Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Pendidikan keaksaraan dan kesetaraan merupakan bagian penting dalam


proses memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) didalamnya
menjadi perhatian setiap negara maupun dunia Internasional. Tidak
terkecuali negara Indonesia yang turut andil dalam meningkatkan
keberaksaraan masyarakat dan melaksanakan pendidikan kesetaraan
yang memungkinkan bagi masyarakat yang pernah, putus dan/atau
sebab lain tidak dapat menerima dan/atau melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan formal.
Berbagai program dan kebijakan telah diluncurkan untuk melakukan
percepatan terhadap penuntasan tuna aksara dan juga secara kontinu
mengalokasikan dana program pendidikan kesetaraan.
Dalam Hal Pendanaan Pemerintah memberi perhatian khusus
dalam program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yaitu melalui
pengalokasian dana DAK Fisik dan DAK Nonfisik BOP Kesetaraan.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan yang sering muncul terkait dengan
pendidikan keaksaraan dan kesetaraan sehingga disusunlah Buku Saku
FAQ Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan ini.

Jakarta, Agustus 2018


Direktur Bindiktara

Dr. Abdul Kahar, M.Pd.


NIP. 19640207 198503 1 005

i
DAFTAR ISI

No Uraian Hal

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................ ii

PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN


A
BUDAYA BACA ....................................................... 1
1. Apa Dasar hukum Pendidikan Keaksaraan?............ 1
2. Apa indikator kompetensi keaksaraan dasar?.......... 2
Apa perbedaan keaksaraan dasar dan keaksaraan
3.
lanjutan (KUM dan KL)?........................................... 5
4. Adakah kurikulum Pendidikan Keaksaraan?........... 6
5. Apa urgensi pengembangan budaya baca?............. 6
6. Apa penting dan fungsi TBM?.................................. 6
Apa perbedaan TBM di SPNF dengan TBM yang
7.
berdiri sendiri (mandiri)?........................................... 7
8. Apa yag dimaksud dengan kampung literasi?.......... 8
9. Apa Indikator keberhasilan kampung literasi?.......... 8

PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DAN


B
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN ......................... 9
1. Apa dasar hukum Pendidikan Kesetaraan? ............ 9

ii
No Uraian Hal
2. Siapa saja sasaran pendidikan kesetaraan? ........... 9
Kurikulum apa yang digunakan dalam pendidikan
3.
kesetaraan? ............................................................. 10
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan
4. kesetaraan untuk peserta didik yang sangat
beragam? ................................................................ 10
Dimana bisa didapatkan modul/materi pembelajaran
5.
Pendidikan Kesetaraan? ......................................... 11
6. Bagaimana system ujian Pendidikan Kesetaraan?.. 11
Bagaimana Cara memperoleh NISN bagi peserta
7.
didik? ....................................................................... 11
Bagaiamana tahapan untuk bisa mengikuti ujian
8.
nasional dan UNBK? ............................................... 13
Lembaga mana saja yang berhak menyelenggarakan
9.
UN dan UNBK? ....................................................... 13
Lembaga mana saja yang berhak menyelenggarakan
10.
UN dan UNBK? ....................................................... 14
11. Apa urgensi GP3M dan PKHP? .............................. 14

C KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN ..................... 15


Siapa saja yang berhak mendirikan lembaga dan
1.
Satuan Pendidikan Non Formal? ............................. 15
2. Apa syarat-syarat pendirian Satuan PNF? .............. 16

iii
No Uraian Hal

Lembaga/satuan PNF apa saja yang berhak


3. menyelenggarakan pendidikan keaksaraan dan
kesetaraan? ............................................................. 16
Bagaimana tatacara/tahapan pendirian PKBM dan
4.
SKB? ....................................................................... 17
Bagaimana cara memperoleh NPSN untuk satuan
5.
PNF? ....................................................................... 17
Siapa saja organisasi mitra yang dapat berperan
6. dalam mendukung Pendidikan Keaksaraan dan
Kesetaraan? ............................................................ 17
7. Bagaimana tahapan Akreditasi Satuan PNF? ......... 18
Bagaimana cara memperoleh ijin menyelenggarakan
8.
UN sendiri bagi satuan PNF terakreditasi? ............. 19

DAK FISIK BIDANG PENDIDIKAN SUB BIDANG


D
SKB ........................................................................ 19
Apa yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus
1.
(DAK)? ..................................................................... 19
2. Apa Tujuan DAK Fisik? ............................................ 19
3. Apa Urgensi DAK Fisik Tahun 2019? ...................... 19
Bagaimana Mekanisme Pengalokasian DAK Fisik
4.
Tahun 2019 ? .......................................................... 20
5. Bagaimana Mekanisme Penetapan DAK Fisik? ...... 21

iv
No Uraian Hal

Kegiatan apa saja yang tersedia melalui DAK Fisik


6.
(SKB) Tahun 2019? ................................................. 21
Bagaimana Tahapan pelaksanaan DAK Fisik
7.
SKB? ....................................................................... 23
Bagaimana proses monitoring dan evaluasi hasil
8.
pelaksanaan DAK Fisik SKB? ................................. 26
Bagaimana Mekanisme Pelaporan DAK Fisik
9.
SKB? ....................................................................... 27

E DAK NON FISIK BOP KESETARAAN.................... 28


Apa dasar hokum pelaksanaan DAK Non Fisik BOP
1.
Kesetaraan? ............................................................ 28
Apa Dasar hukum untuk menentukan besaran
2.
alokasi bantuan per Kab/Kota? ............................... 28
Apa Saja Kategori Bantuan DAK BOP Kesetaraan
3.
tahun 2019? ............................................................ 28
4. Siapa Sasaran penerima BOP Kesetaraan? ........... 28
5. Apakah BOP sebagai Hibah Daerah? ..................... 29
Apakah Satuan Pendidikan penyelengara
6. pendidikan kesetaraan Penerima BOP harus
disahkan oleh Kemenkumham? .............................. 30
Bagaimana ketentuan tentang hibah BOP
7.
kesetaraan? ............................................................. 30

v
No Uraian Hal

Berapa Satuan Biaya BOP Kesetaraan Tahun


8.
2019? ...................................................................... 31
Apakah Tugas dan Kewenangan Kab/Kota terhadap
9.
BOP Kesetaraan? .................................................... 33
10. Bagaimana Pengawasan BOP Kesetaraan? ........... 34
Apakag Sanksi atas kelalaian Pengelolaan BOP
11.
Kesetaraan? ............................................................ 34

vi
A. PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA
1. Apa Dasar hukum Pendidikan Keaksaraan?
Dasar hukum pendidikan keaksaraan :
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional di pasal 26 dan 27 secara eksplisit
dijelaskan tentang Pendidikan Nonformal memiliki kedudukan
dan peran yang sama dengan jalur pendidikan formal sebagai
bagian yang tak terpisahkan dalam keseluruhan sistem
pendidikan nasional.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
b. Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun dan pemberantasan buta aksara (GNP-PWB/
PBA)
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
dan Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA)
d. Peraturn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 86
tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Keaksaraan Dasar.

1
2. Apa indikator kompetensi keaksaraan dasar?

Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
1. Membaca kalimat 1. Membaca huruf vocal dan abjad
sederhana terdiri latin dengan lancar
atas SPO dengan 2. Mengenal dan membaca suku
menggunakan kata yang terdiri atas sekurang
bahasa Indonesia kurangnya 2 suku kata
3. Membaca kata yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 suku kata
4. Membaca kalimat sederhana
(terdiri atas subyek, predikat dan
obyek) dengan mengunakan
bahasa indonesia.
2. Membaca dan Membaca isi/pesan pada papan
memahami petunjuk nama, arah, label, merek, poster
sederhana/ sederhana
pendek dengan
menggunakan
bahasa Indonesia
3. Membaca angka 1. Membaca lambang bilangan 1-10
1-100 dengan 2. Membaca lambang bilangan 11-
menggunakan 19
Bahasa Indonesia
3. Membaca bilangan 20-100

2
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
4. Menulis kalimat 1. Menulis huruf vocal dan abjad
sederhana terdiri latin dengan lancar
atas SPO dengan 2. Menulis suku kata yang terdiri
menggunakan atas sekurang-kurangnya 2 huruf
Bahasa Indonesia
3. Menulis kata yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 suku kata
4. Menulis kalimat sederhana terdiri
atas obyek, subyek dan predikat
dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang benar
5. Menulis identitas 1. Menulis nama, usia, tempat lahir
diri dan alamat dan tanggal lahir
2. Menulis nama jalan, nomor
rumah, RT/RW, nama desa,
nama kecamatan dan kabupaten/
kota
6. Menulis angka 1. Menulis lambang bilangan 1-10
1-100 2. Menulis lambang bilangan 11-19
3. Menulis lambang bilangan 20-
100

3
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
7. Mengenal angka 1. Menghitung (mencacah) banyak
1-100 obyek (benda, gambar, dll)
secara berurutan (dari 1-100)
2. Membandingkan 2 kumpulan
obyek hitung, manyatakan dalam
istilah lebih banyak, lebih sedikit
atau sama banyak
3. Mengurutkan lambang bilangan
yang terdiri atas 2 angka dari
terkecil sampai terbesar dan
sebaliknya
4. Menyusun banyak obyek (benda,
atau gambar) dari terkecil sampai
terbesar dan sebaliknya.
8. Melakukan 1. Menghitung dengan
perhitungan, menggunakan simbol +,- dan =
penjumlahan dan dalam mengerjakan penjumlahan
pengurangan dan pengurangan sekurang-
sekurang- kurangnya 1 angka.
kurangnya 1 angka 2.
Meghitung penjumlahan dan
pengurangan dalam pekerjaan
atau kehidupan sehari-hari
sekurang-kurangnya 1 angka
3. Melakukan perhitungan,
penjumlahan dan pengurangan
dalam pekerjaan atau kehidupan
sehari-hari sekurang-kurangnya
1 angka.

4
Kompetensi Indikator
keaksaraan Dasar
9. Mengenal satuan Mengenal satuan waktu seperti
waktu tahun, bulan, minggu, hari dan
jam.
10. Berkomunikasi 1. Menjawab pertanyaan dengan
menggunakan menggunakan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara lisan terkait dengan
secara lisan masalah yang dihadapi sehari-
hari
2. Mengajukan pertanyaan dengan
benar menggunakan Bahasa
Indonesia secara lisan terkait
dengan masalah yang dihadapi
3. Bertanya jawab tentang satu
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Apa perbedaan keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan


(KUM dan KL)?
KEAKSARAAN DASAR : Layanan pendidikan bagi warga belajar
usia 15-59 tahun, agar memiliki sikap, pengetahuan, keterampilan
dalam Bahasa Indonesia, membaca, menulis, berhitung untuk
mendukung aktivitas sehari-hari.
KEAKSARAAN LANJUTAN : Pembelajaran bagi warga belajar
yang telah selesai keaksaraan dasar dalam mengembangkan
kompetensi bagi Warga Belajar dengan menekankan peningkatan
keberaksaraan dan pengenalan kemampuan usaha.

5
4. Adakah kurikulum Pendidikan Keaksaraan?
Dalam penyelenggaraan Pendidikan keaksaraan merujuk pada
peraturan berikut :
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 86 tahun 2014 tentang Pedoman
penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Keaksaraan Lanjutan.

5. Apa perlunya pengembangan budaya baca?


Membaca merupakan ilmu dasar yang diajarkan untuk memulai
proses belajar mengajar yang sedikit banyak berpengaruh pada
kualitas wawasan dan pengetahuan setiap individu.
a. Melatih konsentrasi
b. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas individu
c. Membangun konsep dan membuat analisa

6. Apa pentingnya dan fungsi TBM?


PENTINGNYA TBM :
a. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca.
b. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga
c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
d. Mempercepat penguasaan proses dan teknis
e. Membantu pengembangan kecakapan membaca
f. Menambah wawasan tentang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

6
g. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-
aturan yang ditetapkan
h. Membantu kelancaran penyelesaian tugas

FUNGSI TBM
a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri
dan sebagai penunjang kurikulum pendidikan luar sekolah,
khususnya pendidikan keaksaraan.
b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan
bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan
masyarakat setempat.
c. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan
bahan bacaan lainnya dalam studi kepustakaan.
d. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referesi bagi
pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya.
e. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan
bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu
senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru
yang menarik dan bermanfaat.

7. Apa perbedaan TBM di SPNF dengan TBM yang berdiri


sendiri (mandiri)?
Dilihat dari aspek tujuan dan manfaat hampir tidak ada perbedaan
antara TBM di SPNF dan TBM yang berdiri sendiri (mandiri),
namun perbedaannya hanya dari segi pengelolaannya saja. TBM
di SPNF dikelola oleh SPNF sedangkan TBM yang berdiri mandiri
dikelola oleh masyarakat.

7
8. Apa yag dimaksud dengan kampung literasi?
Kampung literasi adalah kawasan kampung/desa yang digunakan
untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat,
mewujudkan masyarakat yang memiliki 6 komponen literasi yaitu
literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), literasi keuangan serta literasi
budaya dan kewarganegaraan serta membentuk masyarakat
pembelajar sepanjang hayat.

9. Apa Indikator keberhasilan kampung literasi?


a. Meluasnya informasi masyarakat terhadap program Kampung
Literasi.
b. Meningkatnya kunjungan masyarakat ke pusat aktivitas
Kampung Literasi untuk mendapatkan pengetahuan, mencari
informasi dan atau belajar keterampilan.
c. Meningkatnya layanan pengetahuan dan informasi pada
jalur pendidikan nonformal berupa buku maupun non-buku
yang tersedia pada TBM, pojok baca atau sejenisnya yang
dilengkapi dengan teknologi informasi
d. Masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan sikap yang positif sehingga memiliki kualitas
hidup yang baik
e. Meningkatnya beragam aktivitas literasi di masyarakat
f. Tersedianya berbagai layanan pengetahuan dan informasi
serta sumber aksesnya kepada masyarakat yang berkaitan
dengan 6 literasi, yaitu literasi baca tulis, literasi berhitung,
literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan

8
B. PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
1. Apa dasar hukum Pendidikan Kesetaraan?
Dasar hukum pendidikan keaksaraan:
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional di pasal 26 dan 27 secara eksplisit dijelaskan tentang
Pendidikan Nonformal memiliki kedudukan dan peran yang
sama dengan jalur pendidikan formal sebagai bagian yang tak
terpisahkan dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
b. Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
dan pemberantasan buta aksara (GNP-PWB/PBA)
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA)
d. Peraturn Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 86
tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Keaksaraan Dasar

2. Siapa saja sasaran pendidikan kesetaraan?


a. Penduduk tiga tahun di atas usia SD/MI (13-15) Paket A
dan tiga tahun di atas usia SMP/MTS ( 16 -18 ) Paket B
b. Penduduk usia sekolah yang tergabung dengan komunitas
e-learning, sekolah rumah, sekolah alternatif, komunitas
berpotensi khusus seperti pemusik, atlet, pelukis, dll

9
c. Penduduk usia sekolah yang terkendala masuk jalur formal
karena:
1) Waktu terbatas
2) Secara ekonomi terbatas
3) Geografis (etnis minoritas, suku terasing)
4) Keyakinan seperti Ponpes
5) Bermasalah (sosial, hukum)
d. Penduduk usia 15-44 yang belum tuntas wajar Dikdas 9 tahun
e. Penduduk usia SMA/MA berminat program Paket C
f. Penduduk di atas usia 18 tahun yang berminat mengikuti
Program Paket C karena berbagai alasan.

3. Kurikulum apa yang digunakan pada pendidikan kesetaraan?


Kurikulum Pendidikan Kesetaraan menggunakan Kurikulum 2013
yang kontekstualisasi dikembangkan melalui modul Paket A,
Paket B dan Modul Paket C.

4.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan
kesetaraan untuk peserta didik yang sangat beragam?
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan berupa
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknis pembelajaran, taktik pembelajaran
dan model pembelajaran berpusat pada peserta didik atau
berdasarkan pada kebutuhan peserta didik.

10
5. Dimana bisa mendapatkan modul/materi pembelajaran
Pendidikan Kesetaraan?
Modul dan materi pembelajaran sudah diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan yang bias
diakses melalui laman
www.bindikmas.kemdikbud.go.id atau
www.rumahbelajar.kemdikbud.go.id

6. Bagaimana sistem ujian Pendidikan Kesetaraan?


Ujian Pendidikan Kesetaraan menggunakan sistem Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

7. Bagaimana cara memperoleh NISN bagi peserta didik?


Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) adalah kode referensi siswa
yang bersifat unik, standar dan berlaku sepanjang masa yang
dapat membedakan satu siswa dengan siswa lainnya secara
nasional.
Untuk Satuan Pendidikan Nonformal pemberian NISN prioritas
kepada siswa yang akan mengikuti ujian nasional.

11
Berikut ini adalah alur memperoleh NISN :

12
8. Bagaiamana tahapan untuk bisa mengikuti Ujian Nasional
dan UNBK?
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan perlu menetapkan Prosedur Operasional Standar
(POS) yang mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan
Ujian Nasional setiap tahun pelajaran.
Tahapan penyelenggaraan ujian nasional semua jenjang
pendidikan termasuk didalamnya pendidikan kesetaraan merujuk
pada Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional.

9. Lembaga mana saja yang berhak menyelenggarakan UN dan


UNBK?
Untuk penyelenggara dan pelaksana Ujian Nasional di atur
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional
di BAB III tentang Pelaksana dan penyelenggara Ujian Nasional.
Berikut adalah pelaksana ujian nasional di Satuan Pendidikan:
a. Sekolah/Madrasah/PKBM/SKB/Pondok Pesantren Salafiyah
terakreditasi yang memiliki peserta UN minimal 20 orang,
serta memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya;
b. Sekolah/Madrasah/PKBM/SKB/Pondok pesantren Salafiyah
terakreditasi yang memiliki peserta kurang dari 20 orang dapat
menjadi pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan dengan
pertimbangan kelayakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi berkoordinasi dengan
Kantor Wilayah Kemenag atau Kantor Kemenag sesuai
dengan kewenangannya;
c. Satuan pendidikan pelaksana UN di luar negeri adalah institusi
yang ditetapkan oleh Atase Pendidikan dan/atau Konsulat

13
Jenderal pada Kantor Perwakilan RI setempat berkoordinasi
dengan Direktorat terkait atau langsung ditetapkan oleh
Direktorat terkait.

10. Bagaimana legalitas ijazah pendidikan kesetaraan?


Penerbitan hasil Ujian Nasional dan Ijazah diatur melalui Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2017 tentang Ijazah dan Sertifikat Hasil Ujian Nasional.
Pasal 5
Ayat (1) Ijazah pada Pendidikan nonformal diberikan kepada
peserta didik yang telah lulus dari program pendidikan kesetaraan.
Ayat (2) Ijazah pada pendidikan nonformal yang dimaksud pada
ayat (1) memuat :
a. Identitas peserta didik
b. Identitas satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau
satuan pendidikan penyelenggara ujian kesetaraan dan ujian
nasional
c. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah
memenuhi seluruh kriteria yang dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan
d. Daftar nilai mata pelajaran yang ditempuhnya.
Ayat (3) Ijazah pada pendidikan nonformal sebagaimana pada
ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB)/ketua PKBM atau Pimpinan Satuan Pendidikan yang
bersangkutan.

11. Apa perlunya Program GP3M dan PKHP?


1. Meningkatkan kecakapan hidup (life skills) perempuan
marginal, sehingga memiliki kemampuan berusaha secara
bersama-sama atau mandiri untuk memperkuat jati diri dan
kualitas hidup keluarganya

14
2. Menumbuhkan kemandirian dan partisipasi aktif perempuan
dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, masyarakat
dan bangsa
3. Menumbuhkan keinginan untuk terus belajar dan berkarya,
melalui keterlibatannya dalam kelompok pembelajaran dan
berusaha
4. Meningkatkan kesadaran perempuan akan hak-haknya
sebagai warga negara yang didasari atas pemahaman
tentang HAM, Hak Anak, dan Hak Perempuan, serta alternatif
pemecahan masalah pelanggaran HAM.
5. Membentuk sikap positif dalam menghadapi perbedaan
peran sosial di masyarakat serta memecahkan masalah yang
ditimbulkan melalui dialog dan musyawarah.
6. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang pada
gilirannya diharapkan meningkatkan kualitas hidup keluarga
dan berimbas pada peningkatan pendidikan dan kualitas
hidup generasi berikutnya

C. KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN


1. Siapa saja yang berhak mendirikan lembaga dan Satuan
Pendidikan Nonformal?
Yang berhak mendirikan Satuan Pendidikan Nonformal diatur
dalam Permendikbud Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan Nonformal.
Pasal 2: Satuan PNF dapat didirikan oleh:
a. Orang perseorang
b. Kelompok orang, dan/atau
c. Badan Hukum

15
2. Apa syarat-syarat pendirian Satuan PNF?
Permendikbud nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Nonformal.
Pasal 5 :
(1) Persyaratan pendirian Satuan PNF terdiri dari:
a. persyaratan administratif; dan
b. persyaratan teknis.
(2) Persyaratan administratif terdiri atas:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pendiri;
Susunan pengurus dan rincian tugas;
Surat keterangan domisili Kepala Desa/Lurah;
b. Keterangan kepemilikan atau kuasa penggunaan tempat
pembelajaran selama 3 (tiga) tahun.
c. Dalam hal Pendiri adalah badan hukum, Pendiri
melampirkan Surat Penetapan Badan Hukum dari
Kementerian di bidang Hukum.
(3) Persyaratan teknis berupa dokumen Rencana Pengembangan
Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.

3. Lembaga/satuan PNF apa saja yang berhak menyelenggarakan


pendidikan keaksaraan dan kesetaraan?
Satuan Pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan:
1. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
3. LKP
4. Majelis Taklim
5. Rumah Pintar

16
4. Bagaimana tata cara/tahapan pendirian PKBM dan SKB?
Tata cara pendirian Satuan Pendidikan Nonformal:
(1) Pendiri mengajukan surat permohonan pendirian Satuan PNF
dengan melampirkan persyaratan teknis dan administratif
kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Dinas melakukan verifikasi berkas administrasi dan
teknis.
(3) Kepala Dinas memberi persetujuan atau penolakan pendirian
Satuan PNF paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, sejak
permohonan diterima.
(4) Kepala Dinas menerbitkan Izin Pendirian Satuan PNF.

5. Bagaimana cara memperoleh NPSN untuk Satuan PNF?


Cara Satuan Pendidikan memperoleh NPSN :
a. Operator lembaga masuk/login ke verval (verifikasi/validasi)
Satuan Pendidikan:
http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/verval
b. Mengisi data identitas sekolah / Satuan Pendidikan
c. Upload/unggah Ijin Operasional Sekolah/Satuan Pendidikan
d. Menunggu persetujuan PDSP hingga terbit NPSN/NPSPN

6. Siapa saja organisasi mitra yang dapat berperan dalam


mendukung Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan?
Organisasi Mitra Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan antara
lain:
a. Forum Komunikasi Pusat kegiatan belajar masyarakat (FK-
PKBM)
b. Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM)
c. Forum Komunikasi Sanggar Kegiatan Belajar (FK-SKB)
d. Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan
e. Forum Tutor Pendidikan Keaksaraan

17
7. Bagaimana tahapan Akreditasi Satuan PNF?
Proses Akreditasi Satuan Pendidikan nonformal

Proses akreditasi Online

18
8. Bagaimana cara memperoleh ijin menyelenggarakan UN
sendiri bagi satuan PNF terakreditasi?
a. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota menetapkan SPNF
pelaksana UNBK atau UNKP yang memenuhi persyaratan
seperti lembaga/Satuan Pendidikan yang sudah terakreditasi
b. Dalam hal tidak ada PKBM/SKB yang memenuhi persyaratan,
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat menetapkan
sekolah/madrasah jenjang yang sama sebagai pelaksana
UNBK atau UNKP untuk pendidikan kesetaraan
c. Satuan Pendidikan yang bergabung melaksana UN dengan
moda yang sama dengan Satuan Pendidikan Pelaksana UN

D. DAK FISIK BIDANG PENDIDIKAN SUB BIDANG SKB


1. Apa yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus (DAK)?
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber
dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

2. Apa Tujuan DAK Fisik?


a. Membantu daerah tertentu;
b. Mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat; dan
c. Mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian
sasaran prioritas nasional.

3. Apa Pentingnya DAK Fisik Tahun 2019?


a. Mempertajam menu kegiatan pada masing-masing bidang/
subbidang untuk mendukung pencapaian prioritas dan
sasaran nasional, yang meliputi dimensi pembangunan
manusia, dimensi pembangunan sektor unggulan, dimensi
pemerataan dan kewilayahan.
b. Mengalokasikan DAK Fisik berdasarkan usulan daerah

19
(proposal based) dan prioritas nasional dengan memperhatikan
perubahan kewenangan dari kabupaten/kota ke provinsi.
c. Memberikan afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan,
kepulauan, dan transmigrasi.
d. Melakukan sinkronisasi pengalokasian: (a) antarbidang/
subbidang DAK, (b) antara alokasi DAK untuk masing-masing
kabupaten/kota dan antara kabupaten/kota dengan provinsi,
dan (c) antarakegiatan yang didanai DAK dengan yang
didanai dari dana selain DAK, dengan mengoptimalkan peran.
e. Memberikan diskresi kepada daerah untuk menggunakan
maksimal 5% dari pagu DAK Fisik untuk kegiatan penunjang
yang bersifat nonfisik.
f. Menghilangkan kewajiban daerah untuk menyediakan dana
pendamping.
g. Memperkuat dasar hukum dan mempercepat penetapan
petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan DAK.
h. Memperbaiki mekanisme penyaluran DAK Fisik berbasis
kinerja penyerapan dan pencapaian output.

4. Bagaimana Mekanisme Pengalokasian DAK Fisik?


Pengalokasian DAK Fisik didasarkan pada usulan daerah
(proposal based) melalui aplikasi Krisna DAK dan prioritas
nasional. Mekanisme penganggaran disajikan dalam diagram
alur sebagai berikut:

20
5. Bagaimana Mekanisme Penetapan DAK Fisik?
Penetapan alokasi DAK Fisik dilakukan melalui rapat pembahasan
hasil penilaian usulan DAK fisik dari daerah. Rapat pembahasan
melibat tiga lembaga/kementerian, yaitu kementerian yang terkait
secara langsung terkait dengan DAK Fisik, BAPPENAS, dan
Kementerian Keuangan. Hasil rapat pembahasan selanjutnya
disosialisaikan melalui kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi
kegiatan DAK di daerah (per provinsi). Prosedur dan materi rapat
pembahasan disajikan pada gambar 2.

6. Kegiatan apa saja yang tersedia melalui DAK Fisik (SKB)?


1. Pelaksanaan Peningkatan Sarana Pendidikan
Kegiatan peningkatan sarana pendidikan SKB yaitu :
1)
pengadaan koleksi perpustakaan/Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) meliputi :
(a) buku pengayaan;
(b) buku referensi; dan

21
(c) buku panduan pendidikan.
Sasaran penggunaan buku:
(a) Buku pengayaan ditujukan bagi peserta didik Program
Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.
(b) Buku referensi ditujukan bagi peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan Program Pendidikan
Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.
(c) Buku panduan pendidikan ditujukan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan Program Pendidikan Kesetaraan
Paket A, Paket B, dan Paket C.
2) Pengadaan Alat Pendidikan berupa perangkat komputer
dan server untuk peningkatan mutu pembelajaran
3) Pengadaan Media Pendidikan berupa media pendukung
pembelajaran dan media pendukung praktek laboratorium

2. Prasarana Pendidikan
a. Rehabilitasi Prasarana
1) Rehabilitasi ruang kelas/ruang praktik/bengkel kerja
2) Rehabilitasi ruang penunjang lainnya, beserta
perabotnya
3) Rehabilitasi toilet (jamban), beserta sanitasinya
b. Pembangunan Prasarana
1) Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya
2) Pembangunan ruang praktik/bengkel kerja baru
beserta perabotnya
3) Pembangunan Jamban beserta sanitasinya

22
7. Bagaimana Tahapan pelaksanaan DAK Fisik SKB?
a. Tahap Persiapan
1) Kepala SKB
(a) mengikuti bimbingan teknis/ workshop/sosialisasi yang
diselenggarakan oleh Direktorat Teknis atau Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota;
(b)
bersama unsur masyarakat yang kompeten
membentuk Panitia Pembangunan Sanggar Kegiatan
Belajar (P2S); dan
(c) menerbitkan surat keputusan penetapan P2S.
Susunan P2S di SKB:
• Penanggung Jawab sekaligus Ketua: Kepala SKB
• Sekretaris: unsur masyarakat
• Bendahara: tenaga administratif SKB
• Penanggung Jawab Teknis: Unsur Masyarakat
yang mengerti dan paham bangunan

P2S yang telah dibentuk selanjutnya:


• menyiapkan dokumen teknis yang terdiri dari:
gambar teknis atau gambar kerja; rencana
anggaran biaya (RAB); rencana kerja dan syarat-
syarat; dan jadwal pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
• memilih dan menetapkan pekerja sesuai dengan
keahliannya;
• membuat papan nama kegiatan dengan ukuran

23
minimal 90 x 60 cm yang berisi informasi
sebagaimana contoh gambar 1;
• papan nama kegiatan dipasang/ditempatkan
di sekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh
masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak
rusak selama pelaksanaan;
• menginformasikan pelaksanaan kegiatan pada
papan pengumuman yang tersedia di SKB. Contoh
papan pengumuman bisa dilihat di juknis DAK
tahun 2018;
• membuat rencana keselamatan lingkungan saat
pekerjaan pembangunan/rehabilitasi dilaksanakan;
dan
• memanfaatkan dana DAK sesuai dengan RAB dan
melaksanakan pekerjaan prasarana SKB secara
swakelola.
b. Tahap Pelaksanaan yang meliputi:
• pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai paling
lambat 8 (delapan) hari terhitung mulai saat diterimanya
DAK di rekening SKB;
• pencairan dana sesuai dengan kebutuhan pembiayaan
dan jadwal kerja yang telah dibuat;
• pelaksanaan rehabilitasi/renovasi/pembangunan sesuai
dengan dokumen teknis;
• melakukan pembukuan keuangan meliputi: buku bank
(BB), buku kas umum (BKU), dan buku pembantu kas
tunai (BKT);
• membuat plakat dari batu marmer, granit, logam atau
sejenisnya. Contoh plakat bisa dilihat di juknis DAK fisik
SKB tahun 2019.

24
• plakat dipasang/ditempatkan di samping pintu masuk
pada setiap ruang yang direhabilitasi/direnovasi/
dibangun;
• membuat laporan mingguan, bulanan, dan laporan akhir
pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya; dan
• mengirimkan laporan bulanan dan laporan akhir ke
Bupati/ Walikota melalui Kepala Dinas Pendidikan Kab/
Kota.

25
8. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan
DAK Fisik SKB?
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yaitu mengukur
ketercapaian DAK Fisik melalui indikator-indikator pengukuran
sebagai berikut:

ASPEK KINERJA INDIKATOR KINERJA


Kesesuaian hasil Kesesuaian dokumen
pelaksanaan dengan perencanaan kegiatan prasarana
juknis/petunjuk dengan pedoman operasional
operasional Kelengkapan dokumen
perencanaan kegiatan pengadaan
sarana pendidikan
Kesesuaian Metode Pelaksanaan
Kegiatan Prasarana dengan
Petunjuk Teknis
Kesesuaian hasil pekerjaan
sarana pendidikan dengan
spesifikasi teknis
Kesesuaian hasil pekerjaan
prasarana pendidikan dengan
petunjuk operasional
Pencapaian target Pencapaian target output
output kegiatan prasarana
Pencapaian target output
kegiatan sarana
Dampak dan manfaat Dampak kegiatan DAK fisik
bidang pendidikan
Manfaat kegiatan DAK fisik
bidang pendidikan

26
ASPEK KINERJA INDIKATOR KINERJA
Kepatuhan dan Kepatuhan dan Ketertiban satuan
ketertiban pelaporan. pendidikan dalam penyusunan
Laporan
Kesesuaian laporan satuan
pendidikan dengan Juknis/
Petunjuk Operasional
Kepatuhan dan Ketertiban
Provinsi/Kab/Kota dalam
penyampaian laporan
Kesesuaian laporan Provinsi/
Kab/Kota dengan Petunjuk
Operasional.

9. Bagaimana Mekanisme Pelaporan DAK Fisik SKB?


a. Laporan setiap Tahapan Pencairan
Laporan penggunaan dana oleh P2S kepada Dinas
Pendidikan yang mengacu pada kemajuan fisik dan keuangan
yang dibantu oleh Fasilitator, Dinas Pendidikan meneruskan
ke BPKAD untuk mengajukan pencairan tahap berikutnya.
b. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan
Laporan realisasi Fisik dilaporkan setiap minggu oleh
fasilitator sedangkan realisai keuangan dilaporkan oleh P2S
kepada Dinas Pendidikan
c. Laporan Pelaksanaan DAK Fisik SKB
Laporan Pelaksanaan DAK Fisik SKB oleh Dinas Pendidikan
Kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini bupati/walikota
tembusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Laporan Berkala
Laporan perkembangan pelaksanaan DAK baik fisik maupun
keuangan oleh Dinas Pendidikan per triwulan kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

27
E. DAK NON FISIK BOP KESETARAAN
1. Apa dasar hukum pelaksanaan DAK Non Fisik BOP
Kesetaraan?
Permendikbud No. 7 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis DAK
Nonfisik BOP Kesetaraan.

2. Apa Dasar hukum untuk penetapan alokasi bantuan per kab/


kota?
Lampiran 6 Peraturan Presiden No. 141 Tahun 2018 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019.

3. Apa Saja Kategori Belanja Bantuan DAK BOP Kesetaraan?


Sesuai Peraturan Presiden No. 141 Tahun 2018 dan SE Kemdagri
No. 905/501/SJ poin 3 dan kategori DAK Non Fisik bahwa BOP
termasuk DAK Non fisik, dengan pengaturan:
• Hibah belanja tidak langsung untuk satuan pendidikan swasta
dengan transfer non tunai (ke rekening lembaga).
• Belanja langsung untuk satuan pendidikan negeri masuk
melalui anggaran SKPD.

4. Siapa Sasaran penerima BOP Kesetaraan?


Sasaran DAK Non Fisik BOP Kesetaraan adalah Peserta didik
Pendidikan Kesetaraan. Besaran BOP Kesetaraan perlembaga
dihitung berdasarkan jumlah peserta didik (Paket A, Paket B dan
Paket C) dalam DAPODIKMAS yang memenuhi syarat.
BOP Pendidikan kesetaraan diberikan kepada lembaga satuan
PNF penyelenggara pendidikan kesetaraan. Sasaran DAK Non
Fisik BOP Kesetaraan tidak berlaku bagi:

28
a. Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan kesetaraan
yang menetapkan iuran atau pungutan yang melebihi
ketentuan; dan
b. Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan kesetaraan
atas dasar kerja sama dengan lembaga pendidikan asing
Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

5. Apakah BOP sebagai Hibah Daerah?


IYA, dengan Ketentuan apa yang terkait dengan hibah daerah ;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah
Daerah menegaskan:
Pasal 1 : Hibah Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak
atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah
Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan dilaukan melalui perjanjian.

Pasal 2 Hibah Daerah meliputi: a. Hibah kepada Pemerintah


Daerah dan b. Hibah dari Pemerintah Daerah.

Pasal 3 Hibah Daerah dapat berbentuk uang, barang, dan/atau


jasa.

Pasal 6 ayat (1) Hibah kepada Pemerintah Daerah sebagaimana


dimaksud dalam pasal 2 huruf a merupakan salah satu sumber
penerimaan daerah untuk mendanai penyelenggaraan urusan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dalam kerangka
hubungan keuangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Ayat
(3) Hibah kepada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diprioritaskan untuk penyelenggaraan Pelayanan
Publik sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-

29
undangan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Pemerintahan daerah pasal 298 ayat (5) Belanja hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan kepada:
a Pemerintah Pusat;
b Pemerintah Daerah lain;
c badan usaha milik negara atau BUMD; dan/atau
d badan, lembaga, dan
e organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.

6. Apakah Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan


kesetaraan Penerima BOP harus disahkan oleh
Kemenkumham?
Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan program
paket kesetaraan penerima BOP tidak harus disahkan oleh
Kemenkumham, hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 7
tahun 2019 yang mempersyaratkan bahwa Satuan Pendidikan
penyelenggara program paket kesetaraan penerima BOP harus
memiliki NPSN dan Permendagri No 13 Tahun 2018 sebagaimana
perubahan ketiga Permendagri No 32 Tahun 2011 pasal 6 (5) c. …
dan/atau pemerintah daerah melalui pengesahan atau penetapan
dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja perangkat
daerah terkait sesuai dengan kewenangannya berupa surat ijin
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

7. Bagaimana ketentuan tentang hibah BOP kesetaraan?


a. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 49 ayat (3):
Dana pendidikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah
untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

30
b. PP no. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Ps. 83
ayat (2): Proses penyaluran dana pendidikan dari pemerintah
dan pemerintah daerah kepada satuan pendidikan diberikan
dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Permendikbud No. 7 Tahun 2019 Bab “Hibah DAK Non FIsik
BOP Kesetaraan dapat diberikan kepada Satuan Pendidikan
penyelenggara program pendidikan kesetaraan setiap tahun
sepanjang masih menyelenggarakan program pendidikan
kesetaraan”.

8. Berapa Satuan Biaya BOP Kesetaraan Tahun 2019?


Satuan biaya program pendidikan kesetaraan per peserta didik
per tahun adalah:
a. Paket A sebesar Rp. 1.300.000,-
b. Paket B sebesar Rp. 1.500.000,-
c. Paket C sebesar Rp. 1.800.000,-

31
Komponen penggunaannya adalah sebagai berikut :

Komponen Penggunaan Keterangan


Biaya 1. Boardmaker/spidol, alat
Operasional peraga pendidikan;
Pembelajaran 2. Buku-buku/modul
pembelajaran;
3. Alat dan bahan praktek
keterampilan;
4. Operasional
penyelenggaraan Paket Paling sedikit
Kesetaraan. 65%
5. Transport bagi tenaga
pengajar (aparatur sipil
negara) yang mengajar
diluar satuan administrasi
pangkal.
6. Honorarium dan transport
bagi tenaga pengajar
diluar aparatur sipil negara
1. Evaluasi pembelajaran
semester, Ujian tingkat
Satuan dan Ujian
Nasional;
Biaya 2. Panduan pelaksanaan Paling
Pendukung pendidikan kesetaraan; banyak 25%
3. Penyusunan syllabus dan
RPP;
4. Absensi peserta didik dan
Tutor.

32
Komponen Penggunaan Keterangan

1. Spanduk dan bahan


sosialisasi;
2. Pelaporan (penyusunan,
penggadaan dan
Biaya pengiriman laporan); Paling
Administrasi
3. Biaya pendataan peserta banyak 10%
dan Lainnya
didik program pendidikan
kesetaraan.
4. ATK dan bahan pakai
habis

9. Apa tugas dan kewenangan kab/kota dalam pengelolaan


BOP Kesetaraan?
Dinas Pendidikan kabupaten/kota membentuk Tim Manajemen
yang bertugas:
a. Menerima proposal dalam bentuk RKAS dari satuan PNF
(format terlampir dalam Juknis).
b. Melakukan verifikasi data peserta didik kesetaraan pada
Satuan Pendidikan Penyelenggara pendidikan kesetaraan
yang disesuaikan dengan data riil di lapangan
c. Melakukan verifikasi RKAS lembaga dalam disesuakan
dengan kondisi lapangan.
d. Sebaiknya RKAS yang telah diverifikasi ditetapkan/disahkan
oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota
e. Mengusulkan calon penerima dana BOP Kesetaraan dalam
bentuk SK Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk
untuk menandatangani SK Penetapan Satuan Pendidikan
penyelenggara pendidikan kesetaraan Penerima BOP
Kesetaraan
f. Pengajukan Daftar Calon Penerima Ke BPPKAD

33
g. Menunjuk Bank Penyalur yang dipilih secara transparan
h. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan DAK BOP
Kesetaraan sesuai peraturan menteri
i. Pelaporan per triwulan (PP No. 2 Tahun 2012 pasal 29):
Gubernur, Bupati, Walikota menyampaikan laporan triwulan
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari hibah kepada
menteri/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian
terkait.
j. Mencatat dan melaporkan penanganan Pengaduan
Masyarakat

10. Bagaimana Pengawasan BOP Kesetaraan?


Pengawasan program BOP Kesetaraan meliputi pengawasan
melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat:
a. Pengawasan Melekat: oleh pimpinan masing-masing kepada
bawahannya
b. Pengawasan Internal oleh Inspektorat Wilayah
c. Pengawasan Eksternal oleh BPKP
d. Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
e. Pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi oleh
masyarakat.

11. Apa sanksi atas kelalaian pengelolaan BOP Kesetaraan?


Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan instansi berwenang
dan/atau laporan masyarakat terbukti menggunakan dana
tidak sesuai dengan ketentuan maka Lembaga penerima DAK
BOP Kesetaraan untuk mengembalikan dan untuk selanjutnya
disetorkan ke Kas Daerah dan atau diproses sesuai ketentuan
hukum yang berlaku, seperti:
a. Penerapan sanksi kepegawaian
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi
c. Penerapan proses hukum
d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara.

34

Anda mungkin juga menyukai