DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AHMAD MAKLUL FARID 003STYC22
2. ALIMUDIN) 007STYC22
3. ANAS TAMALA 011STYC22
4. ARDI MULIATA) 015STYC22
5. BAIQ LALAK INDAH SARI 019STYC22
6. BAIQ PINTARIA NINGSIH 023STYC22
7. DELLAH 027STYC22
8. DIAN WIRATNA 031STYC22
9. ELISA ANDINI PUTR 035STYC22
10. ELYA YUNIAR ZUSWINDAH 039STYC22
11. EVA YUNIANI 043STYC22
12. FAIZAH 048STYC22
13. FERA DAMAYANTI 051STYC22
14. GILANG RAMDAN FEBRIADI 055STYC22
15. HALIMATUS SADIYAH 060STYC22
16. NUNING WULANDARI 312STYC22
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak kami
menyadari di dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................................5
A. Latar Belakang.............................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................6
A. Prinsip perawatan luka................................................................................................................6
B. Prosedur Perawatan Luka...........................................................................................................7
C. Pengertian dan Jenis Luka...........................................................................................................8
D. Mekanisme Peiyembuhai Luka dai Prinsip Dasar Peiyembuhai Luka.............................................11
E. Masalah Dalam Proses Penyembuhan Luka.....................................................................................12
F. Faktor Yang Mempeigaruhi Proses Peiyembuhai Luka..........................................................................13
G. Perawatan Luka Operasi deigai Mengganti Balutan...........................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade
terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang
praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan
metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka
dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait
dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang
tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang
sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness.
Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin
banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka
B. Rumusan Masalah
1. Apa Prinsip Perawatan Luka?
2. Apa Klasifikasi Diagnosis keperawatan ?
3. Ketahui lama penyembuhan luka operasi dan faktor yang mempengaruhinya?
4. Memahami proses penyembuhan luka?
5. Berbagai kondisi yang menyebabkan luka sulit sembuh
6. Bagaimana cara penybuhan luka operasi?
7. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi.
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Apa Prinsip Perawatan Luka?
2. Untuk mengetahui Apa Klasifikasi Diagnosis keperawatan ?
3. Untuk mengetahui Ketahui lama penyembuhan luka operasi dan faktor yang mempengaruhinya?
4. Untuk mengetahui Memahami proses penyembuhan luka
5. Untuk mengetahui Berbagai kondisi yang menyebabkan luka sulit sembuh
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara penybuhan luka operasi?
7. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi?
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan,mencegah infeksi, menilai kerusakan
yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka.Menghentikan perdarahanTekanan
langsung pada luka akan menghentikan perdarahan Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu
yang singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal
pembuluh arteri.Penggunaan torniket yang terlalu lama bisamerusak ekstremitas.
Mencegah infeksi
- Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian besar
luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan
mati atau rusak dan mungkin benda asing.
- Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik. Air dan larutan
antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.
- Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan jaringan yang
mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.
- Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun demikian, beberapa
luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu: Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah
terinfeksi).Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan untuk membunuh
bakteri anaerob. Profilaksis tetanus . Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS
efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka. Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika
sudah waktunya.
Menutup luka
Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, luka dapat benar-benar
ditutup/dijahit (penutupan luka primer). Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat
kotor atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup
ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembap. Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer,
harus tetap ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka dapat
benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda). Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan
sembuh dengan sendirinya.
Infeksi luka
Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah. Tatalaksana : Buka
luka jika dicurigai terdapat nanah, Bersihkan luka dengan cairan desinfektan, Tutup ringan luka dengan kasa
lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila perlu, Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka
sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari). Berikan kloksasilin oral (25-50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena
sebagian besar luka biasanya mengandung Staphylococus. Berikan ampisilin oral (25-50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari)
jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.
Luka dan lecet ringan biasanya tidak membutuhkan pertolongan dari dokter. Cukup dengan beberapa
langkah perawatan luka berikut ini, kulit akan sembuh seperti sedia kala.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan
luka, untuk menghindari infeksi. Setelah itu, baru lakukan beberapa hal berikut ini: Perdarahan pada goresan dan
luka ringan biasanya akan berhenti sendiri. Jika tidak, beri tekanan lembut pada luka dengan kain yang bersih.
Posisikan luka menghadap ke atas. Bilas luka dengan air bersih dan mengalir. Sekitar luka boleh dibersihkan
dengan sabun, tapi tidak pada lukanya, untuk menghindari iritasi. Jika masih ada kotoran atau benda yang
tertancap pada luka setelah dibersihkan, gunakan pinset steril (yang telah dibersihkan dengan alkohol) untuk
mencabutnya. Jika masih ada yang tertancap, pergilah ke dokter agar dapat dilakukan pembersihan luka secara
menyeluruh, guna mengurangi risiko infeksi dan tetanus. Tidak perlu menggunakan cairan hidrogen peroksida,
obat merah, atau larutan antiseptik yang mengandung iodine, karena dapat menimbulkan iritasi pada luka. Oleskan
krim atau salep antibiotik untuk membantu menjaga permukaan kulit tetap lembap. Obat ini memang tidak
membuat luka cepat sembuh, tapi bisa mencegah infeksi sehingga proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan
baik. Namun jika muncul ruam pada kulit, segera hentikan penggunan salep. Perban luka untuk menjaganya tetap
bersih dan terhindar dari bakteri. Jika luka atau goresannya kecil, tidak perlu diperban. Jika luka cukup dalam,
menganga, dan terlihat lemak atau otot, segeralah pergi ke rumah sakit atau klinik untuk dijahit. Pada luka yang
dalam atau kotor, suntikan tetanus mungkin dibutuhkan dalam perawatan luka. Begitu juga bila Anda belum
disuntik tetanus dalam jangka waktu lima tahun terakhir. Disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila
luka tidak kunjung sembuh, menjadi kemerahan, bengkak, terasa semakin nyeri, atau ada nanah yang keluar.
C. Pengertian dan Jenis Luka
a. Jenis-Jenis Luka
Meskipun memiliki prinsip dasar yang sama, langkah-langkah perawatan luka dapat berbeda, tergantung
pada jenis lukanya. Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui, berikut penjelasannya:
Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka robek ini bisa
terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian. Darah yang keluar akibat luka jenis
ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera, misalnya penjahitan.
2. Luka tusuk
Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku. Meski
umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat menembus kulit hingga melukai
organ dalam.Selain itu, luka tusuk juga dapat menyebabkan tetanus. Jika Anda tertusuk benda yang kotor,
misalnya paku berkarat, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan
perawatan luka untuk mencegah infeksi, dan memberikan vakasinasi tetanus bila diperlukan.
Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan bentuk tidak
teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau kerja, misalnya akibat mesin.
Kedaruratan penanganan luka ini, tergantung kepada berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang
terkena.
Benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas. Selain itu, luka
sayat juga bisa disebakan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka robek, kedaruratan penanganan
luka ini tergantung kepada kondisi perdarahan dan lokasi luka.
Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras, misalnya jalanan
beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak pendarahan, luka perdarahan, luka jenis ini perlu
c. Klasifikasi
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis yaitu diagnosis negatif (klien dalam kondisi sakit atau
beresioko mengalami sakit) dan diagnosis positif (klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau optimal. Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. International Nurses Council Clasification for Nursing PracticeZ(ICNP) membagi diagnosis
keperawatan menjadi lima kategori yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan.
Klasifikasi Diagnosis Keperawatan (ICNP)
1) Fisiologis
2) Respirasi
3) Sirkulasi
4) Nutrisi dan cairan
5) Eliminasi
6) Aktivitas dan Istirahat
7) Neurosensori
8) Reproduksi dan seksualitas
9) Psikologis
10) Nyeri dan kenyamanan
11) Integritas ego
12) Pertumbuhan dan perkembangan
13) Perilaku
14) Kebersihan diri
15) Penyuluhan dan pembelajaran
16) Relasional
17) Interaksi social
18) Lingkungan
d. Keamanan Proteksi
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis yaitu diagnosis negatif (klien dalam kondisi sakit atau
beresioko mengalami sakit) dan diagnosis positif (klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau optimal. Diagnosis negatif terdiri dari diagnosis aktual dan diagnosis risiko, sedangkan
diagnosis positif yang biasa disebut dengan diagnosis promosi kesehatan.
Diagnosis aktual: menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya
yang menyebabkan kline mengalami masalah kesehatan.
Diagnosis risiko: menggambarkan respons klien terahdap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya
yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan.
Diagnosis promosi kesehatan: menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.
5. Ulkus kulit
Ulkus kulit atau oleh orang awam disebut eksim basah merupakan luka yang disebabkan oleh tekanan
berlebih. Bila seseorang misalnya tidak bisa bangun dari tempat tidur untuk waktu yang lama maka akan ada
tekanan pada bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kasur. Tekanan tersebut dapat menyebabkan
munculnya luka dengan tingkat keparahan tertentu. Bila luka masih ringan maka bisa sembuh dengan
sendirinya, namun bila sudah berat dibutuhkan pengobatan medis
Studi tahun 2014 yang dipublikasi di jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research menyebut
bahwa konsumsi alkohol juga bisa memperlambat penyembuhan luka. Alasannya karena orang yang sering
minum- minum dapat pengurangan sel darah putih yang berperan melawan infeksi. Karena minim sel darah
putih maka risiko infeksi pun akan meningkat secara signifikan.
2. Faktor sistemik meliputi keadaan umum penderita beserta kelainan kronik sebelumnya yang telah di derita,
keadaan gizi, penyakit sistem imun, infeksi bakteri, usia, diabetes, kanker, penyakit genetik, terapi kemoterapi,
konsumsi rokok dan alkohol.H. Faktor yg mempengaruhi proses penyembuhan luka.
Faktor-faktor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu factor lokal dan faktor sistemik (Grabbs
dan Smith’s, 2006) :
a. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis jaringan yang mengalami luka, lokasi, bersih dan kotornya luka
(kontaminasi) serta kecepatan penatalaksanaannya.
b. Faktor sistemik meliputi keadaan umum penderita beserta kelainan kronik sebelumnya yang telah di derita,
keadaan gizi, penyakit sistem imun, infeksi bakteri, usia, diabetes, kanker, penyakit genetik, terapi
kemoterapi, konsumsi rokok dan alkohol.
Terakhir, keringkan luka dengan kain kasa atau kain lembut yang bersih dan kering. Saat mengganti
perban, jangan lupa untuk memperhatikan luka operasi. Infeksi luka operasi biasanya dapat terjadi dalam satu
bulan pertama setelah operasi. Beberapa tandanya adalah luka operasi berwarna merah dan mengeluarkan
nanah, serta daerah di sekitar luka menjadi bengkak, hangatdan nyeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa : Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan
oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Dan dibutuhkan keahlian khusus dalam melakukan perawatan luka, agar luka dapat segera
disembuhkan.
B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan prosedur. Peralatan yang
steril dan kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat
disembuhkan. Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam tentang
pentingnya merawat luka agar meminimalisasi terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh luka yang
tidak dirawat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
adi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta: Salemba
Medika
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta: Sahabat
Setia.