DI SUSUN OLEH :
Nurfadillah (220405500001)
Faradiba Aprilia (220405501011)
Putri Kurmala Sari (220405501047)
Grace Ellen Risakotta (220405500023)
Navira Khusnul Fatmayadi (220405502024)
Resqi Muhammad Yusuf Putra (220405501013)
Muhammad Akmal Faisal (220405501017)
KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, puji dan syukur kami panjatkan. Berkat anugrah
Kesehatan, kemampuan, dan kekuatan yang diberikan-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan lancar.
Dalam laporan ini, kami membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi
anak Tunanetra. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Dra.
Dwiyatmi Sulasminah, M.Pd sebagai dosen pengampuh mata kuliah Penjas Adaptif.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Sampul ...................................................................................................................... 1
Kata pengantar......................................................................................................... 2
a) Kesimpulan ................................................................................................... 10
b) Saran .............................................................................................................. 10
c) Daftar Pustraka............................................................................................... 11
d) Lampiran Foto ................................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin
keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap
warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam
kemampuan (difabel)seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1, yang
menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”. Hal
tersebut lebih diperjelas lagi dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional pada pasal 5 ayat 2, dan pasal 33 ayat 1 yang menyatakan
bahwa “Setiap warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani ditujukan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani
yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional (Depdikbud, 2013: 4). Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pelaksanaan orientasi pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan
perkembangan anak, baik dari segi isi dan uraian materi serta cara penyampaian
juga harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan. Sasaran
pembelajaran bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada
perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan
model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka
yang akan mengajar pendidikan jasmani.
Salah satu bentuk program pendidikan jasmani yang sesuai dengan anak
berkebutuhan khusus adalah program pendidikan jasmani adaptif. Pendidikan
jasmani adaptif merupakan pendidikan jasmani yang diadaptasikan atau
dimodifikasi untuk memudahkan peserta didik berkebutuhan khusus berpartisipasi
4
aktif dalam pembelajaran (Depdikbud, 2013: 7). Mulyono, (2009:3) juga
menerangkan bahwa pendidikan jasmani adaptif merupakan pendidikan jasmani
yang telah dimodifikasi untuk mempertemukan kebutuhan-kebutuhan anak yang
menyandang ketunaan. Dan salah satu ketunaan yang termasuk kedalam kategori
penjas adaktif ini adalah tunanetra.
Menurut Daniel P. Hallahan, James M. Kauffman, dan Paige C. Pullen (2009:
380), mengemukakan “Legally blind is a person who has visual acuity of 20/200 or
less in the better eye even with correction (e.g., eyeglasses) or has a field of vision
so narrow that its widest diameter subtends an angular distance no greater than 20
degrees”. Definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa anak buta adalah seseorang
yang memiliki ketajaman visual 20/200 atau kurang pada mata/penglihatan yang
lebih baik setelah dilakukan koreksi (misalnya kacamata) atau memiliki bidang
penglihatan begitu sempit dengan diameter terlebar memiliki jarak sudut pandang
tidak lebih dari 20 derajat. Definisi tersebut diperkuat dengan pengertian menurut
Barraga, 1983 (dalam Wardani dkk, 2007: 4.5) bahwa: Anak yang mengalami
ketidakmampuan melihat adalah anak yang mempunyai gangguan atau kerusakan
dalam penglihatannya sehingga menghambat prestasi belajar secara optimal,
kecuali jika dilakukan penyesuaian dalam pendekatan-pendekatan penyajian
pengalaman belajar, sifat-sifat bahan yang digunakan, dan/atau lingkungan belajar.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Permainan modifikasi keolahragaan seperti apa yang di pilih untuk di
peraktekan pada siswa slb a yakti Makasar?
2. Apa alasan yang mendasari di pilihnya permainan modifikasi keolah ragaan
lari dengan tali dan bola yang telah di peraktekan pada siswa slb a yakti
Makasar?
3. Apakah selama proses berlangsungnya peraktek pengajaran permainan
modifikasi keolah ragaan lari dengan tali dan bola yang di peraktekan pada
siswa slb a yakti Mmakasar itu mendapatkan hambatan atau tidak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di rumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui permainan modifikasi keolah ragaan seperti apa yang telah di pilih
untuk anak tunanetra di slb a yakti Makasar.
2. Mengetahui alasan apa yang mendasari di pilihnya permainan modifikasi
keolah ragaan lari dengan tali dan bola yang telah di peraktekan pada siswa slb
a yakti Makasar.
3. Mengetahui tentang apakah selama proses berlangsungnya peraktek pengajaran
permainan modifikasi keolah ragaan lari dengan tali dan bola yang di
peraktekan pada siswa slb a yakti makasar itu menghadapi hambatan atau tidak.
D. Manfaat
Manfaat dari di buatnya laporan ini adalah Memberikan pemahaman konseptual
bagi guru maupun siswa mengenai permainan modifikasi keolah ragaan seperti apa
yang dapat di berikan bagi siswa tunanetra, serta bagaimana bentuk rancangan
perangkat pembelajaran yang di buat khusus bagi siswa tunanetra di slb a yakti
Makasar.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Melalui permainan modifikasi lari dengan tali dan mengambil bola ini, anak
tunanetra akan merasakan pengalaman berolahraga yang menyenangkan dan
bermanfaat untuk kesehatan fisik mereka. Selain itu, mereka juga akan meningkatkan
keterampilan koordinasi dan keseimbangan.
C. Hal-hal yang di hadapi selama proses peraktek permainan modifikasi
keolahragaan lari dengan tali dan bola yang di peraktekkan pada siswa SLB A
Yapti Makassar
Dalam proses praktek modifikasi permainan olahraga untuk anak tunanetra lari
dengan tali dan bola, ada beberapa hal yang di hadapi selama proses praktek antara
lain :
1) Menyesuaikan peraturan permainan, peraturan permainan harus disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan anak tunanetra agar mereka dapat
berpartisipasi dalam permainan dengan lebih mudah.
2) Menyediakan alat bantu pendukung, seperti tali dapat disediakan untuk
membantu anak-anak tunanetra dalam menjaga keseimbangan selama berlari.
3) Mengatur jarak yang sesuai, jarak yang di tentukan harus disesuaikan dengan
kemampuan fisik anak-anak tunanetra agar mereka tidak rasa terlalu lelah atau
sulit untuk menyelesaikan permainan.
4) Memastikan keselamatan anak-anak, selalu pastikan bahwa keselamatan anak-
anak menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan olahraga, termasuk dalam
permainan modifikasi lari dengan tali dan bola.
5) kekurangan jumlah siswa. Salah satu kendala yang kami hadapi dalam
pelaksanaan peraktek ini adalah jumlah siswa. Semestinya kami menggunakan
keseluruhan siswa dari kelas tiga sd lb, tapi karena menurut gurunya siswa
kelas tiga itu belum hadir semua sehingga kami hanya menggunakan sisanya
saja yang hadir yaitu sebanyak dua orang. Untuk menutupi kebutuhan
peraktek, kami dengan terpaksa harus meminta bantuan siswa dari kelas lain
yang ada di sd lb tersebut untuk membantu kami dalam melaksanakan
peraktek permainan keolah ragaan tersebut.
8
D. Data Sekolah
1. Nama sekolah : SLB A Yapti Makassar
2. Alamat : Jl. Kapten Pierre Tendean M No.7
3. Desa / kelurahan : Ujung Pandang Baru, Kec. Tallo
4. Kabupaten / kota : Kota Makassar
5. Provinsi : Sulawesi Selatan
6. Nama kepala sekolah : Bapak. Subu. B., S.Pd
7. Fasilitas yang tersedia :
E. Data Siswa
1) Nama siswa : Muhammad Rayhan
Kelas : III
Jenjang Pendidikan : SDLB
2) Nama siswa : Rahmat Hidayat
Kelas : III
Jenjang Pendidikan : SDLB
3) Nama siswa : Kurnia Ananta
4) Nama siswa : Rahma
5) Nama siswa : Rahmi
Nama Guru Kelas : Bapak Wahyudi, HN
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani adaktif adalah suatu rancangan pola pendidikan
yang berbasis keolah ragaan, di mana anak-anak yang memiliki hambatan baik
itu pada fisik, sensorik, intelektual, maupun mental di berikan kesempatan
untuk melaksanakan kegiatan keolah ragaan yang tentunya telah di modifikasi
khusus. Salah satu materi yang di ajarkan dalam pendidikan jasmani adaktif
ini adalah modifikasi permainan keolah ragaan, yang salah satu termasuk di
dalamnya adalah permainan modifikasi lari dengan tali dan bola. Permainan
lari dengan tali dan bola adalah permainan yang dimana telah dimodifikasi
untuk anak tunanetra agar mereka bisa berlari tanpa ada hambatan, dengan
adanya pemainan ini, juga bisa membantu mereka untuk meningkatkan rasa
percaya diri pada anak dan juga membantu dalam mengembangkan koordinasi
motorik. Salah satu alasan utama di pilihnya permainan modifikasi keolah
ragaan lari dengan tali dan bola ini adalah agar anak-anak tunanetra dapat
berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan aktivitas fisik seperti anak-anak
lainnya. Dalam proses praktek modifikasi permainan olahraga untuk anak
tunanetra lari dengan tali dan bola yang di laksanakan di slb a yakti Makasar
ini, ada beberapa hal yang di hadapi selama proses praktek yaitu penyesuaian
peraturan permainan, menyediakan alat bantu pendukung, mengatur jarak tali
dalam permainan, keselamatan anak dalam permainan, dan kekurangan jumlah
siswa.
B. Saran
Saran kami penulis yang masih sangat rendah akan keilmuan ini adalah
alangkah baiknya kalau mulai sekarang kita lebih bisa memberikan ruang
lebih kepada anak berkebutuhan khusus untuk juga bisa berolah raga, karena
mereka juga berhak untuk hidup sehat seperti anak-anak yang lain. Hanya saja
di sini, yang perlu di tekankan adalah bahwa, olah raga yang di maksud adalah
olah raga yang telah di modifikasi khusus sebagaimana yang telah di maksud
di atas. Tanpa maksud kami penulis untuk menggurui, tapi untuk orang tua
yang memiliki anak berkebutuhan khusus dalam hal ini juga termasuk di
dalamnya anak tunanetra, tidak perlu takut untuk mengajarkan kegiatan keolah
10
ragaan kepada anak-anak bapak ibu. Di sini kita tidak pernah tau rejeki orang
itu ada dimana, bisa saja rejeki anak bapak ibu itu adalah menjadi seorang atlit
olah raga. Tanpa mengurangi rasa hormat, kami penulis berharap semoga
laporan yang kami telah buat ini dapat sedikit menambah pemahaman kita
tentang pentingnya pendidikan keolah ragaan bagi semua, tanpa terkecoali
bagi anak berkebutuhan khusus dan dalam hal ini juga termasuk di dalamnya
adalah anak tunanetra.
Daftar Pustraka
Dimas Itna Haryo. Pengertian anak tunanetara,” Universitas Islam Bandung (2016)
https://id.scribd.com/document/375508977/06bab2-Dimas-Itna-Haryo-Tetuko-10050010028-
Skr-2016
11
LAMPIRAN FOTO HASIL OBSERVASI DAN PRAKTEK
Lampiran foto 1 : Bersama anak-anak tunanetra di dalam kelas menjelaskan materi tentang
modifikasi permainan olahraga lari dengan tali dan bola.
Lampiran foto 2 : Pemanasan sebelum melakukan permainan olahraga lari dengan tali dan
bola.
12
Lampiran foto 4 : Memberikan hadiah kepada peserta didik yang telah memenangkan
permainan olahraga lari dengan tali dan bola.
Lampiran foto 5 : Foto Bersama dengan anak-anak tunanetra dan juga bersama
dengan kepala sekolah SLB A Yapti Makassar.
13
BAB IV
LAMPIRAN RPP
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, dan
menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
14
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
C. Materi Pembelajaran
Permainan lari dengan tali dan bola
1. Berlari dengan menggunakan tali.
2. Mengambil bola.
Permainan lari dalam dengan tali dan bola dalam pembelajaran ini terdapat beberapa
hal yang dapat dimodifikasi/diadaptasi yaitu :
15
1. Media / alat
a. Tali, sebagai media untuk anak tunanetra memegang untuk berlari, berjarak 3
meter.
b. Bola, yang digunakan adalah bola plastik kecil.
2. Aturan permainan :
a. Pembentukan dua team, dalam satu team terdiri dari 3 sampai 4 orang.
D. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengkondisikan peserta didik untuk 2x5 menit
berbari.
2. Dengan bimbingan guru, salah seorang
peserta didik untuk memimpin doa.
3. Memastikan kondisi peserta didik
sehat dan merasa senang mengikuti
kegiatan.
4. Melakukan pemanasan sebelum
memulai.
5. Menjelaskan kegiatan dan tugas yang
akan dilakukan oleh peserta didik.
16
Inti 1. Pembentukan kelompok/team sesuai dengan 2x25 menit
kondisi siswa.
Pembelajaran diawali dengan demostrasi
2.
atau pemberian contoh oleh guru (lari dengan
tali, mengambil bola), Sambil menjelaskan
Selama melaksanakan demostrasi lari dengan
3. tali dan mengambil bola, guru meminta
17
4. Beerdoa Bersama menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk menutup
pelajaran)
E. Penilaian Pembelajaran
1. Prosedur penilaian
2. Instrumen Penilaian
a) Penilaian Sikap
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
18
b) Penilaian Keterampilan
No NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN
Keterampilan Keterampilan Kreativitas
Jumlah Nilai
Lari mengambil bola
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tidak baik
2. Cukup baik
3. Sudah baik
4. Sangat baik
19
c) Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Skor Penilaian
1 2 3
Jumlah Nilai
1 Muh. Rayhans √ 3 100
2 Rahmat Hidayat √ 3 100
3 Kurnia Ananta √ 3 100
4 Rahma √ 3 100
5 Rahmi √ 3 100
20
SOAL :
1. Sebelum melakukan permainan lari dengan tali dan bola apa yang harus kita lakukan?
Jawaban : Pemanasan
2. Apakah permainan lari dengan tali dan bola ini adalah termasuk kedalam olahraga ?
Jawaban : Ya
3. Alat-alat apa saja yang dipakai dalam melakukan permainan lari dengan tali dan bola?
Jawaban : Tali dan Bola
4. Sebutkan apa saja manfaat yang di dapatkan dalam permainan lari dengan tali dan
bola?
Jawaban :
5. Bagaimana cara agar dapat mengambil bola di unjung tali dengan cepat dan tepat
dalam permainan modifikasi lari tersebut?
Jawaban : Berlari dengan cepat mingikuti panjangnya tali dan mengambil bola.
21
22