Anda di halaman 1dari 12

KABUPATEN DHARMASRAYA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Deklarasi yang difasilitasi oleh UNESCO, menyebutkan bahwa literasi informasi terkait
pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi
untuk mengatasi berbagai persoalan (UNESCO, 2013) kemampuan-kemampuan itu harus
dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, hal itu
bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti mengamanatkan pelaksanaan kegiatan pembiasaan harian,
mingguan, bulanan dan semesteran. Salah satu pembiasaan yang harus dilakukan adalah
menggunakan 15 menit sebelum waktu pembela)aran untuk membaca buku selain buku
pelajaran serta adanya penghargaan terhadap peserta didik yang gemar membaca. Kegiatan
gemar membaca sangat terkait dengan literasi sekolah. Literasi menjadi sarana siswa dalam
mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Seiring
dengan hal tersebut maka Wakil Kesiswaan SMA Negeri 1 Sikabau beserta Koordinator
Gerakan Literasi Sekolah melakukan terobosan Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1
Sikabau.
Panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Sikabau ini disusun untuk
memberikan acuan pokok kepada semua pemangku kepentingan yang terkait dengan
pelaksanaan literasi di SMA Negeri 1 Sikabau. Dengan terbitnya panduan ini, diharapkan
memberi kejelasan dan kemudahan semua pihak dalam melaksanakan berbagai perencanaan
kegiatan, kerja sama dan memadukan program secara sinergis. Dengan program yang disusun
oleh berbagai pihak diharapkan akan meningkatkan kemampuan literasi peserta didik SMA
Negeri 1 Sikabau yang sekaligus akan meningkatkan perannya dalam kemajuan bangsa
Indonesia.
Pulau Punjung, 30 Mei 2023
Koordinator GLS SMA Negeri 1 Sikabau

Monalisa Aulia, S.Pd


NIP. 19950411 201903 2 009
PROGRAM KERJA
GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
SMA NEGERI 1 SIKABAU
Tahun Pelajaran 2023/2024

A. Latar Belakang
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan
budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis
sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca.
Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global
yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan
semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat,
sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan
kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca yang dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Kegiatan
yang dilaksanakan misanya, guru membacakan buku dan warga sekolah membaca
dalam hati.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
visual, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
Kita ketahui bersama bahwa tingkat literasi bangsa Indonesia sangat rendah.
Artinya, minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Demikian juga yang
terjadi pada warga di SMA Negeri 1 Sikabau. Oleh karena itu tidak heran bila
kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang lebih diarahkan
pada anak usia sekolah. Pemerintah memang sengaja mengadakan gerakan ini dengan
harapan bisa menumbuhkan minat baca siswa sekalipun pada kenyataannya di
beberapa daerah tertentu terutama yang terpencil sangat susah untuk membeli buku.
Karena itu dalam tulisan ini akan disampaikan beberapa program gerakan literasi
di sekolah, yang salah satunya juga dimaksudkan bisa memberikan inspirasi bagi
pengajar yang hendak membantu menyukseskan program pemerintah tersebut.\
B. Tujuan
Tujuan gerakan literasi sekolah ini dibedakan menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus. Adapun tujuan dilaksanakannya gerakan literasi sekolah adalah berikut
ini.
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
C. Ruang Lingkup
a. Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
b. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh
warga sekolah).
c. Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca dan
menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah).
D. Target Pencapaian Kegiatan
Target pencapaian kegiatan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) di SMA Negeri
1 Sikabau adalah menciptakan ekosistem pendidikan di sekolah yang literat.
Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang:
a. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan
semangat warganya dalam belajar;
b. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
c. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
d. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat
berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan
e. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan
eksternal sekolah.
E. Tahapan GLS di SMA Negeri 1 Sikabau
a. Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud
No. 23 Tahun 2015).
i. Menumbuhkan komitmen kepada guru, karyawan, siswa, dan
seluruh warga sekolah untuk membudayakan gemar membaca,
mendengar, melihat
ii. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan
akses internet)
iii. Bagi siswa baru diwajibkan mencari atau membuat artikel bertema
bebas dan tidak mengandung unsur-unsur pornografi serta
SARA (contoh tema: hiburan, politik, budaya, sosial, kesehatan, dll.)
iv. Setiap wali kelas wajib membuat jurnal literasi
v. Pemberian reward kepada siswa yang paling aktif (dilihat dari
jurnal literasi)
vi. Menyediakan jaringan internet yang mendukung agar siswa
dapat mudah memperluas pengetahuan
b. Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan.
i. Melaksanakan gerakan literasi 15 menit sebelum jam pelajaran
(dibuktikan dengan jurnal literasi yang dimiliki setiap siswa)
ii. Gerakan literasi dalam satu minggu dapat isi dengan beragam
kegiatan, contohnya: dua hari membaca buku bebas, dua hari
mendengarkan lagu nasional beserta deskripsinya, dua hari melihat
video tentang macam- macam kebudayaan di Indonesia
iii. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian
non-akademik
iv. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital
untuk mencari informasi
v. Membuat mading kelas yang setiap minggunya ada pergantian pengurus
untuk mengganti isi dari mading tersebut sesuai kreativitas masing-
masing siswa
vi. Setiap kelas diwajibkan membuat blog yang diisi dengan berbagai hasil
kreativitas siswa. Setelah itu untuk blog yang paling unik dan kreatif
akan diunggah di web sekolah dan akan mendapat reward dari sekolah
c. Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan
buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
F. Program Kegiatan
1. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita,
novel ataupun buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti,
kearifan lokal, nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada
tahap perkembangan siswa.
2. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara
yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
3. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun
yang ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas /
cita-cita siswa / karakter mulia yang harus dilakukan.
4. Membuat Sudut Baca di Beberapa Tempat di Setiap Ruang Kelas
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk
membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin,
depan ruang guru, samping mushola sekolah, dll.
5. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya
literasi siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
6. Membuat Dinding Motivasi di Setiap Kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata
motivasi untuk menginspirasi siswa.
7. Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program
alternatif untuk memotivasi anak dalam ber-literasi. Beberapa kriteria untuk
menjadi Duta Literasi Sekolah antara lain adalah siapa peminjam buku
perpustakaan terbanyak dalam 1 semester / siapa yang berhasil
menyelesaikan banyak buku untuk dibaca dalam 1 semester dll.
8. Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu
program gerakan literasi sekolah yang menarik. Lombanya bisa berupa
lomba mading antar kelas, lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon
literasi antar kelas, dll.
F. PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN RUTIN SETIAP HARI
Kegiatan gerakan literasi sekolah yang senantiasa menjadi pembiasaan dan
bahkan wajib dilaksanakan oleh siswa maupun guru adalah “membaca 15 menit
sebelum pelajaran dimulai.” Adapun bentuk dan jenis kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
9. Membacakan Nyaring
Guru/pustakawan/relawan membacakan buku/bahan bacaan lain dengan
nyaring.
Tujuannya adalah:
a. memotivasi peserta didik agar mau membaca;
b. membuat peserta didik dapat membaca dan gemar membaca;
c. memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan;
d. membangun komunikasi antara guru dan peserta didik;
e. guru/pustakawan/kepala sekolah menjadi teladan membaca.
Tahap Membaca Nyaring
a. Persiapan yang diperlukan:
1) Memahami tujuan membacakan nyaring, yaitu menumbuhkan
minat baca, memeragakan cara membaca, dan menjadikan peserta
didik lancar membaca.
2) Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta
didik.
3) Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki isi yang
disesuaikan dengan jenjang dan minat peserta didik;
4) Melakukan kegiatan prabaca dan baca ulang dengan tujuan:
a) mengetahui jalannya cerita, atau isi/pesan dalam setiap buku
yang dibaca;
b) mengetahui letak tanda-tanda baca sehingga memungkinkan
untuk mengatur intonasi suara agar menarik atau menentukan
kapan harus jeda;
c) mengantisipasi pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta didik;
d) melakukan prediksi atau menghubungkan isi bacaan dengan
topik lain yang relevan.
5) Menulis pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi.
6) Melatih intonasi, volume suara, dan gerak tubuh agar dapat
membacakan buku dengan menarik serta ekspresi wajah yang
mendukung penceritaan.
b. Sebelum membaca nyaring:
1) Memulai dengan menyapa peserta didik dan menyebutkan alasan
memilih bacaan tersebut.
2) Menunjukkan sampul buku cerita yang akan dibacakan dan
menyampaikan gambaran singkat cerita.
3) Menyebutkan judul, pengarang, dan ilustrator buku.
4) Menggali pengalaman peserta didik, misalnya dengan
menanyakan: Apakah ada di antara mereka yang pernah
membaca buku tersebut? Apakah ada yang memiliki buku itu?
Atau, apakah ada yang dapat menduga isi buku itu?
5) Mulai menyusuri ilustrasi, apabila terdapat dalam buku atau
bahan bacaan.
6) Membacakan buku dengan cara yang sangat menarik.
c. Saat membacakan nyaring
1) Suara dapat didengar seluruh peserta didik: tidak terlalu cepat,
disertai intonasi, ekspresi, dan gestur yang sesuai isi cerita.
2) Bersikap ramah.
3) Menanggapi komentar dan pertanyaan peserta didik.
4) Mengingatkan peserta didik untuk menyimak.
5) Membagi informasi dan berdiskusi selama membacakan buku.
6) Mengajak peserta didik aktif bertanya.
7) Mengajak peserta didik untuk menceritakan apa yang dibacakan
dan apa yang dipikirkan (think aloud) terkait bacaan.
d. Setelah Membaca Nyaring:
1) Meminta peserta didik mengajukan pertanyaan.
2) Guru mengajukan pertanyaan seandainya peserta didik tidak
bertanya.
3) Meminta peserta didik untuk menceritakan ulang bacaan
dengan kata-katanya sendiri.
4) Meletakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah
dilihat dan dijangkau oleh tangan peserta didik.
5) Mencatat judul buku yang telah dibacakan.
10. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati (sustained silent reading) adalah kegiatan membaca 15
menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru
menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat
berkonsentrasi pada buku yang dibacanya.
Tujuan : Menumbuhkan kebiasaan membaca pada peserta didik.
Membaca dalam hati (sustained silent reading) adalah kegiatan membaca 15
menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru
menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat
berkonsentrasi pada buku yang dibacanya.
Tahapan Membaca daam Hati:
a. Persiapan membaca dalam hati
1) Memahami tujuan membaca dalam hati, yaitu untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik.
2) Memastikan agar bacaan sesuai dengan tingkat keterampilan
membaca peserta didik.
b. Sebelum Membaca Dalam Hati
1) Menawarkan kepada peserta didik apakah mereka memilih sendiri
buku yang ingin dibaca dari Sudut Baca Kelas atau membawanya
sendiri dari rumah.
2) Membebaskan peserta didik untuk memilih buku yang sesuai
dengan minat dan kesenangannya.
3) Memberi semangat kepada peserta didik bahwa ia harus membaca
buku tersebut sampai selesai, dalam kurun waktu tertentu,
bergantung pada ketebalan buku.
4) Membolehkan peserta didik untuk mencari buku lain apabila isi
buku
dianggap kurang menarik.
5) Membolehkan peserta didik untuk memilih tempat yang
disukainya untuk membaca.
6) Menyediakan buku-buku dengan jenis dan judul yang variatif.
c. Saat Membaca dalam Hati
Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing
dengan tenang selama 15 menit.
d. Setelah Membaca dalam Hati
Setelah selesai melaksanakan kegiatan membaca dalam hati, setiap
siswa disuruh membuat resume atau laporan hasil dari kegiatan
membaca yang telah dilaksanakan. Pada kesempatan tersebut guru dapat
menggunakan 5–10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada
peserta didik tentang buku yang dibaca.
G. Program Kerja
Program Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
No. Jenis Kegiatan Waktu
Membaca buku non pelajaran
1 Setiap hari
sebelum proses belajar dimulai
2 Posterisasi sekolah Menyesuaikan
Membuat pohon literasi di setiap
3 Menyesualikan
kelas
Membuat baca di beberapa tempat
4 Setiap saat
di setiap ruang kelas
Membuat papan karya literasi
5 Menyesuaikan
siswa di setiap kelas
Membuat dinding motivasi di
6 Setiap saat
setiap kelas
Mengadakan Lomba Duta Literasi
7 Insidental
Sekolah
Mengadakan Lomba Karya
8 Setiap akhir semester
Literasi antar kelas
H. PENUTUP
Program Kerja ini dibuat untuk digunakan sebagai acuan atau pedoman
dalam melaksanakan kegiatan gerakan literasi sekolah (GLS) di SMA Negeri 1
Sikabau. Dengan adanya Program Kerja ini diharapkan kegiatan (GLS) di SMA Negeri
1 Sikabau bisa berjalan lancar dan dapat memenuhi target yang telah ditentukan.
Program Kerja ini masih banyak kekurangan oleh karena itu mohon
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak demi lancarnya pelaksanaan kegiatan
gerakan literasi sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Sikabau.

Pulau Punjung, 30 Mei 2023


Wakil Kesiswaan Koordinator,

Ade Irawan Putra, S.Pd Monalisa Aulia, S.Pd


NIP.- NIP. 19950411 201903 2 009

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Sikabau

Tisnawati, S.Pd., M.Pd


NIP. 19730430 200501 2 005

Anda mungkin juga menyukai