Anda di halaman 1dari 36

AKHLAK

MENUNTUT ILMU
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
PUTRI DWI WULANDRI (2000029004)
SITI NUR FATIMAH (2000029015)
QIROATUL HUSNA (2000029026)
ANISA NUR HUTAMI (2000029037)
ZALSABELLA ARYANDA PRASTIWI (2000029049)
FITRI NURUL AIN (2000029061)
NURA REZKA MAHARANI (2000029064)
DELLA INDRIANI (2000029065)
KARIMATUL KHALIDAH (2000029067)
AYUNDA NURUL ARIFAH (2000029068)
SUB MATERI
● Pengertian akhlak menurut para ahli
● Hukum dan hadis menuntut ilmu
● Pentingnya menuntut ilmu
● Tujuan menuntut ilmu
● Manfaat dan hikmah menuntut ilmu
● Adab dan keutamaan menuntut ilmu
● Akhlak terhadap guru atau dosen
● Tanggung jawab sebagai seseorang yang
mempunyai ilmu
● Cara menyampaikan ilmu
● Implementasi menuntut ilmu dalam
kehidupan sehari-hari
PENGERTIAN AKHLAK MENURUT PARA AHLI
PENGERTIAN AKHLAK MENURUT
PARA AHLI
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan pengertian
akhlak sebagai berikut :

 Ibnu Mazkawaih
 Abu Hamid Al Ghazali
 Ahmad Bin Mushthafa
 Muhammad Bin Ali Asy Syarif Al Jurjani
 Ja’ad Maulana
 Ki Hajar Dewantara
 Ibrahim Anis
HUKUM DAN HADIS MENUNTUT ILMU
HUKUM DAN HADIS MENUNTUT ILMU
Hukum menuntut ilmu itu WAJIB. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat
dalam hadis “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Di dalam hadis Rasulullah SAW bersabda “Belajarlah kamu semua, dan


mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah
terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani).
PENTINGNYA MENUNTUT ILMU
Pentingnya Menuntut Ilmu

Pentingnya mempunyai ilmu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah


SWT. Karena dengan adanya ilmu manusia dapat membaca Al-Qur’an
yang mana didalamnya terkandung segala persoalan yang nyata baik ilmu
yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat. Menuntut ilmu itu wajib dan
sangat penting dan sudah dijelaskan dalam hadist yang berbunyi
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim” (H.R. Bukhari).
TUJUAN MENUNTUT ILMU
Tujuan menuntut ilmu

Pada dasarnya tujuan utama dari menuntut ilmu ialah agar manusia lebih takut (al-
khasyah) kepada Allah dan untuk dapat memberi manfaat bagi makhluk-makhluk Allah
Azza Wajalla. Adapun tujuan menuntut ilmu diantaranya adalah :

Mengharap ridho Allah SWT, serta mengetahui cara mendekatkan diri dan
1
beribadah kepada Allah SWT
2 Agar sukses dunia dan akhirat

3 Bermanfaat bagi banyak orang


Mampu menyelesaikan semua permasalahan atau rintangan dalam
4
kehidupan
5 Agar mengarti dan memahami Agama dengan ilmu yang tepat, seperti hal-
hal yang dilarang dan diperbolehkan dalam agama
MANFAAT DAN HIKMAH MENUNTUT ILMU
Manfaat Dan Hikmah Menuntut Ilmu
Manfaat Hikmah
1. Membuat pribadi yang cerdas dalam 1. Mampu membedakan antara hal baik
membedakan sesuatu hal yang benar dan hal-hal yang dilarang oleh agama
dan salah 2. Kesempatan untuk mendapatkan amal
2. Menjadi modal utama dalam pahala karena dengan pengetahuan
mewujudkan cita-cita hidup yang dimilikinya bisa berguna dengan
3. Menjadi lebih siap dalam cara mengajarkan kepada orang lain
memecahkan masalah dan tantangan 3. Mampu menjalankan perintah Allah
yang dihadapkan dalam kehidupan dengan ilmunya sehingga bisa
4. Lebih dekat dengan tuhan karena menerapkan amar ma’ruf nahi
agama adalah sumber ilmu dalam mungkar
menjalani kehidupan dan sebagai
makhluk tuhan
ADAB DAN KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
ADAB DAN KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
Adab Menuntut Keutamaan
Ilmu Menuntut Ilmu
1. Niat karena Allah
1. Memudahkan seseorang
2. Selalu berdoa saat menuntut ilmu
mendapatkan surga
3. Selalu bersungguh-sungguh
2. Ilmu sebagai amal jariyah
4. Menjauhi maksiat
3. Akan diangkat derajatnya oleh
5. Selalu rendah hati
Allah
6. Memperhatikan penjelasan guru atau
4. Orang berilmu adalah orang
ustadz
yang paling takut dengan Allah.
7. Menyimak
8. Menghafal
9. Mengamalkan
10. Mendakwahkan
AKHLAK TERHADAP GURU ATAU DOSEN
Akhlak terhadap Guru atau Dosen

Berpakaian Berbicara
Memuliakan
rapi dengan baik
Tidak menghina atau Menggunakan Bahasa
Dengan menggunakan yang baik dan sopan
mencaci-maki
pakaian yang sopan santun
TANGGUNG JAWAB SEBAGAI
SESEORANG YANG MEMPUNYAI ILMU
Tanggung Jawab Sebagai Seseorang yang Mempunyai
Ilmu

Bertanggung jawab dalam hal Bertanggung jawab dalam hal


01 memelihara dan menjaga ilmu
agar ilmu tetap ada. 02 memperdalam dan meraih
hakikatnya, agar ilmu itu meningkat.

Bertanggung jawab dalam Bertanggung jawab dalam


mengamalkannya dan mengikhlaskan ilmunya untuk
03 mengajarkan kepada orang 04 Allah semata, agar ilmu itu
yang mencarinya. diterima oleh Allah.
Lanjutannya

05 Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi


dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus.
CARA MENYAMPAIKAN ILMU
CARA MENYAMPAIKAN ILMU
Berikut adalah beberapa cara berdakwah atau menyebarkan ilmu yang baik dalam islam,
ada 13 cara :

Menyampaikannya dengan cara santun


memperhatikan tingkat pendidikan
bahasa yang digunakan harus sesuai
memperhatikan budaya
memperhatikan usia
menjadi contoh yang baik
berbantah dengan cara yang baik
menggunakan perumpamaan2 dalam berdakwah
tidak memaki orang non-muslim
mempermudah dan tidak mempersulit
menyampaikan dakwah dengan yakin
saling bekerjasama
bertanggung jawab dengan yang disampaikan
IMPLEMENTASI MENUNTUT ILMU
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Implementasi Menuntut Ilmu
Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ikhlas dalam menuntut ilmu 1
Rajin bertanya jika tidak
2
tahu
Selalu mencatat materi 3

4 Banyak membaca buku


Memanfaatkan waktu
5
dengan belajar
SESI TANYA JAWAB
1. PERTANYAAN DARI DIAH D. SALIM (KELOMPOK 3),
DIJAWAB OLEH QIROATUL HUSNAH
PERTANYAAN : bagaimana hukumnya kita menuntut ilmu agama lain tetapi tidak
untuk berpindah keyakinan?

JAWABAN : Ulama-ulama fiqih banyak yang melarang umat Islam untuk membaca
dan mempelajari taurat dan Injil sebelum benar2 mengerti Al Qur'an, seperti dapat kita
baca pada Mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hambali. Larangan itu sangat bisa di mengerti
dan cukup kuat, dan memiliki dasar dan sumber dari hadist nabi Saw. Perlu kiranya kita
catat bahwa ketidakbolehan membaca kitab suci samawi sebelum Al Qur'an itu tidak
berarti Islam membenci kitab suci itu atau agama itu. Sama sekali tidak. Umat agama
lain boleh saja tetap pada keyakinannya, dan urusannya kita serahkan kepada Allah.
Seperti dalam Qur'an surah Al Kafirun yg artinya bagimu agamamu dan bagiku
agamaku. Jadi mempelajari ilmu agama lain boleh2 saja tetapi lebih baik perdalam ilmu
agama sendiri terlebih dahulu
2. PERTANYAAN DARI TASYA ELIA (KELOMPOK 4),
DIJAWAB OLEH PUTRI DWI WULANDRI

PERTANYAAN : Bagaimana cara konsisten dalam mengamalkan ilmu yang telah dipelajari?

JAWABAN : Dengan menciptakan Lingkungan yang Mendukung.Salah satu hal yang penting dalam
mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari ialah dengan kita membutuhkan lingkungan yang mendukung.
Lingkungan tersebut bisa keluarga kita sendiri atau lingkungan pertemanan kita. Lingkungan yang mendukung
ini fungsinya adalah sebagai motivasi bagi kita agar lebih bersemangat dan konsisten untuk menerapkan ilmu
yang sudah dipelajari tersebut. Selain itu, lingkungan yang mendukung juga adalah sebagai reminder ketika
semangat kita mulai pudar. Cara untuk menciptakan lingkungan yang mendukung salahsatunya adalah dengan
mengkomunikasikannya kepada orang-orang yang ada disekitar kita. Terkadang untuk melakukan suatu hal baru
kita perlu mengatur waktu terutama bila waktu yang akan kita gunakan menyangkut kepentingan orang lain, atau
hal baru tersebut memberikan dampak terhadap orang disekitar kita, terutama keluarga. Maka penting bagi kita
untuk bisa mengkomunikasikan apa yang ingin kita ubah dan kerjakan. Dengan mengkomunikasikannya, kita
juga bisa mendapat masukan dan dukungan agar bisa benar-benar mengeksekusi apa yang ingin kita lakukan
tersebut. Ketika kita feeling down atau mulai kesulitan untuk konsisten maka orang-orang disekeliling kita akan
menjadi pengingat.
3. PERTANYAAN DARI M. ARBY ADITYA (KELOMPOK 2),
DIJAWAB OLEH KARIMATUL KHALIDAH

PERTANYAAN : Bagaimana pendapat kelompok 1 terkait ilmu uang diajarkan di sekolah tidak dapat di
implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari?

JAWABAN : Pada dasarnya ilmu yang diajarkan oleh guru pastilah ada manfaatnya, tidak mungkin guru
mengajarkan ilmu yang tidak berarti atau tidak bermanfaat untuk muridnya. Terkait bisa diimplementasikan
atau tidak, hal itu sebenarnya bisa diimplementasikan. Namun, hanya saja kita belum merasakan kegunaan
ilmu tersebut dalam kehidupan kita. Ilmu ilmiah seperti fisika memang terkadang menjadi bahan
perbincangan dikalangan murid karena murid merasa hal tersebut tidak dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, jika suatu saat murid tersebut akan bekerja sebagai ilmuwan atau fisikawan, maka murid
tersebut barulah menyadari apa yang dipelajarinya saat sekolah sangat bermanfaat. Tidak hanya itu, untuk
menentukan tanggal mulai puasa dan lebaran saja kita membutuhkan ilmu astronomi untuk melihat hilal. Di
lingkup biologi, kita bisa mengetahui terkait makhluk hidup sehingga kita bisa menjaga diri dari penyakit dan
lain-lain. Tidak hanya itu, kita juga menjadikan ilmu tersebut sebagai panduan kita untuk berpikir secara
logika. Jadi jangan takut untuk menuntut ilmu dan jangan berpikir bahwa ilmu tersebut tidak akan berguna,
karena suatu saat kita pasti akan membutuhkan ilmu tersebut.
4. PERTANYAAN DARI RAMETHA (KELOMPOK 3),
DIJAWAB OLEH ZALSABELLA ARYANDA PRASTIWI

PERTANYAAN : Bagaimana hukum seorang perempuan menuntut ilmu di luar kota tanpa di dampingi mahromnya?

JAWABAN : Sebagian memperbolehkan perempuan melancong tanpa didampingi mahram dengan ketentuan tertentu,
sedangkan pihak yang lain berpandangan hal itu tidak diperbolehkan berdasarkan rentetan argumentasi.Lembaga Fatwa (Dar
al-Ifta) Mesir menyatakan, seorang perempuan boleh bepergian tanpa didampingi mahramnya dengan syarat-syarat tertentu,
yaitu yang bersangkutan tetap terjaga baik agama, jiwa, kehormatan selama dalam perjalanan.Apa pun kategori perjalanan
yang ia tempuh, apakah perjalanan yang bersifat wajib, seperti haji, sunah, seperti umrah, ataupun melancong biasa.Dar al-
Ifta mengutip sejumlah dalil, antara lain, hadis riwayat Bukhari dari Adi bin Hatim. Hadis itu menyatakan Rasulullah SAW
menyebut akan datang suatu masa tatkala Muslimah bepergian sendiri ke Makkah lalu berthawaf dan ia tak takut apa pun,
kecuali Allah SWT.Hadis ini, menurut lembaga yang kini diketuai Syekh Syauqi Ibrahim Abd el-Karim Allam tersebut,
membatasi generalisasi dalil yang melarang seorang perempuan keluar tanpa didampingi mahram.Karenanya, sebagian
mujtahid berpatokan pada hadis tersebut untuk hukum bolehnya perempuan keluar sendiri tanpa mahram, dengan catatan
ketentuan di atas terpenuhi.Bisa jadi, indikator larangan yang tertuang dalam hadis yang tidak memperbolehkan tersebut
lantaran situasi dan kondisi ketika itu yang tidak memungkinkan. Seperti, jarak yang jauh, minimnya transportasi dan
telekomunikasi, serta keamanan yang mengkhawatirkan
5. PERTANYAAN DARI NAZLAH (KELOMPOK 2),
DIJAWAB OLEH ANNISA NUR HUTAMI

PERTANYAAN : Bagaimana jika seseorang memiliki banyak ilmu tetapi tidak


diamalkan dan diajarkan . Apa akibatnya selain terputus amalannya ?

JAWABAN : orang yangg berilmu diibaratkan seperti pohon yang tumbuh tapi tidak
berbuah karena betapa ruginya orang yang sudah menanam pohon dan berharap sangat
lama menunggu pohon tersebut berbuah namun nihil, maka sia-sia usaha yang sudah
dilakukan tersebut. Dan terdapat juga tentang ancaman bagi orang berilmu yang ilmunya
tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.‫اــ َيا َـم ِةـ َعـِالـم ٌ َ الــ‬ ‫يــمـ ل ِق‬ َّ ‫أ َ َش ّـُُّد لَنّـ‬
‫اــ ِاس َعـ َذاـبًـا َ ْ َوـ‬
‫بــــ ِْمهـ‬
‫ َ ن ْيـــفَ ُ ُعهـــ لاــُهـ ِ ِعل‬Nabi Muhammad SAW bersabda, "Manusia yang paling berat
mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak
memberi manfaat atas ilmunya."
6. PERTANYAAN DARI MAISYE RINDIANI (KELOMPOK 5),
DIJAWAB OLEH DELLA INDRIANI

PERTANYAAN : Bagaimana cara agar tetap percaya diri dalam menuntut ilmu?

JAWABAN : 1. Jangan takut mengambil tantangan Jangan takut mengambil banyak tantangan. Makin sering
gagal, makin banyak pengalaman diperoleh. Jadikan kegagalan sebagai pelecut semangat untuk kembali
bangkit dan mengumpulkan rasa percaya diri.
2. Berhenti Membandingkan, Tonjolkan Kelebihan Anda, Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan,
itulah sebabnya tak boleh saling membandingkan. Melakukan perbandingan bukan cara tepat mengukur
tingkat kesuksesan yang telah berhasil digapai.
3. Catat prestasi dan evaluasi setiap kesuksesan. Meskipun sepele, cara ini justru bantu menilai kemampuan
pribadi dalam sudut pandang positif, dengan begitu anda akan mampu mengejar tujuan selanjutnya yang lebih
realistis atau mudah diselesaikan tanpa gagal lagi.
4. Kemauan untuk Menambah Wawasan dalam PergaulanSeseorang yang selalu memperkaya diri dengan
ilmu pengetahuan dan kemauan belajar akan merasa lebih percaya diri. Oleh karena itu, jangan pernah
berhenti untuk selalu belajar dan menambah wawasan supaya lebih mudah melebur dengan komunitas
tertentu.
7. PERTANYAAN DARI INDAH TRI PRASETYANINGSIH
(KELOMPOK 4),
DIJWAB OLEH SITI NUR FATIMAH
PERTANYAAN : Apabila seseorang dikatakan berilmu/memiliki ilmu yang tinggi, maka akhlak seperti apa
yang harus dimiliki agar ilmu yang dimiliki tidak sia-sia?

JAWABAN : Jika semua ilmu akan bisa mengantarkan seseorang menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hal baik lainnya, tentu tidak akan ada seseorang yang tidak berakhlak mulia,
tidak mandiri, dan tidak bertanggung jawab.
Jadi ada tiga akhlak yang harus kita miliki agar ilmu tidak menjadi sia-sia.
• Pertama adalah tidak dengki kepada orang-orang yang di atasnya. Dengki adalah penyakit serius, jika sudah
terjangkit sifat dengki indrawinya menjadi bebal. Dalam hal ini, tentu orang yang dengki tidak rela Allah
membagi ilmu pada orang lain.
• kedua adalah tidak merendahkan orang yang di bawahnya. Dengan merendahkan orang lain itu sama artinya
ia merendahkan Tuhan yang menciptakan. Tidak ada satu orangpun yang suka diremehkan. Jika sudah merasa
memiliki ilmu yang cukup dan mumpuni, maka seyogyanya ia bisa menjaga diri agar tidak merendahkan
orang lain. Sebab dengan demikian, ilmunya tidak akan menjadi sia-sia.
• terakhir adalah tidak mencari dunia (mematok harga) lewat ilmu. Terlebih jika kedok ilmu agama hanya untuk
menipu banyak orang yang sangat membahayakan. Keberedaan ilmu yang disalahgunakaan ini membuat
nilainya sia-sia di mata Tuhan dan manusia
8. PERTANYAAN DARI FRISA ARFIANA DEWI (KELOMPOK 2),
DIJAWAB OLEH AYUNDA NURUL ARIFAH

PERTANYAAN : Bagaimana jika ada seseorang yang menuntut ilmu tapi akhlaknya tidak baik?

JAWABAN : Akhlak harusnya menjadi pijakan utama bagi setiap muslim dalam melakukan berbagai
hal, baik itu untuk dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Dari fungsinya akhlak merupakan
pembeda dari yang baik dan benar. Orang yang berilmu tentulah pintar, namun jika tidak melengkapi
dirinya dengan akhlak, maka tak ada jaminan kepintaran yang dimilikinya mampu mengantarkan
pada kebenaran. Sekalipun orang tersebut mengaku sebagai ulama, namun jika akhlak yabg
ditampilkan tercela, maka tak ada kebenaran yang bersemayan dalam setiap wejangan yang
disampaikannya. Akhlak juga berfungsi sebagai benteng yang melindungi orang yang berilmu dari
berbagi macam godaan.Kesimpulannya tanpa akhlak, orang berilmu hanya akan menjadi hantu yang
tak jelas wujud dan manfaatnya.
9. PERTANYAAN DARI ERVIANA NUR AZIZIAH (KELOMPOK
5),
DIJAWAB OLEH NURA REZKA MAHARANI

PERTANYAAN : Bagaimana pendapat kelompok 1 dalam memandang bahwa seseorang


itu tidak dikatakan berilmu? (ukuran ke ilmuan seseorang)

JAWABAN : Orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak ingin menuntut
ilmu atau orang yang sudah menuntut ilmu tetapi dia gak menerapkan ilmu tersebut
sehingga dia lupa dengan ilmu yang disampaikan, maka orang tersebut bisa dilakatakan
'kurang memiliki ilmu'. Namun, menurut saya semua itu berilmu, tapi ilmu yang mereka
punya ga semuanya tentang eksak atau ilmiah. Perlu ditekankan, kita gaboleh menilai
ukuran ilmu seseorang berdasarkan pendidikan .
10. PERTANYAAN DARI RINA SARI (KEOMPOK 4),
DIJAWAB OLEH FITRI NURUL AIN
PERTANYAAN : Bagaimana cara kita dalam memilih ilmu pendamping atau guru dalam menuntut ilmu agar tidak salah
guru dalam menuntut ilmu yang ma'ruf ?

JAWABAN : Kriteria Guru menurut Syaikh Az-Zarnuji Dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim: Thariq at- Ta'allum, salah satu kitab
klasik populer tentang pedoman belajar, Syaikh Az-Zarnuji mengatakan bahwa seorang muslim ketika hendak belajar atau berguru
maka ia harus memperhatikan hal-hal berikut:
• Pertama, memilih orang yang berilmu tinggi dan berpengetahuan luas. (Ta'lim al-Muta'allim, hlm. 13). Seorang guru yang baik
ialah dia yang memiliki keluasan ilmu, wawasan dan pengetahuan serta memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Jika ingin
belajar tafsir, fikih, hadits maka datangilah ulama yang kompeten dan jika ingin belajar biologi, geografi, fisika maka
datangilah ahlinya.
• Kedua, memilih orang yang paling wara'. (Ta'lim al-Muta'allim, hlm. 13). Wara' artinya mampu menghindar dari melakukan hal
yang haram ataupun keburukan. Ini sangat penting karena berapa banyak doktor, insinyur, pejabat pemerintah yang berilmu
tinggi namun melakukan tindak kejahatan seperti korupsi, suap, menindas rakyat kecil akibat tidak ada pertanggungjawaban
mereka akan ilmu yang t dapatkan.
• Ketiga, memilih orang yang lebih berumur. (Ta'lim al-Muta'allim, hlm. 13) Hal ini membuat seorang pelajar lebih takzim dan
hormat kepada gurunya sebagaimana perintah Rasulullah agar menghormati orang yang lebih tua. Meskipun belajar kepada
orang yang sebaya ataupun lebih muda boleh-boleh saja, akan tetapi hal tersebut akan mengurangi rasa takzim dan hormat. Juga
biasanya, orang- orang yang berumur lebih kaya akan pengalaman sehingga patut untuk ditimba ilmunya.
Terima kasih!
Sekian, sampai jumpa

Anda mungkin juga menyukai