Nim : 2005098
2020/2021
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karuniaNYA, kami mahasiswa dapat menyelesaikan kegiatan praktek belajar
lapangan (PBL) mata kuliah Keperawatan Komunitas sampai dengan penyusunan
laporan ini selesai tepat pada waktunya di lingkungan kerja kami masing-masing.
Adapun laporan ini dapat diselesaikan, berkat bantuan bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan Praktek
Belajar Lapangan (PBL), untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh masyarakat dilingkngan tempat kerja kami masing-masing yang namanya
tidak dapat disebutkan satu persatu. Demikian juga terima kasih kami ucapkan
kepada dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Komunitas dan juga rekan-
rekan sejawat mahasiswa program Studi Profesi Ners yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan komunitas ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini belum sempurna dan
masih terdapat kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan saran-saran kritik
yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih dan kami mengharapkan
kiranya laporan ini dapat berguna bagi pembaca serta dapat menjadi pegangan
dalam memperkaya ilmu dan pengetahuan khususnya dalam ilmu keperawatan
komunitas.
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................................3
1.3. Manfaat............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1. Keperawatan Komunitas.............................................................................4
BAB III TINJAUAN LAPANGAN..............................................................................16
3.1. Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa
Tuntungan 16
3.2 Analisa Data 26
3.3. Prioritas Masalah 28
3.4. Planning of Action (POA) 31
3.5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas 39
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................52
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran 53
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................54
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut,
maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia. Selain itu, pemerintah harus
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dan terhadap setiap
penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang
kesehatan dan upaya kesehatan.
Tujuan pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui
penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara
komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional yang salah satunya adalah
menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik, dan
ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada masyarakat
terutama mengkoordinasikan sumber-sumber yang di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas yaitu puskesmas.
Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 bahwa puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan pusat pengembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan
dalam pembangunan kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas
berfungsi melaksanakan tugas teknis dan administratif.
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) atau praktik profesi keperawatan
kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan batas kewenangan, tanggung jawab, dan
binaan komunitas, keluarga binaan, panti sosial, panti werda, sekolah-sekolah, dan
b. Kepercayaan
1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu
yang lama.
7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara
mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
(Mubarak, 2013).
2.1.4. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang
ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan
dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi
sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya (Harnilawati, 2013).
2.1.5. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
b) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri
mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat
berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
sebesar 10%.
Diagram 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit Paling Sering di Derita di
Lingkungan III Medan Tuntungan Tahun 2021
Dari data yang didapat, terdapat 1% ibu hamil dil Lingkungan III
Tuntungan dari 15 keluarga yang dikaji.
Diagram 3.10
Distribusi Penduduk Berdasarkan Ibu Menyusui di Lingkungan III
Tuntungan Tahun 2021
Dari data yang didapat selama pengkajian, ternyata ibu yang menyusui
rata-rata menyusui selama >12 bulan ada sebanyak 10%, dan < 1 bulan
sebanyak 2%.
Diagram 3.12
Distribusi Penduduk Berdasarkan Hasil Timbang KMS di
Lingkungan III Medan Tuntungan Tahun 2021
Diagram 3.13
Distribusi Penduduk Berdasarkan Memiliki Anak dan Remaja di
Lingkungan III Medan Tuntungan Tahun 2021
Jenis penyakit yang paling sering dialami oleh lansia di Lingkungan III
Tuntungan adalah Hipertensi dengan persentase sebesar 28%, diikuti oleh
Rhematoid Artritis sebanyak 22%, dan Diabetes Mellitus sebanyak 20%.
A. Diagnosa Keperawatan
No Data Etiologi Masalah
Kesehatan
14%.
Diagnosa 2
Resiko Peningkatan Angka Kejadian Hipertensi di Lingkungan III
Kecamatan Medan Tuntungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit Hipertensi.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas selama 1 bulan
diharapkan masyarakat mampu mengenal/mengerti tentang masalah
kesehatan khususnya masalah penyakit Hipertensi.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masyarakat dapat mengerti
dan menjelaskan tentang penyakit Hipertensi yang meliputi:
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Pencegahan Hipertensi
Diagnosa 3
Tujuan Umum
Lingkunga
1 Resiko Setelah Setelah Diskusikan Penyuluhan 1. 80% warga 1. Pengertian Maha- n III Warga :
peningkatan dilakukan dilakukan dengan kesehatan memahami penyakit siswa
Ibu Kepling
ISPA (Infeksi tindakan asuhan masyarakat tentang pengertian ISPA
Saluran keperawatan keperawatan tentang ISPA penyakit
2. Tips
Pernafasan komunitas diharapkan : rencana ISPA
menangani
di
Akut) Lingkun selama 1 tindakan
masyarakat 2. 80% warga penyakit Mahasiswa :
III bulan yang akan
dapat memahami ISPA
berhubungan diharapkan dilakukan Paska
mengerti dan gejala
dengan masyarakat
menjelaskan Berikan penyakit
kurangnya mampu
tentang ISPA penyuluhan ISPA
pengetahuan mengenal/me
yang tentang
masyarakat ngerti 3. 80% warga
meliputi: pentingnya
tentang tentang memahami
pemahaman
pemahaman masalah b) Pengertian cara
masalah
kesehatan kesehatan menangani
khususnya khususnya c) Penyebab kesehatan penyakit
tentang masalah khususnya ISPA
d) Tanda dan
penyakit ISPA penyakit penyakit
gejala.
ISPA. ISPA
e) Nasehat
bagi ibu
bila anak
terkena
f) Cara
pembuatan
obat
tradisional
Rencana Perawatan Komunitas
No Diagnosa TUM TUK Intervensi Rencana Evaluasi Sum Tempat PJ
Keperawatan Kegiatan ber
Kriteria Standar
Lingkunga
2 Resiko Setelah Setelah Diskusikan Penyuluhan 1. 80% warga 1. Pengertian Maha- n III Warga :
Peningkatan dilakukan dilakukan dengan kesehatan memahami penyakit siswa
Ibu Kepling
Angka tindakan asuhan masyarakat tentang pengertian Hipertensi
Kejadian keperawatan keperawatan tentang Hipertensi penyakit
2. Tips
Hipertensi di komunitas diharapkan rencana Hipertensi
menangani
Lingkungan selama 1 masyarakat tindakan
2. 80% warga penyakit Mahasiswa :
III bulan dapat yang akan
memahami Hipertensi
berhubungan diharapkan mengerti dan dilakukan Paska
gejala
dengan masyarakat menjelaskan
Berikan penyakit
kurangnya mampu tentang
penyuluhan Hipertensi
pengetahuan mengenal/me penyakit
tentang
masyarakat ngerti tentang Hipertensi 3. 80% warga
pentingnya
tentang masalah yang memahami
pemahaman
penyakit kesehatan meliputi: cara
masalah
khususnya menangani
Hipertensi masalah a. Pengertian kesehatan penyakit
penyakit Hipertensi khususnya Hipertensi
Hipertensi penyakit
b. Penyebab
Hipertensi
Hipertensi
c. Tanda dan
gejala
Hipertensi
d. Pencegahan
Hipertensi
Rencana Perawatan Komunitas
No Diagnosa TUM TUK Intervensi Rencana Evaluasi Sum Tempat PJ
Keperawatan Kegiatan ber
Kriteria Standar
Lingkumg
3 Resiko Masyarakat a. Masyarak Diskusikan Beri 1. 80% warga Pengertian Maha an III Warga : Ibu
terjadinya mampu at mampu dengan penyuluhan memahami PHBS siswa Kepling
perubahan memahami/ mengetahui masyarakat tentang pengertian meliputi :
Mahasiswa :
status mengerti /memahami tentang perilaku PHBS
Pengertian
kesehatan tentang tentang rencana hidup Paska
2. 80% warga perilaku
pada perilaku PHBS tindakan bersih dan
memahami hidup
masyarakat hidup bersih yang akan sehat di
b. Masyarak tahapan bersih dan
khususnya dan sehat dilakukan dalam
at mampu PHBS sehat
anak-anak di (PHBS) rumah
menyebutk Berikan
Lingkungan dalam rumah tangga 3. 80% warga Tahapan
an manfaat penyuluhan
III tangga memahami dalam
PHBS tentang
berhubungan manfaat perilaku
pengertian,
dengan c. Masyarak PHBS hidup
tahapan
kurangnya at mampu bersih dan
serta
pengetahuan menyebutk
masyarakat an tahapan manfaat sehat
khususnya PHBS tentang
Manfaat
anak-anak Perilaku
d. Masyarak dalam
tentang Hidup
at mampu perilaku
pentingnya Bersih dan
memahami hidup
perilaku hidup Sehat
dampak bersih dan
bersih dan
buruk tidak sehat
sehat (PHBS).
menerapka
n PHBS
Rencana Perawatan Komunitas
No Diagnosa TUM TUK Intervensi Rencana Evaluasi Sum Tempat PJ
Keperawatan Kegiatan ber
Kriteria Standar
Lingkunga
4 Tingginya Setelah Setelah Diskusikan Penyuluhan 1. 80% 1. Pengertian Maha n III Warga :
angka dilakukan dilakukan dengan kesehatan warga rokok siswa
Ibu Kepling
kejadian asuhan asuhan masyarakat tentang memahami
2. Tips
perilaku keperawatan keperawatan tentang bahaya pengertian
berhenti
merokok di diharapkan diharapkan rencana merokok rokok merokok Mahasiswa :
Lingkungan masyarakat masyarakat tindakan
2. 80% Paska
IIII memahami/ dapat yang akan
warga
berhubungan mengerti mengerti dan dilakukan
memahami
dengan bahaya menjelaskan
Berikan kandungan
kurangnya merokok tentang
penyuluhan rokok
pengetahuan bahaya
tentang
masyarakat merokok 3. 80%
1 Tingginya - Mendiskusikan Struktur Adanya Masih banyak Dengan adanya Jika tidak diatasi
masalah dengan dukungan dari masyarakat yang penyuluhan dapat
Mahasiswa siap melakukan
kesehatan masyarakat perangkat desa belum tentang penyakit menyebabkan
pendidikan kesehatan ISPA
terhadap tentang mengetahui ISPA, maka penyakit kronis
dan cara perawatannya Adanya
penyakit tindakan yang tentang penyakit akan dapat
dukungan dari
khususnya akan dilakukan Materi penyuluhan telah ISPA meningkatkan
para kader
penyakit ISPA siap sebelumnya pengetahuan
- Memberikan setempat Masyarakat yang
pada warga di masyarakat
informasi Tersedianya tempat, waktu, hadir hanya
Lingkungan Adanya mengenai cara
tentang sarana dan prasarana untuk sedikit
III dukungan dari pencegahan dan
pentingnya kegiatan pendidikan
masyarakat pengobatannya
pemahaman kesehatan.
masalah Kegiatan terlaksana dengan Motivasi Masalah dapat
kesehatan baik walaupun tidak banyak masyarakat untuk teratasi sebagian
khususnya warga yang hadir mengikuti dengan
penyakit ISPA Proses penyuluhan penyuluhan dan
motivasi
Warga menerima kehadiran
mahasiswa saat melakukan Warga dapat
kegiatan penyuluhan melakukan
kesehatan. tindakan
pencegahan
Penyuluhan berjalan lancar
95% sesuai rencana disertai
aktifnya masyarakat.
Hasil
Penyuluhan tentang
penyakit ISPA hanya
dihadiri oleh ibu-ibu yang
membawa anak balitanya
keposyandu.
Hasil
3 Resiko - Mendiskusikan Struktur Adanya Masih banyak Dengan adanya Tingginya angka
terjadinya dengan dukungan dari masyarakat yang penyuluhan kejadian penyakit
Pada saat lobbying, Kepala
perubahan masyarakat perangkat belum mengetahui tentang perilaku yang disebabkan
Lingkungan dan Kader
status tentang desa tentang perilaku hidup bersih dan oleh kurangnya
telah menerima dan
kesehatan tindakan yang hidup bersih dan sehat (PHBS), perilaku hidup
menyetujui rencana Adanya
pada akan dilakukan sehat (PHBS) maka akan dapat sehat di dalam
kegiatan yang akan dukungan dari
masyarakat meningkatkan rumah tangga.
- Memberikan dilaksanakan. para kader Masyarakat yang
khususnya pengetahuan
informasi setempat hadir hanya sedikit
anak-anak di Alat dan media telah masyarakat
tentang
lingkungan tersedia Adanya tentang cara agar
pentingnya
III dukungan dari dapat berperilaku
pemahaman Kontrak waktu dengan
masyarakat hidup bersih dan
perilaku hidup masyarakat Desa
berhubungan sehat di rumah
bersih dan Kutalimbaru Motivasi
dengan tangga
sehat (PHBS) masyarakat
Tempat pelaksanaan telah
kurangnya
pengetahuan - Memberikan disiapkan untuk Masalah dapat
masyarakat informasi mengikuti teratasi sebagian
Proses
khususnya tentang penyuluhan dengan
anak-anak pentingnya Waktu pelaksanaan penyuluhan dan
tentang pemahaman sesuai rencana motivasi
pentingnya cuci tangan Peserta diskusi
perilaku hidup yang benar proaktif
Hasil
Peserta memahami
penjelasan yang diberikan
Peserta memanfaatkan
waktu yang disediakan
untuk bertanya
Hasil
PEMBAHASAN
3. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan yang mendukung pada saat pengkajian berlangsung, yaitu adanya
izin dari Kepala Lingkungan III Medan Tuntungan bagi mahasiswa profesi
keperawatan INKES Sumatera Utara untuk melaksanakan praktek keperawatan
komunitas di wilayah Lingkungan III Medan Tuntungan serta dukungan dari
kader kesehatan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kegiatan
pelayanan kesehatan di wilayah III Medan Tuntungan .
4. Ancaman (Threat)
Faktor ancaman yang dirasakan dalam pengkajian adalah masyarakat belum
mengenal/mengetahui keberadaan mahasiswa/i yang sedang praktek belajar
lapangan di lingkungannya sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam
tahap pengkajian.
Faktor ancaman lainnya yang dirasakan yaitu hanya sedikit warga yang hadir
pada saat penyuluhan dilakukan dikarenakan ada suatu urusan pribadi sehingga
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penyusunan rencana kegiatan.
5. Tindak Lanjut
Solusi yang bisa dilakukan dalam penyuluhan kesehatan mengenai penyakit
ISPA dan Hipertensi dimana tingginya prevelansi kejadian pada masyarakat
Lingkungan I berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemahaman kesehatan khususnya tentang penyakit ISPA dan Hipertensi yaitu
agar lebih seringnya diadakan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit ISPA
dan Hipertensi di Lingkungan III Medan Tuntungan sehingga pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit ini akan bertambah dan merata kesetiap warga.
Sedangkan solusi untuk penyuluhan kesehatan mengenau PHBS dan bahaya
merokok, yaitu dengan menghimbau masyarakat agar membudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat terutama dalam rumah tangga. Namun karena kondisi
saat ini dan keterbatasan mahasiswa maka dari 15 keluarga yang dikaji,
mahasiswa akan mengangkat 1 masalah dalam 1 keluarga untuk diedukasi
lebih lanjut oleh mahasiswa, yaitu tentang asam urat yang terjadi pada Tn. TB.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik keperawatan kesehatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners INKES Sumatera Utara Medan, merupakan suatu
program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu
pendekatan ilmiah.
Mahasiswa program Profesi Ners INKES Sumatera Utara Medan telah
melaksanakan praktik keperawatan komunitas di Lingkungan III Kecamatan
Medan Tuntungan. Setelah menyelesaikan praktek orientasi klinik keperawatan
komunitas ini, mahasiswa sudah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
melalui langkah-langkah proses perawatan, yaitu meliputi :
1. Setelah melakukan Wienshield Survey, mahasiswa melakukan pengkajian
yang meliputi : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penentuan
masalah atau perumusan masalah kesehatan yang ada.
2. Diagnosa
a. Resiko peningkatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di
Lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemahaman kesehatan
khususnya tentang penyakit ISPA.
b. Resiko Peningkatan Angka Kejadian Hipertensi di Lingkungan III
Kecamatan Medan Tuntungan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Hipertensi.
c. Resiko terjadinya perubahan status kesehatan pada masyarakat khususnya
anak-anak di Lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak tentang
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
d. Tingginya angka kejadian perilaku merokok di Lingkungan III Kecamatan
Medan Tuntungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang bahaya merokok.
3. Perencanaan
Setelah dilakukan pengkajian, mahasiswa melakukan pengolahan data
dilanjutkan dengan analisa data. Berdasarkan hasil analisa didapatkan 4
(empat) masalah keperawatan yang kemudian didiskusikan bersama
perwakilan masyarakat, hasilnya mahasiswa merencanakan untuk melakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit ISPA, Hipertensi, PHBS, 6
(enam) langkah cuci tangan, bahaya merokok, jajanan sehat di sekolah.
4. Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan memberikan
penyuluhan penyakit ISPA, Hipertensi, penyuluhan PHBS dalam rumah
tangga, 6 (enam) langkah cuci tangan, bahaya merokok, dan jajanan sehat di
sekolah.
5. Evaluasi
Umumnya setiap kegiatan sudah berjalan dengan baik walaupun terdapat
kekurangan dan kendala saat dilakukan tindakan keperawatan di Lingkungan
III Kecamatan Medan Tuntungan, dan selanjutnya ditindaklanjutkan
sepenuhnya kepada Bapak Kepala Lingkungan dan masyarakat beserta kader
di III Medan Tuntungan .
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1. Masyarakat Lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan
a. Peran serta dari kader, masyarakat, tokoh masyarakat, dan pengurus
lingkungan perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan di bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin khususnya warga yang rentan terhadap penyakit ISPA dan
Hipertensi, serta memotivasi warga untuk aktif mengadakan kerja bakti
membersihkan lingkungan dan masyarakat aktif menjaga kebersihan dan
kesehatan rumah.
b. Pertemuan rutin kader kesehatan dilakukan dilakukan di Lingkungan III
Kecamatan Medan Tuntungan yaitu guna memantau kesehatan
masyarakat dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan diperkumpulan
warga
2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/i Program Studi Profesi Ners
INKES Sumatera Utara dan sebagai bahan ajar untuk staf pengajar
khususnya keperawatan komunitas.
3. Kelompok Praktik Sendiri
Sebagai bahan tambahan informasi dan pengalaman untuk menjalani profesi
keperawatan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sanhope & Lancaster. 2014. Community & Public Health Nursing. St. Louis,
Mosby.
Wright & Leachey. 1994. Nursing and Familles : a Guide to Family Assessment
and Intervention. Phyladelphia. Davis Company.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ASAM URAT
1. Topik : Asam urat
2. Sasaran:
a. Sasaran program : Lansia
b. Sasaran penyuluhan : Lansia
3. Tujuan :
a. Tujuan umum: setelah mendapat penyuluhan selama 1 hari Lansia
dapat merawat penderita asam urat dengan tepat
b. Tujuan khusus: setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 hari,
Lansiadapat:
Menjelaskan pengertian asam urat
Menjelaskan gejala asam urat
Menjelaskan cara mengatasi asam urat
Menyebutkan 7 prinsip diet penderita asam urat
Memutuskan untuk taat menejemen asam urat (melakukan
pengobatan hingga kadar asam urat normal, control
makanan yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang
menyebabkan asam urat)
Memilih dan menentukan makanan yang boleh dikunsumsi,
boleh dikunsumsi sedikit dan makanan yang harus dihindari
4. Materi :
Pengertian asam urat
Gejala asam urat
Pengelolaan asam urat (manajemen asam urat)
7 prinsip diet penderita asam urat
5. Metode :
Ceramah
Diskusi
6. Media dan Alat :
- Leaflet meliputi pengertian, prinsip diet dan cara mengatasi asam
urat
- Alat tulis
7. Tempat : Lingkungan III Medan Tuntungan
8. Waktu : Rabu, 14 April 2021 Pukul 16.00-
17.00 Alokasi waktu
9. Rencana evaluasi
Ranah Waktu Metode Instrumen Evaluator
Segera setelah Daftar
Kognitif Tanya jawab
penyuluhan Pertanyaan
Segera setelah Daftar
Afektif Wawancara
penyuluhan wawancara
Segera setelah Lembar
Psikomotor Observasi
penyuluhan observasi
Instrumen evaluasi
a. Daftar pertanyaan
Apa pengertian asam urat?
Apa saja gejala asam urat?
Apa yang perlu diperhatikan untuk mengatasi asam urat Bapak A?
Apa 7 prinsip diet asam urat?
b. Daftar wawancara
Setelah mendapatkan informasi dari kami apa saja yang dapat
bapak lakukan untuk menjaga agar asam urat bapak tidak
memburuk?
Setalah mendapat informasi dari kami apa saja yang akan
dilakukan ibu C untuk merawat bapak A?
c. Lembar observasi
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Pasien dapat memilih gambar makanan yang
boleh di makan dengan tepat
2 Pasien dapat memilih gambar makanan yang
boleh di makan dengan porsi sedikit dengan
tepat
3 Pasien dapat memilih gambar makanan yang
harus dihindari dengan tepat
MATERI
DAFTAR PUSTAKA