Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN CLINICAL EXPOSURE V

KEPERAWATAN KOMUNITAS
PUSEKESMAS KARANG AYU
30 DESEMBER 2014 SAMPAI DENGAN 4 JANUARI 2015

Disusun Oleh :
Kelompok 1
IMAN PUTRA MALENDA (092111308)
IDAR LIAMBO (092111306)
ISRAN (092111310)
HASLIAN (092111304)
RIKY (092111316)
MUHAJIRIN (092111312)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1.1 Pendahuluan..............................................................................

1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................

1.2.1 Tujuan umum................................................................

1.2.2 Tujuan khusus...............................................................

1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................

BAB II TELAAH PUSTAKA.....................................................................

2.1 Definisi ....................................................................................

ii
2.1.1. Puskesmas ....................................................................

2.1.2. Posyandu Balita.............................................................

2.1.3. Posyandu Lansia ...........................................................

2.2 Program Pokok dan Pengembangan Puskesmas ......................

2.3 Konsep dan Teori Pemberdayaan Bidang Kesehatan...............

10

BAB III HASIL CLINICAL EXPOSURE V.................................................

16

3.1 Deskripsi Program Pokok Pelayanan Puskesmas ...................

16

3.2 Deskripsi Program Pokok Pengembangan Puskesmas ............

20

3.3 Pelaksanaan Perkermas di Puskesmas .....................................

20

3.4 Hasil Kunjungan Posyandu Balita / Lansia ..............................

21

3.5 Hasil Wawancara dengan kader posyandu Balita / Lansia.......

21

3.6 Identifikasi Tingkat Kemandirian Keluarga Binaan.................

22

iii
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................

21

BAB V PENUTUP........................................................................................

24

5.1. Kesimpulan ............................................................................

24

5.2. Saran.......................................................................................

24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada klien secara
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit pada
semua daur kehidupan manusia mulai dari konsepsi sampai menjelang ajal.
Salah satu sasaran asuhan keperawatan adalah keperawatan komunitas yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah tertentu dengan nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama
dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain (WHO,1974).
Komunitas sebagai target pelayanan keperawatan, sekaligus merupakan
lingkungan bagi keluarga.
Berbagai keunikan terjadi di komunitas sebagai akibat dari dinamika
yang terjadi di dalam komunitas itu sendiri terkait dengan berbagai suku
bangsa dengan berbagai strata pendidikan, status sosial ekonomi dan
sebagainya, yang terhimpun menjadi suatu kekuatan yang merupakan sumber
daya potensial bagi pelayanan kesehatan termasuk keperawatan untuk
digerakkan dalam mengatasi masalah kesehatan.
Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya
pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan
dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M (Pencegahan,
Pemberantasan, Pembasmian Penyakit Menular ) dan sebagainya masih
berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas
tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama
ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas).

1
2

Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat” diantaranya


dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit.
Selama ini pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di
seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap
3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan
kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu,
makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup
(Kepmenkes, 2004).
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena
merupakan suatu unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kota maupun
kabupaten, unit pelaksana inilah yang akan menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja tertentu. Tugas puskesamas sebagai pelaksana
adalah membangun kesehatan jasmani dan rohani suatu lingkup daerah yang
merata. Sebagai suatu sistem yang harus berjalan, Puskemas dilengkapi
dengan organisasi, memiliki Sumberdaya dan program kegiatan pelayanan
kesehatan.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Agar mahasiswa memperoleh pengalaman dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas baik dari segi teori maupun operasionalnya.
2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa memperoleh kemampuan, ketrampilan dan pelayanan
tentang berbagai bentuk program pendidikan di Puskesmas sehingga
mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang diberikan dalam kuliah
dengan praktek lapangan melalui tahap-tahap :
a. Mengenal peran fungsi dan tugas Puskesmas.
b. Mengenal struktur organisasi dan mekanisme kerja lapangan di
Puskesmas.
3

c. Mengidentifikasi masalah Puskesmas.


d. Mengenal tujuan masing-masing unit / pokok program.
e. Membantu / melaksanakan kegiatan program Puskesmas

1.3. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan laporan ini antara lain:
a. Mahsiswa mampu mendeskripsikan program pokok pelayanan
puskesmas
b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan program pengembangan puskesmas
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil kunjungan posyandu
balita/lansia, hasil wawancara dengan kader posyandu dan tingkat
kemandirian keluarga binaan.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

2.1. Definisi
2.1.1. Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
/ kota (UPTD) puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian
dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan.
3. Penanggung Jawab Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan sedangkan puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk upaya pembangunan kesehatan yang
disebabkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai
dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah
satu Kecamatan. Tetapi apabila disatu kecamatan tersebut lebih
dari satu puskesmas maka tanggung jawab wilayah (desa,
kelurahan / RW).Masing-masing puskesmas tersebut secara

4
5

operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan


Kabupaten / Kota (Azrul Azwar. 2004 : 5)
2.1.2. Posyandu Balita
Posyandu Balita merupakan kegiatan perwujudan peran serta
masyarakat yang dikelola oleh masyarakat dari masyarakat dan untuk
masyarakat dalam mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik .
Anak-anak usia dibawah lima tahun(Balita) merupakan usia yang
masih rentan terkena berbagai penyakit sehingga perlu adanya
pemantauan kesehatan Balita secara rutin dan terus menerus .
1. Strata Posyandu
Strata posyandu menurut R. Fallen dan R. Budi Dwi K
(2010) dapat dikelompokan menjadi empat :
a. Posyandu Pratama :
• Belum mantap.
• Kegiatan belum rutin.
• Kader terbatas.
b. Posyandu Madya :
• Kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader 5 orang
c. Posyandu Purnama :
• Kegiatan sudah teratur.
• Cakupan program/kegiatannya baik.
• Jumlah kader 5 orang
• Mempunyai program tambahan
d. Posyandu Mandiri :
• Kegiatan secara terakhir dan mantap
• Cakupan program/kegiatan baik.
• Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
2. Kegiatan Posyandu
Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) :
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
6

b. Keluarga Berencana (KB)


c. Imunisasi
d. Peningkatan Gizi
e. Penatalaksanaan Diare
Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) :
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b. Keluarga Berencana (KB)
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penatalaksanaan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan Obat Esensial
3. Sistem Lima Meja
a. Meja I
 Pendaftaran
 Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur.
b. Meja II
 Penimbangan balita
 Ibu hamil
c. Meja III
 Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
d. Meja IV
 Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu
hamil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti
KB
 Penyuluhan kesehatan
 Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil
ulangan, kondom
e. Meja V
7

 Pemberian imunisasi
 Pemeriksaan kehamilan
 Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
 Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan
untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya :
dokter, bidan, perawat, juru immunisasi dan sebagainya.
2.1.3. Posyandu Lansia
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu
bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM
yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu
sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut
adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas.
1. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Depkes (2006) posyandu lansia hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai
berikut :
a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan dan
penimbangan berat badan.
b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan,
Indeks Massa Tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan
seerti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling,
2. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
a. Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi:
Pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional dengan
menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit yang dicatat
dan dipantau demean Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini)
atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis
8

Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di


Posyandu Lansia.
b. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan kemudian dicatat pada
grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).
c. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
d. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau
cuprisulfat
e. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus).
f. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
g. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
h. Penyuluhan Kesehatan (Depkes, 2006).
i. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan
kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) demean memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
j. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia,
dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat
kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan
dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi
meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu
Menuju Sehat (KMS) lansia.
9

2.2. Program Pokok dan Pengembangan Puskesmas


a. Upaya Kesehatan Wajib
Merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta menjadi daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Upaya promosi kesehatan.
2. Upaya kesehatan lingkungan.
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular
6. Perkesmas
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan disiplin dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu :
1. Upaya kesehatan sekolah.
2. Upaya kesehatan olahraga.
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja.
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut.
6. Upaya kesehatan jiwa.
7. Upaya kesehatan mata.
8. Upaya kesehatan usia lanjut.
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
10

2.3. Konsep dan Teori Pemerdayaan Bidang Kesehatan


a. Perencanaan
Adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, rencana
tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam :
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jika upaya kesehatan wajib adalah sama untuk semua
Puskesmas, yaitu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan
Puskesmas adalah sebagai berikut :
a) Menyusun usulan kegiatan
b) Mengajukan usulan kegiatan
c) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
a) Identifikasi Perencanaan Kesehatan Pengembangan
Idenfitikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya
masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya
pengembangan kesehatan tersebut.Identifikasi dilakukan
bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung
di lapangan (Survey Mawas Diri), Survey mawas diri adalah
kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut.
Tahap pelaksanaan :
- Pengumpulan data dapat berupa data primer yakni data
yang dikumpulkan langsung dari sumber data sekunder.
- Pengolahan data.
- Pengujian data berupa data masalah dan potensi.
11

Tetapi apabila kemampuan mengumpulkan data bersama


masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identifikasi
dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbeq Tecnique).
Delbeq Tecnique adalah perumusan masalah dan identifikasi
potensi melalui kesepakatan sekelompok orang yang memahami
masalah tersebut.
Tahap pelaksanaan :
- Pembentukan Tim
(1) Menyusun daftar masalah
(2) Menetapkan kriteria penilaian masalah
(3) Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan
kriteria penilaian dilengkapi dengan uraian tentang
potensi yang dimiliki.
b) Menyusun usulan kegiatan.
c) Mengajukan usulan kegiatan.
d) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaksanaan dan Pengendalian
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut
1) Pengorganisasian
Ada 2 macam pengorganisasian yang dilakukan.
a) Pengorganisasian yang berupa penentuan para penanggung
jawab dan pelaksana kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah
kerja.
b) Pengorganisasian berupa penggalangan kerja sama tim secara
lintas sektoral, ada dua bentuk penggalangan kerja sama yang
dapat dilakukan :
- Pengalaman kerja sama bentuk dua pihak yaitu antara dua
sektor terkait, misalnya : antara Puskesmas dengan sektor
tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya
kesehatan kerja.
12

- Penggalangan kerja sama bentuk banyak pihak yakni antara


berbagai sektor terkait, misalnya : antara puskesmas dengan
sektor pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada
waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
- Penggalangan kerja sama antara lintas sektor ini dapat
dilakukan:
 Secara langsung yakni antara sektor-sektor terkait.
 Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan
pertemuan koordinasi Kecamatan.
2) Penyelenggaraan
Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
a) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun pertama
yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian lokasi
wilayah kerja dan rincian tugas para penanggung jawab dan
pelaksana.
b) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai
dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.
c) Menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
Pada waktu menyelenggarakan kegiatan Puskesmas harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Azas penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
keempat azas penyelenggaraan Puskesmas yakni : azas
pertanggung jawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat,
azas keterpaduan dan azas rujukan.
b) Berbagai standar dan pedoman pelayanan Puskesmas dan
pedoman tersebut adalah :
- Standar dan pedoman bangunan Puskesmas.
- Standar dan pedoman peralatan Puskesmas.
13

- Standar dan management peralatan Puskesmas.


- Standar dan pedoman ketenagaan Puskesmas.
- Standar pengobatan rasional Puskesmas.
- Standar management Puskesmas.
- Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
- Pedoman sistem informasi manajemen Puskesmas
(Simpus).
- Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan Puskesmas.
c) Kendali mutu
Prinsip program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap
berbagai standard dan pedoman pelayanan serta etika profesi
yang memuaskan pemakai jasa pelayanan. “Kendali Mutu”
merupakan upaya yang dilakukan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang
telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia
dan menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut
untuk meningkatkan mutu pelayanan.
“Prinsip” :
- Mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving
cycle)
- Dilaksanakan melalui kerja sama tim (team based)
- Sesuai sumber daya yang tersedia (resource based)
d) Kendali Biaya
Prinsip kendali biaya adalah kepatuhan terhadap berbagai
standar dan pedoman pelaksanaan serta etika profesi yang
terjangkau oleh masyarakat. “Kendali Biaya” upaya yang
dilaksanakan secara berkesinambungan sistematis, objektif dan
14

terpadu dalam menetapkan kebijakan dan taat cara


penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaan, serta
memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh
masyarakat.
“Tahap Pelaksanaan”
- Menetapkan upaya kesehatan yang diselenggarakan lengkap
dengan rincian pembiayaan.
- Menjabarkan kebijakan dan tata cara penyelenggaraan
(standar, pedoman dan nilai etika) yang mendukung.
- Melaksanakan upaya kesehatan yang sesuai dengan
kebijakan dan tata cara penyelenggaraan.
- Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang
terkait dengan masalah biaya.
- Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan
dengan memperhatikan kelugan biaya masyarakat.
3) Pemantauan
Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, seperti telaahan Internal.Telaahan internal yakni
telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai oleh Puskesmas di bandingkan dengan rencana dan
standar pelayanan.
- Data yang digunakan diambil dari sistem informasi dan
manajemen Puskesmas (Simpus) yang berlaku.“Simpus” adalah
suatu tekanan yang menediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen
Puskesmas daam mencapai sasaran kegiatannya.
- “Sumber Informasi”
a. SP2TP terdiri dari :
(1) Catatan : kartu individu, rekam kesehatan keluarga
dan buku register.
(2) Laporan : bulanan, tahunan dan KLB.
15

b. Survei lapangan
c. Lapangan lintas sektor
d. Laporan sasaran kesehatan swasta
Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk :
- Kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan (coverage), mutu
(quality) dan biaya (cost) kegiatan Puskesmas.
- Masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu
penyelenggaraan kegiatan Puskesmas.
- Telaahan bulanan ini dilakukan dalam plan of action bulanan
Puskesmas.
BAB III
HASIL CLINICAL EXPOSURE V

3.1. Deskripsi Program Pokok Pelayanan Puskesmas


1. Program Kesehatan Wajib
a. Pengobatan
1) Kunjungan rawat jalan umum dan gigi (umum, ASKES dan
Jamkesmas)
2) Pelayanan rujukan umum dan gigi ( umum ,ASKES, dan
Jamkesmas )
3) Pelayanan tindakan medik umum dan gigi ( ringan ,sedang,
berat)
4) Pelayanan test kesehatan untuk pencari kerja, melanjutkan anak
sekolah dan calon haji
Promosi kesehatan
1) Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada sasaran
tatanan seperti rumah tangga, institusi pendidikan(sekolah),
insitusi TTU ,I nstitusi tempat kerja
2) Penyuluhan Napza/Narkoba/Merokok pada kelompok
beresiko(remaja / mahasiswa). Pada Pengunjung tentang
Hipertensi, TB Paru, diabetes Melitus.
b. Kesehatan ibu dan anak
1) Kesehatan maternal dan neonatal
a) Pelayanan kesehatan ibu hamil (K1 dan K2 )
b) Pelayanan neonatus (KN1 dan KN2) sesuai standar
c) Pelayanan ibu nifas sesuai standar
d) Pelayanan MTBN dan MTBS
e) Pelayanan imunisasi TT bumil, capeng dan balita
f) Konsultasi

16
17

2) Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah


a) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
balita (kotak pertama )
b) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak
pra sekolah (kotak kedua ) dan anak TK (DDTK)
c) Pelayanan KTPA (Kekerasan terhadap perempuan dan anak
)dan pencegahan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga )
3) Pelayanan KB
a) Pelayanan aseptor KB aktif di wilayah kerja puskesmas dan
sekitarnya
b) Pelayanan komplikasi KB dan rujukan
c) Konseling KB bagi calon aseptor KB baru dan lama
c. Gizi
1) Pemberian kapsul vitamin A pada balita (12-59)
2) Pemberian tablet bezi (fe 90) pada ibu hamil,ibu nifas dan
remaja putri
3) Pemberian PMT pemelihan dan penyuluhan pada balita gizi
buruk dan BGM
4) Melakukan pemantauan hasil penimbangan menggunakan
SKDN
5) Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dan anak 6-11 bulan
6) Pendataan status gizi , konsumsi gizi, garam iodium dan
KADARSI
7) Konseling balita dan ibu hamil
8) Pembinaan posyandu
d. Perkesmas
1) Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok atau
masyarakat resiko tinggi
2) Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga lepas
asuh
18

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular


1) TB paru
a) Penjaringan suspek Tb paru
b) Penemuan dan pengobatan Tb paru (DOTS)BTA positif
c) Penemuan dan pengobatan Tb paru (DOTS )BTA negatif
d) Pemeriksaan kontak penderita BTA positif
2) Kusta
a) Penemuan dan pengobatan tersangka penderita kusta
b) Pemeriksaan kontak penderita
3) Pelayanan imunisasi
a) Imunisasi dasar lengkap pada bayi
b) Imunisasi lengkap pada ibu hamil dan capeng
c) BIAS DT dan campak pada anak sekolah kelas 1 SD / MI
d) BIAS DT anak sekolah kelas 2 sampai SD/MI
e) CRASS program campak di posyandu
4) Diare
a) Penemuan kasus diare di puskesmas melalui kader
b) Rehidrasi oral dengan oralit pada penderita di puskesmas
5) ISPA
a) Penemuan kasus bukan pneumonia, peneumonia dan
pneumonia dan pneumonia berat oleh puskesmas melalui
MTBM dan MTBS
b) Jumlah kasus yang diobati
c) Jumlah kasus pneumonia berat dengan tanda bahaya yang
ditangani atau dirujuk
6) DBD atau demam berdarah dengue
a) Penemuan kasus tersangka
b) Pengobatan kasus DBD grade 1 dengan rawat jalan
c) Rujukan kasus ke rumah sakit
d) Penyelidikan epiedimiologi (PE)
19

e) Pelaksanaan fogging, focus pada wilayah dengan criteria


fogging dan penyuluhan DBD
7) Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV /AIDS
a) Penemuan atau pengobatan kasus PMS termasuk kontak
dengan pendekatan sindrom
b) Rujukan ke klinik visiti pada penderita resiko
8) Kewaspadaan diri
Melakukan pemantauan dan analisi hasil pelaporan mingguan
penyakit menular
f. Kesehatan lingkungan
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan dibidang kesehatan
lingkungan:
1) Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : surveilans kualitas air,
inspeksi sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan
kelompok pemakai air.
2) Penyehatan Lingkungan Permukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi : jamban keluarga
(jaga), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat
pengelolaan sampah (TPS).
3) Penyehatan Tempat – Tempat Umum (TTU)
Penyehatan tempat – tempat umum meliputi hotel dan tempat
penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum
lainnya, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut dilakukan
upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan
lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
4) Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan
pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan
makanan dan minuman, kesiapsiagaan dan penanggulangan
20

KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan


makanan.
5) Pemantauan jentik nyamuk dan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk)
Petugas sanitasi Puskesmas Tlogosari Kulon melakukan
pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi perindukan
nyamuk.
6) Konsultasi Kesehatan Lingkungan Klinik Sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat / pasien yang
menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya.

3.2. Deskripsi Program Pokok Pengembangan Puskesmas


a. Usaha kesehatan sekolah
1) Kegiatan penjaringan kesehatan SD/MI ,SMP/MTS dan SMA/MA
2) Pembinaan UKS /UKGS SD/MI ,SMP/MTS dan SMA/MA
3) Pelatihan dokter kecil anak sekolah kelas IV dan V SD
4) Konseling kesehatan reproduksi remaja di sekolah dan puskesmas
b. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin ,urin rutin dan feses rutin
2) Pemeriksaan cholestrol, GDS/GDPP, Trigliserida dan asam urat
3) Pemeriksaan test kehamilan

3.3. Pelaksanaan Perkesmas di Puskesmas


Pada clinical exposure ini pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat
di Puskesmas Karang Ayu sudah selesai dilaksanakan karena praktek
gelombang pertama bertepatan dengan tutup tahun 2014. Menyikapi hal
tersebut maka dari kami hanya melakukan satu kali kunjungan home visite
untuk satu kasus yakni keluarga dengan Hipertensi di luar jadwal yang
ditetapkan oleh puskesmas Karang Ayu. Berdasarkan hasil wawancara
kepada petugas yang menangani bahwa kegiatan perkesmas dilaksanaan
21

setiap bulan dengan dua kasus, dan setiap kasusnya dilakukan sebanyak dua
sampai tiga kali kunjungan.

3.4. Hasil Kunjungan Posyandu Balita/Lansia


Kunjungan yang dilakukan ke Posyandu balita dan lansia tidak
terlaksana pada clinical exposure ini karena bertepatan dengan tutup buku
dari realisasi kegiatan puskesmas. Tanggal 29 dan 30 Desember 2014 dari
pihak Puskesmas melakukan penyuluhan terhadap kader-kader posyandu
balita maupun lansia, dan pada kesempatan tersebut kami menyempatkan
melakukan wawancara terhadap salah satu pengurus Posyandu yang berada di
wilayah kerja puskesmas Karang Ayu. Adapun rincian hasil wawancaranya
akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

3.5. Hasil Wawancara dengan kader Posyandu Balita dan Lansia


1. Berapa jumlah kader : 234 kader
2. Berapa yang aktif : 206 kader
3. Apa motivasoi untuk menjadi kader : Ingin membantu kegiatan sosial
4. Pernah mengikuti pelatihan : Pernah,pelatihan KB
5. Jika belum, memerlukankan pelatihan ataukah tidak :
6. Apa suka/duka menjadi kader :
7. Suka:refresing dan dapat teman dan keluarga baru
8. Duka:sering dimarahi,
9. Manfaat apa yang diperoleh selama menjadi kader : Makin banyak
ilmu,dan makin banyak saudara
10. Kesulitan apa yang dihadapi selama menjadi kader : Kadang-kadang
datang tidak tepat waktu
11. Apa yang diharapkan / diinginkan dari kader untuk meningkatkan
aktifitas pada kader : Sering-sering ada pelatihan
22

3.6. Identifikasi Tingkat Kemandirian Keluarga Binaan


Berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan perkesmas yakni Home
visite pada keluarga Ny. S Jl. Kencono Wungu selatan Kel. Karang Ayu Kec.
Semarang Barat, maka didapatkan hasil identifikasi tingkat kemandirian
keluarga adalah sebagai berikut :
Keluarga Mandiri
No Kriteria
I II III IV

1. Menerima Petugas Kesehatan 

2. Menerima Pelayanan Kesehatan Sesuai 


Rencana Keperawatan Keluarga

3. Keluarga Tahu Dan Dapat Mengungkapkan 


Masalah Kesehatan Secara Benar

4. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan 


Kesehatan Sesuai Anjuran

5. Melakukan Tindakan Keperawatan 


Sederhana Sesuai Anjuran

6. Melakukan Tindakan Pencegahan Secara 


Aktif

7. Melakukan Tidakan Promotif Secara Aktif

Keterangan :
Lihat Lampiran
23
BAB IV
PEMBAHASAN

Clinical Exposure V stase komunitas yang di laksanakan di puskesmas


Karang Ayu dengan waktu selama 1 minggu dalam mencapai target kompetensi
yang ditentukan kurang efektif, karena waktu yang diberikan sangat kurang untuk
bisa mengikuti program pokok dari puskesmas. Ini adalah praktek komunitas
pertama kali kami di puskesmas jadi masih merasa bingung dengan apa yang akan
kami lakukan. Walaupun nampak pekerjaan di puskesmas begitu ringan tapi
dengan waktu yang singkat yaitu hanya satu minggu kami merasa pekerjaan kami
kurang optimal. Walaupun seperti itu kami sangat memanfaatkannya dengan
sangat baik, didampingi serta diberi pengarahan dari pembimbing klinik serta
dibantu dalam pengambilan kasus dan mempersiapkan untuk melakukan
keperawatan keluarga, serta diberi pengarahan dalam memberikan pendidikan
kesehatan dan simulasi ke pasien yang berada di puskesmas.
Pada saat praktek puskesmas kami di bagi beberapa kelompok. Kami
ditempatkan di loket, BP Umum, BP KIA, dan Apotik. Kami telah melaksanakan
program untuk promosi kesehatan, home visit, dan mewawancari kader posyandu
lansia dan balita untuk mengetahui program posyandu lansia dan balita. Untuk
mengetahui profile, program kerja, dan angka kejadian suatu penyakit di
puskesmas tersebut kami mencari data sekunder dengan meminta data dari kepala
puskesmas.
Kami juga mendapat banyak sekali bantuan dari pembimbing klinik
mengenai tugas-tugas yang masih kami tidak ketahui. Kami selalu berdiskusi
tentang tugas dan program yang harus kami laksanakan dan ada banyak hal yang
berkesan yang sudah kami dapat selama praktek dipuskesmas, kami diterima
dengan senang hati oleh pihak puskesmas, kemudian oleh keluarga pasien
kelolaan kami pada saat home visit dan memberikan penyuluhan tentang
hipertensi serta cara pencegahannya. Keluarga pasien sangat kooperatif bahkan
ibunya sudah juga banyak tahu terkait hipertensi.

24
BAB V
PENUTUP

1. Simpulan
Sasaran utama pada pelayanan puskesmas adalah dengan tindakan
promotive dan preventive yang dilakukan di puskesmas dan posyandu
layanan puskesmas setempat, serta tidak mengesampingkan tindakan kurative
maupun rehabilitative. Program pokok puskesmas yang berjumlah 6 sudah
terlaksana, Pendekatan keperawatan dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat sudah baik, dengan cara meningkatakan kegiatan ataupun upaya
promotiv dan preventive dengan meningkatkan kegiatan posyandu dalam
lingkup kelola puskesmas karang ayu, serta jumlah kader dan motivasi kader
dalam meningkatkan status kesehatan warga.

2. Saran
1. Pelaksanaan program puskesmas di lakukan lebih optimal dan sesuai
dengan perencanaan sehingga hasil bisa sesuai target
2. Pelatihan kader kesehatan di harapkan lebih di perbanyak intensitasnya
untuk meningkatkan pengetahuan kader
3. Perbaikan sarana dan peralatan kesehatan lebih di maksimalkan karena
ada beberapa alat kesehatan yang belum di perbaiki

25

Anda mungkin juga menyukai