Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN INDIVIDU MODUL I

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


PUSKESMAS BENU-BENUA

OLEH :
Nur Zakiyah Sunardi Putri

K1A1 18 084

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Laporan Tutorial Modul I mengenai “Identifikasi Masalah Kesehatan di
Puskesmas Benu-Benua”. Serta ucapan Terimakasih kami kepada tutor
pembimbing (dr. Nur Ridha Ayuni) pada blok kedokteran komunitas yang telah
membimbing kami selama proses pembelajaran. Kami sangat berharap laporan
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini terdapat
kekurangan – kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu kami
harap adanya kritik , saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Kendari, 21 April 2021

Nur Zakiyah Sunardi Putri


DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................3
1. Tujuan Umum.................................................................................3
2. Tujuan Khusus ..............................................................................3
D. Manfaat ................................................................................................4
1. Penulis/Penyusun ..........................................................................4
2. Puskesmas ....................................................................................4
3. Institusi ..........................................................................................4
4. Masyarakat ....................................................................................5
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Puskesmas .............................................................5
1. Pengertian Puskesmas .................................................................5
2. Tujuan Puskesmas ........................................................................5
3. Fungsi Puskesmas ........................................................................7
4. Prinsip Puskesmas ........................................................................8
5. Azas Puskesmas ..........................................................................8
5.1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah......................................8
5.2. Azas Pemberdayaan Masyarakat .......................................10
5.3. Azas Keterpaduan ..............................................................11
5.4. Azas Rujukan ......................................................................14
6. Manajemen Puskesmas ..............................................................14
B. Tinjauan Tentang Topik Masalah ......................................................16
C. Tinjauan Tentang Analisis Masalah ..................................................16

Bab III METODE PELAKSANAAN


A. Metode Kualitatif ................................................................................17
B. Metode Kuantitatif ..............................................................................17
Bab IV ANALISIS SITUASI PUSKESMAS
1. Sosio-Demografis ..............................................................................18
1. Keadaan Demografis ..........................................................19
2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk .................................19
2. Sosio-Geografis .................................................................................20
3. Struktur Organisasi ............................................................................22
4. Sumber Daya Kesehatan ...................................................................24
5. Derajat Kesehatan Masyarakat .........................................................25
6. Realisasi Pembiayaan Kesehatan .....................................................27
7. Cakup Pelayanan Kesehatan ............................................................30
Bab V IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN
1. Identifikasi Masalah ...........................................................................31
2. Analisis Masalah ................................................................................37
3. Rencana Usulan Kegiatan/POA ........................................................ 39
Bab VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................40
B. Saran .................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................42
LAMPIRAN …………........................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak lama Indonesia sudah menerapkan strategi pelayanan
kesehatan primer dan esensial untuk mengatasi masalah kesehatan
penduduk, termasuk masalah ketidakmerataan derajat kesehatan dan akses
pelayanan antarwilayah dan antar-strata ekonomi. Strategi tersebut secara
terstruktur dimulai dengan pengenalan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada tahun 1968, jauh sebelum World Health Organization
(WHO) mengeluarkan Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 tentang Primary
Health Care (Ali dkk, 2018).

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya. (Permenkes No.43 Tahun 2019).
Suatu upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah dengan meningkatkan
akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Sebagai institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di tingkat primer, puskesmas
mengambil peran penting, dalam hal ini puskesmas bertanggung jawab
dalam hal pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Kondisi bangunan
puskesmas dan sarananya, jaringan puskesmas, dan tenaga di puskesmas
sangat penting diketahui untuk meningkatkan kinerja puskesmas. Semua
digunakan sebagai masukkan dalam hal mengambil keputusan berkaitan
dengan proses manajemen pembangunan puskesmas disetiap jenjang
administrasi kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2016).

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh


semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan

1
yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah
kerja Puskesmas yang sehat (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
yang dituangkan dalam suatu sistem. Penanggung jawab UKM esensial,
UKM pengembangan dan keperawatan kesehatan masyarakat, yang
membawahi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM, pelayanan
gizi yang bersifat UKM, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan/atau pelayanan UKM
pengembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Puskesmas
Benu-Benua berdasarkan indikator SPM?
2. Berapakah nilai dari masing-masing besar masalah berdasarkan rumus
interval?
3. Bagaimana kegawatan dari masing-masing masalah kesehatan ditinjau
dari aspek keganasan, tingkat urgensi dan biaya?
4. Seberapa besar kemudahan penanggulangan dari masing-masing
masalah kesehatan?
5. Berapa nilai dari masing-masing masalah berdasarkan PEARL
FAKTOR?
6. Bagaimana cara menentukan prioritas dan seberapa besar masalah
dari masing-masing masalah kesehatan berdasrkan rumus NPD dan
NPT?
7. Apa saja penyebab masalah untuk masalah kesehatan dengan proritas
tertinggi?
8. Bagaimana cara mencari penyelesaian masalah menggunakan tabel
kumulatif dari hasil Paired Comparison?
9. Apa penyebab masalah yang perlu diselesaikan berdasarkan nilai
kumulatif?

2
10. Apa saja rencana kegiatan sebagai solusi dari masalah kesehatan
Puskesmas Benu-Benua?
11. Apa saja kriteria mutlak dari rencana kegiatan?
12. Bagaimana Plan of Action dari rencana kegiatan yang telah disusun?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu membuat diagnosis masalah berdasarkan hasil
penyelidikan epidemiologis, menganalisis prioritas masalah, mengkaji
penyebab masalah, menyusun pemecahan masalah dan mampu membuat
perencanaan puskesmas (plan of action) dari masalah yang ditemukan
secara mandiri, berdasarkan standar akademik.

2. Tujuan Khusus
1. Melakukan identifikasi masalah dgn melihat indikator SPM di
puskesmas
2. Melakukan penilaian besar masalah dengan rumus interval
3. Menentukan besar masalah dari masing-masing indikator
4. Menentukan kegawatan masalah dari aspek keganasan, tingkat
urgensi dan biaya
5. Menghitung kemudahan penanggulangan
6. Menghitung PEARL FAKTOR
7. Menentukan prioritas masalah dengan rumus NPD & NPT
8. Mengidentifikasi penyebab masalah untukmasalah dengan
prioritas tertinggi
9. Melakukan pengkajian dimensi mutu
10. Melakukan analisis penyebab masalah
11. Melakukan paired comparison
12. Membuat tabel kumulatif dari hasil paired comparison untuk
penyelesaian masalah
13. Menentukan penyebab masalah yang perlu diselesaikan
berdasar nilai kumulatif
14. Membuat rencana kegiatan

3
15. Menentukan kriteria mutlak dari rencana kegiatan
16. Menentukan kriteria keinginan dari rencana kegiatan
17. Membuat PLAN OF ACTION

D. Manfaat
1. Penulis/Penyusun
a. Melakukan identifikasi masalah yang terjadi di puskesmas mengenai
program pelayanan kesehatan
b. Melakukan penilaian besar masalah terhadap masing-masing
indikator untuk menentukan prioritas masalah
c. Menganalisis dan menentukan prioritas penyebab masalah
d. Menyusun perencanaan program kesehatan sebagai alternatif
pemecahan masalah yang ada
2. Puskesmas
a. Memperoleh hasil penyusunan perencanaan program kesehatan
sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada di Puskesmas
Benu-Benua
b. Sebagai saran untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di Puskesmas Benu-Benua
3. Institusi
a. Sebagai sarana pembelajaran untuk mahasiswa
b. Sebagai tambahan sumber bacaan dan referensi

4. Masyarakat
a. Memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih mudah diterima oleh
masyarakat secara menyeluruh
b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari hasil perencanaan
baru terhadap masalah program kesehatan yang ada sebelumnya

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya. (Permenkes No.43 Tahun 2019)
2. Tujuan Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang puskesmas,
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksudkan adalah dalam rangka mewujudkan
kecamatan sehat. Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud
dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat (Permenkes RI
Nomor 43, 2019).
3. Fungi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam Permenkes RI No.43, 2019 tentang Puskesmas, Puskesmas
memiliki fungsi :
1. Menyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

5
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis
masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan
pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan
sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui
pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.

6
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya sebagaimana Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang
mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada
individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok
dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung,
dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Prinsip puskesmas
a. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

7
b. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya, dan kepercayaan.
e. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
f. Keterpaduan dan Kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor
serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
5. Azas Puskesmas
1. Azas Pertanggung Jawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggung jawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggung
jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan
berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut (Kepmenkes RI Nomor
128, 2004):
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan, sehingga berwawasan kesehatan
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

8
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta
berbagai upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya
(outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari
pelaksanaan azas pertanggung jawaban wilayah (Kepmenkes RI
Nomor.128, 2004).
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas.
Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukkan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain (Kepmenkes RI Nomor 128,
2004):
1. Upaya kesehatan ibu dan anak : posyandu, polindes, Bina
Keluarga Balita (BKB)
2. Upaya pengobatan : posyandu, Pos Obat Desa (POD)
3. Upaya perbaikan gizi : posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
4. Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren)
5. Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air
(Pokmair),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

9
6. Upaya kesehatan usia lanjut : posyandu usila, panti wreda

7. Upaya kesehatan kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)


8. Upaya kesehatan jiwa : posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan
Jiwa Masyarakat (TPKJM)
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman Obat
Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
10. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) : dana
sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah
keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak
dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan, yakni (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004):

1) Keterpaduan Lintas Program


Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain :
a) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi,promosi kesehatan, pengobatan
b) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) : keterpaduan
kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa
c) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, gizi, promosikesehatan, kesehatan gigi
d) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
jiwa, promosi kesehatan
2) Keterpaduan Lintas Sektor

10
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
a) Upaya Kesehatan Sekolah : keterpaduan ellit kesehatan
dengan camat,lurah/kepala desa, pendidikan, agama
b) Upaya promosi kesehatan : keterpaduan ellit kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,
pertanian
c) Upaya kesehatan ibu dan anak : keterpaduan ellit kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB
d) Upaya perbaikan gizi : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB
e) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan 10
ellit kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja,
koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
f) Upaya kesehatan kerja : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan
dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Kepmenkes RI
Nomor 128, 2004).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan

11
secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni
(Kepmenkes RI Nomor 128, 2004):
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu
(baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat
inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga
macam:
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan medik (biasanya operasi) dan lain-lain
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lengkap
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan
tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan
kepada tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan
pelayanan medik di puskesmas
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya

12
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan
masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan upaya
kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain
peminjamanperalatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat,
vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
masalah kesehatan masyarakat dan tanggungjawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain
Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu. Secara
skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan
sebagai berikut:

13
Gambar 1
Pelaksanaan azas rujukan (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004)
6. Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yangbekerja
secara sistematik untuk menghasilkan luaranPuskesmas yang efektif dan
efisien.Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ruang lingkup
Pedoman Manajemen Puskesmas meliputi:
a) perencanaan;
b) penggerakkan dan pelaksanaan;
c) pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja;
d) dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen
Puskesmas.

B. Tinjauan Tentang Topik Masalah


Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas merupakan kesatuan

14
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
Sejak 20 tahun terakhir, citra pelayanan kesehatan dasar melalui
puskesmas sudah semakin terpuruk di mata masyarakat, sementara
pembangunan Rumah Sakit sangat didorong maju oleh banyak
pihak.Akhirnya kesenjangan rujukan pelayanan kedokteran semakin melebar
dan masyarakat menjerit karena mahalnya biaya pelayanan kedokteran.
Sementara itu, sudah banyak dana yang dimanfaatkan untuk
mengembangkan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan,
tetapi hasilnya malah kontraproduktif. Puskesmas semakin ditinggal oleh
masyarakat dan tidak menjadi pilihan utama mereka mendapatkan pelayanan
kesehatan.Masyarakat menganggap pelayanan puskesmas di wilayahnya
kurang bermutu. Kondisi ini juga terkait dengan jam kerja unit pelayanan
Puskesmas yang terbatas hanya sampai pukul 12.00, peralatan dan jenis
pelayanan puskesmas kurang memadai, dan kinerja staf yang sangat kurang
profesional. Semua kondisi tersebut sangat erat terkait dengan rendahnya
insentif yang diterima staf, lemahnya leadership dan keterampilan manajerial
pimpinan dan staf puskemas serta lemahnya pembinaan puskesmas oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Muninjaya, 2006). Selain itu Kondisi ini
didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan
puskesmas, seperti pelayanan yang terkesan seadanya, artinya puskesmas

15
tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis serta
kurang ramahnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan
ditambah lagi kurang disiplinnya petugas kesehatan puskesmas sehingga
pasien masih harus menunggu lama dalam menerima pelayanan.
C. Tinjauan Tentang Analisis Masalah

Masalah kesehatan adalah kesenjangan antara target yang sudah


ditentukan dalam pelayanan kesehatan dibandingkan dengan hasil
pencapaian pelayanan kesehatan
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari para pengguna jasa pelayanan
kesehatan dimana pasien mengharapkan suatu penyelesaian dari masalah
kesehatannya.Oleh karena itu Puskesmas harus mampu memberikan
pelayanan medik sebagai upaya penyembuhan/ pemulihan dan tindakan
ringan yang memenuhi standar kualitas. (Gozali, 2012)
Prinsip Standar Pelayanan Minimal berdasarkan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia adalah : (1) Merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
individu secara universal, (2) Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi
sendiri oleh warga Negara, atau oleh pemerintah daerah, (3) Merupakan
pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah provinsi maupun
Kabupaten/Kota, (4) Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah provinsi
maupun Kabupaten/Kota untuk menjamin setiap warga Negara memperoleh
kebutuhan dasarnya, (5) Tanggung jawab Pemda berlaku secara Nasional.
(Kemenkes RI, 2017).

16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE KUALITATIF
1) Sumber data
Sumber data : Profil Puskesmas Benu-Benua
2) Cara pengumpulan
Cara pengumpulan : dengan cara melakukan studi literature untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang ada
3) Teknik analisis
Teknik analisis : menggunakan analisis metode Hanlon

B. METODE KUANTITATIF
1) Sumber data
Sumber data : Data profil Puskesmas Benu-Benua
2) Cara pengumpulan
Cara pengumpulan : dengan cara melakukan studi literature untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang ada
3) Teknik analisis
Teknik analisis : menggunakan statistik

17
BAB IV
ANALISIS SITUASI PUSKESMAS

1. SOSIO-DEMOGRAFIS
A. Keadaan Demografis (Kependudukan)
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi
tiga hal pokok, yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi
penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk
berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran penduduk yang
kurang merata.
B. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua pada
tahun 2020 sebanyak 31.416 jiwa yang terhimpun dalam 5.142 KK,
yang tersebar di 6 kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar yakni
1.050 jiwa berada di Kelurahan Punggaloba, dan terendah di
Kelurahan Dapu-Dapua sebanyak 703 jiwa. Distribusi penduduk per
kelurahan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1
Distribsi Penduduk Per Kelurahan Tahun 2020

Jumlah Penduduk
No. Jumlah
Nama Jumlah
Penduduk/
Kelurahan Berdasar
kelurahan
kan KK
L P

1. Tipulu 3.254 3.193 6.447 964

2. Punggaloba 2.897 2.843 5.740 1.050

3. Benu-benua 1.902 1.866 3.768 726


4. Sodoha 2.494 2.446 4.940 722
5. Sanua 2.952 2.879 5.849 977
6. Dapu-dapua 2.358 2.314 4.672 703

JUMLAH 15.8577 15.559 31.416 5.142

18
Dari data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut

Gambar 2
Grafik Jumlah Penduduk wilayah UPTD Puskesmas Benu-
Benua Tahun 2016-2020.

2. SOSIO-GEOGRAFIS

Wilayah kerja terdiri dari 6 kelurahan (Tipulu, Puunggaloba,


Benu-Benua , Sodoha, Sanua, dan Dapu-Dapua) yang merupakan
wilayah administratif Kecamatan Kendari Barat.
a. Luas wilayah kerja :
±11,28Km2, yang terdiri dari Kelurahan tipulu : 3,350 Km 2,
Kelurahan Punggaloba : 2,693 Km2, Kelurahan Benu-benua :
1,378 Km2, Kelurahan Sodohoa : 1,824 Km2, Kelurahan Sanua :
1,835 Km2, Kelurahan Dapu-dapura : 0,200 Km2.

b. Batas-batas wilayah:
Puskesmas Benu-Benua terletak di Kelurahan Punggaloba
Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari dengan batasnya adalah
sebagai berikut:

19
1. Secara geografis khatulistiwa tepatnya berada di antara
3º54’30’’ – 4o3’11’’ lintang selatan dan 122o23 – 122o39
Bujur timur.
2. Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Jati
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
5. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Watu-Watu
Kemaraya
c. Keadaan Alam : terdiri dari lautan, daratan, dan perbukitan.
d. Prasarana Transportasi : 85% jalan aspal dan 15% jalan berbatu
dan tanah.

Gambar 3

Peta wilayah kerja Puskesmas Benu-benua (Profil


Puskesmas Benu-benua tahun 2020).

20
3. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.
Struktur Organisasi Puskesmas Benu-Benua Tahun 2020

a) Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan ini.
b) Kepala Tata Usaha
Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami
administrasi keuangan dan sistem informasi kesehatan. Kepala
Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
c) Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM

21
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
d) Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi
upayapengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c. pelayanan kesehatan olahraga
d. pelayanan kesehatan kerja
e. pelayanan kesehatan lainnya
e) Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
membawahi beberapa kegiatan, seperti:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan kefarmasian
h. pelayanan laboratorium
f) Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
c. Praktik bidan desa
d. Jejaring Puskesmas
g) Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan
Puskesmas
h) Penanggung jawab mutu

22
4. SUMBER DAYA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan
Jumlah jenis tenaga kesehatan dan tupoksi masing-masing tenaga
kesehatan Puskesmas Benu-Benua pada tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 2
Jumlah Jenis Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Benu-Benua
2020
No. Jenis Tenaga Jumlah

1. Dokter Umum 2 Orang


2. Dokter Gigi 1 Orang
3. S2 Kesmas 2 Orang
4. Apoteker 1 Orang
5. S1 Kesmas AKK 3 Orang
6. S1 Kesmas Epidemiologi 4 Orang
7. S1 Kesmas Kesling 1 Orang
8. S1 Kesmas Manajemen RS 1 Orang
9. S1 Kesmas Kespro 1 Orang
10. S1 Kesmas Promkes 1 Orang
11. S2 Kebidanan 1 Orang
12. D3 Kebidanan 16 Orang
13. Ners 1 Orang
14. S1 Keperawatan 6 Orang
15. D3 Keperawatan 6 Orang
16. D4 Analis 1 Orang
17. D3 Gizi 6 Orang
18. D3 Gigi 2 Orang
19. D3 Kesling 1 Orang
20. D3 Analis 1 Orang
21. Asisten Apoteker 1 Orang
22. SSPM 1 Orang
23. S1 Sistem Informasi 1 Orang

23
24. SMA 1 Orang

Jumlah 63 Orang

5. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT


Derajat kesehatan masyarakat suatu Negara dipengaruhi oleh
keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Jenis fasilitas terdiri atas: (a)
tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, (b) Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), (c) klinik, (d) rumah sakit, (e) apotek, (f) unit
transfuse darah, (g) laboratorium kesehatan, (h) optikal, (i) fasilitas
pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan (j) fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional.
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatana yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Benu Benua di antaranya puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Uraian sarana
Kesehatan tersebut disajikan dalam tabel berikut:

NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH

1 Sarana Kesehatan Pemerintah 1


Puskesmas Induk
2 Rumah sakit swasta 1

3 Distribusi Farmasi dan alkes (apotek) 6

4 Sarana kesehatan bersumber daya 0


masyarakat

24
- Posyandu 19

- SD dengan dokter kecil 12

- Pos UKK 1

- Dokter Praktek Swasta 15

- Posyandu Lansia 6

- Puskel 3

- TK/PAUD 9

- Rumah Pemulihan GIZI 1

- Posbindu PTM 7

- Ambulans 2

Tabel 3

Jenis Sarana Kesehatan Puskesmas Benu-Benua Tahun 2020

6. REALISASI PEMBIAYAAN KESEHATAN


Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan
Kesehatan, maka beban kerja Dinas Kesehatan cukup berat, luas dan
kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan permasalahan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat,
meningkatkan kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan pembangunan kesehatan
diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain
penerapan paradigma sehat, pelaksanaandesentralisasi, mengatasi
berbagai kedaruratan, peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut,
pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan
kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan
penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari

25
pemerintah maupun masyarakat, termasuk swasta. Sejak
dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya
untuk pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan
sebagian besar berasal dari Pemerintah Daerah.
• Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
BOK adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan dalam membantu Pemerintah Daerah kabupaten/Kota
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang bidang kesehatan menuju Millenium
Development Goal’’s (MDG’s) Bidang Kesehatan tahun 2020 melalui
peningkatan Kinerja Puskesmas dan Jringannya serta poskeskel dan
posyandu.
Anggaran BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dalam
penggunannya dititik beratkan pada Upaya Promotif dan Preventif.
Untuk anggaran BOK alokasi di UPTD Puskesmas Benu-Benua tahun
2019 sebesar Rp. 510.914.500,- dengan realisasi Rp. 510.914.500,-
(100%), Sedangkan pada tahun 2020 sebesar Rp.521.246.000-
terealisasi Rp.519.799.000,- (99,72%).
• Anggaran Dari Dana Kapitasi JKN
Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
pda bulan Januari 2014. Diharapkan akan terjadi perubahan pada
sistem pembiayaan Puskesmas. Melalui SJSN pemerintah hanya
akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan
perorangan (UKP) dibiayai oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam
konteks tersebut maka pembiayaan Puskesmas harus siap dan
mampu dana tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus sebagai
masukan manfaat bagi Puskesmas.
Dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang
dibayarkan dimuka kepada FKTP oleh BPJS berdasarkan jumlah
peserta yang terdafar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan. Tahun 2020 jumlah dana

26
kapitasi JKN sebesar Rp.960.112.617 yang diperuntukan 60% jasa
tenaga kesehatan dan 40% operasional kesehatan berupa :
a. Dana untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan berupa
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi lainnya
(kegiatan puskel ).
b. Dana kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan
perorangan.
c. Dana operasional untuk mobil puskesmas keliling
d. Dana untuk bahan cetak dapat dibelanjakan pengadaan
bahkan cetak
e. Dana untuk alat tulis kantor
f. Dana adminitrasi keungan dan sistem informasi
• Anggaran Pembangunan Derah
Tahun 2020 anggaran kesehatan dari APBD yang dialokasikan
dipuskesmas Benu-Benua berupa anggaran rutin yang diperuntukan
sebagai dana Operasional Puskesmas.

7. CAKUPAN PELAYANAN KSEHATAN : UKP,UKM, PENUNJANG,


PENGEMBANGAN
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib

a. Kesehatan lingkungan
1) Pengawasan sarana air minum
2) Jamban Sehat
3) STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
4) Rumah Sehat
5) Tempat - Tempat Umum Dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TUPM)
6) Air minum berkualitas (layak)
7) Cakupan SPAL
8) Cakupan TPS
b. KIA-KB
1) Cakupan K1

27
2) Cakupan K4
3) Persalinan ditolong tenkes
4) Pelayanan KB
5) Deteksi risiko, rujukan kasus risti dan penanganan
komplikasi
6) Pelayanan Ibu Hamil Risiko Tinggi
7) Pelayanan Neonatus Risiko Tinggi
8) Cakupan neonatus (KN1)
9) Cakupan pelayanan bayi
c. Imunisasi
1) HB 0
2) BCG
3) DPT-Htb 1
4) DPT-Htb 2
5) DPT-Htb 3
6) DPT-Htb 4
7) Polio 1
8) Polio 2
9) Polio 3
10) Polio 4
11) Campak
12) TT 1
13) TT 2
d. Gizi
1) Balita Underweihgt (BB/U)
2) Balita Stunting (TB/U)
3) Balita Wasting (BB/TB)
4) Bumil anemia
5) Bayi dengan BBLR <2500 gr
6) Bayi usia < 6 bulan mendapat ASI eksklusif
7) Bayi usia 6 bulan mendapat ASI eksklusif

28
8) Bumil yang mendapat TTD minimal 90 tablet selama
kehamilan
9) Bumil KEK yang mendapat makanan tambahan
10) Balita kurus yang mendapat makanan tambahan
11) Remaja putri yang mendapat TTD
12) Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
13) Jumlah balita yang ditimbang badannya D/S
14) Balita yang mempunyai Buku KMS/KIA
15) Balita yang ditimbang berat badannya (N/D)
16) Balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vit. A
17) Bufas yang mendapat kapsul vit. A
18) RT yang mendapat garam beryodium
19) Gizi buruk yang mendapat perawatan
e. P2M
1) Cakupan penyakit TB Paru
2) Cakupan penyakit Polio
3) Cakupan penyakit Malaria
4) Cakupan penyakit ISPA
5) Cakupan penyakit DBD
6) Cakupan penyakit HIV
7) Cakupan penyakit Kusta
f. Promosi Kesehatan
1) Rumah tangga ber PHBS
2) Posyandu purnama dan mandiri
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat pengembang merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan.
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Kesehatan Kerja
3) Pelayanan Kesehatan Mata

29
4) Pelayanan Kesehatan Lansia
3. Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas meliputi :
1) Rawat Jalan
2) Pelayanan Unit Gawat Darurat
3) Home Care
4) Laboratorim
5) Rujukan BPJS
Untuk melaksanakan upaya kesehatan yang telah disebutkan diatas,
Puskesmas harus menyelenggarakan :
a. Manajemen Puskesmas
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
d. Pelayanan laboratorium

30
BAB V
IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN
No. Masalah UKP Target Cakupan Selisih
1. Konfirmasi Pasien Rawat 100% 32,67% 67,33%
Jalan Wanita
2. Konfirmasi Pasien Rawat 100% 28% 72%
Jalan Pria
3. Kunjungan Pelayanan 100% 38,3% 61,7%
UGD
4. Konfirmasi Laboratorium 100% 12,08% 87,92%
Kasus TB
5. Konfirmasi Rujukan 100% 68,1% 31,9%
BPJS

Analisis Kualitatif ( SWOT )


S : Puskesmas Benu-Benua memiliki sarana dan prasarana yang cukup
lengkap dan dalam keadaan bagus sehingga dapat digunakan untuk
menunjang upaya kesehatan perseorangan dan pengobatan kesehatan di
Puskesmas Benu-Benua.
W : Kurangnya kedatangan pasien ke laboratorium dalam pemeriksaan kasus
TB karena pandemik.
O : Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di sekitar wilayah kerja dari
puskemas Benu-Benua.
T : Kurang pedulinya masyarakat di wilayah kerja puskesmas Benu-Benua
mengenai pentingnya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kasus TB .
B. Analisis Kuantitatif ( Metode Hanlon )
1) Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
Untuk menentukan prioritas dari masalah kesehatan yang ada di puskesmas,
dapat menggunakan Metode Hanlon dengan terdapat empat kriteria, yakni :
a. Kriteria A : Besar masalah ( nilai 0-10 )
b. Kriteria B : Kegawatan masalah ( nilai 1-15 )
c. Kriteria C : Kemudahan penanggulangan ( nilai 1-5 )
d. Kriteria D : PEARL factor ( nilai 0-1 )

31
a) Kriteria A : Besar Masalah
Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 5
= 3,306
Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah) / jumlah kelas
= ( 87,92 – 31,9 ) / 3,306
= 56,02 / 3
= 18,67

Besar masalah terhadap capaian


program
No Masalah UKP Interval Nilai
31,9-50,57 50,58-69,25 69,26-
87,92
Nilai
3,3 6,6 10
1 Konfirmasi X 6,6
Pasien Rawat
Jalan Wanita
2 Konfirmasi X 10
Pasien Rawat
Jalan Pria
3 Kunjungan X 6,6
Pelayanan UGD
4 Konfirmasi X 10
Laboratorium
Kasus TB
5 Konfirmasi X 3,3
Rujukan BPJS

b) Kriteria B : Kegawatan Masalah


Untuk melihat kegawatan dari masalah , dilihat dari tingkat
keganasan, urgensi, Serta biaya.

Keganasan Biaya Urgensi


Sangat Ganas 5 Sangat Murah 5 Sangat Mendesak 5
Ganas 4 Murah 4 Mendesak 4
Cukup Cukup Murah 3 Cukup Mendesak 3
Berpengaruh 3
Kurang Ganas 2 Mahal 2 Kurang Mendesak 2
Tidak Ganas 1 Sangat Mahal 1 Tidak Mendesak 1

32
No Masalah UKP Keganasan Urgensi Biaya yang Nilai
dikeluarkan
1 Konfirmasi 3 4 4 11
Pasien Rawat
Jalan Wanita
2 Konfirmasi 3 4 4 11
Pasien Rawat
Jalan Pria
3 Kunjungan 5 5 1 11
Pelayanan UGD
4 Konfirmasi 4 4 2 10
Laboratorium
Kasus TB
5 Konfirmasi 3 3 4 10
Rujukan BPJS

c) Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan


Masing-masing peserta diskusi memberikan penilaian dengan cara
voting untuk masing-masing masalah kesehatan
• Kemudahan Penanggulangan ( Nilai 1-5 )
- Sangat mudah : 1
- Mudah :2
- Cukup mudah : 3
- Agak mudah : 4
- Tidak mudah : 5
No. Masalah UKP Kemudahan
Penanggulangan
1 Konfirmasi Pasien Rawat 1
Jalan Wanita
2 Konfirmasi Pasien Rawat 1
Jalan Pria
3 Kunjungan Pelayanan UGD 5
4 Konfirmasi Laboratorium 5
Kasus TB
5 Konfirmasi Rujukan BPJS 2

d) Kriteria D : PEARL factor


Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan, yaitu :
• Propriety : kesesuaian dengan program daerah/nasional/dunia
• Economy : memenuhi syarat ekonomi untuk untuk
melaksanakannya
• Acceptability : dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait

33
• Resources : tersedianya sumber daya
• Legality : tidak melanggar hukum dan etika

No. Masalah UKP P E A R L Nilai


1 Konfirmasi Pasien
1 1 1 1 1 1
Rawat Jalan Wanita
2 Konfirmasi Pasien
1 1 1 1 1 1
Rawat Jalan Pria
3 Kunjungan Pelayanan
1 1 1 1 1 1
UGD
4 Konfirmasi
1 1 1 1 1 1
Laboratorium Kasus TB
5 Konfirmasi Rujukan
1 1 1 1 1 1
BPJS

2) Nilai Prioritas Masalah Kesehatan


Menilai prioritas kesehatan dengan melihat :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) : (A+B) x C x D

NO INDIKATOR A B C D NILAI
PELAYANAN PRIORITAS
NPD NPT
1 Konfirmasi Pasien 11 1 1 17,6 17,6
Rawat Jalan Wanita 6,6
2 Konfirmasi Pasien 11 1 1 21 21
Rawat Jalan Pria 10
3 Kunjungan 11 5 1 88 88
Pelayanan UGD 6.6

4 Konfirmasi 10 5 1 100 100


Laboratorium Kasus 10
TB
5 Konfirmasi Rujukan 3,3 10 2 1 26,6 26,6
BPJS

34
3) Penetapan Prioritas Masalah
1. Konfirmasi Laboratorium Kasus TB
2. Kunjungan Pelayanan UGD
3. Konfirmasi Rujukan BPJS
4. Konfirmasi Pasien Rawat Jalan Pria
5. Konfirmasi Pasien Rawat Jalan wanita

4) Identifikasi Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab dari masalah kesehatan dilakukan dengan
menggunaaknn metode pendekatan sistem
Komponen Kemungkinan Penyebab Masalah
INPUT Man Rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan TB
Money Mahalnya Pembiayaan untuk
pemeriksaan TB
Material Kurangnya media promosi tentang
pentingnya Pemeriksaan TB
Metode Tidak ada masalah
Marketing Kurangnya penyuluhan ataupun
sosialisasi kepada masyarakat
tentang pentingnya pemeriksaan
penularan TB
LINGKUNGAN Tidak ada masalah

PROSES P1 Tidak ada masalah


P2 Tidak ada masalah
P3 Tidak ada masalah

Dari hasil identifikasi, didapatkan penyebab mengapa Kasus Diare


Mendapat Oralit perlu ditanggulangi. Berikut alasannya :
A. Man : Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan TB
B. Money : Mahalnya Pembiayaan untuk pemeriksaan TB

35
C. Material : Kurangnya media promosi tentang pentingnya
Pemeriksaan TB
D. Marketing : Kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan penularan TB

5) Tabel Paired Comparison

A B C D
A B A A
B B D
C D
D
Total Vertikal 0 2 0 2
Total Horizontal 2 1 0 1
Total 2 3 0 3

6) Penilaian Kumulatif

B 3 3/8 x 100% 37,5% 62.5%


D 3 3/8 x100% 37,5% 62.5%
A 2 2/8 x100% 25% 75%
C 0 0/8 X 100% 0% 0%
Berdasarkan hasil dari penilaian kumulatif, didapatkan ada satu
penyebab yang belum mencapai 100%, yaitu : “Kurangnya media
promosi tentang pentingnya Pemeriksaan TB”.

7) Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif yang dapat dilakukan antara lain :
1. Membuat video edukasi tentang pentingnya pemeriksaan TB di
masyarakat
2. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan TB
3. Membuat bakti social pemeriksaan TB gratis kepada masyarakat

36
4. Pembuatan infografis atau poster tentang pengetahuan pemeriksaan
TB

8) Menentukan Kriteria Mutlak


Kriteria Mutlak dan Keinginan

Kegiatan Input Out Ket.


Man Money Material Method Mark put
eting
1 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
2 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
3 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan

37
9) Plan of Action

No. Rencana Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya


Kegiatan
1. Membuat Untuk Masyarak Semua Tiap 3 Puskes Petugas Biaya
video memberi at di Masyar bulan mas Puskesm pembua
edukasi edukasi wilayah akat di atau as tan
tentang kepada kerja wilayah Balai video
pentingnya masyaraka Puskesm kerja Desa Rp.200.
pemeriksaan t tentang as Benu- Puskes 000,-
TB di pentingnya benua mas
masyarakat pemeriksa Benu-
an TB benua
2. Melakukan Untuk Masyarak Semua Tiap 2 Puskes Petugas Biaya
penyuluhan memberi at di Masyar mingg mas Puskesm konsum
kepada edukasi wilayah akat di u dan as si
masyarakat kepada kerja wilayah Balai pemater
tentang masyaraka Puskesm kerja Desa i Rp.
pentingnya t tentang as Benu- Puskes 50.000,-
pemeriksaan pentingnya benua mas / orang
TB pemeriksa Benu-
an TB benua
3. Membuat Agar Masyarak Semua Tiap 6 Puskes Petugas Biaya
bakti social pemeriksa at di Masyar bulan mas Puskesm pemerik
pemeriksaan an TB di wilayah akat di atau as saan
TB gratis masyaraka kerja wilayah Balai Rp.
kepada t dapat Puskesm kerja Desa 125.000
masyarakat merata as Benu- Puskes ,- /
dan benua mas orang
mencegah Benu-
penularan benua
TB di

38
masyaraka
t
4. Pembuatan Agar Masyarak Semua Tiap 3 Ditiap Petugas Biaya
infografis masyrakat at di Masyar bulan RT/RW puskesm pembua
atau poster dapat wilayah akat di as tan
tentang mengetahu kerja wilayah poster
pengetahuan i info Puskesm kerja atau
pemeriksaan tentang as Benu- Puskes infografi
TB pemeriksa benua mas s Rp.
an TB Benu- 100.00,-
benua / poster

39
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan, yang menjadi prioritas
masalah Puskesmas Benu-Benua adalah kurangnya kesadaran
pasien tentang pentingnya pengetahuan tentang pemeriksaan dan
penularan penyakit tuberculosis
2. Plan of Action yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Benu-Benua
yaitu:
A. Membuat video edukasi tentang pentingnya pemeriksaan TB di
masyarakat
B. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan TB
C. Membuat bakti social pemeriksaan TB gratis kepada masyarakat
D. Pembuatan infografis atau poster tentang pengetahuan
pemeriksaan TB
B. SARAN
Situasi dan kondisi sektor kesehatan hingga tahun 2020 telah
memperlihatkan seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan
kesehatan yang telah dicapai, juga menunjukkan kekurangan dan
kelebihan dari setiap upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan. Oleh
karena itu diperlukan komunikasi yang baik dari para pimpinan, pengelola
program kesehatan maupun pemegang lintas sektor dan masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatan baik personal, maupun
komunitas.
Adapun saran sebagai alternative pemecahan masalah, yaitu:
A. Membuat video edukasi tentang pentingnya pemeriksaan TB di
masyarakat
B. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan TB

40
C. Membuat bakti social pemeriksaan TB gratis kepada masyarakat
D. Pembuatan infografis atau poster tentang pengetahuan
pemeriksaan TB

41
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016 . Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
Ali, P. B. dkk. 2018, Penguatan Pelayanan Dasar di Puskesmas. Direktorat
Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017 Direktur Kesehatan


Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI tentang Kebijakan Penyelenggaraan
Kesehatan Kerja dan Olahraga Disampaikan pada Rapat
Koordinasi Teknis Ditjen Kesehatan Masyarakat, 8 - 10 Maret 2017.

42
LAMPIRAN

1.Grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Puskesmas Benu-Benua


Tahun 2020

1. Cakupan Program Imunisasi BCG dan DPT/HB

80

60

40

20

0
Benu- Dapu-
Tipulu Punggaloba Sodohoa Sanua
Benua dapura
BCG 44 67 58 50 43 54
DPT/HB 1 43 72 60 51 43 47
DPT/HB 2 42 71 58 50 45 46
DPT/HB 3 44 72 59 49 41 45

2. Cakupan Program Imunisasi Polio

80

60

40

20

0
Dapu-
Tipulu Punggaloba Benu-benua Sodohoa Sanua
dapura
Polio 1 44 67 58 50 43 46
Polio 2 43 72 60 51 43 47
Polio 3 42 71 58 50 45 46
Polio 4 44 72 59 49 41 45

3. Cakupan Program Imunisasi HB 0 dan Campak

43
80

60

40

20

0
Dapu-
Tipulu Punggaloba Benu-benua Sodohoa Sanua
dapura
HB 0 42 64 55 48 40 42
Campak 43 68 56 48 42 47

4. Cakupan Program Imunisasi TT

40

30

20

10

0
Dapu-
Tipulu Punggaloba Benu-benua Sodohoa Sanua
dapura
TT 1 34 36 26 31 37 29
TT 2 32 37 29 32 38 29

44
5.Cakupan Penyakit TB Paru
45

40

35

30

25

20

15

10

0
Benu- Dapu-
Tipulu Punggaloba Sodohoa Sanua
benua dapura
Laki-Laki 30 34 40 30 21 20
Perempuan 28 30 30 19 30 28

6. Cakupan Balita ditimbang D/S

200

175

150

125

100

75

50

25

0
Benu- Dapu-
Tipulu Punggaloba Sodohoa Sanua
benua dapura
Laki-laki 142 135 104 103 80 93
Perempuan 110 122 99 144 86 81

45
7. Cakupan Gizi Balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Punggal Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
oba enua dapura
Balita Gizi Kurang (BB/U) 10 15 14 12 3 13
Balita Pendek (TB/U) 5 6 7 8 3 12
Balita Kurus (BB/TB) 4 5 10 6 1 2

8. Cakupan Pemberian Vit.A pada Bayi dan Anak Balita

350

300

250

200

150

100

50

0
Punggal Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
oba benua dapura
Balita 6-59 Mendapat Vit. A 318 319 265 327 247 240

46
9. Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-HB 4 dan Campak/MR2

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Punggalob Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
a benua dapura
DPT-HB 4 44 72 59 49 41 45
Campak/MR2 44 67 58 50 43 46

10. Cakupan Imunisasi DPT-HB 3, Polio 4


90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Benu- Dapu-
Tipulu Punggaloba Sodohoa Sanua
benua dapura
DPT-HB 3 49 83 67 59 50 50
Polio 4 49 83 67 59 50 50

47
11. Cakupan bayi baru lahir mendapat IMD dan pemberian ASI Eksklusif pada
bayi <6 bulan

100

80

60

40

20

0
Punggal Benu- Sodoho Dapu-
Tipulu Sanua
oba benua a dapura
Bayi Lahir Mendapat IMD 84 70 49 62 70 57
Bayi Usia <6 Bulan diberi
35 61 16 42 37 22
ASI Eksklusif

12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

50

40

30

20

10

0
Punggalob Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
a benua dapura
Laki-laki 36 40 23 31 35 28
Perempuan 48 30 26 31 35 29

13. Cakupan Kunjungan Neonatal

48
100

75

50

25

0
Punggalob Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
a benua dapura
KN1 84 70 49 62 70 57
KN3 (Lengkap) 84 70 49 62 70 57

14. Cakupan dan Proporsi Peserta KB Aktif

250

200

150

100

50

0
Punggalo Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
ba benua dapura
Peserta KB Aktif 207 180 135 180 220 172

15. Cakupan Penangan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal

49
25

20

15

10

0
Punggal Benu- Dapu-
Tipulu Sodohoa Sanua
oba benua dapura
Penanganan Komplikasi
20 16 11 14 15 12
Kebidanan
Penanganan Komplikasi
14 10 9 10 11 9
Neonatal

16. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah

100

80

60

40

20

0
Punggal Benu- Sodoho Dapu-
Tipulu Sanua
oba benua a dapura
Bumil yang Mendapatkan
99 75 60 70 76 64
TTD

17. Cakupan Imunisasi Td pada Ibu Hamil

50
40

30

20

10

0
Dapu-
Tipulu Punggaloba Benu-benua Sodohoa Sanua
dapura
Td 1 34 36 26 31 37 29
Td 2 32 37 39 32 38 29
Td 3 11 10 10 9 9 7

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1
Tampak Depan Puskesmas Benu-Benua

51
Gambar 2
Ruang Pelayanan KIA-KB

Gambar 3
Ruang Pelayanan Kesehatan Jiwa

52
Gambar 4
Ruang Pelayanan TB

Gambar 5
Ruangan Promkes

53
Gambar 6
Ruangan Farmasi

54

Anda mungkin juga menyukai