Disusun oleh :
ASIF ROKHISYAM
NIM. 48933191582
6) Toleransi aktivitas
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami :
- Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Diagnostik
o Foto rontgen
o Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan
perubahan hubungan tulang.
o CT scan tulang
o Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di
daerah yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
o MRI
o Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang).
2) Pemeriksaan Laboratorium
o Pemeriksaan darah dan urine : memberikan informasi
mengenai masalah musculoskeletal primer atau komplikasi
yang terjadi (infeksi).
o Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila terjadi
perdarahan akibat trauma)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko intoleransi aktivits
a. Definisi
Risiko untuk mengalami ketidakcukupan energy secara
fisiologis atau psikologis dalam memenuhi aktivitas sehari hari yang
dibutuhkan atau diperlukan.
b. Batasan Karakteristik / faktor resiko
Tidak berpengalaman dalam beraktivitas
Terdapat masalah sirkulasi / respirasi
Riwayat intoleransi
3. Faktor – Faktor yang Berhubungan
Gangguan kardiovaskular
Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis dalam
memenuhi aktivitas sehari hari yang dibutuhkan atau diperlukan.
b. Batasan Karakteristik
Laporan verbal : kelelahan dan kelemahan
Respon terhadap aktivitas menunjukan nadi dan tekanan darah
abnormal
Perubahan EKG menunjukan aritmia atau disritmia
Dispneu dan ketidaknyamanan
c. Faktor – Faktor yang Berhubungan
Tirah baring atau imobilisasi
Kelemahan secara menyeluruh
Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
Gaya hidup yang menetap
Diagnosa 3 :gangguan mobilitas fisik
a. Definisi
Keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh
tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas . Suatu kondisi dimana
individu tidak saja kehilangan kemampuan bergeraknya secara total,
tetapi juga mengalami penurunan aktivitas.
b. Batasan Karakteristik
Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktifitas rutin
Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik
kasar
Keterbatasan kemampuan melakukan ketererampilan motorik
halus
Tidak ada koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis
Keterbatasan ROM
Sulit berbalik
Perubahan gaya berjalan (missal menjadi pelan, sulit memulai
langkah, kaki diseret, goyah pada posisi lateral)
Penurunan waktu reaksi
Gerakan menjadi napas pendek
Usaha yang kuat untuk perubahan gerak (peningkatan
perhatatian dalam aktivitas lain, mengontrol perilaku, focus
dalam tidak mampu beraktivitas)
Gerak lambat
Gerakan menyebabkan tremor
c. Faktor – Faktor yang Berhubungan
Pengobatan
Terapi pembatasan gerak
Kurang pengetahuan mengenai manfaat pergerakan fisik
IMT diatas 75 % sesuai dengan usia
Kerusakan sensori persepsi
Nyeri, tidak nyaman
Kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular
Intoleransi aktivitas
Depresi mood atau cemas
Kerusakan kognitif
Penurunan kekuatan otot, control, dan massa
Keengganan untuk memulai gerak
Gaya hidup menetap, tidak fit
Malnutrisi umum atau spesifik
Kehilangan integritas struktur tulang
Keterlambatan perkembangan
Kekakuan sendi atau kontraktur
Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
Berhubungan dengan metabolisme seluler
Keterbatasan dukungan lingkungan fisik atau social
Kepercayaaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas
yang tepat disesuaikan dengan umur
4. Perencanaan
a. Dx. 1
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah teratasi
Kriteria Hasil :
1) berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
2) melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang diukur
Intervensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap aktivitas, 1. Membantu dalam respon fisiologi
perhatikan frekuensi nadi lebih dari terhadap stress aktivitas dan, bila
20 kali per menit diatas frekuensi ada merupakan indicator dari
istirahat; peningkatan TD yang nyata kelebihan kerja yang berkaitan
selama/sesudah aktivitas (tekanan dengan tingkat aktivitas.
sistolik meningkat 40 mmHg atau
tekanan diastolic meningkat 20
mmHg); dispnea atu nyeri dada;
keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaphoresis;
pusing/pingsan.
2. Teknik menghemat energi
2. Instruksikan pasien tentang teknik mengurangi pengurangan energi,
penghematan energi, mis : juga membantu keseimbangan
penggunaan kursi roda saat mandi, antara suplai dan kebutuhan
dduduk ssat menyisir oksigen.
rambut,melakukan aktivitas dengan
perlahan.
3. Kemajuan aktivitas bertahap
3. Berikan dorongan untuk melakukan mencegah peningkatan kerja
aktivitas / perawatan diri bertahap jantung tiba-tiba. Memberikan
jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan hanya sebatas kebutuhan
bantuan sesuai kebutuhan. akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas
b. Dx. 2
Tujuan :
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
teratasi
Kriteria Hasil :
1) berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
2) melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang diukur
3) menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
Intervensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap aktivitas, 1. Membantu dalam respon
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 fisiologi terhadap stress
kali per menit diatas frekuensi istirahat aktivitas dan, bila ada
; peningkatan TD yang nyata merupakan indicator dari
selama/sesudah aktivitas (tekanan kelebihan kerja yang berkaitan
sistolik meningkat 40 mmHg atau dengan tingkat aktivitas.
tekanan diastolic meningkat 20 2. Teknik menghemat energi
mmHg) ; dispnea atu nyeri dada ; mengurangi pengurangan
keletihan dan kelemahan yang energi, juga membantu
berlebihan ; diaphoresis ; keseimbangan antara suplai dan
pusing/pingsan. kebutuhan oksigen.
2. Instruksikan pasien tentang teknik 3. Kemajuan aktivitas bertahap
penghematan energi, mis : penggunaan mencegah peningkatan kerja
kursi roda saat mandi, dduduk ssat jantung tiba-tiba. Memberikan
menyisir rambut,melakukan aktivitas bantuan hanya sebatas
dengan perlahan. kebutuhan akan mendorong
3. Berikan dorongan untuk melakukan kemandirian dalam melakukan
aktivitas / perawatan diri bertahap jika aktivitas
dapat ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
c. Dx. 3
Tujuan :
Setelah dilakukan asuha keperawatan selama 4 x 24 jam masalah
teratasi
Kriteria Hasil :
1) Klien akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan dan daya
tahan ekstremitaskatkan
2) Mampu mengidentifikasi beberapa alternatif untuk membantu
mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang
3) Berpartisipasi dalam program rehabilitasi untuk
meningkatkan kemampuan untuk beraktivitas
Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor-faktor yang 1. Memberikan kesempatan untuk memecahkan
mempengaruhi kemampuan untuk masalah untuk mempertahankan atau
aktif, seperti temperature yang meningkatkan mobilitas.
sangat tinggi, insomnia, 2. Meningkatkan kemandirian dan rasa control
pemasukan makanan yang tidak diri, dapat menurunkan perasaan tidak
adekuat. berdaya.
2. Anjurkan klien untuk melakukan 3. Menurunkan tekanan terus menerus pada
perawatan diri sendiri, sesuai daerah yang sama, mencegah kerusakan kulit.
dengan kemampuan maksimal Meminimalkan spasme fleksor lutut dan
yang dimiliki klien. panggul.
3. Lakukan perubahan posisi secara 4. Bermanfaat dalam mengembangkan program
teratur ketika klien tirah baring di latihan individual dan mengidentifikasi
tempat tidur atau dikursi. kebutuhan alat untuk menghilangkan spasme
4. Konsultasikan dengan ahli terapi otot, meningkatkan fungsi motorik,
fisik atau terapi kerja menurunkan atrofi, dan kontraktur pada
system musculoskeletal.
DAFTAR PUSTAKA