Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

Bidang Studi : DIII Keperawatan

Tanggal : 14 Oktober 2021

Pokok Bahasan : Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Sub Pokok Bahasan : Bahaya penyakit asam lambung dan bagaimana cara

Waktu : 40 Menit

Tempat : Rumah Tn.S

Sasaran : Keluarga Tn.S

Penyuluh : Luthfiatul Mufidah

A. LATAR BELAKANG

Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini telah mengalami perubahan akibat dari
kemajuan teknologi dan industri. Kebiasaan merokok, obesitas, makan makanan junkfood dan
konsumsi kafein merupakan salah satu gaya hidup yang tidak bisa dihindari. Dampak dari gaya
hidup yang buruk tersebut menyebabkan timbulnya penyakit, salah satunya yaitu
penyakitmrefluks gastroesofageal atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) (Syam et al.
2013). Penyakit refluks gastroesofageal atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
merupakan suatu keadaan patologis dimana cairan lambung dengan berbagai kandungannya
mengalami refluks ke dalam esofagus. Penyakit ini terjadi akibat lower esophageal sphincter
yang berada di antara esofagus dan lambung tidak berfungsi dengan baik (Sudoyo et al. 2006).

Faktor lain yang memungkinkan dan berkontribusi adalah ketika orang cemas mereka
cenderung memicu atau memperburuk refluks asam lambung ke kerongkongan.Penderita GERD
mengalami gejala yang dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup, sehingga diperlukan
diagnosis yang tepat agar pemberian terapi adekuat. Anamnesis yang cermat merupakan cara
utama untuk menegakkan diagnosis GERD. Di Indonesia belum ada data epidemiologi mengenai
penyakit ini, namun Divisi Gastroenterologi Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta mendapatkan kasus esofagitis sebanyak 22,8% dari semua pasien yang
menjalani pemeriksaan endoskopi atas indikasi dyspepsia. (Naomi, 2014).

B. TUJUAN

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mengenai bahayanya dari penyakit asam
lambung, diharapkan keluarga dapat mengerti akan bahayanya penyakit asam lambung.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga mampu :

a. Menjelaskan tentang pengertian GERD

b. Menyebutkan penyebab GERD

c. Menyebutkan tandan dan gejala GERD

C. SASARAN

Bagi semua anggota keluarga Tn.S

D. MATERI

1. Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

2. Gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

3. Penyebab Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)


F. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

4. Demonstrasi

G. PELAKSANAAN PENYULUHAN

No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media


. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 10 Menit a. Mengucap salam a. Menjawab Kata-kata /
b. Memperkenalkan diri salam kalimat
c. Menyampaikan tujuan b. Mendengarkan
dan pokok materi dan menyimak
d. Menyampaikan pokok c. Bertanya
pembahasan mengenai
e. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika kurang
jelas
2. Pelaksanaan 20 Menit Penyampaian Materi :
a. Pengertian a. Mendengarkan Leaflet,
Gastroesophageal dan menyimak Flipchart
Reflux Disease (GERD) b. Bertanya
b. Gejala mengenai hal-hal
Gastroesophageal yang belum jelas
Reflux Disease (GERD)
c. Penyebab
Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD)
3. Penutup 10 Menit a. Melakukan evaluasi a. Sasaran dapat Kata-kata /
b. Menyampaikan menjawab kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. Mengakhiri diajukan
pertemuan dan b. Mendengarkan
mengucap salam c. Memperhatikan
d. Menjawab
salam

H. MEDIA

1. Leaflet

2. Flipchart

I. KRITERIA EVALUASI

1. EVALUASI STRUKTUR

a)      Masyarakat mau menerima petugas dan pembimbing


b)      Keluarga mengerti maksud dan tujuan penyuluhan setelah setelah di lakukan kontrak
2. EVALUASI PROSES

a)      Masyarakat mau menepati kontrak waktu selama 35 menit


b)      Petugas dan pembimbing datang tepat waktu
c)      Saat peyuluhan masyarakat aktif bertanya tentang masalah yang belum dimengerti
3. EVALUASI HASIL

a)      Masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang diajukan


b)      Masyarakat dapat memberikan pendapat tentang masalah penyakit asam lambung
c)      Terminasi, masyarakat bersedia untuk kontrak selanjutnya

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) biasa juga dikenal dengan penyakit asam
lambung.GERD merupakan suatu gangguan di mana isi lambung mengalami refluks secara
berulang ke bagian esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang
mengganggu kualitas hidup (Syam et al. 2013).

2. Faktor Penyebab GERD

Penyebab dari GERD adalah karena adanya relaksasi transien dari sfingter esophagus
bawah.incopetensi sfingter esophagus bawah yang mungkin disertai dengan peningkatan tekanan
dalam lambung (LeMone, 2016).

Perubahan gaya hidup yang meningkatkan seseorang terkena GERD seperti :

a. Menurut El Serag (2014) penyebab GERD, meliputi :

1) Kelebihan berat badan atau kegemukan


2) Ibu hamil
3) Sedang minum obat-obatan tertentu
4) Perokok aktif dan perokok pasif
5) Jenis makanan

b. Menurut dr.Andi, Sp.Kj. (2011) penyebab seseorang terkena GERD adalah cemas dan depresi

3. Tanda dan Gejala GERD

A. Nyeri ulu hati

B. Nyeri dada

C. Kembung

D. Sendawa

E. Sulit menelan

F. Muntah
G. Serak

H. Batuk kronik, laryngitis, faringitis (LeMone, 2016)

4. Diagnosis GERD

Diagnosis awal penyakit refluks gastroesofageal / gastroesophageal reflux disease


(GERD) dapat ditegakkan secara klinis melalui penilaian dokter dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan apabila terdapat keraguan dalam
diagnosis atau terjadi gagal terapi serta dapat digunakan untuk menilai komplikasi dan
menyingkirkan diagnosis banding. Hasil pemeriksaan penunjang dapat mendukung diagnosis
awal dan menjadikan GERD diagnosis definitif ataupun tidak. Sistem skoring seperti
Gastroesophageal Reflux Disease Questionnaire (GERD-Q) dapat digunakan untuk membantu
diagnosis awal.

Anamnesis

Anamnesis merupakan kunci utama dalam diagnosis GERD. Tanda dan gejala yang sering kali
muncul adalah:

 Gejala tipikal
o Rasa terbakar atau asam/heartburn
o Regurgitasi
o Disfagia
 Gejala atipikal
o Batuk kronis
o Suara serak, terutama di pagi hari
o Nyeri ulu hati
o Nyeri dada yang menyerupai angina pektoris
o Mengi
o Hipersalivasi
o Rasa mengganjal di tenggorokan/sensasi globus
o Odinofagia
o Mual
o Otitis media
o Karies

5. Diit Untuk Pasien GERD


Untuk pola makan, Anda harus melakukan diet lambung, yaitu menghindari
makanan-makanan berikut ini.
1. Makanan yang Banyak Mengandung Gas:
Jika Anda memiliki riwayat maag, maka berikut ini adalah beberapa makanan dan
minuman yang tidak direkomendasikan untuk Anda karena diyakini menyebabkan
produksi gas berlebih di dalam organ pencernaan, antaralain lemakhewani, sawi, kol,
nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan dan minuman bersoda.
2. Makanan yang Merangsang Keluarnya Asam Lambung:
Berikut beberapa makanan dan minuman yang merangsang keluarnya asam
lambung, yang sangat tidak direkomendasikan bagi penderita maag, antara lain kopi,
minuman yang mengandung 5-20% alkohol,? anggur putih dan sari buah sitrus.
3. Makanan yang Sulit Dicerna Membuat Pengosongan Lambung Lebih Lambat
Jika pengosongan lambung tertunda lebih dari waktu sewajarnya, maka membuat
kinerja lambung dua kali lebih banyak. Dengan demikian akan mencetus gas dan akan
semakin memperparah gejala maag yang berpotensi muncul. Berikut ini beberapa
makanan yang membuat pengosongan lambung, diantaranya makanan berlemak, kue tart
dan keju.

4. Makanan yang Dapat Merusak Dinding Lambung:


Berikut ini adalah makanan dan minuman yang dapat menyebabkan rusaknya
dinding lambung, yang sebaiknya dihindari oleh penderita maag juga, diantaranya
Cuka, pedas, merica dan bumbu yang kuat dan bersifat asam (acid).
5. Makanan yang Melemahkan Klep Kerongkongan Bawah:
Berikut ini adalah makanan dan minuman yang dapat melemahkan klep
kerongkongan bawah, yang sebaiknya dihindari oleh penderita maag, diantaranya adalah
alkohol / minuman keras, cokelat, makanan tinggi lemak dan gorengan.
6. Sumber karbohidrat:
Berikut ini adalah sumber makanan yang kaya karbohidrat yang harus diwaspadai
oleh penderita maag, diantaranya adalah beras ketan, mie, bihun, bulgur, jagung,
singkong, tales, serta dodol.
6. Cara perawatan untuk pasien GERD
Menurut Arif Mutaqqin dan Sari 2013, perawatan GERD yaitu
1. Perubahan pola makan untuk menurunkan obesitas
2. Perubahan untuk berhenti merokok, minum alcohol serta minum kopi dan produk yang
menggunakan bahan dasar tomat
3. Jangan makan terlalu kenyang, jangan segera tidur setelah makan
4. Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi sering
5. Menunggu minimal 3 jam setelah makan dan jangan langsung tidur
6. Meningkatan posisi kepala pada saat tidur setinggi 20 cm.
7. Hindari hal seperti merokok, pakaian ketat.
7. Penatalaksanaan GERD

Tata laksana penyakit refluks esofageal / gastroesophageal reflux disease (GERD) harus
dilakukan dengan cara modifikasi gaya hidup, terapi farmakologis, dan terapi operatif. Tujuan
terapi pada pasien dengan GERD adalah:

 Eradikasi dan kontrol gejala


 Menangani lesi esofagus
 Mencegah rekurensi gejala
 Meningkatkan kualitas hidup
 Mencegah komplikasi GERD
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqqin Arif & Sari Kumala, (2013), Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Ari Fahrial Syam, Chaidir Aulia, Kaka Renaldi, Marcellus Simadibrat, Murdani
Abdullah, Tjahjadi Robert Tedjasaputra (2013). Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia
(Pgi): Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal
(Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai