HIPERTERMI
Oleh:
Ibit Badra
NPM : 1830702044
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
I. KONSEP DASAR TEORI
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein,pecahan protein dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
a). Dehidrasi.
b). Penyakit atau trauma.
c). Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
d). Pakaian yang tidak tepat.
e). Kecepatan metabolisme meningkat.
g).Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang).
h).Aktivitas yang berlebihan.
f). Pengobatan/anesthesia.
Batasan Karakteristik
Proses Terjadinya
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen
maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik,
pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama
monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada
tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau
demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal
cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga
keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan
cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh
darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di hipotalamus anterior
membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan elektrolit
mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan
termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
3. MANIFESTASI KLINIS
1. Subjektif
Mual
2. Objektif
Kulit memerah
Suhu tubuh meningkat
Kejang/konvulsi
Kulit hangat bila disentuh
Takikardia
Fase I : Awal
4. PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 370 oleh pusat
pengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalu
menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari
metabolisme dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru,sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita
memiliki fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi, pada sore hari jika
dibandingkan pagi harinya. Selain itu terdapat pula kondisi “demam” lainnya
namun yang tidak disebabkan oleh kenaikan set point di pusat pengatur suhu di
otak, yaitu dikenal sebagai hipertermia. Pada hipertermia, terdapat kenaikan suhu
tubuh yang tinggi yang disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara
berlebihan sehingga terjadi kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia
antara lain dijumpai pada heat stroke (tersengat panasnya udara lingkungan),
aktivitas fisik yang berlebihan pada cuaca panas serta dikarenakan efek dari
beberapa jenis obat-obatan seperti ekstasi.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. PENGKAJIAN
2. ANAMNESE
1. Keluhan utama
Biasanya klien Hipertermi sering mengalami dehidrasi.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan
utama.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
penyakit yang dialami saat ini.
4. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Riwayat Psikososial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan timbul kecemasan.
b. Aspek Sosial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan terjadi gangguan dalam
berinteraksi dengan orang lain.
c. Aspek Spiritual
Klien akan mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien
harus menjalani ibadah, namun ada klien yang cenderung lebih mendekatkan
diri pada Tuhan dan begitu sebaliknya menyalahkan Tuhan akan penyakit
yang dideritanya.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola aktivitas
Pola aktivitas menurun karena mengalami kelelahan disebabkan oleh
hipertermi.
Pola istirahat
Pola istirahat terganggu diakibatkan hipertermi.
Pola kebersihan diri
Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung
memikirkan penyakit yang dideritanya daripada kebersihan diri.
Pola nutrisi
Pola nutrisi terganggu karena hipertermi.
3. PEMERIKSAAN FISIK
2. Keadaan umum
a. Menggigil.
b. Kulit pecah.
c. Pengeluaran keringat berebihan.
d. Tampak lemah.
e. Bibir kering.
f. Tingkat kesadaran compos mentis sampai terjadi shock.
GCS: mata = 4
Verbal =5
Motorik =6
3. Tanda-tanda vital
a. Tensi : 105/65 mmHg–125 /80 mmHg dibawah / diatas normal.
b. Nadi : 70-110 x/menit dibawah/ diatas normal.
c. Respirasi : 19-23 x/menit.
d. Suhu : > 370C
Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit
klien menglami kehilangan penurunan berat badan,asupan nutrisi yang
tidak adekuat ataupun reaksi psikologis.
4. Pemeriksaan sistem chepalocaudal
a. Pemeriksaan Kepala
Bibir : mukosa bibir kering,tidak ada cyanosis.
Lidah: tampak kotor dan berwarna putih.
b. Pemeriksaan Ekstrimitas
Telapak tangan dan kaki berwarna kekuningan / tampak pucat
Terjadi kelemahan dan nyeri pada otot.
c. Pemeriksaan Intugmen
Kulit tampak kemerahan
Akral hangat – panas
Turgor baik
Terjadi kelembapan kulit
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N INTERVENSI RASIONAL
O
Carpenito,Lynda Jual.2006
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi3
Salemba:Medika.
DENPASAR, 21 JUNI 2015
Mengetahui
Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK