Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/
PERBAIKAN
PROTEKSI ISI PROPOSAL
Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi penelitian
1. JUDUL PENELITIAN
Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)
Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 2 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula
2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi
GABBY
Institut
MAUREEN
Pendidikan Pendidikan
PRICILIA 6150344 0
Tapanuli Bahasa Inggris
Selatan
Ketua Pengusul
HABIB
RAHMANSYAH Institut
S.Pd.I, M.Hum Pendidikan Pendidikan
ANGGOTA 6107303 0
Tapanuli Bahasa Inggris
Anggota Pengusul Selatan
1
Luaran Tambahan
Artikel di Jurnal
Nasional
1 Accepted JURNAL JEELS
terakreditasi
peringkat 1-3
Karya rekaman
1 Telah bersertifikat Rekaman Video Story Telling
video
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 20,000,000
Tahun 1 Total Rp. 20,000,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 1,500,000 1,500,000
(penelitian)
HR Sekretariat/Administrasi
Analisis Data OB 2 500,000 1,000,000
Peneliti
HR Sekretariat/Administrasi
Pengumpulan Data OB 3 300,000 900,000
Peneliti
RINGKASAN
Penelitian ini mengkaji tentang penerapan metode pembelajaran folktale based storytelling untuk
meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli
Selatan (IPTS) dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 2-3. Berdasarkan masalah yang telah
diidentifikasi dan dirumuskan terlihat bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam berbicara
bahasa inggris, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
berbicara bahasa inggris mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran folktale based
storytelling. Luaran penelitian ini berupa Jurnal Nasional ber-ISSN. Metode storytelling
(bercerita) berbasis cerita rakyat (folktale) merupakan solusi yang ditawarkan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbicara bahasa inggris. Karena melalui cerita,
manusia dapat belajar dengan lebih bersemangat karena materi disampaikan dengan cara yang
menyenangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian campuran dengan
menggabungkan penelitian kuantitatif fan kualitatif pada saat pengumpulan data. Sampelnya
diambil dengan teknik total sampling sejumlah 30 mahasiswa. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan rumus uji t. Dalam situasi
Pandemi Covid-19 bila perlu peneliti juga akan menggunakan media internet virtual dalam
menindaklanjuti proses penyelesaian penelitian ini
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang diajarkan untuk setiap jenjang pendidikan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006. Tidak hanya di sekolah
dasar, menengah pertama dan menengah atas, bahasa inggris juga diajarkan di level pendidikan
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat
penting untuk dikuasai, karena dengan bahasa inggris kita dapat berinteraksi dengan masyarakat
di seluruh belahan dunia. Pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing dalam bahasa inggris
disebut Teaching English as Foreign Language (TEFL) terfokus pada empat keterampilan yaitu
menyimak, mendengar, berbicara dan menulis (Listening, Reading, Speaking and Writing).
Dalam keterampilan berbicara terdapat tiga elemen penting yang harus dimiliki yaitu
kosa kata, pelafalan dan struktur bahasa. Kesulitan untuk dapat berbicara dalam bahasa inggris
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya kurangnya penguasaan kosa kata bahasa inggris.
Hal ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Megawati & Mandarani (2016) bahwa kesulitan
siswa dalam berbicara bahasa inggris disebabkan oleh minimnya kosa kata bahasa inggris yang
dikuasai siswa.
Kesulitan tersebut juga dihadapi oleh mahasiswa yang belajar bahasa inggris di tingkat
perguruan tinggi. Mahasiswa tidak memiliki kosa kata bahasa inggris yang kaya ketika berbicara
dalam bahasa inggris. Terbukti dengan nilai speaking yang diperoleh dalam mata kuliah
Speaking II kebanyakan mendapatkan nilai C. Hal ini tentu tidak baik jika terus dibiarkan.
Apalagi saat ini Indonesia sudah ditetapkan sebagai anggota AEC (ASEAN Economic
Community) yang mendorong generasi bangsa harus semakin maju dalam penguasaan IPTEK
didukung dengan penguasaan bahasa inggris yang baik.
Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan menggunakan metode
pengajaran bahasa inggris yang tepat agar penguasaan kosa kata bahasa inggris dapat meningkat.
Metode mengajar yang dapat diterapkan salah satunya adalah metode bercerita (storytelling)
berbasis cerita rakyat (folktale) atau dikenal dengan istilah folktale based storytelling.
Metode bercerita dapat mengembangkan kemampuan berbahasa siswa melalui
pendengaran kemudian menuturkannya kembali sehingga siswa mampu menyampaikan isi
pikiran dan hatinya secara lisan kepada orang lain. Cerita yang disampaikan juga hendaknya
cerita yang dekat dengan kehidupan mahasiswa. Cerita rakyat (folktale), merupakan warisan
budaya yang disampaikan secara turun temurun dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
Ada banyak cerita rakyat yang dapat dijadikan cerita pada saat mendongeng (storytelling).
Mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) berasal dari berbagai daerah
seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota
Sibolga, Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Beragamnya wilayah
asal dari mahasiswa ini tentu saja menunjukkan beragamnya cerita rakyat (folktales) dari daerah
masing-masing. Misalnya, cerita rakyat si Lundu ni Pahu dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Putri
Rungguk dari Tapanuli Tengah dan Sampuraga dari Kabupaten Mandailing Natal.
Cerita rakyat (folktales) tersebut menjadi sangat menarik dibawakan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara bahasa inggris. Selama ini cerita yang biasa diajarkan bukanlah cerita
rakyat daerah mahasiswa sendiri sehingga dengan cerita rakyat daerah sendiri yang dibawakan
akan melahirkan semangat yang berbeda. Dengan demikian, metode folktale based storytelling
tersebut dianggap mampu meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris mahasiswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan
metode folktale based storytelling untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris di
IPTS.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Kemampuan Berbicara; Rickeit and Strohner (2008:207) mengatakan bahwa berbicara adalah
tutur kata atau perkataan dengan tujuan pembicara dan penerima memproses pernyataan supaya
saling mengetahui maksud tujuan masing-masing.
Menurut Genc dan Bada (2005) bahwa untuk berkomunikasi dalam interaksi sehari hari,
berbicara merupakan hal penting dan kemampuan dasar yang sangat membantu mahasiswa
belajar bahasa Inggris untuk menjadi pembaca dan penulis yang baik.
Tarigan (2008:16) Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar
dan penyimak. Selanjutnya Madyawati (2016: 162) menjelaskan bercerita adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain tentang apa yang harus disampaikan
dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita
yang dapat didengarkan dengan cara yang menyenangkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara merupakan
kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan isi hati seseorang melalui bunyi - bunyi bahasa
dan kata-kata yang dirangkai dalam susunan bahasa.
Menurut Madsen dalam Ikramah (2017), rubrik penilaian keterampilan berbicara adalah:
Metode Folktale based Storytelling; Menurut Malan (1991), storytelling disebut juga bercerita
atau mendongeng. Mendongeng adalah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Story telling
merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan sebuah cerita kepada
anak-anak secara lisan.
Menurut Collins (2005:1) Storytelling adalah seni yang menyenangkan untuk dibagikan
dengan orang lain. Storytelling adalah penyampaian cerita kepada yang mendengarkan yang
memiliki sifat menyenangkan, tidak menggurui dan dapat mengembangkan imajinasi.
Selanjutnya Scrivener (2005:337) mengatakan storytelling adalah aktifitas singkat yang
sangat bermanfaat baik di akhir pembelajaran maupun di tengah pembelajaran untuk menjaga
perubahan suasana hati siswa.
Latif A (2012: 51) mengemukakan bahwa bercerita adalah metode yang sangat baik
diterapkan dalam pendidikan. Pada umumnya, cerita disukai oleh jiwa manusia karena memiliki
pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar dan membuat seseorang
bisa mengingat kisah dengan mudah dan cepat.
Ada banyak cerita yang bisa disampaikan dengan metode storytelling, salah satu cerita
yang digunakan dalam penerapan pembelajaran adalah cerita rakyat (folktale). Folktale ini
merupakan cerita yang dapat digunakan dalam penerapan metode storytelling. Langkah-langkah
pembelajaran folktale based storytelling:
1) mahasiswa dibagi menjadi kelompok berdasarkan daerah asal
2) setiap kelompok menuliskan judul cerita rakyat (folktale) dari daerah masing-masing
3) mahasiswa diminta untuk mendiskusikan judul tersebut
4) mahasiswa menceritakan cerita tersebut (storytelling) dalam bahasa inggris sesuai kelompok
masing-masing di depan kelas
Penelitian Relevan
Zuhriyah (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Story Telling to Improve Students’
Speaking Skill”. Di penelitiannya, dia menyatakan bahwa berbicara adalah cara pertama dalam
berkomunikasi dengan yang lain. Di penelitian ini, hasil tes berbicara di siklus dua menunjukkan
bahwa para siswa mengalami peningkatan yang baik dalam berbicara setelah menggunakan
metode ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa storytelling dapat meningkatkan pemahaman,
kelancaran, kosakata, tata bahasa, dan pengucapan.
Laoli (2019) dalam penelitian yang berjudul “The Effect of Story Telling Method on
Students’ Speaking Ability at the Seventh Grade of SMP Negeri 2 Satap Lumut in 2018/2019
Academic Year” menyimpulkan bahwa penggunaan metode storytelling dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa di kelas VII SMP karena dengan metode tersebut membuat siswa
menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti materi speaking sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dodi Ahmad Haerudin (2019) yang berjudul
Penerapan Metode Storytelling berbasis Cerita Rakyat untuk Menanamkan Nilai-Nilai Karakter
mnemukan bahwa metode storytelling berbasis cerita rakyat dalam menanamkan nilai-nilai
karakter anak usia dini telah efektif ditanamkan kepada anak-anak kelompok B khususnya di RA
Bani Utsman Darma, anak lebih antusias dan mendalami apa yang telah diceritakan, rasa ingin
tahu anak semakin meningkat.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian mix method dengan mengkombinasikan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara
dilakukan untuk memperoleh data tentang cerita rakyat sebagai data kualitatif. Kemudian tes
speaking digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara bahasa inggris sebagai data
kuantitatif. Dalam hal ini, sebelum tes dilakukan terlebih dahulu memberikan perlakuan yaitu
penerapan metode pembelajaran folktale based storytelling.
Peneliti akan menerapkan metode pembelajaran folktale based storytelling untuk
mengajarkan berbicara bahasa inggris. Kemudian peneliti akan membandingkan hasil yang
diperoleh setelah menerapkan metode pembelajaran folktale based storytelling dengan hasil yang
diperoleh dengan penggunaan metode pembelajaran sebelumnya.
Desain penelitian menggunakan dua grup, pre-test dan post-test. Dengan desain sebagai
berikut:
Penelitian ini dilakukan di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan yang berlokasi di Jl. Stn.
Mhd. Arif Kec. Padangsidimpuan Utara. Dan waktu pelaksanaannya semester genap 2019/2020.
Populasi dalam penelitian ini adalah semester II mahasiswa program studi pendidikan
bahasa inggris. Adapun sampel penelitian adalah beberapa kelompok yang diambil dari
keseluruhan populasi yang akan digeneralisasi. Arikunto (2002:131) mengatakan sampel adalah
bagian dari perwakilan populasi. Menurut Gay dan Airassian (2000:142), sampel adalah proses
pemilihan orang untuk penelitian.
Sampel penelitian ini adalah semester II yang terdiri dari 30 siswa yang diambil dengan
menggunakan teknik total sampling. Alasan penggunaan teknik ini adalah karena populasinya
kurang dari 100 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara tokoh adat untuk mendapatkan data
tentang cerita rakyat.
2. Observasi
Dalam penelitian ini terdapat lembar observasi untuk mengamati penerapan metode
pembelajaran folktale based storytelling yang dilakukan oleh peneliti.
3. Tes
Dalam penelitian ini dilakukan tes menulis untuk melihat kemampuan mahasiswa
dalam berbicara dalam bahasa inggris sebelum dan sesudah menggunakan metode
pembelajaran folktale based storytelling.
Teknik analisis data yang digunakan ada dua yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk menggamabarkan masing-masing variabel ke dalam
tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase serta memberikan
interpretasi terhadap analisis tersebut. serta menghitung komponen statistik deskriptif dari
masing-masing variabel.
2. Analisis Inferensial
Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel terikat (X) berdampak
secara signifikan terhadap variabel bebas (Y). Arikunto (2007: 395) dalam menganalisis
hasil penelitian peneliti menggunakan rumus Uji t dengan menggunakan rumus:
dimana :
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
2. Burn, Anne, and Joyce, Hele. 1997. Focus on Speaking. Sydney: Macquarie
3. Collins, Wendy C. 2015. Tell Me the Story. Story Telling Techniques. Fountain: Gary C.
Collins Publishing
4. Dodi, Ahmad Haerudin. Penerapan Metode Storytelling berbasis Cerita Rakyat untuk
Menanamkan Nilai-Nilai Karakter. Jurnal Program Studi PAUD, STKIP Muhammadiyah
Kuningan, 2019
5. Genc, B., & Bada, E. 2005. Culture in Language Learning and Teaching. The Reading
Matrix. 5, 73-84
6. Hornby, dkk. 1995. The Advanced Learner’s Dictionary of Current English. London:
Oxford University Press.
7. Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak. Jakarta: Prenadamedia
Group.
8. Megawati. F., Mandarani, V. 2016. Speaking Problems in English Communication.
Artikel dipresentasikan pada the First ELTiC Conference. Universitas Muhammaiyah
Pourworejo, Jawa Tengah, 30 Agustus 2016.
9. Latif, Abdul. 2012. The Miracle of Story Telling. Jakarta: Zikrul Hakim
10. Laoli, Kasmas Julisman. 2019. The Effect of Story Telling Method on Students’ Speaking
Ability at the Seventh Grade of SMP Negeri 2 Satap Lumut in 2018/2019 Academic Year.
Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
11. Rahmansyah, Habib and Gabby Maureen Pricilia. 2019. Model Pengajaran Bahasa
Inggris: Metode Story Telling. Medan: Yayasan Al-Hayat
12. Rickeit, Gert and Hans Strohner. 2008. Handbook of Communication Competence. New
York: Walter de Gruyter.
13. Scrivener, Jim. 2005. Learning Teaching A Guidebook for English Language Teachers.
New York: Mac Milan
14. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Keteranpilan Berbicara. Bandung:
Angkasa
15. Zuhriyah, Mukminatus. 2017. Story Telling to Improve Student’s Speaking Skill. English
Education: Jurnal Tudris Bahasa Inggris. 2017. 119-134.
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL
NIDN/NIDK 0120079001
E-mail maureenaisyah20@gmail.com
ID Sinta 6150344
h-Index 0
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Buku
Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan
MODEL PENGAJARAN
1 BAHASA INGGRIS 2019 9786237186007 YAYASAN AL-HAYAT penerbit.alhayat@gma
METODE STORY TELLING
PEMBELAJARAN MENULIS
978-602-599-
2 BERBASIS KEARIFAN 2019 CV Berkah Prima -
448-7
LOKAL
Perolehan KI
Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
Riwayat penelitian didanai kemdikbud
NIDN/NIDK 0118058302
E-mail habib.echo6@gmail.com
ID Sinta 6107303
h-Index 0
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)
Buku
Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan
Perolehan KI
Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
LAMPIRAN 3. BUKTI PEROLEHAN KI
PERSETUJUAN USULAN
LEMBAGA
HABIB PENELITIAN DAN
19 Agustus 2019 20 Agustus 2019 RAHMANSYAH KEPALA PENGABDIAN
S.Pd.I, M.Hum KEPADA
MASYARAKAT