i
DAFTAR ISI
No Uraian Hal
ii
No Uraian Hal
2. Siapa saja sasaran pendidikan kesetaraan? ........... 9
Kurikulum apa yang digunakan dalam pendidikan
3.
kesetaraan? ............................................................. 10
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan
4. kesetaraan untuk peserta didik yang sangat
beragam? ................................................................ 10
Dimana bisa didapatkan modul/materi pembelajaran
5.
Pendidikan Kesetaraan? ......................................... 11
6. Bagaimana system ujian Pendidikan Kesetaraan?.. 11
Bagaimana Cara memperoleh NISN bagi peserta
7.
didik? ....................................................................... 11
Bagaiamana tahapan untuk bisa mengikuti ujian
8.
nasional dan UNBK? ............................................... 13
Lembaga mana saja yang berhak menyelenggarakan
9.
UN dan UNBK? ....................................................... 13
Lembaga mana saja yang berhak menyelenggarakan
10.
UN dan UNBK? ....................................................... 14
11. Apa urgensi GP3M dan PKHP? .............................. 14
iii
No Uraian Hal
iv
No Uraian Hal
v
No Uraian Hal
vi
A. PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA
1. Apa Dasar hukum Pendidikan Keaksaraan?
Dasar hukum pendidikan keaksaraan :
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional di pasal 26 dan 27 secara eksplisit
dijelaskan tentang Pendidikan Nonformal memiliki kedudukan
dan peran yang sama dengan jalur pendidikan formal sebagai
bagian yang tak terpisahkan dalam keseluruhan sistem
pendidikan nasional.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
b. Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun dan pemberantasan buta aksara (GNP-PWB/
PBA)
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
dan Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA)
d. Peraturn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 86
tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Keaksaraan Dasar.
1
2. Apa indikator kompetensi keaksaraan dasar?
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
1. Membaca kalimat 1. Membaca huruf vocal dan abjad
sederhana terdiri latin dengan lancar
atas SPO dengan 2. Mengenal dan membaca suku
menggunakan kata yang terdiri atas sekurang
bahasa Indonesia kurangnya 2 suku kata
3. Membaca kata yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 suku kata
4. Membaca kalimat sederhana
(terdiri atas subyek, predikat dan
obyek) dengan mengunakan
bahasa indonesia.
2. Membaca dan Membaca isi/pesan pada papan
memahami petunjuk nama, arah, label, merek, poster
sederhana/ sederhana
pendek dengan
menggunakan
bahasa Indonesia
3. Membaca angka 1. Membaca lambang bilangan 1-10
1-100 dengan 2. Membaca lambang bilangan 11-
menggunakan 19
Bahasa Indonesia
3. Membaca bilangan 20-100
2
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
4. Menulis kalimat 1. Menulis huruf vocal dan abjad
sederhana terdiri latin dengan lancar
atas SPO dengan 2. Menulis suku kata yang terdiri
menggunakan atas sekurang-kurangnya 2 huruf
Bahasa Indonesia
3. Menulis kata yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 suku kata
4. Menulis kalimat sederhana terdiri
atas obyek, subyek dan predikat
dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang benar
5. Menulis identitas 1. Menulis nama, usia, tempat lahir
diri dan alamat dan tanggal lahir
2. Menulis nama jalan, nomor
rumah, RT/RW, nama desa,
nama kecamatan dan kabupaten/
kota
6. Menulis angka 1. Menulis lambang bilangan 1-10
1-100 2. Menulis lambang bilangan 11-19
3. Menulis lambang bilangan 20-
100
3
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
7. Mengenal angka 1. Menghitung (mencacah) banyak
1-100 obyek (benda, gambar, dll)
secara berurutan (dari 1-100)
2. Membandingkan 2 kumpulan
obyek hitung, manyatakan dalam
istilah lebih banyak, lebih sedikit
atau sama banyak
3. Mengurutkan lambang bilangan
yang terdiri atas 2 angka dari
terkecil sampai terbesar dan
sebaliknya
4. Menyusun banyak obyek (benda,
atau gambar) dari terkecil sampai
terbesar dan sebaliknya.
8. Melakukan 1. Menghitung dengan
perhitungan, menggunakan simbol +,- dan =
penjumlahan dan dalam mengerjakan penjumlahan
pengurangan dan pengurangan sekurang-
sekurang- kurangnya 1 angka.
kurangnya 1 angka 2.
Meghitung penjumlahan dan
pengurangan dalam pekerjaan
atau kehidupan sehari-hari
sekurang-kurangnya 1 angka
3. Melakukan perhitungan,
penjumlahan dan pengurangan
dalam pekerjaan atau kehidupan
sehari-hari sekurang-kurangnya
1 angka.
4
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
9. Mengenal satuan Mengenal satuan waktu seperti
waktu tahun, bulan, minggu, hari dan
jam.
10. Berkomunikasi 1. Menjawab pertanyaan dengan
menggunakan menggunakan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara lisan terkait dengan
secara lisan masalah yang dihadapi sehari-
hari
2. Mengajukan pertanyaan dengan
benar menggunakan Bahasa
Indonesia secara lisan terkait
dengan masalah yang dihadapi
3. Bertanya jawab tentang satu
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5
4. Adakah kurikulum Pendidikan Keaksaraan?
Dalam penyelenggaraan Pendidikan keaksaraan merujuk pada
peraturan berikut :
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 86 tahun 2014 tentang Pedoman
penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Keaksaraan Lanjutan.
6
g. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-
aturan yang ditetapkan
h. Membantu kelancaran penyelesaian tugas
FUNGSI TBM
a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri
dan sebagai penunjang kurikulum pendidikan luar sekolah,
khususnya pendidikan keaksaraan.
b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan
bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan
masyarakat setempat.
c. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan
bahan bacaan lainnya dalam studi kepustakaan.
d. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referesi bagi
pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya.
e. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan
bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu
senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru
yang menarik dan bermanfaat.
7
8. Apa yag dimaksud dengan kampung literasi?
Kampung literasi adalah kawasan kampung/desa yang digunakan
untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat,
mewujudkan masyarakat yang memiliki 6 komponen literasi yaitu
literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), literasi keuangan serta literasi
budaya dan kewarganegaraan serta membentuk masyarakat
pembelajar sepanjang hayat.
8
B. PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
1. Apa dasar hukum Pendidikan Kesetaraan?
Dasar hukum pendidikan keaksaraan:
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional di pasal 26 dan 27 secara eksplisit dijelaskan tentang
Pendidikan Nonformal memiliki kedudukan dan peran yang
sama dengan jalur pendidikan formal sebagai bagian yang tak
terpisahkan dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
b. Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
dan pemberantasan buta aksara (GNP-PWB/PBA)
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA)
d. Peraturn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 86
tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Keaksaraan Dasar
9
c. Penduduk usia sekolah yang terkendala masuk jalur formal
karena:
1) Waktu terbatas
2) Secara ekonomi terbatas
3) Geografis (etnis minoritas, suku terasing)
4) Keyakinan seperti Ponpes
5) Bermasalah (sosial, hukum)
d. Penduduk usia 15-44 yang belum tuntas wajar Dikdas 9 tahun
e. Penduduk usia SMA/MA berminat program Paket C
f. Penduduk di atas usia 18 tahun yang berminat mengikuti
Program Paket C karena berbagai alasan.
4.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan
kesetaraan untuk peserta didik yang sangat beragam?
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan berupa
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknis pembelajaran, taktik pembelajaran
dan model pembelajaran berpusat pada peserta didik atau
berdasarkan pada kebutuhan peserta didik.
10
5. Dimana bisa mendapatkan modul/materi pembelajaran
Pendidikan Kesetaraan?
Modul dan materi pembelajaran sudah diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan yang bias
diakses melalui laman
www.bindikmas.kemdikbud.go.id atau
www.rumahbelajar.kemdikbud.go.id
11
Berikut ini adalah alur memperoleh NISN :
12
8. Bagaiamana tahapan untuk bisa mengikuti Ujian Nasional
dan UNBK?
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan perlu menetapkan Prosedur Operasional Standar
(POS) yang mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan
Ujian Nasional setiap tahun pelajaran.
Tahapan penyelenggaraan ujian nasional semua jenjang
pendidikan termasuk didalamnya pendidikan kesetaraan merujuk
pada Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional.
13
Jenderal pada Kantor Perwakilan RI setempat berkoordinasi
dengan Direktorat terkait atau langsung ditetapkan oleh
Direktorat terkait.
14
2. Menumbuhkan kemandirian dan partisipasi aktif perempuan
dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, masyarakat
dan bangsa
3. Menumbuhkan keinginan untuk terus belajar dan berkarya,
melalui keterlibatannya dalam kelompok pembelajaran dan
berusaha
4. Meningkatkan kesadaran perempuan akan hak-haknya
sebagai warga negara yang didasari atas pemahaman
tentang HAM, Hak Anak, dan Hak Perempuan, serta alternatif
pemecahan masalah pelanggaran HAM.
5. Membentuk sikap positif dalam menghadapi perbedaan
peran sosial di masyarakat serta memecahkan masalah yang
ditimbulkan melalui dialog dan musyawarah.
6. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang pada
gilirannya diharapkan meningkatkan kualitas hidup keluarga
dan berimbas pada peningkatan pendidikan dan kualitas
hidup generasi berikutnya
15
2. Apa syarat-syarat pendirian Satuan PNF?
Permendikbud nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Nonformal.
Pasal 5 :
(1) Persyaratan pendirian Satuan PNF terdiri dari:
a. persyaratan administratif; dan
b. persyaratan teknis.
(2) Persyaratan administratif terdiri atas:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pendiri;
Susunan pengurus dan rincian tugas;
Surat keterangan domisili Kepala Desa/Lurah;
b. Keterangan kepemilikan atau kuasa penggunaan tempat
pembelajaran selama 3 (tiga) tahun.
c. Dalam hal Pendiri adalah badan hukum, Pendiri
melampirkan Surat Penetapan Badan Hukum dari
Kementerian di bidang Hukum.
(3) Persyaratan teknis berupa dokumen Rencana Pengembangan
Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
16
4. Bagaimana tata cara/tahapan pendirian PKBM dan SKB?
Tata cara pendirian Satuan Pendidikan Nonformal:
(1) Pendiri mengajukan surat permohonan pendirian Satuan PNF
dengan melampirkan persyaratan teknis dan administratif
kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Dinas melakukan verifikasi berkas administrasi dan
teknis.
(3) Kepala Dinas memberi persetujuan atau penolakan pendirian
Satuan PNF paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, sejak
permohonan diterima.
(4) Kepala Dinas menerbitkan Izin Pendirian Satuan PNF.
17
7. Bagaimana tahapan Akreditasi Satuan PNF?
Proses Akreditasi Satuan Pendidikan nonformal
18
8. Bagaimana cara memperoleh ijin menyelenggarakan UN
sendiri bagi satuan PNF terakreditasi?
a. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota menetapkan SPNF
pelaksana UNBK atau UNKP yang memenuhi persyaratan
seperti lembaga/Satuan Pendidikan yang sudah terakreditasi
b. Dalam hal tidak ada PKBM/SKB yang memenuhi persyaratan,
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat menetapkan
sekolah/madrasah jenjang yang sama sebagai pelaksana
UNBK atau UNKP untuk pendidikan kesetaraan
c. Satuan Pendidikan yang bergabung melaksana UN dengan
moda yang sama dengan Satuan Pendidikan Pelaksana UN
19
(proposal based) dan prioritas nasional dengan memperhatikan
perubahan kewenangan dari kabupaten/kota ke provinsi.
c. Memberikan afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan,
kepulauan, dan transmigrasi.
d. Melakukan sinkronisasi pengalokasian: (a) antarbidang/
subbidang DAK, (b) antara alokasi DAK untuk masing-masing
kabupaten/kota dan antara kabupaten/kota dengan provinsi,
dan (c) antarakegiatan yang didanai DAK dengan yang
didanai dari dana selain DAK, dengan mengoptimalkan peran.
e. Memberikan diskresi kepada daerah untuk menggunakan
maksimal 5% dari pagu DAK Fisik untuk kegiatan penunjang
yang bersifat nonfisik.
f. Menghilangkan kewajiban daerah untuk menyediakan dana
pendamping.
g. Memperkuat dasar hukum dan mempercepat penetapan
petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan DAK.
h. Memperbaiki mekanisme penyaluran DAK Fisik berbasis
kinerja penyerapan dan pencapaian output.
20
5. Bagaimana Mekanisme Penetapan DAK Fisik?
Penetapan alokasi DAK Fisik dilakukan melalui rapat pembahasan
hasil penilaian usulan DAK fisik dari daerah. Rapat pembahasan
melibat tiga lembaga/kementerian, yaitu kementerian yang terkait
secara langsung terkait dengan DAK Fisik, BAPPENAS, dan
Kementerian Keuangan. Hasil rapat pembahasan selanjutnya
disosialisaikan melalui kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi
kegiatan DAK di daerah (per provinsi). Prosedur dan materi rapat
pembahasan disajikan pada gambar 2.
21
(c) buku panduan pendidikan.
Sasaran penggunaan buku:
(a) Buku pengayaan ditujukan bagi peserta didik Program
Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.
(b) Buku referensi ditujukan bagi peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan Program Pendidikan
Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.
(c) Buku panduan pendidikan ditujukan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan Program Pendidikan Kesetaraan
Paket A, Paket B, dan Paket C.
2) Pengadaan Alat Pendidikan berupa perangkat komputer
dan server untuk peningkatan mutu pembelajaran
3) Pengadaan Media Pendidikan berupa media pendukung
pembelajaran dan media pendukung praktek laboratorium
2. Prasarana Pendidikan
a. Rehabilitasi Prasarana
1) Rehabilitasi ruang kelas/ruang praktik/bengkel kerja
2) Rehabilitasi ruang penunjang lainnya, beserta
perabotnya
3) Rehabilitasi toilet (jamban), beserta sanitasinya
b. Pembangunan Prasarana
1) Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya
2) Pembangunan ruang praktik/bengkel kerja baru
beserta perabotnya
3) Pembangunan Jamban beserta sanitasinya
22
7. Bagaimana Tahapan pelaksanaan DAK Fisik SKB?
a. Tahap Persiapan
1) Kepala SKB
(a) mengikuti bimbingan teknis/ workshop/sosialisasi yang
diselenggarakan oleh Direktorat Teknis atau Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota;
(b)
bersama unsur masyarakat yang kompeten
membentuk Panitia Pembangunan Sanggar Kegiatan
Belajar (P2S); dan
(c) menerbitkan surat keputusan penetapan P2S.
Susunan P2S di SKB:
• Penanggung Jawab sekaligus Ketua: Kepala SKB
• Sekretaris: unsur masyarakat
• Bendahara: tenaga administratif SKB
• Penanggung Jawab Teknis: Unsur Masyarakat
yang mengerti dan paham bangunan
23
minimal 90 x 60 cm yang berisi informasi
sebagaimana contoh gambar 1;
• papan nama kegiatan dipasang/ditempatkan
di sekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh
masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak
rusak selama pelaksanaan;
• menginformasikan pelaksanaan kegiatan pada
papan pengumuman yang tersedia di SKB. Contoh
papan pengumuman bisa dilihat di juknis DAK
tahun 2018;
• membuat rencana keselamatan lingkungan saat
pekerjaan pembangunan/rehabilitasi dilaksanakan;
dan
• memanfaatkan dana DAK sesuai dengan RAB dan
melaksanakan pekerjaan prasarana SKB secara
swakelola.
b. Tahap Pelaksanaan yang meliputi:
• pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai paling
lambat 8 (delapan) hari terhitung mulai saat diterimanya
DAK di rekening SKB;
• pencairan dana sesuai dengan kebutuhan pembiayaan
dan jadwal kerja yang telah dibuat;
• pelaksanaan rehabilitasi/renovasi/pembangunan sesuai
dengan dokumen teknis;
• melakukan pembukuan keuangan meliputi: buku bank
(BB), buku kas umum (BKU), dan buku pembantu kas
tunai (BKT);
• membuat plakat dari batu marmer, granit, logam atau
sejenisnya. Contoh plakat bisa dilihat di juknis DAK fisik
SKB tahun 2019.
24
• plakat dipasang/ditempatkan di samping pintu masuk
pada setiap ruang yang direhabilitasi/direnovasi/
dibangun;
• membuat laporan mingguan, bulanan, dan laporan akhir
pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya; dan
• mengirimkan laporan bulanan dan laporan akhir ke
Bupati/ Walikota melalui Kepala Dinas Pendidikan Kab/
Kota.
25
8. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan
DAK Fisik SKB?
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yaitu mengukur
ketercapaian DAK Fisik melalui indikator-indikator pengukuran
sebagai berikut:
26
ASPEK KINERJA INDIKATOR KINERJA
Kepatuhan dan Kepatuhan dan Ketertiban satuan
ketertiban pelaporan. pendidikan dalam penyusunan
Laporan
Kesesuaian laporan satuan
pendidikan dengan Juknis/
Petunjuk Operasional
Kepatuhan dan Ketertiban
Provinsi/Kab/Kota dalam
penyampaian laporan
Kesesuaian laporan Provinsi/
Kab/Kota dengan Petunjuk
Operasional.
27
E. DAK NON FISIK BOP KESETARAAN
1. Apa dasar hukum pelaksanaan DAK Non Fisik BOP
Kesetaraan?
Permendikbud No. 7 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis DAK
Nonfisik BOP Kesetaraan.
28
a. Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan kesetaraan
yang menetapkan iuran atau pungutan yang melebihi
ketentuan; dan
b. Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan kesetaraan
atas dasar kerja sama dengan lembaga pendidikan asing
Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)
29
undangan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Pemerintahan daerah pasal 298 ayat (5) Belanja hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan kepada:
a Pemerintah Pusat;
b Pemerintah Daerah lain;
c badan usaha milik negara atau BUMD; dan/atau
d badan, lembaga, dan
e organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.
30
b. PP no. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Ps. 83
ayat (2): Proses penyaluran dana pendidikan dari pemerintah
dan pemerintah daerah kepada satuan pendidikan diberikan
dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Permendikbud No. 7 Tahun 2019 Bab “Hibah DAK Non FIsik
BOP Kesetaraan dapat diberikan kepada Satuan Pendidikan
penyelenggara program pendidikan kesetaraan setiap tahun
sepanjang masih menyelenggarakan program pendidikan
kesetaraan”.
31
Komponen penggunaannya adalah sebagai berikut :
32
Komponen Penggunaan Keterangan
33
g. Menunjuk Bank Penyalur yang dipilih secara transparan
h. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan DAK BOP
Kesetaraan sesuai peraturan menteri
i. Pelaporan per triwulan (PP No. 2 Tahun 2012 pasal 29):
Gubernur, Bupati, Walikota menyampaikan laporan triwulan
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari hibah kepada
menteri/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian
terkait.
j. Mencatat dan melaporkan penanganan Pengaduan
Masyarakat
34