Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN TERMOREGULASI

Disusun Oleh :

Aji Wibowo

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2015
Laporan pendahuluan

I. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian
Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir
semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada
hipotalamus. Mekanisme pengaturan suhu tubuh di hipotalamus disebut termostat
hipotalamus. Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya
keseimbangan antara panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua
proses ini aktifitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus.

Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh


sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan
pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus
posterior mengontror produksi panas.

B. Etiologi
1. Hilangnya Panas dari Tubuh
Hilangnya panas pada tubuh merupakan keadaan yang merugikan, karena itu suhu
tubuh normal pada tubuh harus dipelihara. Menurut buku Maternal and Neonatal
Nursing, 1994, hilangnya panas pada tubuh baru lahir melalui empat cara yaitu :
a. Radiasi
Radiasi yaitu : transfer panas dari tubuh kepermukaan yang lebih dingin, dan obyek
yang tidak berhubungan langsung dengan tubuh. Hal tersebut dapat diartikan,
panas tubuh tubuh memancar ke lingkungan sekitar tubuh yang lebih dingin.
Contoh : udara dingin pada dinding luar dan jendeladan penyekat tempat tidur anak
yang dingin
b. Evaporasi
Evaporasi yaitu : hilangnya panas ketika air dari kulit anak menguap. Kondisi
tersebut disebabkan karena adanya cairan ketuban yang membasahi kulit anak
menguap.
Contoh : anak lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban, Selimut atau
popok basah bersentuhan dengan kulit anak.
c. Konduksi
Konduksi yaitu : transfer panas yang terjadi ketika anak kontak langsung dengan
permukaan obyek yang dingin. Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa
pindahnya panas tubuh bayi karena kulit anak langsung kontak dengan permukaan
yang lebih dingin.
Contoh : Tangan perawat yang dingin, tempat tidur, selimut, stetoskop yang dingin
d. Konveksi
Konveksi yaitu : Hilangnya panas pada anak yang terjadi karena aliran udara yang
dingin menyentuk kulit anak. Hal tersebut terjadi karena aliran udara sekliling anak
yang dingin.
Contoh : anak diletakan didekat pintu atau jendela yang terbuka, aliran udara dari
pipa AC.
Anak baru lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh karena :

a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada anak belum berfungsi dengan sempurna
b. Permukaan tubuh anak relatif lebih luas
c. Tubuh anak terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
d. Anak belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak
kedinginan
e. Lemak subcutan sedikit dan Epidermis tipis
f. Pembuluh darah mudah dipengaruhi suhu lingkungan
g. Kelenturan tubuh anak menurun
h. Jaringan adiposa sedikit
2. Pnyebab peningkatan suhu tubuh.
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen . zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein , dan zat
lain . terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit .
C. Klasifikasi
1. Penilaian Hipotermi
a. Gejala Hipotermi
 Bayi tidak mau minum atau menetek
 Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
 Tubuh bayi teraba dingin
 Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras (Skleremia)
b. Tanda-Tanda Hipotermi Sedang (Stress Dingin)
 Aktifitas berkurang, letargis
 Tangisan lemah
 Kulit berwarna tidak rata
 Kemampuan menghiisap lemah
 Kaki teraba dingin
c. Tanda-Tanda Hipotermi Berat (Cedera Dingin)
 Sama dengan hipotermi sedang
 Bibir dan kuku kebiruan
 Pernafasan lambat
 Pernafasan tidak teratur
 Bunyi jantung lambat
 Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik
d. Tanda-Tanda Stadium Lanjut Hipotermi
 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
 Bagian tubuh lainnya pucat
 Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan
(Sklerema).
2. Fase – fase terjadinya hipertermi
a. Fase I : awal
 Peningkatan denyut jantung .
 Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan .
 Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat .
 Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi .
 Merasakan sensasi dingin .
 Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi .
 Rambut kulit berdiri .
 Pengeluaran keringat berlebih .
 Peningkatan suhu tubuh .
b. Fase II : proses demam
 Proses menggigil lenyap .
 Kulit terasa hangat / panas .
 Merasa tidak panas / dingin .
 Peningkatan nadi & laju pernapasan .
 Peningkatan rasa haus .
 Dehidrasi ringan sampai berat .
 Mengantuk , delirium / kejang akibat iritasi sel saraf .
 Lesi mulut herpetik .
 Kehilangan nafsu makan .
 Kelemahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein .
c. Fase III : pemulihan
 Kulit tampak merah dan hangat .
 Berkeringat .
 Menggigil ringan .
 Kemungkinan mengalami dehidrasi .

D. Patofisiologi

Penyebab demam disebut pirogen dan bisa berasal dari dalam tubuh (endogen)
dan luar tubuh (eksogen).

Demam yang disertai peningkatan set-point (hiperpireksia) biasanya disebabkan


oleh infeksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus (Pirogen Eksogen)
misalnya penyakit tifus, malaria, demam berdarah, cikungunya, gondok, cacar, dll.
dan bisa juga diakibatkan dari dalam tubuh (Pirogen Endogen) seperti reaksi peradang
akibat luka besar atau luka operasi.

Sedangkan demam yang tidak disertai peningkatan set-point (hipertermia)


disebabkan oleh gangguan hormon, gangguan metabolisme, penggunaan obat-obatan
atau peningkatan suhu lingkungan sekitar. contoh penyakitnya hipertiroid akibat
kelebihan poroduksi hormon tiroid menyebabkan metabolisme tubuh meningkat dan
menghasilkan jumlah panas tubuh berlebihan dan terjadi demam, penggunaan obat-
obatan seperti aspirin, dll.

Demam dapat terjadi sebagai tanda dari  sebuah gejala penyakit dan bukan
masalah utama. sehingga untuk mengatasi demam harus dicari terlebih dahulu apa
penyebabnya
Hiperpirexia terjadi karena produksi panas berlebihan, terhambatnya
pengeluaran panas atau kerusakan thermoregulator. Setiap kenaikan 10 C suhu tubuh
akan menaikkan metabolisme   + 13%, sehingga pada suhu 40,50 C metabolisme
meningkat 50%, konsumsi oksigen meningkat, terjadi metabolisme anaerob dan
asidosis metabolik. Suhu  > 410 C anak bisa mengalami kejang, sedangkan suhu > 42 0
C dapat menyebabkan denaturasi dan kerusakan sel secara langsung

Masuknya kuman/penyakit

Pengeluaran endotoksin

Merangsang hipotalamus

Proses inflamasi

Respon tubuh

Hipertermi

II. Pengkajian
A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan keluarga
b. Adanya riwayat infeksi seperti saluran pernafasan atis, OMA, pneumonia,
gastroenteriks, Faringiks, brontrope, umoria, morbilivarisela dan campak.
c. Adanya riwayat peningkatan suhu tubuh
d. Adanya riwayat trauma kepala
2. Pengkajian fisik
a. Adanya peningkatan : suhu tubuh, nadi, dan pernafasan, kulit teraba hangat
b. Ditemukan adanya anoreksia, mual, muntah dan penurunan berat badan
c. Adanya kelemahan dan keletihan
d. Adanya kejang
e. Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan adanya peningkatan kalium,
jumlah cairan cerebrospiral meningkat dan berwarna kuning
3. Riwayat Psikososial atau Perkembangan
a. Tingkat perkembangan anak terganggu
b. Adanya kekerasan penggunaan obat – obatan seperti obat penurun panas
c. Pengalaman tantang perawatan sesudah/ sebelum mengenai anaknya pada
waktu sakit.
4. Pengetahuan keluarga
a. Tingkatkan pengetahuan keluarga yang kurang
b. Keluarga kurang mengetahui tanda dan gejala kejang demam
c. Ketidakmampuan keluarga dalam mengontrol suhu tubuh
d. Keterbatasan menerima keadaan penyakitnya
B. Diagnosa
Hipertermia b.d. penyakit/ trauma
C. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Hipertermia b.d. penyakit/ trauma.

NOC : Thermoregulation
Kriteria hasil:

a. Suhu tubuh dalam rentang normal

b. Nadi dan RR dalam rentang norma

Skala : 1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Fever Treatment

a. Monitor suhu sesering mungkin.


b. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR.
c. Monitor intake dan output.
d. Berikan antipiretik.
e. Kolaborasi pemberian cairan intravena.
Daftar Pustaka.

Hidayat, aziz alimul. 2010. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

Ngastiyah. 2010. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.

Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2011. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. (2011). Ilmu Kebidanan, jakarta : JNPKKR-
POGI.

Anda mungkin juga menyukai