Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi Pertama:
Sebagai ajaran agama yang sempurna, islam harus dilaksanakan dalam
kehidupan nyata sehari-hari sehingga akan tercapai kehidupan damai dan
tentram. Oleh karena itu, dalam rangka mengoptimalkan layanan pndidikan
islam dimadrasah, ajaran islam yang begitu sempurna dan luas perlu
dikelompokkan menjadi beberapa mata pelajaran secara linier dan dipelajari
sesuai dengan jenjangnya.
Pada jenjang SMP aqidah perlu ditekankan agar terwujudnya siswa
yang berakhlakul karimah, berbudi luhur, beriman dan mewujudkan henerasi
muda yang berkompeten dalam keagamaan. Sebagai komitmen untuk
menyiapkan generasi muda yang sholih dan sholihah, perlu adanya mata
pelajaran yang mampu membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai
dengan ajaran islam yaitu Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti.
Dewasa ini banyak sekali anak muda yang tidak menjalankan
kewajibannya sebagai umat tetapi selalu bertindak ceroboh dan selalu berbuat
maksiat seakan sudah menjadi budaya. Ini dikarenakan adanya pergaulan
bebas dan lunturnya moral dan aqidah dalam diri manusia. Maka dengan itu
perlu adanya penanaman gemar beramal shaleh dan berbaik sangka sejak dini,
guna menghindari penyimpangan-penyimpang sosial peserta didik.
Materi Kedua:
Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang yang
sudah mukallaf. Dalam syariat Islam shalat itu terbagi kepada dua macam,
yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Disyariatkannya shalat sunnah ialah
untuk menambah kekurangan yang mungkin terdapat pada shalat-shalat
fardhu, maka perlu disempurnakan dengan shalat sunnah. selain itu juga
karena shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-
ibadah lain. Banyak sekali macam-macam shalat sunnah yang disyariatkan.
Dengan demikian maka pada kesempatan ini saya akan menyajikan macam-

1
macam shalat sunnah berjamaah diantaranya Shalat Sunnah Dua Hari Raya,
shalat Idul adha, sholat Kusuf, sholat Khusuf, sholat istiqa dan sholat munfarid
diantaranya shalat shalat Rawatib, sholat tahiyatul masjid, sholat Istikharah.
Materi Ketiga:
Sejak jaman dahulu, kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Hal ini sudah terbukti
dalam sejarah, tercatat bahwa semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah
Umayyah, pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayyah baik semasa
Daulah Umayyah di Damaskus (661-750 M), maupun dimasa Daulah
Umayyah di Andalusia atau Spanyol (756-1031 M).
Kota Damaskus juga dikenal dengan kota pelajar. Pada waktu itu
jumlah sekolah di Kota Damaskus sudah mencapai sebanyak 20 sekolah.
Sejumlah perpustakaan besar juga didirikan untuk mendukung perkembangan
ilmu pengetahuan. Di antara lembaga pendidikan itu terdapat sekolah-sekolah
kedokteran dan rumah sakit. Sungguh pada jaman tersebut kemajuan semacam
ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa.
Keberadaan Daulah Umayyah di Andalusia pun tak mau kalah dengan
periode Daulah Umayyah di Damaskus. Kekhalifahan Bani Umayyah di
Spanyol menjadikan Cordoba sebagai ibukotanya. Kota Cordoba saat itu
menjadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini didirikan Uneversitas Cordoba
yang memiliki perpustakaan dengan mencapai 400.000 judul koleksi buku.
Sungguh untuk ukuran saat itu merupakan kemajuan yang tiada duanya di
dunia. Dengan kemajuan seperti itu, Cordoba menjadi inspirasi bagi para
ilmuwan dan penulis bangsa Barat. Oleh para ahli sejarah, kemajuan Cordoba
pada zaman pemerintahan Umayyah di Spanyol disebut-sebut sebagai cikal
bakal pembawa kemajuan bangsa Barat di kemudian hari. Umat Islam pada
masa itu sudah menjadi pelopor kemajuan dunia karena kegigihan dan
ketekunannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. Jadi,
sangat disayangkan jika generasi muda muslim sekarang menjadi malas
belajar, lemah dan tertinggal.

2
B. Rumusan Masalah
Materi Pertama:
1. Apa yang di maksud dengan husnudzan?
2. Apa saja macam-macam husnudzan?
3. Apa manfaat dari berhusnudzan?
4. Apa yang di maksud dengan beramal shaleh?
Materi Kedua:
1. Apa pengertian Sholat Sunnat berjamaah?
2. Bagaimana Ketentuan Sholat Dua Hari Raya?
3. Bagaimana ketentuan sholat Idul Adha?
4. Apa pengertian sholat Munfarid?
5. Bagaimana ketentuan sholat rawatib?
6. Bagaimana ketentuan sholat Tahiyatul Masjid?
7. Bagaimana telaah materi sholat Sunnat berjamaah dan sholat munfarid?
Materi Ketiga:
1. Bagaimana sejarah Daulah Umayyah di Damaskus?
2. Bagaimana sejarah Daulah Umayyah di Andalusia?
3. Apa saja perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah?

C. Tujuan Penulisan
Materi Pertama:
1. Untuk mengetahui pengertian dari husnudzan.
2. Untuk mengetahui macam-macam husnudzan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari berhusnudzan.
Materi Kedua:
1. Untuk mengetahui pengertian Sholat Sunnat berjamaah.
2. Untuk mengetahui Ketentuan Sholat Dua Hari Raya .
3. Untuk memahami ketentuan sholat Idul Adha.
4. Untuk mengetahui pengertian sholat Munfarid.
5. Untuk memahami ketentuan sholat rawatib.
6. Untuk memahami ketentuan sholat Tahiyatul Masjid.

3
Materi Ketiga:
1. Untuk mengetahui sejarah Daulah Umayyah di Damaskus.
2. Untuk mengetahui sejarah Daulah Ummayyah di Andalusia.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Umayyah.

4
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI PERTAMA
A. Kompetensi Dasar (KD)
1.8 Meyakini bahwa beramal shaleh dan berbaik sangka adalah ajaran
pokok agama.
2.8 Memiliki sikap gemar beramal shaleh dan berbaik sangka kepada
sesama.
3.8 Memahami makna perilaku gemar beramal shaleh dan berbaik sangka
kepada sesama.
4.8 Menyajikan contoh perilaku gemar beramal shaleh dan berbaik sangka
kepada sesama.
B. Judul Materi
Gemar Beramal Shaleh dan Berbaik Sangka Kepada Sesama
C. Indikator
KD 1 : 1. Meyakini bahwa beramal shaleh dan berbaik sangka merupakan
ajaran pokok agama.
2. Meyakini berhusnudzan merupakan akhlak yang terpuji.
KD 2 : 1. Memiliki rasa kepedulian dan berbaik sangka.
2. Membiasakan berperilaku amal shaleh dan berbaik sangka.
KD 3 : 1. Menjelaskan pengertian amal shaleh dan berbaik sangka.
2. Menyebutkan macam-macam husnudzan (berbaik sangka).
3. Menyebutkan pentingnya beramal shaleh dan berbaik sangka.
KD 4 : 1. Memaparkan contoh-contoh beramal shaleh dan berbaik sangka.
2. Mendemonstrasikan hikmah beramal shaleh dan berbaik sangka.
D. Alokasi Waktu
3 x 40 menit
E. Referensi
Judul Buku : Pengembangan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP Kelas VIII
Penulis : Abdurrahman

5
Diterbitkan di : Jakarta
Penerbit : PT Tiga Serangkai
Tahun Terbit : 2014
F. Materi
1. Memahami Husnuzan
a. Pengertian Husnuzan
Husnuzhan merupakan lawan kata dari su`uzhan. Husnuzhan
berarti berbaik sangka, sedangkan su`uzhan berarti berburuk sangka.
Seorang muslim diperintahkan untuk senantiasa berbaik sangka kepada
Allah SWT. Bentuk husnuzhan seorang hamba kepada Allah SWT
adalah dengan terus beranggapan bahwa segala sesuatu yang
ditakdirkan Allah SWT kepada dirinya adalah pilihan yang terbaik dari
Allah SWT.
Husnuzhan dapat diartikan sebagai sikap mental terpuji yang
mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata dan berbuat yang
baik dan bermanfaat, sehingga dapat dikatakan bahwa husnuzan
termasuk kedalam akhlak terpuji. Sedangkan perilaku suuzan termasuk
akhlak tercela, karena akan mendatangkan kerugian.
Adapun jika kenyataan yang dia terima merupakan kenyataan
yang pahit atau tidak sesuai dengan keinginannya, hendaklah dia
menerimanya dengan tabah dan kembali berintrospeksi diri dan tidak
serta merta berprasangka bahwa Allah SWT telah berkehendak buruk
baginya.
b. Macam-macam Husnudzan
1) Husnuzhan Kepada Allah 
Di sisi lain mengapa manusia diwajibkan untuk
berhusnuzhan kepada Allah SWT, karena pengetahuan manusia
sangatlah terbatas. Manusia hanya mengetahui hal-hal yang
sifatnya kasat mata dan sama sekali tidak mengetahui rahaisa
dibaliknya. Karena itulah kita harus berhusnuzhan kepada Allah

6
SWT. Sebab apa yang dia kira suatu kebaikan, belum tentu baik
dimata Allah SWT, dan begitu juga sebaliknya.
2) Husnuzhan terhadap Diri Sendiri
Husnuzhan terhadap diri sendiri adalah sikap seorang
muslim yang bisa menghadapi hidup dengan penuh harapan dan
tidak pernah putus asa. Sikap seperti ini sangat dibutuhkan manusia
dalam kehidupan sehari-harinya. Karena sifat inilah yang dapat
menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya sperti sifat gigih dan selalu
berinisiatif.
Dalam hal ini manusia kan selalu mengejar apa yang
menjadi keinginannya dan apa yang menjadi cita-citanya. Ia akan
selalu berusaha dan tak lupa pula berdoa keada Allah SWT atas
semuanya itu.
3) Husnuzhan terhadap Sesama Manusia
Hampir setiap waktu kita berinteraksi dengan orang lain,
dan dari interaksi itulah kerap kali timbul salah paham-salah
paham yang menjadi kerikil dalam komunikasi.Hampir setiap hari
kita melakukan kesalahan. Baik yang disadari maupun tidak. Oleh
karena itu kita dianjurkan untuk melakukan taubat setiap hari.
Bukan sekadar bila melakukan kesalahan saja. Kita tidak selalu
menyadari apakah kata-kata yang terucap melukai perasaan
seseorang atau tidak. Sikap kita membuat orang lain tersinggung
atau tidak. Dan hal-hal lain yang kita lakukan selama berinteraksi
dengan orang lain. Seperti juga kita tidak mengetahui maksud
seseorang ketika perkataannya atau tingkahnya menyisakan
perasaan tidak nyaman bagi kita. Entah sedih, senang, malu, atau
marah. Lawan komunikasi kita di segala aktivitas yang kita
lakukan tidak pula memahami tiap tutur dan tindakan kita yang kita
sengaja maupun yang tidak kita sadari terjadinya.

7
Hubungan baik antara sesama manusia, khususnya antara
mukmin yang satu dengan mumnin yang lain merupakan suatu
yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya.
c. Manfaat Husnuzhan
Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh seorang hamba
yang selalu berhusnuzhan kepada Allah SWT adalah dapat
meningkatkan kadar keimanannya kepada Allah SWT. Hal ini
terwujudkan dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya saja ketika
seorang hamba mendapatkan musibah, dia yakin itu merupakan ujian
Allah SWT untuknya dan ujian itu tidak akan melebihi
kemampuannya.
2. Memahami Amal Saleh
1. Pengertian Amal Shaleh
Tahukah kalian apa yang dimaksud amal saleh? Untuk
mengetahui pengertian amal saleh perhatikan ayat berikut ini:
       
    
 
Artinya: “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia
berada dalam Kerugian, kecuali yang melakukan empat:
a. beriman kepada Allah swt.
b. Beramal saleh atau amal kebajikan.
c. Saling menasihati untuk kebenaran.
d. Saling menasihati untuk kesabaran.
Kata amal saleh berasal dari kata “amilus”,yaitu segala
perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain,dan sesuai

8
dengan akal rasional,al-quran serta As-Sunnah.Antara iman dan amal
saleh merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kebalikan dari amal saleh adalah amal syayyiah,yaitu amal
yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunya maupun orang
lain.Sungguh rugi bagi seseorang didunia ini yang berbuat
buruk,padahal dunia ini adalah ladang amal untuk kehidupan akhirat.
2. Manfaat Beramal Saleh
Seorang yang beramal saleh akan mendapatkan manfaat
sebagai berikut:
a. Diberi ampunan dan pahala yang besar dari Allah Swt.
b. Diberi tamabahan petunjuk.
c. Diberi kehidupan yang baik dan layak.
d. Dihapuskan dosa-dosanya.
e. Dijauhkan dari kerugian dunia akhirat.1
G. Telaah Materi
Husnudzan
Husnuzhan merupakan lawan kata dari su`uzhan. Husnuzhan berarti
berbaik sangka, sedangkan su`uzhan berarti berburuk sangka. Seorang muslim
diperintahkan untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT. Bentuk
husnuzhan seorang hamba kepada Allah SWT adalah dengan terus
beranggapan bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan Allah SWT kepada
dirinya adalah pilihan yang terbaik dari Allah SWT.
Husnuzhan dapat diartikan sebagai sikap mental terpuji yang
mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata dan berbuat yang baik
dan bermanfaat, sehingga dapat dikatakan bahwa husnuzan termasuk kedalam
akhlak terpuji. Sedangkan perilaku suuzan termasuk akhlak tercela, karena
akan mendatangkan kerugian.
Adapun jika kenyataan yang dia terima merupakan kenyataan yang
pahit atau tidak sesuai dengan keinginannya, hendaklah dia menerimanya

1
Abdurahman, Pengembangan Pendidikan Agama Islam dan Budi Perketi Kelas VII
(Jakarta: PT Tiga Serangkai, 2014), hlm. 177-179.

9
dengan tabah dan kembali berintrospeksi diri dan tidak serta merta
berprasangka bahwa Allah SWT telah berkehendak buruk baginya.
Prasangka baik (husnudzan) dapat diartikan sebagai sikap netral atau
cara pandang seseorang dalam melihat sesuatu sebagai hal yang positif.
Mengenai prasangka baik dalam Islam, telah dijelaskan dalam beberapa dalil
Al-Qur'an maupun sabda Rasulullah saw dalam hadis. Perintah prasangka baik
(husnudzon), serta larangan prasangka buruk telah Allah swt tegaskan dalam
Firmanya, yaitu surah QS. AI-Hujurat ayat 12. Berikut ini ayat Alquran
tentang husnudzon.

َ‫َح ُد ُك ْمأَْنيَأْ ُكلَلَ ْح َمأ‬ ِ ً ‫ض ُكمب ْع‬


َ ‫ضاأَيُحبُّأ‬ َ ْ ُ ‫الي ْغتَْبَب ْع‬
َ ‫واو‬
َ ‫س‬
ُ‫س‬ َ ‫وااجتَنِبُوا َكثِ ًير ِامنَالظَّنِِّإ َّنَب ْع‬
َّ ‫ضالظَّنِِّإثْ ٌم َوالتَ َج‬ ْ ُ‫آمن‬
ِ
َ َ‫يَاأ َُّي َهاالَّذين‬
ِ ِ
ٌ ‫وه َو َّات ُقوااللَّ َهِإنَّاللَّ َهَت َّو ٌاب َرح‬
‫يم‬ ُ ‫خي ِه َم ْيتًافَ َك ِر ْهتُ ُم‬
Artinya: “Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian
kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulak kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang.” (Quran Surat Al-Hujurat
(49) :12)
Ayat di atas menggambarkan betapa besarnya potensi negatif jika
seseorang tidak memiliki prasangkabaik (husnuzan). Ayat di atas juga
menjelaskan serta menegaskan larangan berprasangka buruk, karena
prasangka buruk termasuk perbuatan dosa. Oleh karena itu, adanya larangan
ini menunjukkan bahwa Allah swt telah memerintahkan orang-orang muslim
untuk memiliki prasangka yang baik terhadap orang lain Dalam diri orang
muslim seharusnya selalu tertanam hal-hal yang bersifat positif. Termasuk di
dalamnya mengenai prasangka atau dugaan baik terhadap orang lain atau
sesama saudaranya kaum muslimin.Hadits Tentang Prasangka Baik
(Husnudzan)

10
Secara tersurat, dalil tentang prasangka baik dibagi menjadi 2, yaitu
berdasarkan alquran dan hadits. Untuk dalil alquran tentang prasangka baik,
sudah kita bahas yaitu QS Al Hujurat Ayat 12. Nah, untuk hadits tentang
prasangka baik (husnudzan) ada beberapa. Berikut ini akan kita sampaikan
beberapa hadits tentang prasangka baik.
Hadist 1 : Prasangka Baik (Husnudzan)

َ َ‫ول اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ق‬


‫ ( إِيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن فَِإ َّن اَلظَّ َّن‬:‫ال‬ َّ ‫َو َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ رضي اهلل عنه أ‬
َ ‫َن َر ُس‬

‫يث ) ُمَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬


ِ ‫أَ ْك َذب اَلْح ِد‬
َ ُ
Terjemahan hadits : Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Saw bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk karena
sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong." HR
Muttafaq Alaihi.
Hadits 2 : Prasangka Baik (Husnudzan)
ِ ِ ِّ ِ‫اعب ُداللَّ ِهب ُنيوس َفأَ ْخبرنَامالِكٌع ْنأَب‬
‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ُ ِ‫يالزنَاد َع ْناأْل َ ْع َر ِج َع ْنأَب‬
َ ‫يه َر ْي َر َة َرضيَاللَّ ُه َع ْن ُهأ ََّن َر ُسواَل للَّ ِه‬ َ َ َ َ ُ ُ ْ ْ َ َ‫َح َّد َثن‬

‫واواَل تَ َد َاب ُر‬


َ ‫ض‬ ُ َ‫واواَل َتبَاغ‬
َ ‫اس ُد‬
َ ‫واواَل تَ َح‬
َ ‫ش‬ ُ ‫اج‬
َ َ‫واواَل َتن‬
َ ‫س‬ ُ‫س‬
َّ ‫واواَل تَ َج‬
َ ‫س‬ َّ ‫ْح ِديثِ َواَل تَ َح‬
ُ‫س‬ َ ‫َقاإَلِ يَّا ُك ْم َوالظََّّن َفِإنَّالظَّنَّأَ ْك َذبُال‬

‫اداللَّ ِهِإ ْخ َوانًا‬ ِ ُ‫واو ُكون‬


َ َ‫واعب‬ َ
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf
telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinnad dari Al A'raj dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang
paling dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari
kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi
dan janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba
Allah yang bersaudara." (Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5606)
Hadits 3 : Prasangka Baik (Husnudzan)
ِ ِّ ِ‫وح َّدثَنِيع ْنمالِكع ْنأَب‬
َ ‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َقاإَلِ يَّا ُك ْم َوالظََّّن َفِإنَّالظَّنَّأَ ْك َذبُال‬
‫ْح‬ ُ ِ‫يالزنَاد َع ْناأْل َ ْع َر ِج َع ْنأَب‬
َ ‫يه َر ْي َرةَأ ََّن َر ُسواَل للَّ ِه‬ َ ََ َ

‫اداللَّ ِهِإ ْخ َوانًا‬ ِ ُ‫ضواواَل تَ َدابرواو ُكون‬ َّ ‫ِديثِ َواَل تَ َج‬


َ َ‫واعب‬ َ ُ َ َ ُ َ‫واواَل َتبَاغ‬
َ ‫اس ُد‬
َ ‫واواَل تَ َح‬
َ ‫س‬ ُ َ‫واواَل َتنَاف‬
َ ‫س‬ ُ‫س‬
َّ ‫واواَل تَ َح‬
َ ‫س‬ ُ‫س‬

11
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az
Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling
memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari
kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan.
Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadits Malik Nomor 1412)
Hadits 4 : Prasangka Baik (Husnudzan)
ِ ٍ ِ ‫شس ِم ْعتُأَب‬ ٍ
َ ُّ‫يه َر ْي َرةَ َرضيَاللَّ ُه َع ْن ُه َقالََقااَل لنَّبِي‬
‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو‬ ُ ِ‫اصالح َع ْنأَب‬ َ ِ‫َح َّد َثنَاعُ َم ُر ْبنُ َح ْفص َح َّد َثنَاأَب‬
َ َ َ ُ ‫يح َّد َثنَااأْل َ ْع َم‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ َ‫سلَّمي ُقواُل للَّهتعالَىأَن‬
ِ ِ َ ‫اع ْن َدظَن‬
‫يم‬ َ ‫ِّع ْبديب َيوأَنَ َام َع ُهِإذَاذَ َك َرني َفِإنْ َذ َك َرنيف َين ْفس ِه َذ َك ْر ُت ُهف َين ْفس َيوإِنْ َذ َك َرنيف‬
َ ‫يمإَلٍ ذَ َك ْر ُت ُهف‬ َ َُ ََ َ
ٍ‫إَل‬

ً‫اع َاوإِنْأَتَانِييَ ْم ِشيأََت ْي ُت ُه َه ْر َولَة‬ ِ


ً ‫اع َاوإِ ْنَت َق َّربَِإلَيَّ ِذ َر‬
ً َ‫اعاَت َق َّر ْبتُِإل َْي ِهب‬ ً ‫َخ ْي ٍرم ْن ُه ْم َوإِ ْنَت َق َّربَِإلَيَّبِ ِش ْب ٍرَت َق َّر ْبتُِإل َْي ِه ِذ َر‬
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Hafs] telah
menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al
A'masy] aku mendengar [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliyallahu'anhu
berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku berada dalam
prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika
ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan
jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam
perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia mendekatkan diri
kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan
jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri
kepadanya sedepa, jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku
mendatanginya dalam keadaan berlari."
Hadits 5 : Prasangka Baik (Husnudzan)
ِ ِ ِ ِ
َ‫صلَّىاللَّ ُه َعل‬ ُ ِ‫َص ِّم َع ْنأَب‬
َ ‫يه َر ْي َر َةقَالََقال ََر ُسواُل للَّ ِه‬ َ ‫َح َّد َثنَاأَبُو ُك َريْبٍ ُم َح َّم ُد ْبنُال َْعاَل ء َح َّد َثنَ َاوكيعٌ َع ْن َج ْع َف ِربْن ُب ْرقَا َن َع ْنيَ ِزي َدبْناأْل‬
ِ
َ ‫ِّع ْب ِديبِ َيوأَنَ َام َع ُهِإ َذ‬
‫اد َعانِي‬ َ ‫ْي ِه َو َسلَّ َمِإنَّاللَّ َهَي ُقوأُل َنَاع ْن َدظَن‬

12
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib
Muhammad bin Al 'Ala]; telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ja'far
bin Burqan] dari [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla
berfirman: 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-ku, Aku akan
bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku."
Kesimpulan Hadits Tentang Prasangka Baik (Husnudzan)
Berdasarkan kelima hadis tentang husnudzan di atas, minimal ada dua
hal yang dapat kita ambil, berkaitan dengan berprasangka baik (husnudzan)
terhadap orang lain, dan berprasangka baik (husnudzan) terhadap Allah Swt.
Yang pertama, bahwa berprasangka buruk merupakan perkataan yang paling
bohong (dusta), artinya jangan pernah mempercayai hasil dari prasangka
buruk.Yang kedua, Allah Swt sesuai dengan prasangka kita. Kadangkala kita
merasa tidak adil atas perlakuan Allah Swt kepada kita, namun percayalah
Allah Swt memberikan yang terbaik kepada kita. Jangan sekalipun kita
berprasangka buruk kepada Allah Swt, jika kita melakukan itu, maka Allah
akan menuruti prasangka buruk tersebut.
1. Manfaat dan Hikmah Prasangka Baik (Husnudzan)
Berbaik sangka kepada siapapun atau dalam hal apapun, khususnya
adalah berbaik sangka kepada Allah swt. merupakan sebuah kenikmatan
yang tak terhingga. Dalam sebuah artikel di harian Repubika edisi 03
Februari 2015, diceritakan bahwa Ahmad bin Abbas An-Numri berkata,
"Sesungguhnya aku berharap kepada Allah hingga seolah-olah aku melihat
betapa indahnya balasan Allah atas kebaikan prasangkaku". Hadis ini
menggambarkan kepada kita semua bahwa kebersihan hati seseorang
merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan sehari-
hari.
Menurut Syeikh Al-Misri "Hati yang bersih akan memudahkan
umat untuk menjalin ukhuwah islamiyyah". Beberapa manfaat dan hikmah
prasangka baik (husnudzan) di antaranya sebagai berikut.

13
a. Terciptanya keharmonisan baik dalam kehidupan keluarga maupun
dalam kehidupan masyarakat.
b. Terhindar dari segala bentuk persengketaan khususnya dalam
kehidupan bermasyarakat.
c. Hidup tenteram tanpa rasa curiga, dendam dan dengki.
d. Semakin kokohnya ikatan kekeluargaan karena tumbuh rasa saling
percaya.
e. Prasangka baik menghilangkan kecurigaan yang biasa timbul pada diri
orang-orang yang hatinnya berpenyakit.2
Menurut kami, materi husnuzan sangat cocok untuk anak SMP kelas 8
karena diumur tersebut mereka melakukan yang namanya pencarian jati diri,
husnuzan sangat cocok sebagai panduan mereka untuk lebih baik dan
terhindar dari hal-hal yang merugikan baik terhadap diri sendiri atau
oranglain. Penerapan materi husndzan pada jenjang SMP tepat digunakan,
karena pada jenjang SMP ini sangat perlu ditanamkan perilaku yang
mencerminkan akhlak-akhlak yang terpuji. Sehingga dapat menjadi suatu
pembiasaan sampai dewasa kelak.
Gemar Beramal Shaleh
Dalam bahasa Indonesia, kata “amal” berarti perbuatan baik atau
buruk. Kata saleh secara bahasa artinya “baik”. Dengan demikian amal saleh
secara bahasa artinya “perbuatan baik”. Secara istilah amal saleh adalah
segala perbuatan yang sesuai dengan dalil akal (rasional), Al-Qur’an, dan
sunnah Nabi Muhammad SAW.
Firman Allah SWT tentang amal saleh: “Barangsiapa mengerjakan
kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri
balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS.An-Nahl, 16:97)
Jadi gemar beramal shaleh adalah senantiasa melakukan perbuatan ang
baik, sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.

2
www.jurnalaqidah.net., di akses pada tanggal 02 Oktober 2018, Pukul 08.42 WIB.

14
1. Jenis-jenis Amal Shaleh
a. Dari sisi Perbuatan
Amal Jariah adalah perbuatan kebajikan yang dilakukan secara
sukarela dengan mengharap ridha Allah SWT. dan mendatangkan
balasan kebajikan (pahala) bagi orang yang melakukannya, meskipun
ia telah meninggal.
Amal Ibadah adalah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum islam dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
b. Dari segi subjek pelakunya
Amal Batiniah adalah amal yang dilakukan oleh hati (al-
qalb). Amal batiniah meliputi perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk. Beberapa contoh di antara amal batiniah yang termasuk amal
baik ialah sebagai berikut:
1) Beriman adalah menyakini dengan sepenuh hati keesaan Allah
SWT., adanya para malaikat, para rasul, kitab-kitab Allah SWT.,
dan beriman kepada Hari Akhirat, serta menyakini adanya Qada
dan Qadar Allah SWT.
2) Bersabar merupakan kekuatan dan ketenangan hati dalam
menghadapi segala cobaan dari Allah SWT.
3) Berniat
4) Tawakal yaitu menyerahkan segala usaha yang telah dilakukan
kepada Allah SWT. dan dengan senang hati menerima semua
ketetapan Allah SWT.
5) Ikhlas yaitu menyucikan, menyatukan, dan menyerahkan hati
sepenuhnya kepada Allah SWT. atas segala amalan yang
dikerjakan dan merupakan suatu amalan hati yang sangat penting.
6) Berani, tegar, dan berpendirian
Amal Lahiriah adalah perbuatan yang dilakukan dengan
anggota badan dan dapat diketahui melalui pengelihatan atau
pendengaran. Amal lahiriah dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut.

15
1) Amal lahiriah melalui ucapan
Contohnya: Menasihati dalam hal kebajikan dan mencegah,
Berbicara dengan pembicaraan yang baik, Membaca Al-Qur’an.
2) Amal lahiriah dengan anggota badan
Contohnya: Menolong orang dalam melakukan kebajikan,
melakukan jual beli sesuai dengan tuntunan Allah SWT. dan
Rasul-Nya, Menjenguk orang sakit, dan Mengiringi jenazah ke
kuburan.
2. Syarat Sah Amal Shaleh
Adapun syarat sah amal shaleh adalah sebagai berikut:
a. Amal shaleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.
b. Amal shaleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah.
c. Amal shaleh itu hendaknya dilakukan secara sah sesuai dengan
petunjuk syarak (Al-Quran dan Hadist).
3. Contoh Perilaku Amal Shaleh
Amal shaleh merupakan salah satu syarat seseorang mendapatkan
kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Diantara contoh perilaku
amal shaleh yaitu :
a. Melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya.
b. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan, baik berupa
moril maupun material.
c. Menengok teman atau saudara yang sakit.
d. Menyumbang dana bagi pembangunan masjid, madrasah, pondok
pesantren, ataupun  fasilitas umum lainnya.
e. Turut bekerja bakti  membersihkan lingkungan sekolah.
f. Mendonorkan darah untuk keperluan kemanusiaan dab sebagainya.
Semua perbuatan tersebut, tentunya harus didasari keimanan dan
keikhlasan sehingga dihadapan Allah swt. Dapat digolongkan amal shaleh.
Jadi, menurut kami materi ini juga tepat disampaikan terhadap siswa
SMP kelas 8. Karena materi ini berisi tentang implementasi dari wujud cinta

16
kepada Allah SWT, dengan mengamalkan perintah-perintahNya yang tertera
dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Perlu diperhatikan, dalam penyampaian kedua materi di atas harus
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik. Saat
menyampaikan materipun lebih ditekankan pada contoh-contoh yang ada
disekitar, lebih menariknya lagi menggunakan metode cerita. Seperti yang kita
ketahui metode cerita sangat diminati semua kalangan, dari anak-anak, remaja,
bahkan dewasa. Jadi, mengingat materi ini lebih menekankan pada sikap
peserta didik, maka materi yang disampaikan harus lebih kontekstual.
H. Analisis Metode
1. Metode Ceramah/kisah
Metode ini sangat tepat digunakan dalam menyampaikan materi
yang berkaitan dengan akhlak. Materi ini tergolong mudah dipahami
peserta didik, karena isi meterinya tidak terlepas dari kehidupan sehari-
hari. Disini pendidik perlu mengarahkan peserta didik untuk
mengimplementasikan perbuatan beramal baik dan berbaik sangka kepada
sesama. Maka dari itu metode ini sangat cocok digunakan.
2. Metode Sosiodrama
Metode ini juga metode yang sangat efektif, dimana peserta didik
memerankan suatu drama yang berkaitan dengan materi beramal shalah
dan berbaik sangka. Metode ini sangat mudah di terapkan terhadap peserta
didik, karena metode ini bersifat menyenangkan.
I. Analisis Alokasi Waktu
Berdasarkan waktu yang tersedia 3 x 40 menit, sangat efektif dalam
menyampaikan materi ini. Namun guru juga perlu menerapkan metode dan
tehnik yang beragam. Sehingga dalam penyampaian materi ini tidak monoton.
Karena anak remaja kini menyukai hal-hal yang berupa contoh secara
langsung dan menarik.

MATERI KEDUA
A. Kompetensi Dasar

17
1.9 Meyakini sholat sunnah berjamaah dan munfarid sebagai perintah
agama.
2.9 Menunjukkan perilaku peduli dan gotong royong sebagai implementasi
pemahaman sholat sunah berjamaah dan munfarid.
3.9 Memahami tatacara sholat sunnah berjamaah dan munfarid.
4.9 mempraktikkan sholat sunnah berjamaah dan munfarid.
B. Judul Materi
Sholat Sunnah Berjamaah dan Munfarid.
C. Indikator
KD 1 : 1. Meyakini bahwa sholat sunnah berjamaah dan munfarid
sebagai perintah agama.
KD 2 : 1. Menunjukkan perilaku gotong royong sebagai implementasi
pemahaman shalat sunnah berjama’ah.
KD 3 : 1. Menyebutkan pengertian sholat sunnah berjama’ah dan Munfarid
2. Menyebutkan macam-macam sholat sunah berjamaah dan
munfarid
KD 4 : 1. Mendemonstrasikan tata cara shalat sunnah berjama’ah.
Alokasi waktu
3 x 40 menit
D. Referensi
Muhammad Ahsan dan Sumiyati, 2014, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, Kls VIII semester 1, pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
kemdikbud.

18
E. MATERI
1. Shalat Sunnah Berjama’ah
Shalat sunah berjama’ah adalah salat yang dikerjakan secara
bersama salah satu menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan
syarat yang telah ditentukan.
Secara lebih rinci śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara
berjama’ah sebagai berikut:
a. Sholat idul fitri
b. Sholat idul Adha
c. Sholat kusuf (gerhana mattahari)
d. Sholat khusuf (gerhana bulan)
e. Sholat\ istiqa (meminta hujan)
a. Sholat Idul Fitri
Śalat Idul Fitri adalah śalat sunnah dua rakaat yang
dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal
setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum
melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat
dianjurkan).
“Id” artinya kembali yaitu dengan hari raya Idul Fitri ini kita
kembali dihalalkan berbuka seperti makan dan minum di siang hari
yang sebelumnya selama bulan Ramadan hal itu dilarang.
Waktu untuk melaksanakan śalat Idul Fitri itu adalah sesudah
terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal
tersebut.
b. Sholat Idul Adha
Śalat Idul Adha adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya
Qurban atau hari raya Idul Adha. Śalat ini dilaksanakan pada pagi hari
tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah
haji di tanah suci. Dengan demikian orang yang sedang melaksanakan
ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan śalat Idul Adha. Bagi
orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, hukum

19
melaksanakan śalat Idul Adha adalah sunnah muakkad (sangat
dianjurkan).
Hampir semua ketentuan dan tata cara śalat Idul Adha sama
dengan śalat Idul Fitri. Baik menyangkut waktu pelaksanaannya,
hukumnya, dan tata caranya. Adapun perbedaannya hanya pada
niatnya. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.
c. Sholat Kusuf (sholat gerhana matahari)
Śalat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang
dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan
śalat ini adalah sunnah muakkad.
Wa ktu pelaksanaan śalat kusūf adalah mulai terjadinya gerhana
matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula. Ketika
gerhana sudah mulai terjadi, jama’ah berkumpul di masjid. Salah satu
dari jamaah tersebut menjadi muazin untuk menyerukan panggilan
śalat. Śalat gerhana ini dilaksanakan dengan berjamaah dan dipimpin
oleh seorang imam.
d. Sholat Khusuf
Śalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah
yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum
melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu
śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan
tampak utuh kembali.
Adapun tata cara peksanaannya hampir sama dengan
pelaksanaan śalat gerhana matahari; yang membedakan adalah bunyi
niatnya. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.
e. Sholat Istisqa’ (memohon hujan)
Śalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang
dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi
kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat
Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri

20
kepada Allah, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan
hujan.
Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah sikap manusia
yang tak mau peduli dan tidak ramah pada lingkungan. Padahal air
merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Kurangnya sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah
yang serius dalam kehidupan manusia.
2. Sholat Munfarid
Salat sunnah munfarid adalah Salat yang dilaksanakan secara
individu atau sendiri.
Adapun salat sunnah yang dilaksanakan secara munfarid adalah
sebagai berikut:
a. Sholat Rawatib
Rawātib berasal dari kata rat’bah, yang artinya tetap,
menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian śalat sunnah rawātib
adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat
fardhuu, baik sebelum maupun sesudahnya.
Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi
dua macam, yaitu: Śalat rawātib mu`akkadah dan śalat rawātib gairu
mu`akkad.
b. Sholat Tahiyatul Masjid
Śalat tahiyyatul masjid adalah śalat sunnah yang dilaksanakan
untuk menghormati masjid. Śalat ini disunnahkan bagi setiap muslim
ketika memasuki masjid. Śalat sunnah ini merupakan rangkaian adab
memasuki masjid.
c. Sholat Istikharah
Śalat istikhārah adalah śalat dengan maksud untuk memohon
petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua
pilihan atau lebih. Śalat istikharah sebenarnya hampir sama dengan
śalat hajat. Bedanya kalau śalat istikharah tertuju pada suatu
keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-

21
ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan śalat hajat tertuju pada
sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya.
Waktu yang terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini
adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu
śalat tahajjud. Śalat istikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan
setelah selesai śalat dilanjutkan dengan membaca doa istikharah
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Śalat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi
orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan.
F. Telaah Materi
1. Sholat Idul Fitri
Tatacara pelaksanaan sholat Idul Fitri:
a. Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang
ikhlas di dalam hati.
b. Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a iftitah bertakbir sambil
mengangkat tangan sebanyak tujuh kali.
c. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan
membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al-
Qur`ān.
d. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir
lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara setiap takbir
disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh
dan surah-surah pilihan.
e. Śalat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib
mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka
dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan
takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu
kali. Setelah śalat Idul Fitri para jama’ah dianjurkan untuk
bersalamsalaman untuk saling memaafkan lahir dan batin. Setelah
selesai śalat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang
berbeda dengan pada saat berangkat.

22
2. Sholat Kusuf (Gerhana Matahari)
Hal yang membedakan śalat kusūf dibanding śalat pada umumnya
adalah dalam śalat kusūf setiap rakaat terdapat dua kali membaca surah
al-Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat Śalat kusūf
terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan
empat kali sujud.
Tatacara pelaksanaan sholat gerhana matahari:
a. Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari). Niat śalat harus
dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.
b. Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa iftitah dilanjutkan
membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah
yang panjang.
c. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak
banyaknya.
d. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan
kembali bersedekap di dada.
e. Membaca surah al-Fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al-
Qur’ān yang lain.
f. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang
sebanyak-banyaknya.
g. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”
h. Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding
dengan śalat pada umumnya.
i. Duduk di antara dua sujud seperti biasa.
j. Sujud yang kedua agak dipanjangkan.
k. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat
yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.
l. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk
memperbanyak istigfar dan tasbih untuk memohon ampunan kepada
Allah Swt.

23
m. Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah
dengan pesan yang intinya gerhana adalah salah satu kejadian yang
menunjukkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber
energi yang utama, matahari juga makhluk Allah yang memiliki
kekurangan dan kelemahan.
3. Sholat Istisqa
Tatacara pelaksanaan sholat Istisqa:
a. Setelah semua bersiap untuk śalat, muazin tidak perlu
mengumandangkan azān dan iqāmah,
b. Śalat sunnah dilaksanakan seperti śalat sunnah yang lainnya. Setelah
membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang
panjang.
c. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang
pertama dimulai dengan membaca istigfar sembilan kali dan yang
kedua dimulai dengan membaca istigfar tujuh kali.
4. Sholat Rawatib
Tatacara melaksanakan sholat rawatib mu’akkad dan gairu mu’akkad:
a. Sholat rawatib mu’akkad
1) Dua rakaat sebelum solat zuhur
2) Dua rakaat sesudah solat zuhur
3) Dua rakaat sesudah sholat magrib
4) Dua rakaat sesudah sholat isya
5) Dua rakaat sebelum sholat subuh
b. Sholat rawatib gairu mu’akkad
1) Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
2) Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
3) Empat rakaat sebelum Asar
4) Dua rakaat sebelum Magrib.
Jika ditinjau dari darisegi pelaksanaannya, salat terbagi menjadi dua yaitu:
a. Qobliyyah (dikerjakan sebelum salat fardhu)
b. Ba’diyyah (dikerjakan setelah salat fardhu)

24
Tatacara melaksanakan sholat sunnah rawatib:
a. Niat menurut waktunya.
b. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.
c. Śalat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarīd (sendirian).
d. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.
e. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat
melaksanakan śalat Zuhur dan śalat Asar.
f. Śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan
duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.
g. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat far«u tetapi tetap
menghadap kiblat.
5. Sholat Tahiyyatul Masjid
Tatacara sholat Tahiyyatul Masjid:
a. Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan
ikhlas di dalam hati.
b. Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa
iftitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya sampai salam.
6. Sholat Istikharah
Tatacara sholat Istikkharah:
a. Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwu«u.
b. Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus
dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.\
c. Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian
membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari
satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
d. Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian
membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu
kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
e. Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah.
Materi shalat sunnah berjama’ah dan munfarid ini sangat cocok
disampaikan terhadap anak SMP kelas 8. Mengingat macam-macam shalat

25
sunnah ini sangat banyak. Kemungkinan kebanyakan dari peserta didik
sendiri tidak dapat menangkap materi secara keseluruhannya. Maka saat
penyampaiain materi, guru cukup menjelaskan secara global saja, dan
selebihnya peserta didik lah yang berperan aktif dengan membentuk suatu
kelompok. Dari tiap-tiap kelompok tersebut menyampaikan penjelasan
satu sampai dua macam-macam shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Maka dengan itu, peserta didik minimalnya dapat memahami salah satu
shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
MATERI KETIGA
A. Kompetensi Dasar (KD)
1.13 Meyakini bahwa pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Bani
Umayyah sebagai bukti nyata agama Islam dilaksanakan dengan benar.
2.13 Menunjukkan perilaku tekun sebagai implementasi dalam meneladani
ilmuan pada masa Bani Umayyah.
3.13 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Bani
Umayyah.
4.13 Menyajikan rangkaian sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada
masa Bani Umayyah.
B. Judul Materi
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Bani Umayyah
C. Indikator
KD 1 : 1. Meyakini agama Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan.
2. Meyakini menuntut ilmu adalah wajib bagi umat Islam.
3. Merasa bangga ilmuan Islam ikut berkiprah bagi pertumbuhan ilmu
pengetahuan.
KD 2 : 1. Memiliki semangat yang tinggi untuk gemar membaca.
2. Memiliki kepedulian terhadap ilmu pengetahuan.
KD 3 : 1. Menjelaskan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Bani
Umayyah.
2. Menyebutkan faktor-faktor yang mendukung terjadi pertumbuhan
ilmu pengetahuan masa Bani Umayyah.

26
3. Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuan muslim masa Bani
Umayyah.
4. Menjelaskan hikmah mempelajari sejarah ilmu pengetahuan Bani
Umayyah.
KD 4 : 1. Menyebutkan bukti-bukti pertumbuhan ilmu pengetahuan masa
Bani Umayyah.
2. Memaparkan karya dan kiprah tokoh-tokoh ilmuan muslim pada
masa Bani Umayyah.
D. Alokasi Waktu
3 x 40 menit
E. Referensi
Judul Buku : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas
VIII
Penulis : Muhammad Ahsan dan Sumiyati
Diterbitkan di : Jakarta
Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Tahun terbit : 2017 cet ke-2
F. Materi
Sejak dahulu kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Dalam sejarah tercatat bahwa
semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah Umayyah hal ini sudah
terbukt, baik semasa Daulah Umayyah di Damaskus (661 -750 M) maupun
Daulah Umayyah di Andalusia atau Spanyol (756 -1031 M). Damaskus
(sekarang ibukota negara Suriah) menjadi saksi sejarah betapa majunya
peradaban dan ilmu pengetahuan saat itu. Di Kota Damaskus banyak didirikan
gedung-gedung yang indah. Lingkungan di sekeliling kota juga dibangun
dengan tata kota yang sangat teratur. Di sana juga dibuat taman-taman kota
yang asri, nyaman, dan sedap dipandang mata. Jalan-jalan ditanami
pepohonan yang teduh, sungai-sungai juga dibuat sedemikian rapi, bersih, dan
teratur. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu masyarakat muslim telah

27
mengalami perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat maju. Di
kota ini juga dibangun masjid yang sangat megah dan indah karya seorang
arsitek bernama Abu Ubaidah bin Jarrah.3
Kota Damaskus juga terkenal dengan kota pelajar. Pada waktu itu
jumlah sekolah di Kota Damaskus sudah mencapai 20 sekolah. Sejumlah
perpustakaan besar juga didirikan untuk mendukung tumbuh kembangnya
ilmu pengetahuan. Di antara lembaga pendidikan itu terdapat sekolah-sekolah
kedokteran dan rumah sakit. Sungguh pada zaman tersebut kemajuan
semacam ini merupakan prestasi yang luar biasa. Keberadaan Daulah
Umayyah di Andalusia (Spanyol) pun tak mau kalah dengan periode Daulah
Umayyah di Damaskus. Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol menjadikan
Cordoba sebagai ibukotanya. Kota Cordoba menjadi pusat ilmu pengetahuan.
Di kota ini didirikan Uneversitas Cordoba. Universitas ini memiliki
perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Sungguh untuk
ukuran saat itu, hal ini merupakan kemajuan yang tada duanya di dunia.
Dengan kemajuan yang demikian itu, Cordoba menjadi inspirasi bagi para
ilmuwan dan penulis bangsa Barat. Oleh para ahli sejarah, kemajuan Cordoba
di Spanyol pada zaman pemerintahan Umayyah disebut-sebut sebagai cikal
bakal pembawa kemajuan bangsa Barat di kemudian hari. Umat Islam pada
waktu itu sudah menjadi pelopor kemajuan dunia karena kegigihannya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. jadi, sangat disayangkan jika
generasi muda muslim sekarang menjadi malas belajar dan lemah.4
1. Daulah Umayyah di Dasmaskus
Daulah Umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132 H / 661-750 M).
Pendirinya bernama Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah.
Daulah Umayyah menjadikan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.
Saat ini Damaskus menjadi ibukota negara Suriah. Sebagai pendiri Daulah

3
Muhammad Ahsan dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP
Kelas VIII, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Cet Ke-2,
2017), hlm. 97.
4
Ibid., hlm. 98.

28
Umayyah, Muawiyah bin Abi Sufyan sekaligus menjadi Khalifah pertama.
Adapun secara lengkap para khalifah Bani Umayyah sebagai berikut:5
a. Muawiyah bin Abu Sufyan (Muawiyah I), tahun 660-680 M (41-61 H).
b. Yazid bi Muawiyah (Yaziz I), tahun 680-683 M (61-64 H).
c. Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II), tahun 683-684 M (64-65 H).
d. Marwan bin Hakam (Marwan I), tahun 684-685 (65-66 H).
e. Abdul Malik bin Marwan, tahun 685-705 M (66-86 H).
f. Al-Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I), tahun 70-715 M (86-97 H).
g. Sulaiman bin Abdul Malik, tahun 715-717 M (97-99 H).
h. Umar bin Abdul Aziz (Umar II), tahun 717-720 M (99-102 H).
i. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II), tahun 720-724 M (102-106 H).
j. Hisyam bin Abdul Malik, tahun 724-743 M (106-126 H).
k. Walid bin Yazid (Al-Walid III), tahun 743-744 M (126-127 H).
l. Yazid bin Walid (Yazid III), tahun 744 M (127 H).
m. Ibrahim bin Al-Walid, yahun 744 M (127 H).
n. Marwan bin Muhammad (Marwan II Al-Himar), tahun 745-750 M
(127-133 H).6
Pada saat Daulah Umayyah diperintah oleh al-talid bin ͚Abdul
Malik, keadaan negara sangat tentram, makmur, dan tertib. Umat Islam
merasa nyaman dan hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang
berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu perluasan wilayah
dari Afrika htara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada
tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukkan, Tariq bin
Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat
yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan
mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian,
Spanyol menjadi daerah perluasan selanjutnya. Ibu kota Spanyol,
Cordoba, dapat dikuasai dengan cepat. Menyusul setelah itu kota-kota lain
sepert Sevilla, Elvira dan Toledo. Di zaman Khalifah hmar bin Abdul
5
Ibid., hlm. 99.
6
Ibid., hlm. 100.

29
Aziz, perluasan wilayah dilakukan ke Perancis melalui pegunungan
Pirenia. Misi ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi.
Dengan keberhasilan perluasan wilayah ke beberapa daerah, baik di tmur
maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani hmayyah ini betul-
betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliput Spanyol, Afrika htara, Syria,
Palestna, :azirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan,
daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, hzbekistan, dan
Kirgistan di Asia Tengah. Di samping perluasan wilayah Islam, Bani
hmayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang.
Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat
tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan
mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadi)
mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadi adalah seorang ahli di
bidang kehakiman. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang
Bizantum dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam.
Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan
memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi
pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh
putranya Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) meningkatkan
pembangunan, di antaranya membangun panti-panti untuk orang cacat dan
pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Ia juga membangun jalan-jalan
raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-
pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Selain kemajuan dalam bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan juga
dikembangkan pada masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut
meliputi:7

7
Ibid., hlm. 101.

30
a. Ilmu agama, seperti Al-Qur’an, Hadis, dan fiqih. Proses pembukuan
hadis terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sejak saat
itulah hadis mengalami perkembangan pesat.
b. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al-Jurhumi
berhasil menulis berbagai peristwa sejarah.
c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari
bahasa, nahwu, saraf, dan lain-lain.
d. Bidang ilmu Filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal
dari bangsa asing, sepert ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung,
dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
2. Daulah Umayyah di Andalusia (756 M-1031 M)
Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750
M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu
penerus Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat
meloloskan diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan
Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian
besar umat Islam di sana masih seta dengan Bani Umayyah. Ia kemudian
mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir
(pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba. Adapun amir-amir Bani
Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:
a. Abdurarrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.
b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.
c. Al-Hakam bin Hisyam (al- Hakam I),tahun 796-822 M.
d. Abdurrahman Al-Ausat (Abdurrahman II), tahun 822-852 M.
e. Muhammad Bin Abdurrahman (Muhammad I), tahun 852-886 M.
f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.
g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.
h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III), tahun 912-976 M.
i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II), tahun 961-976 M.
j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.

31
k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.
l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.
m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.
n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.
o. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.
p. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.8
Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol),
Cordoba menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan.Pesatnya
perkembangan tersebut terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8
yakni Abdurrahman an-Nasir dan amit ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.
Kemajuan-kemajuan di kota Cordoba tersebut ditandai gengan
adanya Universitas Cordoba,yang memiliki perpustakaan dengan koleksi
buku mencapai 400.000 judul. Pada masa kejayaannya Cordoba memiliki
491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak
minum, pemerintah memiliki inisiatif untuk membangun instalasi air
minum dari pegunungan sepanjang 80 km.
Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah menunjukan bahwa
pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan juga
sangat tinggi.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:9
a. Ilmu Kimia
Di antara ahli kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn
Farnas yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia terapan.
Ilmu kimia murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu
farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran.
b. Kedokteran
8
Ibid., hlm. 102.
9
Ibid., hlm. 103.

32
Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-
Zahrawi. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga,
dan pelopor ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan
Abulcasis. Karyanya berjudul al-Ta’rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’lif,
yang pada abad II telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan
dicetak ulang di Genoa (1497 M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778
M) Buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.
c. Sejarah.
1) Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya berjudul
al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
2) Abu Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah.
Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.
3) Hayyan bin Khallaf bin Hayyan, karyanya al-Muqtabis fi Tarikh
Rija al Andalus dan al-Matin.
d. Bahasa dan sastra
Di antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu adalah:
1) Ali al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun
696 M.
2) Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Di samping terkenal sebagai
ahli sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair,
dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan Fa’alta
wa Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977M.
3) Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, karya prosa
diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
4) Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382
H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk
prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa
A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.10

10
Ibid., hlm. 104.

33
G. Analisis Materi
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd
Syams bin Abdu Manaf. Ia adalah salah seorang tokoh penting ditengah
Quraisy pada masa Jahiliah. Ia dan pamannya Hasyim bin Abd Manaf
selalu bertarung dalam merebutkan kekuasaan dan kedudukan.11 Dinasti
Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah
di samping sebagai pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi
khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan islam dari Kufah ke
Damaskus.12
Hampir semua sejarawan membagi Dinasti umayyah (Umawiyah)
menjadi dua yaitu pertama, Dinasti umayyah yang dirintis dan didirikan
oleh Muawiyyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Siria). Fase
ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem pemerintahan dari
sistem khilafah pada sistem kerajaan atau monarki, dan kedua, Dinasti
umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah
taklukan Umayah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid
Ibn Abd Al-Maliki kemudian diubaha menjadi kerajaan yang terpisah dari
kekuasaan Dinasti Bani Abbas setelah berhasil menaklukkan Dinasti
Umayyah di Damaskus.13
Muawiyah dipandang sebagai pembangunan dinasti yang oleh
sebagian besar sejarawan awalnya dipandang negatif. Keberhasilannya
memperoleh legalitas atas kekuasaanya dalam perang saudara di Siffin
dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu, Muawiyah juga dituduh
sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan Islam,
karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang
yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaaan raja yang diwariskan turun-
temurun (monarchy heredity).14

11
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 118.
12
Ibid.
13
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 103.
14
Samsul Munir Amin, op.,cit, hlm. 118.

34
Diatas segala-galanya jika dilihat dari sikap dan prestasi politiknya
yang menakjubkan, sesungguhnya Muawiyah adalah seorang pribadi yang
sempurna dan pemimpin besar yang berbakat. Di dalam dirinya terkumpul
sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan administrator. 15 Gambaran dari
sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah setidak-tidaknya tampak dalam
keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-
temurun. Situasi ketika Muawiyah naik ke kursi kekhalifahan mengundang
banyak kesulitan. Anarkisme tidak dapat lagi dikendalikan oleh ikatan
agama dan moral, sehingga hilanglah persatuan umat. Dengan
menegakkan wibawa pemerintahan serta menjamin integritas kekuasaan di
masa-masa yang akan datang, Muawiyah dengan tegas menyelenggarakan
suksesi yang damai, dengan pembaiatan putranya, Yazid, beberapa tahun
sebelum khlaifah meninggal dunia.16
2. Perekembangan Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang peradaban Dinasti Umayyah telah menemukan jalan
yang lebih luas ke arah pengembangan dan perluasan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, dengan bahasa Arab sebagai media utamanya. Menurut Jurji
Zaidan beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan ilmu
pengetahuan antara lain sebagai berikut.17
a. Pengembangan Bahasa Arab
b. Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu
c. Ilmu Qiraat
d. Ilmu Tafsir
e. Ilmu Hadis
f. Ilmu Fiqih
g. Ilmu Nahwu
h. Ilmu Jughrafi dan Tarikh
i. Usaha Penerjemahan

15
Ibid.
16
Ibid, hlm. 121.
17
Ibid, hlm. 136.

35
Perkembangan ilmu pengetahuan selannjutnya yaitu di Spanyol,
diantaranya sebagai berikut:
a. Filsafat
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke-8
hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan
diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Pada masa khalifah Abbasiyah,
Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai aktivitas penerjemahan hingga
masa khalifah Al-Makmun (813-833 M). Pada masanya banyak filsafat
karya Aristoteles yang diterjemahkan.
Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol
adalah Abu Bakar Muhammad bin Asy-Sayigh yang dikenal dengan
Ibnu Bajjah.
b. Sains
Beberapa tokoh sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas
bin Farnas, Ibrahim bin Yahya An-Naqqash, Ibnu Safar, Al-Bitruji.
Dalam bidang obat-obatan, antara lain Ahmad bin Ilyas dari Cordova,
Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu Abdurrahman bin Syuhaid. Adapun di
bidang kedokteran, yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, seorang tokoh
dokter wanita. Dalam bidang geografi, yaitu Ibnu Jubar dari Valencia
(1145-1228 M), Ibnu Batuthah dari Tangier (1304-1377 M)
pengeliling dunia sampai Samudra Pasai (Sumatra) dan Cina.
Sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah,
penulis buku Muqadimah.
c. Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik,
pengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu
Ali Al-Isybilli, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-
Gharnathi.
d. Musik dan Kesenian

36
Musik dan kesenian pada masa Islam di Spanyo sangat
masyhur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh
penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi
yang mendapat gelar Zaryab.18
Jadi materi yang tertera sangat cocok bagi peserta didik yang
berada di bangku kelas VIII SMP. Menyinggung masa kini anak smp perlu
mengetahui sejarah-sejarah tokoh Islam terdahulu. Sebagai suatu
pembelajaran yang dapat memberikan dorongan terhadap peserta didik
agar meningkatkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan, semakin rajin
membaca dan menuntut ilmu, percaya diri dan pantang menyerah, serta
tekun dalam belajar.
H. Analisis Metode
Metode yang paling tepat dalam materi ini yaitu:
1. Metode Ceramah/Kisah
Metode ceramah atau kisah sangat cocok digunakan dalam materi
tentang sejarah. Karena bahasa guru akan lebih mudah dipahami oleh
peserta didik. Ditambah lagi metode kisah ini diminati semua kalangan
dari anak-anak, remaja bahkan dewasa. Namun tentunya tidak akan
terlepas dari materi yang ada. Perlu diperhatikan juga, dalam
menyampaikan materi ini perlu diselingi dengan humor, agar peserta didik
tidak mudah bosan dan mengantuk.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini juga tepat digunakan, disini peranan antara guru dan
murid yang melontarkan pertanyaan dan jawaban, sehingga menghasilkan
sebuah respon dari peserta didik sendiri.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi juga tepat digunakan dalam materi ini. Dengan
adanya diskusi kelompok, peserta didik akan saling berinteraksi,
bekerjasama dalam memecahkan masalah, dan memiliki rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya. Karena masa remaja memiliki karakteristik

18
Samsul Munir Amin, op.,cit, hlm. 168-171.

37
suka di puji, selalu ingin tahu, selalu ingin menjadi yang terbaik, bermain
dan sebagainya. Maka dengan itu metode ini sangat tepat sekali.
I. Analisis Alokasi Waktu
Berdasarkan waktu yang tersedia yaitu 3 x 40 menit, sangat efektif
dalam menyampaikan materi ini. Karena dalam menyampaikan sejarah, tokoh-
tokoh, serta perkembangan ilmu pengetahuannya memerlukan waktu yang
cukup lama. Namun kekurangannya dengan penyampaian yang cukup lama
ini, siswa akan mudah bosan, terlebih lagi yang di bahas itu tentang sejarah.
Maka untuk mengelola waktu yang lama ini guru perlu memberikan suatu
metode dan tehnik pembelajaran yang menarik, yang tidak monoton dan
memberikan peluang bagi anak didik untuk lebih aktif. Jadi pada waktu 120
menit ini guru perlu menerapkan metode yang berbeda-beda. Misalnya guru
menjelaskan gambaran terkait sejarah Daulah Umayyah di Damaskus, lalu
guru membentuk kelompok peserta didik dan memberikan setiap kelompok
tugas untuk mencari peta yang menunjukkan wilayah Damaskus. Setelah
mencari peta, maka peserta didik mempresentasikan peta tersebut di depan
kelas dengan tampilan yang menarik. Maka dengan demikian waktu 160 menit
ini tidak akan terasa.

38

Anda mungkin juga menyukai