Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ Alat Dan Bahan Pembinaan Supervisi Pendidikan ”

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Dosen :

RirinWidyasari, M.Pd

Disusunoleh :

NIM NAMA

( 2016-830-039 ) Anisa
( 2016-830-003 ) Refy Chika Kontessa
( 2016-830-041 ) Febby Yusnanda Putri
( 2016-837-001 ) Riki Ramadan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Supervisi Pendidikan
dengan judul “Alat Dan Bahan Pembinaan Supervisi Pendidikan ” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan yang gelap
gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah SWT.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman kami yang
telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana ini. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas
makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua.
Aamiin

Jakarta, 29 September 2017

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

Daftar Isi ......................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4

1. 1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................Error! Bookmark not defined.

2.1 Pengertian Alat supervisi Pendidikan ................................................................................................ 6

2.2 Pengertian Bahan Supervisi Pendidikan .............................................. Error! Bookmark not defined.

2.3 Alat Supervisi Pendidikan .................................................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Bahan Supervisi Pendidikan ................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP .......................................................................Error! Bookmark not defined.

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................. 13

3.2 SARAN ....................................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep
dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa
dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan
mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik
kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah
suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta
didik. Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat
disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan.
Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para
pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang
baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan
professional. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan pengaruh yang baik
pada perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan
mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi
pendidikan pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan akan lebih menunjang para
mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi pada pendidikan yang
baik.

Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi , supervisi merupakan bagian dari proses
administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada
di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai
tujuan. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program.
Supervisi bersangkutpaut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang
merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara
rinci dan akurat, dapat di ketahui dengan tepat pula apa yang di perlukan untuk meningkatkan
kualitas organisasi yang bersangkutan.

Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat di ketahui
dengan tepat pula apa yang di perlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang
bersangkutan. Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem
nilai yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan
pengetahuan dan pemahaman peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap,
perilaku dan kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan
kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta
didik. Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik perlu adanya supervisi,
maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik mengetahui dengan jelas tujuan dari
pekerjaannya dalam mendidik. Ini tidak lain membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan
yang ingin dicapai dalam pendidikan dan menghindarkan dari pelaksanaan pendidikan yang
tidak relevan dengan tujuan pendidikan. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan
adanya pengawasan atau supervisi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

Apa yang dimaksud dengan Alat Supervisi Pendidikan?


Apa yang dimaksud dengan Bahan Supervisi Pendidikan ?
Apa saja contoh Alat Supervisi Pendidikan?
Apa saja contoh Bahan Supervisi Pendidikan?

1.3 Tujuan
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ‘’ Supervisi Pendidikan ‘’.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Supervisi Pendidikan


1. Pengertian Alat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), alat adalah benda
yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang fungsinya untuk mempermudah pekerja
an. lalu bagaimana dengan alat supervisi pendidikan( Alat supervisi pendidikan adalah al
at-alat bantu yang dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan
kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru) orang yang
disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.

2.2 Pengertian Bahan Supervisi Pendidikan


2. Pengertian Bahan
Material atau bahan adalah zat atau benda dari sesuatu yang dapat dibuat
darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Menurut KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
atau diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk
mengajar, memberi ceramah atau sesuatu yang menjadi sebab ,(pangkal) atau (sikap)
perbuatan.

2.3 Alat Supervisi Pendidikan

Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang supervesior


dapat menggunakan alat bantu. Alat-alat bantu itu di pergunakan dengan maksud untuk
memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan
oleh guru/orang yang di supervise sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya. Alat-alat bantu supervise antara
lain :

1. Perpustakaan Professional dan Perpustakaan Sekolah

Superveisor harus mendorong agar di lingkungan lembaga pendidikan/sekolah di


selenggarakan perpustakaan. Buku-buku dan koleksi lain harus up to date dalam arti
mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Di samping itu bahan-bahan lama
harus di pertahankan dan di jaga dengan baik, karena sewaktu-waktu akan sangat bergna.
Dengan kata lain perpustakaan harus terus di kembangkan tidak saja dengan
menghimpun buku-buku akan tetapi juga koleksi lain sepeti : Koran, majalah-majalah,
brosur, bulletin dan lain-lain khususnya yang berhubungan dengan perkembangn
pendidikan. Supervaisor juga harus berusaha memberikan motivasi kepada guru-guru
agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna perkembangan
keterampilan dan pengetahuannya.

2. Buku Kurikulum /Rencana Pelajaran dan Buku Pegangan Guru.

Setiap guru yang bertuga pada sebuah lembaga pendidikan harus mengethui
program yang akan di laksanakan, baik secara keseluruhan (garis-garis besarnya) maupun
secara mendetail tentang program yang berkenaan dengan bidangnya. Program surat
lembaga pendidikan pada umumnya telah tersusun didalam buku yang di sebut
kurikulum/rencana pelajaran yang berisi jenis kegiatan yang dapat di lakukan
untuk mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan kurikulum seorang guru juga harus
di lengkapi dengan buku pegangan di bidangnya. Agar dapat menjalankan tugas-
tugasnya dengan baik.

3.Bulletin pendidikan dan bulletin sekolah.

Bulletin pendidikan termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah tentang pendidikan


merupakan salah satu sarana tertulis yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan guru. Bulletin itu mungkin bersifat lokal (terbatas di
lingkungan lembaga tertentu), regional, nasional ataupun internasional.

Bulletin lokal berupa brosur atau majalah sekolah pada umumnya dipergunakan untuk
menyampaikan informasi tentang keadaan sekolah. Di samping itu bulletin sekolah dapat
juga dipergunakan untuk menyalurkan kemampuan murid dan guru dalam membahas
suatu persoalan, menyusun suatu karangan dan lain-lain agar di antara yang satu dengan
yang lainnya terdapat komunikasi yang sehat. Dengan jalan itu diharapkan timbul saling
pengertian dan hubungan kerja yang efektif dan positif. Dalam bentuk sederhana bulletin
sekolah dapat berupa majalah dinding, yang karena kesulitan penerbitan dalam jumlah
besar, hanya dibuat beberapa eksemplar saja untuk ditempel pada beberapa papan
pengumuman.

Dalam bentuk yang lebih sempurna bulletin atau majalah pendidikan dapat diterbitkan
oleh suatu badan yang berusaha menghimpun berbagai tulisan tentang perkembangan
pendidikan/ilmu pengetahuan. Seorang supervisor harus berusaha agar guru yang
disupervisinya selalu mendapat kesempatan membaca majalah seperti itu guna
pertumbuhan dan perkembangan keterampilan dan pengetahuannya. Di samping majalah
atau bentuk-bentuk lain yang secara langsung mengenai bidang pendidikan, tak kurang
pentingnya usaha memberi kesempatan kepada guru-guru agar mempunyai kesempatan
membaca berbagai masalah kemasyarakatan melalui surat kabar. Bilamana sarana tertulis
itu sulit didapatkan, seorang supervisor harus berusaha mendorong agar guru-guru
membiasakan diri mengikuti program-program siaran melalui radio/televisi terutama
dalam mata acara yang berkenaan dengan bidang pendidikan. Dengan jalan itu
diharapkan guru-guru akan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
khususnya di bidang pendidikan sehingga selalu dapat melakukan tugasnya dengan
sebaik-baiknya.

4. Penasehat ahli dan resource person.

Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau sejumlah orang yang
tergabung dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf ahli yang selalu siap memberikan
bantuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sekolah atau guru.
Seorang supervisor dapat meminta bantuannya bilamana dipandang perlu, minsalnya
diminta memberikan ceramah, up grading, memberi nasehat/saran-saran penyelesaian
masalah dan lain-lain. Bilamana staf ahli atau penasehat ahli itu tidak tersedia, supervisor
dapat meminta bantuan dari siapa pun di luar lembaga pendidikan (recourse person) yang
dipandang mampu atau ahli, untuk membantu meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan guru. Misalnya mengundang seseorang dari Perusahaan Listrik Negara
untuk memberikan ceramah tentang listrik, dari Kepolisian untuk berceramah tentang
keamanan lalu lintas dan sebagainya. Demikian pentingnya kedudukan guru sebagai
orang yang dipercayakan membimbing dan mengarahkan pertumbuhan pribadi anak-
anak, sewajarnya bilamana pertumbuhan dan perkembangan guru itu sendiri agar dapat
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, mendapat perhatian sepenuhnya. Untuk itu
program supervisi pendidikan dalam rangkaian kepemimpinan dan administrasi
pendidikan menduduki tempat yang sangat penting. Dalam batas-batas tertentu bilamana
belum tersedia supervisor yang khusus, maka seorang Pemimpin/Administrator dapat
menjalankan fungsi sebagai supervisor. Akan tetapi harus disadari dalam perkembangan
kepemimpinan pendidikan di Indonesia kedua bidang tersebut lambat laun harus dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain, walaupun dalam realisasinya tetap dituntut
koordinasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya. Dengan kata lain perlu disediakan
petugas khusus sebagai supervisor untuk membantu pimpinan/administrator dalam
membina para petugas pendidikan agar selalu bekerja sesuai dengan tuntunan
perkembangan dan kemajuan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Check-list

Check-list dalam pelaksanaan supervisi merupakan suatu alat untuk


mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif
teradap belajar dan mengajar di dalam kelas.

2.4 Bahan Superivsi Pendidikan

1. Informasi Data atau Data Supervisi


Inti pengertian supervisi adalah upaya meningkatkan kualitas kegiatan sekolah berdasarkan
data yang lengkap, komperhensif, rinci, dan actual. Peningkatan kualitas tersebut dilakukan
dengan memberikan pembinaan kepada personal sekolah. Dari pengertian tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa di dalam supervisi terdapat dua kegiatan pokok, yaitu :

• Mengumpulkan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud
inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran
penelitian.

Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya.
Diantaranya : pengamatan (Observasi), kuesioner atau angket, dan dokumenter. Berikut ini
adalah penjelasan contoh metode pengumpulan data pada suatu penelitian
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan,
merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

2. Survei
Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta
tanggapan dari responden tentang sampel. Ciri-ciri nya adalah:
a. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probabilistic sampling.
b. Tanggapan (respon) didapatkan secara langsung dari responden.
c. Karena biasanya survei dipakai pada sampel yang mewakili populasi, maka metode
itu lebih disukai jika ingin ditarik kesimpulan dari sampel. Penggunaan survei
melibatkan banyak responden, dan mencakup area yang lebih luas di bandingkan
metode lainnya.
d. Survei dilaksanakan dalam situasi yang alamiah. Biasanya responden dikunjungi
dikantor atau dirumah untuk dimintai informasi. Responden tidak perlu direpotkan
dengan keharusan untuk menghadiri acara tertentu.
Pada dasarnya survei teridiri atas: wawancara dan kuesioner. Wawancara biasanya
dilaksanakan dalam hubungan langsung atau bentuk tatap muka antara pewawancara dan
responden, mengajukan pertanyaan, meminta tanggapan, dan melaporkan laporan itu
secara tertulis.
3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden.
Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka,
sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata
secara verbal.karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi
juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden
yang bersangkutan.
Wawancara dilihat dari bentuk pertanyaan dapat dibagi dalam 3 bentuk, yaitu:
a. Wawancara berstruktur
Pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang
dikemukakan. Misalnya: ”bentuk tes apakah yang paling sering anda lakukan dalam
mengadakan evaluasi?” bentuk test ada beberapa macam (objective test, essay test,
written test, dan sebagainya), dan responden diarahkan pada salah satu dari bentuk
itu.
b. Wawancara tak berstruktur
Pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada
pola-pola tertentu. Misalnya: “ mengapa memilih guru sebagai profesi anda?”
pertanyaan sepertni ini tidak terikat pada struktur jawaban tertentu, dan karena itu
disebut pertanyaan bebas.
c. Campuran
Bentuk ini merupakan campuran antara wawancara berstruktur dan tak berstruktur.
Misalnya: “ dalam melaksanakan evaluasi tertulis, test apakan yang sering anda
pergunakan, dan mengapa?”
Apapun bentuk wawancara yang dipergunakan, perlu dipersiapkan daftar pertanyaan
(instrumen) dalam bentuk Pedoman Wawancara dngan responden dilakukan dalam
situasi yang santai. Untuk itu perlu dicari waktu yang sesuai yang tidak mengganggu
kesibukan responden. Wawancara dibuka dengan perkenalan dan penciptaan situasi yang
kondusif. Kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan, baik terstruktur maupun tidak
terstruktur. Dalam proses tanya jawab dengan responden, pewawancara selain bertanya
dan menyimak jawabannya, juga mencatat jawaban-jawaban dari responden.
Biasanya catatan dibuat singkat supaya proses wawancara tidak terputus. Berdasarkan
catatan singkat itu, disusunlah catatan yang lengkap dan lebih terperinci. Maka setelah
wawancara selesai, catatan lengkap itu segera disusun.

4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan
disusun dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam
kalimat pernyataan dengan opsi jawaban yang tersedia. Kalau metode pengamatan dan
metode wawancara menempatkan peneliti dalam hubungan langsung dengan responden,
maka dalam metode angket hubungan itu dilakukan melalui media, yaitu daftar
pertanyaan yang dikirim kepada responden. Sering terjadi bahwa kuesioner yang dikirim
itu tidak diisi dan tidak dikembalikan oleh responden. Dalam hal seperti ini maka peneliti
mendatangi sendiri responden dan menyampaikan kembali kepada mereka daftar
pertanyaan untuk diisi. Ini berati disamping angket dipakai, pengamatan dan wawancara
juga digunakan.

5. Metode dokumenter
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau pristiwa pada waktu yang
lalu. Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) misalnya adalah dokumen politik yang
mencatat pristiwa penting yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966. Data statistik yang
diterbitkan secara berkala oleh Biro Pusat Statistik adalah dokumen yang mencatat
berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.jurnal
dalam bidang keilmuan tertentu termasuk dokumen penting yang merupakan acuan bagi
peneliti dalam memahami obyek penelitiannya. Bahkan, literatur-literatur yang relevan
dimasukkan pula dalam kategori dokumen yang mendukung penelitian. Semua dokumen
yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber
informasi.

• Melakukan Pembinaan

Dalam supervisi akademik, perhatian pengawas yang sedang tertuju pada sarana yang sedang
di gunakan dalam proses pembelajaran tentu berbeda dengan perhatian pengawas yang
sedang tertarik pada sarana supervisi administrasi.
Data yang dapat di gunakan sebagai bahan untuk pembinaan bukan hanya yang di peroleh
pada pengamatan kelas oleh pengawas dan kepala sekolah saja, tetapi bermacam-macam
bentuk, yang selengkapnya dalah sebagai berikut :
a. Data tertulis yang terdapat di dalam berbagai arsip dan dokumen yang di miliki oleh
sekolah, baik yang di simpan di kantor tata usaha, oleh guru mata pelajaran, oleh wali
kelas, dan oleh siswa sendiri. Angket yang diisi oleh responden juga sebagai data tertulis.
b. Data berbentuk suara dan makna bahasa yang di keluarkan oleh siapa saja yang di
sengaja oleh pelakunya dalam bentk pidato, pembicaraan santai, pendapat atau usul,
sanggahan atau bantahan, dan dapat juga berupa jawaban ketikan orang yang
bersngkutan di wawancarai oleh pewawancara.
c. Data berbentuk gambar atau grafis yang di tangkap oleh indra penglihatan, antara lain
berupa gambar gerak orang ( misalnya gaya mengajar guru dan prilaku siswa ketika ak
bend rmengikuti pelajaran di kelas), gambar benda mati ( misalnya suasana buku yang
ada di perpusakaan dan alat-alat yang di tatta di laboraturium).

2. Sumber data Supervisi

Yang di maksud dengan sumber data supervisi adalah sesuatu yang di tuju oleh pelaku
supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Oleh karenanya sumber data supervisi pernah juga di kenal dengan
istilah sasaran supervisi. Istilah sumber data menunjuk pada tempat di mana data dapat di
ambil. Secara garis besar sasaran tentang sumber data dapat di bedakan menjadi tiga bentuk
atau macam, yaitu :

a. Orang atau Personel


Data yang mungkin di ambil dari sumber yang berupa orang adalah data yang berupa
informasi, penjelasan, uraian, pendapat, atau usul dan saran mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudaha atau sedang berlangsung. Personel yang dapat di hubungi
dalam pengumpulan data supervise akademik antara lain kepala sekolah dan wakil-
wakilnya, guru, wali kelas, karyawan dan karyawati, dan yang paling utama adalah siswa
sendiri yang langsung merasakan dampak dari pembelajaran maupun semua upaya yang
di lakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Sumber data yang berupa orang dapat memberikan data berupa keterangan, usul, uraian,
tentang persepsi atau pendapat rangsangan dari pihak lain. Selain karna di minta,
seseorang juga dapat memberikan keterangan berupa ide, gagasan, hasil pemikiran, yang
keluar dari lubuk hati dan mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan,
keluhan dan sebagainya berwujud tulisan atau lisan.

b. Dokumen
Yang di maksud dengan dokumen dalam pembicaraan tentang sasaran atau sumber data
ini bukan terbatas pada buku-buku pedoman atau arsip saja tetapi semua hal yang
menganndung tulisan, gambar, tabel, bahan atau symbol-simbol grafis lain. Kadang-
kadang dalam hal ini tentu, data yang berasal dari dokumen ini lebih dapat di percaya
karena merupakan catatan yang telah lama di buat. Sehubungan dengan supervise
akademik yang termasuk dalam kategiri dokumen yang berkenaan dengan komponen-
komponen pembelajaran antara lain :
• Dokumen tentang komponen siswa, antara lain pengumuman dalam rangka
pendaftaran siswa baru, buku pendaftaran, buku induk, dsb.

• Dokumen tentang siswa yang jarang terfikir untuk di cermati adalah buku
catatan siswa, pekerjaan rumah, pekerjaan tugas di kelas, dan pekerjaan ulangan
permata pelajaran. Dokumen yang sudah di kerjakan dan di simpan oleh petugas
Bimbingan dan Konseling dengan rapi dapat di masukkan kedalam dokumen
individu siswa karena kegiatannya langsung pada siswa yang bersangkutan.
• Dokumen tentang komponen ketenagaan, yaitu guru dan personel yang lain
antara lain buku induk pegawai, surat-surat lamaran, kumpulan surat keputusan
daftar gaji dan lain sebagainya.

c. Tempat atau Lokasi

Dua istlah yaitu “tempat atau “lokasi” dalam pembicaraan sasaran atau sumber data
dalam supervise akademik ini sudah cukup jelas. Dalam kunjungan kelas, sebagai sunber
data adalah “tempat” bukan personel guru karena pengawas mengumpulkan data tentang
gerak-gerik atau kinerja guru di depan kelas bukan mewawancarai guru. Demikian juga
tentang gaya kepala sekolah dalam memimpin rapat, data yang di perlukan di ambil dari
pengamatan waktu rapat berlangsung.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Alat supervisi pendidikan adalah alat-alat bantu yang dipergunakan dengan maksud untuk
memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru
Bahan Supervisi adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan
tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah
atau sesuatu yang menjadi sebab ,(pangkal) atau (sikap) perbuatan.

3.2 SARAN
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat
memperhatikan kebutuhan seperti alat dan bahan pembiaan supervisi pendidikan untuk
menunjang kebutuhan dari supervisi pendidikan.
Daftar Pustaka
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Supervisi. Rineka Cipta

https://www.scribd.com/document/345255164/Bahan-Dan-Alat-Untuk-Supervisi-Pendidikan#

Gulo W.Metodologi Penelitian.Grasindo.2001. hal 118-123

https://documents.tips/documents/alat-dan-bahan-supervisi-3-mamoy.html

http://ruzirahmawati.blogspot.co.id/2012/03/instrumen-instrumen-supervisi-pndidikan.html

Anda mungkin juga menyukai