Anda di halaman 1dari 17

BAHAN DAN ALAT PEMBINAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Dibuat dalam memenuhi salah satu tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
Dosen Pengasuh : Drs. Fahmi., M.Pd

Dibuat Oleh:
Reni Asmitia
1601112138
Dedy Jakal Susanto
1601112094
Wiwin
1601112133

INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAN DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada keharibaan junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta kita umat beliau hingga
akhir zaman.
Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada bapak Drs. Fahmi., M.Pd.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Supervisi Pendidikan yang telah
membimbing kami dalam proses belajar mengenai supervisi pendidikan.
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Supervisi pendidikan. Selain itu juga untuk
menambah wawasan para pembaca tentang Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi
Pendidikan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi
perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palangka Raya, Maret 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Pengertian Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan ............. 3
B. Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan ............................... 4
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam
melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Proses
pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman peserta
didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan
kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi
dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa
pengaruh positif bagi peserta didik.
Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik
perlu adanya supervisi, maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik
mengetahui dengan jelas tujuan dari pekerjaannya dalam mendidik. Ini tidak
lain membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai
dalam pendidikan dan menghindarkan dari pelaksanaan pendidikan yang tidak
relevan dengan tujuan pendidikan. Setiap pelaksanaan program pendidikan
memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan,
supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen.
Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada disekolah
sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan
dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih
banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik
daripada jika dikerjakan sendiri. Sehingga agar pelaksanaan supervisi ini
berjalan efektif dan efisien, maka perlunya bahan dan alat pembinaan dalam
supervisi pendidikan. Untuk itu makalah ini akan membahas tentang Bahan
dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari bahan dan alat pembinaan supervisi pendidikan?
2. Apa saja bahan dan alat pembinaan supervisi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan dan alat pembinaan supervisi
pendidikan.
2. Untuk mengetahui bahan dan alat pembinaan supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi data dalam seluruhan kegiatan
supervisi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan


1. Pengertian Bahan
Material atau bahan adalah zat atau benda dari sesuatu yang dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahan adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu,
seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah
atau sesuatu yang menjadi sebab (pangkal) atau sikap (perbuatan). (Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 118)
2. Pengertian Alat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), alat adalah benda
yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang fungsinya untuk
mempermudah pekerjaan. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008: 37)
Alat supervisi pendidikan adalah alat-alat bantu yang dipergunakan
dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan
perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/orang yang disupervisi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
pendidikan khususnya. Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan
dengan lancar, seorang supervisor dapat menggunakan alat bantu tersebut.
3. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata bina, yang mendapat imbuhan pe-an,
sehingga menjadi kata pembinaan. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. (http://www.artikata.com/arti-360090-pembinaan.html,
diakses 23 Maret 2019). Pembinaan merupakan proses, cara membina dan
penyempurnaan atau usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan pada dasarnya merupakan

3
4

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sadar, berencana, terarah,


dan teratur secara bertanggung jawab dalam rangka penumbuhan,
peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta sumber-sumber yang
tersedia untuk mencapai tujuan.
Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan
Organisasi” mendefinisikan, pengertian pembinaan bahwa:
a. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi
lebih baik.
b. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem
pambaharuan dan perubahan (change).
c. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni
menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana
serta pelaksanaannya.
d. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu
perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.
(Miftah Thoha, 2003: 4)
Jadi yang dimaksud dengan pengertian pembinaan adalah segala
suatu tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan,
penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta
pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna.

B. Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan


1. Bahan Supervisi Pendidikan
a. Informasi atau Data Supervisi
Inti pengertian supervisi adalah upaya meningkatkan kualitas
kegiatan sekolah berdasarrkan data yang lengkap, komperhensif,
rinci,dan aktual. Peningkatan kualitas tersebut di lakukan dengan
memberikan pembinaan kepada personel sekolah. Dari pengertian
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam supervisi terdapat dua
kegiatan pokok yaitu: (1) mengumpulkan data dan (2) melakukan
pembinaan.
5

Seberapa pun tinggi kemampuan seorang pengawas, tentu tidak


akan sanggup mengumpulkan data seperti yang dikehendaki. Bukan
ada maksud untuk memandang pengawas sebagai penjabat yang
kurang mampu, tetapi memang tugas pengawas sungguh berat, apalagi
kalau harus membina semua guru bidang studi atau mata pelajaran.
Seorang pengawas adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan.
Oleh karena itu pengawas harus di bantu oleh orang lain.
Sehubungan dengan kegiatan pengumpulan data tersebut kini
perlu di pikirkan hal-hal yang berkenaan dengan data yang di gunakan
oleh pengawas kepada sekolah, dan siapa saja yang ingin membantu
sekolah dalam rangka meningkatkankualitas lulusan atau kenaikan
prestasi belajar siswa. Data yang berhasil di terima oleh pengawas atau
kepala sekolah mungkin diberikan kepada orang lain yang
membutuhkan atau di gaunakan sendiri olehnya dengan alasan
memang dia sendiri itulah yyang lebih tepat menggunakan.
Ada dua hal berkenaan dengan data yang di gunakan sebagai
bahan untuk pembinaan dalam proses supervisi, yaitu:
1) informasi atau data yang akan di gunakan untuk pembinaan, yang
berkenaan dengan faktor penentu keberhasilan belajar, yang
selanjutnya di sebut data supervisi.
2) Dari mana informasi atau data tersebut diperoleh yang selanjutnya
disebut dengan istilah sumber data atau sumber informasi.
Dalam kaitan antara supervisi dan akreditasi yang di
gambarkan dalam bagan lingkaran,di ketahui bahwa informasi atau
data supervisi meliputi enam komponen, dengan fokus perhatian sesuai
dengan jenis kegiatannya. Dalam supervisi akademik, perhatian
perhatian pengawas yang sedang tertuju pada sarana yang sedang
tertarik pada sarana dalam supervisi administrasi. Data yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk pembinaan bukan hanya yang di
peroleh dari pengamatan kelas oleh pengawas dan kepala sekolah saja,
6

tetapi bermacam-macam bentuk, yang selengkapnya adalah sebagai


berikut:
1) Data tertulis yang terdapat di dalam berbagai arsip dan dokumen
yang dimiliki oleh sekolah, baik yang disimpan di kantor tata usaha
oleh guru mata pelajaran, oleh wali kelas, dan oleh siswa sendiri.
angket yang diisi oleh responden diklasifikasikan juga sebagai data
tertulis.
2) Data berbentuk suara dan makna bahasa yang dikeluarkan oleh
siapa saja yang di sengaja oleh pelakunya dalam bentuk pidato,
pembicaraan santai, pendapat atau usul,sanggahan atau bantahan
dan dapat juga berupa jawaban ketika orang yang beersangkutan
diwawancarai oleh pewawancara.
3) Data berbentuk gambaran atau grafis yang di tangkap oleh indera
penglihatan, antara lain berupa gambaran gerak orang (misal gaya
mengajar guru dan perilaku siswa ketika sedang mengikuti
pelajaran di kelas). gambaran benda mati, misalnya suasana buku
yang ada di perpustakaan dan alat-alat yang ditata di laboratorium,
gerak gerak benda mati (misalnya film, kerja komputer, kinerja
mesin tulis, kinerja mikroskop dan lain sebagainya di gali melalui
wawancara (berupa jawaban lisan) atau angket (jawaban tertulis).
(Suharsimi Arikunto, 2006: 44-46)
b. Sumber Data Supervisi
Sumber data supervisi adalah sesuatu yang dituju oleh pelaku
supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian upaya
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karenanya sumber
data supervisi pernah juga dikenal dengan istilah sasaran supervisi.
Istilah sumber data menunjuk pada tempat dimana data dapat dimbil.
Secara garis besar sasaran tentang sumber data dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk atau macam, yaitu:
1) Orang yang diwawancarai atau didengar suaranya, meskipun
pendengar tidak selalu yang diajak berbicara.
7

2) Dokumen, yang dicermati isi kandungan yang tertulis dalam


bentuk yang bersangkutan,.
3) Tempat atau lokasi, dimana terletak benda, orang, atau apa saja
yang langsung dapat diamati dengan indera penglihatan.
Adapun keterangan untuk masing-masing jenis sumber data
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Orang atau Personel
Data yang mungkin diambil dari sumber yang berupa
orang, yaitu manusia, adalah data yang berupa informasi,
penjelasan, uraian, pendapat atau usul dan saran mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudah dan sedang berlangsung. Dapat juga
informasi tersebut berkenaan dengan kelanjutan dari kegiatan yang
sedang terlaksana, atau kegiatan sebelumnya sebagai rangkaian
kegiatan sepenuhnya. Data dari orang hanya dapat digali melalui
wawancara berupa jawaban lisan atau angket jawaban tertulis.
Personel yang dapat dihubungi dalam pengumpulan data
supervisi akademik antara lain kepala sekolah dan wakil-wakilnya,
guru, wali kelas, karyawan dan karyawati, dan yang paling utama
adalah siswa sendiri yang langsung merasakan dampak dari
pembelajaran maupun semua upaya yang dilakukan oleh sekolah
untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Sumber data yang berupa orang dapat memberikan data
berupa keterangan, usul, uraian tentang persepsi, atau pendapat
orang yang bersangkutan karena diminta untuk mendapat
rangsangan dari pihak lain. Selain karena diminta, seseorang juga
dapat memberikan keterangan berupa ide, gagasan, hasil
pemikiran, yang keluar dari lubuk hati dan mencerminkan pribadi
individu yang bersangkutan, keluhan dan sebagainya berwujud
tulisan atau lisan.
a) Ekspresi tertulis dapat berupa penyajian makalah dalam
seminar antar teman atau dalam forum luas, lokakarya, tulisan
8

dimajalah dinding disekolah atau artikel disurat kabar atau


majalah lain diluar lembaga. Ekspresi yang keluar karena
dirangsang dapat berupa pengisian angket atau instrument lain,
baik yang berupa tabel, bagan atau format lain yang menuntut
pengisian dalam bentuk grafis atau coretan.
b) Ekspresi lisan dapat berupa pidato, penjelasan lisan dalam
forum tertutup atau terbuka. Ekspresi yang keluar karena
dirangsang dapat berupa jawaban atau keterangan melalui
wawancara.
2) Dokumen
Sehubungan dengan supervisi akademik, yang termasuk
dalam kategori dokumen yang berkenaan dengan komponen-
komponen pembelajaran antara lain :
a) Dokumen tentang komponen siswa, antara lain pengumuman
dalam rangka pendaftaran siswa baru, buku pendaftaran, buku
induk, klapper, buku kelas, buku mutasi, daftar presensi,
klipping hasil karya siswa, tulisan dimajalah dinding yang
menunjukkan tingkat kreativitas siswa, catatan atau dokumen
yang berkenaan dengan OSIS, dan lain sebagainya. Dokumen
tentang siswa yang jarang terfikir untuk dicermati adalah buku
catatan siswa, pekerjaan rumah, pekerjaan tugas dikelas,
pekerjaan ulangan per mata pelajaran.
b) Dokumen tentang komponen ketenagaan, yaitu guru dan
personel sekolah yang lain, antara lain buku induk pegawai,
surat-surat lamaran, kumpulan surat keputusan, daftar gaji,
daftar presensi, analisis materi program tahunan-bulanan-dan
mingguan. Satuan pelajaran, daftar nilai, catatan anekdot
catatan aneh-aneh tentang perilaku atau kekhususan siswa,
buku kumpulan soal dan contoh jawaban siswa. Penting juga
untuk dinilai adalah hasil karya guru yang berupa karya tulis
9

ilmiah atau ciptaan lain misalnya alat pelajaran desain, dan hal-
hal lain yang pantas dipamerkan sehingga hasil karya berharga.
3) Tempat atau Lokasi
Dua istilah, yaitu “tempat” atau “lokasi” dalam
pembicaraan tentang sasaran atau sumber data dalam supervisi
akademik ini sudah cukup jelas. Tetapi selain ruang tertutup atau
ruang terbuka, termasuk dalam kategori “tempat” atau “lokasi”
adalah benda yang ditempatkan didalam sebuah ruangan atau tidak,
dan hal yang agak baru dan perlu diterangkan adalah kejadian.
Kejadian sebuah kegiatan, misalnya tarian, tidak dapat dinilai
dengan cara lain kecuali dengan mendatangi tempat atau lokasi
dimana tarian sedang berlangsung. Yang menjadi objek tarian
bukannya orang yang menari bukan personil, tetapi gerak
tariannya, lemah gemulainya tarian yang merupakan ekspresi dari
orangnya. Dalam kunjungan kelas, sebagai sumber data adalah
“tempat”, bukan personil guru, karena pengawas mengumpulkan
data tentang gerak-gerik atau kinerja guru didepan kelas, bukan
mewawancarai guru. Demikian juga data tentang gaya kepala
sekolah dalam memimpin rapat, data yang diperlukan diambil dari
pengamatan waktu rapat berlangsung.
Dengan adanya klasifikasi 3 sasaran atau sumber data seperti
itu, maka siapa saja yang melakukan supervisi perlu memahami dan
dapat menentukan siapa atau apasaja yang akan dijadikan sumber data.
Penentuan sumber data ini tidak mudah, dan untuk menunjang
keberhasilan supervisi perlu diciptakan adanya pembiasaan kerja
kelompok antar berbagai pihak terkait.
Agar diperoleh informasi atau data yang tepat dan lengkap
yang dapat digunakan oleh bukan hanya pengawas dan kepala sekolah,
tetapi oleh semua staf sekolah dalam rangka peningkatan kualitas
lulusan. Supervisi bukan lagi hanya mengandalkan pengamatan kelas,
tetapi oleh semua staf sekolah dengan berbagai metode.
10

2. Alat-Alat Bantu Supervisi Pendidikan


Alat-alat bantu itu di pergunakan dengan maksud untuk
memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan
pengetahuan oleh guru/orang yang di supervisi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
pada khususnya. Alat-alat bantu supervisi antara lain:
a. Perpustakaan Profesional dan Perpustakaan Sekolah
Superveisor harus mendorong agar di lingkungan lembaga
pendidikan/sekolah di selenggarakan perpustakaan. Buku-buku dan
koleksi lain harus up to date dalam arti mengikuti perkembangan yang
terjadi di masyarakat. Di samping itu bahan-bahan lama harus di
pertahankan dan di jaga dengan baik, karena sewaktu-waktu akan
sangat berguna. Dengan kata lain perpustakaan harus terus di
kembangkan tidak saja dengan menghimpun buku-buku akan tetapi
juga koleksi lain seperti: Koran, majalah-majalah, brosur, bulletin dan
lain-lain khususnya yang berhubungan dengan perkembangn
pendidikan.
Supervisor juga harus berusaha memberikan motivasi kepada
guru-guru agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna
perkembangan keterampilan dan pengetahuannya.
b. Buku Kurikulum/Rencana Pelajaran dan Buku Pegangan Guru
Setiap guru yang bertugas pada sebuah lembaga pendidikan
harus mengetahui program yang akan di laksanakan, baik secara
keseluruhan (garis-garis besarnya) maupun secara mendetail tentang
program yang berkenaan dengan bidangnya. Program suatu lembaga
pendidikan pada umumnya telah tersusun didalam buku yang di sebut
kurikulum/rencana pelajaran yang berisi jenis kegiatan yang dapat di
lakukan untuk mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan kurikulum
seorang guru juga harus di lengkapi dengan buku pegangan di
bidangnya agar dapat menjalankan tugas-tuganya dengan baik.
11

c. Obejektif
1) Ujian karangan (essay examination)
2) Ujian obejektif
d. Subjektif
1) Observasi
Observasi dalam proses supervisi yaitu kunjungan yang
dilakukan oleh supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau
peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan.
2) Wawancara
Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari yang
diwawancarai.
3) Angket
Angket dalam supevisi merupakan daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi
tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna.
4) Check-list
Check-list dalam pelaksanaan supervisi merupakan suatu
alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-
keterangan yang lebih objektif teradap belajar dan mengajar di
dalam kelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan
Bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan
untuk tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk
mengajar, memberi ceramah atau sesuatu yang menjadi sebab (pangkal)
atau sikap (perbuatan).
Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu
yang fungsinya untuk mempermudah pekerjaan.
Pembinaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
sadar, berencana, terarah, dan teratur secara bertanggung jawab dalam
rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta
sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan.
2. Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi Pendidikan
a. Bahan Supervisi Pendidikan (Infomasi atau data supervisi dan sumber
data supervisi).
b. Alat Bantu Supervisi Pendidikan (Perpustakaan profesional dan
perpustakaan sekolah, buku kurikulum/rencana pelajaran dan buku
pegangan guru, objektif dan subjektif)

B. Saran
Mengingat bahan dan alat pembinaan superivisi pendidikan ini sangat
penting, maka setiap sekolah harus mencermati kelengkapan berkas
administrasi, bahan pembelajaran, dan bahkan sarana yang diperlukan guna
mempermudah supervisor dalam mengelola suatu sekolah.
Bagi mahasiswa perlu membaca lebih banyak lagi terkait materi bahan
dan alat pembinaan supervisi pendidikan, guna menambah wawasan mengenai
cakupan pendidikan. Sehingga memberikan manfaat dan terobosan mengenai

12
13

gambaran saat menjadi seorang pendidik atau bahkan menjadi kepala sekolah
dan pengawas di lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Thoha Miftah. 2003. Pembinaan Organisasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai