Anda di halaman 1dari 6

PENGAMATAN LUMUT DAN

PAKU

X MIPA 4
HAFIDAH ( )
HANDOKO BINTORO ( )
SEKAR ARUM S ( )
TIARA OCTARI P ( )
STRUKTUR LUMUT DAN PAKU

A. TUJUAN
Mengetahui bentuk dan struktur dari tumbuhan lumut dan paku

B. ALAT DAN BAHAN


- Lup
- Lumut Daun (Bryopsida)
- Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
- Lumuut Hati (Hepaticopsida)
- Tumbuhan Paku

C. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengamati dengan lup.
3. Melihat bagian-bagian dari lumut dan paku melalui lup.
4. Mendokumentasikan pengamatan dan menggambarkannya
5. Melakukan hal yang sama pada setiap bahan

D. HASIL PENGAMATAN

1. Lumut Daun (Bryopsida)

Struktur:

Ciri-ciri:
1. Habitat: di tempat lembab/teduh (tembok, sumur, batu, tanah kebun/hutan, permukaan
batu bata)
2. Memilik batang semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral seperti
rumput atau juga seperti beledu/karpet.
3. Menurut teori, memiliki kutikula dan stomata sehingga dapat mencegah hilangnya air
dari dalam selnya. Jika datang musim kemarau panjang, akan mengalami dormansi
layu, berubah menjadi coklat seolah-olah mati. Tetapi, ketika turun hujan, akan
menjadi hijau dan aktivitas metabolismenya kembali aktif.
4. Reproduksi vegetatif: fragmentasi, menghasilkan tunas/kuncup lumut baru.
5. Gametofit tumbuh tegak/merayap
6. Berkembang dari protonema
7. Punya daun, batang, rhixoid multiseluler
8. Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk di tengah, tersusun spiral, atau
melingkari batang
9. Arkegonium membentuk kalipra yang menempel di atas kapsul
10. Kapsul bagian bawah fotosintetik dan punya stomata
11. Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat
dan biasanya berwarna.
12. Contoh: Sphagnum sp, Polytrichum sp

2. Lumut Hati (Hepaticopsida)

Struktur:

Ciri-ciri:

 Bentuk: lembaran
 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati
 Reproduksi vegetatif: pembentukan gemma dan fragmentasi. Gemma dihasilkan dari
bagian dorsal talus. Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh. Gemma
dewasa terpencar/terlepas dari talusnya karena tetesan air atau sentuhan serangga kecil.
Jika gemma jatuh di tempat cocok, akan tumbuh menjadi talus (individu baru).
 Reproduksi generatif : membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti lembaran
daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas. peleburan
spermatozoid + ovum – zigot – talus atau lumut baru
 Contoh: Marchantia polymorpha, Marchantia geminata
 Arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya
 Anteridium seperti payung yang tepinya rata.
3. Lumut Tanduk (Anthoceroptosida)

Ciri-ciri:

 Ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau , atau selokan


 Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati.
 Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh
melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
 Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
 Rizoid berada pada bagian ventral.
 Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
 Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat
dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
 Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan
satu pirenoid yang besar.
 Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
 Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan melalui stoma tersebut dapat masuk
koloni ganggang biru Nostoc.
 Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang heterotalik.
 Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium termasuk
epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel epidermis yang
mempunyai stomata.
 Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak dapat pecah dengan arah
membujur seperti buah polongan.
 Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri atas sel-sel steril dinamakan
kolumela.
 Arkespora selain membentuk spora juga membentuk sel-sel steril yang dinamakan
pseudoelatera.
 Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembapan yang tinggi.
 Contoh : Anthoceros sporophytes
4. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

5.

Struktur:
Ciri:ciri:

1. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan
paku termasuk kormophyta berspora.

2. Memiliki berkas pembuluh angkut. Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi
sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan
garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

3. Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit (menghasilkan spora) dan gametofit
(menghasilkan sel kela-min).

4. Fase sporofit memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.

5. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun tropofil (untuk
fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).

6. Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun mikofil (daun kecil)
dan daun makrofil (daun besar)

7. Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang
hidupnya menempel.

8. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.

9. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara vegetatif dengan


pembentukan gemmae dan reproduksi generatif dengan peleburan gamet jantan dan
gamet betina.

10. Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.

11. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya.

12. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

Tambahan:

Anda mungkin juga menyukai