Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTOZOA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata

Dosen Pengampu :

Dra. Ammi Syulasmi, M.S.


Dr. Yayan Sanjaya, M.Si

Oleh:
Biologi C 2017
Kelompok 2

Allia Yasmin Gismar (1704724)


Deri Anggara (1704248)
Iroh Asiroh (1701590)
Silvy Novia C (1704739)
Widia Prihastuti (1707867)

PRODI STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul

Praktikum pengamatan Protozoa.

B. Tujuan
Mengamati berbagai jenis species protozoa
C. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa,
Waktu : Pukul 07.30 WIB s.d 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA UPI

D. Alat dan Bahan


Tabel D.1 Alat yang Digunakan
No. Nama Alat Jumlah
1 Mikroskop Binokuler 3 buah
2 Object Glass 4 buah
3 Cover Glass 4 buah
4 Pipet Tetes 3 buah
5 Jarum Pentul 12 buah
6 Pisau Bedah 1 buah
7 Meja Bedah 1 buah

Tabel D.2 Bahan yang Digunakan


No. Nama Bahan Jumlah
1. Cacing Tanah 3 ekor
2. Air Kultur Rumput Kering 6 botol
3. Alkohol 70% 1 beaker glass
4. Larutan Isotonis Secukupnya
5. Kapas Secukupnya
E. Langkah kerja
1. Pembuatan Air Kultur Rumput Kering

Mengambil air kolam Membiarkan air


Merebus rumput
dari tiga tempat yang rebusan sampai
kering
berbeda dan rumput dingin
kering

Membiarkan air Memasukkan air

rebusan selama tiga rebusan dan air

hari dalam kondisi kolam ke dalam

terbuka botol

2. Pengamatan Rhizopoda, Flagellata, dan Cilliata

Menyiapkan Menaruh sedikit Meneteskan air


mikroskop kapas pada object rebusan kolam
binokuler glass pada object glass

Mengidentifikasi Mengamati preparat Menutup object


jenis Protozoa yang menggunakan glass dengan cover
teramati mikroskop binokuler glass

Mengonfirmasi
Mendokumentasi
jenis Protozoa
preparat
kepada asisten
praktikum

3. Sampling Cacing Tanah

Mengambil cacing tanah Menaruh cacing ke


yang berukuran besar dalam wadah berisi tanah
dari tanah yang lembab yang sedikit basah
4. Pengamatan Sprozoa

Menyiapkan mikroskop
Membersihkan Membius cacing di
binokuler dan meja
cacing sampai bersih dalam alkohol 70%
bedah

Membedah cacing dari Menusuk cacing Menaruh cacing di


posterior sampai anterior pada kedua ujungnya atas meja bedah
menggunakan pisau menggunakan jarum
bedah pentul

Mengambil vesikula Menaruh vesikula Meneteskan larutan


seminalis pada bagian seminalis pada object isotonis pada object
clitellum glass glass

Mengamati preparat Menekan vesikula Menutup preparat


dengan menggunakan seminalis dengan dengan cover glass
mikroskop binokuler cover glass sampai
terurai

Mengamati siklus hidup Mengonfirmasi fase Mendokumentasi fase


dari Monocystis yang ada siklus hidup kepada siklus hidup Monocystis
asisten praktikum

F. Dasar Teori

Phylum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel.
Nama protozoa berasal dari Bahasa Latin yang berarti “hewan yang pertama”
(proto=awal, zoon= hewan). Hewan Phylum ini hidup di daerah yang lembab atau
berair, misal: di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh
organisme lain.
Menurut Kastawi dkk. (2005) Ciri-ciri umum hewan yang tergolong
Phylum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tubuh hewan ini tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa micron sampai
beberapa milimiter, jadi umumnya bersifat mikroskopis.
2. Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni. Ada
yang hidup bebas di dalam air, komensal dan ada pula yang bersifat parasit
pada hewan lain.
3. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang
mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora.
4. Makanannya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa
organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik
(memakan/menguraikan bangkai hewan) holofitik (memakan tumbuhan) dan
holozoik (memakan hewan).
5. Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagella, cillia atau pseudopodia,
bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak, khusunya pada saat dewasa.

a. Morfologi
Menurut Wasetiawan (2011) Semua protozoa mempunyai vakuola
kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan
air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola
kontraktil berbeda pada setiap species. Protozoa dapat berada dalam bentuk
vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada
keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk
mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan,
maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa
atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai
bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam
membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka
luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti
Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar
yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera
tersusun dari CaCO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat
membentuk batuan kapur.
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau cillia, namun ada yang tidak
dapat bergerak aktif.

b. Fisiologi
1) Pencernaan
Terdapat beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada protozoa yakni:
holozoik, holofitik, dan saprozoik. Pada protozoa holozoik, makanan dalam
vakuola makanan akan mendapat sekresi enzim, sehingga makanan berubah
menjadi senyawa yang sederhana dan disebarkan ke seluruh tubuh. Pelarutan
protein, karbohidrat dan lemak terjadi dari disintegrasi bahan tanaman atau hewan
yang telah mati (Kastawi dkk., 2005).

2) Reproduksi
Menurut Kastawi dkk. (2005) Perkembangbiakan protozoa: (a) umumnya
dengan membelah diri. Setiap individu membelah menjadi dua bagian yang sama,
dimulai dari intinya kemudian diikuti dengan sitoplasmanya; (b) pembelahan
multiple atau sporulasi yaitu inti membagi diri berulang kali, kemudian sitoplasma
akan mengelilingi tiap belahan inti, sehingga menghasilkan sejumlah keturunan;
(c) plasmatomi yaitu pembelahan protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti,
menghasilkan keturunan yang lebih kecil dan berinti banyak; (d) pertunasan ialah
individu baru timbul sebagai tunas dari sel induk yang berdiferensiasi sebelum
atau sesudah hidup bebas; reproduksi seksual dapat terjadi oleh karena persatuan
dari sel (bias isogamet atau heterogamet) membentuk individu baru, atau dengan
persatuan sementara dan pertukaran inti (konjugasi) dari dua protozoa.

3) Respirasi
Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob
terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan
osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi
pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan
menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa itu
akan sama yakni dihasilkan energi dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam
vakuola kontraktil sebagai zat ekskresi (Kastawi dkk., 2005).

c. Habitat
Protozoa dapat dikelompokkan menurut habitatnya menjadi dua, yakni
mereka yang hidup di dalam air atau di tempat-tempat lembab dan dikenal sebagai
protozoa yang hidup bebas, dan mereka yang hidup di dalam atau pada hewan
atau tumbuh-tumbuhan lain disebut protozoa parasitik (Rohmimohtarto, 2007).
Kelompok pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan
air, tetapi setiap jenis kurang lebih mendiami tipe habitat tertentu seperti halnya
hewan tingkat tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut dan
lainnya lagi pada dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di air atau
tempat lembab. Kelompok kedua mudah dipisahkan, karena semua parasitik dan
tidak mempunyai cara untuk bergerak sendiri. Mereka mempunyai habitat yang
terbatas. (Rohmimohtarto, 2007)

d. Klasifikasi
Klasifiksi hewan satu sel ini pun beragam-ragam. Beberapa ahli ada yang
menggolongkan protozoa ke dalam Kingdom Protista bersama-sama dengan alga
dan jamur. Selain itu, sifat atau ciri beberapa species Protozoa menunjukkan
hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan tumbuhan multiseluler, misalnya
Euglena. Berikut adalah klasifikasi dari phylum Protozoa, antara lain:
1) Rhizopoda (Sarcodina)
a) Bergerak dengan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran
protoplasma sel. Tipe pseudopodia: lobopodia (berkantung tumpul), filopodia
(bentuk jarum/tabung), aksopodia (jarum/tabung tidak bercabang), dan
retikulopodia (bercabang lebih dari satu).
b) Dinding tubuh plasmalemma dan bentuk berubah-ubah.
c) Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang
hidup dalam tubuh hewan atau manusia.
d) Reproduksi vegetatif dengan pembelahan biner secara ortodox.
e) Genus yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Ektoamoeba adalah
jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di
dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba coli.

2) Flagellata (Mastigophora)
a) Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat
indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
b) Dinding tubuh pellicle (pelikel) dan bentuk relatif tetap.
c) Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan biner secara longitudinal
dan generatif pada flagellata berkoloni misalnya Volvox sp.
d) Memiliki inti dan kloroplas dengan klorofilnya untuk fotosintesis.
Fitoflagellata atau Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat
berfotosintesis. Contohnya: Euglena viridis. Flagellata heterotrofik (tidak
berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma gambiens, Leishmania.

3) Cilliata (Ciliophora)
a) Alat gerak berupa cillia (rambut getar).
b) Dinding tubuh berupa pelikel, bentuk relatif tetap.
c) Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu. Contohnya:
Paramecium aurelia.
d) Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan biner secara transversal.
Reproduksi generatif dengan konjugasi pada Paramecium caudatum dan
autogami pada Paramecium aurelia.
e) Cilliata ada yang hidup bebas dan ada juga yang parasit. Contoh Cilliata
yang hidup bebas: Paramecium caudatum. Cilliata yang hidup parasit:
Balantidium coli.
4) Sporozoa
a) Tidak memiliki alat gerak, cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya.
b) Dinding tubuh berupa pellicle (pelikel), bentuk relatif tetap.
c) Tidak memiliki vakuola kontraktil karena hidupnya parasit, bersifat
saprofitik.
d) Reproduksi vegetatif dengan pembelahan berganda dengan banyak individu
baru. Reproduksi generatif pada Plasmodium dengan pergiliran keturunan.
e) Sporozoa di antaranya: Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,
Plasmodium falcifarum, Plasmodium cynomologi, Plasmodium knowlest,
Plasmodium gonderi, Plasmodium berghei, Plasmodium gallinaceum,
Monocystis lumbrici.

G. Hasil Pengamatan

Tabel G.1 Karakteristik

No Nama Karakteristik
Species Alat Inti Vakuola Vakuola Cangkang Kloropla Bintik Cytos Class
Gerak Makanan Kontraktil s Mata toma
1. Paramecium Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
caudatum
2. Arcella sp. Pseudop ✓ ✓ ✓ ✓ - - - Rhizopo
odia da
3. Coleps hirtus Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
4. Glaucoma Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
scintillans
5. Amoeba sp. Pseudop ✓ ✓ ✓ ✓ - - - Rhizopo
odia da
6. Amphileptus Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
claparedei
7. Euglena Flagella ✓ ✓ ✓ - ✓ ✓ ✓ Flagella
viridis ta
8. Gymnodium Flagella ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Flagella
mirabile ta
9. Loxophyllum Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
helus
10. Vorticella Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
campanulata
11. Volvox sp. Flagella ✓ ✓ ✓ - ✓ ✓ ✓ Flagella
ta
12. Copodium Cillia ✓ ✓ ✓ - - - ✓ Cilliata
colpoda

Tabel G.2 Klasifikasi

No Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Referensi


1. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Paramecidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium
caudatum Gambar G2.1.a. Gambar G2.1.b.
Paramecium caudatum Paramecium caudatum
( M. I. Walker, 2013)
(Dok. Kelompok 1)
2. Regnum : Animalia
Phyllum : Amoebozoa
Classis : Tubulinea
Ordo : Arcellinida
Familia : Arcellidae
Genus : Arcella
Species : Arcella sp
Gambar G2.2.a. Arcella Gambar G.2.2.b Arcella
sp sp.
(Dok. Kelompok 1) (Tsukii, 2004)
3. Regnum : Animalia
Phyllum : Chiliophora
Classis : Prostomatea
Ordo : Prorodontida
Familia : Colepidae
Genus : Coleps
Species : Coleps hirtus
Gambar G2.3.a. Coleps Gambar G2.3.b. Coleps
hirtus hirtus
(Dok. Kelompok 1) (Tsukii, 2005)
4. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichidia
Familia : Parameciceae
Genus : Paramecium
Species :Glaucoma scintillans Gambar G2.4.b.
Gambar G2.4.a. Glaucoma scintillans
Glaucoma scintillans ( Guide, 1985 )
(Dok. Kelompok 1)
5. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Rhizopoda
Ordo : Tubulinea
Familia : Amoebidae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba sp Gambar G2.5.a.
Amoeba sp (Dok.
Kelompok 1) Gambar G2.5.b. Amoeba
sp (Tsukii, 2005)
6. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Holotrichea
Ordo : Holotrichida
Familia : Holotrichidae
Genus : Amphileptus
Species : Amphileptus Gambar G2.6.b.
claparedei Gambar G2.6.a.
Amphileptus claparedei Amphileptus
(Dok. Kelompok 1) claparedei
( Stein, 1867)
7. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Flagelata
Ordo : Euglenales
Familia : Euglenidae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis Gambar G2.7.a. Euglena
Gambar G2.7.a. viridis
Euglena viridis (Tsukii, 2005)
(Dok. Kelompok 1)
8. Regnum : Animalia
Phyllum : Dinoflagellata
Classis : Dinophyceae
Ordo : Gymnodiniales
Familia : Gymnodiniaceae
Genus : Gymnodinium
Species : Gymnodinium Gambar G2.8.a.
mirabile Gambar G2.8.a. Gymnodinium mirabile
Gymnodinium mirabile (Tsukii, 1999)
(Dok. Kelompok 1)
9. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Litonotidae
Genus : Loxophyllum
Species : Loxophyllum helus Gambar G2.9.b.
Gambar G2.9.a. Loxophyllum helus
Loxophyllum helus (Carey, 1992)
(Dok. Kelompok 1)
10 Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Peritchida
Familia : Vortichellidae
Genus : Vorticella
Species : Vorticella
campanulata Gambar G2.10.a.
Gambar G2.10.a.
Vorticella campanulata
Vorticella campanulata
(Dok. Kelompok 3)
(Tsukii,2005)
11 Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Phytomastigophora
Ordo : Phytomonadina
Familia : Volvocaceae
Genus : Volvox
Species : Volvox sp.
Gambar G2.11.a. Gambar G2.11.b. Volvox
Volvox sp. sp.
(Dok. Kelompok 3) (Cambridge, Tanpa
Tahun)
12 Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Olighpymenophora
Ordo : Hymenostomatida
Familia : Tetrahymenidae
Genus : Colpidium
Species : Colpidium colpoda
Gambar G2.12.a.
Gambar G2.12.b.
Colpidium colpoda
Colpidium colpoda
(Dok. Kelompok 3)
(Tsukii,1999)
13. Regnum : Animalia
Phyllum : Protozoa
Classis : Sporozoa
Ordo : Eugregarinorida
Familia : Monocystidae
Genus : Monocystis
Species : Monocystis sp.

Gametosit Peralihan fase


zigot ke spora

Tropozoid
Sporosit
H. Pembahasan

1. Cilliata

A. Loxophyllum helus
Loxophyllum helus adalah salah satu Species genus Loxophyllum terkecil
karena sekitar 170 μm dibandingkan dengan 500 μm L.meleagris yang telah
menghadirkan ICI dan ICI. Species ini memiliki 2 makronukleus dan
bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

B. Paramecium caudatum
Memiliki bentuk tubuh yang tetap seperti sandal karena adanya pelikel
sebagai penyelubung tubuhnya. Di bagian depan terdapat celah yang
menghubungkan ke lubang mulut. Di dalam tubuh terdapat vakuola kontraktil dan
vakuola makanan. Hewan ini memiliki dua inti sel yaitu makronukleus (inti besar)
dan mikronukleus (inti kecil). Hewan ini bergerak menggunakan cillia (rambut
getar) dengan cara maju dan bergerak rotasi yang arah putarannya melawan arah
jarum jam. Respirasi melalui permukaan tubuh dengan cara difusi. Reproduksi
dengan cara membelah diri dengan konjugasi. Habitat yang memungkinkan
Paramecium caudatum hidup mutlak harus lingkungan yang basah, misalnya
dalam air tawar.

C. Glaucoma secintillans
Memiliki bentuk tubuh yang tetap karena adanya pelikel sebagai
penyelubung tubuhnya. Memiliki dua inti sel yaitu makronukleus (inti besar) dan
mikronukleus (inti kecil). Hewan ini tergolong dalam kelas Cilliata sehingga
bergerak menggunakan cillia (rambut getar) dengan cara bergerak ke segala arah.
Habitat yang memungkinkan harus di lingkungan yang basah, misalnya dalam air
tawar.
D. Vorticella sp
Memiliki bentuk tubuh seperti lonceng dengan tangkai yang bisa lurus
memanjang atau membentuk spiral memendek. Tangkai ini berfungsi untuk
melekatkan diri pada suatu tempat. Memiliki inti, dan dua vakuola yaitu vakuola
kontraktil dan vakuola makanan. Hewan ini bergerak menggunakan cillia (rambut
getar) dengan cara memanjang dan memendek. Respirasi menggunakan cara
difusi. Habitatnya hidup di air tawar atau air laut.

E. Amphileptus sp
Species ini digolongkan dalam superkelas Cilliata karena tubuhnya
bercillia atau sering disebut dengan rambut getar. Rambut getar pada species ini
terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya. Inti sel terletak pada bagian tengah
tubuh. Species ini banyak ditemukan di daerah air tawar. Bentuk tubuh lonjong
dengan bagian ujung menipis.

F. Colpidium colpada
Colpidium colpoda adalah Cilliata hidup bebas yang biasa ditemukan di
banyak lingkungan air tawar termasuk sungai, sungai, danau, dan kolam di
seluruh dunia. Colpidium colpoda juga sering ditemukan menghuni pabrik
pengolahan air limbah. Spesies ini digunakan sebagai indikator kualitas air dan
kinerja pabrik pengolahan limbah.

G. Coleps hirtus
Coleps hirtus berbentuk oval dengan masing-masing ujungnya tumpul.
Coleps hirtus bergerak dengan menggetarkan cillia-nya. Coleps hirtus memiliki
vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan,
serta vakuola berdenyut yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan.
Coleps hirtus bersifat heterotrof, mengambil makanannya dengan menggunakan
cytostoma.
2. Sarcodina (Rhizopoda)

A. Amoeba proteus
Amoeba proteus memiliki pseudopodia yang berbentuk seperti bukit, inti
sel, vakuola berdenyut dan vakuola makanan. Susunan tubuh Amoeba proteus
bersifat monoselular, dan tubuhnya yang tidak tetap, selalu berubah-ubah sesuai
keadaan (sedang bergerak, makan, atau diam). Hewan ini memiliki inti sel,
vakuola berdenyut, vakuola makanan dan protoplasma yang terdiri dari beberapa
lapisan yaitu :
• Plasmoemma, yaitu lapisan luar sebagai membran sel
• Ektoplasma, yaitu lapisan protoplasma yang sifatnya berbutir-butir

B. Arcella sp
Arcella dapat ditemukan di semua biotope air tawar, lumut basah, dan
kering dengan beberapa species di tanah. Arcella memiliki ukuran tubuh sekitar
50-60 mm arcella terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel yang
berfungsi sebagai dinding sel bentuk tubuh tidak tetap. Tubuhnya terdiri dari
protoplasma yang terdiri dua komponen utama yaitu inti sel, Arcella memiliki
pseudopodium, membran sel sangat tipis dan bersifat elastis yang disebut
plasmolema.
Arcella sp belum memiliki system pencernaan yang sejati sehingga
makanan yang masuk kesitoplasma bersama air akan ditempatkan dalam sebuah
rongga kecil yang disebut gratida. Hasil pencernaan disebarkan keseluruh bagian
protoplasma sedangkan sisa pencernaan dibuang melalui lubang sementara pada
membran sel. Reproduksi pada Arcella sp dilakukan secara aseksual yaitu dengan
cara membelah diri, yaitu dimulai dari inti sel kemudian diikuti pembelahan
individu. Dimulai dengan menempelnya bahan genetik pada salah satu sisi
membran dan sel dewasa kemudian diikuti dengan proses sintesis DNA dan
replikasi setelah membuat lekukan dan akhirnya diikuti dengan proses
pemanjangan sel. Ciri khas Arcella, yaitu cangkangnya mengandung zat kitin
kemudian bergerak dengan pseudopodia bertipe labopodia yaitu banyak
penjuluran tumpul seperti lidah atau jari. Manfaat Arcella sp., yaitu cangkangnya
mengandung zat kitin dan zat kitin itu merupakan bahan dasar dalam bidang
biokimia obat-obatan, pertanian, pangan gizi, dan kosmetik.

3. Mastigophora (Flagellata)

A. Volvox sp
Koloninya berbentuk bola, dimana individu Volvox membentuk rangkaian
benang sitoplasma anatara satu dengan yang lainnya di permukaan bola itu. Di
bagian permukaan bola itu dibentuk pula alat-alat kelamin, yaitu anteridium dan
oogonium. Pembiakannya dengan jala yang membentuk koloni anak, yang
terbentuk dari perkembangan zigot. Karena individu Volvox memiliki flagel dua,
maka koloninya dapat bergerak memutar.

B. Euglena viridis
Euglena viridis merupakan species yang termasuk pada kelas flagellata.
Mereka dapat ditemukan di air tawar, air sungai, maupun air kolam. Species ini
pada umumnya hidup soliter, mempunyai kloroplas, dan bintik mata. Namun
uniknya, walaupun memiliki kloroplas, species ini dapat bersifat autotrof maupun
heterotrof. Maksudnya, ketika terdapat sinar matahari, mereka dapat
memproduksi makanan mereka sendiri dengan cara fotosintesis. Namun ketika
tidak ada sinar matahari, mereka dapat bersifat heterotrof dengan memakan
organisme kecil di lingkungannya dengan cara fagositosis. Pada umumnya,
Euglena viridis mempunyai bentuk yang tetap, karena dia mempunyai struktur
pelikel yang tersusun atas protein yang dapat memperkuat bentuk tubuhnya.

C. Gymnodinium mirabile
Gymnodrom mirabile termasuk kelas Flagellata yang bergerak dengan
menggunakan flagel atau bulu cambuk. Hewan ini mempunyai vakuola makanan,
dan cytostoma (mulut sel). Hewan ini juga memiliki vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk mencerna makanan. Selain itu Gymnodrom mirabile tidak
memiliki cangkang, kloroplas, dan bintik mata.
5. Sporozoa

A. Monocystis
Monocystis sp pada cacing tanah banyak ditemukan pada vesikula
seminalis sesuai dengan pola hidupnya yang memakan sitoplasma morula sperma.
Siklus hidup Monocystis berawal dari termakannya oocyst oleh cacing tanah, lalu
oocyst tersebut masuk ke saluran pencernaan. Sista tercerna sehingga sporozoit
dapat keluar dan bergerak ke vesikula seminalis. Sporozoit (n) tersebut tumbuh
menjadi tropozoit dewasa dan dua tropozoit akan melakukan fusi plasma
membentuk gametosit. Dalam gametosit tesebut akan terjadi pembelahan inti
tanpa diikuti pembelahan sitoplasma sehingga membentuk banyak gamet. Gamet
di satu tropozoit akan berfusi dengan gamet pada tropozoit yang lain membentuk
zigot (2n). Selanjutnya zigot diselubungi kapsul membentuk oocyst. Didalam
oocyst akan terbentuk sporozoit hasil dari pembelahan meiosis dan mitosis.
Oocyst akhirnya dilepas ke lingkungan kembali. Walaupun Monocystis
menginfeksi organ reproduksi, tetapi Monocystis tidak ditransmisikan lewat
reproduksi seksual cacing. Transmisi utama Monocystis adalah dengan
termakannya Monocystis yang terdapat di tanah oleh cacing (Fried, 2006).

I. Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species ?
Tuliskan persamaan-persamaan tersebut! (Berdasarkan hasil dari tabel
pengamatan)
Jawaban : Persamaan yang dimiliki oleh setiap species adalah inti sel, vakuola
makanan, dan vakuola berdenyut.

2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species


tersebut sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda ? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawaban : Perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut sehingga
dimasukkan pada classis yang berbeda adalah alat gerak, cangkang, kloroplas,
bintik mata, dan sitostoma.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :
Classis Ciri Khas
Rhizopoda Alat gerak berupa Pseudopodia/ kaki semu
Flagellata Alat gerak berupa flagella/ bulu cambuk
Cilliata Alat gerak berupa Cillia/ rambut getar
Sporozoa Tidak mempunyai alat gerak

4. Tuliskan kegunan dan manfaat dari species-species Protozoa yang anda


temukan.
Jawaban :
✓ Protozoa berperan dalam mengontrol jumlah populasi bakteri
✓ Protozoa berperan sebagai penyususn plankton yang merupakan sumber
makanan hewan air
✓ Protozoa berperan sebagai konsumen tingkat satu
✓ Foraminifera berperan sebagai indikator adanya minyak bumi di dalam laut

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Phylum
Protozoa, lengkapilah tabel berikut ini :
Phylum Pencernaan Eksresi Pernapasan Sistem Reproduksi
Makanan Syaraf
Protozoa Intraseluler Osmosis Difusi - Vegetatif :
pada Pembelahan
vakuola biner
makanan
Generatif :
konjugasi
J. Simpulan
Phylum Protozoa merupakan kelompok hewan uniseluler yang dibagi ke
dalam empat classis berdasarkan alat geraknya. Classis-classis tersebut, yaitu
Rhizopoda (Sarcodina), Flagellata (Mastigophora), Cilliata (Infusoria), dan
Sporozoa. Terdapat kesamaan ciri pada setiap species dalam classis tersebut,
antara lain adanya inti sel, vakuola makanan, dan vakuola berdenyut. Lalu ada
ciri yang membedakan species tersebut sehingga dimasukkan ke dalam classis
yang berbeda, antara lain alat gerak, cangkang, kloroplas, bintik mata, dan
sitostoma.
Phylum Protozoa juga memiliki manfaat dan kegunaan, yaitu berperan
dalam mengontrol jumlah bakteri, berperan sebagai konsumen tingkat satu, dan
berperan sebagai indikator adanya minyak bumi di dalam laut. Phylum Protozoa
mencerna makanannya secara intraseluler pada vakuola makanan, melakukan
ekskresi secara osmosis, bernapas dengan berdifusi, dan bereproduksi secara
vegetatif dengan membelah biner dan generatif dengan konjugasi.

K. Daftar Gambar

Gambar G2.1.b.Paramecium caudatum


https://fineartamerica.com/featured/1-paramecium-caudatum-lm-m-iwalker.html
(29 September 2018)
Gambar G2.2.b Arcella sp.
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB5/PCD0071/htmls/89.html (30 September 2018)
Gambar G2.3.b Coleps hirtus
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Coleps/hirtus_2b2.html (30
September 2018)
Gambar G2.4.b.Glaucoma scintillans
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Glaucoma/sp_01.html
(29 September 2018)
Gambar G2.5.b Amoeba sp.
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Sarcodina/ap/sp_01.html (30 September
2018)
Gambar G2.6.b.Amphileptus claparedei
http://www.nies.go.jp/chiiki1/protoz/morpho/amphilep.htm (29 September 2018)
Gambar G.2.7.b Euglena viridis
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/mastigophora/euglena/viridis/sp_02.html
(30 September 2018)
Gambar G.2.8.b Gymnodinium mirabile
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Mastigophora/Gymnodinium/paradoxum.ht
ml (30 September 2018)
Gambar G2.9.b. Loxophyllum helus
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Loxophyllum/helus/helu
s_1.html (29 September 2018)
Gambar G.2.10.b Vorticella campanulata
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Vorticella/sp_13b.html (30
September 2018)
Gambar G.2.11.b Volvox sp.
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_flagellated
/VOLVOX/Volvox_Image_page.html (30 September 2018)
Gambar G.2.12.b Copodium colpoda
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Colpidium/campylum1.html
(30 September 2018)

L. Daftar pustaka

Fried. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga


Kastawi Y., dkk. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang: UM PRESS
Rohmimohtarto, Kasijan. (2007). Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut . Jakarta: Djambatan
Wasetiawan. (2011). Protozoa. [Online]. Tersedia:
http://staff.unila.ac.id/hasti/files/2011/11/PROTOZOA.pdf (Diakses pada 29
September 2018)

Anda mungkin juga menyukai