Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR

KARAKTER

ANGGOTA :
1. Azzahra Deyana Putri
2. Bunga Cahaya Khinanty
3. Cici Mawati Kuswenda
4. Dinda Elsa Fadhilah
5. Erika Shintia Eldawat
6. Imelia Nurmalasari
7. Selvia Widayanti

A. Konsep Dasar Karakter


Menurut Ditjen Mandikdasmen-Kementrian Pendidikan Nasional, karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dannegara. Individu yangberkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.
W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat
nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang
dapat diamati pada individu.
B. Dimensi-dimensi Karakter yang
Baik
1. KARAKTER MULIA

KARAKTER MULIA BERARI INDIVIDU MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG


POTENSI DIRINYA, YANG DITANDAI DENGAN NILAI-NILAI SEPERTI :
REFLEKTIF, PERCAYA DIRI, RASIONAL, LOGIS, KRITIS, ANALITIS, KREATIF DAN
INOVATIF, MANDIRI, HIDUP SEHAT, BERTANGGUNG JAWAB, CINTA ILMU,
SABAR, BERHATI-HATI DSB.
INDIVIDU JUGA MEMILIKI KESADARAN UNTUK BERBUAT YANG TERBAIK
ATAU UNGGUL, DAN INDIVIDU JUGA MAMPU BERTIDAK SESUAI POTENSI
DAN KESADARANNYA TERSEBUT.KARAKTER ADALAH REALISASI
PERKEMBANGAN POSITIF SEBAGAI INDIVIDU (INTELEKTUAL, EMOSIONAL,
SOSIAL, ETIKA, DAN PERILAKU).
2. Nilai Karakter
Berdasarkan nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika
akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang
dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Yaitu pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal)
Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan tindakan, dan perkerjaan, baik
terhadap diri dan pihak lain.
Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
1. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
2. Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang mengjadi miliki/hak diri
sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
3. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat
dan kepertingan umum.
Nilai karakter dalam hubungannya dengna lingkungan
1. Nilai kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
2. Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk
fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.
3. Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,sosial, budaya.
C. Proses Mengetahui, Menghayati, Melakukan, dan
Membiasakan Karakter yang Baik
TERBENTUKNYA KARAKTER SESEORANG MELALUI PROSES YANG PANJANG. DIA
BUKANLAH PROSESSEHARI DUA HARI, NAMUN BISA BERTAHUN-TAHUN. DALAM
ILUSTRASI SEORANG YANG TINGGAL SEMENTARA DISINGAPURA SEBELUMNYA, KITA
BERHARAP SEPULANGNYA DIA DARI SANA KARAKTERNYA AKAN BERUBAH,
TAPIKENYATAANNYA TIDAK. INI MENUNJUKKAN, WAKTU SATU TAHUN BELUM SANGGUP
MEMBENTUK KARAKTER.SUATU SIKAP ATAU PRILAKU DAPAT MENJADI KARAKTER
MELALUI PROSES BERIKUT:
.MENGETAHUI
MENGHAYATI
MELAKUKAN
MEMBIASAKAN
PEMAHAMAN ATAS TAHAPAN PEMBENTUKAN KARAKTER INI AKAN SANGAT
MEMPENGARUHI JENISINTERFENSI APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBENTUK
KARAKTER SECARA SENGAJA. AKAN SANGAT BERBEDAINTERFENSI YANG DILAKUKAN
PADA SAAT KARAKTER BARU PADA TAHAP PENGENALANAN DENGAN TAHAPAN
PENGULANGAN ATAU PEMBIASAAN.
Mengetahui (knowledge)
Pembentukan karakter dimulai dari fase ini yaitu kesadaran dalam
bidangkognitif.. Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter
baik dari lingkungankeluarganya. Misalnya, pada keluarga yang suka
memberi, bersedekah dan berbagi. Diakenal bahwa ada sikap yang dianut
oleh seluruh anggota keluarganya, yakni suka memberi.
Kakaknya suka membagi makanan atau meminjamkan mainan. ibunya
suka menyuruh dia memberikan sedekah ketika ada peminta-pinta datang
ke rumah. Ayahnya suka memberikan bantuan pada orang lain. Pada tahapan
ini dia berada pada ranahkognitif, dimana prilaku seperti itu masuk dalam
memorinya.
Menghayati (understanding)
Setelah seseorang mengenal suatu karakter baik, dengan melihat
berulang-ulang,akan timbul pertanyaan mengapa begitu? Dia bertanya,
kenapa kita harus memberi orangyang minta sedekah? Ibunya tentu akan
menjelaskan dengan bahasa yang sederhana.Kemudian dia sendiri juga
merasakan betapa senangnya ketika kakaknya juga mau berbagi
dengannya. Dia kemudian membayangkan betapa senangnya si peminta-
minta jika dia diberi uang atau makanan. Pada tahap ini, si anak mulai
paham jawaban atas pertanyaan ”mengapa”. Pada tahap ini yakni
kedalaman kognitif dan afektif yang dimilikioleh individu.
Melakukan (acting)
Jika kedua aspek diatas sudah terlaksana makan akan dengan
mudah dilakukanoleh seseorang yaitu sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan suatu pekerjaan. Didasari oleh
pemahaman yang diperolehnya, kemudian si anak
ikutmenerapkannya. Pada tahapan awal, dia mungkin sekedar
ikut-ikutan, sekedar menirusaja.
Mungkin saja dia hanya melakukan itu jika berada dalam
lingkungan keluarga saja,di luar dia tidak menerapkannya. Seorang
yang sampai pada tahapan ini mungkinmelakukan sesuatu atau
memberi sedekah itu tanpa didorong oleh motivasi yang kuat
daridalam dirinya.

Membiasakan
Menjadi karakter yang baik Tingkatan berikutnya, adalah terjadinya
internalisasi nilai-nilai yang terkandungdalam suatu sikap atau perbuatan di
dalam jiwa seseorang. Sumber motivasi melakukansuatu respon adalah
dari dasar nurani. Karakter ini akan menjadi semakin kuat jika ikutdidorong
oleh suatu ideologi atau believe. Dia tidak memerlukan kontrol social untuk
mengekspresikan sikapnya, sebab yang mengontrol ada di dalam
sanubarinya.
Disinilah sikap, prilaku yang diepresikan seseorang berubah menjadi
karakter.Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang suka berbagi,
kemudian tinggaldalam masyarakat yang suka bergotong royong, suka
saling memberi, serta memiliki keyakinanideologis bahwa setiap pemberian
yang dia lakukan akan mendapatkan pahala, maka sukamemberi ini akan
menjadi karakternya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai