Anda di halaman 1dari 14

EVIDEN BASED NACL DAN IODINE

WOUND DRESSING

KEPERAWATAN LUKA I

Disusun Oleh:

1. Ayu Safitri (14401.20.013)


2. Fina Triyaningsih (14401.20.023)
3. Fitriyah Abila (14401.20.025)
4. Wahyuma Agung K (14401.20.054)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang EVIDEN BASED NACL DAN
IODINE WOUND DRESSING ini dengan baik dan tepat waktu.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakan sebagai acuan
atau pedoman serta menambah wawasan bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun makalah membutuhkan
saran serta masukan-masukan yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Banyumas, 12 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian penyembuhan luka...................................................................................................5
B. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka..............................................................5
C. Fase-fase penyembuhan luka.....................................................................................................7
D. Proses penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine..................................................................7
E. Responden penyembuhan luka sebelum dan sesudah penggunaan NaCl dan Iodine.................9
F. Perbedaan perawatan luka antara NaCl dan Iodine..................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini perawatan luka mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama
dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan
konstribusi untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu manajemen
perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan
kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan.
Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekomplekan suatu luka dimana
perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan
optimal.

Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan


keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi
tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil
sistematis. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal
ini ditunjang dengan semakin banyaknya motivasi terbaru dalam perkembangan produk-
produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk
memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan
keputusan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Secara umum luka merupakan masalah yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia, baik itu disengaja seperti karena luka operasi yang direncanakan
atau yang tidak disengaja yang disebabkan oleh karena kecelakaan ataupun oleh karena
suatu penyakit. Sectio caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan
melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu
(laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih.

Tindakan section caesarea merupakan pilihan utama bagi tenaga medis untuk
menyelamatkan ibu dan janin. World Health Organization (WHO) pada tahun 2012
menetapkan standar rata-rata sectio caesarea di sebuah Negara adalah sekitar 5-15 %
per 1000 kelahiran di dunia. Rumah Sakit pemerintah kira-kira 11 % sementara
Rumah Sakit swasta bisa lebih dari 30%. Menurut WHO peningkatan persalinan dengan
section caesarea di seluruh negara selama tahun 2011 – 2012 yaitu 110.000 per
kelahiran di seluruh Asia. Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami
peningkatan pada tahun 2009 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 42,22%,
tahun 2010 sebesar 44,19%, tahun 2011 sebesar 47,13%, tahun 2012 sebesar
45,87%, dan tahun 2013 belum terdapat data yang signifikan. Survei Nasional pada
tahun 2012, 921.000 persalinan dengan sectio caesarea dari 4.039.000 persalinan
atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka?
3. Apa saja fase-fase penyembuhan luka?
4. Bagaimana proses penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine?
5. Bagaimana responden sebelum dan sesudah penggunaan NaCl dan Iodine dalam
perawatan luka?
6. Apa perbedaan perawatan luka antara NaCl dan Iodine?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine.
2. Mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka.
3. Mengetahui fase-fase penyembuhan luka.
4. Mengetahui proses penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine.
5. Mengetahui responden sebelum dan sesudah penggunaan NaCl dan Iodine dalam
perawatan luka.
6. Mengetahui perbedaan perawatan luka antara NaCl dan Iodine.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian penyembuhan luka


Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan
bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Sifat penyembuhan pada semua luka
sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi, keparahan, dan luasnya cedera.

NaCl (natrium klorida) atau saline, merupakan cairan yang dipilih sebagai cairan
pembersih luka karena bersifat isotonic, sehingga tidak mengganggu proses penyembuhan
luka. Selain itu, air saline memiliki kadar toksik yang rendah dan tidak menyebabkan
reaksi alergi atau perubahan ekosistem di kulit. Namun NaCl tidak efektif untuk
membersihkan luka yang kotor atau memiliki jaringan mati (sel-sel kulit mati). Cairan ini
pun tidak memiliki komponen antimokroba dari kemasannya perlu segera dibuang segera
setelah digunakan.

Povidone iodine, atau biasa disebut betadine digunakan sebagai pembersih luka
terbuka. Misalnya, luka akibat gigitan hewan, luka tusuk, ataupun luka tembak. Cairan
pembersih luka ini merupakan cairan antimikroba yang dapat membasmi berbagai macam
patogen pada luka. Mulai dari bakteri, virus, ataupun jamur. Penggunaan povidone iodine
sebagai pembersih luka juga disebut dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi pada luka
akibat sayatan, seperti luka bedah. Namun povidone iodine termasuk agen sitotoksik yang
mungkin memperlambat proses penyembuhan luka. Tidak hanya itu, cairan pembersih
luka ini mungkin menyebabkan iritasi, kulit kering, hingga perubahan warna pada kulit.
Cairan pembersih berwarna cokelat ini juga tidak cocok dipakai pada luka kronis (jangka
panjang) dan tidak boleh digunakan lebih dari tujuh hari.

B. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka


Berbagai kondisi yang menyebabkan luka sulit sembuh, ada beberapa kondisi yang
menyebabkan luka sulit sembuh, di antaranya:
1. Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan luka semakin melebar atau membesar, sehingga
membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Infeksi dapat terjadi bila luka tidak
dirawat dengan baik.
2. Aliran darah tidak lancar
Darah mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan
luka. Oleh karena itu, aliran darah yang tidak lancar dapat menghambat proses
penyembuhan luka. Gangguan pada aliran darah dapat disebabkan oleh penyumbatan
atau varises.
3. Usia
Proses penyembuhan luka pada lansia umumnya berlangsung lebih lama. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya aliran darah kurang lancar,
berkurangnya jumlah kolagen akibat proses penuaan, atau penyakit kronis, seperti
diabetes.
4. Stres
Stres dapat menyebabkan nafsu makan hilang dan kurang tidur. Bahkan, sebagian
orang mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih sebagai cara untuk melepas
stres. Berbagai kondisi tersebut dapat mengganggu proses penyembuhan luka.
5. Efek samping obat-obatan
Proses penyembuhan luka bisa terganggu akibat konsumsi obat-obatan tertentu,
misalnya kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat kemoterapi.
Namun, untuk mengurangi rasa nyeri akibat luka, penggunaan obat paracetamol
dalam jangka pendek, masih aman bagi proses penyembuhan luka.
7. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi seperti vitamin A dan C, protein, zinc, serta zat besi, dapat
menghambat proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk
mencukupi asupan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang guna
mendukung pemulihan luka.
8. Merokok
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka pada perokok
aktif berlangsung lebih lama dan tidak sempurna dibandingkan orang yang tidak
merokok. Hal ini diduga berkaitan dengan efek merokok yang dapat mengganggu
aliran darah dan kinerja sel darah putih, serta tingginya kadar racun dalam darah.
9. Menderita penyakit tertentu
Penyakit tertentu, misalnya diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan
gangguan pembuluh darah, juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Ini
dikarenakan penyakit tersebut dapat mengganggu kelancaran aliran darah yang
berperan penting dalam proses penyembuhan luka.

Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses
peradangan “yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama : bengkak
(swealling), kemerahan (redness), panas (heat), nyeri (pain), dan kerusakan fungsi
(impaired function).

C. Fase-fase penyembuhan luka


1. Fase Maturasi
Menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang
kuat dan bermutu.
2. Fase Destruktif
Fase destruktif merupakan fase pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami
devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
3. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel.
4. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat
perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak.

Betadin atau iodine digunakan untuk desinfektan sebelum dan setelah operasi dengan
tujuan untuk mencegah timbulnya infeksi pada luka.13 Povidine iodine dapat
membunuh semua patogen yang penting, bahkan dapat membunuh spora dimana spora
merupakan salah satu bentuk dari mikroorganisme yang paling sulit dibunuh.
Povidine iodine dapat menyebabkan sedikit iritasi kulit dan menimbulkan reaksi alergi,
serta sering menyebabkan dermatitis kontak iritan.

D. Proses penyembuhan luka dengan NaCl dan Iodine


Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa proses penyembuhan luka
pada pasien perawatan luka post operasi sectio caesarea menggunakan NaCl 0,9% dengan
menggunakan betadin, diketahui bahwa proses penyembuhan ≤ 3 hari dengan jumlah
respoden 13 pasien, rata-rata 7,07. Sedangkan proses penyembuhan > 3 hari dengan
jumlah
responden 13 pasien, rata-rata 20,00. Hasil uji statistik mann whitney didapatkan nilai
pvalue = 0,000 < (a=0,05) maka H1 diterima, berarti terlihat ada perbedaan yang
signifikan proses 786 penyembuhan luka pada pasien perawatan luka post operasi sectio
caesarea menggunakan NaCl 0,9% dengan menggunakan betadin di Rumah Sakit Ciremai
Kota Cirebon. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sodium klorida
adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena antiseptik ini tidak ada reaksi
hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline aman digunakan untuk kondisi
apapun.
Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium
klorida 0,9 %. Ini adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk antiseptic ini
sodium klorida disebut juga normal saline.
Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi
jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka
menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga antiseptik lebih murah.
Sedangkan iodine adalah elemen non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang
dikombinasi dengan bahan lain. Walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna
hitam
kebiru-biruan dan tampak kilau metalik dan mempunyai bau yang khas iodine hanya larut
sedikit di dalam air, tetapi dapat larut secara keseluruhan di dalam alkohol sehingga akan
tampak lebih encer ketika dimasukkan ke dalam alkohol. Iodine aktif melawan spora
yang
tergantung dari konsentrasi dan waktu pemberian. Larutan ini akan melepaskan iodium
anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir sehingga cocok untuk perawatan
luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora, jamur, dan protozoa.
Betadin atau iodine digunakan untuk desinfektan sebelum dan setelah operasi dengan
tujuan untuk mencegah timbulnya infeksi pada luka. Povidine iodine dapat membunuh
semua patogen yang penting, bahkan dapat membunuh spora dimana spora merupakan
salah satu bentuk dari mikroorganisme yang paling sulit dibunuh. Povidine oidine dapat
menyebabkan sedikit iritasi kulit dan menimbulkan reaksi alergi, serta sering
menyebabkan
dermatitis kontak iritan.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan
bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas
seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator didaerah luka
merupakan
komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besarnya perbedaan
mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah
dapat diperkecil dengan pemahamam dan penelitian yang berhubungan dengan proses
penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan
kesembuhan.
Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis. Sifat penyembuhan pada
semua luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi, keparahan, dan luasnya
cedera. Kemampuan sel dan jaringan melakukan regenerasi atau kembali ke struktur
normal melalui pertumbuhan sel juga mempengaruhi penyembuhan luka. Sel hati, tubulus
ginjal dan neuron pada sistem saraf pusat mengalami regenerasi yang lambat atau tidak
beregenerasi sama sekali.

E. Responden penyembuhan luka sebelum dan sesudah penggunaan NaCl dan Iodine
a. Responden penyembuhan sebelum dan sesudah penggunaan NaCL
Kategori penyembuhan luka responden sebelum dan sesudah diberikan
perawatan luka post operasi prostatektomi dengan menggunakan Povodine Iodine
10%.
Pada hasil analisa data ditemukan bahwa ada perbedaan mean perawatan luka
sesudah dan sebelum di berikan Povodine Iodine 10%. Selanjutnya dilakukan uji-t
didapatkan hasil sig (2-tailed) 0,033 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
perawatan luka post operasi antara sebelum dan sesudah diberi Povodine Iodine 10%
ada perbedaan yang bermakna. Hal tersebut dapat dilihat dari mean sebelum dan
sesudah pemberian Povodine Iodine 10% terdapat rata-rata kategori penyembuhan
yang hampir sama antara sesudah dan sebelum pemberian Povodine Iodine 10%, yaitu
pada kategori penyembuhan sempurna. Prinsip penyembuhan luka normal
ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan yang berbeda diperlukan saat membersihkan luka
bedah tetutup, yang pada mulanya masih dalam keadaan “bersih”. Dalam hal ini,
tindakan asepsis yang ketat sejak awal untuk mencegah infeksi luka secara endogenus
maupun eksogenus. Meskipun demikian, apabila terjadi infeksi luka, maka
penyebabnya hampir selalu dapat ditelusuri kembali pada saat pembedahan dilakukan.
b. Responden penyembuhan sebelum dan sesudah penggunaan Iodine
Kategori penyembuhan luka responden sebelum dan sesudah diberikan
perawatan luka post operasi dengan menggunakan NaCl 0,9%. Observasi perawatan
luka sebelum menggunakan NaCl 0,9% dengan jumlah 5 responden (100%),
didapatkan hasil 5 responden dengan kategori penyembuhan sempurna, penyembuhan
terganggu tidak ada, infeksi luka minor tidak ada, infeksi luka moderat tidak ada dan
infeksi luka mayor tidak ada. Setelah menggunakan NaCl 0,9% dengan jumlah 5
responden, didapatkan hasil 4 (80%) responden dengan kategori penyembuhan
sempurna 1 (20%) responden dengan kategori penyembuhan terganggu, infeksi luka
minor tidak ada, infeksi luka moderat tidak ada dan infeksi luka mayor tidak ada.
Pada 1 responden dengan kategori penyembuhan terganggu, menurut faktor-faktor
yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu dikarenakan oleh faktor ekstrinsik
manajemen luka yang tidak tepat, yaitu penggunaan teknik balutan yang tidak tepat,
pemilihan, dan penggunaan bahan balutan yang tidak tepat atau penggunaan larutan
yang semestinya tidak diperlukan, dapat menghambat proses penyembuhan luka.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, manajemen/protap dalam perawatan luka sangat
mempengaruhi penyembuhan luka itu sendiri.

F. Perbedaan perawatan luka antara NaCl dan Iodine


Perbedaan perawatan luka yang diberikan dengan menggunakan Povodine Iodine
10% dan NaCl 0,9% terhadap penyembuhan luka pada pasie post operasi prostatektomi.
Ada perbedaan signifikan antara perawatan luka menggunakan Povodine Iodine 10%
dengan perawatan luka menggunakan NaCl 0,9% dimana terlihat bahwa penurunan mean
antara perawatan luka menggunakan Povodine Iodine 10% dengan NaCl 0,9% berbeda
jauh. Selanjutnya dilakukan uji independent-t test didapatkan sig. (2 tailed) 0,040 lebih
kecil dari signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Betadine mempunyai aktivitas
sprektum yang luas yang dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mikrobakteria, serta
jamur. Betadin juga tidak mengiritasi kulit atau selaput lendir karena sifatnya yang non
toksik dan non iritatif
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan
bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Sifat penyembuhan pada semua luka
sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi, keparahan, dan luasnya cedera. NaCl
(natrium klorida) atau saline, merupakan cairan yang dipilih sebagai cairan pembersih
luka karena bersifat isotonic, sehingga tidak mengganggu proses penyembuhan luka.
Selain itu, air saline memiliki kadar toksik yang rendah dan tidak menyebabkan reaksi
alergi atau perubahan ekosistem di kulit. Povidone iodine, atau biasa disebut betadine
digunakan sebagai pembersih luka terbuka. Misalnya, luka akibat gigitan hewan, luka
tusuk, ataupun luka tembak. Cairan pembersih luka ini merupakan cairan antimikroba
yang dapat membasmi berbagai macam patogen pada luka.
Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka yaitu: infeksi, aliran darah
tidak lancar, usia, stress, efek samping obat-obatan, kekurangan nutrisi, merokok, dan
menderita penyait tertentu. Fase-fase penyembuhan luka yaitu: fase maturasi, fase
destruktif, fase Proliferatif, fase inflamasi.
Proses penyembuhan luka post operasi prostatektomi dari semua responden sebelum
diberikan perawatan luka dengan Povodine Iodine 10% mengalami penyembuhan
sempurna dan setelah diberikan perawatan luka dengan Povodine Iodine 10% juga
mengalami penyembuhan sempurna dengan p value 0,033. Hal ini menunjukkan bahwa
perawatan luka post operasi antara sebelum dan sesudah diberi Povodine Iodine 10% ada
perbedaan yang bermakna. Proses penyembuhan luka post operasi prostatektomi dari
semua responden sebelum diberikan perawatan luka dengan NaCl 0,9% mengalami
penyembuhan sempurna dan setelah diberikan perawatan luka dengan NaCl 0,9% juga
mengalami penyembuhan sempurna dengan p value 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa
perawatan luka post operasi antara sebelum dan sesudah diberi NaCl 0,9% tidak ada
perbedaan yang bermakna. Hasil independent t-test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan antara pasien post operasi
prostatektomi yang diberikan perawatan luka dengan menggunakan Povodine Iodine 10%
dan NaCl 0,9%.

B. Saran
Bagi profesi keperawatan, agar bisa mengoptimalkan peran perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan yang profesional dalam rangka penyembuhan luka pada pasien post
operasi prostatektomi dengan menggunakan larutan Povodine Iodine 10% yang lebih
efektif mengurangi angka kejadian infeksi dan mempercepat penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
343160787_EFEKTIFITAS_ANTARA_PERAWATAN_LUKA_DENGAN_MENGGUNA
KAN_NaCl_09_DAN_BETADIN_TERHADAP_PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_PO
ST_OPERASI

https://www.alodokter.com/memahami-proses-penyembuhan-luka

Anda mungkin juga menyukai