Disusun oleh :
Alwi Wahyudi (09190000120)
Erni Amalia (09190000133)
Hana Hamidah (09190000139)
Lilih Madanniyah (09190000143)
Meydina Dwiyani Putri (09190000148)
Nadya Apriliani Putri (09190000153)
Risa Sri Rahmawati (09190000162)
Sri Wulandari (09190000172)
Keperawatan 3A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta kesempatan kepada kelompok kami, sehingga kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah Trend Dan Issue, yang berjudul “Trend issue
perawatan Luka Baru” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada
dosen pembimbing kami yaitu Ikhsan Nurdiansyah, S.Kep., yang telah
membimbing serta mengajarkan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Seperti kata pepatah “Tiada gading yang Tak Retak”, demikian pula dengan
makalah ini. Tentu masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para mahasiswa terutama bagi kami sebagai penyusun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1. Latar belakang ............................................................................. 1
2. Rumusan masalah ........................................................................ 2
3. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1. Trend dan Issue Perawatan Luka................................................. 4
2.2. Kecendrungan Perawatan Luka Saaat Ini.................................... 5
2.3. Moist Wound Healing............................................................... 6
2.3.1. Definisi Moist Wound Healing.......................................... 6
2.3.2. Tujuan Moist Wound Healing............................................ 6
2.3.3. Mempertahankan Kelembaban Luka dan Balutan yang
Baik.................................................................................... 7
2.3.4. Keuntungan dari Permukaan Luka yang Lembab.............. 7
2.3.5. Teknik Mempertahankan Kelembaban Luka..................... 8
2.3.6. Perlindungan untuk Luka................................................. 11
2.3.7. Berbagai Tipe Moist Wound Healing.............................. 12
2.3.8. Penyembuhan Luka......................................................... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka dan pasti
akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti balutan.
Keseimbangan kelembaban pada permukaan balutan luka adalah faktor kunci
dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan; mengeliminasi eksudat dari luka yang
berlebihan pada luka kronik yang merupakan bagian penting untuk permukaan
luka. Untuk itu dikembangkan suatu metode perawatan luka dengan cara
mempertahankan isolasi lingkungan luka agar tetap lembab dengan menggunakan
balutan penahan kelembaban, yang dikenal dengan Moist Wound Healing.
Metode ini secara klinis memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan
migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko
timbulnya jaringan parut dan lain-lain, disamping beberapa keunggulan metode
ini dibandingkan dengan kondisi luka yang kering adalah meningkatkan
epitelisasi 30-50%, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 50 %, rata-rata re-
epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali lebih cepat serta dapat mengurangi
kehilangan cairan dari atas permukaan luka.
Dari manfaat dan keuntungan metode Moist Wound Healing tersebut, dapat
dimanfaatkan sebagai suatu trend perawatan luka dengan prinsip luka cepat
sembuh, kualitas penyembuhan baik serta dapat mengurangi biaya perawatan
luka, dan ini sangat penting bagi perawat untuk dapat mengembangkan dan
mengaplikasikannya di lingkungan perawatan khususnya perawatan luka yang
jelas sangat memberikan kepuasan bagi kesembuhan luka pasien.
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana trend dan issue perawatan luka.
1.3.2. Untu mengetahui apa dan bagaimana kecenderungan perawatana luka
saat ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.7. Berbagai tipe ”moist wound dressing” (balutan luka yang mampu
mempertahankan kelembaban)
Ada beberapa tipe balutan luka dan lebih dari satu dapat
direkomendasikan untuk dipakai merawat luka hingga sembuh. Untuk hal ini,
kita perlu memahami tentang tipe balutan luka yang dapat kita pilih dan
gunakan, yang akan dijelaskan berikut ini.
Foam/Busa
Balutan foam/busa dapat menyerap banyak cairan, sehingga digunakan
pada tahap awal masa pertumbuhan luka, bila luka tersebut banyak
mengeluarkan drainase. Balutan busa nyaman dan lembut bagi kulit dan
dapat digunakan untuk pemakaian beberapa hari. Bentuk, ukuran, dan
ketebalan dari busa tersebut sangat bervariassi, dengan atau tanpa
perekat pada permukaannya.
Contoh :
Hydrogels
Hidrogel tersedia dalam bentuk lembaran, seperti serat kasa, atau gel.
Gel akan memberi rasa sejuk dan dingin pada luka, yang akan
meningkatkan rasa nyaman pasien. Gel sangat baik menciptakan dan
mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang moist/lembab
dan digunakan pada jenis luka dengan drainase yang sedikit. Gel
diletakkan langsung diatas permukaan luka, dan biasanya dibalut
dengan balutan sekunder (foam atau kasa) untuk mempertahankan
kelembaban sesuai level yang dibutuhkan untuk mendukung
penyembuhan luka.
Contoh :
14
Hydrofibers
Hidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan
atau balutan pita yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole,
beberapa bahan penyerap sama dengan yang digunakan pada balutan
hidrokoloid. Komponen-komponen balutan akan berinteraksi dengan
drainase dari luka untuk membentuk gel yang lunak yang sangat mudah
dieliminir dari permukaan luka. Hidrofiber digunakan pada luka dengan
drainase yang sedang atau banyak, dan luka yang dalam dan
membutuhkan balutan sekunder. Hidrofiber dapat juga digunakan pada
luka yang kering sepanjang kelembaban balutan tetap dipertahankan
(dengan menambahkan larutan normal salin). Balutan hidrofiber dapat
dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah drainase pada luka.
Contoh :
Alginates
Alginat lunak dan bukan tenunan yang dibentuk dari bahan dasar
ganggang laut. Alginate tersedai dalam bentuk ”pad” atau sumbu.
Alginate dan hidrofiber merupakan tipe produk yang sama. Pada kasus
ini, alginate akan menjadi lunak, tidak lengket dengan luka. Alginate
juga digunakan pada luka dengan drainase sedang hingga berat dan
tidak dapat digunakan pada luka yang kering. Balutan dapat dipotong
sesuai kebutuhan, bentuk luka yang akan dibalut, atau dapat dilapisi
untuk menambah penyerapan.
Contoh :
15
Gauze
Balutan kasa terbuat dari tenunan dan serat non tenunan, rayon,
poliester, atau kombinasi dari serat lainnya. Berbagai produk tenunan
ada yang kasar dan berlubang, tergantung pada benangnya. Kasa
berlubang yang baik sering digunakan untuk membungkus, seperti
balutan basah lembab normal saline. Kasa katun kasar, seperti balutan
basah lembab normal saline, digunakan untuk debridement non selektif
(mengangkat debris dan atau jaringan yang mati). Banyak kasa yang
bukan tenunan dibuat dari poliester, rayon, atau campuran bermacam
serat yang ditenun seperti kasa katun tetapi lebih kuat, besar, lunak, dan
lebih menyerap. Beberapa balutan, seperti kasa saline hipertonik kering
digunakan untuk debridemen, berisi bahan-bahan yang mendukung
penyembuhan. Produk lainnya berisi petrolatum atau elemen
penyembuh luka lainnya dengan indikasi yang sesuai dengan tipe
lukanya.
Dengan memahami hal tersebut diatas maka perawat dapat memilih
balutan yang tepat untuk digunakan saat merawat luka.
Transparan Film
Contoh:
Pembersih Luka
Membersihkan permukaan luka dengan mengangkat bakteri dan
drainase. Produk yang digunakan dapat mengandung deterjen. Dapat
juga digunakan normal saline untuk membersihkan luka tanpa
membahayakan jaringan yang baru tumbuh.
16
Contoh :
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Moist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka yang
tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive dan
semi oklusive. Penanganan luka ini saat ini digemari terutama untuk luka kronik,
seperti ”venous leg ulcers, pressure ulcers, dan diabetic foot ulcers”.
Keseimbangan kelembaban pada permukaan balutan luka adalah faktor kunci
dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan, mengeliminasi eksudat dari luka yang
berlebihan pada luka kronik yang merupakan bagian penting untuk permukaan
luka. Dan metode moist wound healing adalah metode untuk mempertahankan
kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, metode ini
memiliki prinsip penyembuhan luka secara alami, karena dengan
mempertahankan kelembaban dapat menyembuhkan lebih cepat dengan
melidungi/membalut luka akan tercipta lingkungan yang lembab yang diikuti oleh
pergerakan sel-sel epidermal dengan mudah menyeberangi permukaan luka, untuk
menyembuhkan luka. Keuntungan dengan mempertahankan luka tetap lembab dan
dilindungi selama proses penyembuhan dapat mempercepat penyembuhan 45%
dan mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan jaringan parut residual.
3.2. Saran
Dari manfaat dan keuntungan metode Moist Wound Healing tersebut, dapat
dimanfaatkan sebagai suatu trend dan issue perawatan luka dengan prinsip luka
cepat sembuh, kualitas penyembuhan baik serta dapat mengurangi biaya
perawatan luka, dan ini sangat penting bagi perawat untuk dapat mengembangkan
dan mengaplikasikannya di lingkungan perawatan khususnya perawatan luka yang
jelas sangat memberikan kepuasan bagi kesembuhan luka pasien.
18
DAFTAR PUSTAKA