KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, terutama nikmat iman dan Islam. Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat beliau serta semua
pengikutnya yang selalu setia. Sehingga kami dapat menyusun laporan Projec Bangun Jiwa
dan Raga ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang mengkampanyekan terhadap penolakan
perundungan di SMA Negeri 1 Gaung Anak Serka.
Laporan kegiatan Projec Bangun Jiwa dan Raga ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas terlaksananya Program Sekolah Penggerak. Dalam penyusunan
laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan project kearifan lokal ini masih jauh dari kata
sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan Projec Bangun Jiwa dan Raga
ini dapat memberikan manfaat untuk kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perundungan (bullying) merupakan perilaku agresif yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang yang kuat, baik secara fisik maupun mental, kepada orang
lain yang lebih lemah. Agresivitas ini dilakukan secara repetitif dan disengaja
dengan tujuan untuk menyakiti atau melemahkan orang lain. Bullying sebenarnya
telah ada sejak peradaban manusia dan bersifat universal. Namun, istilah tersebut
baru mencuat seiring dengan intensitas penelitian terhadap masalah tersebut pada
1970-an oleh Dan Olweus1 , psikolog asal Swedia yang dinobatkan sebagai pionir
sekaligus founding father penelitian tentang bullying.
Perundungan bisa terjadi kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dan terhadap
siapa saja termasuk oleh dan terhadap siswa sekolah menengah. Bentuknya pun bisa
bermacam-macam; bisa secara fisik (seperti mencubit dan memukul), verbal
(semisal meledek dan mengolok), sosial (seperti mendiamkan dan mengucilkan),
maupun mental (semisal memelototi dan memandang sinis). Perundungan bisa pula
mewujud dalam bentuk terbaru sesuai perkembangan teknologi saat ini, yaitu
perundungan di dunia maya (cyber bullying).
Puncak kejadian perundungan terjadi pada sekolah menengah pertama (pada
umur 12-15 tahun), dan cenderung turun pada akhir sekolah menengah akhir (Hymel
& Swearer, 2015). Perundungan di sekolah dapat memberikan efek jangka panjang
yang mendalam kepada semua yang terlibat, termasuk 2 anak yang dirundung, anak
yang melakukan perundungan, anak yang tidak melakukan apapun di sekitarnya,
hingga pengamat perundungan tersebut (Gladen et al, 2014).
Pada umur yang sekarang waktunya peserta didik mengeskplor diri apalagi
Indonesia terkenal akan beragam sehingga hal tersebut bisa menjadi potensi bagi
peserta didik untuk mencapai prestasi. Tetapi sering ditemukan peserta didik yang
tidak mau mengeluarakn hal yang dimilikinya karena takut dirundung oleh teman-
temannya. Terutama peserta didik yang memiliki fisik yang berbeda seperti berkulit
gelap, memiliki tinggi yang tidak sama seperti siswa lainnya. Dengan demikian
profil Pancasila bagian berkebhinekaan global terhalangi, oleh karena itu sekolah
memutuskan untuk mengambil projek bangun jiwa raga dengan mengangkat
CAMPAIGN STOP BULLYING dengan keiinginan diakhir agar peserta didik tidak
1
takut lagi untuk mengekplor diri bahkan menjadikan kekurangan pada diri menjadi
prestasi. Sehinggan sekolah mampu membangun jiwa-jiwa peserta didik yang
menghargai keberagam yang ada atau dikenal dengan berkebhinekaan global.
B. TUJUAN PROJECT
a. Meningkatakan Profil Pancasila Poin Berkebinekaan Global
b. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa Yang Mengalami Bullying Yang Terjadi
Di Sekolah
c. Meningkatkan sikap kedisiplinan positif, keterampilan, dan kemampuan peserta
didik untuk melaksanakan perilaku hidup toleran saling menghargai, tidak
melakukan perundungan dan kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik.
C. DASAR HUKUM
1. UNDANG-Undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional
2. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2006 tentang standar isi pendidikan dasar dan
menengah
3. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 tahun 2018 tentang penyelennggaraan
pendidikan di Provinsi Riau
4. Surat Keputusan (SK) Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :
6554/C/HK.00/2021 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Program
Sekolah Penggerak
Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gaung Anak Serka
Nomor…..(bersadarkan SK yang sudah di bentuk) tentang Penunjukan Guru Mata
Pelajaran yang berkolaborasi dalam Project Bangun Jiwa dan Raga
2
BAB II
ISI
A. MODUL AJAR
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Terintegrasi mata pelajaran PPKN, Seni Budaya, BK, Sejarah, PJOK,dan Informatika
INFORMASI UMUM
Projek Bangun Jiwa dan Raga
Campaign Say No To Bullying
Pembuatan Vidio Kreatif Tentang Penolakan Terhadap Perundungan Dengan Aplikasi
Tiktok
Identitas Penulis Modul Nama Sekolah : SMAN 1 GAUNG ANAK SERKA
Pelajaran : PPKN, Seni Budaya, BK, Sejarah, PJOK,dan
Informatika
Jumlah Jam : 121 JP
Kelas :X
Nama Guru : Siti Aisyah, S.Sos, Leni Kurnia, S.Pd, Ida
Riani, S.Pd, Helvi Leriza Anhar, S.Pd,
Sagita Dwi Nadila, S.Pd, dan Aulia
Rasdana, S.Pd
Tahun :
2021/2022
Jenjang : SMA
Sarana dan Prasarana Leptop dan Proyektor
Target Peserta Didik Peserta didik mampu mengkampanyekan tolak perundungan baik
bagi diri sendiri ataupun orang sekitar
Relevansi Tema dan topik Tema yang dipilih berupa bangun jiwa dan raga maka selaku
Projek pendidik membuat suatu proyek yang menumbuhkan karakter
peserta didik yang lebih baik lagi.
KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menerima setidaknya 37.381 laporan perundungan dalam kurun
waktu 2011 hingga 2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.473
kasus disinyalir terjadi di dunia pendidikan.
Sementara itu, Organisation of Economic Co-operation and
Development (OECD) dalam riset Programme for International
Students Assessment (PISA) pada Tahun 2018 mengungkapkan,
sebanyak 41,1 persen murid di Indonesia mengaku pernah
mengalami perundungan.
Selain itu, di tahun yang sama, Indonesia juga berada di posisi ke-5
dari 78 negara dengan murid yang mengalami perundungan paling
banyak.
Perundungan bisa menular
Selain memberikan dampak negatif secara fisik dan psikis bagi
korban, perundungan juga dinilai dapat menjadi "penyakit menular".
Bahkan, sebuah badan amal anti penindasan Ditch the Label pada
tahun 2016 melakukan survei kepada 8.850 responden berusia 12
hingga 20 tahun. Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa
3
sebanyak 14 persen pelaku perundungan merupakan korban.
Pada artikel diatas menunjukan bahwa perlunya didikan kepada
peserta didik menumbuhkan karakter menghargai orang lain dan
menolak akan adanya perundungan. Maka dari itu pendidik membuat
topik projek Campaign say no to bullying untuk membangun
jiwa penolakan terhadap perundungan.
KOMPONEN INTI
Deskripsi Singkat Projek Projek Campaign say no to bullying merupakan projek dimana
pendidik akan mengenalkan apa saja yang termasuk
perundungan. Pendidik juga mengajarkan apa yang harus
dilakukan jika terjadi perundungan. Bentuk kampanye
penolakan perundungan disekolah berupa bom sosial media
dan vidio kreatif. Bom sosial media dimana seluruh peserta
didik dan civitas akademik sekolah mengupload twibbon stop
bullying di sosial media masing-masing. Hal ini bertujuan agar
semua orang mengetahui adanya projek ini dan tahap awal
untuk memberikan kesadaran tentang perundungan. Kemudia
dilanjukan lagi dengan vidio kreatif dimaan seluruh peserta
didik membuat kampanye stop bullying dalam bentuk vidio
kreatif yang akan di upload di tiktok masing-masing.
Dimensi Dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Yang Dikembangkan
Profil Elemen Sub Elemen
Beriman, Meningkatkan Merawat diri secara
bertaqwa akhlak mulia fisik, mental dan
kepada tuhan spritual
yang maha esa
berakhlak mulia
Berkebhinekaan Berkeadilan sosial Menyuarakan bahwa
global adanya keunikan di
setiap manusia
merupakan ciptaan
tuhan yang maha esa
Kreatif Menghasilkan Mengeksplorasi dan
karya dan mengekspresikan
tindakan yang pikiran dan/atau
orisinal perasannya dalam
bentuk karya
dan/atau tindakan,
serta
mengevaluasinya
dan
mempertimbangkan
dampak dan
risikonya bagi diri
dan lingkungannya
dengan
menggunakan
berbagai perspektif
4
Bergotong- Kepedulian Tanggap
royong terhadap
lingkungan
sosial sesuai
dengan tuntutan
peran sosialnya dan
berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat untuk
menghasilkan
keadaan yang
lebih baik
Tujuan Spesifik Untuk Fase • Menumbuhkan akhlak mulia pada peserta didik
Tersebut • Mengkaji makna Hak Asasi Manusia (HAM)
• Menghasilkan karya musik secara aktif, kreatif,
bebas dan tanggung jawab serta sensitif terhadap
fenomena kehidupan manusia
• Kematangan hubungan dengan teman sebaya
• Memahami konsep-konsep dasar dalam sejarah dan
mengkaitkan dalam kehidupan sehari
• Mengembangkan tanggung jawab sosialnya dalam
kelompok kecil dan melakukan positif
• Menggunakan fitur atapun aplikasi yang dapat
dipakai dengan lebih efisien dan optimal
Tahap kontekstual :
1. Presentasi masalah perundungan
Tahap aksi :
Pembutan vidio kreatif
5
Asesmen Sumatif : Hasil Vido Kreatif (Film Pendek)
Pertanyaan Pemantik Apakah itu perundungan ?
Apakah pernah mengalami perundungan ?
Apa yang dilakukan jika terjadi perundungan ?
Pengayaan Dan Remedial Pada projek setiap peserta didik berfokus pada projek yang
dibimbing oleh pendidik sampai akhir dimana peserat didik
menunjukan hasil karya projeknya. Sehingga tidak ada pengayaan
dan remedial
Refleksi Peserta Didik Vidio kreatif yang dibuat oleh peserta didik menjadi refleksi bagi
mereka betapa pentingnya menghargai orang lain dan berhenti akan
perundungan
B. KEGIATAN
SOSIALISASI
Pendidik mensosialisasikan projek bangun jiwa raga kepada siswa dimana bangun
jiwa raga mengambil tema campign stop bullying. Siswa nantinya akan mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan perundungan dan sekaligus mengkampanyekan stop
bullying.
6
Pertemuan I
• Mengidentifikasi jenis – jenis perundungan
7
Pertemuan II-XI
• Diskusi berkenaan prundungan
8
9
10
11
12
13
14
Pertemuan XII
• Proses pembuatan video kreatif dari siswa
15
Pertemuan XIII
• Pembuatan film pendek
16
17
Pertemuan XIV
• Pengeditan Film Pendek
18
Pertemuan XV
• Penyebaran Film Pendek
19
Perte muan XVI
Refleksi (pelajaran yang dapat diambil dalam proyek tolak perundungan) dan
evaluasi.
Peserta didik menjadi lebih terbuka jika mengalami perundungan
Persiapan ;
• Pembagian kelompok
Pelaksanaan:
20
C. RUBRIK
DIMENSI Belum Mulai Berkembang Sangat
berkembang - berkembang sesuai harapan berkembang
<30% 30 % - <60% 60% - <90%
Beriman, Peserta didik Peserta didik Peserta didik telahPeserta didik telah
bertaqwa kepada belum sepenuhnya sudah mulai mampu sepenuhnya
tuhan yang maha mampu mampu menerapkan mampu
esa berakhlak menerapkan menerapkan akhlak mulia menerapkan
mulia akhlak mulia akhlak mulia Campaign say no akhlak mulia
Campaign say no Campaign say no to bullying Campaign say no
to bullying to bullying to bullying
Berkebhinekaan Peserta didikbelum Peserta didikbelum Peserta didikbelum Peserta didikbelum
global sepenuhnya sepenuhnya sepenuhnya sepenuhnya
mampu mampu mampu mampu
menyuarakan menyuarakan menyuarakan menyuarakan
bahwa adanya bahwa adanya bahwa adanya bahwa adanya
keunikan di setiap keunikan di setiap keunikan di setiap keunikan di setiap
manusia manusia manusia manusia
merupakan ciptaan merupakan ciptaan merupakan ciptaan merupakan ciptaan
tuhan yang maha tuhan yang maha tuhan yang maha tuhan yang maha
esa esa esa esa
Kreatif Peserta didik Peserta didik Pesertadidik Peserta didik bisa
mempunyai satu mempunyai mempunyai mengembangkan
ide yang dapat beberapa ide banyak ide dan ide yang berbeda
memberikan dapat bisa sebagai
sumbangan memberikan mengembangkan terobosan dan
pemikiran sumbangan satu ide dan mewujudkannya
kepada oranglain pemikiran melakukan usaha menjadi nyata.
kepada oranglain untuk
mewujudkannya
menjadi nyata.
Gotong Royong Peserta didik Pesertadidik Peserta didik Peserta didik
belum sudah mulai telah mampu sangat mampu
sepenuhnya mampu berkolaborasi berkolaborasi
mampu berkolaborasi dan bekerjasama dan bekerjasama
berkolaborasi dan bekerjasama di dalam tim. di dalam tim.
dan bekerjasama di dalam tim.
di dalam tim.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan project bangun jiwa raga diatas peserta didik dapat meminimalisir
terjadinya perundungan baik itu verbal, fisik, social maupun cyber bullying. Melalui
kampanye di social media juga bertujuan membangun jiwa tolok perundungan bukan
hanya untuk sekolah kami tetapi juga untuk seluruh orang yang bias melihat social
media karena mengkapanyekan stop bullying menggunkan media. Setelah adanya
project ini banyak siswa mulai terbuka ingin bercerita keluh kesah tentang perundungan
terutama perundungan verbal. Ada yang bercerita dengan teman sebaya yang
merupakan agen perubahan sekolah dan ada juga yang bercerita dengan salah satu
pendidik. Peserat didik juga sudah mulia peduli jika terjadi perundungan langsung
mengingatkan temannya untuk tidak melakukan perundungan dimana
mengingatkannya dengan versi mereka masing-masing.
B. SARAN
Pendidik menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksaan project ini
karena ini merupakan pengalam baru bagi pendidik p[ada kurikulum sekolah
penggerak. Pendidik berharap kedepannya mampu memperbaiki kegiatan dengan lebih
baik lagi. Adapun saran yang diberikan akan pendidik dengarakn dan juga evaluasi
Bersama demi menciptakan profil pelajar Pancasila
C. GLOSARIUM
22