Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN

PRINSIP PERAWATAN LUKA DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AHMAD MAKLUL FARID 003STYC22
2. ALIMUDIN) 007STYC22
3. ANAS TAMALA 011STYC22
4. ARDI MULIATA) 015STYC22
5. BAIQ LALAK INDAH SARI 019STYC22
6. BAIQ PINTARIA NINGSIH 023STYC22
7. DELLAH 027STYC22
8. DIAN WIRATNA 031STYC22
9. ELISA ANDINI PUTR 035STYC22
10. ELYA YUNIAR ZUSWINDAH 039STYC22
11. EVA YUNIANI 043STYC22
12. FAIZAH 048STYC22
13. FERA DAMAYANTI 051STYC22
14. GILANG RAMDAN FEBRIADI 055STYC22
15. HALIMATUS SADIYAH 060STYC22
16. NUNING WULANDARI 312STYC22
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
TA 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak kami
menyadari di dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................................5
A. Latar Belakang.............................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................6
A. Prinsip perawatan luka................................................................................................................6
B. Prosedur Perawatan Luka...........................................................................................................7
C. Pengertian dan Jenis Luka...........................................................................................................8
D. Mekanisme Peiyembuhai Luka dai Prinsip Dasar Peiyembuhai Luka.............................................11
E. Masalah Dalam Proses Penyembuhan Luka.....................................................................................12
F. Faktor Yang Mempeigaruhi Proses Peiyembuhai Luka..........................................................................13
G. Perawatan Luka Operasi deigai Mengganti Balutan...........................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade
terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang
praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan
metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka
dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait
dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang
tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang
sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness.
Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin
banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka

B. Rumusan Masalah
1. Apa Prinsip Perawatan Luka?
2. Apa Klasifikasi Diagnosis keperawatan ?
3. Ketahui lama penyembuhan luka operasi dan faktor yang mempengaruhinya?
4. Memahami proses penyembuhan luka?
5. Berbagai kondisi yang menyebabkan luka sulit sembuh
6. Bagaimana cara penybuhan luka operasi?
7. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi.

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Apa Prinsip Perawatan Luka?
2. Untuk mengetahui Apa Klasifikasi Diagnosis keperawatan ?
3. Untuk mengetahui Ketahui lama penyembuhan luka operasi dan faktor yang mempengaruhinya?
4. Untuk mengetahui Memahami proses penyembuhan luka
5. Untuk mengetahui Berbagai kondisi yang menyebabkan luka sulit sembuh
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara penybuhan luka operasi?
7. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip perawatan luka

Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan,mencegah infeksi, menilai kerusakan
yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka.Menghentikan perdarahanTekanan
langsung pada luka akan menghentikan perdarahan Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu
yang singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal
pembuluh arteri.Penggunaan torniket yang terlalu lama bisamerusak ekstremitas.

 Mencegah infeksi
- Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian besar
luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan
mati atau rusak dan mungkin benda asing.

- Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik. Air dan larutan
antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.

- Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan jaringan yang
mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.

- Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun demikian, beberapa
luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu: Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah
terinfeksi).Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan untuk membunuh
bakteri anaerob. Profilaksis tetanus . Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS
efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka. Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika
sudah waktunya.

 Menutup luka
Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, luka dapat benar-benar
ditutup/dijahit (penutupan luka primer). Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat
kotor atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup
ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembap. Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer,
harus tetap ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka dapat
benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda). Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan
sembuh dengan sendirinya.
 Infeksi luka
Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah. Tatalaksana : Buka
luka jika dicurigai terdapat nanah, Bersihkan luka dengan cairan desinfektan, Tutup ringan luka dengan kasa
lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila perlu, Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka
sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari). Berikan kloksasilin oral (25-50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena
sebagian besar luka biasanya mengandung Staphylococus. Berikan ampisilin oral (25-50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari)
jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

B. Prosedur Perawatan Luka

Luka dan lecet ringan biasanya tidak membutuhkan pertolongan dari dokter. Cukup dengan beberapa
langkah perawatan luka berikut ini, kulit akan sembuh seperti sedia kala.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan
luka, untuk menghindari infeksi. Setelah itu, baru lakukan beberapa hal berikut ini: Perdarahan pada goresan dan
luka ringan biasanya akan berhenti sendiri. Jika tidak, beri tekanan lembut pada luka dengan kain yang bersih.
Posisikan luka menghadap ke atas. Bilas luka dengan air bersih dan mengalir. Sekitar luka boleh dibersihkan
dengan sabun, tapi tidak pada lukanya, untuk menghindari iritasi. Jika masih ada kotoran atau benda yang
tertancap pada luka setelah dibersihkan, gunakan pinset steril (yang telah dibersihkan dengan alkohol) untuk
mencabutnya. Jika masih ada yang tertancap, pergilah ke dokter agar dapat dilakukan pembersihan luka secara
menyeluruh, guna mengurangi risiko infeksi dan tetanus. Tidak perlu menggunakan cairan hidrogen peroksida,
obat merah, atau larutan antiseptik yang mengandung iodine, karena dapat menimbulkan iritasi pada luka. Oleskan
krim atau salep antibiotik untuk membantu menjaga permukaan kulit tetap lembap. Obat ini memang tidak
membuat luka cepat sembuh, tapi bisa mencegah infeksi sehingga proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan
baik. Namun jika muncul ruam pada kulit, segera hentikan penggunan salep. Perban luka untuk menjaganya tetap
bersih dan terhindar dari bakteri. Jika luka atau goresannya kecil, tidak perlu diperban. Jika luka cukup dalam,
menganga, dan terlihat lemak atau otot, segeralah pergi ke rumah sakit atau klinik untuk dijahit. Pada luka yang
dalam atau kotor, suntikan tetanus mungkin dibutuhkan dalam perawatan luka. Begitu juga bila Anda belum
disuntik tetanus dalam jangka waktu lima tahun terakhir. Disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila
luka tidak kunjung sembuh, menjadi kemerahan, bengkak, terasa semakin nyeri, atau ada nanah yang keluar.
C. Pengertian dan Jenis Luka

a. Jenis-Jenis Luka
Meskipun memiliki prinsip dasar yang sama, langkah-langkah perawatan luka dapat berbeda, tergantung
pada jenis lukanya. Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui, berikut penjelasannya:

1. Luka koyak atau avulse

Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka robek ini bisa
terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian. Darah yang keluar akibat luka jenis
ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera, misalnya penjahitan.

2. Luka tusuk

Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku. Meski
umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat menembus kulit hingga melukai
organ dalam.Selain itu, luka tusuk juga dapat menyebabkan tetanus. Jika Anda tertusuk benda yang kotor,
misalnya paku berkarat, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan
perawatan luka untuk mencegah infeksi, dan memberikan vakasinasi tetanus bila diperlukan.

3. Luka robek atau laserasi

Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan bentuk tidak
teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau kerja, misalnya akibat mesin.
Kedaruratan penanganan luka ini, tergantung kepada berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang
terkena.

4. Luka sayat atau insisi

Benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas. Selain itu, luka
sayat juga bisa disebakan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka robek, kedaruratan penanganan
luka ini tergantung kepada kondisi perdarahan dan lokasi luka.

5. Luka baret atau abrasi

Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras, misalnya jalanan

beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak pendarahan, luka perdarahan, luka jenis ini perlu

dibersihkan dengan baik untuk menghindari infeksi.


b. Eticlcgi atau Penyebab Luka
1. Penyebab Luka
Luka sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun pada umumnya penyebab luka yang
paling sering terjadi adalah akibat trauma mekanis. Pengertian luka akibat mekanis dapat disebabkan oleh
benda tumpul ataupun tajam. Selain itu, luka juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka
tertutup berdasarkan keutuhan jaringannya. Luka sendiri dapat dapat muncul dengan atau tanpa adanya
infeksi.
Kulit dapat rusak dalam berbagai cara tergantung pada mekanisme cedera, di antaranya:Peradangan
adalah respons awal kulit cedera.Luka superfisial (di permukaan) dan luka lecet tidak mencederai lapisan
kulit yang lebih dalam. Jenis luka biasanya disebabkan oleh gaya gesekan dengan permukaan kasarLuka
lecet dalam (lecet yang lebih dalam karena terpotong atau laserasi) melukai lapisan kulit dan masuk ke
jaringan di bawahnya seperti ototatau tulang.Luka tusukan biasanya disebabkan oleh benda runcing tajam
yang menusuk kulit. Contoh luka tusukan termasuk jarum, menginjak paku, atau luka tusukan dengan
pisauGigitan manusia dan gigitan hewan dapat diklasifikasikan sebagai luka tusuk, lecet, atau kombinasi
keduanya.Luka karena penekanan yang lama, misalnya luka karena berbaring dalam waktu yang lama di
tempat tidur, karena duduk di kursi roda dalam waktu yang lama, atau karena penggunaan gips dalam
waktu yang lama.Luka tekanan yang lama dapat berkembang karena kurangnya suplai darah ke kulit yang
disebabkan oleh tekanan kronis pada area kulit, terlebih memiliki penyakit yang mendasari seperti kencing
manis, masalah sirkulasi (penyakit pembuluh darah perifer), atau pasien malnutrisi.

c. Klasifikasi
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis yaitu diagnosis negatif (klien dalam kondisi sakit atau
beresioko mengalami sakit) dan diagnosis positif (klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau optimal. Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. International Nurses Council Clasification for Nursing PracticeZ(ICNP) membagi diagnosis
keperawatan menjadi lima kategori yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan.
Klasifikasi Diagnosis Keperawatan (ICNP)
1) Fisiologis
2) Respirasi
3) Sirkulasi
4) Nutrisi dan cairan
5) Eliminasi
6) Aktivitas dan Istirahat
7) Neurosensori
8) Reproduksi dan seksualitas
9) Psikologis
10) Nyeri dan kenyamanan
11) Integritas ego
12) Pertumbuhan dan perkembangan
13) Perilaku
14) Kebersihan diri
15) Penyuluhan dan pembelajaran
16) Relasional
17) Interaksi social
18) Lingkungan
d. Keamanan Proteksi
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis yaitu diagnosis negatif (klien dalam kondisi sakit atau
beresioko mengalami sakit) dan diagnosis positif (klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau optimal. Diagnosis negatif terdiri dari diagnosis aktual dan diagnosis risiko, sedangkan
diagnosis positif yang biasa disebut dengan diagnosis promosi kesehatan.
 Diagnosis aktual: menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya
yang menyebabkan kline mengalami masalah kesehatan.
 Diagnosis risiko: menggambarkan respons klien terahdap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya
yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan.
 Diagnosis promosi kesehatan: menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.

e. Komponen Diagnosis Keperawatan


Masalah (problem): label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respons klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya, yang terdiri dari deskriptor atau penjelasan (fokus diagnostik).
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi.
D. Mekanisme Penyembuhan Luka dai Prinsip Dasar Penyembuhan Luka
Luka bisa Anda peroleh dari berbagai kejadian, seperti tergores, teriris, atau bahkan tertusuk. Meski begitu,
proses penyembuhan luka secara umum sama, meski penyebabnya berbeda. Berikut ini penjelasannya.
1. Proses penghentian perdarahan (hemostasis)
Saat kulit mulai terluka dan berdarah, dalam waktu beberapa menit atau bahkan detik, sel-sel darah
secara otomatis akan berkumpul dan membentuk gumpalan darah. Proses inilah yang disebut sebagai proses
penghentian perdarahan atau pembekuan darah. Dalam istilah medis, mekanisme ini disebut sebagai fase
hemostasis. Gumpalan darah ini berfungsi untuk melindungi luka dan mencegah darah keluar lebih banyak lagi.
Selain sel darah yang dinamakan trombosit, gumpalan ini juga mengandung protein yang disebut dengan fibrin,
akan membentuk suatu “jaring” agar gumpalan darah tetap pada tempatnya.

2. Proses peradangan (inflamasi)


Pada proses penyembuhan luka selanjutnya, gumpalan darah akan mengeluarkan suatu zat kimia yang
akan menyebabkan peradangan. Sehingga, tidak heran saat darah mulai berhenti, di sekitar luka Anda akan
terlihat pembengkakan dan kemerahan. Inilah yang disebut sebagai fase inflamasi. Saat hal ini terjadi, sel darah
putih akan menuju ke area luka. Lalu, sel darah putih akan melawan bakteri dan kuman dari area tersebut, agar
kita tidak mengalami infeksi.
Sel darah putih juga akan memproduksi suatu zat kimia yang dinamakan growth factors. Zat ini
berfungsi untuk membantu memperbaiki jaringan yang rusak.

3. Proses pembangunan jaringan baru (proliferasi)


Setelah area luka bersih dari bakteri dan kuman berkat sel darah putih, selanjutnya, sel darah merah
yang kaya akan oksigen datang ke area tersebut untuk membangun jaringan baru yang disebut jaringan parut.
Tahap ini disebut sebagai fase proliferasi. Oksigen yang dibawa oleh sel darah merah juga akan membantu
pembentukan jaringan yang baru. Tubuh juga akan mulai memproduksi kolagen, yang berperan sebagai
penyangga untuk jaringan yang sedang diperbaiki. Proses ini akan membuat bekas luka yang awalnya terlihat
berwarna kemerahan, lalu lama-kelamaan memudar.

4. Proses penguatan jaringan


Proses penyembuhan luka yang terakhir atau fase maturasi adalah untuk menguatkan jaringan yang baru
terbentuk. Anda mungkin pernah melihat, bekas luka terlihat seperti kulit yang ditarik melebar. Itu adalah
salah satu usaha tubuh agar jaringan kulit yang baru benar-benar kuat di tempatnya. Penyembuhan total bisa
memakan waktu beberapa hari, minggu, atau bahkan tahun. Saat sudah sembuh total, maka jaringan tersebut
akan kembali sekuat sebelumnya, saat sebelum mengalami perlukaan. Tidak semua jenis luka akan benar-
benar melewati keempat proses penyembuhan ini. Sebab, tidak semua luka membuat kulit Anda berdarah.
Beberapa di antaranya adalah luka bakar, memar, serta luka tekan atau ulkus dekubitus.
E. Masalah Dalam Proses Penyembuhan Luka
1. Infeksi
Kulit adalah dinding pertahanan pertama yang dimiliki tubuh untuk melindungi diri dari serangan
bakteri. Ketika kulit rusak karena luka maka bakteri dari luar dapat masuk ke dalam tubuh menyebabkan
infeksi sehingga menghambat penyembuhan. Luka yang terinfeksi punya ciri khas kulit sekitarnya merah,
bengkak, nyeri, dan muncul nanah dengan bau busuk.
2. Kurang nutrisi
"Apakah kamu cukup makan buah dan sayur? Vitamin di dalamnya dapat membantu tubuh untuk
memperbaiki luka lebih cepat terutama vitamin A dan C," tulis dr Manny. Selain vitamin, tubuh juga
memerlukan asupan protein yang cukup sebagai bahan baku untuk memperbaiki luka. Hal ini bisa tercapai
karena protein asam amino bisa memiliki peran meregenerasi sel-sel yang rusak.
Karena kandungan gula dalam darah yang tinggi, orang dengan diabetes lukanya dapat lebih lama
sembuh. Ini karena gula tinggi punya dampak negatif terhadap sirkulasi darah dan kerja sistem imun. Selain
itu orang dengan diabetes juga bisa mengalami kerusakan saraf membuat diri jadi sulit untuk merasakan sakit.
Karena tidak merasa sakit seseorang bisa jadi tidak tahu kalau ada sesuatu yang menyakiti tubuhnya hingga
berujung pada lebih banyak luka.
3. Pengaruh obat
Kadang kala efek samping dari obat-obatan bisa jadi penyebab mengapa luka di tubuh jadi lebih lama
sembuh. Sebagai contoh obat kemoterapi dan radioterapi dapat mengganggu kerja sistem imun yang
berdampak pada proses penyembuhan luka. Obat antibiotik dapat membunuh bakteri baik sehingga risiko
infeksi pada luka dapat meningkat. Terakhir obat antiradang juga bisa mengganggu peradangan yang
diperlukan dalam proses penyembuhan luka.

4. Sirkulasi darah buruk


Bagaimana luka bisa sembuh pada dasarnya karena peran darah merah membawa apa yang dibutuhkan
untuk sel-sel baru tumbuh. Oleh sebab itu bila seseorang memiliki sirkulasi darah yang buruk di area luka
maka proses penyembuhan juga jadi akan lebih lama. Kondisi seperti diabetes, penyumbatan arteri,
penggumpalan darah, hingga obesitas dapat jadi penyebab buruknya sirkulasi darah.

5. Ulkus kulit
Ulkus kulit atau oleh orang awam disebut eksim basah merupakan luka yang disebabkan oleh tekanan
berlebih. Bila seseorang misalnya tidak bisa bangun dari tempat tidur untuk waktu yang lama maka akan ada
tekanan pada bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kasur. Tekanan tersebut dapat menyebabkan
munculnya luka dengan tingkat keparahan tertentu. Bila luka masih ringan maka bisa sembuh dengan
sendirinya, namun bila sudah berat dibutuhkan pengobatan medis
Studi tahun 2014 yang dipublikasi di jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research menyebut
bahwa konsumsi alkohol juga bisa memperlambat penyembuhan luka. Alasannya karena orang yang sering
minum- minum dapat pengurangan sel darah putih yang berperan melawan infeksi. Karena minim sel darah
putih maka risiko infeksi pun akan meningkat secara signifikan.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka.


Faktor-faktor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu factor lokal dan faktor sistemik
(Grabbs dan Smith’s, 2006) :
1. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis jaringan yang mengalami
Luka, lokasi, bersih dan kotornya luka (kontaminasi) serta kecepatan penatalaksanaannya.

2. Faktor sistemik meliputi keadaan umum penderita beserta kelainan kronik sebelumnya yang telah di derita,
keadaan gizi, penyakit sistem imun, infeksi bakteri, usia, diabetes, kanker, penyakit genetik, terapi kemoterapi,
konsumsi rokok dan alkohol.H. Faktor yg mempengaruhi proses penyembuhan luka.
Faktor-faktor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu factor lokal dan faktor sistemik (Grabbs
dan Smith’s, 2006) :
a. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis jaringan yang mengalami luka, lokasi, bersih dan kotornya luka
(kontaminasi) serta kecepatan penatalaksanaannya.
b. Faktor sistemik meliputi keadaan umum penderita beserta kelainan kronik sebelumnya yang telah di derita,
keadaan gizi, penyakit sistem imun, infeksi bakteri, usia, diabetes, kanker, penyakit genetik, terapi
kemoterapi, konsumsi rokok dan alkohol.

G. Perawatan Luka Operasi deigai Mengganti Balutan


Selain mencegah infeksi dan komplikasi lain akibat operasi, memahami cara perawatan luka operasi yang
benar juga diperlukan untuk memaksimalkan hasil operasi. Hal ini karena hasil operasi tidak hanya ditentukan
oleh keberhasilan tindakan operasi saja, namun juga oleh perawatan luka setelah operasi
Perawatan Luka Operasi yang Perlu Diketahui Berikut ini adalah berbagi perawatan luka operasi yang bisa
dilakukan:
1. Luka operasi jangan sampai terkena air
Salah satu perawatan luka operasi yang perlu dilakukan adalah menjaga luka operasi agar tidak terkena
air. Luka operasi tidak boleh terkena air pada 24 jam pertama setelah operasi. Oleh karena itu, Anda
disarankan untuk tidak mandi pada hari pertama. Untuk membersihkan tubuh, Anda dapat menyekanya
menggunakan kain atau spons.
Pada jenis operasi tertentu, Anda mungkin diperbolehkan untuk mandi pada hari kedua. Namun, Anda
akan disarankan mandi dengan shower agar lebih mudah mengatur arah air menjauhi daerah luka operasi. Hal
ini perlu dilakukan karena luka operasi yang basah dapat terbuka kembali. Anda juga tidak diperkenankan
untuk berenang atau berendam hingga jahitan dilepas. Bila perban basah dan luka operasi terkena air, Anda
perlu mengganti perban dan mengeringkan luka dengan handuk yang kering. Tanyakan pada dokter apakah
Anda perlu mengenakan perban yang tahan air.

2. Ganti Perban Penutup Luka Operasi secara Berkala


Perban digunakan untuk membantu melindungi luka operasi dari cedera luar dan memberikan
kesempatan pada luka untuk sembuh lebih cepat. Akan tetapi, perban perlu diganti secara berkala. Dokter
bedah akan memberitahu Anda kapan dan bagaimana cara mengganti perban. Berikut ini adalah langkah yang
perlu dilakukan saat mengganti perban:
Pertama, jangan menggunakan perhiasan di jari dan tangan selama mengganti perban dan jauhkan hewan
peliharaan jika Anda memeliharanya.
Cuci tangan Anda dengan air mengalir dan sabun sebelum dan setelah mengganti perban, serta gunakan sarung
tangan untuk membuka perban. Anda dapat membasahi perban dengan air bersih sebelum dibuka supaya
memberikan rasa nyaman saat perban ditarik. Namun, tanyakan hal ini terlebih dahulu kepada dokter bedah
Anda.
Setelah perban dibuka, Anda dapat membersihkan luka operasi dan kulit di sekitar luka dengan kain
kasa yang telah direndam dalam cairan infus garam. Usap secara perlahan dan lembut.
Jangan menggunakan sabun antibakteri atau cairan antiseptik lainnya, seperti alkohol atau povidone iodine.
Cairan-cairan tersebut justru dapat menunda penyembuhan atau bahkan merusak kulit. Jangan mengoleskan
krim, larutan, atau serbuk obat herbal apa pun pada saat melakukan perawatan luka operasi, kecuali bila
diizinkan oleh dokter.

Terakhir, keringkan luka dengan kain kasa atau kain lembut yang bersih dan kering. Saat mengganti
perban, jangan lupa untuk memperhatikan luka operasi. Infeksi luka operasi biasanya dapat terjadi dalam satu
bulan pertama setelah operasi. Beberapa tandanya adalah luka operasi berwarna merah dan mengeluarkan
nanah, serta daerah di sekitar luka menjadi bengkak, hangatdan nyeri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa : Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan
oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Dan dibutuhkan keahlian khusus dalam melakukan perawatan luka, agar luka dapat segera
disembuhkan.

B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan prosedur. Peralatan yang
steril dan kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat
disembuhkan. Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam tentang
pentingnya merawat luka agar meminimalisasi terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh luka yang
tidak dirawat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

adi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta: Salemba
Medika

Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta: Sahabat
Setia.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai