Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA
PENGAMATAN KROMOSOM RAKSASA

Disusun oleh:

Dwi Ikmalul Wahyuni

Kelas C/Kelompok 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I. JUDUL
Pengamatan Kromosom Raksasa.
II. TUJUAN
1. Mengamati kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
2. Mengatahui bentuk kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Kromosom merupakan sekumpulan benang yang terletak pada inti sel dan
berfungsi membawa DNA yang bersifat bawaan dan berisi tentang sebagian besar
informasi genetik. Kromosom tampak jelas pada sel yang aktif membelah
(Wulandari & Wijaya, 2015). Polinukleotida DNA yang tersambung memanjang
dan tidak terpotong disebut kromosom. Pada sel eukariot, selain didalam inti
kromosom juga ditemukan pada organel lain yaitu mitokondria dan kloroplass.
Kromatin terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang gelap dan bagian yang terang
berselang-seling. Bagian yang gelap disebut daerah heterokromatin dan yang
terang disebut daerah eukromatin. Daerah heterokromatin memiliki lipatan
nukleoprotein yang padat dan bertumpuk-tumpuk, sedangkan daerah eukromatin
memiliki lipatan nukleoprotein tetapi tidak sepadat pada bagian gelap (Nusantari,
2015).
Daya serap eukromatin terhadap pewarna lebih rendah dari
heterokromatin. Eukromatin akan tampak menebal saat memasuki mitosis,
sedangkan heterokromatin akan tampak gelap karena mudah menyerap pewarna.
Namun menurut fungsinalnya eukromatin lebih aktif daripada heterokromatin.
Heterokromatin dibedakan menjadi dua yaitu heterokromatin konstitutif dan
heterokromatin fakultatif (Aristya, Daryono, & Handayani, 2015).
Kromosom raksasa merupakan kromosom yang ukurannya cukup besar
dibandingkan dengan kromosom-kromosom lainnya yang terdapat pada kelenjar
ludah dan organ-organ tertentu pada insekta yang menunjukkan organisasi
kromosom pada setiap kromatin dengan jelas (Hamanangan, 2015). Kromosom
dapat terlihat jelas saat tahap pembelahan inti dan dapat terlihat dengan baik pada
fase prometafase dan metafase. Karakter kromosom yang paling baik untuk
dipelajari adalah pada fase itu karena pada fase tersebut kromosom berbentuk
seperti bangunan silindroid, berlengan empat dan dapat berbentuk lurus atau
bengkok yang terdiri atas kromatin (Aristya, Daryono, & Handayani, 2015).
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibedakan menjadi 4 yaitu
metasentris memiliki ciri sentromer ditengah sehingga kromosom terbagi menjadi
dua lengan yang sama panjang dan berbentuk huruf V. Submetasentris memiliki
ciri sentromer terletak di arah salah satu ujung kromosom sehingga kromosom
terbagi menjadi dua tidak sama panjang dan bentuknya seperti huruf J.
Akrosentris memiliki ciri sentromer terletak di dekat ujung kromosom sehingga
kromosom tidak membengkok dan memiliki lengan yang satu pendek sekali dan
yang lain panjang sekali. Telosentris memiliki ciri sentromer terletak di ujung
kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan berbentuk seperti
batang (Aristya, Daryono, & Handayani, 2015)
Siklus sel meliputi interfase dan mitosis. Interfase terdiri dari tiga fase
(G1,S dan G), sedangkan mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase,
metafase, anafase, dan telofase. Mitosis merupakan proses pembagian genom
yang telah digandakan oleh sel kedua sel identik yang dihasilkan dari proses
pembelahan sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, memiliki
distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk
mempertahankan pasangan kromosom identik melalui pembelahan sel secara
berturut-turut (Muhlisyah, Muthiadin, Wahidah, & Aziz, 2014)
IV. METODE PENGAMATAN
4.1 ALAT DAN BAHAN
4.1.1 Alat
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas arloji
3. Objek glass
4. Cover glass
5. Pipet
6. Jarum pentul
4.1.2 Bahan
1. Larva Drosophila melanogaster instar 3
2. Larutan Nacl 0,9%
3. Larutan FAA
4. Acetocarmin
4.2 PROSEDUR KERJA

Memilih larva Drosophila melanogaster instar 3

Meletakkan larva instar pada gelas arloji dan diberi


larutan NaCl 0,9%

Menentukan bagian kepala, ekor, dan leher larva

Meletakkan larva pada kaca benda dan mengamati


dibawah mikroskop.

Memisahkan bagian kepala dengan ekor, dengan cara


meletakkan jarum pentul pada bagian kepala dan leher
kemudian menarik hingga putus.

Mencari kelenjar luah yang memeiliki bentuk seperti


ginjal transparan

Memisahkan kelenjar kudah yang telah ditemukan dari


lemak yang menempel
Menetesi kelenjar ludah yang telah ditemukan dengan
FAA secukupnya, sampai warna kelenjar ludah berubah
menjadi keruh.

Membersihkan sisa FAA dengan cara menghisapnya


dengan kertas isap, kemudian menetesi dengan
acetocarmin

Menutup preparat dengan kaca penutup, dan mengamati


dibawah mikroskop

Mencari kromosom raksasa pada preparat yang sudah


dibuat, dan menggambarnya

Mengembalikan kancing ke dalam kantong semula dan


jangan sampai tertukar

V. HASIL PENGAMATAN
Kel. Gambar literatur Gambar Keterangan
1 P: 40x10 Pada kelompok 1
tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.
2 P: 40x10 Pada kelompok 2
tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.

3 P: Pada kelompok 3
tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.

4 P: 40x10 Pada kelompok 4


tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.

5 P: 40x10 Pada kelompok 5


tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.

6 P: 4x10 Pada kelompok 6


tidak terlihat
adanya kromosom
raksasa.

VI. PEMBAHASAN
Langkah awal yang dilakukan dalam pengamatan kali ini yaitu memilih
larva instar 3, alasan memilih larva instar 3 karena pada struktur tubuh larva instar
3 telah terdapat kromosom raksasa. Kemudian meletakkan larva instar 3 pada
gelas arlogi, hal ini untuk memudahkan dalam memberikan larutan NaCl 0,9%.
Menentukan bagian kepala, ekor dan leher, jika masih kurang jelas dapat
menggunakan mikroskop yaitu dengan cara meletakkan larva instar 3 pada kaca
benda dan mengamati dibawah mikroskop. Memisahkan bagian kepala dengan
ekor yaitu dengan cara meletakkan jarum pentul pada bagian kepala dan leher
kemudian menariknya hingga terputus. Pemotongan menggunakan jarum pentul
agar kelenjar ludah tidak pecah.
Kelenjar ludah pada Drosophila melanogaster memiliki bentuk seperti
ginjal dengan warna transparan. Memisahkan kelenjar ludah yang ditemukan dari
lemak-lemak yang menempel, agar saat dilakukan pengamatan dalam mikroskop
mudah diamati. Kemudian menetesi kelenjar ludah yang ditemukan dengan FAA
secukupnya, sampai warna kelenjar ludah berubah menjadi keruh, hal ini
dilakukan agar kromosom raksasa terlihat jelas di mikroskop karena warnanya
yang transparan. Membersihkan sisa FAA dengan kertas hisap, kemudian
menetesinya dengan acetocarmin. Fungsi ditetesinya acetocarmin agar kromosom
raksasa dapat terlihat disertai dengan pita gelap dan terang dalam kelenjar ludah.
Selanjutnya menutup preparat dengan kaca penutup dan mengamati dibawah
mikroskop, jika menemukan kromosom raksasa segera menggambarnya.
Bahan utama yang digunakan dalam praktikum kromosom raksasa yaitu
larva Drosophila melanogaster larva instar 3 agar memudahkan praktikan
menemukan kromosom raksasa. Larutan NaCl 0,9% berfungsi untuk membuat
larva lemas bahkan mati. Larutan FAA berfungsi untuk mengubah warna kelenjar
ludah menjadi keruh sehingga dapat diketahui letak kromosom raksasa, bentuk
dan struktur pada Drosophila melanogaster. Larutan acetocarmin berfungsi untuk
memperjelas kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
Kromosom raksasa merupakan kromosom yang ukurannya cukup besar
dibandingkan dengan kromosom-kromosom lainnya yang terdapat pada kelenjar
ludah dan organ-organ tertentu pada insekta yang menunjukkan organisasi
kromosom pada setiap kromatin dengan jelas (Hamanangan, 2015). Kromosom
raksasa pada Drosophila melanogaster terletak pada kelenjar ludah dan bentuknya
seperti ginjal dengan warna transparan.
Percobaan tentang kromosom raksasa dengan menggunakan larva instar 3
Drosophila melanogaster untuk kelompok 1,2,3,5, dan 6 tidak menemukan
namun untuk kelompok 4 mereka menemukan walaupun tidak terlalu jelas.
Kromosom raksasa yang ditemukan oleh kelompok 4 terlihat bentuknya seperti
ginjal dengan warna transparan dan terdapat pita gelap dan terang. Hal tersebut
sesuai dengan literatur yang ada yaitu kromatin terdiri atas dua bagian yaitu
bagian yang gelap dan bagian yang terang berselang-seling (Nusantari, 2015).
Kromosom raksasa biasanya banyak ditemukan pada larva khususnya pada
kelompok serangga diptera yang terdapat pada kelenjar saliva, proventrikel,
lambung tengah, tubulus malphigi dan rektum.
Kromosom raksasa disebabkan karena untuk pertumbuhannya mahkluk
hidup membutuhkan banyak protein DNA, umumnya terjadi saat fase larva. Pada
fase larva sangat membutuhkan asupan protein untuk pertumbuhan menjadi
dewasa. Kromosom raksasa ini terbentuk karena adanya replikasi DNA yang
berulang-ulang tanpa disertai pembelahan sel sehingga menyebabkan vokume sel
tersebut terus meningkat.
VII. KESIMPULAN

Drosophila melanogaster merupakan insekta yang memiliki kromosom


raksasa, disebut kromosom raksasa karena sesungguhnya kromosom ini adalah
kromosom interfase yang memiliki ukuran lebih panjang dari pada kromosom
metaphase sehingga kromosom ini dapat dilihat dimana kromosom lain tidak
dapat dilihat. Bentuk kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster seperti
ginjal dengan warna transparan.pada bagian dalamnya terdapat pita gelap dan pita
terang .
DAFTAR PUSTAKA

Aristya, G. R., B. S, Daryono., & N.H, N. Sayuti. (2015). Karakterisasi


Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Hamanangan, V. (2015). Buku Pintar Istilah IPA. Jakarta: Lembar Langit


Indonesia.

Muhlisyah, N., Muthiadin, C., Wahidah, B., & Aziz, I. (2014). Preparasi
Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis
Sulawes Selatan. Jurnal Imliah Biologi, 2(1), 48-55.

Nusantari, E. (2015). GENETIKA: Belajar Genetika dengan Mudah dan


Komprehensif. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Wulandari, A. S., & Wijaya, T. (2015). Analisis Kromosom Tanaman


Jati(Tectona grandis L.f) dengan Metode Pewarnaan. Jurnal Silvikultur
Tropika, 6(1), 49-54.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai