Anda di halaman 1dari 22

PHYLUM PROTOZOA

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah zoologi invertebrata yang diampu oleh :

Dra. Ammi Syulasmi, MS.

Dr. Yayan Sanjaya M.Si

Dr. Rini Solihat, M.Si.

disusun oleh :

Kelompok 3 Pendidikan Biologi A 2018


Aviva Salma Nadhira 1807793
Dewi Siti Andiyani 1806247
Imam Syahid Hudzaifah 1701275
Listia Andriani 1800055
Nadya Putri Nur Alawiyah 1808471
Tiara Damarayu Wulandari 1804024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
A. Judul
Phylum Protozoa

B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan protozoa
2. Observasi morfologi dan struktur hewan-hewan protozoa
3. Mengelompokkan hewan-hewan protozoa ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis

C. Dasar Teori
Protozoa merupakan hewan pertama yang hidup di bumi. Seluruh kegiatan hidupnya
dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel yang terdapat di
dalam tubuhnya. Pada umumnya, protozoa merupakan hewan bersel satu, tetapi terdapat
pula beberapa spesies yang membentuk koloni. Protozoa merupakan makhuk berukuran
mikroskopis (berukuran antara 3-100 mikron) yang berhabitat di tempat yang basah atau
tempat berair, ketika lingkungan disekitarnya tidak menguntungkan, maka protozoa akan
membentuk cyste (kista) dan ketika kista berada di dalam lingkungan yang
menguntungkan, maka kista tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Selain
itu, terdapat protozoa yang hidup sebagai parasit dalam tubuh inangnya, yaitu sporozoa.
Dalam melaksanakan proses kehidupannya, protozoa memiliki beberapa organel, salah
satunya yakni vakuola kontraktil yang berperan sebagai organ ekskresi pemompa
kelebihan air dalam sel agar tekanan osmotik tubuh menjadi seimbang. Terdapat pula
vakuola makanan, yang pada umumnya dimiliki oleh protozoa, kecuali protozoa parasit.
Protozoa hidup pada semua habitat yang memungkinkan hewan tersebut untuk hidup.
Protozoa memerlukan lingkungan yang basah, misalnya di dalam air bak, air tawar,
maupun air yang lainnya bahkan di dalam tanah yang basah sampai kedalaman sekitar 20
cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang memiliki cairan. Setiap
spesies mempunyai peranan dalam struktur trofik atau siklus energi dan beberapa pula
yang memiliki klorofil.
Protozoa tidak memiliki dinding sel dan tidak mengandung selulosa atau kitin seperti
pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa memiliki bentuk yang spesifik. Beberapa
macam protozoa, seperti foraminifera memiliki kerangka luar atau cangkang luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa
memiliki selaput (membran) plasma yang tipis. Protozoa dapat berkembang biak secara
vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan melalui
pembelahan biner ataupun pembelahan berulang, sedangkan untuk perkembangbiakan
generatif dapat dilakukan dengan konjugasi, stitogami, dan sitogami.
Beberapa ahli menggolongkan atau mengklasifikasikan protozoa ke dalam regnum
Protista dikarenakan terdapat beberapa spesies Protozoa yang menunjukan kedekatan
hubungan kekerabatan dengan tumbuhan multiseluler, salah satunya ialah Euglena sp.
Protozoa memiliki beberapa kelas yang diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya, yakni
Rhizopoda atau Sarcodina, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa. Protoplasma pada
Rhizopoda dapat membentuk kaki semu (pseudopodia) yang merupakan juluran dari
protoplasma sel sebagai alat geraknya. Tipe pseudopodia pada Rhizopoda terbagi
menjadi 3 macam, yaitu Lobopodia (berkantung tumpul), Filopodia (berbentuk lubang
atau jarum), aksopodia (jarum/tabung tidak bercabang), dan retikulopodia (bercabang lebih
dari satu). Dinding tubuh Rhizopoda adalah plasmalemma dan bentuk tubuhnya berubah-
ubah. Rhizopoda hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang
hidup dalam tubuh hewan atau manusia, bereproduksi vegetatif dengan pembelahan biner
secara ortodox.
Rhizopoda memiliki ektoplasma, endoplasma, dan plasmollema. Pada endoplasma,
terdapat beberapa organel, yaitu inti sel, rongga makanan (vakuola makanan), rongga
berdenyut (vakuola kontraktil), dan butiran-butiran lemak. Rhizopoda berkembangbiak
secara vegetatif dengan membelah diri. Genus yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh
organisme, contohnya Entamoeba coli.
Selanjutnya ialah kelas Flagellata atau Mastigophora. Flagellata memiliki bulu
cambuk atau flagel untuk berpindah tempat (bergerak). Bentuk tubuh dari Flagellata lebih
tetap, tetapi tidak memiliki rangka luar. Tubuh Flagellata dilindungi oleh suatu selaput
fleksibel yang dinamakan pellicle. Flagellata hidup di tempat yang berair atau dapat
menjadi parasit bagi organisme lain. Flagellata dapat berkembang biak secara vegetatif,
dan salah satu spesies dari Flagellata, yaitu Euglena viridis. Berbeda dengan kelas
lainnya, Flagellata memiliki stigma (bintik mata) dan kloroplas, di mana dengan adanya
kloroplas memungkinkan flagellata untuk menghasilkan makanannya sendiri.
Ciliata merupakan salah satu kelas dari protozoa yang memiliki alat gerak bulu
getar atau silia. Ciliata hidup di tempat yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat
organik. Dalam proses perkembangbiakan vegetatifnya, Ciliata membelah diri secara
transversal, dimulai dengan pembelahan makronukleus yang diikuti sitoplasmanya dan
dapat terjadi sekitar tiap 24 jam. Respirasi dan eksresi terjadi melalui permukaan
tubuhnya. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, di bawahnya terdapat trikosis yang akan
dikeluarkan apabila merasa terancam. Trikosis ini berperan sebagai alat perlindungan
terhadap musuh. Contoh spesies dari Ciliata, yaitu Paramecium caudatum, Paramecium
putrinum, dan Glaucoma scintillans.
Sporozoa merupakan parasit pada beberapa organisme dan berkembangbiak secara
vegetatif dan generatif. Sporozoa tidak dapat ditemukan di perairan, melainkan dapat
ditemukan di tubuh inangnya. Siklus hidup sporozoa melibatkan inangnya, manusia
dijadikan sebagai inang identitif dan nyamuk sebagai inang definitif. Beberapa contoh
dari Sporozoa, yakni Monocystis yang menyerang vesikula seminalis cacing tanah dan
Plasmodium sp. yang menginfeksi nyamuk Anopheles betina yang berperan sebagai
vektor penyakit malaria.

D. Alat Dan Bahan


1. Mikroskop listrik
2. Kaca objek dan kaca penutup
3. Cawan petri
4. Jarum preparat
5. Pinset
6. Preparat awetan protozoa
7. Air kultur jerami
8. Air sawah
9. Air kolam
10. Air sungai
11. Cacing Tanah 3 ekor
12. Pipet tetes
13. Alkohol
14. Kapas
15. Tisu
16. Bak bedah

E. Langkah Kerja

Kultur protozoa dari


Mikroskop dan
rendaman A(kultur) Preparat segar dari
perlengkapannya
jerami, Air kolam, Air kultur disiapkan
disiapkan
sawah, dan Air sungai
disiapkan

Hewan-hewan yang
Hewan-hewan dapat mewakili kelas protozoa
ditemukan melalui disiapkan berdasarkan ciri-
pengamatan. cirinya me

nggunakan mikroskop

F. Hasil Pengamatan

N Nama Karaktestik
o Spesies
Alat Inti Vakuola Vakuola Cangkang Klor Bintik Cyto Class
gerak makana berdenyut oplas mata s-
n tome
1. Parameciu Cilia    - - -  Ciliata
m caudatum
2. Glaucoma Cilia    - - -  Ciliata
stincilians
3. Euglena Flagel    -    Flagellat
viridis a

4. Loxophyllu Cilia    - - -  Ciliata


m helus
5. Nassula Cilia    - - -  Ciliata
gracilis
6. Parameciu Cilia    - - -  Ciliata
m putrinum
7. Pleurotrich Ciliata    - - -  Ciliata
a grandis
8. Phacus Cilia    - - -  Ciliata
pleuronecte
s
9. Holophyra Cilia    - - -  Ciliata
nigricans
10 Chilodonell Cilia    - - -  Ciliata
. a uncinate
11 Litonotus Cilia    - - -  Ciliata
. lamella
12 Colpidium Cilia    - - -  Ciliata
. colpoda
13 Tranchelius Cilia    - - -  Ciliata
. ovum
14 Stylonychia Cilia    - - -  Ciliata
. Mytilus
15 Urostyla Cilia    - - -  Ciliata
. viridis
16 Lacrymaria Cilia    - - -  Ciliata
. pupula
17 Tetrahymen Cilia    - - -  Ciliata
. a pyriformis
18 Cholorogon Flagel    -    Flagellat
. ium a
elongatum
19 Vorticella Cilia    - - -  Ciliata
. campanula
20 Cilloado Cilia    - - -  Ciliata
. cinetochilu
m
21 Amoeba Pseud    - - - - Protozo
. proteus opodia a
22 Quinqueloc Pseud     - - - Protozo
. ulina opodia a
pseudoretic
ulata
23 Hastigerina Pseud     - - - Protozo
. aequilateral opodia a
is
24 Globorotali Pseud     - - - Protozo
. a tumida opodia a
25 Asterorotali Pseud     - - - Protozo
. a tumida opodia a
26 Monocystis Pseud  - - - - - - Sporozo
. lumbrici opodia a
No Klasifikasi Gambar pengamatan Gambar referensi
1.
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : parameciidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium Gambar 1. Pamamecium Gambar 1. Paramecium caudatum
caudatum caudatum
(James Evarts, 1999)
(kelompok 3, 2019)
2. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : Glaucomidae
Genus : Glaucoma
Species : Glaucoma scintillans

Gambar 2. Glaucoma scintillans Gambar 2. Glaucoma scintillans


(kelompok 8, 2019) (Minamar, 2010)

3. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytomastigophorea
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Gambar 3. Euglena viridis
Gambar 3. Euglena viridis
Species : Euglena viridis
(google gambar, T.T)
(kelompok 2, 2019)
4. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Apostomatida
Family : Amphileptidae
Genus : Loxophyllum
Gambar 4. Loxophylum helus Gambar 4. Loxophylum helus
Species : Loxophyllum helus
(kelompok 4, 2019) (google gambar, T.T)
5. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family :Nassulidae
Genus : Nassula
Species : Nassula gracilis

Gambar 5. Nassula gracilis Gambar 5. Nassula gracilis

(kelompok 4, 2019) (Kudo, 1966)

6. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : Hymenostomatida
Genus : Paramecium
Species : Paramecium
putrinum Gambar 6. Paramecium putrinum
Gambar 6. Paramecium caudatum (Kudo, 1966)
(kelompok 3, 2019)
7. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Hypotrichida
Family : Oxytrihidae
Genus : Pleurothicha
Species : Pleurothicha grandis

Gambar 7. Pleurothicha grandis Gambar 7. Pleurothicha grandis

(kelompok 7, 2019) (google gambar, T.T)

8. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytomastigophorea
Family : Euglenaceae
Genus : phacus
Species : Phacus pleuronectes

Gambar 8. Phacus pleuronectes Gambar 8. Phacus pleuronectes

(kelompok 7, 2019) (google gambar, T.T)


9. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Holophyridae
Genus : Holophyra
Species : Holophyra nigricans
Gambar 9.Holophyra nigricans
Gambar 9. Holophyra nigricans
(google gambar. T.T)
(kelompok 3, 2019)
10. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Chilodonellidae
Genus : Chilodonella
Species : Chilodonella ucinata

Gambar 10. Chilodonella ucinata Gambar 10. Chilodonella ucinata


(kelompok 3, 2019) (google gambar. T.T)
11. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Chilodonellidae
Genus : Litonotus
Species : Litonotus lamella

Gambar 11. Litonotus lamella Gambar 10. Litonotus lamella


(kelompok 4, 2019) (google gambar. T.T)

12. Kingdom: Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : Tetrahymenidae
Genus : Colpidium
Species : Colpidium colpoda
Gambar 12. Colpidium colpoda Gambar 12. Colpidium colpoda
(kelompok 3, 2019) (google gambar. T.T)
13. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Tracheliidae
Genus : Trachelius
Species : Trachelius ovum

Gambar 13. Trachelius ovum


Gambar 13. Trachelius ovum
(google gambar. T.T)
(kelompok 2, 2019)
Regnum : Animalia
14. Phyllum : Protozoa
Clasissis : Cilliata
Ordo : Hypotrichida
Familia : Oxytrichidae
Genus : Sytlonychi
Species :Sytlonichia mytilus Gambar 14
Sytlonichia mytilus Gambar 14
(Kelompok 6 2019) Sytlonichia mytilus
(Donny, 2017)

15. Regnum : Animalia


Phyllum : Protozoa
Clasissis : Cilliata
Ordo :Hypotrichidae
Familia : Urostylidae
Genus : Urostyla
Species : Urostyla viridis Gambar 15
Urostyla viridis
(kelompok 1 2019) Gambar 15
Urostyla viridis
(Sari, 2008)
16. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis : Cilliata
Ordo : Gymonstomatida
Familia : Gymnostomatiidae
Genus : Lacrymaria
Species : Lacrymaria pupula Gambar 16
Lacrymaria pupula
Ganmbar 16
(kelompok 1 2019)
Lacrymaria pupula
(Santi, 2015
17. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Tetrahymenidae
Genus : Tetrahymena
Species : Tetrahymena pyriformis

Gambar 17
Gambar 17
Tetrahymena pyriformis
Tetrahymena pyriformis
(Beni, 2010)
(Kelompok 6 2019)

18. Regnum : Animalia


Phyllum :
Clasissis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species : Chlorogonium
elangatum Gambar 18 Gambar 18
Chlorogonium elangatum Chlorogonium elangatum
(Kelompok 7 2019) (Sari,2015)

19. Regnum : Animalia


Phyllum : Protozoa
Clasissis : Cilliata
Ordo : Peritichida
Familia : Perithicidaceae
Genus : Vorticella Gambar 19
Species : Vorticella campanula Vorticella campanula
( Kelompok 7 2019) Gambar 19
Vorticella campanula
(Beben, 20015)

20. Regnum : Animalia


Phyllum :
Clasissis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species : Ciliado anetochilum
Gambar 20 Gambar 20
Ciliado anetochilum Ciliado anetochilum
( Kelompok 8 2019) (vebby 1992)
21. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis : Sarcodina
Ordo : Amobida
Familia : Amoebidae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba proteus

Gambar 21 Amoeba proteus


(Benny 2013)
Gambar 21 Amoeba proteus
( Kelompok 4 2019)
22. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis :
Ordo : Foraminifera
Familia :
Genus :
Species : Quinqueloculina
peudoreticuluta

Gambar 22
Quinqueloculina peudoreticuluta Gambar 22
( Kelompok 5 2019) Quinqueloculina peudoreticuluta
(https://www.google.co.id/ur.id)

23. Regnum : Animalia


Phyllum : Protozoa
Clasissis : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Familia : Oxytrgerinidae
Genus : Hastigerina
Species : Hastigerina Gambar 23
aequilateralis Gambar 23. 1 Hastigerina aequilateralis
Hastigerina aequilateralis (https://www.google.co.id/url?s)
( Kelompok 2019)
24. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Familia : Globorotalidae
Genus : Globorotalia
Species : Glaborotulia tumida Gambar 24 Gambar 24
Glaborotulia tumida Glaborotulia tumida
(kelompok 1 2019) (https edu.meda.id)
25. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Clasissis : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Familia : Rotilidae
Genus : Asterorotalia
Species : Asterorotalia trispinasa
Gambar 25
Asterorotalia trispinasa
(Enny, 2010)
26. Regnum : Animalia
Phyllum : Protoxoa
Classis : Sporozoa
Ordo : Eugregarinida
Familia : Monocystidae
Genus : Monocystis
Species : Monocystis lumbricii

Gambar 26 Gambar 26
Monocystis lumbricii Monocystis lumbricii
(Kelompok 1 2019) (https:workout.id)

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka terdapat banyak hewan
protozoa yang hidup di air kolam, air sawah, air kultur jerami, maupun vesikula seminalis
pada cacing tanah. Hewan-hewan yang ditemukan pada keempat sampel tersebut
digolongkan ke dalam empat classis berdasarkan alat geraknya, antara lain:
1. Ciliata
a. Paramecium Caudatum
Paramecium caudatum ditemukan di air sawah. Paramecium bergerak dengan
menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara
menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya),
maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Bersamaan dengan hal
tersebut air masuk bersama bakteri, bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
Paramecium caudatum memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna
untuk mengeluarkan sisa makanan. Paramecium berukuran sekitar 50-350 µm
yang telah memiliki selubung inti (eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam
satu sel, yaitu inti kecil (mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
caudatum berkembang biak dengan membelah diri dan konjugasi

b. Glaucoma scintillans
Glaucoma scintillans ditemukan di air jerami. berbentuk lonjong berwarna
kehitaman, bergerak cepat, berkelompok dengan Glaucoma scintillans yang lain.
Biasanya hidup di air tawar dengan kontaminasi organik tingkat tinggi dan
didalamnya memakan bakteri dan detritus. Silia, pendek, diatur sepanjang
permukaan tubuh dalam baris paralel sementara seberkas kecil lainnya berada
sedikit lebih panjang di belakang.

c. Nassula gracilis
Nassula gracilis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan menggunakan
silia, cara bergeraknya dengan meluncur. Mempunyai inti sel dan cytostoma, serta
tidak mempunyai cangkang, kloroplas, dan bintik mata. Mempunyai vakuola
makanan dan vakuola berdenyut untuk mencerna dan mengeluarkan sisa
makananya. Dan mempunyai ben tuk yang lonjong dengan vestibulum menjorok.
d. Paramecium putrinum
Paramecium putrinum merupakan protozoa dengan alat gerak silia. Species ini
dapat ditemukan di lingkungan perairan beroksigen misalnya di air kolam, air
kultur jerami, terutama di perairan dangkal sungai. Jika dilihat melalui mikroskop,
Paramecium putrinum ini memiliki mikronukleus yang bersebelahan dengan
makronukleus di tengah-tengah sel nya dan memiliki rongga bukal yang terletak
Paramecium di anterior sel. Vakuola kontraktil biasanya terletak di bagian ujung
posterior.

e. Phacus pleuronectes
Phacus pleuronectes merupakan organisme yang bersel satu, memiliki kloroplas,
dan berada pada filum Euglenozoa, walaupun banyak dari genus Phacus sendiri
tidak memiliki kloroplas dan tidak berwarna. Spesies ini kecil, berenang bebas,
dan memantulkan warna hijau cerah. Yang membedakan spesies ini dibanding
spesies protozoa lainnya adalah keberadaan sitoskeleton yang rapat yang terdiri
dari gugus pelikular dan biasanya pipih, dan strukturnya mirip daun. Banyak
variasi dari spesies ini yang melakukan fusi pada gugus pelikularnya dan
membentuk bentuk S, A, M, atau plateau. (Brian, 2001)

f. Holophyra nigricans
Holophyra nigricans di temukan di air kolam, bergerak dengan menggetarkan
silianya (rambut getar), cara bergeraknya meluncur. Memiliki vakuola makanan
yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, dan juga memiliki
vakuola berdenyut untuk mengeluarkan sisa makanan. Mempunyai nukleus dan
cytostoma, tidak mempunyai cangkang, bintik mata, dan kloroplas.

g. Chilodonella ucinata
Chilodonella ucinata dapat ditemukan di air kultur jerami, bergerak dengan
menggunakan silianya, cara bergeraknya dengan berotasi dan berputar,
mempunyai inti sel dan cytostoma dan juga mempunyai vakuola makanan dan
vakuola berdenyut. Tidak memiliki bintik mata dan tidak memiliki kloroplas serta
cangkang. Berbentuk seperti paramecium tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil.
Berbentuk seperti kacang merah.

h. Litonotus lamella
Litonotus lamella merupakan ciliata yang memiliki bentuk tubuh panjang. Satu
per tiga tubuhnya terdiri dari organel kontraktil sehingga bagian tengahnya
terlihat melebar. Bagian kanan tubuhnya pipih, bagian kirinya konveks ditengah
tergantung dari keadaan nutrisi tubuhnya. Bagian posterior ditemukan dalam
keadaan melipat kearah dorsal. Bagian anterior menonjol sedikit ke kiri.
Makronukleus terdapat dekat atau tumpang tindih dengan organel Mikronukleus.
(Schewiakoff, 1896)

i. Colpidium colpoda
Colpidium colpoda dapat ditemukan pada air kolam, bergerak dengan
menggunakan silianya, cara bergeraknya dengan berputar ke segala arah.
Mempunyai inti sel dan cytostoma, juga mempunyai vakuola makanan dan
vakuola berdenyut untuk mencerna dan mengeluarkan sisa makananya. Memiliki
bintik mata dan tidak memiliki kloroplas serta cangkang. Berbentuk seperti
paramecium tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil. Berkembang biak dengan cara
membelah diri.

j. Trachelius ovum
Merupakan ciliata, bentuknya bulat seperti ovum, dan konveks pada sisi anterior.
Panjangnya sekitar 200-400 mikron dengan bagian moncong pada anteriornya.
Makronukleus teridiri dari dua segmen. Vakuola kontraktil terdistribusi ke seluruh
tubuh. Nematodesmata terlihat jelas pada moncongnya. (Ehrenberg, 1831)

k. Stylonychia mytilus
Stylonychia mytilus berbentuk oval, tidak fleksibel, dan pipih. Silia spesies ini
tersusun dari beberapa silia yang menyatu, disebut “cirri’. Cirri yang berada pada
sisi ventral bisa berfunsi sebagai kaki, yang memungkinkan spesies ini untuk
bergeak pada substrat padat, seperti alga, daun, atau debu. (Berger, 2012)

l. Urostyla viridis
Urostyla viridis merupakan anggota dari heliozoa dengan membran sel yang
bersilia. Silianya terdiri dari sekat yang tipis dan terdiri dari dua protein yang
paralel yang terhubung dengan septa radial. Urostyla viridis tidak memiliki
spikula yang meonojol yang ada pada anggota genus yang lain. Ada enam spesies
yang diketahui, hanya ditemukan pada air tawar dan tersebar diseluruh dunia.
m. Lacrymaria pupula
Lacrymaria olor is a species of ciliates, typically 100 micrometres (0.10 mm)
long, that is found in freshwater ponds.
Lacrymaria pupula merupakan spesies anggota dari ciliata, biasanya memiliki
panjang 100 mikrometer dan ditemukan di air kolam. Namanya memiliki arti
menonjol dalam bahasa latin yang merupakan bentuk pada tubuhnya. Dengan
“kepala” yang kecil dan “leher” yang panjang. Spesies ini dikenal dengan
kemampuannya untuk memanjangkan bagian anteriornya hingga 7 kali panjang
tubuhnya dan bisa berputar ke segala arah untuk menangkap makanannya.
Klasifikasinya diatribusi kepada Muller (1786)

n. Tetrahymena pyriformis
Tetrahymena pyriformis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan
menggunakan silia, cara bergeraknya dengan meluncur, mempunyai vakuola
makanan dan vakuola berdenyut untuk mencerna dan mengeluarkan sisa
makanannya. Mempunyai inti sel dan cytostoma, serta tidak mempunyai
cangkang, kloroplas, dan bintik mata.

o. Vorticela cammpanulata
Vorticela campanulata merupakan salah satu hewan classis Ciliata.Sama seperti
Vorticella microstoma, hewan ini memiliki silia di bagian atasnya. Terdapat dua
inti sel Vorticella microstoma, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Hewan ini
juga memiliki vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Makanan masuk ke tubuh
hewan ini melalui organel yang disebut vestibule. Vorticella ini disusun atas dua
lapisan yaitu ektoderm dan endoderm. Dan pada hewan ini memilikijuga bagian
tubuh yang mirip seperti flagel tapi bukan flagel. Bagian ini disebut dengan
mynome.

p. Pleurotricha grandis
Pleurotricha grandis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan
menggetarkan silia nya. Memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, dan juga memiliki vakuola berdenyut
untuk mengeluarkan sisa makanan mempunyai inti dan cytostome, tidak
mempunyai cangkang, bitnik mata dan kloroplas.

q. Cilliado cinetochilum memiliki silia ekor panjang sebagai ciri khasnya. Vakuola
kontraktil terletak di bagian posterior kiri dan macronucleus bulat biasanya
terletak di sebelah kiri dari mulut. Habitat umum yaitu air tawar. Dari hasil
praktikum,spesies ini ditemukan pada air rendaman jerami
2. Flagellata
a. Euglena viridis
Euglena viridis banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna
hijau pada air kolam. Hal ini disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas
didalam tubuhnya. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat
flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma)
yang berguna untuk membedakan gelap dan terang. Euglena viridis yang
mempunyai bagian yaitu flagel, kloroplas, dan vakuola kontraktil. Euglena viridis
ini digolongkan dalam Ordo Phytomastigophorea karena pada tubuhnya
mempunyai satu flagel. Euglena adalah hewan bersel satu, mempunyai bentuk
yang panjang, runcing pada anterior dan tumpul pada posterior. Bentuk tubuhnya
relatif tetap karena hewan ini ditutupi oleh selaput tipis yang disebut pelikel.
Sebelah dalam felikel terdapat ektoplasma yang mengelilingi bagian utamanya
yaitu endoplasma. Pada bagian ujung anterior terdapat mulut sel (cytostome) yang
berhubungan secara langsung ke bagian kerongkongan sel (cytopharynx). Lapisan
luar yang memadat disebut ektoplasma dan bagian di sebelah disebut endoplasma
yang wujudnya padat. Euglena viridis terkadang bergerak sangat cepat dengan
cara membelit dengan jalan mengubah bentuk tubuh dari pendek menjadi panjang
dan langsing.
Euglena viridis memiliki klorofil sehingga dapat membentuk makanannya sendiri
(autotrof) melalui proses fotosintesis dan organisme tersebut dikenal sebagai
organisme yang nutrisinya secara holofilik. Pada suatu kultur yang cukup
mengandung makanan, Euglena viridis akan melakukan reproduksi secara cepat
dengan membelah diri secara membujur melalui pembelahan biner.

b. Cholorogonium elongatum
Clorogonium elongatum mempunyai sel tubuh fusiform atau bulat telur
memanjang, 20-53 pM panjang, meruncing di kedua ujungnya, dinding sel tipis,
kloroplas seperti piring, dengan dua pyrenoids besar satu terletak di setengah
bagian depan dan satu lagi di setengah bagian belakang, stigma bulat telur atau
berbentuk buah pir. Spesies ini terdapat pada air comberan pada medium biasa.

3. Rhizopoda
a. Amoeba proteus
Ditemukan pada air sawah. Namun pada hakikatnya protozoa ini habitatnya
adalah air tawar. Hewan ini bernapas dengan cara difusi. Bentuk tubuh dari
Amoeba proteus tidak tetap. Tubuhnya memiliki nukleus, vakoula kontraktil
dan vakuola makanan serta membran sel. Amoeba bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dengan menonjolkan bagian tubuhnya seperti jari yang disebut
pseudopodia, gerakannya ini disebut amoeboid. Perkembangbiakan pada
amoeba adalah membelah diri. Amoeba banyak terdapat di lumpur-lumpur,
dibagian dasar kolam, sawah, sungai, danau, atau tempat-tempat lain yang
berair dan banyak mengandung sisa-sisa organisme.

4. Sporozoa
a. Monocystis lumbrici
Monocystis lumbricid adalah jenis sporozoa yang hidup di dalam vesicula
seminalis cacing tanah baik secara intraselular maupun ekstraselular. Siklus
hidup Monocystis lumbricid awalnya dengan peleburan antara makrogamet
dan mikrogamet membentuk zigot. Setelah itu zigot berkembang untuk
membentuk spora dan membentuk dinding yang keras.Bentuk sporanya seperti
gelendong yang didalamnya mengandung delapan sporozoit. Bila spora itu
pecah maka masing-masing sporozoit akan tersebar ke luar dan masuk ke
dalam sel induk sperma dari hospesnya.Ditempat ini sporozoit akan menjadi
matang dan dewasa. Sporozoit yang sudah dewasa ini disebut dengan
trophozoit. Trophozoit lalu akan mencari pasangannya. Trophozoit yang
sudang berpasangan akan dibungkus dengan dua lapisan dinding. Dinding luar
ini disebut epicyst sedangkan dinding dalamnya disebut endocyst.Setelah itu
masing-masing trophozoit akan membelah-belah membentuk sel-sel kecil
yang sama besarnya yang disebut makrogamet dan mikrogamet. Makrogamet
dan mikrogamet ini akan melebur lagi menjadi zigot dan proses pembentukan
spora hingga menjadi zigot lagi pun akan terus berulang membentuk siklus.
5. Foraminifera
Foraminifera adalah grup besar Protista dengan cangkang.
Foraminifera berbentuk tabung terbuka atau lubang berongga. Foraminifera
merupakan hewan paling sederhana diantar filum protozoa yang lainnya.
Ukurannya berkisar sekitar 100 makrometer hiingga 20 centimeter. Mereka
menangkap makanan menggunakan pseudopodia yang membentang dari satu
atau lebih lubang di cangkang. Foraminifera biasanya ditemukan di daerah
laut. Seperti di dasar laut dekat dengan terumbu karang.

H. Diskusi dan Jawaban Pertanyaan


1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species? Tuliskan
persamaan- persamaaan tersebut (berdasarkan hasil pada tabel pengamatan)
Persamaan dari species di atas ialah bersel satu, namun ada beberapa yang membentuk
koloni. Pada umumnya memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan, kecuali kelas
Sporozoa, serta hidup di perairan dan memiliki alat gerak, kecuali kelas Sporozoa.

2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut sehingga
dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan – perbedaannya
Perbedaan dari species di atas ialah alat geraknya, organel pada tubuhnya, dan bentuk
tubuhnya. Ciliata bergerak dengan bulu getar, punya trikosis, dan memiliki inti sel lebih
dari satu, Flagellata bergerak dengan menggunakan bulu cambuk, memiliki kloroplas dan
bintik mata. Rhizopoda bergerak dengan kaki semu dan bentuknya relatif berubah-ubah,
sedangkan protozoa yang lain bentuknya relatif tetap, serta sporozoa tidak memiliki alat
gerak dan merupakan parasit bagi organisme lain.

3. Tuliskan ciri khas dari tiap- tiap classis pada kolom berikut :

Classis Ciri Khas


Rhizopoda - Alat gerak berupa kaki semu
- Terdapat bagian sol dan gel
- Ada yang memiliki cangkang
Ciliata - Alat gerak berupa bulu getar (silia)
- Memiliki trikosis
- Bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara longitudinal
- Adaptif
- Memiliki inti sel lebih dari satu, yakni makronukleus dan mikronukleus
Flagellata - Alat gerak berupa bulu cambuk
- Memiliki kloroplas
- Memiliki bintik mata
Sporozoa - Tidak memiliki alat gerak
- Parasit
4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species – species protozoa yang anda temukan :

Classis Kegunaan
Rhizopoda Berperan sebagai zooplankton, indikator pencemaran air, dan khusus
untuk ordo Foraminifera berperan sebagai indikator adanya minyak bumi.

Ciliata Berperan sebagai zooplankton dan predator pada ekosistem air tawar
Flagellata Berperan sebagai fitoplankton serta sebagai produsen karena mempunyai
kloroplas untuk berfotosintesis
Sporozoa Monocystis sebagai parasit pada vesikula seminalis cacing tanah.

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai filum protozoa ,
lenngkapilah tabel berikut ini :

Phylum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Reproduksi


syaraf
Protozoa Holozoik Ekskresi Difusi gas O2 Belum Bereproduksi
(menghasilkan melalui dan CO2 memiliki secara vegetatif,
makanan permukaan melalui sistem saraf. yaitu
sendiri), tubuh secara permukaan pembelahan
Holozoik difusi dan tubuhnya. biner dan
(memakan menggunakan pembelahan
organisme vakuola berulang, serta
hidup lain), kontraktil, secara generatif,
Saprozoik terkecuali yaitu dengan
(memakan sporozoa, konjugasi,
organisme yang tidak koloni,
W yang sudah memiliki metagenesis
a mati), vakuola sitogami, dan
s Saprofitik kontraktil. autogami.
e (mengambil
t makanan dari
i sel inangnya),
a dan
w menggunakan
a vakuola
n makanan
. secara
intraseluler.
2
011.
I. Daftar Pustaka
Protozoa. [online]. Diakses dari : http://blog.unila.ac.id/wasetiawan
Rusyana, A. 2016. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Holstvoogd, dkk. 1975. Buku Ilmu Binatang. Jakarta : Pradnya Paramita.
Djuhanda, T. 1980. Kehidupan dalam Setetes Air. Bandung: Penerbit ITB.
Leander, Brian S.; Farmer, Mark A. (2001-02-06). "EVOLUTION OF PHACUS
(EUGLENOPHYCEAE) AS INFERRED FROM PELLICLE MORPHOLOGY AND
SSU rDNA". Journal of Phycology. 37 (1): 143–159. doi:10.1046/j.1529-
8817.2001.037001143.x. ISSN 1529-8817.
Scheiwiakoff, M. 1896. "Litonotus lamella: Life History." Pada Protozoans of Panama.
Diakses 2 Maret 2019, tersedia di Encyclopedia of Life,
https://eol.org/pages/2909185/articles
Ehrenberg. 1831. "Trachelius." Pada Protozoans of Carribean. Diakses 2 Maret 2019,
tersedia di Encyclopedia of Life, https://eol.org/pages/485160/articles
Berger, Helmut (2012). "B Systematic Section Stylonchinae". Monograph of the
Oxytrichidae (Ciliophora, Hypotrichia). Monographiae Biologicae. 78. Springer. pp.
499–. ISBN 978-94-011-4637-1.

Anda mungkin juga menyukai