Anda di halaman 1dari 47

INSTRUMEN ASESMEN MOTORIK HALUS

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus Dosen Pengampu Dr. Budi Susetyo, M.Pd. dan Een
Ratnengsih, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 3
Dea Mutiara 2003739
Fany Fortina Meilani 2003822
Nanda Shintani Astria 2010064
Ricky Christian Mangkupaty 2009427

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
mata kuliah Pengelolaan Pendidikan Khusus dengan judul “Instrumen Motorik
Halus”.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selalu membantu dalam
merampungkan makalah ini.
Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
kami menerima saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya
penyusun mengharapkan makalah ini dapat diambil manfaatnya dan menginspirasi
pembaca.

Bandung, 4 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
A. Pengertian Perkembangan Motorik ........................................................... 4
B. Motorik Halus ........................................................................................... 6
1. Pengertian Motorik Halus ................................................................. 6
2. Fungsi Motorik Halus ....................................................................... 7
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus
Anak. .......................................................................................................... 8
4. Prinsip dalam Pengembangan Motorik Halus ................................. 10
5. Tujuan Pengembangan Motorik Halus............................................ 11
BAB III ................................................................................................................. 13
INSTRUMENT ASESMEN ................................................................................. 13
A. Definisi Operasional Koordinasi Mata dan Tangan ................................ 13
B. Definisi Operasional Kelenturan Pergelangan Tangan ........................... 15
C. Definisi Operasional Kekuatan dan Kelenturan Jari Tangan .................. 16
D. Kisi-Kisi Instrumen Asesmen Motorik Halus ......................................... 18
E. Butir-Butir Instrumen Asesmen Motorik Halus ...................................... 21
F. Butir-butir Soal Instrument Motorik Halus ............................................. 26
BAB IV ................................................................................................................. 42
PENUTUP ............................................................................................................. 42
A. Kesimpulan ............................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang tumbuh dan


berkembang dengan beragam perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Istilah
anak berkebutuhan khusus tidak merujuk pada sebutan untuk anak dengan
kecacatan, namun merujuk pada layanan khusus yang diperlukan anak
berkebutuhan khusus. Terdapat berbagai jenis kategori dalam lingkup istilah anak
berkebutuhan khusus. Dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia anak
berkebutuhan khusus di kategorikan dengan istilah anak tunanetra, anak tunarungu,
anak tunagrahita, anak tunadaksa, anak tunalaras, dan anak cerdas dan bakat
istimewa. Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Lebih daripada itu, setiap anak berkebutuhan
khusus juga memerlukan layanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik mereka. Perlu dilaksanakan kegiatan identifikasi dan asesmen untuk
mengetahui karakteristik dan kebutuhan mereka. Hal tersebut dianggap penting
guna mendapatkan layanan yang tepat sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan
kemampuan.
Identifikasi berarti mengenal atau menandai sesuatu dengan melalui
pengamatan. Menandai berarti menduga karena tanda-tanda tertentu yang muncul
yang dapat dilihat dari keseringan dan lamanya hal itu muncul. Wardani (2012:
1.21) mengemukakan bahwa “Identifikasi merupakan langkah awal dan sangat
penting untuk menandai kelainan atau kesulitan.” Pada kegiatan identifikasi peserta
didik berkebutuhan khusus dikenal/ditemukan berdasarkan klasifikasi. Tujuan
mengklasifikasikan peserta didik digunakan untuk kepentingan layanan
pembelajaran, bukan untuk memisahkan anak yang diduga mengalami kelainan
dari peserta didik lainnya.

1
Hasil dari identifikasi akan dilanjutkan dengan asesmen, yang hasilnya akan
dijadikan dasar untuk menyusun progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan
dan ketidakmampuannya, setelah ditemukannya gejala dengan menafsirkan dan
menyimpulkan sesuatu gejala menjadi fokus pengamatan serta menduga adanya
permasalahan. Gozali (1993: 37).
Asesmen berarti menaksir. Menaksir berarti melukiskan atau mendeskripsikan
keadaan seseorang secara menyeluruh baik dari segi fisik, intelektual, sosial dan
emosi sehingga dapat menentukan proses pembelajaran. Asesmen adalah suatu
proses pengumpulan informasi/data secara komprehensif mengenai keberadaan
individu yag dapat dijadikan dasar dalam menyusun program layanan atau
pembelajaran bagi individu sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu
dibutuhkan proses yang komprehensif, informasi untuk mengetahui kendala yang
dialami dengan menggunakan instrumen, adanya asesor dengan melibatkan tim
yang mengumpulkan informasi, dan penyusunan program pembelajaran yang
berdasarkan kenyataan dan obyektif.
Identifikasi dan asesmen merupakan tahapan awal sebelum diterapkan suatu
pembelajaran untuk ABK. Identifikasi dan asesmen dapat disebut sebagai prosedur
screening awal untuk menemu kenali kategori disabilitas beserta karakteristiknya
(Widiastuti, Suwitri, Warella, & Haryono, 2017). Selain itu, prosedur tersebut perlu
dilakukan seluruh tenaga ahli secara berkala untuk mengetahui progres
perkembangan yang dicapai ABK (Sattler, 2002). Prosedur identifikasi menjadi
sangat penting untuk menjamin kualitas program pembelajaran dan proses reffereal
yang dilaksanakan telah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak (Heward
& Wood, 2006). Pada jenjang PAUD, pelaksanaan identifikasi dan asesmen
penting dilakukan dengan cermat dan akurat untuk mengukur baseline aspek
perkembangan ABK. Namun demikian, perangkat identifikasi dan asesmen yang
selama ini digunakan oleh guru masih berbasis pada kemampuan akademik dan
kemampuan umum pada usia sekolah. Lebih lanjut, berbagai aspek yang diukur
pada perangkat tersebut masih belum dapat mengakomodasi kemampuan pada usia

2
prasekolah. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka kami
mengangkat judul, “ Instrument Asesmen Motorik Halus”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah


sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi operasional perkembangan motorik halus?
2. Bagaimana tujuan asesmen perkembangan motorik halus?
3. Bagaimana kisi-kisi instrumen perkembangan motorik halus?
4. Bagaimana butir instrumen perkembangan motorik halus?
5. Bagaimana butir soal perkembangan motorik halus?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui definisi operasional perkembangan motorik halus.
2. Untuk mengetahui tujuan asesmen perkembangan motorik halus.
3. Untuk mengetahui kisi-kisi instrumen perkembangan motorik halus.
4. Untuk mengetahui butir instrumen perkembangan motorik halus.
5. Untuk mengetahui butir soal perkembangan motorik halus.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Asesmen


Perkembangan Motorik.
2. Memperdalam ilmu pengetahuan tentang Asesmen Anak Berkebutuhan
Khusus.
3. Membantu tugas bagi peneliti dan pembaca.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Motorik

Menurut Papalia, D. E. (2014: 125) pertumbuhan dan perkembangan fisik


mengikuti prinsip sefalokaudal dan proximodistal. Menurut prinsip sefalokaudal,
pertumbuhan terjadi dari atas ke bawah, karena otak tumbuh dengan cepat sebelum
lahir, kepala bayi yang baru lahir adalah disproporsi besar. Menurut prinsip
proximodistal pertumbuhan dan perkembangan motorik dari dalam ke luar (pusat
tubuh ke luar), dalam rahim kepala dan badan berkembang sebelum lengan dan
kaki, kemudian tangan dan kaki, dan jari tangan dan kaki. Anggota badan terus
tumbuh lebih cepat daripada tangan dan kaki pada anak usia dini.
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada
tubuh seseorang. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan pada
bentuk dan ukuran tubuh seseorang. Perkembangan motorik (motor development)
adalah perubahan yang terjadi secara progresif pada kontrol dan kemampuan untuk
melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi anatara faktor kematanagan
(maturation) dan latihan atau pengalaman (experienxes) selama kehidupan yang
dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang dilakukan. (Rini Hidayani, 2016:
3,4).
Senada dengan yang dipaparkan oleh Hurlock (1978:151) perkembangan
motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan
pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Sebelum perkembangan terjadi
anak tidak akan berdaya. Kondisi tersebut akan berubah secara cepat pada usia 4-5
tahun pertama kehidupan pasca lahir. Anak dapat mengendalikan gerakan yang
kasar. Gerakan tersebut melibatkan anggota badan yang luas yang digunakan untuk
berjalan, melompat, berlari, berjinjit, berenang, dan sebagainya. Setelah berumur 5
tahun terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih

4
baik yang melibatkan bagian otot yang lebih kecil yang digunakan untuk
menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan sebagainya.
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar dan motorik halus melibatkan otot-
otot kecil. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak melibatkan otot dan anak
pada masa tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang bergerak, lebih
senang melakukan percobaan atau praktik, lebih senang bermain baik permainan
yang membutuhan banyak energi maupun permainan yang hanya menampakkan
sedikit gerakan.
Seperti yang diungkapkan oleh Piaget dalam Slamet Suyanto (2005:119)
berbagai penelitian menunjukkan bahwa bermain memberikan ruang bebas
terhadap anak, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya.
Saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu
keseimbangan, anak terlahir dengan kemampuan refleks, dan belajar
menggabungkan dua atau lebih gerak refleks, sehingga anak mampu mengontrol
gerakannya dan menjadi gerak terkoordinasi.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak terbagi dalam gerakan besar dan
gerakan kecil. Gerakan besar melibatkan otot-otot besar tentunya membutuhkan
banyak energi, begitu juga sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan oleh anak dengan
dasar kesenangan. Bermain aktif mempraktikkan gerakan berlari, melompat,
melempar, dan gerakan yang lain adalah gerakan yang dilakukan baik terlibat
dalam permainan dengan aturan maupun bermain bebas. Lolita Indraswari
menjelaskan kegiatan motorik halus memerlukan koordinasi tangan dan mata
seperti menggambar, menulis, menggunting. Semakin banyak gerakan motorik
halus dapat membuat anak berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil yang
lurus, menggambar bermakna dan bisa mewarnai dengan rapi, menjahit,
menganyam, dan sebagainya.

5
B. Motorik Halus

1. Pengertian Motorik Halus

Santrock (2007:216) mengemukakan bahwa keterampilan motorik halus


melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Perkembangan keterampilan motorik
halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai
gerakan-gerakan otot-otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan dan
kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari-jemari. Beaty dalam Wahyudin dan
Agustin (2012:35).
Sumantri (2005: 143) juga menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk
mengerjakan suatu objek.
Pada Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 10 dijelaskan bahwa motorik halus mencakup
kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
Menurut Susanto (2011: 164), motorik halus adalah gerakan halus yang
melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja,
karena tidak memerlukan tenaga. Namun begitu, gerakan yang halus ini
memerlukan koordinasi yang cermat.
Demikian pula menurut Sujiono, dkk (2010:1.14), menyatakan bahwa motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik
halus adalah kemampuan anak dalam menggunakan jari jemari dan tangan yang
memerlukan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan.

6
2. Fungsi Motorik Halus

Perkembangan motorik halus juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu


menurut Hurlock, (dalam Depdiknas 2007:10) yaitu sebagai berikut:
1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang.
2) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang bebas dan
tidak bergantung.
3) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah.

Selain itu, keterampilan motorik halus sangat penting untuk distimulasi


sejak anak usia dini. Masganti (2015:96) mengemukakan paling tidak ada 4
alasan pentingnya mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini,
yaitu sebagai berikut:
1) Alasan Sosial
Alasan Sosial Anak-anak perlu mempelajari sejumlah keterampilan
yang bermanfaat bagi mereka untuk kegiatan sehari-hari, seperti: mandi
dan serangkaian kegiatan mandi (sikat gigi, keramas, menggosok
badan), memakai pakaian sendiri, menyisir rambut, makan dan minum
sendiri.
2) Alasan Akademis
Ketika masuk usia sekolah, sejumlah kegiatan yang ada di sekolah
membutuhkan ketermapilan motorik halus anak, seperti menulis,
menggunting, dan beragam kegiatan yang membutuhkan kecermatan
dan ketangkasan jarijemari dan tangan anak. Anak dituntut secara
otomatis mengendalikan koordinasi mata dengan tangannya.
3) Alasan Pekerjaan
Ketika anak dewasa, sebagian besar pekerjaan memerlukan sejumlah
keterampilan motorik halus seperti profesi guru, guru harus mampu

7
menulis dengan baik dan rapi di papan tulis. Profei sekretaris, dokter,
petugas arsip dan profesi lainnya.
4) Alasan Psikologis/Emosional
Anak-anak yang memiliki koordinasi motorik halus yang baik, yang
berkembang secara optimal akan lebih memudahkan mereka dalam
beradaptasi dengan pengalaman sehari-hari yang melibatkan aktivitas
fisik. Sebaliknya, anak-anak yang memiliki koordinasi motorik halus
yang buruk, tidak berkembang dengan optimal akan lebih mudah
frustasi, merasa gagal, dan merasa ditolak. Kondisi ini akan
memberikan dampak yang negatif pada aspek lain seperti terhadap
kepribadian anak. Oleh karena itu, pengembangan motorik halus sejak
anak usia dini sangat penting untuk dilakukan, tentu saja hal ini
dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan sesuai
dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan motorik halus sejak
anak usia dini akan membantu anak dalam kehidupannya untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus


anak, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini akan diuraikan
faktor-faktor tersebut:
1) Kondisi pra kelahiran
Ketika anak berada dalam kandungan ibu, pertumbuhan fisiknya sangat
tergantung pada gizi yang diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik
seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena kurang gizi,
maka anak yang dikandungnya pun akan mengalami pertumbuhan fisik
yang tidak sempurna.
2) Faktor genetik
Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak
dan merupakan sifat bawaan dari orangtua anak. Faktor ini ditandai

8
dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak tubuh anak dengan salah
satu anggota keluarganya, apakah ayah, ibu kakek, nenek atau keluarga
lainnya.
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor eksternal atau faktor di luar diri
anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat
perkembangan motorik halus anak, dimana anak kurang mendapatkan
keleluasaan dalam bergerak dan melakukan latihan-latihan.
4) Kesehatan & gizi anak pasca kelahiran
Dalam pertumbuhan fisik/motorik halus yang pesat ini anak
membutuhkan gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan
jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak yang terganggu karena
sakit akan memperlambat pertumbuhan/perkembangan motorik
halusnya dan akan merusak sel-sel serta jaringan tubuh anak.
5) Intelengence Question
Kecerdasan intelektual yang ditandai dengan tinggi rendahnya skor IQ
secara tidak langsung membuktikan tingkat perkembangan otak anak
dan perkembangan otak anak sangat mempengaruhi kemampuan
gerakan yang dapat dilakukan oleh anak, mengingat bahwa salah satu
fungsi bagian otak adalah mengatur dan mengendalikan gerakan yang
dilakukan anak. Sekecil apaun gerakan yang dilakukan anak,
merupakan hasil kerjasama antara 3 unsur yaitu otak, saraf dan otot,
yang berinteraksi secara positif.
6) Stimulasi yang tepat
Perkembangan motorik halus anak sangat tergantung pada seberapa
banyak stimulasi yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot-otot
anak baik otot halus anak belum mencapai kematangan.
7) Pola asuh
Ada tiga pola asuh yang dominan dilakukan oleh orangtua yaitu pola
asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter, permisif dan

9
demokratis. Ketiga pola asuh ini tentunya akan menentukan suasana
kehidupan yang akan dialami anak dalam kesehariannya dan tentu saja
akan sangat mempengaruhi proses perkembangannya diantarannya
perkembangan motorik halus.
8) Cacat Fisik
Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi
perkembangan kemampuan motorik halusnya. contohnya anak
tunadaksa akan kesulitan dalam melakukan hal-hal yang berhubungan
dengan pergerakan motorik halus.
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
halus anak menurut Hurlock (dalam Al-Maqassary 2014) yaitu sebagai
berikut:
1) Perkembangan sistem saraf.
2) Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak.
3) Keinginan anak yang memotivasinya bergerak.
4) Lingkungan yang mendukung.
5) Aspek psikologis anak.
6) Umur.
7) Jenis kelamin.
8) Genetik.
9) Kelainan kromosom.

4. Prinsip dalam Pengembangan Motorik Halus

Menurut Depdiknas (2007:13), untuk mengembangkan motorik halus anak usia


4-6 tahun di Taman Kanak-Kanak secara optimal, perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut:
1) Memberikan kebebasan ekspresi pada anak.
2) Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar
dapat merangsang anak untuk kreatif.

10
3) Memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik/cara
yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
4) Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat
merusak keberanian dan perkembangan anak.
5) Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan.
6) Memberikan rasa gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan
pada anak.
7) Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.

5. Tujuan Pengembangan Motorik Halus

Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK (4-6 tahun) adalah dapat
menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh dan terutama terjadinya
koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis (Puskur, Balitbang
Depdiknas 2002 dalam Sumantri, 2010: 146). Tujuan pengembangan motorik halus
anak berdasarkan pendapat Sumantri (2005:146) adalah sebagai berikut:
1) Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang
berhubungan dengan gerak kedua tangan.
2) Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-
jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, menggunting dan
memanipulasi benda-benda.
3) Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan
4) Mampu mengendalikan emosi dan beraktivitas motorik halus.

Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Sujiono (2008: 2.12) bahwa


tujuan pengembangan motorik halus adalah:
1) Agar anak dapat berlatih menggerakkan pergelangan tangan dengan
kegiatan menggambar dan mewarnai.
2) Anak belajar ketepatan koordinasi mata dan tangan serta menggerakkan
pergelangan tangan agar lentur.
3) Anak belajar berimajinasi dan berkreasi.

11
Subjek yang akan kami pakai dalam menyusun dan mengembangkan kisi-
kisi instrumen mengenai motorik halus yaitu anak usia 4-5 tahun. Standar
kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun, meliputi: (1) Koordinasi mata
dan tangan; (2) Kelenturan pergelangan tangan; dan (3) kekuatan dan
kelenturan jari tangan (Kemdikbud, 2015: 11)/ Kemdikbud menjabarkan
kemampuan motorik halus anak berhubungan dengan perkembangan otot jari
dan pergelangan tangan.

12
BAB III

INSTRUMENT ASESMEN

A. Definisi Operasional Koordinasi Mata dan Tangan

Menurut Rusli dalam Sumantri pengertian koordinasi ialah kemampuan


melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan ketepatan, cepat,
dan efisien. Sukadiyanto menyatakan bahwa koordinasi merupakan kemampuan
individu dalam merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang sesuai
dengan keinginannya atau tujuannya. Hal tersebut sependapat oleh Grana dan
Klenak dalam Sukadiyanto yang menyebutkan bahwa koordinasi adalah suatu
kemampuan otot tubuh untuk mengontrol gerak agar tepat sehingga dapat mencapai
satu tugas fisik tertentu. Sedangkan Yanuar Kiram mengemukaan pengertian dari
koordinasi gerak adalah pengaturan terhadap kerja alat gerak (otot dan tulang) yang
diatur melalui sistem persyarafan atau intra muskulare coordination.
Pengertian dari tangan dan mata adalah salah satu anggota tubuh manusia
bagian atas. Sehingga yang dikatakan sebagai koordinasi gerak tangan dan mata
merupakan pengoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu pelaksanaan
gerakan yang berhubungan dengan kemampuan memilih objek (objek dilihat
dengan mata) dan mampu mengoordiansikannya dengan baik (gerakan dari jari
tangan yang diatur) untuk mencapai suatu tugas fisik tertentu. Koordinasi mata dan
tangan merupakan koordinasi yang berhubungan dengan kemampuan memilh suatu
obyek dan mengkoordinasikannya dengan gerakan-gerakan yang diatur (Sujiono,
2008: 7.5). Selanjutnya, kemampuan koordinasi gerak mata dan tangan menurut
(Bambang Sujiono, 2010: 7.5)merupakan kemampuan perseptual pola-pola gerak
yang berhubungan dengan kemampuan memilih suatu objek dan
mengkoordinasikannya (objek dilihat dan gerakan-gerakan yang diatur) Sesuai
pendapat tersebut maka memilih sebuah obyek kemudian mengaturnya melalui
gerakan-gerakan yang sesuai antara mata dan tangan untuk menghasilkan sebuah

13
karya yang terbaik. Maka pengoordinasian kerja otot-otot tersebut diatur
sedemikian rupa oleh sistem persyarafan.
Koordinasi gerak mata dan tangan dalam kegiatan pendidikan anak usia dini
khususnya di taman kanak-kanak dapat dilihat dari kegiatan menggunting,
menempel, mewarnai, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Hal tersebut
juga dijabarkan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa tingkat pencapaian perkembangan
anak dalam lingkup perkembangan motorik halus yaitu menggambar sesuai
gagasannya, meniru bentuk, melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan
kegiatan, menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, menggunting sesuai
pola, menempel gambar dengan tepat, serta mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara rinci. Secara tidak langsung bahwa kegiatan motorik halus
terutama koordinasi gerak mata dan tangan terdapat dalam kegiatan yang salah
satunya yaitu kegiatan menggunting sesuai pola dan menempel gambar dengan
tepat. Koordinasi gerak mata dan tangan diumpamakan seperti anak kecil belajar
apa yang dirasakan dengan tangan seperti: meraba, bergerak, melihat benda yang
berbeda bentuk, dan mengerti. Koordinasi merupakan suatu gerakan yang sangat
berkaitan satu dengan yang lainya, agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar, berurutan serta sesuai dengan keinginan. Maka koordinasi mata
dan tangan sangat berpengaruh dan terkaitan kepada aktifitas yang kita laksanakan
(Hofsab, 2007).
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa koordinasi gerak mata dan
tangan adalah suatu koordinasi yang paling berpengaruh dan berkaitan dengan yang
lainya, agar anak dapat mengetahui berbagai hal serta dapat menjalani aktivitas
sesuai dengan kebutuhan anak.

Kriteria Koordinasi Gerak Mata Tangan


Koordinasi gerak mata dan tangan yang baik yaitu bisa malakukan gerakan
antara mata dan tangan secara bersama contohnya: dalam menangkap bola,

14
melambungkan bola, melemparkan bola, gerakan mata dan tangan harus
serempak melakukanya.
Adapun beberapa gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak mata dan
tangan menurut (Hofsab, 2007) sebagai berikut:
a. Mengambil penghapus di atas meja.
b. Mengambil pena di atas meja.
c. Memasukan manik - manik kedalam benang.
d. Memasukan benang kedalam lubang jarum.
e. Menangkap bola.
f. Menghubungkan garis - garis lurus pada titik yang telah diberi tanda
pada kertas.
g. Membuat tanda silang.
h. Menggunting kertas.
i. Melempar bola kedalam keranjang.
j. Meronce
k. Menyisir rambut.
l. Memasukan karet kedalam lobang pipet.
m. Menuangkan air dari teko kedalam gelas.
n. Menangkap balon yang sedang terbang.
o. Memasang kancing baju.

B. Definisi Operasional Kelenturan Pergelangan Tangan

Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi (Sujiono, 2008).


Kelenturan yang dapat dilihat dari kemampuan motorik halus adalah kelenturan
menggerakkan pergelangan tangan. Menurut Syafruddin (2013: 113-114)
menjelaskan bahwa kelenturan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang
menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan,mencegah
cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan,

15
dan koordinasi. Kemampuan kelenturan ditandai oleh keleluasan gerakan yang
dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Pernyataan tersebut sesuai
pendapat Sujiono (2008: 2.13) bahwa mengembangkan kemampuan motorik halus
bertujuan untuk melatih menggerakkan pergelangan tangan. Kelenturan
pergelangan tangan adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak
dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya dalam hal ini tepatnya
pada pergelangan tangan. Kelenturan pergelangan tangan adalah keefektifan
seseorang untuk melakukan segala aktifitas tubuh dengan penguluran seluas-
luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar persendian pergelangan
tangan.
Dapat disimpulkan bahwa kelenturan pergelangan tangan dapat dilihat dari
kemampuan untuk menggerakkan. Keterampilan diperlukan untuk mengontrol
otot-otot kecil (Sumantri, 2005: 143). Keterampilan menggunakan jari-jemari
tangan dapat dilihat dari kemampuan anak untuk memegang benda (Suyanto, 2005:
50). Disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan jari-jemari ketika
melaksanakan kegiatan motorik halus dapat dilihat dari kemampuan memegang.

C. Definisi Operasional Kekuatan dan Kelenturan Jari Tangan

Kekuatan merupakan dasar dari kondisi fisik yang sangat berperan dalam
pencapaian suatu prestasi. Kekuatan juga merupakan komponen yang sangat
penting dari kondisi fisik secara keseluruhan karena merupakan daya penggerak
seiap aktifitas fisik. Menurut Ismaryati (2006:111) kekuatan adalah tenaga
kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Selanjutnya, Irawadi
(2011:48) menyebutkan bahwa kekuatan diartikan sebagai kemampuan dalam
bentuk mengangkat atau menahan suatu beban.
Kekuatan juga dapat didefenisikan sebagai kemampuan otot dan saraf untuk
mengatasi beban internal dan eksternal. M.Sajoto (1995:8), menyatakan bahwa
“kekuatan (strength)” adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

16
kemampuannya dengan mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja. Agus Mahendra (1999:35), menyatakan bahwa “kekuatan” adalah
sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi.
Depdiknas (1999:35), kekuatan otot adalah salah satu komponen kesegaran
jasmaani dengan mengukur 5 kelompok otot tubuh dapat diperkirakan kekuatan
otot seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha
mkasimal.
Kelentutran merupakan tingkat kemampuan maksimal dalam gerak sendinya.
kelenturan atau flexibility diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mengerakan tubuh atau bagian-bagian dalam satu ruang gerak yang seluas-luas
mungkin, tanpa mengalami cedera pada persendian. Kelenturan menurut Harsono,
(1988:163) sebagai berikut: “Kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelenturan juga
ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot dan ligament”. Berdasarkan pendapat
ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa kelenturan berpangkal pada luas gerak bagian
tubuh disekitar persendian tertentu, maka kebutuhan akan kelenturan akan berbeda-
beda. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa kekuatan dan kelenturan
tangan ialah kemampuan gerak tangan untuk melakukan usaha secara maksimal
yang dilakukan dengan gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami cedera pada
persendian.

17
D. Kisi-Kisi Instrumen Asesmen Motorik Halus

No Tehnik
Sub komponen Indikator Deskriptor
1. a. Menggunting 1.a.1 Menggunting pola
berdasarkan pola lingkaran, segitiga, dan kotak
bentuk 1.a.2 Menggunting pola gambar
Tes &
angka Observasi
1.a.3 Menggunting pola gambar
huruf abjad
b. Menggunting dan 1.b.1 Menggunting dan
Tes &
menempel gambar menempel gambar ke kertas Observasi
c. Mewarnai gambar 1.c.1 Mewarnai gambar angka
angka, huruf dan 1.c.2 Mewarnai gambar huruf
Tes &
hewan 1.c.3 Mewarnai gambar hewan Observasi
kupu-kupu
Koordinasi Mata
d. Membentuk plastisin 1.d.1 Membentuk plastisin
dan Tangan
dengan cetakan aneka bentuk
1.d.2 Membentuk plastisin
Tes &
aneka angka
Observasi
1.d.3 Membentuk plastisin
aneka huruf
e. Melipat origami 1.e.1 Melipat origami
berbentuk persegi panjang
1.e.2 Melipat origami
Tes &
berbentuk segitiga Observasi
1.e.3 Melipat origami
berbentuk persegi
f. Latihan menggambar 1.f.1 Menggambar mobil

18
g. Meronce 1.g.1 Meronce dengan bahan
sedotan Tes &
Observasi
1.g.2 Meronce dengan manik
2. a. Meremas benda 2.a.1 Meremas tisu dengan Tes &
tangan kanan Observasi
2.a.2 Meremas tisu dengan
tangan kiri
2.a.3 Meremas dengan dua
tangan
2.a.4 Meremas squishy dengan
satu tangan
2.a.5 Meremas squishy dengan
dua tangan
b. Menggenggam benda 2.b.1 Menggenggam pisang Tes &
berukuran kecil dengan tangan Observasi
kanan
Kelenturan 2.b.2 Menggenggam pisang
Pergelangan berukuran kecil dengan tangan
Tangan kiri
2.b.3 Menggenggam pisang
berukuran kecil dengan kedua
tangan
2.b.4 Menggenggam tungkai
sendok dengan tangan kanan
2.b.5 Menggenggam tungkai
sendok dengan tangan kiri
c. Menggerakan 2.d.1 Menggerakan Tes &
pergelangan tangan pergelangan tangan ke arah Observasi
atas

19
2.d.2 Menggerakan
pergelangan tangan ke arah
bawah
d. Membuka dan 2.e.1 Membuka dan menutup Tes &
menutup benda tutup botol dengan tangan Observasi
kanan
2.e.2 Membuka dan menutup
tutup botol dengan tangan kiri
2.e.3 Membuka dan menutup
tutup kaleng dengan tangan
kanan
2.e.4 Membuka dan menutup
tutup kaleng dengan tangan kiri
3. a. Menjiplak bentuk 1.a.1 menjiplak garis Tes &
dengan horizontal, vertikal, dan zigzag Observasi
menggunakan 1.a.2 menjiplak huruf abjad
garis bantu 1.a.3 menjiplak angka
1.a.4 menjiplak gambar

Kekuatan dan b. Meniru bentuk 1.b.1 meniru garis horizontal, Tes &
kelenturan jari tanpa vertikal, zigzag, dan lingkaran Observasi
tangan menggunakan 1.b.2 meniru huruf
garis bantu 1.b.3 meniru angka

c. Bermain bola 1.c.1 menangkap bola Tes &


1.c.2 melempar bola Observasi
1.c.3 menggelindingkan bola

20
E. Butir-Butir Instrumen Asesmen Motorik Halus

Kemampuan Keterangan
Indikator Butir Instrumen
0 1 2 3
A. Koordinasi Mata (1) Anak diminta menggunting
dan Tangan gambar lingkaran, segitiga,
(a) Menggunting dan kotak berdasarkan
berdasarkan pola polanya
bentuk (2) Anak diminta menggunting
gambar angka 1-5
(3) Anak diminta menggunting
pola gambar huruf abjad:
A,B, dan C
(b) Menggunting dan (1) Anak diminta menggunting
menempel gambar dan menempel berbagai
macam gambar ke dalam
kertas kosong

(c) Mewarnai gambar (1) Anak diminta mewarnai


angka, huruf dan gambar angka 0-9
hewan (2) Anak diminta mewarnai
gambar huruf X,Y dan Z
(3) Anak diminta mewarnai
gambar hewan kupu-kupu
(d) Membentuk (1) Anak diminta membentuk
plastisin plastisin dengan
menggunakan cetakan yang
beraneka bentuk

21
(2) Anak diminta membentuk
plastisin angka 1-3 secara
bebas
(3) Anak diminta membentuk
plastisin huruf F, H, E,G
(e) Melipat origami (1) Anak diminta melipat
origami berbentuk persegi
panjang
(2) Anak diminta melipat
origami berbentuk segitiga
(3) Anak diminta melipat
origami berbentuk persegi

(f) Menggambar (1) Anak diminta menggambar


mobil mobil

(g) Meronce (1) Anak diminta meronce


dengan bahan sedotan
berdasarkan urutan warna
(2) Anak diminta meronce
dengan manik berdasarkan
urutan warna

B. Kelenturan (a) Anak diminta meremas tisu


Pergelangan Tangan dengan tangan kanannya
(1) Meremas benda (b) Anak diminta meremas tisu
dengan tangan kirinya
(c) Anak diminta meremas tisu
dengan dua tangan
(d) Anak diminta meremas
squishy dengan satu tangan

22
(e) Anak diminta meremas
squishy dengan dua tangan

(2) Menggenggam benda (a) Anak diminta menggenggam


pisang berukuran kecil
dengan tangan kanannya
(b) Anak diminta menggenggam
pisang berukuran kecil
dengan tangan kirinya
(c) Anak diminta menggenggam
pisang berukuran kecil
dengan kedua tangan
(d) Menggenggam tungkai
sendok dengan tangan
kanannya
(e) Menggenggam tungkai
sendok dengan tangan
kirinya
(3) Menggerakan (a) Anak diminta menggerakan
pergelangan tangan pergelangan tangan
kanannya ke arah atas dan
bawah
(b) Anak diminta menggerakan
pergelangan tangan kirinya
ke arah atas dan bawah
(c) Anak diminta menggerakan
kedua pergelangan
tangannya ke arah atas dan
bawah

23
(4) Membuka dan (a) Anak diminta membuka dan
menutup benda menutup tutup botol dengan
tangan kanannya
(b) Anak diminta membuka dan
menutup tutup botol dengan
tangan kirinya
(c) Anak diminta membuka dan
menutup tutup kaleng
dengan tangan kanannya
(d) Anak diminta membuka dan
menutup tutup kaleng
dengan tangan kirinya
C. Kekuatan dan 1. Menjiplak bentuk dengan
Kelenturan Jari menggunakan garis bantu
Tangan 1) Anak diminta untuk
menjiplak garis
1. Menjiplak bentuk horizontal, vertikal,
dengan dan zigzag
menggunakan 2) Anak diminta untuk
garis bantu menjiplak huruf
abjad
3) Anak diminta untuk
menjiplak angka 1-5
4) Anak diminta untuk
menjiplak angka 6-10
5) Anak diminta untuk
menjiplak gambar
2. Meniru bentuk 2. Meniru bentuk tanpa
tanpa menggunakan garis bantu

24
menggunakan 1) Anak diminta untuk
garis bantu meniru garis
horizontal, vertikal,
zigzag, dan lingkaran
2) Anak diminta untuk
meniru huruf abjad
3) Anak diminta untuk
meniru angka
4) Anak diminta untuk
meniru gambar

3. Bermain bola 3. Bermain bola


1) Anak diminta untuk
menangkap bola
dengan tepat
2) Anak diminta untuk
melempar bola pas
pada target
3) Anak diminta untuk
menggelingkan bola
pas pada target

25
F. Butir-butir Soal Instrument Motorik Halus

Kemampuan Ket
Indikator Butir Soal Kriteria
0 1 2 3
A. Koordinasi Mata Guntinglah pola bentuk Poin 0: Jika anak tidak
dan Tangan mampu sama sekali
lingkaran, segitiga, dan kotak di
a. Menggunting menggunting semua pola
bawah ini dengan benar!
berdasarkan pola Poin 1: Jika anak hanya
bentuk mampu menggunting salah
1) Menggunting pola satu pola
lingkaran, segitiga, Poin 2: Jika anak mampu
dan kotak menggunting seluruh pola
namun tidak sempurna
bentuknya
2) Menggunting Guntinglah pola gambar angka 1-
Poin 3: Jika anak mampu
gambar angka 1-5 5 di bawah ini dengan
menggunting seluruh pola
benar!
dengan bentuk sempurna

3) Menggunting pola Guntinglah pola gambar huruf


gambar huruf abjad:
A,B, dan C di bawah ini dengan
A,B, dan C
benar!

26
b. Menggunting dan Gunting dan tempel lah gambar- Poin 0: Jika anak tidak
menempel gambar mampu sama sekali
gambar di bawah ini pada kertas
a) Menggunting dan menggunting dan
kosong!
menempel berbagai menempelkan semua
macam gambar ke gambar
kertas kosong Poin 1: Jika anak mampu
menggunting dan
menempelkan seluruh
gambar dengan bantuan
asesor
Poin 2: Jika anak mampu
menggunting dan
menempelkan seluruh
gambar namun tidak
sempurna bentuknya
Poin 3: Jika anak mampu
menggunting dan
menempelkan seluruh pola
dengan tepat dan sempurna
c. Mewarnai gambar Warnai angka 0-9 pada gambar di Poin 0: Jika anak tidak
bawah ini!
angka, huruf dan mampu sama sekali
hewan mewarnai semua gambar
1) Mewarnai gambar Poin 1: Jika anak mampu
angka 0-9 mewarnai seluruh gambar
dengan bantuan asesor
Poin 2: Jika anak berhasil
mewarnai seluruh gambar
2) Mewarnai gambar Warnai huruf X,Y, dan Z pada gambar namun hasilnya tidak rapi
di bawah ini!
huruf X,Y dan Z (keluar garis)

27
Poin 3: Jika anak berhasil
mewarnai seluruh gambar
dengan sempurna
3) Mewarnai gambar Warnai gambar kupu-kupu di bawah Poin 0: Jika anak tidak
ini!
hewan kupu-kupu mampu sama sekali
mewarnai gambar
Poin 1: Jika anak mampu
mewarnai gambar dengan
bantuan asesor
Poin 2: Jika anak mampu
mewarnai gambar namun
hasilnya tidak rapi (keluar
garis)
Poin 3: Jika anak mampu
mewarnai gambar dengan
sempurna
d. Membentuk plastisin Buatlah 3 bentuk plastisin Poin 0: Jika anak tidak
1) Membentuk mampu sama sekali
menggunakan cetakan di
plastisin dengan membentuk plastisin
bawah ini!
menggunakan Poin 1: Jika anak
cetakan yang membentuk plastisin dengan
beraneka bentuk bentuk tidak sempurna
walau dibantu asesor
Poin 2: Jika anak

2) Membentuk Buatlah plastisin berbentuk membentuk plastisin dengan

plastisin angka 1-3 bentuk sempurna namun


angka 1-3!
dibantu asesor
Contoh:

28
Poin 3: Jika anak mampu
membentuk plastisin dengan
sempurna dan tanpa bantuan

3) Membentuk Buatlah plastisin berbentuk


plastisin huruf F, H,
huruf F,H,E, dan G!
E,G
Contoh:

e. Melipat Origami Lipat origami dibawah ini Poin 0: Jika anak tidak
1) Melipat origami mampu melipat origami
dengan bentuk persegi panjang!
berbentuk persegi Poin 1: Jika anak mampu
panjang melipat origami namun
dengan bantuan asesor
Poin 2: Jika anak mampu
melipat origami namun
hasilnya kurang sempurna
(tidak rapi)
Poin 3: Jika anak mampu
2) Melipat origami Lipat origami dibawah ini
melipat origami dengan
berbentuk segitiga
dengan bentuk segitiga! hasil sempurna (rapi)

29
3) Melipat origami Lipat origami dibawah ini
berbentuk persegi
dengan bentuk persegi!

f. Latihan menggambar Gambarlah mobil seperti Poin 0: Jika anak tidak


1) menggambar mobil mampu menggambar sama
contoh di bawah ini!
sekali
Poin 1: Jika anak
menggambar mobil dengan
bentuk tidak sempurna
walau dibantu asesor
Poin 2: Jika anak
menggambar mobil dengan
bentuk sempurna namun
dibantu asesor
Poin 3: Jika anak mampu
menggambar mobil dengan
sempurna (aksesoris
lengkap) tanpa bantuan
asesor
g. Meronce Masukkan sedotan ke dalam Poin 0: Jika anak tidak
1) Meronce dengan mampu memasukkan benda
tali berdasarkan urutan warna;
bahan sedotan ke dalam tali sama sekali
hijau-biru-oren-merah muda!
berdasarkan urutan Poin 1: Jika anak mampu
warna memasukkan benda ke

30
dalam tali namun dengan
bantuan asesor
Poin 2: Jika anak mampu
memasukkan benda ke
dalam tali namun tidak
sesuai urutan warna
Poin 3: Jika anak mampu
memasukkan benda ke
2) Meronce dengan Masukkan manik ke dalam tali dalam tali dengan sempurna
manik berdasarkan sesuai urutan warnanya
berdasarkan urutan warna;
urutan warna
biru-merah-oren-hijau-kuning-

merah muda-ungu!

B. Kelenturan 1.a Meremas Tisu Poin 0: Jika anak tidak


Pergelangan Tangan 1.a.1 Remaslah tisu yang di mampu sama sekali
1. Meremas benda sediakan oleh asesor dengan meremas benda

31
menggunakan tangan kananmu
dengan jumlah 2 kali remasan! Poin 1: Jika anak mampu
1.a.2 Remaslah tisu yang di meremas benda dengan
sediakan oleh asesor dengan jumlah < 5 kali remasan
menggunakan tangan kananmu tetapi tidak konsisten
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.a.3 Remaslah tisu yang di Poin 2: Jika anak mampu
sediakan oleh asesor dengan meremas benda dengan
menggunakan tangan kananmu jumlah < 5 kali remasan
dengan jumlah 8 kali remasan! secara konsisten atau > 5
1.a.4 Remaslah tisu yang di kali remasan tetapi tidak
sediakan oleh asesor dengan konsisten
menggunakan tangan kirimu
dengan jumlah 2 kali remasan! Poin 3: Jika anak mampu
1.a.5 Remaslah tisu yang di meremas benda dengan
sediakan oleh asesor dengan jumlah > 5 kali remasan
menggunakan tangan kirimu secara konsisten
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.a.6 Remaslah tisu yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dengan jumlah 8 kali remasan!
1.a.7 Remaslah tisu yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan kedua tanganmu
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.a.8 Remaslah tisu yang di
sediakan oleh asesor dengan

32
menggunakan kedua tanganmu
dengan jumlah 8 kali remasan!
1.b Meremas Squishy
1.b.1 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dengan jumlah 2 kali remasan!
1.b.2 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.b.3 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dengan jumlah 8 kali remasan!
1.b.4 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirinmu
dengan jumlah 2 kali remasan!
1.b.5 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirinmu
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.b.6 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirinmu
dengan jumlah 8 kali remasan!
1.b.7 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan

33
menggunakan kedua tanganmu
dengan jumlah 4 kali remasan!
1.b.8 Remaslah squishy yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan kedua tanganmu
dengan jumlah 8 kali remasan!
2. Menggenggam benda 2.a Menggenggam Pisang Poin 1: Jika anak mampu
2.a.1 Genggamlah pisang menggenggam tetapi tidak
berukuran kecil yang di dapat menjatuhkan benda
sediakan oleh asesor dengan Poin 2: Jika anak mampu
menggunakan tangan kananmu menggenggam dan
dalam durasi 5 detik kemudian menjatuhkan benda dalam
jatuhkan! waktu < 5 detik dan dengan
2.a.2 Genggamlah pisang jumlah ≤ 2 kali pengulangan
berukuran kecil yang di (tidak konsisten)
sediakan oleh asesor dengan Poin 3: Jika anak mampu
menggunakan tangan kananmu menggenggam dan
dalam durasi 5 detik kemudian menjatuhkan benda secara
jatuhkan! Lakukan hal tersebut konsisten dan dalam waktu
sebanyak 2 kali ulangan! yang telah ditentukan
2.a.3 Genggamlah pisang
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 3 kali ulangan!
2.a.4 Genggamlah pisang
berukuran kecil yang di

34
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan!
2.a.5 Genggamlah pisang
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 2 kali ulangan!
2.a.6 Genggamlah pisang
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 3 kali ulangan!
2.b Menggenggam Sendok
2.b.1 Genggamlah tungkai
sendok yang di sediakan oleh
asesor dengan menggunakan
tangan kananmu dalam durasi 5
detik kemudian jatuhkan!
2.b.2 Genggamlah sendok
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dalam durasi 5 detik kemudian

35
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 2 kali ulangan!
2.b.3 Genggamlah sendok
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kananmu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 3 kali ulangan!
2.b.4 Genggamlah sendok
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan!
2.b.5 Genggamlah sendok
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 2 kali ulangan!
2.b.6 Genggamlah sendok
berukuran kecil yang di
sediakan oleh asesor dengan
menggunakan tangan kirimu
dalam durasi 5 detik kemudian
jatuhkan! Lakukan hal tersebut
sebanyak 3 kali ulangan!

36
(3) Menggerakan 3.a. Gerakanlah pergelangan Poin 0: Jika anak tidak
pergelangan tangan tangan kananmu ke arah atas mampu melakukan
dan bawah sebanyak 2 kali pergerakan sama sekali
gerakan! Poin 1: Jika anak mampu
3.b. Gerakanlah pergelangan melakukan pergerakan
tangan kananmu ke arah atas sebanyak 1 kali gerakan
dan bawah sebanyak 3 kali Poin 2: Jika anak mampu
gerakan! melakukan pergerakan
3.c Gerakanlah pergelangan sebanyak 2 kali gerakan
tangan kirimu ke arah atas dan Poin 3: Jika anak mampu
bawah sebanyak 2 kali gerakan! melakukan pergerakan
3.d Gerakanlah pergelangan sebanyak 3 kali pergerakan
tangan kirimu ke arah atas dan secara konsisten
bawah sebanyak 3 kali gerakan!
3.e Gerakanlah kedua
pergelangan tanganmu ke arah
atas dan bawah sebanyak 2 kali
gerakan!
(4) Membuka dan menutup 4.a Bukalah tutup botol kemasan Poin 0: Jika anak tidak
benda yang telah disediakan oleh mampu membuka dan
asesor menggunakan tangan menutup benda sama sekali
kananmu,, lalu tutup kembali Poin 1: Jika anak mampu
secara rapat! membuka benda tetapi tidak
4.b Bukalah tutup botol kemasan mampu menutupnya
yang telah disediakan oleh kembali ataupun sebaliknya
asesor dengan menggunakan Poin 2: Jika anak hanya
tangan kirinmu,, lalu tutup mampu membuka dan
kembali secara rapat!

37
4.c Bukalah tutup kaleng yang menutup setengahnya dari
telah disediakan oleh asesor benda tersebut
dengan menggunakan tangan Poin 3: Jika anak mampu
kananmu, lalu tutup kembali membuka dan menutup
secara rapat! benda secara konsisten
4.d Bukalah tutup kaleng yang
telah disediakan oleh asesor
dengan menggunakan tangan
kirimu, lalu tutup kembali
secara rapat!
D. Kekuatan dan 1. a. tebalkan garis putus-putus Poin 0: Jika anak tidak
Kelenturan Jari di bawah ini! dapat melakukan
Tangan Poin 1: Jika anak
a) Menjiplak bentuk melakukan namun dengan
dengan bantuan
menggunakan garis Poin 2: Jika anak
bantu Melakukan tanpa bantuan,
1) menjiplak garis namun kurang sesuai
horizontal, vertikal, Poin 3: Jika anak dapat
dan zigzag melakukan dengan
sempurna
b. tebalkan garis putus-putus di
bawah ini!

38
2) menjiplak huruf 2. a. tebalkan garis putus-putus
abjad di bawah ini!

3) menjiplak angka 3. tebalkan garis putus-putus di


bawah ini!
a. angka 1 -5

39
b. angka 6-10

4) menjiplak gambar 4. a. tebalkan garis putus-putus


di bawah ini!

b) Meniru bentuk gambarlah garis horizontal, Poin 0: Jika anak tidak


tanpa vertikal, zigzag, dan lingkaran dapat melakukan
menggunakan garis seperti contoh! Poin 1: Jika anak hanya
bantu dapat meniru kurang dari
1) meniru garis setengah butir Poin 2: Jika
horizontal, vertikal, anak hanya meniru +-
zigzag, dan setengahnya saja
lingkaran Poin 3: Jika anak dapat
meniru semua

40
2) meniru huruf tulislah huruf abjad seperti
contoh!

c) Bermain bola 1. Lemparlah bola dengan Poin 0: Jika anak tidak


1. melempar bola tepat mengenai target! dapat melakukan
2. menangkap bola 2. Tangkaplah bola dengan Poin 1: Jika anak dapat
3. menggelindingkan tepat! melakukan dengan bantuan
bola 3. Gelindingkan bola Poin 2: Jika anak dapat
dengan tepat mengenai melakukan tanpa bantuan,
target! namun tidak pas ke target
Poin 3: Jika anak dapat
melakukan dengan
sempurna

41
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum menerapkan pembelajaran untuk ABK, diperlukan identifikasi dan


asesmen sebagai tahap awal. Identifikasi dan asesmen ini merupakan screening
awal untuk menemu kenali kategori disabilitas beserta karakteristiknya. Selain itu,
Identifikasi dan asesmen ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga ahli secara berkala
untuk mengetahui progres perkembangan yang dicapai oleh ABK. Pelaksanaan
identifikasi dan asesmen harus dilakukan dengan cermat dan akurat untuk
mengukur baseline aspek perkembangan motorik anak berkebutuhan khusus.
Asesmen Motorik Halus merupakan salah satu jenis asesmen yang digunakan
untuk menggali informasi tentang keterampilan motorik halus yang harus dikuasai
siswa. Tujuan dari asesmen ini adalah untuk menghimpun data atau informasi
tentang aspek-aspek keterampilan motorik halus yang meliputi keterampilan
koordinasi mata dan tangan, kelenturan pergelangan tangan, serta kekuatan dan
kelenturan jari tangan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:


1. Saran pemanfaatan, Instrumen Asesmen Motorik Halus ini dapat dimanfaatkan
oleh pembaca untuk mengidentifikasi dan asesmen anak usia 4-5 tahun
khususnya
2. Saran pengembangan, disarankan untuk mengembangkan instrumen asesmen
motorik halus lebih lanjut agar dapat mengidentifikasi dan asesmen secara lebih
tepat dan akurat

42
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati, D. (2020). Peningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai


di TK Islam Baiturrahman. JURNAL SIPATOKKONG BPSDM SULSEL, 1(4),
359-366.

Erick, B. (2015). Kontribusi Kelenturan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan


Passing Atas Siswa Ekstrakurikuler Permainan Bolavoli SMK Negeri 7
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Penjaskesrek).

Fadhilah, Nurul. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Mewarnai di Kelompok B TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul.
[Skripsi]. Diakses dari: https://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13427

Fitriani, Rohyana. (2018). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden

Age Hamzanwadi University, Vol. 3, No. 1, hlm. 25-34. Diakses dari:


https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.742

Indraswari, Lolita. (2012). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
Melalui Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Jurnal
Pesona PAUD, Vol. 1, No. 1. Diakses dari: https://doi.org/10.24036/1633

Kumalasari, Effi. (2012). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Kolase dari Bahan Bekas di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Simpang
IV Agam. Jurnal Pesona PAUD, Vol. 1, No. 1. Diakses dari
https://doi.org/10.24036/1615

Kusuma Dewei, Nurul. (2018). Stimulasi Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5
Tahun Melalui Kegiatan Seni Rupa. Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 7, No. 2.
Diakses dari https://doi.org/10.21831/jpa.v7i2.26333

43
MELLI YATI, M. Y. (2014). Pengaruh permainan melempar bola ke dalam kernjang
terhadap peningkatatan kemampuan koordinasi gerak mata dan tangan pada
anak tunagrahit sedng diSDLB manggis kecamatan koto selayan bukittinggi
tahun 2014 (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS PADANG).

Nurlaili. (2019). Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. [Modul]. Diakses
dari:
http://repository.uinsu.ac.id/7570/1/MODUL%20PENGEMB.%20MOTORIK
%20HALUS%20AUD.pdf

PM, P. Y. (2018). Kontribusi Kordinasi Mata-Tangan dan Kekuatan Otot Lengan


Terhadap Kemampuan Pukulan Clear Pada Permainan Bulu Tangkis Pada
Atlet PB Arena Kota Dumai (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Rosulillah, L. (2019). Peningkatan kemampuan motorik halus pada koordinasi gerak


mata dan tangan anak melalui kegiatan Montase di Kelompok B RA Muslimat
NU 65 Faqih Hasyim Siwalanpanji Buduran Sidoarjo (Doctoral dissertation,
UIN Sunan Ampel Surabaya).

SASLI, R. (2016). Hubungan Daya Ledak Otot Lengan Dan Kelenturan Otot
Punggung Dengan Keterampilan Lempar Lembing Gaya Amerika Pada Siswa
Putra Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belitang Hulu
Kabupaten Sekadau (Doctoral dissertation, IKIP PGRI PONTIANAK).

Tuntari, W. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Koordinasi Gerak Mata Dan


Tangan Melalui Kegiatan Menggunting Dengan Berbagai Media Pada Anak
Kelompok A1 Di TK ABA KarangMalang. Universitas Negri Yogyakarta.

Yulianto, Dema. (2017). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Montase pada Anak Kelompok B RA Al-Hidayah Nanggungan Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal PINUS, Vol.
2, No. 2. Diakses dari: http://repository.unpkediri.ac.id/id/eprint/2595

44

Anda mungkin juga menyukai