Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA

BAB I PROTOZOA
(Y, Protos = pertama ; Zoon = hewan)
Dosen Pengampu : Aa Juhanda M.Pd

Oleh:

Nida anisa : 1731011010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2018

1
BAB I

PROTOZOA

(Y, Protos = pertama ; Zoon = hewan)

I. Tujuan
Observasi morfologi dan struktur hewan Protozoa.
II. Dasar Teori
Protozoa berasal dari kata proto dan zoon yang artinya hewan
pertama. Protozoa hanya memiliki satu sel, sudah terlihat jelas inti sel
(satu atau lebih) dan juga tidak memiliki organ atau jaringan. Beberapa
protozoa biasanya hidup di air tawar, air laut, dan tanah. Cara hidup
protozoa ada yang hidup bebas dan parasit terhadap hewan lain ( Maria,
2014).
Phylum ini beranggotakan hewan-hewan yang hampir semuanya
bersel tunggal dan berukuruan mikroskopis. Struktur tubuhnya
beragam, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks,
penggolongan dari Protozoa pada tingkat kelas didasarkan kepada
macam alat gerak. Kelas-kelas pada Protozoa antara lain yaitu:
a. Kelas sarcodina (Rhizopoda)
Untuk kelas ini diambil contoh Amoeba. Amati adanya juluran
sitoplasma sebagai pseudopodium (kaki semu). Struktur tersebut
merupakan ciri khas kelas ini. Bagian-bagian lain yang harus saudara
amati adalah nucleus, vakuola bersenyut, dan vakuola makanan.
b. Kelas flagellata (Mastigophora)
Untuk kelas ini diambil contoh Euglena. Amati bintik mata pada
bagian anterior tubuh. Amati juga adanya nucleus, kloroplas, dan
vakuola berdenyut. Amati ciri-ciri yang paling khas pada kelas ini yaitu
flagellum.
c. Kelas cilliata (Infusoria)
Untuk kelas ini diambil contoh Paramecium. Amati adanya rambut
getar (cilium) yang merupakan ciri khas kelas ini. Amati juga
mikronukleus, makronukleus, vakuola makanan, vakuola berdenyut,

2
dan cytostome. Tunjukanlah bagian anterior dan posterior tubuh hewan
tersebut. Amati juga hewan-hewan dari kelas cilliata lainnya.
d. Kelas sporozoa
Untuk kelas ini diambil contoh Monocystis. Hewan ini hidup
sebagai parasit pada annelida. Bentuk tubuhnya mengalami
perkembangan sejalan dengan daur hidupnya. Amati tahap-tahap spore
(bentuknya lonjong terhimpun di dalam kista). spore dengan
trophozoite, trophozoite muda, kista, gamet, dan zigot yang merupakan
tahap-tahap selanjutnya.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
1. Gelas piala 150 ml.
2. Jarum preparat
3. Kaca objek dan kaca penutup
4. Kapas
5. Kertas saring
6. Larutan gelatin
7. Pisau bedah
8. Mikroskop
9. Pinset
3.2 Bahan
1. Cacing tanah
2. Etanol 70%
3. Kultur Protozoa
4. Larutan gelatin
5. Cacing tanah
6. Ringers sulotions.

3
IV. Langkah kerja
4.1 Rhizopoda, Cilliata, Dan Flagelata
Menyiapkan kultur protozoa dan rendaman jerami, air kolam, dan air

Menyiapkan mikroskop dan perlengkapannya

Membuat preparat dari kultur yang telah dibuat

Mencari hewan-hewan yang mewakili kelas-kelas protozoa


berdasarkan ciri-ciri yang di milikinya

Mencari contoh hewan-hewan lainnya dan identifikasi berdasarkan ciri


yang nampak dan mencari pengamatan

4.2 Sporozoa
cacing tanah yang telah disiapkan di cuci bersih

Membius dengan menggunakan alkohol 70% di dalam gelas piala

Melakukan pembedahan secara membujur mulai ujung anterior hingga


batas akhir clitellum,pada waktu membedah tetesilah cacing tersebut
dengan larutan ringer’s

Mengambil vesicular seminalisnya yang berupa dua pasang


gumpalan/bulatan warna putih susu,ambil salah satu,tempatkan pada
kaca objek bersih yang telah di tetesi larutan ringer’s,kemudian tutup
dengan kaca penutup setelah di tutup tekan tekanlah dengan ujung
pensil secara perlahan

Melakukan pengamatan identifikasi dengan gambar

4
V. Hasil pengamatan

No Spesies Alat gerak Vakuola Vakuola inti kloroplas Bintik cytosytoma cangkang
makanan berdenyut mata
1. Amoeba Pseudopodia Ada Ada Ada - - Ada -
2. Euglena Flagel Ada Ada Ada Ada Ada Ada -
3. Paramecium Cillia Ada Ada Ada - - Ada -
4. Monocytis Sporozoa Ada - Ada - - - -
5. Plasmodium Sporozoa Ada - Ada - - - Ada
6. Phacus Flagel Ada Ada Ada Ada Ada Ada -
7. Lacrymaria Cillia Ada Ada Ada - - Ada -
8. Glaucoma Cillia Ada - Ada - - Ada -
9. Calpoda Cillia Ada Ada Ada - - Ada -
10. Chilodonella Cillia Ada Ada Ada - - Ada -
11. Didinium Cillia Ada Ada Ada - - Ada -
12. Urotrichia Cillia - - Ada - - Ada -

VI. Pembahasan
 Euglena viridis

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Super Classis : Mastigohora
Classis : Phytomastigophorea
Ordo : Euglenida
Familia : Euglenae
Genus : Euglena viridis

Euglena viridis mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga oleh ahli
zoologi dimasukkan dalam Phylum Protozoa, tetapi karena mempunyai klorofil
maka dimasukkan dalam class Phytomastigophorea. Pada pengamatan ini

5
ditemukan Euglena yang bersel satu. Perkembangbiakannya hanya dengan cara
membelah diri. Alga ini bersifat tumbuhan karena memiliki klorofil sehingga
dapat menghasilkan makanan sendiri, namun juga bersifat hewan karena dapat
bergerak aktif dan juga memerlukan makanan berupa zat organik. Hewan ini
hidup air tawar dan air laut. Pernapasan pada Euglena viridis dilakukan melalui
permukaan membran, pergerakannya berlangsung karena flagellum.
Permukaan tubuhnya dilapisi oleh lapisan kutikula sehingga hewan ini
mempunyai bentuk tetap.

 Morfologi

Euglena viridis memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti


oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung
tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk yang berfungsi sebagi alat gerak.
Flagel terbentuk di sisi reservoir Hewan ini memilki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.

 Anatomi

Euglena viridis memiliki tubuh secara anatomis yang menyerupai


gelendong. Di dalam tubuhnya terdapat nukleus yang berfungsi sebagai pusat
pengendali seluruh kegiatan aktivitasnya, mempunyai vakuola kontraktil,
kloroplas sebagai tempat fotosintesis ketika sinar matahari mencukupi, terdapat
pula stigma serta flagel yang berfungsi sebagai alat gerak Euglena viridis.

 Habitat

Habitat Euglena viridis air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di
kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang.

 Sistem reproduksi dan sistem sirkulasi

Untuk reproduksi Euglena viridis berkembang biak secara vegetatif, yaitu


dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan
membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta
selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena
baru. Sistem sirkulasi Euglena viridis mengambil zat organik yang terlarut di

6
sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui
membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicerna secara enzimatis di dalam
sitoplasma.

 Lacrymaria olor

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Super Classis : Ciliata
Classis : Holotrichea
Ordo : Gymnostomatida
Familia : Gymnostomatidae
Genus : Lacrymaria
Species : Lacrymaria olor

Lacrymaria olor adalah spesies ciliata , biasanya 100 mikrometer (0,10


mm) panjang, yang ditemukan di kolam air tawar. Namanya berarti "air mata
angsa" dalam bahasa Latin , dan mengacu pada bentuk umumnya: yaitu, sel
berbentuk tetesan air mata dengan "kepala" kecil di ujung leher panjang yang
ramping. Protista ini terkenal karena kemampuannya untuk memperpanjang
ujung anterior sel hingga 7 kali panjang tubuhnya, dan memanipulasi di banyak
arah - bahkan di sekitar rintangan - untuk menangkap makanannya. Untuk
alasan itu, ini adalah topik yang populer bagi ahli mikroskop amatir. Klasifikasi
ini telah dikaitkan dengan Müller (1786).

Protista biasanya memiliki dua macronuclei dan


satu mikronukleus . Seluruh tubuh selnya ditutupi dengan silia yang disusun
dalam bentuk spiral. Ia memiliki dua vakuola kontraktil, satu di setiap ujung
tubuh. Ini mengandung kristal birefringent kecil.

Lacrymaria olor dapat dengan mudah direproduksi secara in vitro, tetapi


populasi yang dibudidayakan sulit dipertahankan untuk waktu yang

7
lama. Dapat bereproduksi secara seksual, dengan masing-masing individu
dengan asumsi salah satu dari dua jenis kawin (jenis kelamin) pada berbagai
waktu dalam sehari. Ia juga dapat bereproduksi secara aseksual , mungkin
setelah penataan kembali internal genomnya, tetapi ada bukti bahwa
mekanisme ini berhenti bekerja setelah sejumlah generasi aseksual berturut-
turut. Ia juga dapat meregenerasi kepala baru dalam beberapa menit, jika yang
asli terputus.

Lacrymaria memberi makan terutama pada organisme yang lebih kecil


seperti ciliata lain, flagellata, dan amuba, tetapi kadang-kadang dapat merobek
potongan dari ciliata yang lebih besar.

 Chilodonella cucullus

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Cyrtophora
Ordo : Cyrtophorida
Famili : Chiliodonelllidae
Genus : Chilodonella
Spesies : Chilodonella cucullus

Parasit jenis ini memiliki ciri-ciri berukuran 80 μm, berbentuk oval dengan
bagian ventral rata, dorsal cembung dan memiliki cilia, hidup secara eukariota
uniseluler atau berkoloni. Parasit jenis protozoa ini hidup pada lingkungan air
atau daerah yang mengandung kelembaban dengan suhu optimal antara 0,5 s/d
20ºC. Protozoa ini tidak dapat hidup tanpa inang dalam tenggang waktu antara
12 s/d 24 jam, namun dalam bentuk kista mampu bertahan lama dan sewaktu-
waktu siap untuk tumbuh polulasi aktif jika ada keadaan yang memungkinkan.
Kista akan menetas secara baik pada suhu air 9ºC.

Chilodonella yang menyerang ikan akan hidup pada mukosa dan system
sekresi pada ikan. Parasit ini lebih banyak menginfeksi pada bagian permukaan

8
tubuh ikan dibandingkan pada insang dan infeksi pada tubuh ikan banyak
didukung oleh suhu yang rendah. Pada tingkat serangan yang parah, protozoa
ini dapat menyebabkan luka-lupa pada kulit yang terkena infeksi dan lapisan
mukosa menjadi kusam. Chilodonella adalah pathogen oportunistik, yaitu
pathogen yang mengambil keuntungan dari inang yang ditempelinya. Pemicu
dari penularan protozoa ini adalah tingkat kepadatan yang tinggi dan kualitas
lingkungan yang buruk. Spesies ini bereproduksi secara seksual dan aseksual.

 Paramecium caudatum

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramaecidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium caudatum

 Morfologi

Paramaecium meurpakan salah satu Protista mirip hewan. Protista ini


berukuran sekitar 50-350պm. Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal
atau sepatu dengan bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang.
Struktur bagian yang mengandung lekuk muluk (peristome yang melanjutkan
diri sebagai sitofaring) disebut bagian ventral, dan pada bagian sebaliknya
merupakan sisi aboral dan dorsal. Protoplasma area tubuh yang tampak jernih
adalah bagian ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian (lapisan)
endosark.

Paramaecium memiliki selubung inti (eukariot). Uniknya Protista ini


memiliki dua inti dalam satu sel yaitu inti kecil (mikronukleus) yang berfungsi
untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (makronukleus) yang

9
berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan
regenerasi.

Paramecium tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium


kea rah depan dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros
longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan
gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.

Menurut cara makannya kelas ciliate terbagi menjadi dua kelompok yaitu :

 Kelompok raptorial, dapat memburu dan menelan mangsanya, yang


kadang-kadang dapat berukuran lebih besar dari pada ciliate raptorial
tersebut.
 Kelompok penghasil aliran, dapat menangkap makanan dengan pertolongan
aliran. Paramecium tergolong kelompok ini, dengan getaran silium yang
tetap pada bagian sitofaring akan menimbulkan aliran air ke arah sitofaring
yang akan membawa makanan. Vakuola makanan akan terbentuk di bagian
ujung posterior sitofaring. Makanan paramecium berupa bakteri dan
protozoa lainnya.
 Reproduksi
 Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner
dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4 dan menjadi 8, 16 dan
seterusnya. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan
diikuti dengan pembelahan makronukleus.
 Seksual atau perkembangbiakan secara kawin. Ketika dua sel mendekat dan
menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini
sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi
diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar
mikronukleus.
 Colpoda cucullus

10
Kingdom : animalia
Phylum : protozoa
Class : Oligohymonophera
Order : tetrahymenida
Family : Glaucoumidae
Genus : Colpoda
Spesies : Colpoda cucullus

 Morfologi
Colpoda tubuhnya sedikit pipih, cembung pada bagian punggung
dan datar pada bagian perut. Lubang mulut sel mengarah ke depan degan
dikelilingi bulu getar. Didinium berbentuk agal bulat panjang, dengan bulu
getar tersusun dalam rangkaian. Ujung depan tubuhnya mempunyai
bangunan seperti krucut yang menonjol.
 Habitat
Colpoda sering ditemukan di tanah yang lembab dan karena
kemampuannya untuk masuk ke dalam kista pelindung akan cukup sering
ditemukan pada sampel tanah dan vegetasi yang tidak dikeringkan serta di
kolam alami sementara seperti lubang pohon. Mereka juga telah ditemukan
di usus berbagai hewan, dan dapat dikultur dari kotoran mereka.

Colpoda cucullus telah ditemukan menghuni permukaan tanaman


dan tampaknya mendominasi mikrofauna di sana. Beberapa spesies
Colpoda telah ditemukan di pabrik kantong Sarracenia purpurea, meskipun
kehadiran enzim pencernaan protease dalam cairan.

Colpoda juga cenderung ditemukan dalam kelimpahan dimana


peningkatan kadar bakteri menawarkan sumber makanan yang diperkaya.
Di rumah ayam komersial, misalnya, mereka tampaknya di mana-mana
tetapi spesies yang ditemukan sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi
berikutnya, menunjukkan bahwa populasi ini mewakili tanah lokal dan
populasi akuatik yang bermigrasi ke habitat baru.

11
Selain menghuni berbagai macam iklim mikro, Colpoda dapat
ditemukan hampir di mana-mana di seluruh dunia di mana ada genangan air
atau tanah lembab, bahkan di mana kondisi ini hanya singkat. Colpoda
brasiliensis misalnya ditemukan di dataran banjir Brasil pada tahun 2003.
Colpoda irregularis telah ditemukan di wilayah gurun tinggi Southwest
Idaho. Colpoda aspera telah ditemukan di Antartika. Colpoda juga
ditemukan di Arktik di mana suhu yang lebih hangat dan musim panas yang
lebih panjang menyebabkan kerapatan dan keragaman spesies yang lebih
besar .

Tidak hanya genus yang tersebar luas, ada juga beberapa spesies
yang memiliki distribusi hampir global, dan, memang, telah disarankan ini
mungkin berlaku untuk semua spesies, sebuah fakta yang dapat ditanggung
oleh penyelidikan yang lebih baik. Meskipun Colpoda biasanya tidak
ditemukan di lingkungan laut, ada banyak cara mereka dapat melakukan
perjalanan dari satu benua ke benua lain. Misalnya, kista dapat tersangkut
di bulu burung bermigrasi, menjadi copot ratusan atau bahkan ribuan mil
jauhnya. Juga, karena kista sangat kecil dan ringan, mereka dapat tersapu
oleh arus udara ke atmosfer atas , dan kemudian turun di benua lain.
 Reproduksi
Colpoda biasanya membagi dalam kista, dari mana dua hingga
delapan individu muncul, empat adalah angka yang paling umum. Ini
menghasilkan individu yang identik secara genetis. Tingkat di mana
reproduksi tersebut terjadi dan bagaimana hal itu dipengaruhi oleh berbagai
kondisi lingkungan telah menjadi subyek dari banyak penelitian ilmiah.

Pada kesempatan langka, Colpoda telah diamati untuk dibagi


menjadi 4 individu tanpa menghasilkan dinding kista. Telah disarankan
bahwa reproduksi cystless adalah mode reproduksi normal untuk Colpoda
dalam kondisi optimal dan bahwa pembentukan kista merupakan reaksi
terhadap kondisi lingkungan yang merugikan. Namun, pengetahuan yang

12
diperoleh bertahun-tahun kultur Colpoda dalam infus jerami telah
menunjukkan bahwa cara reproduksi ini tetap langka meskipun apa yang
tampaknya menjadi kondisi lingkungan yang ideal.

Seperti banyak protista, Colpoda juga dapat berkembang biak


dengan konjugasi . Ini melibatkan dua Colpoda bergabung di alur oral dan
bertukar DNA , kemudian membagi, meredistribusi DNA dari dua Colpoda
asli untuk menghasilkan banyak keturunan yang berbeda secara genetis.
 Didinium nacutum
Kingdom : Animalia
Phylum : Ciliophora
Class : Litostomatea
Order : Haptorida
Family : Didiniidae
Genus : Didium
Spesie : Didinium nasutum

Didinium adalah genus ciliata uniseluler dengan setidaknya sepuluh


spesies yang diterima. Semua adalah karnivora yang hidup bebas. Sebagian
besar ditemukan di air tawar dan air payau , tetapi tiga spesies laut diketahui.
Makanan mereka sebagian besar terdiri dari Paramecium , meskipun mereka
juga akan menyerang dan mengkonsumsi ciliata lainnya. Beberapa spesies,
seperti D. gargantua, juga memakan protista non-ciliata, termasuk
dinoflagellata, cryptomonads, dan ganggang hijau.
Banyak dari apa yang telah dipublikasikan tentang genus ini
didasarkan pada berbagai penelitian dari satu spesies, Didinium nasutum .
Seorang predator rakus, D. nasutum menggunakan struktur khusus yang
disebut toxicysts untuk menjerat dan melumpuhkan mangsa ciliata -nya.
Setelah ditangkap, mangsa ditelan melalui cytostome Didimoldable.

13
Sementara D. nasutum kadang-kadang digambarkan sebagai makan
secara eksklusif pada Paramecium, telah menunjukkan bahwa organisme
akan mudah menelan spesies ciliata lainnya, termasuk Colpoda, Colpidium
campylum, Tetrahymena pyriformis, Coleps hirtus dan Lacrymaria olor.
Selain itu, strain Didinium yang diangkat di Colpidium campylum
sebenarnya akan menunjukkan preferensi untuk diet yang terdiri dari spesies
itu, serta kemampuan yang berkurang untuk membunuh dan menelan
Paramecia .

Dengan tidak adanya makanan, D. nasutum akan encyst ,


terbengkalai dalam lapisan pelindung. Di laboratorium, rangsangan
lingkungan lainnya, seperti usia media pertumbuhan atau akumulasi produk
limbah metabolisme tertentu, juga dapat memicu encystment. Ketika bentuk
encyst D. nasutum terkena budaya Paramecium yang kuat, ia akan
berkembang, kembali menjadi bentuk aktifnya, berenang. Kista Didinium
telah terbukti tetap hidup setidaknya selama 10 tahun.
 Reproduksi
Didinia berbentuk bulat, oval atau laras dan panjangnya berkisar dari
50 hingga 150 mikrometer. Tubuh sel dikelilingi oleh dua pita siliata, atau
pektinella. Ini membedakan mereka dari genus terkait Monodinium, yang
hanya memiliki satu band, kecuali selama pembelahan sel. Para pectinelles
digunakan untuk memindahkan Didinium melalui air dengan memutar sel
di sekeliling sumbunya. Pada ujung anterior, struktur berbentuk kerucut
menonjol, didukung oleh palisade batang mikrotubulus kaku
(nematodamata). Kerucut ini membungkus cytostome atau pembukaan
"mulut, seperti pada ciliates haptorian lainnya. Dimensi tonjolan ini
bervariasi di antara spesies yang berbeda.

Makronukleus panjang, dan bisa melengkung, berbentuk tapal kuda


atau memutar menjadi bentuk yang menyerupai angka delapan. Vakuola
kontraktil dan aperture anal berada di posterior sel. Seperti semua ciliata,

14
Didinia bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner , atau
secara seksual melalui konjugasi .
 Phacus caudatus
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenaceae
Genus : Phacus
Species : Phacus caudatus

Phacus adalah genus dari penggalian uniseluler, dari filum


Euglenozoa (juga dikenal sebagai Euglenophyta), ditandai dengan
bentuknya yang datar, struktur berbentuk daun, dan sitoskeleton kaku yang
dikenal sebagai pelikel. Eukariota ini sebagian besar berwarna hijau, dan
memiliki flagel tunggal yang memperpanjang panjang tubuh mereka.
Mereka morfologis sangat datar, kaku, berbentuk daun, dan mengandung
banyak kloroplas kecil diskoid.
 Morfologi
Phacus terdiri dari organisme yang mikroskopis fotosintesis
Euglenoids, yang merupakan kelompok sel tunggal, autotrof yang
mengandung kloroplas dalam filum Euglenozoa, meskipun sebagian besar
genera dalam filum sebenarnya tidak mengandung kloroplas dan tidak
berwarna. Umumnya spesies ini kecil, berenang bebas dan menunjukkan
warna hijau yang semarak. Apa yang membuat genus terpisah dari spesies
fotosintesis lainnya adalah adanya sitoskeleton yang kaku (meskipun
beberapa spesies memiliki sitoskeleton semi-kaku atau plastik) yang terdiri
dari strip pellicular dan struktur berbentuk daun yang sangat datar. Bergerak
secara flagell.
 Habitat
Phacus umumnya ditemukan di habitat air tawar di seluruh dunia.
Banyak spesies dari genus ini telah ditemukan di beberapa negara, termasuk
Jepang, Amerika Serikat, Portugal, Brasil, Korea, dan Filipina. Berbagai

15
anggota genus telah ditemukan dalam suhu mulai dari 11, 4-21, 6 derajat C,
dan pH antara 6,2 dan 7,5. Organisme Phacus ditemukan di berbagai
lingkungan air tawar (beberapa lebih asam atau basa daripada yang lain),
lebih suka suhu dingin, dan rata-rata ada di habitat perairan pH yang lebih
netral. Banyak spesies Phacus dianggap euplanktonic (organisme
mengambang bebas atau plankton air terbuka) karena mereka umumnya
ditemukan bersama dengan genera lain dari Euglenophyta. Spesies ini
termasuk anggota genera Lepocinclis, Trachelomonas, Euglena, dan
berbagai jenis ganggang, yang biasanya ditemukan di habitat akuatik yang
sama. Lingkungan planktonik Phacus umumnya ditemukan termasuk rawa-
rawa, parit, kolam dan bahkan di banyak sawah di seluruh Amerika Utara
dan di seluruh dunia. Mereka adalah bagian kecil dari komunitas
fitoplankton, tetapi melayani tujuan penting seperti siklus nutrisi dan
stabilitas web makanan. Kemampuan mereka yang tajam untuk berkoloni
dalam jumlah besar membuat mereka mampu bertahan hidup dan
berkembang di daerah-daerah di mana ganggang tertentu tidak bisa. Namun,
Phacus bukan penghuni umum lingkungan yang stagnan karena area
tersebut sering tidak memiliki komposisi organik yang tepat.
 Glaucoma scintillans
Kindom : Animalia
phylum : protozoa
Class : Spirotricha
Ordo : Hymenostomatidae
Family : Glaucomidae
Genus : Glaucoma
Species : Glaucoma Scintilans

Glaucoma scintilans alat geraknya silia,mempunyai bentuk tubuh


oval permukaan pentral datar sepenuhnya bersilia.terdapat vakuola
kontraktil dan vakuola makanan.

16
Glaucoma scintilans biasanya hidup di air tawar seperti pada air
jerami. Laucoma scintillans mempunyai bentuk tubuh seperti bulat
telur/oval, seluruh permukaan tubuhnya di penuhi cilia, juga mempunyai
inti, vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Di dalam tubuhnya terdapat
benang yang beraturan. Berkembang biak dengan membelah diri atau
konjugasi.
 Amoeba guttula
Domain : Eukaryota
Kingdom : Amoeboza
Filum : Tubuliniea
Class : Rhizopoda
Ordo : Tubulinida
Family : Amoebidae
Genus : Amoeba
Spesies : Amoeba

Amoeba, juga dieja ameba, amuba jamak atau amuba, salah satu
protozoa uniseluler mikroskopis dari ordo rhizopodan Amoebida. Jenis
spesies yang terkenal, Amoeba proteus, ditemukan di vegetasi bawah dari
aliran air tawar dan kolam. Ada banyak amuba parasit. Dari enam spesies
yang ditemukan di saluran pencernaan manusia, Entamoeba histolytica
menyebabkan disentri amebik. Dua genera yang hidup bebas yang terkait
dengan kepentingan biomedis yang meningkat adalah Acanthamoeba dan
Naegleria, strain yang telah diakui sebagai parasit penyebab penyakit di
beberapa vertebrata, termasuk manusia.
Amuba memindahkan dan memberi makan dengan menggunakan
pseudopoda, yang merupakan tonjolan sitoplasma yang dibentuk oleh aksi
terkoordinasi aktin mikrofilamen mendorong keluar membran plasma yang
mengelilingi sel.
Penampilan dan struktur internal pseudopoda digunakan untuk
membedakan kelompok amuba satu sama lain. Spesies amoebozoan , seperti
pada genus Amoeba, biasanya memiliki pseudopoda bulat (bundar),

17
membulat di ujung dan secara kasar berbentuk tabung dalam penampang
melintang. Amoeboids cercozoan, seperti Euglypha dan Gromia, memiliki
pseudopoda yang ramping dan mirip benang (filose). Foraminifera
memancarkan pseudopoda halus, bercabang yang bergabung dengan satu
sama lain untuk membentuk struktur seperti jaring (retikulosa). Beberapa
kelompok, seperti Radiolaria dan Heliozoa, memiliki kaku, seperti jarum,
memancar axopodia (actinopoda) didukung dari dalam oleh bundel
mikrotubulus.
Amoebae yang hidup bebas mungkin "testate" (tertutup dalam
cangkang keras), atau "telanjang" (alias gymnamoebae, tidak memiliki
penutup keras). Cangkang amuba tiruan dapat terdiri dari berbagai zat,
termasuk kalsium, silika, chitin, atau aglutinasi bahan yang ditemukan
seperti butiran kecil pasir dan frustrasi diatom.
Untuk mengatur tekanan osmotik, kebanyakan amuba air tawar
memiliki vakuola kontraktil yang membuang kelebihan air dari sel. Organel
ini diperlukan karena air tawar memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih
rendah (seperti garam) daripada cairan internal amoeba sendiri (sitosol).
Karena air sekitarnya bersifat hipotonik sehubungan dengan isi sel, air
ditransfer ke membran sel amoeba melalui osmosis. Tanpa vakuola
kontraktil, sel akan mengisi dengan kelebihan air dan, akhirnya, meledak.
Amuba laut biasanya tidak memiliki vakuola kontraktil karena
konsentrasi zat terlarut dalam sel seimbang dengan tonisitas air sekitarnya.
Sumber makanan amuba bervariasi. Beberapa amuba adalah
predator dan hidup dengan mengkonsumsi bakteri dan protista lainnya.
Beberapa detritivores dan memakan bahan organik mati.

Amoebae biasanya menelan makanan mereka dengan fagositosis,


memperluas pseudopoda untuk mengelilingi dan menelan mangsa hidup
atau partikel dari bahan pembilasan. Sel amoeboid tidak memiliki mulut
atau cytostome, dan tidak ada tempat tetap pada sel di mana fagositosis
biasanya terjadi.

18
Beberapa amuba juga diberi makan oleh pinositosis, menyerap
nutrisi yang larut melalui vesikula yang terbentuk di dalam membran sel.
 Plasmodium sp.
Kingdom : Animalia
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemosporida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Spesies : plasmodium sp.

Plasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit


malaria. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia
yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale, dan
plasmodium malariae.Selain itu plasmodium juga dapat diartikan sebagai
organisme sel tunggal yang mirip hewan, memiliki selubung inti sel,
membentuk spora, dapat memasuki sel lain (yaitu sel eritrosit) dan dapat
menyebabkan penyakit malaria.
 Siklus hidup
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan
Plasmodium pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex.
Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun
1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada
profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa mamalia
manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles. Siklus hidup
Plasmodium. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan
ke darah atau sistem limfa penerima. Penting disadari bahwa bagi sebagian
spesies vektornya mungkin bukan nyamuk.
Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan
Aedes mungkin bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi
malaria manusia (>100 spesies) semuanya tergolong dalam genus

19
Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex.
Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki spesies dari
genus Culex.
Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman
bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari
hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang
kemudian menyerang sel darah merah.
Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit
dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk
membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan
bergerak melalui saluran darah untuk menembus sel darah merah baru.
Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi
sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit)
(juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan
menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai
ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian
membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah
berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus
memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia
dicucuk masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit
bergerak ke hati di mana mereka mengulangi siklus ini. Dalam beberapa
spesies jaringan selain hati mungkin dijangkiti. Namun hal ini tidak berlaku
pada spesies yang menyerang manusia.
 Reproduksi
Pola pembiakan berselang seksual dan aseksual yang mungkin
tampak membingungkan pada awalnya merupakan pola biasa pada spesies
parasit. Kelebihan evolusi kehidupan jenis ini diketahui oleh Gregor
Mendel. Dalam keadaan baik pembiakan aseksual lebih baik daripada
seksual karena parentalnya beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan
dan keturunannya mewarisi gen ini. Berpindah kepada inang baru atau
ketika masa sulit, pembiakan seksual biasanya lebih baik karena

20
menghasilkan pengocokan gen yang rata-rata menghasilkan individu yang
lebih menyesuaikan diri pada habitat baru. Faktor tekanan ini menyebabkan
kebanyakan sel menjadi aktif.
 Monicystis lumbrici
Kingdom : Animalia
Phylum : sporozoa
class : telospora
Orde :gregarnida
Family : monocystis
Genus : Monocystis
Spesies : Monocystis lumbrici

Monocystis dewasa dewasa disebut trofozoit yang merupakan tahap


pemberian makan. Trofozoit muda tinggal di morula sperma (sperma
morula adalah sekelompok sperma berkembang) dari tuan rumah; itu makan
dan tumbuh dengan mengorbankan protoplasma sperma berkembang
sampai semua protoplasma habis. Jadi, sekarang terlihat dikelilingi oleh
ekor sperma yang mati. Pada tahap ini, kadang-kadang keliru sebagai
organisme bersilia. Namun, segera saja ekor sperma terlepas dari tubuhnya
dan trofozoit menjadi bebas.
 Locomotion
Organ khusus untuk penggerak tidak ada di Monocystis. Monocystis
bergerak dengan gerakan menggeliat atau meluncur yang disebabkan oleh
kontraksi ritmis dan relaksasi myonem. Gerakan ini sangat mirip dengan
gerakan euglenoid Euglena.
 Nutrisi

Monocystis menyerap makanan dari cairan vesikula seminalis


melalui permukaan tubuh secara umum. Jadi nutrisi Monocystis adalah tipe
saprozoic. Bahan makanan cadangan disimpan dalam endoplasma dalam
bentuk butiran para glikogen.

21
 Respirasi

Modus respirasi adalah dengan proses difusi meskipun pelikelnya


dari isi sel morula sperma. Juga mitokondria mensintesis enzim pernapasan
untuk reaksi oksidasi untuk konversi asam piruvat menjadi karbon dioksida
dan air.

 Eksresi

Produk limbah yang dihasilkan dari metabolisme seperti karbon


dioksida dan limbah nitrogen dieliminasi keluar dari tubuh melalui difusi ke
dalam cairan sekitarnya morula sperma.

VII. Kesimpulan

1. Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang


lebih majemuk dari seltunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya
terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna.

2. Ukuran tubuh Protozoa mikroskopis sangat beranekaragam morfologi,


fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah
yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia,
flagellum, siliadanada yang tanpa alat gerak

3. Protozoa bergerak dengan Flagella, Pseudopodia, silia atau bergerak sendiri


dan ada pula yang tidak memiliki alat gerak.

4. Habitat protozoa terdapat pada di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau
dalam tubuh hewan lain.

22
DAFTAR PUSTAKA
 "Amoebae" . Universitas Edinburgh. Diarsipkan dari aslinya pada 10 Juni
2009.
 Beers, C. Dale (Sep – Okt 1937). "Kelayakan Kista Didinium Sepuluh
Tahun (Infusoria)". The American Naturalist . 71 (736): 521–4. doi :
10.1086 / 280739 . JSTOR 2457306
 Jeon, Kwang W. (1973). Biologi Amoeba . New York: Academic Press. pp.
2–3.
 Kahl, Alfred (1930–35). F. Dahl, ed. Urtiere oder Protozoa I: Wimpertiere
oder Ciliata (Infusoria) Di: Die Tierwelt Deutschlands . 1. Allgemeiner teil
und Prostomata. Jena: G. Fischer. pp. 123–6.
 Monocystis: Habitat, Struktur, dan Siklus Hidup | Protozoa" . Diskusi
Biologi . 2016-05-02 . Diakses 2018-02-05.

23
LAMPIRAN
 Lampiran pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang di miliki oleh setiap spesies
yang anda temukan ? tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawab :
Bersel satu ,bentuk sel umunya tetap keculi pada kelas rhizopoda,
inti sel jelas,satu atau lebih tidak memiliki organ atau jaringan,beberapa
spesies memiliki pelindung/cangkang,banyak di antaranya yang
membentuk kista,memiliki vakuola makanan ,memiliki vakuola kontraktl
kecuali pada sporozoa .
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies
tersebut sehingga dimasukan pada classic yang berbeda? tuliskan
perbedaan-perbedaanya!
Jawab :
 Flagelata : bergerak dengan flagellum,memiliki inti,bintik mata,dan
kloroplas
 Rhizopoda : dinding tubuh plassmolemma dan bentuknya berubah-
ubah bergerak dengan pseudopodium
 Cilliata : dinding tubuh berupa pellicle ,bentuk relative
tetap,bergerak dengan cilia,inti lebih dari satu
 Sporozoa : tidak memiliki alat gerak ,bergerak dengan sel itu
sendiri.
3. Tuliskan ciri khas dari setiap classis!
Classis Ciri khas
Rhizopoda Memliki pseudopodia (kaki semu)
dan plasmolemma.
Flagellata Memiliki flagel, stigma (bintik mata)
dan kloroplas.
Cilliata Memiliki cilia, makronukleus, dan
mikronukleus.

24
Sporozoa Tidak memiliki alat gerak dan
vakuola kontraktil dan umumnya
parasit.
4. tuliskan kegunaaan dan manfaat dari spesies-spesies protozoa yang anda
temukan!
 Flagellate (euglena) : sebagai fitoplankton, sebagai produsen karena
memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis.
 Rhizopod (amoeba) : berperan sebagai plankton (zooplankton) sebagai
indikator terjadinya popoulasi (pencemaran air) ada juga yang memiliki
sifat parasit.
 Rhizopoda (foraminifera ) : kerangkanya dapat mengendap di dasar laut
membentuk tanah globigerina sebagai petunjuk adanya kandungan minyak
bumi dan petunjuk untuk menghubungkan umur batuan sedimen.
 Cilliata ( paramecium,vorticella,stylonicha ) : berpern sebagai plankton.
 Sporozoa ( monocytis ) : parasite pada cacing tanah.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda proleh mengenai filum
protozoa, lengkapilah tabel berikut.
phylu Pencernaan Ekskresi pernafasan Sistem saraf reproduk
m makanan si
protoz makanan Protozoa Protozoa Protoza tidak Seksual
oa pada tidak bernapas mempunyai dan
protozoa memiliki mengguanak susunan saraf tetapi aseksual
berlangsun organ an mempunyai .
g di dalam pengeluaran permukaan kepekaan terhadap
vakuola khusus tubuhnya. rangsang dari luar
makanan. sehingga zat dan mampu
Pada sisa menanggapi
awalnya metabolisme rangsang tersebut,
lisosom nya misalnya
akan dikeluarkan rangsangan yang
mengeluark melalui berupa cahaya dan
an enzim rongga sentuhan. Jika

25
pencernaan berdenyut rangsanganya kuat,
ke dalam (vakuola protozoa
vakuola kontraktil) menjauh,sebalikny
kontraktil atau melalui a jika rangsang itu
(vakuola kulit secara lemah akan
makanan). difusi dan mendekat. Pada
Enzim osmosis. paramecium
pencernaan terdapat fibril yang
tersebut peka terhadap suhu
menyebabk dan sinar, serta
an vakuola berfungsi untuk
kontraktil mengatur gerakan
menjadi silianya.
asam
sehingga Make Google view
makanan image button
menjadi visible again:
mudah https://goo.gl/DYG
dicerna. bub
Kemudian
terjadi
proses
pemisahan
berbagai
garam
kalsium
sehingga
menyebabk
an suasana
lingkungan
mempunyai
PH yang

26
seimbang
dengan
tujuan agar
enzim
pencernaan
bekerja
maksimal.

 Lampiran gambar

27

Anda mungkin juga menyukai