala Sekolah? Pertama, harus tahu apa yang ingin
dicapai (visi) dan bagaimana mencapai (misi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah
kompetensi untuk melaksanakan
e. Prosedur dan Metode
Kepala sekolah harus menyiapkan serangkaian langkah dan prosedur operasional dalam
perencanaan dan pengembangan “The Multi Talent School of Jogja” untuk menjadikan SMA Negeri
1 Yogyakarta Berkarakter, dan Berprestasi yaitu:

Perencanaan Evaluasi dan Replikasi dan


dan Perbaikan Diseminasi
Koordinasi

Capacity
Seleksi dan Gerakan dan
Building dan
Reposisi Monitoring
Tindak Lanjut

2
1) Perencanaan dan Koordinasi
 Menentukan visi, misi dan, tujuan sekolah yang mendukung perubahan ke depan.
 Melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunities dan, Threat) terhadap seluruh
aspek – aspek penentu perubahan menuju The Multi Talent School of Jogja
 Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan The Multi Talent School of
Jogja didukung oleh komunitas sekolah.
 Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pembelajaran
yang kondusif.
2) Seleksi dan Reposisi
 Melakukan penyiapan siswa dan perangkat kegiatan kelas layanan khusus
 Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian potensi sekolah digunakan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.
 Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat.
3) Pelaksanaan dan Monitoring
 Proses Pembelajaran layanan khusus di setiap hari sesuai jadwal dan waktu yang ditetapkan
 Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas dan konsisten dengan ide perubahannya.
 Membangun budaya berprestasi di diri siswa dan guru
 Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan pembelajaran The Multi Talent School of Jogja
4) Evaluasi dan Perbaikan
 Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya
yang lebih luas dengan jajaran birokrasi pendidikan.
 Memberi masukan dan menerima masukan dari internal dan eksternal
 Memberi penghargaan pada yang berprestasi
5) Replikasi dan Diseminasi
 Membudayakan The Multi Talent School of Jogja sehingga menjadi value di sekolah
 Membangun jejaring dengan sekolah lain untuk pengembangan
 Mensosialisasikan ide dan gagasan kepada sekolah lain
6) Capacity Building dan Tindak Lanjut
 Menguatkan konsep The Multi Talent School of Jogja secara terus menerus
 Memberi pelatihan dan peningkatan kualitas pada guru dan karyawan pengampu kegiatan
 Memberi penghargaan atas kerja keras seluruh warga sekolah
3. Hasil dan Dampak
Hasil yang diperoleh dari penerapan “The Multi Talent School of Jogja di SMA Negeri 1 Yogyakarta
adalah:
a. Sekolah Berkualitas
 Tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap tugas sekolah di kalangan guru,
karyawan dan siswa.
 Terciptanya suasana sekolah yang sejuk, bersih, nyaman dan hijau sehingga siswa beraktivitas
dan belajar tidak mudah lelah.
 Terciptanya situasi yang kondusif dan menyenangkan di SMA Negeri 1 Yogyakarta baik
dilingkungan siswa, guru, dan karyawan.
 Diraihnya berbagai prestasi sekolah pada tingkat Lokal, Regional dan Nasional seperti Sekolah
Sehat, Adiwiyata, dan lain sebagainya
 Tumbuhnya semangat untuk meningkatkan kualitas dan prestasi sekolah di kalangan siswa,
guru dan karyawan.

3
 Adanya komunikasi yang harmonis antara guru, karyawan, siswa dan orang tua untuk kemajuan
sekolah
b. Prestasi Siswa
 Meningkatnya prestasi siswa dari sisi akademik meliputi persentase tingkat kelulusan kelas XII
mencapai 100%, persentase diterima di perguruan tinggi negeri melalui SNMPTN (jalur
undangan) mencapai 65, 65%
 Beberapa siswa diterima di perguruan tinggi di luar negeri,
 Diperolehnya tingkat akreditasi A dengan nilai sangat memuaskan yaitu 98,20.
 Meningkatnya Prestasi Olimpiade Sains pada 9 bidang lomba (Fisika, Kimia, Biologi, Matematika,
Ekonomi, Kebumian, Geografi, Komputer, Astronomi) di tingkat Kota, Provinsi dan Nasional
serta Internasional.
 Meningkatnya jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh siswa dari berbagai bidang keilmuan
yaitu IPA, IPS dan Humaniora maupun Teknologi di berbagai lomba seperti LKIR (Lomba Karya
Ilmiah Remaja), OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) dan lain – lain
c. Siswa Berkarakter
 Terjadinya penurunan pelanggaran terhadap tata tertib dan kedisiplinan serta terbentuknya
budaya sopan, santun dan rendah hati pada diri siswa.
 Meningkatnya frekuensi kunjungan tamu dari berbagai instansi dan sekolah dalam rangka studi
banding ke SMA Negeri 1 Yogyakarta.
 Tingginya sifat kepedulian siswa terhadap masyarakat sekitar dengan aktivitas bakti sosial.
 Kepedulian terhadap lingkungan sekolah sehingga menjadi hijua, bersih dan sejuk.
 Semakin kuatnya semangat keagamaan siswa sehingga menjadikan mereka memiliki karakter
kuat.
 Tidak pernah terjadi perkelahian pelajar di kalangan siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta
4. Kendala dan Solusi Penerapan The Multi Talent School of Jogja
Beberapa kendala yang dihadapi antara lain; belum seluruh komponen sekolah memahami visi
dan misi sekolah yang akan dicapai, ada sebagian guru, karyawan dan siswa kurang aktif dalam
membangun budaya kerja dan budaya prestasi, kebiasaan harus ada bukti formal surat tugas untuk
melakukan sesuatu menjadikan partisipasi komponen sekolah tidak optimal, kurang pedulinya orang
tua siswa untuk ikut mengawasi keberhasilan anaknya dalam proses belajar.
Solusi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah:
 Mensosialisasikan visi, misi dan tujuan sekolah secara terus menerus.
 Menerapkan manajemen keterbukaan untuk masalah keuangan sekolah sehingga dipahami dan
dimengerti oleh seluruh warga sekolah
 Melaksanakan bedah sekolah (lokakarya) yang dilakukan oleh seluruh komponen sehingga tercipta
saling pengertian, pemahaman dan semangat bersama untuk memajukan sekolah.
 Dibentuk wakil kepala sekolah ke 5 yaitu urusan penelitian dan pengembangan.
 Membentuk Tim Pendampingan Siswa dengan mekanisme kerja setiap guru di sekolah diberi tugas
membimbing/mendampingi 12 – 14 siswa sebagai guru pamong. Diharapkan perilaku dan kondisi
siswa lebih terkontrol dan terpantau karena diawasi oleh guru pendamping, wali kelas, guru BP/BK
dan guru mata pelajaran.
 Di adakan rapat koordinasi setiap bulan antara pengelola sekolah dengan seluruh wali kelas, dan
BK untuk membicarakan kondisi siswa secara keseluruhan.
 Pertemuan intensif dengan pengurus komite, orang tua siswa, minimal setiap tri wulan, untuk
mamantau prestasi dan perilaku para siswa sehingga lebih terkontrol.
 Pertemuan setiap tri wulan dengan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) dan pengurus harian OSIS
untuk membahas kekurangan dan kelemahan sekolah.
4
 Mengundang alumni yang memiliki pengalaman hebat dan telah berhasil dalam pengembangan
karir untuk memberi motivasi dalam aktivitas “kelas inspirasi”
5. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Penerapan dan Pengembangan The Multi Talent School Of Jogja Untuk Menjadikan SMA Negeri
1 Yogyakarta Zero Perkelahian Pelajar dan Berprestasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Bahwa penerapan “The Multi Talent School of Jogja” di SMA Negeri 1 Yogyakarta mampu
menjadikan SMA Negeri 1 Yogyakarta berpola gandrung berprestasi, kreatif dan menyenangkan
di kalangan siswa serta zero perkelahian pelajar.
 Hasil nyata dari penerapan “The Multi Talent School of Jogja” di SMA Negeri 1 Yogyakarta adalah
meningkatnya kualitas proses belajar dan meningkatnya prestasi akademik serta non akademik
pada siswa dan guru SMA Negeri 1 Yogyakarta baik di tingkat Lokal, Regional, Nasional dan
Internasional.
b. Saran
 Mengantisipasi perubahan dunia yang semakin cepat maka sekolah perlu melakukan reformasi
menyangkut proses belajar, manajemen dan kultur sekolah dan langkah pertama dilakukan oleh
kepala sekolah dengan penerapan manajemen Multi Talent.
 Perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terus menerus pada aspek hasil yang dicapai dalam
penerapan manajemen mutu dan Layanan Khusus Multi Talent ini.
6. Daftar Pustaka
 Suryadi, A. 2003. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah: Mewujudkan Sekolah yang Mandiri dan
Otonom. Depdiknas. Jakarta.
 ERIC, Clearinghouse on Educational Management, Trends and Issues: the Role of School Leader,
downloaded April 2002, Direproduksi oleh Pusdiklat Pegawai Depdiknas April 2002,
http://eric.uoregon.edu (semua informasi dimuat di public domain dan dapat direproduksi secara
bebas).
 Permendiknas No. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diubah dengan PP No. 32/2014
dan diubah ke dua dengan PP No. 13/2015.
 PP No. 72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa.
 UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas
 UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak

Anda mungkin juga menyukai