Disusun Oleh :
Nama : Dwi Endah Subianti
NIM : R0215033
Kelas :A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Basuki Haryono, Drs,. M.Pd selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
UNS yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Paper ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu
saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan paper yang berjudul Kenakalan Remaja di Kota Madiun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ................................................................................ 29
2. Saran ........................................................................................... 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola
hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode
coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya
sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya
akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang
sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai
kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-
hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini
seperti semakin aktif mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan
prestasi, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di
kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan
kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca
berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia
belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri
dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja
1
ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem
dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
Apa definisi dari kenakalan remaja ?
Apa penyebab kenakalan remaja ?
Factor apa saja yang menimbulkan kenakalan remaja ?
Apa saja ciri-ciri kenakalan remaja ?
Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja ?
Bagaimana perkembangan psikologi remaja ?
Apa saja dampak kenakalan remaja ?
Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja ?
3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah :
Kita dapat mengetahui apa definisi dari kenakalan remaja
Kita dapat mengetahui penyebab-penyebab kenakalan remaja
Kita dapat mengetahui factor-faktor kenakalan remaja
Kita dapat mengetahui cirri-ciri dari kenakalan remaja
Kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan psikologi dari
remaja
Kita dapat mengetahui dampak dari kenekalan remaja
Kita dapat mengetahui solusi yang dapat mengatasi kenakalan
remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa. Para ahli
pendidikan juga bersependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara
13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai untuk
dirinya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun masih
banyak kesalahan-kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang
tuanya. Kesalahan yang dibuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini dikarenakan mereka semua memang sama-sama masih dalam
masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang biasa disebut dengan kenakalan remaja.
3
1. Definisi Kenakalan Remaja
Menurut (Kartono), ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala
patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal
dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja
maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja
berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi
yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari
konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak
maupun remaja para pelakunya (Anie Comely,2011). Seringkali didapati
bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah
diri.
Masa ini penuh dengan ujian dan tantangan, masa yang harus dimengerti
tapi harus dipahami, masa bergelora yang harus diselami baik oleh remaja dan
siapa saja yang berkepentingan dengannya. Selain itu istilah kenakalan remaja,
sama halnya dengan kenakalan anak-anak. Maka istilah kenakalan mempunyai
arti yang khusus. Misalnya : remaja yang sering berkumpul mengobrol dan
tertawa keras-keras, bagi orang tua hal ini sudah dianggap kenakalan karena
mereka akhirnya kekurangan waktu untuk belajar dan menyebabkan nilai
rapor banyak angka merah. Dari masalah diatas bisa dijawab Remaja yang
sering berkelompok menyebabkan terganggunya orang yang di sekelilingnya
baik pada siang hari maupun malam hari sewaktu orang sedang istirahat,
menimbulkan keributan yang mengganggu suasana dan melanggar tata
kesopanan bertetangga. Suatu norma yang melindungi para tetangga terhadap
kebisingan sekelilingnya (Tam Dmotion,2012).
4
2. Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yang terjadi tidak murni langsung terjadi begitu saja
pada setiap pelakunya, akan tetapi ada sebab sebabnya. Penyebab kenakalan
remaja disini sangat komplek, semua pihak ikut berkontribusi trhadap
munculnya kenakalan remaja ini, baik secara aktif maupun pasif. Dimaksud
aktif disini yaitu karena menjadi sumber terjadinya kenakalan remaja seperti
penyewaan VCD porno, menjual minum minuman keras, membuka kafe
yang disalah gunakan, dan masih banyak lagi lainnya. Dan Pasif seperti acuh
tak acuh melihat kondisi kenakalan anaknya, pasif melihat kondisi lingkungan
yang rusak atau amburadul, dan lain-lain. Kenakalan remaja sebagian besar
disebabkan oleh pengalaman mereka pada masa kecil.
Seperti halnya di lingkungan saya di kecamatan manguharjo, kota madiun,
jawa timur, tepatnya di kelurahan nambangan kidul. Di kecamatan tersebut
ada 2 kelurahan yang terkenal dengan kenakalan para anak remaja yaitu di
kelurahan nambangan kidul dan kelurahan nambangan lor. Kenakalan
dikalangan remaja di daerah tersebut ditandai dengan mulai rusaknya moral-
moral para remaja.
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan
menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya
itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada
disekitarnya.
5
Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b) Factor eksternal
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih
sayang
Keluarga merupakan unit social terkecil yang memberikan
fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan
lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada
6
perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur
keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik
atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Di dalam buku
psikologi remaja Dr. Kartini Kartono juga berpendapat
bahwasanya factor penyebab terjadinya kenakalan remaja
antara lain :
1) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih saying dan
tuntutan pendidikan orang tua, terutama bimbingan
ayah, karena ayah dan ibu masing-masing sibuk
mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.
2) Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja yang
tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak-anak tidak
bisa tersalurkan dengan memuaskan, atau tidak
mendapatkan kompensasi
3) Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan
mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal,
mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan control diri
yang baik.
7
mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya.
Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di
rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang
dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua
melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah
kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam
rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari
kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari
depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu
sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan
semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara
memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang
keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah
baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di
setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu
mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-
kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-
orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam
masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan
moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral,
tingkah laku dan perbuatan perbuatan orang dewasa yang
tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan
remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
8
Pengaruh dari lingkungan sekitar
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi
perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di
lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya.
Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan
menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja
sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman
masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau
pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi
untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa
melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman
jika tidak mengikutinya.
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman
sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba
akhirnya malah terjerumus kedalamnya. Lingkungan adalah
factor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja.
Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk,
moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada
di lingkungan yang baik maka ia akan baik pula.
Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya
adalah lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini
sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran
yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di
media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di
sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang
terjadi di negeri ini.
9
Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari
aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya
bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif
memperebutkan kepentingan ekonomi.
Faktor Pubertas.
Pada factor ini para remaja berada dalam masa yang sangat
penting, dmna mereka mulai ingin tau tentang hal yang
menyangkut tentang seksualitas karena itu memang harus
10
mereka ketahui. Maka dengan itu semua mereka harus
mendapat jawaban serta pengarahan yang benar tentang apa itu
seksualitas. Selain pengertian serta pengarahan dari orang tua
pasti mereka belum merasa puas sehingga memungkinkan
mereka untuk mencari tau lagi tentang hal tersebut pada
internet, padahal tidak semua jawaban atau pengertian tentang
seksualitas di internet itu cocok dengan perkembangan
psikologi remaja. Untuk itu diharapkan mereka mendapat
pengertian dan pendidikan yang cukup dan sesuai dengan
perkembangan mereka dari orang tua atau pendidiknya masing-
masing (Jamal Mamur Asmani, 2011:131).
11
b) Pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam
hal yang negatif biasanya akan menjedi seorang yang pemalas dalam
segala hal-hal yang bersifat baik.
c) tidak memiliki rasa belas kasih yang besar
d) mudah putus asa atau tidak sabaran.
e) apabila dilihat dari segi pakaiannya tidak pernah memakai pakaian
yang layak atau sering memakai pakaian yang tidak pantas untk
dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan atau
sebaliknya.
f) potongan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan
g) tidak mengenal yang namanya dosa.
h) tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.
i) anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri.
j) Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab
k) Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami
masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari
permasalahannya.
l) Anak-anak yang suka berbohong.
m) Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
n) Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas
yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
o) Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya
disekolah atau dirumah.
12
Berbohong, jadi mayoritas remaja di lingkungan saya memutar
balikkan kenyataan denagn tujuan menipu orang atau menutupi
kesalahan.
Membolos, banyak pelajar mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, sampai
mahasiswa pergi meninggalkan sekolah / kampus tanpa sepengetahuan
pihak sekolah / kampus.
Kabur, ada beberapa remaja yang meninggalkan rumah tanpa izin
orang tua atau menentang keinginan orang tua misalnya tidak direstui
hubungannya dengan kekasihnya, kemudian kabur dari rumah.
Keluyuran, banyak remaja terutama laki-laki suka pergi sendiri
maupun berkelompok tanpa tujuan, dan mudah menimbulkan
perbuatan iseng yang negative pada waktu malam hari.
Pergaulan buruk, bergaul dengan teman yang memberi pengaruh
buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar
kriminal.
Berpesta pora hura-hura, dalam hal ini yang saya maksud adalah pesta
minum minuman keras yang dilakukan di tempat umum yang
mengganggu warga sekitar.
Membaca pornografi, membaca buku-buku cabul, pornografi dan
kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh,
seolah-olah menggambarkan kurangnya perhatian dan pendidikan dari
orang dewasa.
Mengkompas, yaitu remaja yang secara berkelompok meminta uang
pada orang lain dengan paksa, makan di rumah makan tanpa
membayar, atau naik bis tanpa karcis.
Melacurkan diri, ada beberapa remaja-remaja putri mulai dari smp,
sma, kuliah yang turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik
dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya.
Merusak diri, banyak remaja laki-laki yang merusak diri dengan cara
mentato tubuhnya, minum-minuman keras, menghisap ganja, pecandu
13
narkoba, sehingga merusak dirinya maupun orang lain. Tampilan
urakan, berpakaian tidak pantas juga termasuk tingkah laku merusak
diri.
Perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar
memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan
tidak hormat pada orang tua dan saudara
Merokok
menonton video atau media cetak yang tidak layak
Corat-coret tembok sekolah
Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
Selalu melanggar tata tertib
14
dan belajar atau pengalaman dengan cara mengaktualisasi diri secara
memuaskan.
Proses perkembangan psikologis manusia merupakan suatu kodrat alam
manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai peradaban dengan kemampuan
berfikir dan berbudaya, dalam proses ini terdapat perbedaan manusia dengan
makhluk hidup lainnya bahkan makhluk mamalia sejenis seperti kera,
simpanse, gorilla dan orang hutan. Manusia berkembang secara psikologis
tidak hanya berdasarkan naluri atau instingnya saja, tetapi manusia
berkembang melalui melalui proses belajar dan tumbuh dalam intelektualitas
yang terus berkembang.
Perkembangan remaja secara psikologis merupakan suatu perubahan
karakter dari masa anak-anak menuju pada era kedewasaan. Pribadi yang
tumbuh pada masa remaja ini menurut Stanley Hall disebut sebagai storm dan
stess atau badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosi remaja awal
dilanda pergolakan, sehingga selalu mengalami perubahan dalam
perbuatannya, dalam mengerjakan sesuatu, misalnya belajar mula-mula
bergairah dan tiba-tiba jadi enggan, malas.
Pada masa remaja, menurut Soetjiningsih (2004), anak remaja akan
dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu: Pertama, mencapai ukuran
kebebasan atau kemandirian dari orangtua; Kedua, membentuk identitas
untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi. Selain itu, masih ada
8 tugas perkembangan lain pada masa remaja, yaitu:
Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih
dewasa,
Memperoleh peranan sosial,
Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara efektif,
Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua,
Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri,
Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,
Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga,
Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.
15
Perkembangan psikologis pada masa remaja yang merupakan masa transisi
dari periode anak ke dewasa menurut G.W. Allport (dalam Sarlito Wirawan
Sarwono, 2006) menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
Pertama, pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai
dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai
bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri)
berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang
khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam
sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang
dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang
dicintainya, menunjukkan adanya tandatanda kepribadian dewasa (mature
personality) ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola
dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
Kedua, kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self
objectivication) ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan
tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor
(sense of humor) terrmasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.ia
tidak marah jika dikritik pada saaat-saat yang yang diperlukan ia dapat
melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai
orang luar.
Ketiga, memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal
itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya
dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya
dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannnya
dalam masyarakat., ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam
kedudukan tersebut. Dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran
yang ia 2 tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan
pendapatnya serta sikapsikapnya cukup jelas dan tegas.
Dari berbagai karakter dan ciri-ciri psikologis remaja tadi, satu hal yang
paling menonjol dari seorang remaja adalah adanya konsep sikap yang egois
16
sebagai wujud perkembangan berpikir dan bersikap dalam memperjuangkan
kemandirian sikap (the strike of autonomy). Dari konsep ini maka seringkali
perilaku remaja sering menunjukkan sikap-sikap kritis dan berlawanan dengan
perilaku orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitarnya.
Proses penemuan jati diri dan kepribadian seorang remaja sangat
tergantung dengan faktor-faktor eksternal terutama dari pergaulan antar teman.
Perasaan empati pada persahabatan pada diri remaja jauh lebih kuat daripada
dengan keluarga bahkan orang tua sekalipun. Adanya sikap penerimaan,
interaksi dan perasaan kepribadian antar remaja lebih banyak berpengaruh
pada pola pikir, sikap dan perilaku remaja sehingga interaksi antar teman ini
jelas paling mudah membentuk karakter remaja yang cenderung masih inklusif
dan sangat labil.
Pergaulan antar teman yang positif biasanya cenderung juga akan
membentuk watak dan karakter remaja yang positive pula, namun pergaulan
antar teman yang negatif juga akan jauh lebih mudah untuk membentuk watak
dan karakter remaja yang negative pula. Sikap eksplorative remaja yang
cenderung sangat ambisius membuat remaja selalu bergolak dengan
kehidupan dan lingkungannya. Tindakan-tindakan yang bersifat petualangan
dan penelitianpenelitian membuat remaja selalu ingin mencoba dan mencari
pengalaman-pengalaman baru walau kadangkala eksplorasi yang dilakukan
bersifat negative seperti perilaku merokok, narkoba, minum-minuman keras
dan petualangan cinta.
Kaitannnya dengan cinta, perkembangan emosi dan perasaan remaja sudah
mulai tumbuh seiring dengan pertumbuhan fisik dan kematangan sistem
reproduksi. Pada masa transisi ini remaja sudah memahami dirinya atas dasar
jenis kelamin dan juga tahu akan keberadaan lawan jenisnya, sehingga seorang
remaja juga sudah mulai bisa menentukan teman intimnya (pacar). Gejolak
perasaan yang ada sangat terpengaruh oleh produksi hormon yang mengalir
dalam darah muda seorang remaja, sehingga remaja cenderung mudah
terangsang oleh impuls-impuls cinta.
17
Adanya gejolak perasaan dan sikap eksploratif remaja inilah yang kadang
dengan sangat mudahnya mempengaruhi remaja dalam mencapai petualangan-
petualangan cinta yang baru, mereka saling mencurahkan perasaan kemudian
pacaran hingga pada eksplorasi yang semakin 3 jauh. Efek negative dari sikap
remaja ini adalah adanya penyalahgunaan napza dan penyalahgunaan alat
kelamin yang jelas akan merusak fisik dan mental remaja.
Dari awal hanya sekedar coba-coba, pacaran, pegang tangan, bersentuhan
yang kemudian berlanjut pada istilah KNPI (kissing, necking, petting dan
intercause) dengan sistem mekanisme kontrol emosi dan perasaan remaja
yamg masih lemah serta pola pikir dan intelektualitas yang rendah remaja
banyak terjebak pada perilaku free sex yang berbahaya khususnya bagi remaja
putri.
Beberapa hal yang perlu menjadi benteng bagi remaja dalam mengisi masa
muda agar mengarah pada pembentukan sikap dan karakter yang positif dan
kondusif. Perlu adanya kegiatankegiatan positif lain seperti kegiatan sosial,
olah raga, kegiatan ilmiah dan keagamaan. Kontrol yang paling penting dari
keluarga dan lingkungan bukanlah pengekangan namun dorongan dan
motivasi secara positif agar remaja tidak merasa terkekang namun tetap
merasa diperhatikan.
Kegiatan olah raga sangat positif bagi remaja untuk mengalihkan produksi
hormon pada kegiatan fisik dan rekreatif, serta mengurangi waktu dan pikiran
remaja agar jangan terinduksi pada kegiatan dan pikiran-pikiran negative.
Bahkan olah raga justru secara sistematis mampu merangsang otak pada
perilaku yang positif pada sikap-sikap sportif, fairplay, kerjasama dan nilai-
nilai kemanusiannya lainnya.
Kegiatan sosial keagamaan akan menumbuhkan sikap empati dan
kepedulian sosial pada sesama dan lingkungan dengan tumbuhnya cinta pada
kelestarian alam/bumi, patriotisme dan cinta tanah air. Sikap religius juga
sangat penting dalam membentengi remaja secara moral terhadap perilaku-
perilaku negatif yang merupakan nilai pribadi (value of interest) dari dirinya
sendiri untuk menjauhi perbuatan-perbuatan amoral dan tercela.
18
7. Dampak Kenakalan Remaja
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain
(Medan,2012:9) :
a) Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental,
walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak
teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek,
berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari
segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan
estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut
tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
b) Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara
orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat
mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-
senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya
terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
19
c) Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki
moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut
akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali
membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
20
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental
dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang
optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku
baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan
kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para
remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial
keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan
remaja.
21
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh
para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan
psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha
pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
22
mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu
mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan
anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut.
b) Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja
tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut jera dan tidak
berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus
ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang
melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang
berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam
hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib
dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam
pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam
beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang
berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan
wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-
kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan
represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan
khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan
23
melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya
tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
24
Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada siswa.
Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling pada konseltor.
Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang
menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti
pengajaran, atau latihan perbaikan dan program pengayaan.
Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-
siswa, dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbing dan konseling.
Untuk guru dimasa depan harus lebih memahami dan mendalami
dunia penelitian, supaya ilmunya terus berkembang dinamis dan
prespektifnya futuristic, maka untuk menyambut tantangan
profesionalitas tersebut guru perlu berfikir secara antisipatif dan
proaktif. Guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan
yang dimilikinya secara terus menerus.
b) Mengembangkan pengetahuan
Melihat tantangan masa depan semakin berat, maka guru harus
terus mengasah kemampuan ilmu secara maksimal agar mampu
memberikan sesuatu yang baru kepada anak didik. Menurut Prof.
Suyanto, M.Ed., Ph.D. dan Drs. Djihad Hisyam, M.Pd guru masa
depan harus dinamis dan kreatif dalam mencari dan memanfaatkan
sumber-sumber informasi. Dalam era globalisasi, arus informasi dapat
muncul dari berbagai media. Akibatnya guru dimasa mendatang tidak
lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap
berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang
dan berinteraksi dengan manusia di jagad raya.
25
c) Keteladanan
d) Keteladanan yang baik dari kepala sekolah, guru dan semua personel
sekolah adalah suatu keniscayaan dalam upaya pembangunan moral
yang baik. Keteladanan dalam berkata, berperilaku, mengamalkan
ajaran agama dan menghargai orang lain yang diperagakan oleh guru
akan menimbulkan efek sangat membekas dalam kepribadian para
remaja disekolah.
e) Menurut Dra. Nurul Zuhriah, M.Si dalam pendidikan budu pekerti
huru dituntut untuk tidak hanya mampu memberikan pemahaman
materi ilmu pengetahuan tetapi juga diharapkan bisa mengubah akhlak
akhlak anak didik sehingga mereka kelak menjadi manusia yang
berbudi luhur. Metodologi pengajaran tidak boleh bersifat otoriter,
tetapi harus dinamis serta mampu menyerap dan mengembangkan daya
piker, daya nalar, dan respon anak didik.
f) Mengubah manusia tidak seperti mengubah barang. Karena manusia
mempunyai hati, pikiran, nafsu, perasaan dan feeling, maka untuk
mengubah watak manusia juga harus sekalian mengubah hati, pikiran,
nafsu dan juga feeling-nya. Tentu ini semua merupakan proses yang
panjang dan berliku yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan
keteguhan bukan sebuah proses instan yang sekali jadi terus selesai.
Oleh karena itu, ketekunan dan keuletan dari guru adalah sesuatu yang
wajib hukumnya.
26
kehormatan, menepati janji, menghormati orang lain, cinta kasih,
mengutamakan orang lain, kesantunan dan adil.
27
remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan
remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap,
serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang
berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman)
sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
28
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal
dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya. Seringkali didapati
bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah
diri. Kenakalan remaja merupakan bentuk pembrontakan pada diri remaja atas
apa yang mereka alami.
Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya
kenakalan remaja
Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku
kenakalan remaja
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku
pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
2. Saran
Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang
hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan
penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman,
agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai
seorang sahabat terpercaya.
Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali
potensi-potensi yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep
29
diri siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap
yang dapat menurunkan konsep diri siswa.
Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi
tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan
remaja.
Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna
pencegahannya. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan
oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi
penyuluhan dan pengarahan.
Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat
menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan
dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi
remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang
sukses.
30
DAFTAR PUSTAKA
31