DOSEN PENGAJAR :
Sayidatul Maslahah,M.Pd
DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN KHUSUS
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah s.w.t yang telah memberi banyak nikmat yang tidak akan
pernah mungkin bisa disebutkan satu-persatu termasuk nikmat kesehatan dan kemampuan
untuk kita semua sehingga bisa menegrjakan makalah ini yang kami harap dapat memberikan
beberapa wawasan baru, baik bagi kami dan para pembaca. Tak lupa shalawat serta salam
kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad s.a.w yang telah banyak menyampaikan ajaran baik
kepada kita semua, termasuk ajaran untuk menuntut ilmu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak dengan
Hambatan Fisik dan Motorik. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
akan Anak Hambatan Fisik dan Motorik.
Penulisan ini kami sadari masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
kekurangan. Kritik dan saran bersifat membangun pemahaman baru dan bisa meningkatkan
kemampuan kami kedepannya sangat terbuka bagi kami
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ 5
2.3 Masalah yang Terjadi pada Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik ......................... 9
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17
3
LAMPIRAN............................................................................................................................ 19
4
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi pemahaman mengenai anak dengan hambatan fisik dan
motorik yang diidentifikasi oleh ahli sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan
individu akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi
kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk mandiri. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa perkembangan anak yang mengalami hambatan pada fisik dan
motorik. Proses pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai salah satu pengajar di
sekolah tersebut. Dari hasil wawancara dapat terlihat bahwa anak kurang dilatih dalam
perkembangan motoriknya sehingga belum dapat mandiri untuk mengerjakan hal ringan.
Pembelaran yang dilakukan anak berjalan lancar walaupun dengan sistem daring.
Absract
disabilities which are identified by experts as a condition that hinders individual activities
due to damage or disturbances in the bones and muscles, thereby reducing the normal
capacity of individuals to attend education and to be independent. This study aims to analyze
the development of children who experience physical and motor difficulties. The data
collection process was carried out by interviewing one of the teachers at the school. From the
results of the interviews it can be seen that children are not trained enough in their motor
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
psikomotor bagi anak gangguan fisik dan motorik. Pentingnya layanan pendidikan yang
tepat bagi anak gangguan fisik dan motorik untuk menacapai tujuan yang maksimal.
Secara Praktis
Bagi Penulis : Penulisan hasil laporan ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik.
Bagi pendidik: Penulisan hasil laporan ini berguna sebagai salah astu referensi yang
digunakan dalam pengajaran.
Bagi Institusi Pendidikan : Penulisan hasil laporan ini berguna sebagai referensi
dalam pembuatan laporan hasil selanjutnya
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
Menurut Karyana dan Widiati (2013), tunadaksa dapat didefinisikan sebagai
penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian
yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptsi,mobilisasi, dan
gangguan perkembangan keutuhan pribadi.
2.3 Masalah yang terjadi pada Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik
Menurut Feist & Feist (2006), kekurangan yang terdapat pada salah satu bagian
tubuh individu dapat mempengaruhi individu tersebut secara keseluruhan.
Penyandang tunadaksa bila dibandingkan dengan ketunaan yang lain lebih mudah
dikenali karena ketunaanya tampak secara jelas dan penyandang pun menyadari hal
tersebut (Tentama,2010).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono tidak ada cara mudah untuk menentukan berapa lama penelitian
dilaksanakan. Tetapi lamanya penelitian akan tergantung pada keberadaan sumber data dan
tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana
penelitian mengatur waktu yang digunakan.
Adapun alokasi waktu yang digunakan untuk penelitian ini, dilaksanakan dalam satu
hari bertepatan dengan hari/tanggal Rabu,5 Oktober 2022.
Menurut Hamid Darmadi (2011:53) lokasi penelitian adalah tempat dimana proses
studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.
Menurut Wiratna Sujarweni (2014:73) Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu
dilakukan. Lokasi penelitian yang diambil berada di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon. Alasan
penelitian dilakukan disini dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah yang dikhususkan
untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus dan terdapat anak yang mengalami hambatan
pada fisik dan motorik.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah informan kunci yaitu ibu yang berinisial
“E” sebagai salah satu guru dari Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon.
10
3.2.2 Objek Penelitian
Menurut (Supranto 2000:21) objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat
berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986:21),objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
data secara lebih terarah. Adapun objek penelitian dalam tulisan ini adalah Siswa dengan
hambatan fisik dan motorik di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon.
Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk
memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam
berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi.(Rully dan Poppy, 2016:139).
Studi dokumentasi atau kepustakaan dilakukan dengan cara mencari hasil penelitian
terdahulu yang mendukung mengenai rumusan penelitian yang dimaksudkan, yakni Analisis
Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik. Selain hasil penelitian juga dilakukan mengkaji
laporan, buku-buku, karangan ilmiah, berbagai dokumen lain yang berkaitan dengan analisis.
1. Observasi
Observasi memiliki makna lebih dari sekedar teknik pengumpulan data. Namun
konteks ini, observasi difokuskan sebagai upaya penelitian mengumpulkan data dan
informasi dari sumber data primer dengan mengoptimalkan pengamatan peneliti. Teknik
pengamatan ini jyga melibatkan aktivitas mendengar, membaca, mencium, dan menyentuh.
(Rully dan Poppy, 2016:134).
2. Wawancara Mendalam
11
pertanyaan kepada narasumber (informan atau informan kunci) untuk mendapatkan informasi
yang mendalam (Rully dan Poppy, 2016:136)
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/
verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang saling menjalin merupakan prose siklus dan
interaksi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar
yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis” (Uber Silalahi,2009:339)
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam penelitian kualitatif.
Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Uber Silalahi, 2009:340).
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verivikasi. Ketika kegiatan
pengumpulan data dilakukan, seseorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti-arti benda,
mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur
sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat
12
menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada
besarnya kumpulan-kumpuan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode
pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi
seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal.
13
BAB IV
4.1 Hasil
Sekolah Khusus negri 1 Cilegon terletak di Jalan Elang Perum BCK Blok E
RT004/009, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon memiliki bangunan yang dicat dengan warna hijau,
bangunan sekolah mengelilingi sebuah lapangan yang cukup luas tepat berada di tengah
sekolah yang digunakan sebagai sarana kegiatan belajar untuk para siswa. Sekolah Khusus
Negri 1 Cilegon menerima beberapa murid berkebutuhan khusus.
4.1.2 Faktor Penyebab dan Perkembangan Anak Mengalami Hambatan Fisik dan
Motorik
Dari hasil wawancara dengan salah satu pengajar di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon,
terdapat seorang Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik secara murni tanpa mengalami
hambatan yang lain dengan inisial”S”. Anak tersebut mendapatkan Hambatan pada Fisik dan
Motorik diakibatkan oleh profesi sang Ibu yang merupakan Apoteker yang tentunya sering
sering berinteraksi dengan obat-obatan. Efek dari banyaknya interaksi ibu dengan obat ketika
masa kehamilan menyebabkan Anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan selama dalam
masa kandungan. Gangguan yang dialami Anak pada pertumbuhannya yakni terdapat pada
Fisik yang didapati pada kaki. Selain, gangguan fisik pada kaki, tidak terdapat gangguan pada
lainnya termasuk intelektual.
Perkembangan anak pada aspek kognitif terbilang baik, pembelajaran yang diberikan
terasa mudah untuk disampaikan kepada anak tersebut, termasuk perkembangan bahasa.
Komunikasi dengan anak juga berjalan dengan lancar. Perkembangan lain seperti Emosi,
Perilaku dan Sosial juga dapat terbilang baik. Perkembangan yang terganggu hanya terletak
pada fisik. Fisik dan motorik anak sangat terhambat proses perkembangannya jika
dibandingkan dengan anak lainnya. Masalahnya adalah gangguan anak pada fisik tidak dilatih
untuk mengurangi hambatannya, sehingga hingga kini anak belum dapat mengerjakan hal-hal
14
ringan yang berkaitan dengan kakinya, seperti pergi ke toilet sendiri. Anak masih
memerlukan bantuan orang lain untuk membantunya jika hal-hal yang dikerjakannya
mengharuskan menggunakan kakinya.
Pada proses belajar mengajar dilakukan secara daring (dalam jaringan), penyebab
pembelajaran dilakukan secara Daring adalah profesi orang tua yang mengharuskannya jauh
dari lingkungan sekolah sehingga sangat sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara
langsung. Anak tersebut mengunjungi sekolah hanya ketika kegiatan ujian sedang
berlangsung.
4.2 Pembahasan
Murid di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon yang menjadi objek dalam penelitian ini
mendapatkan haknya dalam pendidikan sehingga beberapa aspek perkembangannya pun
berjalan dengan baik. Seperti yang telah disampaikan oleh salah satu guru yang telah
diwawancara, murid tersebut mendapatkan wawasan yang cukup dan dapat berkomunikasi
dengan baik juga. Perkembangan yang baik pada anak ditunjukkan pada prestasinya pada
bidang sastra yakni; cipta baca puisi dan juga literasi. Perkembangan yang baik pada aspek
15
ini membuat guru menyayangkan murid tersebut menjalankan proses pembelajaran secara
daring. Guru tersebut pun selalu menantikan agar anak tersebut dapat belajar secara luring
bersama dengan murid-murid lain agar perkembangan pada aspek sosial anak dapat berjalan
dengan baik juga.
16
BAB V
5.1 Kesimpulan
Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik didefinisikan sebagai Anak yang
mengalami gangguan pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi, perilaku dan adaptasi.
Hambatan ini menyebabkan Anak membutuhkan layanan khusus untuk dapat menjalani
kehidupan sehari-hari dengan mandiri dan sama dengan anak lain pada umumnya. Layanan
khusus seperti alat bantu gerak dan program-program lain yang dapat mengurangi hambatan
yang dialami anak. Program yang dijalankan pada anak mestinya didukung oleh orang-orang
di sekitarnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat beberapa orang tua
yang masih belum dapat memberikan kepercayaan terhadap kemandirian anak sehingga
proses perkembangan anak pun jauh lebih lambat dari yang seharusnya.
5.2 Saran
Anak yang mengalami hambatan pada fisik dan motorik memerlukan pembiasaan
yang baik dalam kehidupan sehari-harinya agar dapat meminimalisir hambatan yang terdapat
pada dirinya, jika anak dibiarkan untuk terus bergantung pada orang di sekitarnya maka anak
tidak akan dapat mudah untuk menjalani kehidupan sehari-harinya secara mandiri, sehingga
anak akan terus membutuhkan pertolongan orang lain. Diharapkan orang tua dapat memberi
kepercayaan terhadap kemandirian anak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agung Setyawan, Clariss Dwi Mawarni, Bahiratul Ghina, Novita Rahma Dwi Yanti, Alief
Alvia Pengaruh Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Keleyan No 8
Socah Bangkalan . Doi : file:///C:/Users/User/Downloads/1071-2981-1-PB.pdf
Kasirah, Irah dan Bahrudin (2015), Pendidikan Anak Gangguan Fisik dan Motorik. Doi :
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/PENDIDIDKAN_ANAK_GANGGUAN_FISI
K_DAN_MOTORIK.pdf
Listiana, Ayudya Ragil (2016), Perkembangan Psikoseksual Anak pada Anak dengan
Hambatan Fisik Motorik. Doi:
https://repository.ump.ac.id/2819/3/Ayudya%20Ragil%20Listiana_BAB%20II.pdf
Virlia, Stefani dan Wijaya, Andri (2015), Penerimaan Diri pada Penyandang Tunadaksa.
Doi: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/372-377%20Stefani%20Andri.pdf
18
LAMPIRAN
19
20
21