Oleh:
Nisma Khairani
2214901050
Prostaglandin
Hipertermi
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada hipertermia adalah sebagai berikut:
a. Trombositopenia
b. Hemoglobin meningkat
c. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
d. Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia & hiponatremia
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Farmakologis
a. Antipiretik Antipiretik tidak diberikan secara otomatis pada setiap
penderita panas karena panas merupakan usaha pertahanan tubuh,
pemberian antipiretik juga dapat menutupi kemungkinan komplikasi.
Pengobatan terutama ditujukan terhadap penyakit penyebab panas. 2
b. Antipiretika - Pemberian parasetamol: 10-15 mg/kg BB/ kali (dapat
diberikan secara oral atau rektal). - Metamizole (novalgin): 10 mg/kg
BB/kali per oral atau intravenous. Ibuprofen: 5-10 mg/kg BB/ kali, per oral
atau rektal.
2. Terapi Non Farmakologis
a. Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam
b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigenke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g. Kompres dengan air hangat biasa pada dahi, ketiak,lipat paha.
H. Konsep Askep
1. Pengkajian
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Memfokuskan pada masalah dan gejala yang dirasakan klien
Memfokuskan penyebab yang mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
Memfokuskan pada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
klien
b) Riwayat penyakit sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
disarankan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lana bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini
tidak dikeluhkan.
c) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit
lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunaka.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien dengan menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.
e) Riwayat tidur
Data yang diperlukan dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola
tidur biasa, perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelas tidur dan
lingkungan tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang
dialami selama terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan,
status emosional dan mental saat ini.
f) Genogram
g) Pengkajian Keperawatan
1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan menjelaskan tentang
bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai apakah kesehatan
itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan kesehatannya.
2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat
melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data
yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign
merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang
menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake makanan dan
minuman yang dikonsumsi.
3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi,
bau, karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan
kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya
olahraga pada klien.
5) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan
keadaan indera
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri,
dan peran diri
7) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
8) Pola peran & hubungan
9) Pola manajemen & koping stres
10) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
h) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),
tandatanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a) Kepala
Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar, penampilan, depigmentasi.
b) Muka/ Wajah
- Simetris atau tidak?
- Apakah ada nyeri tekan? penampilan berminyak,
diskolorasi bersisik,
- bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak
halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut
c) Mata
Apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata
keruh.
d) Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah
belakang telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen
telinga berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran
e) Hidung
- Apakah ada pernapasan cuping hidung?
- Adakah nyeri tekan?
- Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya,
jumlahnya?
f) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
g) Tenggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tandatanda
infeksi faring, cairan eksudat?
h) Leher
- Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid?
- Adakah pembesaran vena jugularis?
i) Thorax
- Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah
retraksi Intercostale?
- Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
- Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
j) Jantung
- Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta
iramanya?
- Adakah bunyi tambahan?
- Adakah bradicardi atau tachycardia?
k) Abdomen
- Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen?
- Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus?
- Adakah tanda meteorismus?
- Adakah pembesaran lien dan hepar?
l) Kulit
- Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun
warnanya?
- Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di
daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
m) Ekstremitas
- Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,
penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstermitas?
n) Genetalia
- Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
- Apakah ada kesulitan untuk berkemih?
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko
masalah kesehatan atau pada proses kehidupan . Diagnosa keperawatan
merupakan bagian vital dalam menentukanasuhan keperawatan yang sesuai untuk
membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016):
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan .Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Muryanti, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi
keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi keperawatan. rencana atau menghentikan rencana Hasil dari evaluasi dalam
asuhan keperawatan adalah : Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan
perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan
perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Dan Tujuan tidak
tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan bahkan timbul masalah baru. Penentuan masalah teratasi, teratasi
sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara
SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang di dapat dari klien setelah
dilakukan tindakan.
O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan
tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planing) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisa.
I. Tindakan Terapi Melakukan Kompres Hangat
1. Pengertian
Kompres hangat adalah tindakan memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
tertentu yang memerlukan (Prihandhani,2016). Terapi kompres hangat merupakan
tindakan dengan memberikan kompres hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan
rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah
terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat (Sultoni, 2018).
2. Tujuan
Jacob, dkk. (2016) menjelaskan tujuan pemberian kompres hangat sebagai berikut:
a. Merangsang sirkulasi dengan mendilatasi pembuluhpembuluh darah
b. Meredakan nyeri dan bendungan dengan memperlancar aliran darah
c. Memberikan kehangatan dan kenyamanan
d. Merangsang penyembuhan
e. Meringankan retensi urine
f. Meringankan spasme otot
g. Mengurangi pembengkakan jaringan
3. Indikasi dan kontras indikasi
1) Indikasi
a. Klien demam menurunkan demam/suhu tubuh.
b. Memberikan rasa hangat, nyaman, dan tenang.
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan atau nyeri , seperti radang
persendian kronis.
2) Kontra indikasi
a. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Rasional: Panas akan
meningkatkan perdarahan dan pembengkakan.
b. Peradarahan aktif. Rasional: Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan
meningkatkan perdarahan.
c. Edema non inflamasi. Rasional: Panas meningkatkan permeabilitas kapiler
dan edema.
d. Tumor ganas terlokalisasi Karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat
metastase (tumor sekunder).
e. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh (Riri Segita et al.,
2021:8)
4. Langkah-langkah kerja
a. Persiapan Alat
- Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhann
- Bak steril berisi kassa beberapa dengan ukuran yang sesuai
- Waslap 2 buah
- Pengalas
- Handscoon bersih
b. Pra Interaksi
- Membaca status klien
- Mencuci tangan
- Menyiapkan alat
c. Interaksi
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan waktu lamanya tindakan yang akan dilakukan
- Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
d. Tahap Kerja
- Dekatkan alat-alat kedekat klien
- Perhatikan privasi klien
- Cuci tangan
- Menggunakan handscoon
- Atur posisi klien dengan nyaman
- Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan kompres
- Ambil waslap, lalu masukkan di dalam baskom yang berisi air hangat
- Kemudian ambil waslap tersebut, lalu bentangkan pada area yg akan
dikompres
- Lakukan prasat ini selama 15 – 30 menit, tiap 5 menit ganti
Terminasi
- Rapihkan klien dan alat
- Melepaskan handscoon kemudian cuci tangan
- Evaluasi respon klien
- Kontrak: topik, waktu, tempat untuk kegiatan selanjutnya
- Pamitan pada klien
Dokumentasi
- Mencatat waktu pelaksanaan tindakan
- Mencatat perasaan dan respon pasien setelah diberikan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA