Disusun Oleh :
Nama : AMINUDIN, S.S.
NIP : 19760613 200901 1 009
1
IDENTITAS PENYUSUN
6. NRG : 181561195090
Penyusun,
Aminudin, S.S.
NIP. 19760613 200901 1 009
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan
di Blitar
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 2 Blitar
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nya, laporan pengembangan diri
Workshop Penulisan Karya Fiksi dan Non Fiksi Tahap 1, ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini menyuguhkan pembuatan animasi pembelajaran dengan berbasis power point.
1. Bapak Drs. Sugiyadi, M. Pd selaku Kepala SMKN 1 Blitar atas pemberian ijin
3. Murid-murid tercinta di SMKN I BLITAR yang juga menjadi mitra belajar bagi
kami.
Demikian Laporan Pengembangan Diri yang penulis sampaikan. Usul, kritik, dan saran
Penulis,
Aminudin, S.S.
4
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................... 1
Identitas Guru............................................................................................................. 2
Kata Pengantar........................................................................................................... 4
Daftar Isi..................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................ 17
5
LAMPIRAN :
Sertifikat Pelatihan
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang guru, kita tidak boleh merasa puas dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah dimiliki, sebagai tenaga professional, hendaklah berusaha
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga layanan yang diberikan kepada
pesert didik adalah layanan yang semakin berkualitas.
Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya. Menurut Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009, seorang guru dapat
melakukan kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan melalui tiga komponen,
yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri,
2) melakukan publikasi ilmiah, dan
3) menemukan dan menciptakan karya – karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelompok
kerja atau MGMP, termasuk ke dalam kegiatan kolektif guru, sedangkan kegiatan lain diluar
MGMP, termasuk ke dalam diklat fungsional.
Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan pengembanga
keprofesionalan berkelanjutan lainnya, disamping akan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai guru, juga mendapat penghargaan angka kredit yang dapat
diperhitungkan untuk perkembangan kariernya.
1.2 Tujuan
Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis
dengan tujuan:
1) Mendapatkan bimbingan teknis, pengetahuan dan ketrampilan sehubungan dengan
kompetensi maupun kepegawaian untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada peserta didik maupun pelayanan kepegawaian;
2) Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikkan pangkat/jabatan
setingkat lebih tinggi.
7
BAB II
Nama Diklat : Workshop Penulisan Karya Fiksi dan Non Fiksi Tahap 1
No Materi JP
Materi Umum
1. Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2
2. Kebijakan Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga 2
Kependidikan
Materi Inti
1. Penulisan Bacaan Non Fiksi 5
2. Proses Kreatif Penulisan Non Fiksi 6
3. Panduan Praktis Menulis Esai/Artikel Ilmiah Populer 5
4. Teknik Menulis Cerpen 6
5. Merangkai Kreativitas dalam Penulisan Buku Fiksi dan 5
Non Fiksi
Total 31 Jam
8
2.4 Uraian Materi
Teks nonfiksi adalah tulisan yang ditulis bersandar pada hal-hal yang sifatnya
faktual. Biasanya, teks nonfiksi ini memiliki unsur-unsur yang bersinggungan dengan
aspek edukatif dan informatif. Sehingga tulisan tersebut dapat dikatakan sebagai
kebenaran dari realitas yang terjadi (faktual).
Dunia yang semakin berkembang menghasilkan adanya jenis dari teks
nonfiksi yang tertuang di berbagai medium, seperti:
Artikel
Pertama, artikel merupakan satu jenis dari teks nonfiksi yang saat ini sedang
banyak dinikmati oleh orang-orang. Di era disrupsi seperti sekarang ini,
platform artikel ikut berkembang pesat dengan diterbitkan di berbagai media
online.
Jurnal Ilmiah
Kedua, ada jurnal ilmiah yang merekapitulasi penelitian-penelitian akademis
dari berbagai stakeholder pendidikan, seperti dosen, guru, mahasiswa, peneliti,
dan lain-lain. Tentu saja, karena formatnya adalah penelitian ilmiah, maka
basis datanya jelas dan teruji secara akademis.
Biografi
Ketiga, biografi adalah tulisan yang memuat kisah perjalanan hidup dari
seseorang. Acap kali biografi dibuat untuk menceritakan kisah inspiratif dari
suatu tokoh atau orang yang penting dalam suatu bidang tertentu.
Berita
Keempat, berita merupakan kumpulan informasi faktual mengenai sebuah
kejadian atau peristiwa. Beritanya sifatnya harus faktual atau berbasis pada
fakta dan aktual yaitu kejadian yang hangat serta dibicarakan banyak orang.
2. Proses Kreatif Penulisan Non Fiksi
Pada halnya proses kreatif menulis adalah bagian terpenting saat seseorang
menulis. Karena pada dasarnya, menulis membutuhkan sebuah proses kreatif yang
mana tulisannya akan menjadi karya yang berkualitas dan bisa dinikmati. Maksud dari
proses kreatif menulis sendiri adalah sebuah perubahan kebiasaan, di dalam hal ini
9
adalah perubahan menulis. Kebiasaan ini merupakan perubahan yang sifatnya
personal sehingga tidak dipengaruhi siapa pun kecuali dari diri penulis itu sendiri.
Setiap penulis atau pengarang pasti memiliki daya kreatif yang berbeda-beda dan
tidak dimiliki oleh penulis lainnya. Sehingga dari aspek pribadi, proses kreatif
menulis merupakan kesadaran
Kesadaran yang dimiliki penulis melalui proses kreatif menulis ini akan
muncul dari tindakan pribadi masing-masing dari mereka yang unik atau khas.
Selanjutnya, proses kreatif menulisnya dijadikan suatu tanggapan terhadap
lingkungannya.
Proses kreatif menulis lebih berfokus mengenai bagaimana proses
terbentuknya suatu karya atau tulisan sampai akhirnya memiliki hasil yang baik dan
berkualitas. Oleh sebab itu, di dalam proses kreatif menulis, pengarang atau penulis
diharap dapat menekankan sikap aktif untuk menulis dan kemudian mampu
menemukan proses kreatifnya sendiri agar tulisannya menarik.Proses kreatif menulis
pada dasarnya merupakan sebuah proses menuangkan ide atau gagasan sebagai wujud
pengendalian pikiran-pikiran kreatif yang dimiliki penulis agar mereka memiliki
tulisan yang berkualitas, baik, dan menari. Sehingga bisa jadi, proses kreatif menulis
menjadi ekspresi cara berpikir penulis untuk dapat menuangkan ide gagasan.
3. Panduan Praktis Menulis Esai/Artikel Ilmiah Populer
10
Secara umum, ada perbedaan besar dalam gaya penulisan yang digunakan
dalam berbagai disiplin ilmu. Perbedaan tersebut dapat terjadi pada gaya penulis
menyajikan ide, pilihan kata, dan penggunaan bentuk-bentuk yang lain dan
mencirikan tulisan yang dibuat. Kata-kata sulit, kalimat panjang, dan paragraf
panjang tidak selalu mewakili pesan yang jelas dan dapat diterima dengan baik oleh
pembaca. Untuk itu, perlu agar Anda banyak membaca tulisantulisan yang sama
dengan jenis tulisan yang akan Anda buat dan memiliki tema yang hampir sama
agar dapat membantu Anda dalam mengenali gaya penulisan yang akan Anda
kembangkan.
4. Teknik Menulis Cerpen
Cara Menulis Cerpen untuk Pemula Secara Rinci
1. Sisihkan Waktu 10-20 Jam
Cara menulis cerpen untuk pemula yang pertama adalah pastikan Anda
menyisihkan waktu sekitar 10-20 jam dalam proses mencari ide hingga
menulisnya. Sering kali kita menulis dengan langkah yang selalu berbeda, dan
tentunya tergantung pada panjang cerita Anda (misalnya 2000-5.000 kata untuk
cerita pendek) mungkin menghabiskan waktu antara 5-10 jam.
2. Mencari Ide
Cara menulis cerpen untuk pemula yang kedua adalah dengan mencari ide.
Ide cerita tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau
dialami bisa menjadi ide cerita.
Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya melihat seorang gadis
sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita sekaligus dapat dijadikan
judul, “Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa kurang pas, bisa diganti
dengan judul yang lain.
3. Menulis Dengan Gaya Sendiri
Langkah selanjutnya cara menulis cerpen untuk pemula adalah
menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri. Orang yang bisa baca tulis tentu bisa
melakukannya. Ini yang kadang enggan dilakukan oleh pemula. Rasa pesimis
sudah menghantui padahal belum mencoba.
Bagaimana akan bisa jika mencoba pun tak dilakukan? Menulis dengan
gaya bahasa sendiri berarti menulis dengan gaya yang biasa dilakukan. Berarti
pula menulis sebisanya, ya sebisanya saja.
11
4. Menentukan Tema
Dalam unsur cara menulis cerpen untuk pemula dibutuhkan tema atau
gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah
bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi.
Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah
cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar
tolak untuk bercerita. Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok.
Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya.
5. Mulai Membuat Paragraf Pembuka
Cara menulis cerpen untuk pemula selanjutnya yakni dengan mulai menulis
paragraf pembuka. Membuat paragraf pembuka juga tidak perlu rumit-rumit.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan bahwa bagian ini adalah bagian yang
penting sebagaimana judul cerpen. Ada yang mengibaratkan bagian ini seperti
manekin (patung pajangan) yang dipasang di etalase sebuah toko. Hal itu berarti
harus menarik, agar pembaca terpancing untuk terus membacanya.
6. Membuat Alur dan Plot
Cara menulis cerpen untuk pemula selanjutnya yakni membuat alur dan
plot. Alur dan plot merupakan unsur penting sebagai cara menulis cerpen untuk
pemula yang baik.
Unsur dan plot merupakan rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita
untuk mencapai efek tertentu. Banyak anggapan keliru mengenai plot. Sementara
orang menganggap plot adalah jalan cerita.
7. Tentukan Penokohan
Penokohan juga menjadi unsur utama yang tidak boleh dilupakan sebagai
cara menulis cerpen untuk pemula. Penciptaan citra tokoh dalam cerita
merupakan cara menulis cerpen yang baik.
Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan
kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan
oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut.
8. Tentukan Latar atau Setting
Tidak kalah penting cara menulis cerpen untuk pemula yang baik yakni
tidak melupakan latar atau seeting. Latar atau setting yaitu segala keterangan
mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita.
12
Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot
cerita, karena latar harus bersatu dengan teman dan plot untuk menghasilkan cerita
pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa dipindahkan ke mana
saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot.
9. Membuat Sudut Pandang
Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dari cara menulis cerpen
untuk pemula yang baik adalah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang
pengarang.
Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke
dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan
teknik bercerita.
Sudut pandang cerpen yang paling umum digunakan adalah sudut pandang
orang pertama alias penulis menggunakan subjek “aku”, “saya”, dan sejenisnya.
5. Merangkai Kreativitas dalam Penulisan Buku Fiksi dan Non Fiksi
Dari hasil karya yang dibuat oleh seluruh peserta pelatihan disusun menjadi antologi
cerpen dan antologi artikel. Antologi yang disusun kemudian dicetak menjadi buku serta
dicarikan ISBN-nya. Masing-masing peserta diberi beban cetak sebesar Rp 100.000.
Guru di depan kelas tidak hanya mengajarkan literasi, utamanya menulis fiksi dan non
fiksi secara teoritis. Guru benar-benar menjadi tauladan dalam berliterasi sehingga
memberi motivasi pada siswanya untuk menulis. Lebih lanjut tentunya bisa dikembangkan
dalam kemampuan menulis yang lebih professional yang mampu menembus media massa.
Keuntungan yang lebih signifikan, guru juga tidak kesulitan dalam Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan utamanya dalam mengembangan Publikasi Ilmiah dan Karya
Inovatif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN :
Kegiatan Workshop Penulisan Karya Tulis Fiksi dan Nonfiksi sangatlah bermanfaat bagi
profesi guru. Guru tidak sekadar berteori dalam berliterasi di depan kelas tapi juga harus
praktisi keilmuan yang mampu menerapkan teorinya dalam kegiatan menulis secara riil.
3.2 S A R A N :
Guru haruslah seorang intelektual yang mampu melahirkan karya tulis yang
terpublikasikan, baik di media massa, blog pribadi, akun medsos maupun dalam bentuk
buku ber-ISBN.
14
LAMPIRAN
15