Disusun Oleh:
Gb. 1. Mastitis
B. Etiologi
1. Organisme penyebab utama adalah Streptococcus aureus.
2. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat,akhirnya terjadi
mastitis.
3. Pakaian dalam (BH) yang terlalu ketat mengakibatkan segmental
engorgement.kalau tidak disusukan bisa terjadi mastitis.
4. Putting susu yang lecet akan memudahkan masuknya kuman menjalar
ke duktus-duktus dan sinus.menyebabkan terjadinya mastitis.
5. Ibu yang diit jelek kurang isirahat,anemia,akan mudah terjadinya
infeksI
6. Putting susu yang pecah-pecah atau terluka.
7. Adanya sumbatan pada saluran ASI.
8. Daya tahan tubuh yang lemah.
9. Kurang menjaga kebersihan putting payudara.
C. Tingkatan Mastitis.
1. Tingkat awal peradangan
Pada peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya
merasa nyeri setempat,taraf ini cukup memberi support mamma itu
dengan kain tiga segi,supaya tidak menggantung yang memberikan
rasa nyeri dan disamping iu memberi antibiotika.
Knight dan Nolan dari Royal Infirmary di Edinburgh
mengemukakan bahwa Stafilococcus aureus yang dibiakkan 93 %
resisten terhadap penisilin dan 55 % terhadap streptomisin,akan
tetapi,hamper tidak resisten terhadap linksin dan oksasilin.Dianjurkan
pemakaian linkosin secukupnya selama 7 sampai 10 hari dan kalau
ternyata alergi terhadap obat-obatan ini,diberi tetrasiklin.
2. Tingkat Abses
Hampir selalu orang datang sudah dalam tingkat abses.Dari
tingkat radang ke abses berlansung sangat cepat karena oleh radang
duktulus-duktulus menjadi edematous,air susu terbendung,dan air susu
yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah.
D. Gejala
1. Bengkak,nyeri seluruh payudara / nyeri local.
2. Kemerahan pada seluruh payuara / hanya local.
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol
4. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak
seperti pecah-pecah.
5. Badan demam seperti terserang flu.
6. Menggigil,deman malaise.
7. Nyeri tekan pada payudara.
8. Bila sudah masuk tahap abses , gejalanya:
a. Nyeri bertambah hebat di payudara.
b. Kuli diatas abses mengkilap.
c. Suhu tubuh (39 40 C ).
d. Bayi sendiri tidak mau minum pada payudara.sakit,seolah bayi
tahu bahwa susu disebelah itu bercampur dengan nanah.
E. Pencegahan
Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup banyak
istirahat dan bisa secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak
menjadi bengkak.Gunakan BH yang sesuai ukuran payudara.serta
usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara
membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah
menyusui.
Hampir semua kasus mastitis akut dapat dihindari melalui upaya
menyusui dengan benar. Kebersihan harus dipraktekkan oleh semua yang
berkontak dengan bayi baru lahir dan ibu baru, juga mengurangi insiden
mastitis. Tindakan pencegahan termasuk usaha yang cermat untuk
menghindari kontaminasi tersebut dengan menyingkirkan individual yang
diketahui atau dicuigai sebagai karir dari tempat perawatan. Mencuci
tangan dengan baik adalah penting untuk mencegh terjadinya infeksi.
F. Penatalaksanaan
1. Menyusui diteruskan,pertama bayi disusukan pada yang terkena
selama dan sesering mungkin agar payudara kosong.kemudian ada
payudara yang normal.
2. Menyokong payudara dan kompres local.
3. Berilah kompres panas bila menggunaka sower hangat / lap basah pada
payudara yang terkena.
4. Ubah posisi menyusui dari waktu kewaktu yaitu dengan posisi
tiduran,duduk / posisi memegang bola (Foot ball position).
5. Pakailah baju dan Bh yang longgar.
6. Istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.
7. Banyak minum + 2 liter / hari.
Dengan cara-cara tersebut diatas biasanya peradangan akan
menghiang setelah 48 jam.Jarang sekali menjadi abses tetapi bila
dengan cara-cara tersebut diatas tidak ada perbaika setelah 12 jam
maka diberikan antibiotika selama 5 10 hari dan analgesik.
8. Berikan Kloksasin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari,bila diberikan
sebelum terbentuknya abses biasanya keluhannya akan berkurang.
9. Ibu harus didorong menysui bayinya walaupun ada pus.
10. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
11. Bila sudah terjadi abses.
Satu-satunya pengobatan adalah melakkan drainase bedah melalui
insisi radial diatas daerah yang berfluktuasi.Perawatan khusus harus
diberikan selama pembedahan untuk menjamin drainase yang adekuat
dari semua lokuasi pus pada payudara.Pemulihan yang cepat dapat
diharapkan jia drainase dilakukan dengan baik. (Fnedman,1998)
Gb.2. Mastitis
12. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri,berikan
antibiotika dan obat penurun panans.istirahat yang cukup,minum
banyak air putih,makan makanan yang bergizi.
G. Cara mengatasi radang payudara
1. Istirahat.istirahat akan menghilangkan rasa stress dan meningkatkan
kekebalan tubuh kembali.
2. Kompres payudara secara bergantan, dengan kompres hangat dan
dingin. Kompres dingin dapat menghilangkan rasa nyeri pada payudara
dan kompres hangat dapat mengurangi peradangan.
3. Pijat daerah yang sakit.pemijatan dapat meningkatkan sirkulasi,
mengurangi penyumbatan payudara serta membantu factor imunitas
dipayudara. Pijat payudara sambil mandi air hangat atau berendam
dalam air hangat.
4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Sebab
menghentikan menyusui dapat menyebabkan infeksi kuman pada
payudara yang dapat berlanjut menjadi abses.
5. Susuilah lebih sering pada payudara yang meradang
6. Susuilah payudara yang meradang sampai kosong karena apabila ada
yang tersisa akan lebih rentan terhadap infeki, sebaiknya harus segera
menyusui bayi bila bayi menolak menyusu maka keluarkan dengan
atangan atau dipompa. Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat
setelah itu baru ganti pada payudara yang sakit. Cara ini akan
mengurangi nyeri saat menyusui
7. Apabila bayi menolak menyusu pada payudara yang meradang hal ini
dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar
sodium (garam) pada asi sehingga rasanya jadi asin kebanyakan bayi
tidak menyadari rasa ASI ini tetapi ada bayi yang menolak untuk
meminumnya. Apabila bayi menolak mulailah menyusui dari payudara
yang sehat baru selanjutnya ke payudara yang meradang apabila
peradangan terus berlanjut maka segeralah periksa kedokter.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data,
sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
a. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan
landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan
informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
b. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain
dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun
observasi. Data yang disimpulkan meliputi :
1) Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain :
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan
alamat.
2) Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak, nyeri.
3) Riwayat kesehatan masa lalu.
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya, apakah ada keluarga yang menderita penyakit
yang sama .
4) Pengkajian fisik meliputi :
a) Keadaan umum
b) Tingkah laku
c) BB dan TB
d) Pengkajian head to toe
5) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran
ureum dan kreatinin.
b) Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin
meningkat.
c) Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita
carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora
diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
6) Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi:
a) Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan,
makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya
minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
b) Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi,
sebelum dan sesudah masuk RS.
c) Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan
sesudah sakit.
d) Personal hygiene
- Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
- Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
- Dikaji sebelum dan pada saat di RS
e) Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual
- Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas,
pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di
RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang
negative.
- Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi
dengan masyarakat lain.
- Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan frekuensi ibadah berkurang.
c. Klasifikasi Data
1. Data pengkajian
a) Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan
keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien
mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu
makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat
tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat
menikah, riwayat keluarga.
b) Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian
fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan
kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
2. Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan
pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah,
pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada
klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d agen cidera biologis (00132)
Ansietas b.d status kesehatan (00146)
4. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
Nyeri akut b.d NOC: NIC:
agen cidera Kontrol nyeri (1.6.0.5): Manajemen nyeri (2.3.8.0):
biologis (00132) Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
asuhan keperawatan selama yang komprehensif yang
3x24 jam diharapkan pasien meliputi lokasi,
dapat mengontrol nyeri dengan karakteristik, onset/durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
Mengenali kapan intensitas atau beratnya
terjadinya nyeri (5) nyeri dan faktor pencetus
Menggunakan tindakan 2. Observasi adanya
pengurangan nyeri tanpa petunjuk nonverbal terkait
analgesik (5) ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri yang 3. Pilih dan implementasikan
terkontrol (5) tindakan yang beragam
Melaporkan gejala yang (misalnya farmakologi,
tidak terkontrol pada nonfarmakologi,
perawat (5) interpersonal) untuk
Menggunakan analgesik memfasilitasi penurunan
yang direkomendasikan nyeri sesuai kebutuhan
(5) 4. Ajarkan prinsip-prinsip
Keterangan: manajemen nyeri
1: tidak pernah 5. Ajarkan penggunaan
2: jarang teknik nonfarmakologi
3: kadang-kadang (relaksasi dan distraksi)
4: sering 6. Berikan individu penurun
5: konsisten nyeri yang optimal dengan
peresepan
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
Ansietas b.d NOC: NIC:
status kesehatan Kontrol kecemasan diri Pengurangan kecemasan
(00146) (1.4.0.2): (5.8.2.0):
Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang
asuhan keperawatan selama tenang dan meyakinkan
3x24 jam diharapkan pasien 2. Katakan dengan jelas
dapat mengontrol kecemasan harapan terhadap perilaku
diri dengan kriteria hasil: klien
Mengurangi penyebab 3. Jelaskan semua prosedur
kecemasan (5) termasuk sensasi yang
Menggunakan strategi akan dirasakan yang
koping yang efektif (5) mungkin akan dialami
Menggunakan teknik klien seama prosedur
relaksasi untuk dilakukan
mengurangi kecemasan 4. Berikan informasi faktual
(5) terkait diagnosis,
Mencari informasi untuk perawatan dan prognosis
mengurangi kecemasan 5. Dorong keluarga untuk
(5) mendampingi klien
Keterangan: dengan cara yang tepat
1: tidak pernah 6. Berikan aktivitas pegganti
2: jarang yang bertujuan untuk
3: kadang-kadang mengurangi tekanan
4: sering 7. Intruksikan klien untuk
5: dilakukan menggunakan teknik
relaksasi
8. Atur penggunaan obat-
obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat
5. Evaluasi
Nyeri akut b.d agen cidera biologis (00132)
Mengenali kapan terjadinya nyeri
Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
Melaporkan nyeri yang terkontrol
Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada perawat
Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
Ansietas b.d status kesehatan (00146)
Mengurangi penyebab kecemasan
Menggunakan strategi koping yang efektif
Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM
PADA Ny. E DENGAN MASTITIS
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT KUSUMA HUSADA SURAKARTA
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 15 Juli 2017
Waktu pengkajian : 15. 18 WIB
A. Data Umum Kesehatan
Inistial Klien : Ny. E
Umur : 22 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
E. Data Postnatal
1. Status obstretikus : G1 P0 A0
Bayi rawat gabung : Ya
Jika tidak, alasan :
2. Keadaan umum : Sedang, meringis kesakitan
3. Kesadaran : Composmentis
4. BB/TB : 3800 gr/ 50 cm
5. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg T : 36, 3C
Nadi : 84x/mnt RR : 20x/mnt
6. Kepala Leher
a. Kepala : Bersih, hitam, tidak berketombe
b. Mata : Tidak odema, conjungtiva merah muda, sclera
putih
c. Hidung : Tidak ada benjolan
d. Mulut : Bersih, tidak stomatitis, tidak caries, gusi tidak
mudah berdarah
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Leher : Normal, tidak ada pembesaran tyroid dan kelenjar
limfe
7. Dada
a. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ics VI
Perkusi : pekak
Auskultasi : BJ I dan II Murni
b. Paru :
Inspeksi : ekspansi dada simetris
Palpasi : vocal fremitus seimbang
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler
c. Payudara : tidak ada lesi, kesan umum kurang baik, tampak
kemerahan, bersih, hiperpigmentasi aerola, putting menonjol, ASI
belum keluar. mastitis
8. Abdomen
a. Involusi uterus : sudah kembali normal
b. Fundus uterus : tinggi 2 jari dibawah pusat,
kontraksi keras (baik)
c. Kontraksi : Baik
d. Posisi : 2 jari dibawah pusat
e. Kandung kemih : Kosong
f. Diastasis rectus abdominis : panjang 10 cm, lebar 8 cm
g. Fungsi pencernaan :
9. Perineum dan Genital
a. Vagina : bersih
b. Perineum : tidak ada luka
Tanda REEDA
Rednees : tidak ada kemerahan
Echomosis : tidak ada kebiruan
Edema : tidak ada pembengkakan
Dischargment : tidak ada cairan sekresi yang keluar
Approksimity : ada jahitan luka epis
c. Kebersihan : bersih
d. Lokhea : rubra
e. Hemoroid : tidak ada
10. Ekstremitas
a. Ekstermitas atas
Edema : Tidak ada, terpasang infuse RL di
tangan kanan
b. Ekstermitas bawah
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Tanda Homan : (+)
11. Eleminasi
a. BAK
Frekuensi BAK : 4-6x/hari
Keluhan : tidak ada
b. BAB
Frekuensi BAB : belum BAB
Keluhan : tidak ada
12. Istirahat dan Kenyamanan
a. Pola tidur : 7 jam/hari
b. Keluhan ketidaknyamanan : pasien mengatakan nyeri pada
payudara
P : mastitis
Q: tersayat
R : payudara
S:7
T : terus menerus
13. Mobilisasi dan latihan
a. Tingkat mobilisasi : bedrest
b. Latihan/senam : belum pernah
14. Nutrisi dan cairan
a. Asupan nutrisi : baik
b. Asupan cairan : RL 20 tpm
15. Keadaan mental
a. Adaptasi psikologis : klien dalam fase taking in
b. Penerimaan terhadap bayi : klien merasa senang bisa
melahirkan anak pertamanya
F. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Nilai Satuan Hasil Keterangan
Pemeriksaan Normal Hasil
Hb 14-18 g/dl 12.3 Low
Eritrosit 4.2-5.4 juta/ul 4.62 Normal
Hematokrit 40-54 % 50.8 Normal
MCV 80-97 fl 80.7 Normal
MCH 31-36 fl 35.6 Normal
MCHC 31-36 pg 32.2 Normal
Leukosit 4.1-10.9 ribu/ul 10.6 Normal
Tombosit 140-440 ribu/ul 220 Normal
RDW-CV 11.5-14.5 % 14.1 Normal
RDW-SD 35-56 fL 37.2 Normal
Gol. Darah B Normal
MPV 0.1-14 ribu/ul 7.1 Normal
PDW 9.0-17.0 15.1 Normal
Lymfosit 22-40 % 27.7 Normal
Monosit 2-8 % 2 Normal
Albumin 3.4-4.8 g/dl 3.5 Normal
Ureum 10-50 mg/dl 15 Normal
Kreatinin 0.5-0.9 mg/dl 0.66 Normal
GDS <140 mg/dl 70 Normal
SGOT <31 u/i 12 Normal
SGPT <32 u/i 7 Normal
G. Terapi Obat
II. KASUS
Ny. E dirujuk oleh bidan ke IGD Rumah Sakit Kusuma Husada Surakarta
karena keluar lendir darah melewati jalan lahir, HPHT 9 Mei 2017, usia
kehamilan 40 minggu 1 hari. Dari pengkajian IGD di dapatkan data TFU 34 cm,
presbo, terdapat his tetapi jarang, auskultasi DJJ 145x/mnt, VT terbuka 1 jari. Saar
ini pasien sudah partus spontan dan dirawat di ruang Melati dengan keluhan nyeri
pada payudara serta cemas karena ASI yang belum keluar.
III. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. E No. RM : 567912
Umur : 23 Tahun Dx. Medis : Mastitis
No Tgl/Jam Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa
1 15/7/2017 DS: Nyeri akut Agen cidera Nyeri akut b.d
16.00 Pasien mengatakan biologi agen cidera
nyeri pada payudara biologi (00132)
P : mastitis
Q: tersayat
R : payudara
S:7
T : terus-menerus
DO:
Tampak
meringis
kesakitan
TD : 120/80
mmHg
T: 36, 3C
Nadi : 84x/mnt
RR : 20x/mnt
Terdapat
kemerahan pada
payudara
2 15/7/2017 DS: Ansietas Status kesehatan Ansietas b.d
16.00 Pasien mengatakan status kesehatan
cemas dengan (00146)
kondisinya karena
ASInya belum keluar
No Tgl/Jam Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa
DO:
Wajah tegang
ASI belum
produksi