Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA AGREGAT REMAJA


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampu :
Icca Presilia A, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
Nurul Nasrina (202102106)
Dea Adesti Enofani (202102108)
Fadilla Nur Aeni (202102112)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan
rahmat, ridha, dan karunia-Nya Makalah Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Agregat Remaja dapat diselesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa
dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat. . Kami
juga berterima kasih kepada Ibu Icca Presilia A, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen
mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Pada kesempatan ini kami juga berterimakasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Demikianlah makalah ini kami tulis semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca, akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Malang, 3 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................... 3
A. Perkembangan Remaja.................................................................. 3
B. Agregrat Remaja Sebagai Populasi Risiko (Population At Risk).. 4
C. Masalah Kesehatan Pada Remaja Dan Peran Perawat dalam
Mengatasinya
.......................................................................................................
.......................................................................................................
4
D. Tingkatan Pencegahan
.......................................................................................................
.......................................................................................................
6
E. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori pada Remaja
...................................................................................................................
...................................................................................................................
7
F. Proses Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja
.......................................................................................................
.......................................................................................................
8
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................
A. Asuhan Keperawatan ....................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................

iii
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Remaja menurut WHO (2014), remaja adalah seseorang yang berusia 10
sampai 19 tahun. Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI (2010), batas usia
remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Seorang remaja
akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar
semakin mempelajari dunia dewasa dan perlahan meninggalkan jiwa kekanak-
kanakannya. Remaja yang baik akan mulai mengaktualkan dirinya di dunia
sosial. Namun, tidak sedikit remaja melakukan hal-hal ekstrem untuk menarik
perhatian lingkungannya. Setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan
akan mengalami perkembangan moral, spiritual, dan psikososial, begitu juga
pada remaja.
Masa remaja merupakan masa di mana individu yang sedang mencari
identitas dirinya. Namun, jika remaja tidak dapat menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan baik maka akan membuat remaja merasa
kebingungan akan perannya. Saat masa inilah remaja sangat rentan mengalami
masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial dan kesehatan.
Terdapat berbagai masalah kesehatan di usia remaja yang saat ini marak
terjadi di komunitas masyarakat (Wong, 2008), yaitu merokok, kehamilan
remaja, penularan penyakit menular seksual. dan penyalahgunaan zat. Hal-hal
tersebut bisa diatasi dengan melakukan berbagai macam pencegahan. Perawat
berperan dalam menanggulangi permasalahan-permasalahn tersebut sesuai
tingkatan pencegahan baik pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa transisi, remaja mengalami proses pencarian
identitas diri, melepas ketergantungan dari orang tua, dan bersaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa
(Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Pada masa ini, terjadi perubahan
biologis, kognitif, dan sosial- emosional (Santrock. 2007). Perubahan-
perubahan tersebut cenderung membuat remaja berusaha mengeksplor diri,
mengaktualisasikan peran, dan gaya hidup berisiko (Stanhope, & Lancaster,
2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep remaja dan perkembangannya?
2. Bagaimana agregat remaja sebagai populasi resiko?
3. Apa saja masalah kesehatan pada remaja dan peran perawat dalam
mengatasinya?

1
4. Bagaimana tingkatan pencegahannya ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada remaja ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada remaja sesuai dengan
uraian kasus ?

1.3 Tujuan
1. Bagaimana konsep remaja dan perkembangannya?
2. Bagaimana agregat remaja sebagai populasi resiko?
3. Apa saja masalah kesehatan pada remaja dan peran perawat dalam
mengatasinya?
4. Bagaimana tingkatan pencegahannya ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada remaja ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada remaja sesuai dengan
uraian kasus ?

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Perkembangan Remaja


Remaja merupakan tahapan seseorang yang berada di antara fase anak dan
dewasa. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis,
dan emosional. Remaja yang baik akan mulai mengaktualkan dirinya di dunia
sosial. Selain itu, remaja mulai mengenal dan memahami lawan jenisnya dan
timbul rasa ingin diperhatikan oleh lingkungan. Tidak sedikit remaja
melakukan hal-hal ekstrim untuk menarik perhatian lingkungannya.
Pada remaja, terjadi perubahan fisik dan kognitif yang sangat cepat.
Dimana kognitif dalah penalaran, penilaian, penangkapan makna, imajinasi,
persepsi. Pengertian kognitif secara umun mencakup aktivitas menilai,
menduga, memperkirakan. membayangkan, menyangka, memperhatikan,
melihat, mengamati. Piaget dalam Djiwandono (2005) kognitif
menggambarkan tahapan anak dalam beradaptasi dan mengintepretasikan
berbagai objek, kejadian, dan realitas di sekitarnya yang terdiri atas tahapan
sensorik-motorik, pra operasional, operasional konkrit, dn operasional formal.
Tujuan aspek kognitif adalah meningkatkan kemampuan intelektual seseorang
mulai dari kemampuan sederhana seperti mengingat hingga kemampuan
kompleks untuk menggabungkan sejumlah prosedur, metode, gagasan, ide
untuk memecahkan suatu masalah. Enam aspek kognitif menurut Blomm
yaitu: Pengetahuan (Knowledge). Pemahaman (Comprehension), Penerapan
(Application), Analisis (Analysis), Penilainan/penghargaan/evaluasi dan
Kreasi (Kyle,2008)
Seorang dikataka remaja saat sudah mulai timbul perubahan fisik menjadi
pubertas. Namun pada teori Piaget, perkembangan kognitif seorang remaja
berkembang antara usia 14 tahun hingga 18 tahun. Secara umum, semakin
tinggi tingkat kognitif seseorang, semakin teratur dan semakin abstrak pula
cara berpikirnya. Pada awal tahap operasional formal, remaja berpikir sangat
egois, idealis. tertantang dengan berbagai hal baru dan khawatir jika tidak bisa
melakukannya dan merubahnya. Hal ini menyebabkan remaja lebih merasa
hebat. Pada dasamya remaja harus memikirkan cara paling bijak dan benar,
jika tidak maka remaja akan mudah frustasi dan mencoba hal-hal yang tidak
baik. Remaja yang mampu mengendalikan pikirannya dengan baik memiliki
banyak support sistem yang terus mengajarkan tentang kebaikan. Support
sistem tersebut berada pada orang tua, lingkungan,budaya, agama dan
komunitas yang diikutinya (Kyle, 2008).
Dalam tumbuh kembang menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja dapat melewati tahapan berikut
(Marmi, 2013).

3
a. Masa remaja awal atau dini (early adolescence): umur (11-13 tahun).
Dengan ciri khas: ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence): umur (14-16 tahun).
Dengan ciri khas: mencari indetitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
c. Masa remaja lanjut (late adolescence): umur (17-20 tahun). Dengan ciri
khas: mampu berfikir kritis abstrak, lebih selektif dalam mencari teman
sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta,
pengungkapan kebebasan dirinya. Tahapan ini mengikuti pola yang
konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap
mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.

2.2 Agregrat Remaja Sebagai Populasi Risiko (Population At Risk)


Perkembangan kehidupan merupakan proses seumur hidup. Masa remaja
merupakan bagian dari sikulus kehidupan dari manusia. Masa remaja sebagai
periode perkembangan manusia dan masa anak-anak menuju masa dewasa.
Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan bukan
merupakan suatu periode tersendiri yang tidak berkaitan dengan periode-
periode lainnya. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja secara umum dianggap
dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah pada kematangan seksual
atau fertilitas (kemampuan bereproduksi), dan masa konstruksi sosial (Papalia,
Old, & Feldman, 2011).
Periode remaja pada rentang umur 10 hingga 21 tahun yang dibagi
menjadi 3 kategori, yakni remaja awal (early adolescence) (11-13 tahun),
remaja tengah (middle adolescence) (14-16 tahun), dan remaja akhir (late
adolescence) (17-20 tahun). Remaja (adolescent) menjadi agregrat yang
berisiko berperilaku seksual karena mempunyai karasteristik- karasterik
tertentu. Karasteristik agregrat remaja yang dapat dikatakan sebagai populasi
risiko (Population At Risk) dapat dilihat dari perubahan-perubahan biologis,
kognitif, dan sosio-emosional yang dialami remaja

2.3 Masalah Kesehatan Pada Remaja Dan Peran Perawat dalam


Mengatasinya
Terdapat berbagai masalah kesehatan di usia remaja yang saat ini marak
terjadi di komunitas masyarakat (Wong, 2008).
1. Merokok
Merokok di kalangan remaja merupakan perilaku kompleks yang tidak
dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab. Dampak yang paling

4
berbahaya dari merokok adalah terjadinya adiksi seumur hidup. Sekitar
90% dari semua pengguna tembakau mulai merokok.
Ketika mereka masih anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun
(Office of Smoking and Health, 1996 dalam Wong, 2008). Selain itu, hasil
riset menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara penggunaan
tembakau, penggunaan alkohol dan obat-obatan lain, dan perilaku berisiko
tinggi (Willard dan Schoenborn, 1995 dalam Wong, 2008). Banyak
penyebab yang membuat para remaja mulai merokok, yaitu karena menini
sifat orang dewasa, tekanan dari sebaya, dan meniru sifat orang yang
terkenal yang biasanya merokok.
Program paling efektif yang dilakukan oleh perawat adalah program
komunitas luas yang melibatkan orangtua, teman sebaya, media cetak, dan
organisasi masyarakat. Dua area fokus program antirokok adalah program
mengajak teman sebaya untuk menekankan akibat-akibat dari merokok
dan menggunakan media, seperti film, untuk pencegahan merokok.

2. Kehamilan Remaja
Aktivitas seksual remaja dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
yang serius. Remaja yang aktif secara seksual rentan mengalami hamil di
luar nikah dan tertular penyakit menular seksual. Pada tahun 1995 lebih
dari satu dari lima remaja putri yang aktif secara seksual mengalami
kehamilan (Kaufmann dkk, 1998 dalam Wong, 2008). Remaja yang hamil
dan bayinya berisiko tinggi mengalami morbiditas, mortalitas,
kemiskinan, dan residivisme. Selain itu, penelitian juga memperlihatkan
bahwa kehamilan di usia muda (usia kurang dari 20 tahun) sering kali
berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan erat dengan
belum sempurnanya perkembangan dinding uterus. Kehamilan yang tidak
diinginkan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kurangnya
pengetahuan mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode
pencegahan kehamilan, akibat terjadinya tindak pemerkosaan, dan
kegagalan alat kontrasepsi.
Perawat dapat menganjurkan kepada orangtua untuk melakukan
pengawasan terhadap perilaku anak dengan menanyakan aktivitas harian
mereka.

3. Penyakit Menular Seksual


Remaja yang aktif secara seksual berisiko tinggi tertular PMS. Secara
fisiologis, serviks remaja putri memiliki ektropion (eversi kanalis serviks
uteri) yang besar, terdiri atas sel-sel epitelial kolumnar yang jauh lebih
rentan tertular PMS, terutama HPV dan klamidia. Faktor perilaku juga
berpengaruh dalam meningkatkan risiko, faktor tersebut antara lain
memulai hubungan seksual pada usia dini, prevalensi yang tinggi di antara

5
pasangan seksual, dan penggunaan pelindung atau kontrasepsi yang tidak
konsisten. Sebagai contoh, kebanyakan infeksi HIV yang didiagnosis di
masyarakat usia 20-an tahun ternyata diperoleh ketika remaja (Centers for
Disease Control and Prevention, 1996 dalam Wong. 2008).
Tanggung jawab keperawatan meliputi semua aspek pendidikan,
kerahasiaan, pencegahan, dan penanganan PMS. Pendidikan seks pada
remaja harus terdiri atas informasi tentang PMS, termasuk gejala, dan
penanganannya. Usaha pencegahan primer untuk mencegah PMS, yaitu
mendorong untuk tidak melakukan hubungan seksual, mendorong
menggunakan kondom, dan vaksinasi hepatitis B. Selain itu, terdapat
pencegahan sekunder yang dapat dilakukan perawat, yaitu dengan
membantu mengidentifikasi kasus secara dini dan merujuk remaja untuk
menerima pengobatan. Perawat juga terlibat dalam pencegahan tersier
dengan menurunkan efek-efek medis dan psikologis akibat PMS.
Menghubungi kelompok pendukung untuk remaja yang terinfeksi HIV,
virus herpes simpleks, dan HPV, dan dengan membantu remaja yang
hamil dalam memperoleh skrining serta pengobatan yang adekuat.

4. Penyalahgunaan Zat
Pemakaian zat, terutama obat-obatan oleh anak-anak dan remaja untuk
mengakibatkan perubahan status kesadaran diyakini dapat merefleksikan
perubahan yang terjadi dalam hidup mereka dan stres yang ditimbulkan
oleh perubahan tersebut. Secara tidak langsung, narkoba dan alkohol
biasanya terkait erat dengan pergaulan seksual bebas. Penyalahgunaan
obat adalah pemakaian teratur obat-obatan selain untuk tujuan pengobatan
dan sampai tingkat penyalahgunaan yang menyebabkan cedera fisik atau
psikologik pada pengguna dan/atau merusak masyarakat. Pada akhirnya,
remaja dapat ketagihan terhadap narkotik dengan atau tanpa
kebergantungan secara fisik, dan seseorang mungkin secara fisik
bergantung pada narkotik tanpa merasa ketagihan. Beberapa jenis
penyalahgunaan obat dapat berupa alkohol, kokain, narkotik (meliputi
opiat seperti heroin, morfin, fentanil, hidromorfon, dan kodein), depresan
dan stimulan sistem saraf pusat, dan obat-obatan yang memengaruhi
pikiran (halusinogen).
Perawat sekolah dan perawat yang bekerja di komunitas berperan penting
dalam mengidentifikasi keluarga dengan masalah penyalahgunaan zat.
Identifikasi awal pada keluarga dengan masalah penyalahgunaan zat
adalah hal penting untuk mencegah penyalahgunaan zat pada anak-anak
dan remaja (Werner, Joffe, dan Graham, 1999 dalam Wong, 2008).

2.4 Tingkatan Pencegahan

6
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson & McFarlene, 1985), yaitu :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit.
Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi, dan bimbingan
dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencehagan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosis dini dan
intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya,
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak
usia bayi sampai balita.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadi kecacatan atau
ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi
semula dan menghambat proses penyakit.

2.5 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori pada Remaja


1. Pengorganisasian Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas pada
Kelompok Remaja
Remaja sebagai masa transisi dibagi menjadi 3 periode yaitu: early
adolescence (usia 12-13 tahun), middle adolescence (usia 14-16 tahun),
dan late adolescence (usia 17-20 tahun). Yang dimaksud dengan remaja
awal (early adolescence) adalah masa yang ditandai dengan berbagai
perubahan tubuh yang cepat, dan sering mengakibatkan kesulitan dalam
menyesuaikan diri. Pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri.
Melihat kompleksnya kebutuhan remaja, Pemerintah sebenarnya telah
membuat program yang dikhususkan untuk membantu remaja dalam
memenuhi kesehatannya yaitu program PKPR (Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja). PKPR ini merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan
dan dapat dijangkau oleh remaja,menyenangkan, menerimaremaja dengan
tangan terbuka, menghargai, menjaga kerahasiaan, peka, serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan remaja.

2. Masalah Kesehatan yang Lazim Terjadi pada Remaja

7
a. Gangguan gizi kelebihan/kekurangan nutrisi menjadi masalah penting
bagi pertumbuhan remaja, dan prevalensi anemia remaja putri (10-14
tahun): 57,1% (SKRT. 1995).
b. Peningkatan penyalahgunaan Napza dimulai dengan kebiasaan
merokok diusia dini yaitu usia 10-14 tahun, dan diperkirakan yang
menjadi perokok terbesar usia 15-19 tahun sebesar 59.1% (Susenas,
2001).
c. Peningkatan IMS dan HIV/AIDS: proporsi infeksi HIV (1996-2001)
terbanyak diderita kelompok usia 20-29 yahun sebesar 29,8%.
d. Kehamilan remaja, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Abortus Survey
2002 di Jakarta: siswa SMA 8,9% dan siswi SMA 5,3% pernah
melakukan hubungan seks.
e. Kecelakaan : SKRT (2007) penyebab kematian utama usia 10-24
tahun kecelakaan menempati urutan 1 pada laki-laki dan ke-3 pada
perempuan.
f. Kenakalan remaja: tawuran, coret-coret, kebut-kebutan.
g. Kekerasan pada perempuan seperti penjualan wanita, dan kekerasan
domestik (rumah tangga).
h. Kesehatan mental setiap tahun ada 100.000-200.000 remaja bunuh diri
(WHO, 1998

3. Penyebab Masalah Kesehatan Remaja


a. Kurangnya pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan perilaku remaja
terhadap kesehatannya.
b. Kurangnya kepedulian orang tua, masayarakat, serta pemerintah
dalam mengatasai masalah remaja.
c. Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja

4. Strategi Intervensi
Strategi Intervensi yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan remaja yaitu:
a. Peningkatan partisipasi aktif remaja dalam meningkatkan
kesehatannya.
b. Penigkatan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam
c. Peningkatan kemitraan antar institusi, lembaga, organisasi dan sektor
meningkatkan kesehatan remaja swasta dalam upaya meningkatkan
kesehatan remaja
d. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada remaja

2.6 Proses Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja


1. Pengkajian

8
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis. psikologis,
social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ada lima kegiatan yaitu pengumpulan data, pengolahan data,
analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan
prioritas masalah.

2. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a. Masalah (Problem)
b. Penyebab (Etiologi)
c. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)

Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA:


a) Risiko terjadinya perilaku maladaptif akibat gangguan perkembangan
remaja
b) Risiko terjadinya penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah
pada remaja

3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan
tujuan. rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria
hasil untuk mencapai tujuan.
Contoh intervensi yang diberikan pada masalah kesehatan :
a. Promosi kesehatan cedera tidak disengaja
b. Promosi kesehatan penggunaan zat
c. Promosi kesehatan penyakit menular seksual

4. Implementasi
Implementasi Keperawatan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan, yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat dan disesuaikan dengan sumber daya
yang tersedia di masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
c. Bekerja sama dengan profesi lain

9
d. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
e. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
f. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.

5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Remaja merupakan tahapan seseorang yang berada di antara fase anak
dan dewasa. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosional. Seorang remaja akan diberikan tanggungjawab yang
lebih besar dari kedua orang tuanya agar semakin mempelajari dunia dewasa
dan perlahan meninggalkan jiwa kekanak-kanakannya. Remaja yang baik akan
mulai mengaktualkan dirinya di dunia sosial. Selain itu, remaja mulai
mengenal dan memahami lawan jenisnya dan timbul rasa ingin diperhatikan
oleh lingkungan. Tidak sedikit remaja melakukan hal-hal ekstrim untuk
menarik perhatian lingkungannya.. Masa remaja juga masa dimana banyak
masalah-masalah yang timbul seperti penyalahgunaan narkoba/napza,
merokok, masalah seksual.

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat komunitas, kita harus benar-benar kritis dalam
menghadapi kasus-kasus yang ada di masyarakat dan mampu membedakan
resiko yang akan terjadi, pencegahan, serta bagaimana cara penanganannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad, Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta


Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bartz, Claudia C. Dkk. 2013. Community Nursing (ICNP). Switzerlznd
Depsos RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kesejahteraan
Sosial. Jakarta: Departemen Sosial RI
Efendi, Fery, dan Makhfudli. 2009. Teori dan Praktik dalam Keperawatan
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
PKBI. 2005. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : PKBI
Wong, D. L., Marilyn H., David W., Marilyn L.W., & Patricia S. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Jakarta: EGC
Santrock, J.W. (2007). Adolesence (Remaja). (Edisi ke-11). Terjemahan oleh
Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stanhope. M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. (6th
ed). St Louis: Mosby.

13

Anda mungkin juga menyukai