Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL OBSERVASI

ANAK DENGAN HAMBATAN FISIK dan MOTORIK

DOSEN PENGAJAR :

Sayidatul Maslahah,M.Pd

DISUSUN OLEH :

Sekar Ayu Septia Ningrum (2287220031)

Zhahirah Marhamah Batubara (2287220038)

Mita Yuni Saputri (2287220057)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KHUSUS

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah s.w.t yang telah memberi banyak nikmat yang tidak akan
pernah mungkin bisa disebutkan satu-persatu termasuk nikmat kesehatan dan kemampuan
untuk kita semua sehingga bisa menegrjakan makalah ini yang kami harap dapat memberikan
beberapa wawasan baru, baik bagi kami dan para pembaca. Tak lupa shalawat serta salam
kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad s.a.w yang telah banyak menyampaikan ajaran baik
kepada kita semua, termasuk ajaran untuk menuntut ilmu.

Terima kasih sebesar-besarnya juga kami ucapkan kepada Ibu Sayidatul


Maslahah,M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Anak dengan Hambatan Fisik
dan Motorik yang telah memberi pengarahan yang baik untuk mengerjakan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak dengan
Hambatan Fisik dan Motorik. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
akan Anak Hambatan Fisik dan Motorik.

Penulisan ini kami sadari masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
kekurangan. Kritik dan saran bersifat membangun pemahaman baru dan bisa meningkatkan
kemampuan kami kedepannya sangat terbuka bagi kami

Serang, 6 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

ABSTRAK ................................................................................................................................ 5

BAB I:PENDAHULUAN ........................................................................................................ 6

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 6

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 7

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 7

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 8

2.1 Anak Berkebutuhan Khusus ............................................................................................. 8

2.2 Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik ...................................................................... 8

2.3 Masalah yang Terjadi pada Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik ......................... 9

BAB III:METODE PENELITIAN....................................................................................... 10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 10

3.2 Subjek dan Objek Penelitian .......................................................................................... 10

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 11

3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 12

BAB IV:HASIL dan PEMBAHASAN ................................................................................. 14

4.1 Hasil ............................................................................................................................... 14

4.2 Pembahasan .................................................................................................................... 15

BAB V:PENUTUP ................................................................................................................. 17

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17

5.2 Saran ............................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

3
LAMPIRAN............................................................................................................................ 19

4
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pemahaman mengenai anak dengan hambatan fisik dan
motorik yang diidentifikasi oleh ahli sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan
individu akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi
kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk mandiri. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa perkembangan anak yang mengalami hambatan pada fisik dan
motorik. Proses pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai salah satu pengajar di
sekolah tersebut. Dari hasil wawancara dapat terlihat bahwa anak kurang dilatih dalam
perkembangan motoriknya sehingga belum dapat mandiri untuk mengerjakan hal ringan.
Pembelaran yang dilakukan anak berjalan lancar walaupun dengan sistem daring.

Kata kunci : Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik.

Absract

This research is motivated by an understanding of children with physical and motor

disabilities which are identified by experts as a condition that hinders individual activities

due to damage or disturbances in the bones and muscles, thereby reducing the normal

capacity of individuals to attend education and to be independent. This study aims to analyze

the development of children who experience physical and motor difficulties. The data

collection process was carried out by interviewing one of the teachers at the school. From the

results of the interviews it can be seen that children are not trained enough in their motor

development so they cannot be independent to do light things. Learning by children runs

smoothly even with an online system.

Keywords: Children with Physical and Motor Barriers.

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak gangguan fisik dan motorik merupakan penyandang bentuk kelainan atau
gangguan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan
koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan keutuhan
pribadi. Seorang anak dikatakan mengalami gangguan fisik dan motorik jika kondisi fisik
atau kesehatan menganggu kemampuan anak untuk berperan aktif dalam kegiatan sehari-
hari.
Gangguan fisik dan motorik sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang
menghambat kegiatan individu akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot,
sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk
mandiri (Sutjihati Somantri, 2006). Sedangkan menurut Direktorat PSLB (2007) anak
tubadaksa (gangguan fisik dan motorik) adalah anak yang mengalami kelainan cacat yang
menetap pada alat gerak (tulang, sendi, dan otot), sedemikian rupa sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus. Karena hambatan fisik maka anak dengan gangguan
inimengalami kendala utama dalam hal mobilitas dan penyelesaian tugas-tugas yang harus
menggunakan anggota tubuh. Andaipun mereka dapat mengerjakan tetapi tidak secepat
anak-anak yang normal(regular).
Seluruh aspek perkembangan sangatlah penting dalam kehidupan seseorang dimana
perkembangan kognisi, afeksi dan psikomotor berkembang dengan baik sesuai
perkembangannya. Dalam rangka mengembangkan ketiga aspek kognitif, afeksi dan
psikomotor maka anak gangguan fisik dan motorik membutuhkan pelayanan pendidikan
secara khusus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Oleh karena itu pentingnya
perkembangan motorik sangat menunjang bagi kemampuan siswa dengan gangguan fisik
dan motorik di dalam mengikuti pendidikan di sekolah.
Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu dan memfasilitasi agar anak dengan gangguan fisik dan
motorik berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal sejalan dengan potensi yang
dimilikinya yang harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuannya diperoleh dari
bentuk dan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak
gangguan fisik dan motorik dalam mengembagkan kemampuan kognitif, afektif dan

6
psikomotor bagi anak gangguan fisik dan motorik. Pentingnya layanan pendidikan yang
tepat bagi anak gangguan fisik dan motorik untuk menacapai tujuan yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kegiatan pembelajaran anak berlangsung ?
2. Bagaimana perkembangan anak yang mengalami Hambatan pada Fisik dan Motorik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui sistem program pembejaran yang berlangsung pada anak.
2. Menganalisa perkembangan Anak yang mengalami Hambatan Fisik dan Motorik.

1.4 Manfaat Penulisan


Secara Teoritis
Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman langsung dari program
pembelajaran dan proses perkembangan Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik.

Secara Praktis
Bagi Penulis : Penulisan hasil laporan ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik.
Bagi pendidik: Penulisan hasil laporan ini berguna sebagai salah astu referensi yang
digunakan dalam pengajaran.
Bagi Institusi Pendidikan : Penulisan hasil laporan ini berguna sebagai referensi
dalam pembuatan laporan hasil selanjutnya

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik


khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan
perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah anak berkebutuhan
khusus juga diartikan sebagai anak yang mengalami gangguan fisik, mental,
intelegensi, dan emosi sehingga membutuhkan pembelajaran secara khusus (E.
Kosasih,2010:1 ). Masalah tersebut dapat ditangani dengan memberikan pelayanan
yang baik seperti layanan pendidikan, bimbingan serta latihan dari guru dan orang tua
agar potensi yang mereka miliki dapat berkembang secara maksimal sesuai
kekhususannya. Lingkungan sangat mempengaruhi proses perkembangan anak
berkebutuhan khusus karena dengan lingkungan yang tepat dan pola asuh yang baik
maka merekan akan dapat tumbuh secara baik dan optimal. Akan tetapi kebanyakan
anak berkebutuhan khusus tidak mengalami perlakuan yang baik dari lingkungannya.
Misalnya adana tindak diskriminatif yang diterimanya sehingga membuat mereka
kurang percaya diri dan menutup dirinya untuk berinteraksi dengan dunia luar. Hal ini
berakibat pada perkembangan sosialemosional.

2.2 Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik

Secara umum gambaran seseorang yang diidentifikasi mengalami tunadaksa


adalah mereka yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan
persendian karena kecelakaan atau kerusakan otak yang dapat mengakibatkan
gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi,perilaku, dan adaptasi
sehingga mereka memerlukan layanan informasi secara khusus (Aziz,2015).

Menurut Hikmawati (2011),penyandang tunadaksa adalah seseorang yang


mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang melipti tulang, otot, dan persendian
baik dalam struktur atau fungsinya yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan
dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layak,

8
Menurut Karyana dan Widiati (2013), tunadaksa dapat didefinisikan sebagai
penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian
yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptsi,mobilisasi, dan
gangguan perkembangan keutuhan pribadi.

Mangungsong (2011) menyatakan bahwa tunadaksa mempunyai pengertian yang


luas dimana secara umum dikatakan ketidakmampuan tubuh secara fisik untuk
menjalankan fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. Dalam hal ini yang
termasuk gangguan fisik adalah lahir dengan tunadaksa bawaan seperti anggota tubuh
yang tidak lengkap, kehilangan anggota badan karena amputasi, terkena gangguan
neuro muscular seperti cerebral palsy, terkena gangguan sensomotorik (alat
penginderaan) dan atau menderita penyakit kronis.

2.3 Masalah yang terjadi pada Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik

Menurut Feist & Feist (2006), kekurangan yang terdapat pada salah satu bagian
tubuh individu dapat mempengaruhi individu tersebut secara keseluruhan.
Penyandang tunadaksa bila dibandingkan dengan ketunaan yang lain lebih mudah
dikenali karena ketunaanya tampak secara jelas dan penyandang pun menyadari hal
tersebut (Tentama,2010).

White (2012) mengatakan terdapat proses-proses yang harus dilalui oleh


seseorang untuk dapat menerima dirinya, yaitu seseorang harus mampu mengenal
dirinya sendiri, menahan diri dari pola kebiasaan yang lalu, mengubah emosi dari
suatu peristiwa yang terjadi, menikmati apapun yang terjadi di dalam kehidupannya,
serta mereka mampu melepaskan segala kejadian-kejadian yang pernah terjadi di
dalam kehidupannya. Penerimaan diri adalah menerima diri apa adanya, memiliki
sifat positif atas dirinya, tidak terbebabni oleh kecemasan atau rasa malu, dan mau
menerima kelebihan dan kekurangan dirinya (dalam Feist & Feist, 2006). Penerimaan
diri bukan mengandung pengertian bahwa individu memilikik gambaran sempurna
tentang dirinya melainkan individu tersebut dapat melakukan sesuatu dengan baik
mengenai dirinya. Darajat (2003) menyatakan individu yang bisa menerima dirinya
dengan sungguh-sungguh akan menghindarkan individu dari rasa rendah diri dan
hilangnya kepercayaan diri. Tentunya, penyandang tunadaksa pasti pernah
mengalami deprsei, rendah diri, malu, tidak percaya diri, dan sangat sulit untuk
menerima kekurangan dirinya.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Menurut Sugiyono tidak ada cara mudah untuk menentukan berapa lama penelitian
dilaksanakan. Tetapi lamanya penelitian akan tergantung pada keberadaan sumber data dan
tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana
penelitian mengatur waktu yang digunakan.

Adapun alokasi waktu yang digunakan untuk penelitian ini, dilaksanakan dalam satu
hari bertepatan dengan hari/tanggal Rabu,5 Oktober 2022.

3.1.2 Tempat Penelitian

Menurut Hamid Darmadi (2011:53) lokasi penelitian adalah tempat dimana proses
studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.
Menurut Wiratna Sujarweni (2014:73) Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu
dilakukan. Lokasi penelitian yang diambil berada di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon. Alasan
penelitian dilakukan disini dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah yang dikhususkan
untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus dan terdapat anak yang mengalami hambatan
pada fisik dan motorik.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikanto (2016:26) memberi batasan subjek


penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan
yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang
sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian
amati.

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah informan kunci yaitu ibu yang berinisial
“E” sebagai salah satu guru dari Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon.

10
3.2.2 Objek Penelitian

Menurut (Supranto 2000:21) objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat
berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986:21),objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
data secara lebih terarah. Adapun objek penelitian dalam tulisan ini adalah Siswa dengan
hambatan fisik dan motorik di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk
memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam
berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi.(Rully dan Poppy, 2016:139).

Studi dokumentasi atau kepustakaan dilakukan dengan cara mencari hasil penelitian
terdahulu yang mendukung mengenai rumusan penelitian yang dimaksudkan, yakni Analisis
Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik. Selain hasil penelitian juga dilakukan mengkaji
laporan, buku-buku, karangan ilmiah, berbagai dokumen lain yang berkaitan dengan analisis.

3.3.2 Studi Lapangan

1. Observasi

Observasi memiliki makna lebih dari sekedar teknik pengumpulan data. Namun
konteks ini, observasi difokuskan sebagai upaya penelitian mengumpulkan data dan
informasi dari sumber data primer dengan mengoptimalkan pengamatan peneliti. Teknik
pengamatan ini jyga melibatkan aktivitas mendengar, membaca, mencium, dan menyentuh.
(Rully dan Poppy, 2016:134).

2. Wawancara Mendalam

Wawancara dalam pendekatan kualitatif bersifat mendalam. Wawancara dan


observasi dilakukan secara bersamaan. Wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih
dalam dari data yang diperoleh dari obeservasi. Dengan demikian tidak ada informasi yang
terputus, antara yang dilihat dengan yang didengar serta dicatat. Wawancara mendalam, suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsusng dengan mengajukan

11
pertanyaan kepada narasumber (informan atau informan kunci) untuk mendapatkan informasi
yang mendalam (Rully dan Poppy, 2016:136)

Peneliti melakukan wawancara secara mendalam dengan guru di Sekolah Khusus


Negri 1 Cilegon untuk memperoleh informasi yang rinci dan untuk memahami latar belakang
murid.

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/
verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang saling menjalin merupakan prose siklus dan
interaksi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar
yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis” (Uber Silalahi,2009:339)

3..4.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,


mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa seingga
kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi. Reduksi data atu proses
transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, samapi laporan akhir tersusun
lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan
ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau
urauan singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

3.4.2 Penyajian Data

Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam penelitian kualitatif.
Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Uber Silalahi, 2009:340).

3.4.3 Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verivikasi. Ketika kegiatan
pengumpulan data dilakukan, seseorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti-arti benda,
mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur
sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat

12
menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada
besarnya kumpulan-kumpuan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode
pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi
seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal.

13
BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon

Sekolah Khusus negri 1 Cilegon terletak di Jalan Elang Perum BCK Blok E
RT004/009, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten.

Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon memiliki bangunan yang dicat dengan warna hijau,
bangunan sekolah mengelilingi sebuah lapangan yang cukup luas tepat berada di tengah
sekolah yang digunakan sebagai sarana kegiatan belajar untuk para siswa. Sekolah Khusus
Negri 1 Cilegon menerima beberapa murid berkebutuhan khusus.

4.1.2 Faktor Penyebab dan Perkembangan Anak Mengalami Hambatan Fisik dan
Motorik

Dari hasil wawancara dengan salah satu pengajar di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon,
terdapat seorang Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik secara murni tanpa mengalami
hambatan yang lain dengan inisial”S”. Anak tersebut mendapatkan Hambatan pada Fisik dan
Motorik diakibatkan oleh profesi sang Ibu yang merupakan Apoteker yang tentunya sering
sering berinteraksi dengan obat-obatan. Efek dari banyaknya interaksi ibu dengan obat ketika
masa kehamilan menyebabkan Anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan selama dalam
masa kandungan. Gangguan yang dialami Anak pada pertumbuhannya yakni terdapat pada
Fisik yang didapati pada kaki. Selain, gangguan fisik pada kaki, tidak terdapat gangguan pada
lainnya termasuk intelektual.

Perkembangan anak pada aspek kognitif terbilang baik, pembelajaran yang diberikan
terasa mudah untuk disampaikan kepada anak tersebut, termasuk perkembangan bahasa.
Komunikasi dengan anak juga berjalan dengan lancar. Perkembangan lain seperti Emosi,
Perilaku dan Sosial juga dapat terbilang baik. Perkembangan yang terganggu hanya terletak
pada fisik. Fisik dan motorik anak sangat terhambat proses perkembangannya jika
dibandingkan dengan anak lainnya. Masalahnya adalah gangguan anak pada fisik tidak dilatih
untuk mengurangi hambatannya, sehingga hingga kini anak belum dapat mengerjakan hal-hal

14
ringan yang berkaitan dengan kakinya, seperti pergi ke toilet sendiri. Anak masih
memerlukan bantuan orang lain untuk membantunya jika hal-hal yang dikerjakannya
mengharuskan menggunakan kakinya.

4.1.3 Pembelajaran Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik

Pada proses belajar mengajar dilakukan secara daring (dalam jaringan), penyebab
pembelajaran dilakukan secara Daring adalah profesi orang tua yang mengharuskannya jauh
dari lingkungan sekolah sehingga sangat sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara
langsung. Anak tersebut mengunjungi sekolah hanya ketika kegiatan ujian sedang
berlangsung.

Menurut guru yang telah diwawancara, walaupun proses pembelajaran dilakukan


secara daring Anak tersebut masih terbilang aktif, dan memiliki kemampuan yang sama
baiknya dengan anak lain pada umumnya. Kegiatan belajar mengajar juga konsisten dan
berjalan dengan lancar. Kegiatan belajar yang sangat disenangi anak adalah pelajaran bahasa
inggris. Pengajar juga menjelaskan bahwa anak tersebut menyenangi hal yang berkaitan
dengan bahasa. Prestasi yang pernah diraih oleh anak tersebut pun masih berkaitan dengan
bahasa, yakni; cipta baca puisi serta literasi.

4.2 Pembahasan

Anak yang memiliki hambatan pada perkembangannya juga mesti merasakan


pendidikan yang sama dengan anak lainnya yang tidak memiliki hambatan, hanya saja anak
tersebut membutuhkan layanan yang secara khusus diberikan kepadanya. Anak yang
mendapatkan hak pendidikan akan berkembang secara baik dari segala aspek, terutama
kognitif dan sosial.

Murid di Sekolah Khusus Negri 1 Cilegon yang menjadi objek dalam penelitian ini
mendapatkan haknya dalam pendidikan sehingga beberapa aspek perkembangannya pun
berjalan dengan baik. Seperti yang telah disampaikan oleh salah satu guru yang telah
diwawancara, murid tersebut mendapatkan wawasan yang cukup dan dapat berkomunikasi
dengan baik juga. Perkembangan yang baik pada anak ditunjukkan pada prestasinya pada
bidang sastra yakni; cipta baca puisi dan juga literasi. Perkembangan yang baik pada aspek

15
ini membuat guru menyayangkan murid tersebut menjalankan proses pembelajaran secara
daring. Guru tersebut pun selalu menantikan agar anak tersebut dapat belajar secara luring
bersama dengan murid-murid lain agar perkembangan pada aspek sosial anak dapat berjalan
dengan baik juga.

16
BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik didefinisikan sebagai Anak yang
mengalami gangguan pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi, perilaku dan adaptasi.
Hambatan ini menyebabkan Anak membutuhkan layanan khusus untuk dapat menjalani
kehidupan sehari-hari dengan mandiri dan sama dengan anak lain pada umumnya. Layanan
khusus seperti alat bantu gerak dan program-program lain yang dapat mengurangi hambatan
yang dialami anak. Program yang dijalankan pada anak mestinya didukung oleh orang-orang
di sekitarnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat beberapa orang tua
yang masih belum dapat memberikan kepercayaan terhadap kemandirian anak sehingga
proses perkembangan anak pun jauh lebih lambat dari yang seharusnya.

5.2 Saran

Anak yang mengalami hambatan pada fisik dan motorik memerlukan pembiasaan
yang baik dalam kehidupan sehari-harinya agar dapat meminimalisir hambatan yang terdapat
pada dirinya, jika anak dibiarkan untuk terus bergantung pada orang di sekitarnya maka anak
tidak akan dapat mudah untuk menjalani kehidupan sehari-harinya secara mandiri, sehingga
anak akan terus membutuhkan pertolongan orang lain. Diharapkan orang tua dapat memberi
kepercayaan terhadap kemandirian anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agung Setyawan, Clariss Dwi Mawarni, Bahiratul Ghina, Novita Rahma Dwi Yanti, Alief
Alvia Pengaruh Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Keleyan No 8
Socah Bangkalan . Doi : file:///C:/Users/User/Downloads/1071-2981-1-PB.pdf

Kasirah, Irah dan Bahrudin (2015), Pendidikan Anak Gangguan Fisik dan Motorik. Doi :
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/PENDIDIDKAN_ANAK_GANGGUAN_FISI
K_DAN_MOTORIK.pdf

Listiana, Ayudya Ragil (2016), Perkembangan Psikoseksual Anak pada Anak dengan
Hambatan Fisik Motorik. Doi:
https://repository.ump.ac.id/2819/3/Ayudya%20Ragil%20Listiana_BAB%20II.pdf

Virlia, Stefani dan Wijaya, Andri (2015), Penerimaan Diri pada Penyandang Tunadaksa.
Doi: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/372-377%20Stefani%20Andri.pdf

18
LAMPIRAN

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai