Thrombosis Vena
OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat disusun dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen
penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih
sempurna. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakan
Trombosis Vena Dalam adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena
sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian.
Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena
dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu
merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalamg
Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal
jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi
otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau
anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer,
meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.
B. Rumusan masalah
1. Defenisi trombosis vena
2. Patofisiologi dan etiologi trombosis vena
3. Manifestasi klinis
4. Asuhan keperawatan untuk klien trombosis vena
C. Mamfaat
Menjadi ajuan untukpembuatan makalah dan untuk asuhan keperawatan
trombosis vena. Dapat memahani defenisi trombosis vena . patofisiologi penyakit ini
dan berguna bagi pengetahuan umur
BAB II
PEMBAHASAN
Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang
senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat
menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling
sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-
segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.
Penyabab utama rombosis Vena belum jelas, tatapi ada tiga kelompok factor
pendukung yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal
sebagai TRIAS VIRCHOW,Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat,
seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat,
dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis
ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena
perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.
Cedera dinding pembuluh darah, diketahui dapat mengawali pembentukan
thrombus. Penyebabnya adalah trauma langsung pada pembuluh darah, seperti fraktur
dan cedera jaringan lunak, dan infuse intravena atau substansi yang mengiritasi, seperti
kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi.
Hiperkoagulabilitas darah, terjadi paling sering pada pasien dengan penghentian
obat antikoagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia.
Rangsangan trombosis venaMe kan resistensi aliran vena dari ekstremitas bawah
Pengosongan vena terganggu Rangsangan trombosis vena pean vol. dan tek.darah vena
meningkat
FAKTOR PREDISPOSISI
D. Manifestasi klinis
Emboli paru, sebagai petunjuk klinis pertama dari thrombosis Edema dan
pembengkakan ekstremitas karena aliran darah tersumbat Nyeri tekan akibat inflamasi
dinding vena Tanda Homan : nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kaki
Tanda Lowenburg : nyeri di paha atau betis sewaktu pengembungan manset
Peningkatan turgor jaringan,Kenakan suhu kulit Bintik-bintik dan sianosis karena
stagnasi aliran ,Penurunan Hb
E. Diaknosa keperawatan
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, program pengobatan yang ditandai
denagan:
Pernyataan tentang persepsi masalah
Ketidakmampuan dalam mengikuti instruksi
Berkembangnya/tendensi untuk terjadinya komplikasi.
F. Pencegahan
Pencegahan merupakan perawaan yang terbaik pada trombosis vena dalam
seperti :
Mobilisasi dini ,Pemakaian stoking elastic Di gunakan pagi hari sebelum tungkai
diturunkan dari tempat tidur dan diepas pada malam hari
Stoking ini memberi tekanan secara terus menerus dan merata di seluruh
permukaan betis, menurunkan diameter vena superficial di tungkai, sehingga
meningkatkan aliran vena yang lebih dalam.
Latihan gerak kaki dan jari secara akti
Saat pasien di tempat tidur, kaki & tungkai bawah harus ditinggikan beberapa
derajat melebihi jantung. Posisi ini memungkinkan vena superficial & tibialis
mengosongkan diri dengan cepat & tetap kolap
Latihan tungkai aktif & pasif khususnya yang melibatkan otot betis, harus
dilakukan sebelum & sesudah operasi untuk meningkatkan aliran vena
Latihan menarik nafas dalam membantu pengosongan vena besar.
pemberian antikoagulan (bila ada indikas
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis.
Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik
untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan tirah
baring 5 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus dipakai
stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri atau duduk lama-lama.
Latihan di tempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan papan kaki, juga dianjurkan.
Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT.
Analgetik ringan untuk mengontrol nyeri, sesuai resep, akan menambah rasa
nyaman. Penyuluhan pasien yang menjalani terapi antikoagulan
1. Minum tablet antikoagulan pada waktu yang sama setiap hari, biasanya antara
jam 08.00 09.00 pagi
2. Mengenakan atau membawa identitas yang menunjukan bahwa sedang
memakai antikoagulan
3. Mematuhi setiap kunjungan untuk uji darah
4. Jangan minium salah salah satu obat berikut tanpa persetujua dokter.
( vitamin, obat flu, antibiotic, aspirin, minyak mineral, dan obat antiradang )
Karena obat tersebut mempengaruhi kerja antikoagulan.
5. Hindari alcohol, karena dapat mengganggu respon tubuh terhadap
antikoagulan
6. Hindari perubahan pola makan, diet yang drastic atau perubahan kebiasaan
makan yang mendadak
PENGKAJIAN
Aktifitas / Istirahat
Imobilitas lama (contoh ; trauma orotpedik, tirah baring yang lama, paralysis,
kondisi kecacatan)
Sirkulasi
Gejala : Riwayat trombosis vena sebelumnya, adanya varises
Adanya factor pencetus lain , contoh : hipertensi (karena kehamilan), DM, penyakit
katup jantung
Warna kulit / suhu pada ekstremitas yang sakit ; pucat, dingin, oedema, kemerahan,
hangat sepanjang vena
Makanan / Cairan
Tanda : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi, pencetus untuk
hiperkoagulasi)
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Berdenut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak
Keamanan
Gejala : Riwayat cedera langsung / tidak langsung pada ekstremitas atau vena (contoh :
fraktur, bedah ortopedik, kelahiran dengan tekanan kepala bayi lama pada vena pelvic,
terapi intra vena)
Adanya keganasan (khususnya pancreas, paru, system GI)
Penyuluhan / Pembelajaran
ANALISA DATA
ASUHAN KEPERAWATAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang
senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat
menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling
sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-
segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.
DAFTAR PUSTAKA