id/duduk-perkara-pelecehan-seksual-12-siswi-sd-oleh-guru-pns-di-sleman-ermD
Sekolah sunnah rata rata sampai kelas berapa guru pria mengajar anak wanita?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ulasan Penting :
kurangnya tenaga pengajar akhwat yg berkompeten utk mengajar suatu materi, terutama ilmu-ilmu syar'i....
Yg banyak lamaran biasanya pelamar2 jurusan PAI dr universitas awam...
Ana pernah dengar cerita disekolah sunnah klo guru akhwat awam yg ngajar santriwati dan gurunya nobar
drakor..
Iya benar Ustadz, yg ditakutkan musyrifah terlebih lagi guru yg pny akses hape/laptop,,,semalaman nobar
drakor dgn santriwati. Laa haula wa laa quwwata illa billah...ditanya awal2nya nonton film kartun ujung2nya
drakor. Allohul musta'an.
Pengalaman cari Guru Diniyyah akhwat...susah banget....yg kirim lamaran kebanyakan Akhwat dari jurusan PAI
, PT Umum....
Tidak hanya itu Prof guru akhwat Mapel umum dengan qualifiaction HIGH juga sangat sulit.
Kami kalau iklan di JobsDB dan Job street, hampir semua pelamarnya dari sekolah sekolah umum.
ana udah kapok ustadz posting di web umum, pelamar emang banyak, tapi mayoritas awam. Standar seleksi
keislaman di sini ketat bingits
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dulu waktu di SD, dan sebagian besar gurunya adalah kaum ibu, iseng menganalisis para ibu ini yang memilih
jadi guru, diantaranya:
1. Mereka sebelumnya bekerja di industri atau perusahaan lalu sudah mengenal kajian bersama dengan
suaminya, namun masih memiliki pemikiran yang cukup moderat dalam hal mencari nafkah, setelah itu
memutuskan belajar menjadi guru mengingat ia mengantongi ijazah S1 walau bukan pendidikan, dengan
modal memiliki jiwa kasih sayang khas keibuan.
2. Memang lulusan sarjana pendidikan walau bukan pendidikan guru SD, dan biasanya sudah menikah jg
sehingga memutuskan memanfaatkan ijazah S1 nya tersebut untuk membantu tambahan kehidupan keluarga
selain yang dilakukan oleh para suami.
3. Memang sarjana, memiliki jiwa keibuan sesuai dengan modal dasar menjadi seorang guru tingkat SD, dan
biasanya sudah memiliki anak yang butuh biaya untuk sekolah mengingat dirinya adalah single parent, dengan
aktif sebagai guru, tentu biasanya sekolah akan memberikan keringanan biaya atau gratis bagi para guru dan
keluarganya.
4. Terpaksa menjadi guru, disebabkan ia sudah mengantongi ijazah sarjana, bukan pendidikan mungkin, tapi
orangtuanya masih umum, belum mengenal kajian. Si guru ini berinisiatif tetap menunaikan amanah ijazah
yang dibiayai orangtuanya, namun tetap berharap mendapati tempat kerja dari kalangan yang mengenal
kajian.
5. Menjadi guru, karena suaminya guru di sekolah tersebut, atau bahkan menjadi pimpinan lembaganya. Ini
merupakan akses dan previlis yang baik, si ibu guru otomatis menjadi senior dan disegani dikalangan ibu guru
yang lain, dan biasanya ini yang disukai oleh seorang wanita. Jadi ia akan merasa sangat betah, sebab dianggap
memiliki pengaruh disana.
Darisana kadang berfikir, bahwa untuk menjadi atau mencari seorang ibu guru wabil chusus tingkat SD,
biasanya yang didapat bukan mereka yang gadis dan fresh graduate, justru para ibu dengan beberapa poin
kemungkinan di atas. Namun tentunya, memberdayakan guru perempuan, besar kemungkinan resiko jam
kosong-nya cukup banyak, terlebih bila sudah tiba waktunya untuk hamil, melahirkan, menyusui, anak sakit,
mertua datang ke rumah, atau menghadiri pernikahan suaminya yang menikah lagi, dan berusaha
menenangkan dirinya di masa seperti itu. Abaikan yang terakhir. Mohon koreksinya para suhu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhwat Salafi
Apa kita perlu titip pesan kepada ustadz² kondang untuk menggencarkan kajian agar menganjurkan akhwat² yg
mampu mengajar agar mau mengajar...
Selama ini kan pesan yg disampaikan asatidz kita masih secara umum... "Akhwat ya dirumah... Kalau mau kerja
boleh aja tapi syarat² bla bla bla... Intinya lebih baik dirumah"
Berharap istri orang lain jadi militan Dan ngajar, bagaimana dengan istri para anggota disini? Adakah Yang
berhasil mendorong istrinya massing masing untuk jadi militan Dan mengajar bahkan memimpin Akhwat
Akhwat lainnya?
Berharap anak perempuan orang lain militan Dan mengajar? Bagaimana dengan anak anak Kita Yang Ada Di
group ini... Pemikiran untuk diam dirumah saja atau pemikiran untuk mengajar Yang dikedepankan saat
mengajar anak anak Kita sendiri?
Nah kalau fardhu kifayah Kan berarti anak orang lain Aja anak ana jangan....
Macam ummahat ngomongin poligami... Baik dan sunnah tapi suami orang lain Aja suami saya jangan...
Ana menyurul ibu "Polda (polisi dapur) untuk fokus di rumah, mengurus anak-anak dan melayani suami.
Tapi karena ia passion nya kuat di mengajar, ana izinkan mengajar tapi hanya dari jam 09.00 SD 11.00 saja, tapi
bukan di lembaga formal
Alhamdulillah sekarang sibuk mengajar daurah intensif bhs. Arab buat emak-emak dari senin-minggu
Jika anak, suami dan rumah terbengkalai maka ana akan off kan
Jadi jangan kolot atau ikut urf aja, out of the box, bikin model pekerjaan yg meringankan mereka,
memudahkan suami utk mengininkan mereka
Kalau ada yg kita butuhkan full time, ga semua ummahat itu sama dengan kita, ga semua suami sama dnegan
kita,
Bisa dengan berbagai alasan (husnudzan aja) mereka mau bekerja atau suaminya mengininkan istrinya bekerja
full time
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhwat Harokah
smntara kl akhwat2 pks ide2 program kerja, berkegiatan spt nya udah hal biasa
Soalnya saya termasuk yg dapet yg dulunya pks trus ke salaf, masya Allah aktif, kita auto pilot udah. Bisa
percaya sepenuhnya, bisa gerakkan guru2 lain, bisa bikin program2 sendiri, jalan sendiri, lumayan
meringankan.
Ana juga dapat pak , sayangnya bertahan 3 th karena ikut suami pindah tugas PNS ke luar daerah.
Yang sangat menakjubkan pergi pagi pulang sore ngak pernah diminta tapi di laksanakan.
Sampai sampai resignya ana harus adakan perpisahan resmi di rumah ana untuk mengenang yang seperti ini.
Teman-teman PKS kan aktif dalam berorganisasi, bahkan tingkat ranting ada program TO PKS "Training
Organisasi PKS", dan kader PKS umumnya berasal dari alumni KAMMI yang pengkaderannya (tentang
organisasinya) militan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebenernya ga harus.
Tp bisa dimaklumi, ane inget dl di jaman kuliah, pingin ngadain Latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Utk majelis dakwah/kajian kampus IPB, agar ada regenerasi, dan kajian dikampus ga naik turun, ketika
pemimpinannya bagus, kajian rame, ketika pemimpinya kurang kajian sepi.
Akhirnya konsultasi sama asatidz, satu orang mendukung, yg lainnya kurnag mendukung,
Menganggap LDK itu seperti berharap jadi pemimpin, ingat hadits ga boleh minta jabatan dll
Yang harus di luruskan presepsi dari kegiatan LDKS, KMD, dll adalah:
Bukan meminta jabatan jadi pemimpin, namun melatih setiap orang agar memiliki jiwa kepemimpinan.
Bukankah suami pemimpin untuk istrinya, dan wali kelas pemimpin untuk anak-anaknya
Tp Alhamdulillah skr setelah kita terjun membuat organisasi, Lembaga, Usaha... temen² sadar betapa
pentingnya leadership, dan 15 tahun kemudian bisa diprogramkan di kampus
Alhamdulillah di mias tahun ini sudah dibentuk SOT (School of Teacher) salahsatu tugasnya adalah untuk
training guru-guru, diawali kemarin dengan kegiatan ILT "Ihya As-Sunnah Leadership Training".
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh :
1. Wajib membayar uang anggota 850,000 uang ini nantinya akan di gunakan untuk pengembangan kurikulum,
sekolah, workshop Guru JSIT se indonesia
Ibarat beli franchise, bayar biaya keanggotaan dan siap jalan sekolahnya
Tapi ingat ya ana bicara manajemen sekolah, bukan ajaran dan manhajnya
Dalam arti dzan ana dimulai dari kumpul², kemudian terbentuk, kemudian klop, kemudian baru tarikan,
Kl kita mulai dengan iuran, nanti msalah pertama siapa yg megang dsb, jadi mending organik, dan grup diskusi
ini bagus sebagai awal.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Solusi :
Kadang masalahnya bukan di akhwatnya yg gak militan... Tapi suaminya yg gak mau istrinya sibuk terlibat dlm
organisasi...
Sebelum menikah dia militan, setelah menikah -padahal menikahnya juga dg guru- eh, malah disuruh resign
sama suaminya...
Apakah perlu pendekatan terhadap suami akhwat militan tersebut. Biar menyamakan persepsi dan misi
dengan sekolah ???
Karena rata" alasan guru akhwat pindah adalah karena ikut suami
kalau sekolah saya dulu di JKT, yg bertahan itu yg justru masuk bekerja dalam keadaan masih awam, kemudian
kenal sunnah di sekolah
buat sekolah tinggi utk akhwat... plus beasiswa dgn konsekuensi hrs mengajar dua tahun
Salah satu solusi memang yayasan membuat lembaga training/Diklat calon Guru. Bisa ambil yg S1 Pendidikan
atau non-pendidikan. Dilatih dengan materi dari lembaga. memproduksi guru non-stop, all year round.
Di buat matrik kompetensi. Standar kompetensi yang kita tetapkan dengan kompetensi guru. Maka akan
terlihat gap analisisnya.
Mungkin juga yg pernah kami lakukan, ana mendata kader kader dari wilayah ana yg melanjutkan ke
perguruan tinggi islam, kemudian kita adakan pendekatan ke orang tua nya juga, untuk nntinya bisa
membantu mengajar di lembaga kita. Karena tradisi orang jawa kalau di orang kan orang tua nya juga akan
lebih merespon baik.
Manfaatkan putra putri asli daerah (yang lulusan pondok atau kuliahan tapi sdh mengaji) di daerah sekolah itu
berada utk di jadikan pengajar, kalau ndak ada putra putri asli daerah yang mondok, bikin program (bisa
melalui rumah tahsin & tahfizh, dan yang semisal untuk ilmu diniyyah) kaderisasi di daerah sekolah itu
berada.semogo bermanfaat
Salah satu lembaga yg ana kenal disini, ada yg betul2 'mengkader' keluarganya jdi para pengajar di lembaga
nya. Putra-putri dari istri pertama juga istri kedua setelah mentas belajarnya lalu kembali utk berta'awun
mengajar brsama ortunya, mantu2nya juga para pengajar. Ana kira ini nepotisme yg bagus selama memang
sesuai standar kemampuannya.
Solusi :
Masya Allah diskusi yg menarik ttg akhwat pengajar. Kami juga mengalami permasalahan sama sulitnya
mencari tenaga pengajar akhwat, biasanya krna:
- yg ummahat resign krna urusan rumah keteteran atau suami pindah atau disuruh suami.
- Klo di madrasah sederhana sprti tempat kami juga ada yg krna sebab mukafaah yg mungkin dianggap kecil.
Akhirnya sebagian pelamar kami terima dlm kondisi awam yg baru kenal dakwah salaf, lalu kami adakan diklat
bbrpa bulan. Tapi memang permasalahan diatas tetap saja ada, shgga diklat kami adakan tiap tahun utk bisa
menjaring calon2 pengajar akhwat yg baru utk menggantikan yg resign.
Khusus utk leader atau kordinator pengajar akhwat, krna perlu sdm jangka panjang, mudir atau pengurus
yayasan berpoligami itu ana rasakan memang solusi paling memungkinkan. Berjalan 10th R1 kordinator sd
banat, R2 kordinator paud, R3 baru proses pengkaderan. Kalo ga demikian mungkin tiap tahun harus ganti
kordinator, krna akhwat pengajar langka ada yg mau diberi tanggungjawab leader.
Yg membuat prihatin, sebagian ikhwan yg istrinya punya kemampuan mengajar tapi lebih menyuruh di rumah,
namun ketika anak2 perempuannya mulai besar dan butuh sekolah mereka serahkan pendidikannya ke
sekolah2 yg disitu sangat butuh tenaga pengajar akhwat. Dia menahan istrinya berperan, tapi berharap pada
ummahat lain berperan utk pendidikan anaknya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tambahan :
Kl kontrak mengajar mengikat dua tahun misal g boleh off dg alasan apapun,,,, ni kejam g yah
Antara kejam dan profesionalitas kerja ustadz. Tapi yg namanya istri juga harus patuh suami.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kl kata jack ma, dmana alibaba perusahannya didominasi pekerja perempuan 51%.
Karena jack memilih orang yg bisa mengempower orang lain, yg mau memikirkan orang lain, membuat orang
lain berkembang dan itu katanya fitrahnya wanita, mreka pasti senantiasa memikirkan orang lain entah
suaminya, anaknya, orangtuanya. Beda dgn laki2 tidak semua spt itu, bahkan banyak yg hanya memikirkan
sukses dirinya.