Oleh :
NUR SYIFA QOTHRUN NADA
1440120040
Agen infeksius
Dehidrasi
Mediator inflamasi
Tubuh kehilangan
Monosit/makrofag
cairan
Mempengaruhi hypothalamus
Anterior
Demam
Intake makanan
Gangguan
berkurang
Pola Tidur
Risiko Defisit
Nutrisi
F. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam
dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis
maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani demam pada anak:
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:
1) Paracetamol
2) Ibuprofen
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis:
thorax, USG upper dan lower abdomen, bila dibutuhkan juga harus
diperiksa CT scan abdomen, pemeriksaan darah lengkap, termasuk kimia
darah, serologi terhadap beberapa seromarker yang ada, serta pemeriksaan
imunologi, seperti ANA test untuk melihat kemungkinan SLE.
Pemeriksaan labolatorium:
1. Darah dan urine rutin merupakan pemeriksaan dasar untuk penjajakan
demam. Kalau dari darah dan urine rutin sudah dapat menemukan
penyebab demam, maka pemeriksaan lainnya hanya untuk konfirmasi
diagnostik atau untuk melihat kemungkinan komplikasi.
2. Urinalisis harus dilakukan pada urine yang baru ditampung. Proteinuria
ringan bisa dijumpai pada pasien demam dengan berbagai sebab.
3. Pemeriksaan feses, merupakan pemeriksaan sederhana secara
mikroskopik, dapat menemukan berbagai mikroorganisme penyebab
demam, seperti amuba, shigella, berbagai cacing usus, dan berbagai jenis
jamur.
4. Malaria smear dengan sediaan darah tebal dan tipis harus dilakukan
pada pasien demam yang dicurigai malaria.
5. Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan stick saat ini banyak digunakan
untuk mendeteksi berbagai infeksi seperti DBD (NS1. IgM, IgG).
6. Bacterial smear dapat dilakukan dari urine atau sekret yang diduga
sebagai akibat dari infeksi.
7. Tes Antigen saat ini terus berkembang untuk beberapa penyakit infeksi,
seperti NSI pada DBD.
8. Tes Serologik. Berbagai jenis tes serologik terus berkembang saat ini
untuk menegakkan diagnosis penyakit dan berbagai marker penyakit.
9.Kultur darah dan sensitivity test harus dimintakan sesuai dengan temuan
dan dugaan klinis.
10. Kimia Darah, seperti Elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, LFT, dan
lain-lain tergantung kondisi klinis pasien.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi: nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, nama orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku,
bangsa, agama.
b. Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh,
suhu tubuh panas> 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan
peningktan suhu tubuh diatas 37.5 °C, gejala febris yang biasanya
yang kan timbul menggigil, mual/muntah, berkeringat, nafsu
makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila klien
pernah mengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita oleh
keluarga baik itu penyakit keturunan ataupun penyakit menular,
ataupun penyakit yang sama.
f. Genogram Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi: prenatal, natal,
postnatal, serta data pemebrian imunisasi pada anak.
h. Riwayat sosial Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan
sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris
mengalami nafsu makan, dan susuh untuk makan sehingga
kekurang asupan nutrisi.
2) Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk
tidur karena klien merasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi
4) Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk
buang air besar dan juga bisa mengakibatkan terjadi
konsitensi bab menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15 13,
berat badan serta tinggi badan
2) Tanda-tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya >
37,5°C, nadi > 80 xi Head to toe
a) Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas
traumaatau tidak
b) Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada
angguan/kelainan.
c) Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
d) Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut Bentuk,
kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau
tidak, biasanya pada klien dengan febris mukosa bibir
klien akan kering dan pucat.
e) Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan dalam,
abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan bising
usus bising usus normal pada bayi 3-5 x
f) Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih
cepat dan dalam
g) Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut
pada nadinya meningkat
h) Sistem muskuloskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas
yang tertinggal gerakan nafas dan biasanya
kesadarannya gelisah, apatis atau koma
k. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1) Kemandirian dan bergaul Aktivitas sosial klien
2) Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya:
memindahkan benda dari tangn satu ke yang lain,
mencoret-coret, menggunting
3) Motorik kasar Gerakan tubuh yang menggunakan otot -
otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang di pengaruhi oleh kematangan fisik anak
contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik
turun tangga (Lerner & Hultsch. 1983)
4) Kognitif dan bahasa Kemampuan klien untuk berbicara.
dan berhitung.
5) Data penunjang Biasanaya dilakukan pemeriksaan labor
urine, feses, darah, dan biasanya leokosit nya > 10.000 (
meningkat). sedangkan Hb. Ht menurun. m. Data
pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik untuk
mengurangi shu tubuh klien, seperti ibuprofen,
paracetamol (Yahya, 2018)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
(D.0130)
Penyebab :
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan
inkubator Kondisi klinis
terkait :
1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
(D.0055)
Penyebab :
1) Hambatan lingkungan
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Restrain fisik
5) Ketiadaan teman tidur
6) Tidak familiar dengan peralatan
tidur Kondisi klinis terkait :
1) Nyeri/kolik
2) Hipertiroidisme
3) Kecemasan
4) Penyaki paru obstruktif paru
5) Kehamilan
6) Periode pasca partum
7) Kondisi pasca operasi
c. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(D.0032)
Faktor risiko :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi
6) Faktor psikologis
Terapeutik
-Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
- Lakukan
pendinginan eksternal
(mis. selimut
hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur
- Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
- Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis.
psikologis, gaya
hidup, sering berubah
shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi
otot autogenik atau
cara nonfarmakologi
lainnya
Edukasi
- Anjurkan membuat
catatan harian
tentang perasaan dan
situasi pemicu
pengeluaran
makanan (mis.
pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengaturan
diet yang tepat
- Ajarkan
keterampilan koping
untuk penyelesaian
masalah perilaku
makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan,
kebutuhan kalori dan
pilihan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Haritini, S., & Pertiwi. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap penurunan
suhu tubuh anak usia 1 – 3 tahun di SMC RS Telohorejo Semarang.
Http://ejournal.sistestelogorejo.ac.id
https://id.scribd.com/document/538846787/1-LAPORAN-PENDAHULUAN-
FEBRIS