Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MENGAJARKAN PENDIDIKAN ANTI

KORUPSI SEJAK USIA DINI


MAKALAH

Disusun oleh :
DIANA WULAN SARI

151710613095

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENTINGNYA MENGAJARKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI SEJAK USIA
DINI ”. Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai ujian akhir semester pada mata
kuliah Kewarganegaraan. Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode penelitian teknik
pengumpulan data kepustakaan.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................i

Halaman Kata Pengantar............................................................................................................ii

Halaman Daftar Isi....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan dari Korupsi............................................................................................2

2.2 Upaya menanamkan jiwa anti korupsi sejak dini.....................................................2

2.3 Peran penting pendidikan anti korupsi usia dini......................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................5

3.2 Saran.........................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi sepertinya memang bukan kata yang asing lagi bagi kita dengar. Kasus korupsi di
Indonesia seolah sudah menjadi fenomena sosial yang sulit diberantas karena sudah
begitu membudaya di negeri ini. Di Indonesia kasus korupsi memang sudah merajalela di
seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya di kalangan para petinggi negara saja tetapi
juga sudah menyebar di kalangan masyarakat bawah bahkan anak-anak.

Sering kita mendengar tentang kasus korupsi di Indonesia setiap harinya. Seakan – akan,
korupsi sudah tidak bisa dibendung lagi. Bahkan, pada beberapa kasus tertentu, korupsi
dilakukan dengan cara yang canggih dan sangat sukar tersentuh hukum. Sebenarnya
banyak upaya – upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, namun semua itu belum
membuahkan hasil yang memuaskan.

Memberantas korupsi memang tidak mudah. Namun, kita dapat melakukan upaya –
upaya agar korupsi yang terjadi di Indonesia tidak semakin merajalela dimana – mana.
Salah satu upaya yang penting dilakukan adalah dengan mengajarkan pendidikan anti
korupsi sejak usia dini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Upaya apa yang harus dilakukan dalam menanamkan jiwa anti korupsi sejak dini ?
3. Mengapa pendidikan anti korupsi dini memiliki peranan penting di dalam mencegah
tindak pidana korupsi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus” . Selanjutnya dikatakan bahwa
“corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa
Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption”
(Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Dari asal usul bahasanya korupsi bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Ada sembilan tindakan kategori
korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap, illegal profit, secret transaction, hadiah, hibah
(pemberian), penggelapan, kolusi, nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan wewenang
serta fasilitas negara.

2.2 Upaya apa yang harus dilakukan dalam menanamkan jiwa anti korupsi sejak dini

Pendidikan anti korupsi memang harus ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini, keluarga
memegang peranan penting dalam mendidik dan membentuk akhlak anak. Selain itu,
mengenalkan prinsip kebaikan, kebenaran dan kesalehan hidup kepada anak juga menjadi
tugas utama bagi orang tua. Jika orang tua telah mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan
kejujuran pada anak sejak dini, maka saat anak tersebut mulai beranjak dewasa nilai-nilai
tersebut akan terpatri dalam jiwa mereka. Dengan demikian keluarga turut andil dalam
memberi warna budaya sebuah bangsa, termasuk di dalamnya adalah menciptakan budaya
anti korupsi.

Anak-anak merupakan peniru yang ulung. Karena seorang anak belajar bertingkah laku
dengan meniru tingkah laku orang lain yang ditransmisikan melalui contoh-contoh, terutama
yang datang dari keluarga, lingkungan sekitar dan media massa. Oleh karena itu, teladan yang
baik dari seluruh anggota keluarga seperti ketaatan beribadah, berperilaku sopan sesuai
budaya dan bangsa, bertindak jujur dalam perkataan dan perbuatan sangatlah penting
ditanamkan sejak usia dini. Tetapi meskipun demikian, tidaklah adil rasanya jika teladan itu
hanya datang dari keluarga. Pemerintah juga harus turut serta berperan aktif dalam upaya
menciptakan budaya anti korupsi pada anak-anak, misalnya melalui Kementerian Pendidikan
Nasional dengan memperbaiki kurikulum pembelajaran di sekolah, yaitu dengan tetap
memasukkan mata pelajaran budi pekerti di dalam kurikulum sekolah. Selain itu, saat ini
sudah banyak contoh sekolah yang memberlakukan kantin kejujuran sebagai upaya untuk
menanamkan sikap jujur pada anak didiknya. Hal ini merupakan suatu contoh yang baik

2
untuk membudayakan sikap anti korupsi. Karena kejujuran adalah kunci untuk menjauhkan
diri dari tindakan korupsi.

Norma yang Harus Ditanamkan Sejak Usia TK sampai Perguruan Tinggi

Ada beberapa norma yang harus ditanamkan sejak usia TK hingga perguruan tinggi, antara
lain adalah:

1. Usia TK anak sudak memahami norma etika apa yang boleh ataupun tidak boleh.
Penerapan yang dapat orang tua ajarkan, sebagai pendidikan antikorupsi adalah mengajarkan
kepada anak kalau “mencuri itu tidak boleh”.

2. Usia SD anak sudah memahami norma agama bagaimana berperilaku “baik” dan “tidak
baik” sehingga guru SD atau kedua orang tua dapat mengajarkan pada anak kalau korupsi itu
tidak baik karena dilarang Tuhan.

3. Usia SMP anak sudah memahami norma hukum bagaimana berperilaku “tidak melanggar
hukum” dan “melanggar hukum” sehingga guru SMP atau kedua orang tua menekankan
kalau korupsi itu melanggar hukum.

4. Usia SMA anak sudah memahami norma psikologis bagaimana perilaku “menyimpang”
dan perilaku “ tidak menyimpang” sehingga dapat ditanamkan kalau korupsi merupakan
perbuatan menyimpang.

5. Usia perguruan tinggi (PT) adalah bentuk manusia dewasa yang sudah memahami norma
sosial bagaimana berperilaku “sesuai norma sosial” dan “tidak sesuai norma sosial”.
Sehingga dapat memahami korupsi merupakan perbuatan yang dibenci masyarakat dan hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang antisosial.

Upaya untuk memberantas kasus korupsi di Indonesia sampai benar-benar bersih sampai ke
akar-akarnya memang bukanlah hal yang mudah. Namun selalu ada cara selama kita mau
berusaha. Menanamkan nilai-nilai budaya antikorupsi pada anak-anak sejak usia dini adalah
salah satu caranya. Karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika sejak kecil
mereka suah terbiasa hidup bersih, maka sampai dewasa pun kebiasaan itu akan tetap
terpelihara.

3
2.3 Mengapa pendidikan anti korupsi dini memiliki peranan penting di dalam
mencegah tindak pidana korupsi?

Berdasarkan sumber dari internet () dinyatakan bahwa, Indonesia tercatat sebagai salah satu
negara yang memiliki kasus korupsi yang cukup tinggi di dunia. Hal ini dapat disimpulkan
dari hasil pengumuman negara-negara korup yang dikeluarkan oleh Transparency
International –sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk memerangi korupsi- pada
tahun 2010 yang menempatkan Indonesia di ranking ke-110 dengan IPK (Indeks Presepsi
Korupsi) 2,8. Prestasi yang memalukan ini tidak terlepas dari tingkah laku dan tindak tanduk
para pejabat yang menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan. Maraknya kasus korupsi
di Indonesia dapat diartikan sebagai lemahnya kontrol diri para pejabat terkait dan tidak
berdayanya instansi-instansi pemerintahan maupun non-pemerintahan yang menjadi
pengamat kasus ini. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah antisipasi yang dapat menekan laju
pertumbuhan kasus korupsi Indonesia di masa mendatang.

Pendidikan anti-korupsi sejak dini adalah salah satu cara untuk menekan laju tersebut.
Mengingat pendidikan merupakan salah satu penuntun generasi muda untuk ke jalan yang
benar. Pendidikan, sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk koruptor sebenarnya
merupakan aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor atau tidak. Pedidikan
merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang madani, sudah
sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi
gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan
karakter bangsa di Indonesia.

Betapa pentingnya pendidikan anti-korupsi sejak dini bisa dianalogikan sebagai betapa
pentingnya merawat, menjaga dan mempersiapkan bibit-bibit tanaman yang hendak
ditumbuhkan menjadi sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat. Yang keberadaanya
tak hanya bisa menyerap sari tanah dengan akarnya tetapi juga bisa menghasilkan buah-buah
yang segar untuk dikonsumsi serta dahan yang rindang untuk dijadikan tempat berteduh. Ini
sejalan dengan misi pendidikan anti-korupsi sejak dini. Dengan penanaman nilai-nilai moral,
pembekalan ilmu pengetahuan tentang hukum, adat istiadat ketimuran serta religiusitas
kepercayaan pada Tuhan diharapkan bisa mencetak calon-calon figure pemangku kekuasaan
yang bersih dari korupsi.

Pendidikan anti-korupsi sejak dini pun diharapkan bisa menumbuhkan pemikiran yang kritis
bagi peserta didik. Nantinya diharapkan, anak-anak terdidik ini bisa menjadi garda terdepan
dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pendidikan anti korupsi sejak dini itu
penting. Akan tetapi, akan menjadi lebih penting dan powerful jika dibarengi dengan
pendidikan agama yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.

Maraknya kasus korupsi di Indonesia memang tidak bisa secara serta merta diberantas dan
hilang begitu saja. Perlu antisipasi dini untuk menekan laju peningkatan kasus korupsi ini.
Dengan adanya pendidikan anti korupsi, diharapkan beberapa tahun kemudian ketika bibit-
bibit calon pemimpin yang kini masih menjadi tunas menjabat bisa menghilangkan

4
kegelisahan masyarakat akan kasus korupsi yang tak kunjung berakhir. Dan Indonesia bisa
menjadi salah satu negara di dunia yang bersih dari korupsi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan anti korupsi sejak dini memiliki peranan yang sangat penting karena
pentingnya pendidikan anti korupsi dini dapat dianalogikan sebagai betapa pentingnya
merawat, menjaga dan mempersiapkan bibit-bibit tanaman yang hendak ditumbuhkan
menjadi sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat. Yang keberadaanya tak
hanya bisa menyerap sari tanah dengan akarnya tetapi juga bisa menghasilkan buah-
buah yang segar untuk dikonsumsi serta dahan yang rindang untuk dijadikan tempat
berteduh. Ini sejalan dengan misi pendidikan anti-korupsi sejak dini. Dengan
penanaman nilai-nilai moral, pembekalan ilmu pengetahuan tentang hukum, adat
istiadat ketimuran serta religiusitas kepercayaan pada Tuhan diharapkan bisa
mencetak calon-calon figure pemangku kekuasaan yang bersih dari korupsi.

3.2 Saran

Sebaiknya para pembaca dan seluruh masyarakat luas hendaknya memiliki kesadaran
untuk tidak melakukan korupsi, karena selain melanggar hukum, korupsi juga dapat
merugikan banyak orang. Selain itu, masyarakat, pemerintah serta instansi terkait
perlu melakukan kerja sama secara sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan
menerapkan pendidikan anti korupsi dini di segala aspek kehidupan.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://mankaney.wordpress.com/2015/04/27/makalah-pendidikan-anti-korupsi/

http://shavie3.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-pendidikan-anti-korupsi.html

https://www.scribd.com/doc/147739163/Pendidikan-Anti-Korupsi-Pada-Usia-Dini

https://serenataprivatemusiccourse.com/2016/12/09/pentingnya-menerapkan-pendidikan-
anti-korupsi-sejak-dini/

https://andicvantastic.blogspot.co.id/2015/08/makalah-pendidikan-anti-korupsi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai