Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, Buku Petunjuk
Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2019 dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Program Rehabilitasi Sosial Anak (PROGRESA) adalah salah satu sasaran PROGRES 5.0 NP
dengan empat komponen kegiatan inti didalamnya yaitu rehabilitasi sosial, pendampingan sosial, dukungan
teknis, dan dukungan aksesibilitas. PROGRESA bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial anak
dan keluarga yang dilaksanakan secara holistik, sistematik, dan terstandar. Salah satu kegiatan yang
mendukung PROGRESA adalah pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak berupaya untuk menjangkau seluruh anak yang mengalami masalah
sosial dan membutuhkan rehabilitasi sosial tingkat lanjut sehingga mereka dapat menikmati kehidupan yang
layak dan berada dalam lingkungan pengasuhan yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai potensinya. Pemanfaatan bantuan ini dilaksanakan melalui Kegiatan Bantu (Bantuan
Bertujuan) Anak, Dukungan Keluarga, Pengasuhan Anak dan Terapi.
Mekanisme pengusulan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ditetapkan berdasarkan Data Terpadu
(DTKS) melalui aplikasi SIKS-NG PMKS sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun
2019 tentang Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial. Berkaitan dengan hal
tersebut, Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak bekerjasama dengan bank
penyalur, menyalurkan dana kepada penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.
Buku Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak digunakan sebagai acuan bagi Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), pemangku kepentingan terkait, pendamping program dan masyarakat
dalam melaksanakan Rehabilitasi Sosial Anak. Kami berharap agar seluruh pihak terkait dapat memahami
isi petunjuk teknis ini sehingga pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dapat berjalan dengan baik
dan sesuai ketentuan yang berlaku. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi terhadap penyusunan buku petunjuk teknis ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, melalui
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal telah
(Permensos) No. 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar
panti. Sasaran dari Standar Pelayanan Minimal di Provinsi dan Kabupaten/Kota tersebut
adalah anak terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas terlantar dan
gelandangan pengemis.
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 juga telah mendorong lahirnya Permensos No.
16-20 Tahun 2018 tentang Perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Unit Pelaksana
Sosial tersebut untuk melaksanakan tugas rehabilitasi sosial tingkat lanjut (advanced
rehabilitasi sosial yang penggunanya lintas daerah provinsi atau lintas negara; manfaat
atau dampak negatifnya lintas daerah provinsi atau lintas negara; penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh pemerintah pusat; dan/atau peranannya
1
Perubahan regulasi tersebut disusul dengan kebijakan baru Ditjen Rehsos yaitu
Program Rehabilitasi Sosial 5.0 Kluster, New Platform (PROGRES 5.0 NP). Melalui
merujuk kepada tahapan program yang terencana dan dapat dievaluasi outcome dan
impactnya serta terstandar mengacu kepada kegiatan yang terstandar sesuai dengan
standar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, terutama bila
sebelumnya adalah orientasi hasil pada keberfungsian sosial tingkat lanjut. Cakupan dari
keberfungsian sosial pada tingkat tersebut adalah kapabilitas sosial dan tanggung jawab
dengan standar yang telah ditetapkan. Secara umum, Program Rehabilitasi Sosial untuk
Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang serta Lanjut
Usia), mencakup empat sub program yaitu: rehabilitasi sosial; pendampingan sosial;
dukungan teknis dan dukungan aksesibilitas. Khusus untuk sub program rehabilitasi
sosial terbagi menjadi Bantuan bertujuan (Bantu) Anak, Perawatan Sosial (pengasuhan
dan perawatan), Dukungan Keluarga serta Terapi (fisik, mental spiritual, psikososial dan
2
penghidupan).
(AMPK), bekerja sama dengan Dinas Sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan
mitra lainnya. Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK akan bertindak sebagai leading
sebagai pusat sumberdaya, pusat respon kasus dan intervensi krisis, pusat penguatan
Rehabilitasi Sosial Anak yang terdiri atas Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak, Pengasuhan
Anak, Dukungan Keluarga dan berbagai terapi untuk memperkuat keberfungsian sosial
anak dan keluarga; 2) Pendampingan Sosial berupa pencegahan, respon kasus dan
managemen kasus yang dilakukan oleh Satuan Bhakti Pekerja Sosial di semua provinsi;
3) Dukungan Teknis yang dilaksanakan oleh Direktorat untuk memperkuat program dan
(AMPK) yang meliputi anak dalam situasi darurat, kelompok minoritas dan terisolasi,
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), anak yang dieksploitasi secara ekonomi
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak
korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik
dan/atau mental, anak disabilitas, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran;
Anak Jalanan; Balita dan Anak memerlukan Pengembangan Fungsi Sosial (AMPFS).
3
Kebijakan Progresa mengubah skema bantuan untuk anak dari yang sebelumnya
menggunakan nama rekening Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak. Jumlah anak yang telah
mendapatkan bantuan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak sejak tahun 2015-2018
menggunakan skema TASA adalah sebagai berikut : Tahun 2015, bantuan melalui dana
pusat berjumlah 35.146 anak dan bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah
110.150 anak; Tahun 2016, bantuan melalui dana pusat berjumlah 34.603 anak dan
bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah 99.119 anak; Tahun 2017, bantuan
melalui dana pusat berjumlah 29.900 anak dan bantuan melalui dana dekonsentrasi
berjumlah 57.250 anak; Tahun 2018, bantuan melalui dana pusat berjumlah 86.229 anak
dan bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah 43.131 anak (Sumber: LAKIP
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak 2015-2018). Target layanan Tahun 2019 adalah
68.442 anak dengan rincian dana pusat oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak
Kementerian Sosial RI sejumlah 64.242 anak dan Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK
sejumlah 4200 anak. Data yang digunakan untuk memberikan bantuan rehabilitasi sosial
anak merujuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial melalui aplikasi Sistem
Anak (Bantu Anak, Pengasuhan Sosial, Dukungan Keluarga dan Terapi), dibutuhkan
panduan berupa petunjuk teknis tentang hal tersebut. Disamping karena adanya
penyesuaian dari program sebelumnya (TASA), panduan ini juga dibutuhkan agar
bantuan yang diberikan tepat sasaran, akuntabel dan efektif untuk meningkatkan
4
B. TUJUAN
Tujuan dari Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2019 adalah
sebagai acuan bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan pihak terkait
C. SASARAN
Sasaran petunjuk teknis ini adalah pelaksana bantuan rehabilitasi sosial anak
antara lain:
7. Pekerja Sosial, Supervisor Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Anak
D. LANDASAN HUKUM
Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
5
Indonesia Nomor 4286);
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297 dan Tambahan Lembaran Negara Republik
11. Peraturan Presiden nomor 63 tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
6
secara Non Tunai;
12. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On the
Pengasuhan Anak;
14. Peraturan Menteri Sosial Nomor 2 Tahun 2012 tentang Taman Anak Sejahtera;
15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rehabilitasi Sosial;
16. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 26 Tahun 2018 tentang Rehabilitasi Sosial dan
17. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Penyaluran Belanja
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254 Tahun 2015 tentang Belanja Bantuan
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228 Tahun 2016 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254 Tahun 2015 tentang Belanja Bantuan
20. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 29/HUK/2019 tentang Jangkauan Wilayah Kerja
21. Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial nomor 02 tahun 2012 tentang
7
E. BATASAN PENGERTIAN
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
adalah Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak milik Kementerian Sosial
adalah Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak milik Kementerian Sosial
5. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Mitra yang selanjutnya disingkat LKSA Mitra
Anak.
kepentingan terbaik anak, yang dilaksanakan baik oleh orang tua atau keluarga
sampai derajat ketiga maupun orang tua asuh, orang tua angkat, wali serta
8
pengasuhan, keterampilan dalam berelasi dengan anggota keluarga, serta
kerusakan atau gangguan fungsi fisik anak. Terapi fisik dapat dilakukan dalam
bentuk latihan terapeutik, pijat, urut dan terapi elektronik, dukungan alat bantu,
kompetensinya.
b. Terapi mental spiritual yaitu terapi untuk membantu anak menemukan makna
hidup, mengatasi kecemasan, dan depresi. dengan cara meditasi, terapi musik,
profesional lainnya.
c. Terapi psikososial yaitu terapi untuk memperkuat dan memobilisasi potensi anak
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kognisi, psikis, dan
profesional lainnya.
9
dengan usia Anak bekerja dan memungkinkan mereka untuk memperoleh atau
konsep diri yang positif, literasi finansial, mampu berfikir kritis dan memecahkan
dalam Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS NG)
identitas calon penerima bantuan rehabilitasi sosial, baik LKSA, rumah tangga,
10. Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PPKS adalah
11. Pekerja Sosial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
12. Pendamping adalah perwakilan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang namanya tertera pada aplikasi SIKS NG
dalam Data Tepadu Kesejahteraan Sosial sebagai pengganti fungsi orang tua dari
10
BAB II
PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dirancang untuk menjangkau seluruh Anak yang
Rehabilitasi Sosial AMPK atau menjadi dampingan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
yang mengalami masalah sosial sehingga mereka dapat menikmati kehidupan yang
layak dan berada dalam lingkungan pengasuhan yang memungkinkan untuk tumbuh dan
Sumber pendanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak berasal dari APBN. Pemerintah
Sasaran Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak adalah anak penerima Bantuan Rehabilitasi
Anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak
pidana dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Kategori ABH dalam
1) Anak Saksi
2) Anak Korban;
12
3) Anak Pelaku;
Anak yang sudah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur
ii. Anak yang melakukan tindak pidana yang belum terigistrasi dalam
catatan kepolisian;
musyawarah.
Anak yang menjadi korban dan terpapar aktifitas pornografi dalam bentuk
13
f) Anak dengan HIV;
Anak yang berada dalam situasi dan kondisi yang keluarganya memiliki
kesamaan hak.
14
l) Anak korban perlakuan salah dan penelantaran;
Anak yang berada dalam situasi tidak terpenuhi kebutuhan dasar, sosial,
kondisi dan keadaan orang tua. Contoh: anak koruptor, eks napi, eks
2) Anak Jalanan
Anak yang rentan beraktivitas di jalanan dan anak yang beraktivitas ekonomi
3) Balita
layak, tinggal di lingkungan tidak layak, tidak memiliki akta kelahiran dan/atau
15
Anak yang telah mendapatkan rehabilitasi sosial dasar atau berdasarkan
mendampingi anak dalam asuhan keluarga dan anak yang berada dalam
asuhan LKSA.
berkelanjutan.
Masyarakat
16
vii. Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)
(AMPK)
lebih dari satu permasalahan anak harus memiliki manajemen layanan yang
terpisah.
jelas, dan nomor telepon / email Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
j) Memiliki NPWP.
17
1. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
Sosial Anak dalam menyalurkan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak. Adapun alur data
Penjelasan Alur:
18
Tahap 3 Dinas Sosial Kabupaten/Provinsi memberikan persetujuan terkait
Tahap 4 LKSA mengisi data anak dampingan di dalam maupun di luar LKSA;
diajukan;
Tahap 6 Persetujuan Dinas Sosial Provinsi terkait dengan data LKSA dan Data
Tahap 8 Sinkronisasi data Anak di LKSA oleh Pusat Data dan Informasi
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak. Dasar data yang digunakan adalah Data
SIKS NG. Pengusulan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak harus ditandatangani oleh
19
Penjelasan Alur:
Sosial Anak
Sosial Anak
20
Penjelasan Alur:
Tahap 1 Hasil Data Terpadu yang sudah valid sebagai dasar untuk
anak;
(ATM)
Sosial AMPK
21
Penjelasan Alur :
Tahap 1 Hasil Data Terpadu yang sudah valid sebagai dasar untuk
22
anak;
(ATM)
Nilai Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) terdiri
dari :
1. Rp.300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah) untuk Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak
a. Pengasuhan Anak
b. Dukungan keluarga
c. Terapi
Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dapat digunakan, untuk antara lain :
Merupakan upaya untuk memberikan dukungan bagi Anak dalam pemenuhan gizi,
biaya kursus, kegiatan rekreatif, dan/atau kegiatan Anak lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pengasuhan Anak
terbaik bagi anak. Pengasuhan anak dilaksanakan baik oleh orang tua atau keluarga
sampa derajat ketiga maupun orang tuan asuh, orang tua angkat, wali serta
23
pengasuhan berbasis komunitas. Bantuan digunakan untuk melaksanakan kegiatan,
diantaranya: Penguatan Kapabilitas dan Tanggung Jawab Sosial Anak (PKA) yang
Pengasuhan Konsumsi
Frekuensi Kegiatan Transport
Sosial (Snack & Makan)
Anak dalam a) Kegiatan PKA, Maksimal X
LKSA dilakukan minimal Rp. 50.000/anak
2 Kali
b) Anak bertemu Maksimal
keluarga minimal 2 Rp. 50.000/anak (PP)
kali
(Form kepulangan
anak)
Anak Luar LKSA Dilakukan minimal 2 Maksimal Maksimal
kali Rp. 50.000/anak Rp. 50.000/anak (PP)
3. Dukungan Keluarga
dalam keluarga, serta dukungan untuk memahami masalah yang dihadapi Anak dan
(PKK). Penguatan Kapabilitas dan Tanggung Jawab Sosial keluarga yang dilakukan
24
4. Terapi
terapi tersebut dapat dialokasikan bantuan sebesar Rp. 200.000 (Dua Ratus Ribu
a) Terapi Fisik
kerusakan atau gangguan fungsi fisik Anak. Bentuk terapi fisik dapat berupa
latihan terapeutik, pijat, urut dan terapi elektronik, dukungan alat bantu, serta
b) Terapi Mental/Spritual
hidup, mengatasi kecemasan, dan depresi. dengan cara meditasi, terapi musik,
profesional lainnya.
c) Terapi Psikososial
mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kognisi, psikis, dan sosial.
25
d) Terapi Penghidupan
cara memberikan keterampilan dan pelatihan yang sesuai dengan usia Anak
yang positif, literasi finansial, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah
26
BAB III
PELAPORAN, PENGHENTIAN/PENGALIHAN DAN SANKSI
A. PELAPORAN
Pelaporan Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dalam bentuk Hard Copy dan
Tunai Mandiri (ATM), khusus untuk pencairan terakhir bukti harus menggunakan
buku tabungan.
Anak)
k. Berkas asli laporan disimpan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA),
27
Kesejahteraan Sosial Anak dengan menggunakan Form H dan dirimkan ke Dinas
Sosial Provinsi.
4. Kementerian Sosial
2019 dari Dinas Sosial Provinsi yang telah ditandatangani dan stempel oleh pejabat
B. PENGHENTIAN/PENGALIHAN
2. Apabila anak meninggal dunia sebelum Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dicairkan,
4. Apabila anak sudah diterminasi (masa pengakhiran menerima layanan) oleh LKSA
a. Anak masuk didalam daftar usulan (daftar BDT) penerima Bantuan Rehabilitasi
C. SANKSI
28
kegiatan dengan dilampirkan bukti kuitansi dan bukti nota pembelian.
b. LKSA yang melakukan pelanggaran terkait dengan tindak pidana terhadap anak.
b. LKSA tidak dapat diusulkan kembali untuk mendapat Rehabilitasi Sosial Anak.
29
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
1. Mekanisme Monitoring
yang sudah diatur dalam petunjuk teknis. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang
Dinas Sosial Provinsi juga dapat melakukan pemantuan langsung ke LKSA mitra
diwilayah tersebut.
F dan Form G)
30
B. EVALUASI
Rehabilitasi Sosial Anak. Evaluasi ini dibutuhkan agar dapat memberikan masukan
evaluasi meliputi:
31
BAB IV
PENUTUP
penerima manfaat. Muara dari seluruh kegiatan adalah meningkatnya kapabilitas sosial
dan tanggung jawab sosial anak dan keluarga. Dukungan Direktorat Rehabilitasi Sosial
Anak, Direktorat Jenderal rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial ingin memastikan bahwa
hal tersebut dapat tercapai. Karen itu, Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak
Tahun 2019 diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana PROGRESA. Hal-Hal yang
belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan ditindaklanjuti dengan surat edaran atau surat
32
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. FORM PENGAJUAN BANTUAN
33
LAMPIRAN 2. FORM BUKTI PENCAIRAN UANG MELALUI TABUNGAN
34
LAMPIRAN 3. FORM E
SURAT PERNYATAAN
TANDA TERIMA BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
TAHUN 2019
Nomor : ...................................................
Nama : .......................................................................................
Jabatan : .......................................................................................
Alamat : .......................................................................................
..................................................................................................................
Alamat : .............................................................................
..................................................................................................................
Kab/Kota ..........................................Propinsi...........................................
Bank : ............................................................................
Dana yang diterima
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak : Rp 1.000.000 x ..... anak =..............................
Total Bantuan Diterima LKSA : ………………………………..
Terbilang .................................................................................................
...................................................2019
Yang membuat pernyataan
Kepala/Pimpinan
36
LAMPIRAN 5. FORM G1
37
LAMPIRAN 6. FORM G2
38
LAMPIRAN 7. FORM G3
39
LAMPIRAN 8. FORM G4
40
LAMPIRAN 9. FORM H
41
LAMPIRAN 10. SURAT PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK (SPTJM)
……………………………………………………………………
……………………...
Dengan ini menyatakan akan menyerahkan dana Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak
kepada anak yang berhak sesuai Surat Pemberitahuan yang diterbitkan oleh
Kementerian Sosial RI.
Dalam hal ini terjadi penyalahgunaan kewenangan saya sebagai Pendamping/Ketua
LKSA, maka saya bersedia bertanggungjawab atas penyalahgunaan kewenangan
tersebut dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhak untuk mengajukan
gugatan/klaim/tindakan hokum lainnya terhadap saya dalam hal PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk menderita kerugian akibat penyalahgunaan kewenangan oleh
saya.
Dengan ini saya membebaskan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dari segala
risiko yang timbul akibat tindakan/perbuatan yang dilakukan oleh saya. Demikian surat
pernyataan ini dibuat.
……………………,………………………………………
….
Materai
Rp.6.000
(…………………………………….)
42